Bab IV Hasil dan Pembahasan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab III Pelaksanaan Penelitian

13. Purwadhi Sri Hardiyanti ( 1994 ), Penelitian lingkungan geografis dalam inventarisasi penggunaan lahan dengan teknik penginderaan jauh di

TESIS DANU SUSILO NIM : Program Studi Magister Teknik Geodesi dan Geomatika Bidang pengutamaan Administrasi Pertanahan

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

APLIKASI FOTO UDARA UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI SAWAH KOTA SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN PESAWAT TANPA AWAK ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

Bab II Tinjauan Pustaka

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAWASAN TERPADU RIMBA DI 3 KABUPATEN PRIORITAS (Kab. Kuantan Sengingi, Kab. Dharmasraya dan Kab. Tebo)

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN TAHUN SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

BAB IV ANALISIS

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

3. TAHAP ANALISA CONTOH TANAH 4. TAHAP ANALISA DATA

Bab IV Analisis Hasil Penelitian. IV.1 Analisis Data Titik Hasil Pengukuran GPS

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Mitra

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ABSTRAK PENDAHULUAN. Desi Etika Sari 1, Sigit Heru Murti 2 1 D3 PJ dan SIG Fakultas Geografi UGM.

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI Waktu dan Tempat

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

III. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN NGAGLIK TAHUN

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

Mekanisme Persetujuan Peta untuk RDTR. Isfandiar M. Baihaqi Diastarini Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah

PEMETAAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH KOTA BUKITTINGGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

PENGUASAAN LAHAN PERTANIAN DI JAWA BARAT*

V. HASIL ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

PENDAHULUAN. wilayah Sumatera dan Kalimantan. Puncak jumlah hotspot dan kebakaran hutan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

Rizqi Agung Wicaksono Zuharnen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

40 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1. Analisis perbandingan proses identifikasi a. Proses metode yang ada Pelaksanaan identifikasi menggunakan metode yang ada diawali dengan menggambarkan bidang yang akan diidentifikasi ke dalam peta penggunaan tanah. Peta belum memiliki informasi bangunan. Informasi bangunan diperoleh melalui survey lapangan. Peninjauan lokasi dilakukan untuk mendapatkan informasi bangunan / penggunaan lahan. Pelaksanaan identifikasi tergantung kepada kondisi lapangan, serta kemampuan petugas dalam melakukan pengamatan. Identifikasi membutuhkan tenaga yang trampil dalam survey lapangan. Pengumpulan data lapangan membutuhkan alat bantu / perlengkapan teknis pemetaan untuk mempermudah pembuatan sket bidang tanah yang telah dimanfaatkan dan yang belum dimanfaatkan, serta jenis penggunaan tanah. b. Proses metode usulan Pelaksanaan identifikasi menggunakan metode usulan diawali dengan interpretasi citra quickbird dengan klasifikasi bangunan dan bukan bangunan, sehingga dihasilkan daerah tanah permukiman dan tanah terbuka. Bidang tanah yang akan diidentifikasi ditumpangsusunkan / ditampalkan (overlay), dihasilkan bidang dalam daerah tanah permukiman atau tanah terbuka. Bidang HGB pada tanah terbuka diduga. Bidang HGB diduga tidak dilakukan interpretasi detil, dilihat kesesuaiannya dengan peta rencana penggunaan tanah / site plan. Pada metode usulan data awal berupa data penggunaan tanah hasil interpretasi citra dan sudah ada pendugaan awal terhadap bidang tersebut. Peninjauan lokasi untuk verifikasi hasil interpretasi.

41 Pelaksanaan tergantung kepada kemampuan petugas dalam melakukan interpretasi dan melakukan digitasi. Identifikasi membutuhkan tenaga yang trampil dibidang interpretasi citra dan digitasi. c. Perbandingan proses Memperhatikan tahapan dari masing-masing metode terdapat perbedaan dalam proses pendugaan tanah. Pada metode yang ada proses pendugaan terjadi pada tahap akhir setelah semua proses dilalui. Pada metode usulan proses pendugaan terjadi bertahap. Pada tahap pertama 4 (empat) HGB diduga dan 1 (satu) HGB diduga tidak. Pada tahap kedua 5 (lima) HGB diduga. Hal ini karena peta rencana penggunaan /site plan pada metode usulan digunakan diawal proses / tahapan pelaksanaan. Pada metode yang ada, peninjauan lokasi dilakukan untuk mendapatkan informasi bangunan / penggunaan tanah. Pada metode usulan pekerjaan lapangan dilakukan untuk verifikasi hasil interpretasi sehingga waktu bisa lebih cepat. Pelaksanaan pada metode yang ada dipengaruhi faktor pengaruh lapangan antara lain lokasi obyek, kondisi topografi (berbukit, bergunung), musim (penghujan, daerah banjir), aksesibilitas / kemudahan transportasi. Pelaksanaan pada metode usulan dipengaruhi oleh ketrampilan petugas dalam melakukan interpretasi dan digitasi. Pada metode yang ada, sumberdaya manusia yang trampil diperlukan untuk pekerjaan lapang antara lain inventarisasi dan penggambaran dengan alat bantu. Tenaga yang dibutuhkan adalah yang memiliki ketrampilan dibidang pengamatan lapang dan penggambaran. Pada metode usulan sumberdaya manusia yang trampil diperlukan untuk pekerjaan interpretasi dan digitasi. Tenaga yang dibutuhkan adalah yang memiliki ketrampilan dibidang interpretasi citra dan digitasi. Perbandingan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan identifikasi dari kedua metode untuk satu satuan pekerjaan (1 SP) 1000 Ha, sesuai petunjuk operasional kegiatan bidang pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat tahun

42 2008, dengan memperhatikan komponen utama dalam pembiayaan seperti pada tabel IV.1. Harga : QuickBird Archive color resolusi 0,61 m QuickBird New Collection Color resolusi 0,61 m Kurs $ 1 = $ 18 per km2 = $ 0,18 per Ha = $ 22 per km2 = $ 0,22 per Ha = Rp.9500,- Tabel IV.1. Perbandingan Biaya 1 SP ( 1000 HA) Metode yang Metode usulan No. Uraian ada Citra Baru Citra Arsip 1 Persiapan pembuatan/penggambaran peta dasar 1.700.000 2.090.000 1.710.000 ATK 1.500.000 1.500.000 1.500.000 Perlengkapan teknis 2.000.000 2 Inventarisasi dan pemetaan Uang lapang petugas inventarisasi 3.000.000 3.000.000 3.000.000 Uang lapang petugas pemetaan 3.000.000 3.000.000 3.000.000 Upah pembantu lapang inventarisasi 900.000 900.000 900.000 Upah pembantu lapang pemetaan 900.000 Transport lokasi 3.000.000 1.500.000 1.500.000 3 Pengolahan pengolahan data (perhitungan luas, tabulasi data dan pengetikan) 2.000.000 2.000.000 2.000.000 Pembuatan/penggambaran peta hasil lapang 2.000.000 2.000.000 2.000.000 koreksi 2.000.000 2.000.000 2.000.000 JUMLAH 22.000.000 17.990.000 17.610.000 SELISIH 4.010.000 4.390.000 Dengan asumsi harga citra quickbird arsip $ 0,18 per Ha. Dan citra baru $ 0,22 per Ha, metode usulan lebih murah dengan selisih Rp. 4.390.000. ( 20 %) untuk citra arsip dan Rp. 4.010.000 (18,2 %) untuk citra baru. Pengurangan biaya terjadi karena tidak dibelanjakannya perlengkapan teknis yang digunakan untuk pemetaan di lapangan dan tidak dibelanjakannya uang lapang petugas pemetaan dan upah pembantu lapang pemetaan serta transportasi lokasi hanya untuk dua orang petugas inventarisasi dan pembantu lapang inventarisasi. Biaya untuk upah petugas interpretasi citra pada metode usulan, disamakan dengan uang lapang petugas pemetaan.

43 IV.2. Analisis perbandingan hasil identifikasi a. Hasil metode yang ada Hasil identifikasi metode yang ada semua bidang HGB tidak memanfaatkan tanahnya sesuai dengan sifat dan tujuan pemberian haknya, namun tanah masih dikuasai dan digarap oleh masyarakat dengan perjanjian garapan dengan pemegang hak. Penggunaan tanah pada tanah yang digarap masyarakat sebagian besar adalah pertanian tanah kering (tegalan) dan pertanian tanah basah (sawah). Penyebab tanah tidak dimanfaatkan sesuai dengan sifat dan tujuan pemberian haknya adalah kemampuan perusahaan dalam pembiayaan pembangunan perumahan. Hasil identifikasi seperti terlihat pada tabel IV.2. Tabel IV.2. Rekomendasi per bidang HGB hasil identifikasi metode yang ada N o Nama Perusahaan Luas (Ha) Luas dimanfaatkan (Ha) Proporsi (%) Rekomen dasi Penguasaan Pemanfaat an Penggunaan Penyebab 1 PT. Mitra Muda Perkasa 13,9795 0 0 Diduga 2 PT. Multi 26,6370 0 0 Diduga Consept Indopersada 3 PT. Okawatama 12,9695 0 0 Diduga Graha 4 PT. Rifina Elok 15,0000 0 0 Diduga 5 PT. Trikadang 11,7137 0 0 Diduga Karya Mulya Dikuasai pemegang hak Digarap masyarakat dengan Perjanjian garapan Yang digarap masyarakat sebagian besar pertanian tanah kering dan pertanian tanah basah Kemampuan pembiayaan perusahaan b. Hasil metode usulan Hasil identifikasi metode yang diusulkan, dilakukan secara bertahap yaitu tahap interpretasi tanah permukiman dan tanah terbuka dan tahap interpretasi jenis penggunaan tanah detil sesuai dengan peta rencana penggunaan tanah / site plan dari bidang HGB bersangkutan. Hasil identifikasi bidang HGB pada tahap interpretasi tanah permukiman dan tanah terbuka, HGB atas nama PT. Mitra Muda Perkasa, HGB atas nama PT. Multi Consept Indopersada, HGB atas nama PT. Okawatama Graha dan HGB atas nama PT. Rifina Elok berada pada tanah terbuka. Sesuai sifat dan tujuan Hak

44 Guna Bangunan, maka keempat HGB dimaksud diduga. Sementara HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya 56 % berada pada tanah permukiman dan 44 % berada pada tanah terbuka, sehingga diduga tidak. Hasil pertampalan HGB dengan tanah permukiman dan tanah terbuka dapat dilihat pada lampiran C sampai dengn G. Hasil identifikasi tahap tanah permukiman dan tanah terbuka dapat dilihat pada tabel IV.3. Tabel IV.3. Hasil interpretasi tanah permukiman dan tanah terbuka dari citra quickbird Citra Tanah Permukiman Tanah terbuka Batas persil tanah (Ha) % (Ha) % PT. Mitra Muda Perkasa - 0 13,9795 100 PT. Multi Consept Indopersada - 0 26,6370 100 PT. Okawatama Graha - 0 12,9695 100 PT. Rifina Elok - 0 15,0000 100 PT. Trikadang Karya Mulya 6,5712 56 5,1425 44 Hasil identifikasi bidang HGB pada tahap interpretasi detil, diperoleh penggunaan tanah eksisting, sesuai kondisi pada citra. Hasil ini menunjukkan penggunaan tanah pada saat identifikasi di lapang sesuai tahun pemotretan. Penggunaan tanah pada masing-masing bidang HGB hasil interpretasi citra detil dapat dilihat pada lampiran I sampai dengan M, serta luas masing-masing penggunaan dapat dilihat pada tabel IV.4. Tabel IV.4. Penggunaan tanah pada masing-masing bidang HGB hasil interpretasi No. Nama Pemegang Hak Tanah permukiman Tanah terbuka Tertutup awan Jumlah Perumah an teratur Perumah an tidak teratur Pertanian tanah basah Pertanian tanah kering 1 PT. Mitra Muda Perkasa - 121 40.369 116.459 156.948 2 PT. Multi Consept - - 9.362 185.092 29.157 266.370 Indopersada 3 PT. Okawatama Graha - 1.090 3.499 135.829 140.418 4 PT. Rifina Elok - - 30.805 114.357 145.162 5 PT. Trikadang Karya Mulya 61.688 4.024 8.876 42.549 117.137 Jumlah 61.688 5.235 92.911 594.286 29.157 818.660

45 Penggunaan tanah pada bidang HGB yang diteliti didominasi oleh penggunaan pertanian tanah kering seluas 594.286 M2 (72,6 %) serta pertanian tanah basah seluas 92.911 m2 (11.3 %). Sementara penggunaan tanah pada HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya terdapat penggunaan tanah untuk perumahan teratur seluas 61.688 M2.(52,7 %) dari luas HGB yang bersangkutan. Hasil interpretasi detil pada bidang HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya dibandingkan kesesuaiannya dengan rencana penggunaan tanah / site plan dari HGB dimaksud. Hasil perbandingan ada ketidaksesuaian seperti dapat dilihat pada tabel IV.5. Tabel IV.5. Perbandingan Rencana penggunaan tanah dengan penggunaan tanah hasil interpretasi detil HGB PT. Trikadang Karya Mulya Citra Perumahan teratur Perumahan tidak teratur Pertanian tanah basah Pertanian tanah kering Rencana Penggunaan Perumahan teratur 49.333 4.024 8.876 22.720 Taman Kota (taman burung, taman, 6.951 - - 7.605 tempat bermain, kolam renang) Jasa Pelayanan Umum (lapangan olah - - - 2.554 raga) Kuburan - - - 1.767 Perdagangan umum (mini market, 5.404 - - 7.903 restauran, club house) Jumlah 61.688 4.024 8.876 42.549 Rencana penggunaan tanah untuk perumahan teratur, pada citra berupa penggunaan tanah pertanian basah, pertanian tanah kering, perumahan tidak teratur dan perumahan teratur. Perumahan teratur pada citra tidak sesuai dengan rencana penggunaan, yaitu berada pada perumahan teratur, taman kota dan perdagangan umum. Beberapa rencana penggunaan yang perlu diteliti lebih jauh adalah jenis rencana penggunaan taman kota yang berada pada pertanian tanah kering, Jasa pelayanan umum yang berada pada pertanian tanah kering, kuburan yang berada pada pertanian tanah kering, perdagangan umum yang berada pada perumahan teratur dan pertanian tanah kering.

46 c. Perbandingan hasil Hasil identifikasi metode yang ada adalah penggunaan tanah pada saat penelitian, penguasaan tanah pada saat penelitian dan pemenuhan kewajiban pemegang hak. Pada metode usulan adalah penggunaan tanah pada saat pemotretan. Perbandingan hasil identifikasi dari kedua metode seperti dapat dilihat pada tabel IV.6. Tabel IV.6. Perbandingan hasil identifikasi metode yang ada dengan metode usulan Luas yang dimanfaatkan (Ha) No. Nama Perusahaan Luas ( HA ) Metode yang ada Metode usulan 1 PT. Mitra Muda Perkasa 13.9795 0 0 2 PT. Multi Concept Indopersada 26.637 0 0 3 PT. Okawatama Graha 12.9695 0 0 4 PT. Rifina Elok 15 0 0 5 PT. Trikadang Karya Mulia 11.7137 0 6,5712 Pada metode usulan dapat diidentifikasi tanah yang dimanfaatkan pada bidang HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya seluas 6,5712 Ha dengan jenis pemanfaatan perumahan teratur dan tidak sesuai dengan rencana penggunaan tanahnya / site plan. Pada hasil identifikasi yang ada saat ini pemanfaatan tidak terdeteksi, hal ini bisa terjadi mungkin petugas tidak melakukan survey lapangan secara benar, sehingga citra dapat berfungsi menghindari hal tersebut. Kelebihan penggunaan citra quickbird adalah kenampakan citra yang menggambarkan kondisi dilapangan pada saat pemotretan. Kelemahan penggunaan citra quickbird adalah bila daerah yang akan diidentifikasi tertutup awan seperti yang terjadi pada HGB atas nama PT. Multi Concept Indopersada, sebagian tertutup awan, sehingga tidak dapat diidentifikasi (harus dibantu dengan cek lapang) dan sebagian lagi dapat diidentifikasi. Kelemahan lainnya adalah tidak semua daerah telah dilakukan pemotretan. Hasil identifikasi dapat dilihat pada tabel IV.7.

47 Tabel IV.7. Hasil identifikasi tanah diduga metode yang ada dengan metode usulan No. Nama Perusahaan Metode yang ada Metode usulan 1. PT. Mitra Muda Diduga Diduga Perkasa 2. PT. Multi Concept Diduga Indopersada Diduga dan ada sebagian Tidak dapat diidentifikasi 3. PT. Okawatama Diduga Diduga Graha 4. PT. Rifina Elok Diduga Diduga 5. PT. Trikadang Diduga Diduga sebagian Karya Mulia