CMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
Desentralisasi dan Otonomi Daerah:

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan

B. Maksud dan Tujuan Maksud

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, organisasi pemerintahan berada dalam tekanan. lingkungan yang sangat kompleks. Meningkatnya tekanan itu tidak hanya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian

Tanah. Faktorfaktor. Produksi. Kewirausahaan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 27 TAHUN 2005

PROYEK MODERNISASI PENGADAAN

BAB V RENCANA PROGRAM, RENCANA INDIKATOR KEGIATAN KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

dan kelembagaan yang kegiatannya saling terkait dan saling mendukung dalam peningkatan efisiensi, sehingga terwujudnya daya saing yang kuat.

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

PERAN PERENCANAAN TATA RUANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.662,92 Km2, dengan pertumbuhan

POLA KERJASAMA REGIONAL PENGEMBANGAN INDUSTRI DI DAERAH. DEDI MULYADI Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

1. Pengembangan karir merupakan bagian integral dari manajemen sumber daya. UNINUS khususnya pada jabatan struktural selama ini belum berjalan dengan

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. di wilayah Kabupaten Siak Propinsi Riau. Jaringan jalan yang terdapat di

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2005

Kerangka Acuan. Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan. Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

RENCANA AKSI AREA PERUBAHAN 6 PENGUATAN SDM APARATUR

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

Studi Tentang Kendala Teknologi Informasi di Indonesia. Hendra Gunawan, Ir. Dosen Luar Biasa STMIK Sumedang

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP)

PROGRAM PENATAAN SDM APARATUR. Oleh : DEPUTI SDM APARATUR Dalam Sosialisasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Tanggal, 24 April

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

EFEKTIVITAS PUG DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSP

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan Kemitraan PDPS Surabaya dengan PT AIW IV-1

BAB VIII PENUTUP. dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 21 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 2. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran;

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

otonomi daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 memberikan peluang bagi Pemerintah Daerah selaku pengelola

I. PENDAHULUAN. Masyarakat semakin menyadari bahwa teknologi memainkan peranan

KONSEP ROADMAP MODERNISASI PENGADAAN KEMENTERIAN PUPR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFORMASI FAKTOR JABATAN STRUKTURAL

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

BIRO HUKUM DAN HUMAS

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN. 7.1 Kesimpulan. PMA diyakini memiliki manfaat bagi industri domestik karena, spillovers

Transkripsi:

CMS CAREER MAPPING SYSTEM Pendahuluan Pemerintah menyadari bahwa sistem perencanaan tenaga kerja dan strategi pengembangan karir bagi manajer perkotaan yang ada saat ini sudah tidak memadai. Keadaan ini ditunjukkan oleh kenyataan meningkatnya kebutuhan akan manajer perkotaan yang disebabkan, antara lain : desentralisasi, globalisasi, kompetisi antar kota, privatisasi infrastruktur, dan peran serta masyarakat. Oleh sebab itu, guna meningkatkan proses manajemen infrastruktur perkotaan, dikembangkan Proyek Peningkatan Kapasitas Manajemen Infrastruktur Perkotaan (PKMIP), atau dalam bahasa inggris : Capacity Building in Urban Infrastructur Management, disingkat (CBUIM). Proyek ini menangani pengembangan prakarsa kebijakan, peningkatan kemampuan kelembagaan, pengembangan sumber daya manusia, dan penunjangan pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan. Di dalam perjanjian pendanaan (loan agreement) PKMIP ditekankan adanya keterkaitan antara peningkatan kemampuan, pendidikan, dan pengembangan karir serta menyiratkan perlunya sistem pemetaan pembinaan karir (SPPK) yang jelas dan efektif. Hasil SPPK akan menunjang terbinanya suatu sistem pembinaan karir untuk manajer perkotaan dibidang pekerjaan umum, terutama di Kota/Kabupaten. 1

Rancangan Proses Rancangan Sistem Pemetaan Karir ini secara konseptual dimaksudkan sebagai jembatan antara kapasitas yang tersedia dan yang diperlukan. Sistem ini akan diujicobakan kepada kelompok perkotaan yang penetapannya didasarkan pada besaran/tipologi kota dan fungsi kota. Kemudian instrumen pemetaan karir diaplikasikan guna mengetahui peran dan fungsi masing masing kota mengembangkan kemampuan organisasi dan keterampilan staf yang diperlukan agar mampu menjalankan peran sesuai tuntutan dan fungsi yang baru. Hasilnya digunakan pada setiap tingkat institusi pemerintahan untuk merumuskan kebutuhan organisasi dalam hal kebijakan manajemen personalia dan program diklat. Tantangan Utama Tantangan utama yang dihadapi manajemen perkotaan masih pada desentralisasi. Program pembangunan yang berlangsung saat ini melimpahkan sebagian besar tanggung jawab pelayanan perkotaan ke Kota/Kabupaten sehingga tugasnya makin lama makin berat. Pada saat yang sama, globalisasi memberi dampak yang komplek dan berdimensi baru bagi manajemen perkotaan. Dampak yang memedihkan akibat devaluasi serta larinya modal keluar negeri sektor perkotaan selama 1997/1998 merupakan gambaran yamg mengandung hikmah bahwa kekuatan global tidaklah dapat diabaikan. Prospek swastanisasi bidang infrastruktur dan proyek kemitraan PPP (Public Private Participation) akan dibatasi secara tajam oleh keterbatasan dana pengusaha domestik dan kemungkinan tidak masuknya investasi asing. Sementara itu kejatuhan sektor real estat menuntut pemikiran perlunya kebijakan baru guna merasionalisasikan pembangunan yang selama ini dibangun secara sporadis sehingga berakibat tidak bisa dilanjutkan di lahan yang sudah dialokasikan. Organisasi Mampu Merencanakan Tuntutan Untuk Perubahan, Merencanakan Masa Depannya Sendiri Dalam konsepsualisasi pemetaan karir, SPPK dirancang dengan melihat yang mungkin terjadi. Keterampilan dan kompetensi baru yang semakin tinggi diperlukan guna mengantisipasi kompleknya permasalahan manajemen kota seperti yang telah diterangkan diatas. Staf manajemen perkotaan pada semua tingkatan mempunyai potensi untuk belajar dari pengalaman dan menunjang terciptanya budaya kerja yang semakin baik sehingga mampu menjawab tantangan yang dihadapi. Praktek peningkatan profesi serta diklat konvensial yang dilakukan sekarang tampaknya tidak sesuai lagi dilanjutkan untuk permasalahan yang ada. Apabila sistem manajemen perkotaan diharapkan untuk berperan secara proaktif dan tegas untuk melakukan koordinasi dan mempengaruhi proses perubahan dalam membantu perkembangan kota secara berkelanjutan, diperlukan keterampilan baru dan pengetahuan tambahan melalui program diklat yang disesuaikan. 2 3

Perencanaan Karir untuk Memenuhi Kebutuhan Operasional Kota Kebutuhan pembinaan karir harus mencerminkan pemenuhan lingkungan operasional, fungsi dan keahlian profesional yang diperlukan untuk pengelolaan kota. Gabungan diatas menentukan kebutuhan organisasi dan jabatan, yang merupakan parameter dalam pemetaan karir. Administrasi perkotaan harus disusun guna memenuhi kebutuhan khas masing masing kota dengan memahami perbedaan regional, faktor sosio kultural serta kriteria lingkungan dan sumber daya alam yang dimiliki. Keterampilan dan kompetensi yang diperlukan dengan jelas dapat menggambarkan uraian jabatan dan persyaratan jabatan guna menyusun organisasi. Ini merupakan kerangka dasar pemetaan karir. Awal Karir Strategi Rekruitmen Pegawai Persoalan gaji masih tetap menjadi masalah yang selalu menjadi bahan pembicaraan. Strategi rekruitmen harus dapat meyakinkan calon pegawai dalam memahami keuntungan yang diperoleh melalui kesempatan pendidikan dan pelatihan dan kondisi pelaksanaan tugasnya yang menarik. Strategi pemasaran sistem karir sebaiknya ditujukan bagi promosi karir pegawai negeri melalui beasiswa dan pemagangan. Fasilitas awal ini dapat didukung dengan fasilitas fasilitas lainnya seperti melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, pelatihan dan hal hal menarik lainnya. Banyak manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan sistem yang memungkinkan keluar masuknya pegawai negeri secara dinamis ke sektor swasta dan antara sektor swasta serta badan badan manajemen lainnya. Masuknya pegawai, pertukaran pekerjaan dan program program lainnya berguna untuk diterapkan pada hal hal sebagai berikut : Lingkungan operasional yang setara mempelajari teknik teknik baru dan keuntungan yang diperoleh dari pengalaman Lingkungan operasional yang saling terkait mempelajari kebutuhan dan keperluan akan instansi instansi daerah hulu dan hilir Karir Berdasarkan Kemampuan Gambaran pengembangan karir yang lebih terbuka dan transparan amatlah penting. Sementara kriteria yang berlaku sekarang didasari atas merit sistem, dalam prakteknya ditentukan oleh sistem yang secara informal bersifat paternalistik, yang dapat membatasi terbinanya karir secara profesional. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, secara potensial tersedia pilihan pilihan promosi dan transfer diantara dan antar instansi pemerintah. Jenis program untuk monitoring, penilaian dan pembinaan karir yang diusulkan oleh SPPK akan proses bertahap dan menerus, yang bergerak ke arah alternatif manajemen karir yang obyektif dan lebih sistematik sesuai tuntutan dinamika kota. 4 5

Pengembangan Karir Individual Konsep karir yang diarahkan sendiri (self directed career) yang mengacu kepada sudut pandang peta karir yang luas, yang berbeda dengan jalur karir sempit yang ditentukan oleh organisasi, merupakan dasar dari perencanaan pemetaan dan pengembangan karir yang lebih efisien dan lebih responsif. Karir yang direncanakan oleh dirinya sendiri ini memerlukan penciptaan pasar kerja internal yang transparan dan dapat diterima oleh semua pihak. Posisi jabatan yang lowong diisi melalui iklan untuk pekerjaan yang dimaksud kepada peminat yang berada dalam ruang lingkup sektor sektor pekerjaan umum. Kandidatnya berikutnya harus bersaing dengan peminat dari unit dan instansi luar lainnya yang cocok dan memenuhi syarat. Penasehat profesional pembinaan karir diperlukan guna memberi pengarahan/petunjuk melalui pegawai pasar kerja internal untuk semua pekerjaan. Cara ini akan menggantikan sistem mentor informal dengan sistem yang mempunyai hubungan dengan suatu jaringan penasehat/konsultan karir yang obyektif. Pengenalan Jabatan Fungsional Dalam jangka panjang, tujuan perampingan kelembagaan pemerintahan adalah pada jumlah personil organisasi dan rasionalisasi jenjang hirarki. Dari sisi pembinaan karir, hal ini akan berdampak pada jumlah yang lebih terbatas untuk peluang promosi. Jabatan struktural yang pada sisi lain merupakan peluang bagi terciptanya promosi jabatan fungsional. Dari segi pelaksanaan dimasa datang, peningkatan kebutuhan akan kaderisasi ahli ahli teknik menghadapi tuntutan spesifik untuk menjawab tantangan pengembangan perkotaan pembentukan rumpun jabatan fungsional merupakan alternatif yang perlu direalisasikaan. Pelatihan dan Pendidikan untuk Pengembangan Karir Program diklat merupakan komponen utama CBUIM dan aspek penting dari pengembangan karir. Program program tersebut diperlukan atas dasar perlunya menjembatani gap yang ada antara kebutuhan dan SDM yang tersedia. Program program tersebut dapat juga berfungsi sebagai usaha mempertahankan pegawai yang potensial. Peserta diklat diharapkaan belajar seproduktif mungkin mengingat besarnya investasi baik waktu maupun uang yang dikeluarkan untuk diklat. Strategi pelatihan harus mempertimbangkan keseimbangan antara sumber daya dari luar negeri. Beberapa pelatihan pokok yang penting telah tersedia dalam sistem DIKLAT. Pelatihan keahlian keahlian khusus dan munculnya tehnologi baru harus didapat dari sumber luar. Dokumen dokumen tender untuk seluruh jasa pelayanan diklat harus didasarkan pada spesifikasi materi pelatihan yang detail. Jika perlu, materi pelatihan sebaiknya disusun sesuai dengan yang diperlukan untuk memenuhi spesifikasi. Pelatihan khusus diperlukan dibidang bidang berikut ini : 6 7

1. Manajemen Strategi Pembangunan Infrastruktur. Strategi dan perencanaan pengembangan Perencanaan sumber sumber keuangan Penyusunan program pembangunan infrastruktur Manajemen keuangan perkotaan Manajemen lingkungan hidup permukiman kota Perencanaan kota dan manajemen lahan Manajemen pelayanan kota 2. Persiapan untuk masa yang akan datang. Pemahaman pengaruh globalisasi Perencanaan transformasi spasial Pergeseran dari penyedia menjadi pemberdaya (enable) Perencanaan partisipatif Kemampuan menjalankan desentralisasi Perencanaan untuk kompetisi kota Perencanaan pemasaran investasi Mengembangkan inisiatif penciptaan lapangan kerja 3. Pengetahuan akan Keahlian Khusus. Keahlian berbahasa inggris Keahlian komputer Keahlian komunikasi massa Keahlian manajemen informasi Keahlian pengumpulan data dan informasi 4. Manajemen Pembinaan Institusi. Manajemen kota sebagai kesatuan koorporasi/ wirausaha Dasar hukum pembangunan prasarana/sarana Pelayanan profesi dari sumber luar (out sourcing) Sistem Informasi dan Manajemen untuk Perencanaan Karir Sistem informasi sumber daya manusia merupakan suatu pengikat yang menyatukan sistem manajemen pegawai yang efesien dan seimbang. Suatu organisasi besar dan komplek seperti birokrasi pemerintah memerlukan sistem yang canggih guna mendukung tingkat efesien operasional yang akseptabel. Guna mengembangkan sistem dan pengembangan aplikasinya diperlukan investasi yang substansial untuk : Menunjang pasar kerja internal Menunjang perencanaan tenaga kerja guna keseimbangan kebutuhan dan persediaan dan memonitor profil usia, jenis kelamin dan keahlian Melaksanakan perampingan organisasi/jumlah total pegawai sekaligus meningkatkan produktivitas Guna mengidentifikasikan saat karir yang signifikan dan kaitannya dengan peluang promosi yang ada, dapat dibuat dan digunakan Sistem Penelusuran (Tracking Sistem). Berdasarkan informasi ini keputusan arahan karir yang mandiri dapat dikonsultasikan dengan dewan pembina karir pegawai. Sistem penelusuran juga dapat digunakan untuk menjadwalkan program pengembangan karir tertentu (pelatihan, pendidikan, scondment, dll) sebagian bagian program pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Secara umum, kegiatan untuk menyesuaikan keterampilan yang diperlukan dengan rumusan uraian tugas dalam struktur organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen modern. 8 9

Kerangka Administrasi untuk Manajemen Karir Peraturan yang ada sekarang sebetulnya mampu mendukung sistem pemetaan karir yang disempurnakan ini termasuk program pengembangan karir dalam arti luas. Meskipun demikian dalam pelaksanaannya prosedur yang ada tidaklah fleksibel dan kemajuan karir terhalang oleh prosedur persetujuan pejabat yang lebih tinggi. Guna mencapai sasaran jangka pendek yang efisien, dapat dilakukan promosi secara lateral ke instansi lain serta kesempatan penugasan di proyek atau melanjutkan pendidikan. Prinsip dasar reformasi yang terkait dengan seluruh aspek administrasi dan legal adalah mempertimbangkan perubahan perubahan yang diperlukan dalam kerangka optimasi struktur yang ada dibandingkan jika menciptakan struktur baru. Usulan SPPK Upaya untuk membuka peluang dalam sistem yang ada secara keseluruhan guna memungkinkan terciptanya jalur karir yang lebih luas, dapat dilaksanakan dengan cara : Meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja secara keseluruhan Memaksimalkan kesempatan pengembangan karir Rencana Aksi untuk Implementasi Produk Sistem Pemetaan Karir dengan berjalannya waktu, peran dan unit operasional akan berubah. Sementara itu, kota kota tumbuh dan terdiversifikasi menjadi unit yang kompleks dilihat dari perspektif manajemen kota. Sehingga jika seorang manajer kota menduduki jabatan yang sama seumur hidupnya, tuntutan baru akan selalu muncul terus menerus karena fungsi fungsi serta perkembangan teknologi dan teknik baru. Penerapan peta karir akan dilakukan oleh komponen CBUIM berupa Pengembangan Kelembagaan antara lain : Memperbaiki uraian dan persyaratan jabatan melalui analisa dan uraian jabatan yang disesuaikan. Penyusunan rencana strategis untuk perkembangan karir yang terintegrasi melalui jabatan struktural dan fungsional dan perluasan kota, perubahan ekonomi kota. Perumusan kebutuhan pelatihan yang terkait dengan pengembangan sistem manajemen pegawai dengan menggunakan komputer dan data yang selalu dimutakhirkan. SPPK akan diuji coba melalui pelaksanaan proyek di 11 propinsi selama 2 5 tahun yang akan datang. Rekomendasi yang disetujui akan dilaksanakan melalui program Proyek Peningkatan Kemampuan Infrastruktur Perkotaan yang mencakup lebih dari 23 paket proyek. Pilihan pilihan untuk kemajuan karir melalui promosi jenjang jabatan terjadi dalam konteks suatu perubahan yang dinamis. Sistem tersebut bersifat multidimensi dan multi sektoral. Seiring 10 11