SAHAM Oleh: Ani Hidayati
Pendahuluan Saham Biasa (common stock) >>> jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham Saham Preferen (preferred stock) >>> jika perusahaan mengeluarkan kelas lain dari saham 2
Karakteristik Saham Preferen 1. Preferen terhadap Dividen Hak Preferen terhadap Dividen Hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa 3
Karakteristik Saham Preferen Hak Dividen Kumulatif Hak untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya Dividends in arrears: dividen-dividen periode lalu yang belum dibagikan dan akan dibagikan nanti dalam bentuk dividen kumulatif 4
Karakteristik Saham Preferen 2. Preferen pada Waktu Likuidasi Hak untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak adalah sebesar nominal saham preferen termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatif. 5
Macam Saham Preferen 1. Convertible Preferred Stock Saham preferen yang dapat dikonversikan ke saham biasa. Contoh 1: Perusahaan mengeluarkan sebanyak 10.000 lembar saham preferen dengan nilai nominal sebesar Rp. 10.000,- 1 lembar Saham Preferen dikonversi Jika, Harga Pasar: Saham Preferen Rp.11.000,- Saham Biasa Rp.1.500,- TIDAK dikonversi 5 lembar Saham Biasa, nilai nominalnya Rp.1.000,- Jika, Harga Pasar: Saham Preferen Rp.11.000,- Saham Biasa Rp.2.500,- KONVERSI 6
Macam Saham Preferen Contoh 2: Sebanyak 1.000 lembar saham preferen (nilai nominal Rp. 10.000,-) dikonversi menjadi 5.000 lembar saham biasa (nilai nominal Rp.1.000,-) 1.000 lembar Saham Preferen * Rp.10.000 = Rp.10.000.000,- dikonversi 5.000 lembar Saham Biasa * Rp.1.000,- = Rp.5.000.000,- Selisih, dicatat Agio Saham Biasa Rp.5.000.000 7
Macam Saham Preferen 2. Callable Preferred Stock Saham preferen yang dapat ditebus. Hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham dari pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai tertentu. Harga tebusan biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya. 3. Floating/ Adjustable-rate Preferred Stock Saham preferen dengan tingkat dividen yang mengambang. Tingkat dividen tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill (treasury bill). T-bill dianggap sebagai aktiva yang tidak mengandung resiko, dgn suku bunga relatif stabil dari waktu ke waktu. 8
Hak Pemegang Saham Biasa 1. Hak Kontrol Hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan (dewan direksi) perusahaan. 2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan,jika perusahaan sudah membayarkan dividen untuk saham preferen. 3. Hak Preemptif Hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Hak Preemptif memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru 9
Hak Pemegang Saham Biasa 3.1. Hak Preemptif melindungi hak kontrol. 3.2. Hak Preemptif melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai. Keterangan Jumlah Nilai Pasar Total Nilai Pasar Sebelum tambahan saham baru Tambahan saham baru Setelah tambahan saham baru 10.000 Rp.15.000,- Rp.150.000.000,- 2.500 Rp.12.000,- Rp.30.000.000,- 12.500 Rp.14.400,- Rp.180.000.000,- Setelah tambahan saham baru, nilai pasar turun menjadi Rp.14.400,- (Rp.180.000.000/12.500). Mencegah penurunan nilai saham pemilik lama 10
Saham Treasuri Adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan yang nanti dapat dijual kembali. Alasan: akan diberikan untuk karyawan sebagai kompensasi dalam bentuk saham, meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasar, menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain, mengurangi jumlah lembar saham beredar untuk menaikkan laba per lembarnya, mengurangi kemungkinan pengambilan alih tidak bersahabat. ani_h@staff.gunadarma.ac.id 11
1. Nilai Nominal (par value). Nilai yang ditetapkan untuk masing-masing lembar saham. Hanya diperlukan untuk kepentingan hukum. 2. Agio Saham (additional paid-in capital/ in excess of par value). Selisih nilai nominal saham dengan yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan 3. Nilai Modal Disetor (paid in capital). Total yang dibayar oleh pemegang saham atau penjumlahan total nilai nominal ditambah agio saham. 4. Laba Ditahan (retained earnings). Laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham yang diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal. 12
5. Nilai Buku (book value). Nilai buku per lembar saham adalah aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Nilai buku per lembar = Total Ekuitas Jumlah saham beredar Contoh 3: 1 Januari 20x1 perusahaan mengeluarkan 8.000 lembar saham biasa nilai nominal Rp.5000,- dengan harga Rp.8.000,-. Modal saham biasa (8.000 x Rp.5.000)=Rp.40.000.000 Kas yang diterima (8.000 x Rp.8.000) = Rp. 64.000.000 Agio saham biasa = Rp.24.000.000 13
Contoh 4: 1 September 20x1 perusahaan membeli kembali saham biasa yang beredar sebagai saham treasuri sebanyak 1.000 lembar dengan harga pasar Rp.15.000,- Saham treasuri (1.000 x Rp.15.000) = Rp.15.000.000 Contoh 5: 1 Desember 20x1 sebanyak 200 lembar saham treasuri dijual kembali dengan harga Rp.17.500,- per lembarnya Modal saham treasuri (200 x Rp.15.000) = Rp.3.000.000 Kas yang diterima (200 x Rp.17.500)=Rp.3.500.000 Agio saham treasuri = Rp.500.000 Pada 31 Desember 20x1, saham treasuri perusahaan adalah 800 lembar dengan nilai Rp.12.000.000,- 14
Jumlah saham biasa yang beredar adalah 7.200 lembar, sbb: 1 Januari = 8.000 lembar 1 September = (1.000) lembar 1 Desember = 200 lembar Apabila laba ditahan pada akhir tahun adalah Rp.5.500.000,-, maka nilai buku per lembar saham biasa Rp.8.056,- (Rp.58.000.000,-/ 7.200lbr) nampak pada neraca: Modal Disetor: Saham biasa, nominal Rp.5.000,- Rp.40.000.000,- Total Modal Saham Rp.40.000.000,- Tambahan Modal Disetor: Agio Saham biasa Rp.24.000.000,- Agio Saham treasuri Rp.500.000,- Total Tambahan Modal Disetor Rp.24.500.000,- Total Modal Disetor Rp.64.500.000,- Laba Ditahan Rp.5.500.000,- Total Modal Disetor& Laba Ditahan Rp.70.000.000,- Saham Treasuri (800lbr*Rp.15.000,-) (Rp.12.000.000,-) Total Ekuitas Rp.58.000.000,- 15
Bagaimana jika Disagio? 16
Contoh 6: Perusahaan juga mengeluarkan 1.000 lbr saham preferen dengan nilai nominal Rp.10.000,-, deviden dibayar kumulatif 7% telah diotorisasi. 800 lbr saham preferen dijual dengan harga Rp.15.000,- per lembar. Modal saham preferen (800 x Rp.10.000)=Rp.8.000.000 Kas yang diterima (800 x Rp.15.000)=Rp.12.000.000 Agio saham preferen = Rp.4.000.000 Modal Disetor: 7% Saham preferen, nominal Rp.10.000,- Rp.8.000.000,- Saham biasa, nominal Rp.5.000,- Rp.40.000.000,- Total Modal Saham Rp.48.000.000,- Tambahan Modal Disetor: Agio Saham Preferen Rp.4.000.000,- Agio Saham biasa Rp.24.000.000,- Agio Saham treasuri Rp.500.000,- Total Tambahan Modal Disetor Rp.28.500.000,- Total Modal Disetor Rp.76.500.000,- Laba Ditahan Rp.5.500.000,- Total Modal Disetor& Laba Ditahan Rp.82.000.000,- Saham Treasuri (800lbr*Rp.15.000,-) (Rp.12.000.000,-) Total Ekuitas Rp.70.000.000,- 17
Bagaimana jika terdapat deviden tidak dibayarkan? 18
Contoh 7: Misal lamanya dividen untuk saham preferen yang berada di arrears adalah 1 tahun. Nilai ekuitas saham preferen sbb: Nominal saham preferen (800 x Rp.10.000)=Rp.8.000.000 Deviden in arrears (800 x 7% x Rp.10.000) = Rp.560.000 Ekuitas saham preferen Rp.8.560.000 Nilai buku saham biasa adalah Rp.8.533,- per lembar (Rp.70.000.000 Rp.8.560.000)/7.200 19
Contoh 8: Jika nilai tebusnya (call price) diketahui misal, nilai tebusnya Rp.12.500,- per lembar maka nilai ekuitas saham preferen sbb: Nominal saham preferen (800 x Rp.12.500)=Rp.10.000.000 Deviden in arrears (800 x 7% x Rp.10.000) = Rp.560.000 Ekuitas saham preferen Rp.10.560.000 Nilai buku saham biasa adalah Rp.8.256,- per lembar (Rp.70.000.000 Rp.10.560.000)/7.200 20
6. Nilai Pasar (market value). Harga saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. 7. Nilai Intrinsik (intrinsic value)/ Nilai Fundamental (fundamental value). Analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (laba, dividen yang dibayar, penjualan, dsb). 7.1. Pendekatan Nilai Sekarang Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas dimasa depan menjadi nilai sekarang, sbb: Po = Σ (Arus Kas t ) / (1+k) t t=1 Po=nilai sekarang perusahaan k=suku bunga diskonto t=periodde waktu ke t dari t=1 sampai dengan 21
Model Diskonto Dividen. Merupakan model untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan mendiskontokan arus dividen masa depan ke nilai sekarang Po = Σ (Dividen t ) / (1+k) t t=1 Po=nilai sekarang perusahaan k=suku bunga diskonto t=periodde waktu ke t dari t=1 sampai dengan Po = [(Dividen 1 ) / (1+k) 1 ] + [(Dividen 2 ) / (1+k) 2 ] +...+ [(Dividen ) / (1+k) ] 22
Contoh 9: Perusahaan membayar dividen selama 5 periode dengan tingkat bunga diskonto konstan sebesar 20% tiap periode. Nilai intrinsik saham per lembar adalah Periode Dividen ke-t 1 2 3 4 5 Dividen (USD) 1.000 1.500 0 750 2.100 Po=[(1.000)/(1+0.2) 1 ] + [(1.500)/(1+0.2) 2 ] + 0 + [(750)/(1+0.2) 4 ] + [(2.100)/(1+0.2) 5 ] Po=Rp.3.081 Contoh 10: Perusahaan membayar dividen konstan sebesar 1.000 USD tiap tahunnya, dengan tingkat diskonto per tahun 20%. Nilai intrinsik saham per lembar adalah Po = [1.000 / 0.2 ] = Rp.5.000 23
Contoh 11: Perusahaan membayar dividen sebesar 1.000 USD. Seorang investor menginginkan return sebesar 20% per tahunnya dan mengharapkan dividen dibayar dengan pertumbuhan sebesar 5% per tahun. Nilai intrinsik saham adalah Po = D 0 (1+g) / [k-g] k=tingkat bunga diskonto/tingkat pengembalian yang diinginkan g=pertumbuhan deviden P 0 = [1.000 (1+0.05)] / [0.2-0.05] = 7.000 Undervalued, jika harga pasar lebih rendah dari nilai intrinsik Overvalued, jika harga pasar lebih besar dari nilai intrinsik 24
Kesimpulan: 1. Hubungan antara nilai intrinsik dengan dividen per lembar adalah positif. 2. Hubungan antara nilai intrinsik dengan pertumbuhan dividen (g) adalah positif 3. Hubungan antara nilai intrinsik dengan tingkat bunga diskonto (k) adalah negatif 25
Contoh 12: Seorang investor menginginkan return sebesar 20% per tahunnya dan pertumbuhan dari dividen sebesar 5% diperkirakan akan terjadi mulai tahun ke-5. Jika sebelum tahun ke-5 diperkirakan perusahaan membayar dividen konstan sebesar 1.000 USD. Nilai intrinsik saham sebesar n Po = Σ [(D 0 ) / (1+k) t ] + [[D 0 (1+g) / (k-g)] / (1+k) n ] t=1 P 0 = [(1.000/(1+0.2) 1 ) + (1.000/(1+0.2) 2 ) + (1.000/(1+0.2) 3 ) + (1.000/(1+0.2) 4 )] + [7.000/(1+0.2) 5 ] = 5.964 26
Contoh 13: Investor memperkirakan perusahaan akan membayar deviden konstan selama 3 tahun, dengan asumsi suku bunga diskonto 20% tiap tahun. Dividen tiap lembar saham tahun sekarang Rp.500,-.Pada tahun ke-3 investor akan menjual saham dengan harga Rp.12.000,-. Nilai intrinsik saham adalah n Po = Σ [(D 0 ) / (1+k) t ] + [Pn / (1+k) n ] t=1 P 0 = [(500/(1+0.2) t ) + [12.000/(1+0.2) 3 ] = 7.998 Ket: t = 3 tahun 27
Contoh 14: Perusahaan membayar dividen selama 5 periode dengan tingkat bunga diskonto konstan sebesar 20% tiap periode. Diperkirakan pada akhir tahun ke-5 investor dapat menjual saham sebesar Rp.5.000. Nilai intrinsik saham per lembar adalah Periode Dividen ke-t 1 2 3 4 5 Dividen (USD) 1.000 1.500 0 750 2.100 Po = [(1.000)/(1+0.2) 1 ] + [(1.500)/(1+0.2) 2 ] + 0 + [(750)/(1+0.2) 4 ] + [(2.100)/(1+0.2) 5 ] + [(5.000)/(1+0.2) 5 ] = Rp.5.090 28
Undervalued, jika harga pasar lebih rendah dari nilai intrinsik Overvalued, jika harga pasar lebih besar dari nilai intrinsik 29
7.2. Pendekatan PER (price earnings ratio) Contoh 15: Harga pasar dari suatu saham Rp.20.000, laba bersih Rp.5.000 per lembarnya per tahun. PER = (20.000/5.000) = 4x Contoh 16: Laba bersih per lembar saham yang diestimasi untuk periode selanjutnya (E 1 ) adalah sebesar Rp.2.500. Harga pasar saham Rp.20.000. Investor memperkirakan PER untuk saham ini adalah 10. Nilai intrinsik. P 0 = (P 0 /E 1 ) * E 1 = 10 * Rp.2.500 = Rp.25.000 30
Kesimpulan: 1. PER berhubungan positif dengan rasio pembayaran dividen terhadap earnings (D1 / E1) 2. PER berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian yang diinginkan (k) 3. PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen (g) 31