MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)"

Transkripsi

1 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 1

2 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP). dan MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP). MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan penyusunan SPPIP dan RPKPP; MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam proses penyusunan SPPIP; dan MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam proses penyusunan RPKPP. Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PENYUSUNAN SPPIP PENYUSUNAN RPKPP ` MODUL Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ` MODUL Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) MODUL Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Gambar 1 Kedudukan Modul Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Dalam Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPPIP dan RPKPP Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 2

3 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP A PROSES MODUL PEMAHAMAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN A LATAR BELAKANG DAN KARAKTERISTIK SPPIP DAN RPKPP Bagian A Modul pemahaman dasar ini terdiri dari empat sub- modul yakni: A.1 Latar Belakang Kebutuhan SPPIP dan RPKPP A.2 Pengertian, Fungsi dan Karakteristik SPPIP dan RPKPP A.3 Pendekatan Dalam Penyusunan SPPIP dan RPKPP A.4 Kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam Kerangka Pembangunan Kota A.5 Pemangku Kepentingan Dalam SPPIP dan RPKPP Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 3

4 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagian A.1 : Latar Belakang Kebutuhan SPPIP dan RPKPP Apa Persoalan yang Dihadapi Pemerintah dan Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan di Indonesia? Sebagian besar pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada saat ini kurang atau belum mengantisipasi dan mengakomodir perkembangan kawasan perkotaan. Hal ini akan menimbulkan beberapa implikasi permasalahan antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, dan (b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang layak, (c) tidak terkendalinya pembangunan permukiman pada daerah-daerah non-permukiman, dan (d) terjadinya permukiman kumuh. Hal-hal Apa Saja yang Dibutuhkan Untuk Menyelesaikan Persoalan Pembangunan Permukiman? Melalui Apa Penyelesaiannya? Permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan serta pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan ditangani dan diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan sektoral dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah pembangunan keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2 (dua) dokumen, yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen rencana tata ruang (Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang). Dalam upaya untuk menangani permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, beserta permasalahan pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan, kedua produk perencanaan ini perlu saling disinergikan dan dipadukan satu sama lain. Mempertimbangkan permasalahan yang muncul tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kabupaten/kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 4

5 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP penerapan program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Terkait dengan persoalan tersebut, suatu kabupaten/kota perlu memiliki strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yang dikenal sebagai Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Adapun SPPIP ini dijabarkan dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun dengan tetap mengacu pada strategi pengembangan kabupaten/kota yang telah ada. Bagaimana SPPIP dan RPKPP Dapat Menjawab Kebutuhan Penyelesaian Persoalan Pembangunan Permukiman? Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, SPPIP dan RPKPP menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan penataan ruang. SPPIP dan RPKPP ini pada dasarnya bukan merupakan inisiatif untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP merupakan instrumen baru untuk melakukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan strategi pembangunan. SPPIP merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang diarahkan untuk menjadi acuan kebijakan bagi pengembangan di bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan penjabaran SPPIP ke dalam rencana aksi yang operasional dan mendapat legitimasi dari pemangku kepentingan. Dalam lingkup pengembangan kota, SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen kebijakan yang menjadi salah satu acuan penyelenggaraan pembangunan di bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan di tingkat kabupaten/kota dan menjadi rujukan bagi semua pihak. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 5

6 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagian A.2 : Pengertian, Fungsi, dan Karakteristik SPPIP dan RPKPP Apa itu SPPIP dan RPKPP? SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya mengacu dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara komprehensif. SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti pembentuk kawasan perkotaan. Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini diterjemahkan ke dalam suatu strategi berikut program pembangunannya. SPPIP ini disusun berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam RTRW dan RPJPD. RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP disusun pada lingkup wilayah perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta skala 1:5.000 dan 1: RPKPP ini merupakan penjabaran dari SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan. Bagaimana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP? Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur pemrukiman perkotaan di suatu kabupaten/kota, hubungan yang terbentuk antara SPPIP dan RPKPP adalah sebagai berikut: SPPIP merupakan arahan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada lingkup kawasan perkotaan di dalam wilayah administrasi kabupaten/kota; SPPIP memuat strategi dan arahan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan untuk skala kabupaten/kota dan skala kawasan permukiman prioritas; Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 6

7 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Untuk dapat diimplementasikan, strategi dan arahan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skala kawasan permukiman prioritas didetailkan dalam rencana aksi program penanganan kawasan yang memuat program dan kegiatan yang terukur dari sisi volume dan biayanya; serta Upaya pendetailan di dalam rencana aksi program penanganan kawasan tersebut dituangkan ke dalam RPKPP. Secara rinci hubungan dan perbedaan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN STRATEGI SKALA KABUPATEN/ KOTA STRATEGI SKALA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS ARAHAN PROGRAM SKALA KABUPATEN/ KOTA ARAHAN PROGRAM SKALA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KAWASAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUBKAWASAN 1 KEGIATAN PEMBANGUNAN SUBKAWASAN 2 KEGIATAN PEMBANGUNAN SUBKAWASAN... Gambar 2 Diagram Keterkaitan SPPIP Dengan RPKPP Apa Fungsi SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan? Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, SPPIP memiliki fungsi sebagai berikut : sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program pembangunan lainnya; sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen SPPIP/RPKPP; sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Cipta Karya; Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 7

8 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota. Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, RPKPP memiliki fungsi sebagai berikut: untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Cipta Karya; dan sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya Bagaimana Karakteristik SPPIP dan RPKPP? SPPIP memiliki karakteristik sebagai berikut: penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi, akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada; pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk, namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari pengutamaan legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam proses penyusunan dan penerapannya; kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral, melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan kawasan perkotaan secara keseluruhan; dan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan disusun dari skala kabupaten/kota sampai dengan skala kawasan. Pada skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada kebijakan dan strategi skala kabupaten/kota. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 8

9 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP RPKPP memiliki karakteristik sebagai berikut: sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program pembangunan lainnya; sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen SPPIP/RPKPP; sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Cipta Karya; sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota. Apa yang Membedakan SPPIP dan RPKPP dengan Instrumen Pembangunan Lainnya? Tidak seperti halnya kebijakan dan strategi pembangunan yang berorientasi pada satu pilar pembangunan, baik itu pilar pembangunan sektoral ataupun pilar pembangunan spasial, SPPIP dan RPKPP merupakan instrumen pembangunan yang mengintegrasikan antara kedua pilar pembangunan yang digunakan di Indonesia, yaitu: pilar perencanaan pembangunan dan pilar penataan ruang. Secara struktural, SPPIP dan RPKPP bukan merupakan pilar pembangunan ketiga karena lebih berperan sebagai instrumen untuk mengitegrasikan antara dua pilar tersebut. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 9

10 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagian A.3 : Pendekatan dalam Penyusunan SPPIP dan RPKPP Pendekatan-pendekatan Apa Saja yang Digunakan Dalam SPPIP dan RPKPP? Penyusunan Proses penyusunan SPPIP dan RPKPP ini didasarkan pada tiga (3) pendekatan, yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan partisipatif, serta (3) pendekatan teknis-akademis Bagaimana Penjelasan dari Pendekatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP Tersebut? Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang ada atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama serta tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi atau situasi yang terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan kondisi yang seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan, baik untuk nasional maupun daerah. Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kabupaten/kota maupun pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 10

11 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Pendekatan Teknis-Akademis merupakan pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik identifikasi, analisis, penyusunan strategi maupun proses pelaksanaan penyepakatan. Dalam pendekatan ini, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP menggunakan beberapa metode dan teknik studi yang baku yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi kerja, dan tim pokjanis daerah. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 11

12 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagian A.4 : Kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam Kerangka Pembangunan Kabupaten/Kota Bagaimana Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Kabupaten/Kota? Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, SPPIP ini merupakan penerjemahan dan sinkronisasi dari kebijakan dan strategi pembangunan yang terdapat di dalam dokumen perencanaan pembangunan (RPJPD dan RPJMD) dan penataan ruang (RTRW kabupaten/kota) sebagai pilar utama dalam pembangunan wilayah di Indonesia. Selain mengacu pada kedua pilar utama pembangunan ini, SPPIP juga menerjemahkan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam Kebijakan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Dalam konteks pembangunan wilayah, KSPD ini memiliki fungsi: (1) memberikan acuan bagi pembangunan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur fungsi kabupaten/kota dan penataan ruang kabupaten/kota untuk pembangunan berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan. SPPIP yang telah dirumusukan dengan mempertimbangkan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam RPJPD, RPJMD, RTRW kabupaten/kota, dan KSPD ini akan menjabarkan kebijakan makro kabupaten/kota dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. SPPIP ini akan menjadi acuan bagi perumusan strategi sektor dan penyusunan Rencana Induk Sistem (RIS) komponen-komponen infrastruktur pada kawasan permukiman. Dalam konteks pembangunan bidang permukiman, strategi sektor dan Rencana Induk Sistem (RIS) yang telah disusun secara sistematis dan sinergis ini pada gilirannya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang cipta karya. Pada tahap selanjutnya dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) ini akan dijabarkan secara lebih rinci ke dalam dokumen RPKPP. Dalam konstelasi strategi pembangunan sektor, RIS dan RPIJM seringkali sudah disusun terlebih dahulu daripada SPPIP. Oleh karena itu, maka proses Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 12

13 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP penyusunan SPPIP akan mempertimbangkan dan mensinkronisasikan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam dokumen-dokumen tersebut, sedangkan proses penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan kegiatan di dalam RPIJM dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Selain itu, berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, untuk menunjang pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, setiap kabupaten/kota diharapkan memiliki Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP). Dari sisi lingkup substansi, RP3KP merupakan penjabaran dari rencana kawasan permukiman yang tertuang dalam RTRW kota/kabupaten. Sebagai rencana yang mengarahkan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di suatu kota/kabupaten, maka RP3KP ini juga perlu disinergikan dengan SPPIP. Secara diagramatis, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan instrumen pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan lainnya dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA/KABUPATEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERKOTAAN DAERAH (KSPD) STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) STRATEGI SISTEM SANITASI KOTA (S-SK) STRATEGI SEKTOR STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN (S-SPP) STRATEGI SEKTOR LAINNYA RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) RENCANA INDUK SISTEM (RIS) RENCANA INDUK SANITASI RENCANA INDUK PERSAMPAHAN MASTERPLAN SEKTOR LAINNYA RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) sinkronisasi diacu/diterjemahkan/didetailkan RENCANA SEKTORAL LAINNYA RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL) Gambar 3 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 13

14 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagiamana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dengan Dokumen Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dari Sisi Waktu? Dari sisi waktu, SPPIP merupakan penterjemahan arahan pengembangan dan pembangunan kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam RTRW dan RPJPD. Strategi untuk 5 (lima) tahun pertama didasarkan pada arahan dalam RPJMD dan KSPD, serta akan menjadi acuan bagi penyusunan RPKPP dan RPIJM. Ilustrasi kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam kerangka kebijakan pembangunan kota terdapat pada Gambar 4. ARAHAN SPASIAL ARAHAN PEMBANGUNAN ARAHAN PERKOTAAN RTRWN 20 TAHUN RPJPN 20 TAHUN KSPN 20 TAHUN RTRWD 20 TAHUN RPJPD 20 TAHUN RPJMD 5 TAHUN KSPD 5 TAHUN SPPIP 20 TAHUN LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV RPIJM 5 TAHUN LIMA TAHUN I LIMA TAHUN I LIMA TAHUN I LIMA TAHUN I LIMA TAHUN I RPKPP 5 TAHUN LIMA TAHUN I LIMA TAHUN I LIMA TAHUN I LIMA TAHUN I LIMA TAHUN I Gambar 4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 14

15 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagaimana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dengan RPIJM? SPPIP ini menjadi dokumen induk dan acuan utama dalam penyusunan programprogram investasi bidang permukiman yang terdapat dalam RPIJM Cipta Karya, sedangkan RPKPP merupakan dokumen teknis untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Cipta Karya. Dalam hal ini, program 5 (lima) tahunan yang dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan dan dasar dalam penyusunan program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaannya di dalam RPIJM Cipta Karya. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM Cipta Karya tersebut akan dirinci dalam program dan kegiatan yang terukur baik volume, biaya, dan lokasinya di tiap kawasan prioritas RPKPP (Gambar 5). STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) STRATEGI INDIKASI PROGRAM sebagai arah dan kebijakan program investasi bidang cipta karya RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA (RPIJM BIDANG CIPTA KARYA) PROGRAM KEGIATAN SKALA KOTA SKALA KAWASAN PROGRAM PENANGANAN KEGIATAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) RPKPP merupakan acuan RPIJM pada kawasan prioritas dan rencana teknis rinci subkawasan Gambar 5 Keterkaitan SPPIP, RPKPP, dan RPIJM Berdasarkan keterkaitan ini, maka apabila RPIJM sudah disusun sebelum SPPIP dan RPKPP, maka program yang tertuang dalam RPIJM, khususnya untuk tahun pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi dan program di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, dan alokasi penganggaran akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut rinciannya di dalam RPIJM. Untuk tahun kedua dan seterusnya, rumusan strategi Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 15

16 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP dan program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan RPIJM (Gambar 5) Gambar 6 Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP, dan RPIJM Apa Perbedaan SPPIP dan RPKPP Dengan RTRW, serta Bagaimana Keterkaitan Antara Ketiganya? Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan SPPIP dan RPKPP berbeda terutama dalam hal lingkup substansi dan lingkup wilayahnya. Secara rinci perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan perkotaan dapat dilihat pada Tabel 1. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 16

17 Tabel 1 Rincian Perbedaan Antara SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Wilayah Perkotaan Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 17

18 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Walaupun berbeda, SPPIP dan RPKPP ini memiliki keterkaitan erat dengan RTRW. SPPIP dan RPKPP ini dalam proses penyusunannya mengacu pada arah kebijakan yang terdapat di dalam RTRW, terutamanya mengenai alokasi pola ruang kawasan permukiman perkotaannya. Selain itu dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP juga mempertimbangkan beberapa substansi di dalam RTRW, seperti: Kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan permukiman perkotaan dan infrastruktur pendukungnya, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan dan strategi untuk SPPIP; Arah pemanfaatan ruang kawasan permukiman perkotaan dan infrastruktur pendukungnya, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan program dan kegiatan untuk SPPIP dan RPKPP; dan Arahan pengembangan kawasan strategis, sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas di dalam SPPIP dan RPKPP. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 18

19 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagian A.5 Pemangku Kepentingan Dalam SPPIP dan RPKPP Siapa Saja Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP dan RPKPP? Sesuai dengan fungsi dan perannya dalam mengintegtrasikan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada berbagai tingkat maka kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP sudah barang tentu melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang berada di tingkat pemerintah, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota. Walaupun demikian, secara realistis pembangunan kabupaten/kota, khususnya pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan tentunya akan melibatkan pemangku kepentingan dalam konteks yang lebih luas dari kalangan pemerintah seperti dinyatakan sebelumnya. Pemangku kepentingan dari kalangan tersebut antara lain adalah: Pengembang perumahan sebagai institusi yang menangani penyediaan perumahan berbentuk badan usaha milik privat. Dalam konsep SPPIP dan RPKPP, pengembangan memiliki potensi sangat besar untuk dilibatkan ataupun terlibat dalam implementasinya. Dalam konteks SPPIP dan RPKPP, pengembangan perumahan berperan sebagai pihak yang ikut terlibat dalam mengembangkan dan membangun hunian. Masyarakat / komunitas sebagai pihak yang secara kolektif memiliki gagasan, dan rencana mengembangkan ataupun memecahkan persoalan dalam lingkungan permukimannya. Pada sejumlah kasus tertentu, ditemui suatu kondisi dimana masyarakat/komunitas ini juga memiliki sejumlah sumberdaya untuk merealisasikan gagasan dan rencananya terutama yang berkaitan dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam konteks SPPIP dan RPKPP, masyarakat / komunitas berperan sebagai pihak yang ikut terlibat dalam mengembangkan dan membangun hunian. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 19

20 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Apa Peran Dari Tiap Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP dan RPKPP? Secara rinci peran dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak yang terlibat dalam kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 7. Tabel 1 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP PEMANGKU KEPENTINGAN TINGKAT PUSAT Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Pengembangan Permukiman DJCK TINGKAT PROVINSI Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP Penyelenggara kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP - Mendorong dan mengarahkan penyusunan SPPIP/RPKPP pada kabupaten/kota melalui Pokjanis daerah - Memberikan pendampingan teknis pelaksanaan penyusunan SPPIP/ RPKPP - Menyediakan pedoman pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP (KAK, panduan) - Memantau pelaksanaan SPPIP/RPKPP melalui kegiatan koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota - Menyelenggarakan kolokium - Melakukan tertib administrasi penyelenggaraan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP - Menyediakan tenaga ahli pendamping - Berperan aktif dalam tim teknis tingkat provinsi TUGAS - melaksanakan pembinaan kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; - menyediakan pedoman penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan - melakukan pemantauan dan evaluasi penyusunan SPPIP dan Penyusunan RPKPP. WEWENANG - melakukan penilaian terhadap hasil penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; - memberikan rekomendasi berdasarkan penilaian terhadap hasil penyusunan SPPIP; dan - memfasilitasi, mengoordinasikan, dan mensosialisasikan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP TUGAS - melaksanakan konsolidasi pada tingkat provinsi; - melaksanakan pendampingan dan pengendalian kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan - mendorong peningkatan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 20

21 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP PEMANGKU KEPENTINGAN Tim Teknis Provinsi, Terdiri dari: Ketua : Satker Randal CK Anggota : Korwil, Dinas PU/CK Provinsi, Bappeda Provinsi, dan Satker Provinsi Bidang CK PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG Pendamping/ pengendali kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP TINGKAT KABUPATEN/KOTA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis), Terdiri dari dinas/instansi terkait di lingkup pemerintah kabupaten/kota. Perumus SPPIP/RPKPP Pembentukan Pokjanis ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota Tim Ahli Pendamping, yang terdiri dari tenaga ahli beserta asisten ahli Pendamping kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP - Mendorong peningkatan kapasitas Pokjanis melalui kegiatan pelatihan/konsolidasi tingkat provinsi - Melakukan pendampingan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP melalui monitoring dan evaluasi/konsolidasi di tingkat provinsi - Merumuskan SPPIP/RPKPP - Menjadi narasumber dan penentuperumusan hasil SPPIP/RPKPP - Mengambil keputusan dalam proses penyusunan dokumen SPPIP/RPKPP - Mengawal keberlanjutan program SPPIP/RPKPP hingga tahapan implementasi - Memfasilitasi Pokjanis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP - Menyusun laporan proses kegiatan SPPIP/RPKPP - Menyusun dokumen SPPIP/RPKPP hasil perumusan Pokjanis kapasitas pokjanis di tingkat kabupaten/kota. WEWENANG - menetapkan tim teknis provinsi; - melaksanakan koordinasi penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP dalam lingkup provinsi; dan - memberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten/kota terkait dengan kinerja pokjanis. TUGAS - menyediakan basis data dan informasi spasial dan sektoral; - melaksanakan penyusunan SPPIP dan RPKPP sesuai dengan pedoman sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini; - menghasilkan SPPIP dan RPKPP yang dapat diimplementasikan; dan - penyebarluasan informasi produk SPPIP dan RPKPP kepada masyarakat WEWENANG - menetapkan pokjanis; - melaksanakan peninjauan kembali terhadap SPPIP dan RPKPP berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam peraturan menteri ini; - melibatkan peran masyarakat dalam proses penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan - menetapkan SPPIP. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 21

22 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP HUBUNGAN KETERKAITAN PERAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK), KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PEMBINA KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP/ RPKPP DINAS PEKERJAAN UMUM/ CIPTA KARYA PROVINSI SATUAN KERJA (SATKER) CIPTA KARYA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN penyediaan ahli pendamping TIM TEKNIS BAPPEDA PROVINSI DINAS PROVINSI TERKAIT SATKER CIPTA KARYA PROVINSI PENYELENGGARA KEGIATAN SPPIP/ RPKPP PENGENDALI KEGIATAN SPPIP/ RPKPP PENYUSUN SPPIP/RPKPP KELOMPOK KERJA TEKNIS (POKJANIS) PERUMUS SPPIP/ RPKPP pemangku kepentingan kota/kabupaten melakukan pendampingan TIM TENAGA AHLI PENDAMPING PENDAMPING KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP/ RPKPP AKADEMISI DAN UNSUR MASYARAKAT Gambar 7 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP dan RPKPP Apakah SPPIP dan RPKPP Perlu untuk Dilegalisasi Dalam Peraturan Perundang-undangan? Untuk menjamin pemanfaatan dokumen SPPIP dan RPKPP sebagai acuan dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, maka dokumen SPPIP dan RPKPP dapat dilegalisasi dalam bentuk peraturan perundangan-undangan di daerah. Legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 22

23 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP A PROSES MODUL PEMAHAMAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN B RUANG LINGKUP SPPIP DAN RPKPP Bagian B Modul Pemahaman SPPIP dan RPKPP ini merupakan penjelasan mengenai ruang lingkup SPPIP dan RPKPP yang terdiri dari 4 (empat) sub-modul: B.1 Ruang Lingkup SPPIP B.2 Keluaran SPPIP B.3 Ruang Lingkup RPKPP B.4 Keluaran RPKPP Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 23

24 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagian B.1 Ruang Lingkup SPPIP Apa yang menjadi batasan Lingkup Wilayah SPPIP? Kegiatan penyusunan SPPIP dapat dilakukan pada lingkup wilayah administrasi kota dan wilayah administrasi kabupaten, dengan fokus pada kawasan yang diarahkan dalam RTRW kabupaten/kota sebagai kawasan permukiman perkotaan. Apa Perbedaan Lingkup Wilayah SPPIP Untuk Wilayah Administrasi Kota dan Wilayah Administrasi Kabupaten? Untuk wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP mencakup keseluruhan kawasan permukiman di wilayah administrasi kota yang ditetapkan dalam RTRW kota yang bersangkutan. Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman perkotaan oleh RTRW kabupaten yang bersangkutan. Apa saja Lingkup Substansi dari SPPIP dan Sejauhmana kedalamannya? Lingkup Substansi SPPIP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1) Lingkup substansi keluaran akhir SPPIP dan 2) lingkup substansi menyeluruh yang meliputi seluruh proses penyusunan SPPIP. Kedua bagian lingkup substansi SPPIP ini akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Lingkup Substansi keluaran akhir SPPIP Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan SPPIP berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam bentuk program. Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah riil dan terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam kebijakan. Strategi pembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut dan diilustrasikan pada Gambar 8. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 24

25 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis; Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman eksisting; Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai. Sumber daya ini dapat berupa: sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah; luas lahan yang tersedia untuk pembangunan; kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan; kapasitas aparatur pelaksana program; dan sebagainya Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang berlaku; dan Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diharapkan. KEBUTUHAN PENANGANAN YANG DIRUMUSKAN BERDASARKAN KONDISI EKSISTING PERMASALAHAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN TARGET CAPAIAN YANG DIHARAPKAN PADA AKHIR TAHUN IMPLEMENTASI SUMBER DAYA YANG DIMILIKI DAERAH (dana, lahan, komitmen masyarakat, sumber daya aparatur, dll) Gambar 8 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 25

26 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu: cakupan aspek dan cakupan wilayah. Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam konteks cakupan aspek merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk strategi non-fisik dapat meliputi strategi terkait aspek sosial, ekonomi, pembiayaan, kelembagaan, pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya, serta legalisasi. Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam konteks cakupan wilayah disusun untuk skala kota/kabupaten dan skala kawasan. Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu tertentu. 2. Lingkup Substansi Seluruh Proses Penyusunan SPPIP Lingkup substansi untuk seluruh proses penyusunan SPPIP mencakup 5 (lima) lingkup kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (3) perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (4) perumusan startegi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta (5) finalisasi dan sosialisasi. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut pada Tabel 2. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 26

27 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Tabel 2 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN (1) Persiapan Mengikuti sosialisasi penyusunan SPPIP yang akan dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh tim pusat Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi Melakukan konsolidasi dengan semua pemangku kepentingan dalam proses penyamaan tujuan dan rencana kerja penyusunan SPPIP Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan Peta dasar Data dan informasi yang diperlukan Desain pengumpulan data dan informasi (2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh Pemerintah Daerah Melakukan kajian terhadap isu-isu permukiman dan infrastruktur perkotaan, serta potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan. Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah Kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur perkotaan Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan permukiman perkotaan Peta potensi, permasalahan, dan tantangan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan (3) Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan indikasi arah pengembangan kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan berdasarkan hasil kajian kebijakan dan hasil kajian terhadap isu-isu, potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan Indikasi arah pengembangan kota Indikasi arah pembangunan permukiman kota dan infrastruktur perkotaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 27

28 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN permukiman perkotaannya Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan: Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas Identifikasi kawasan permukiman prioritas Rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastrukur perkotaan Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1 Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas Kawasan permukiman prioritas Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2 (4) Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan : Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan. Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan jangka menengah. Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. (5) Finalisasi dan Sosialisasi Mengikuti kegiatan kolokium yang akan dikoordinasikan oleh koordinator pelaksana, dan memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan pada Kolokium SPPIP Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap rumusan strategi dan program Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3 Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan jangka menengah Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4 dan diskusi informal Masukan untuk penyempurnaan hasil Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Masukan untuk penyempurnaan hasil Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 28

29 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Melakukan diseminasi hasil kesepakatan perumusan SPPIP kepada dinas/instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya di kota/kabupaten bersangkutan Tersosialisasikannya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Lingkup substansi yang dimaksud secara rinci akan dijelaskan dalam masing masing bagian pada Modul Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP yang merupakan bagian terpisah dari Modul Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ini. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 29

30 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagian B.2 Keluaran SPPIP Apa Keluaran Dari SPPIP? Terdapat 2 (dua) dokumen dari proses penyusunan SPPIP yang akan dihasilkan sebagai keluaran yaitu: a. Dokumen SPPIP; dan b. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP Sejauhmana Tiap Keluaran Tersebut Harus Dihasilkan? Karakteristik atau persyaratan masing masing keluaran dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) MUATAN - Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas; - Identifikasi kawasan permukiman prioritas; - Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan; - Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan); Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 30

31 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP - Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan - Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama, terpisah dengan dokumen laporan proses penyusunan substansi dan dokumen laporan mekanisme penyelenggaraan kegiatan - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif B. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan diseminasi; - Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan diseminasi; - Materi yang disampaikan; - Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan - Proses diskusi PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen SPPIP - Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi informal, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi - Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui - Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 31

32 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagian B.3 Ruang Lingkup RPKPP Apa yang menjadi batasan Lingkup Wilayah RPKPP? RPKPP dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang terdapat di setiap kawasan perkotaan dalam lingkup kabupaten/kota dan mengacu pada arahan yang terdapat dalam dokumen SPPIP. Kawasan permukiman prioritas ini dibagi dalam zona/blok pentahapan penanganan sehingga dapat ditentukan kawasan pembangunan Tahap 1. Secara hirarki spasial lingkup wilayah RPKPP dapat dibedakan menjadi dua jenjang, yaitu: Kawasan Permukiman Prioritas dan Kawasan Pembangunan Tahap 1. Lingkup Wilayah RPKPP pada jenjang kawasan permukiman prioritas dipetakan dengan skala 1:5.000 dan pada jenjang kawasan Pembangunan Tahap 1 dengan skala 1: Apa perbedaan antara Kawasan Permukiman Prioritas dan Kawasan Pembangunan Tahap Pertama? Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman yang disepakati oleh pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan kabupaten/kota dan merupakan prioritas dalam pembangunan dan pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas merupakan satu kesatuan fungsional tertentu yang tidak terpisah (memiliki kesamaan permasalahan/tema penanganan) tanpa merujuk pada batas adminstrasi. Dalam penetapannya, didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut: memiliki urgenitas penanganan; memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kota; memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan kota; sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota; memiliki dominasi permasalahan terkait bidang cipta karya; dan memiliki dominasi penanganan melalui bidang cipta karya. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 32

33 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Jumlah kawasan yang ditetapkan dan terpilih minimal 1 (satu) kawasan dengan luasan per kawasan sesuai dengan kesepakatan dengan pihak daerah (Pokjanis). Sebagai acuan luasan untuk kawasan terpilih adalah hingga 500 Ha atau dapat disesuaikan dengan batas deliniasi kawasan permukiman yang disepakati. Kawasan Pembangunan Tahap 1 Kawasan pembangunan Tahap 1 adalah kawasan permukiman yang disepakati oleh masyarakat di dalam kawasan dan pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan kawasan dan memiliki prioritas untuk dimulai pembangunannya pada tahun pertama dalam rencana pentahapan pembangunan kawasan. Luasan per kawasan pengembangan tahap 1 antara Ha atau lainnya berdasarkan kesepakatan dengan pihak daerah. Apa saja Lingkup Substansi dari RPKPP dan Sejauhmana kedalamannya? Lingkup substansi RPKPP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1) lingkup substansi keluaran akhir RPKPP dan 2) lingkup substansi menyeluruh yang meliputi seluruh proses penyusunan RPKPP. Kedua bagian lingkup substansi RPKPP ini akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Lingkup Substansi Keluaran Akhir RPKPP Kedalaman substansi dari RPKPP sampai dengan rencana aksi program yang dijabarkan ke dalam rencana teknis. Rencana aksi program merupakan penjabaran dari strategi skala kawasan yang dirumuskan pada SPPIP yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan didetailkan pada program tahunan /1 (satu) tahun. Untuk komponen bidang permukiman pada program tahun pertama di kawasan pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan Rencana Detail Desain/Detailed Engineering Design (DED). Rumusan program dan kegiatan disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum; Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/kota yang bersangkutan dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) kabupaten/kota; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 33

34 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 2. Lingkup substansi seluruh proses penyusunan RPKPP Lingkup substansi penyusunan RPKPP secara rinci dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) lingkup kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas, (3) perumusan rencana aksi program, (4) perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1, dan (5) finalisasi dan sosialisasi. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan utama dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN (1) Persiapan Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi. Persiapan ini juga didukung dengan mengikuti konsolidasi di tingkat provinsi. Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan peta dasar Data dan informasi yang diperlukan Desain pengumpulan data dan informasi (2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas Melakukan review dan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah serta dokumen SPPIP yang telah dibuat Melakukan kajian mikro terhadap kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pemerintah daerah serta dokumen SPPIP Kajian mikro kawasan permukiman prioritas Presentasi audio-visual kawasan permukiman prioritas hasil investigasi di lapangan Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas Pemetaan spasial potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 34

35 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN (3) Perumusan Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Prioritas Melakukan identifikasi kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas Melakukan penyusunan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Proses penyusunan ini dilakukan dengan Focus Group Discusion (FGD) bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan Melakukan penyusunan rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan berdasarkan arahan dalam program pembangunan dalam dokumen SPPIP berikut dengan tahapan pelaksanaan penanganannya. Adapun proses penyusunan ini dilakukan dengan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan. (4) Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1 Melakukan pemilihan dan penetapan kawasan pembangunan tahap 1 Melakukan perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan kawasan yang telah disepakati bersama oleh pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan. Adapun kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif yang melibatkan semua pihak terkait Bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan melakukan penyusunan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dengan tingkat kedalaman informasi skala 1:1.000 dan menyepakatinya dalam suatu FGD Melakukan penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi permukiman dan infrastruktur permukiman. Rencana detail desain tersebut Kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas Konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Peta konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan untuk merumuskan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas Rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan untuk merumuskan dan menyepakati rencana aksi program penanganan Kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1 Kawasan pembangunan tahap 1 Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 Diskusi partisipatif dengan masyarakat setempat untuk perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan untuk merumuskan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1 Visualisasi 3D untuk DED kawasan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 35

36 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP LINGKUP KEGIATAN juga disajikan dalam bentuk 3 dimensi Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui Direktorat Pengembangn Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum untuk memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan penyusunan RPKPP Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 untuk jangka waktu 1 tahun pertama (5) Finalisasi dan Sosialisasi Menyelenggarakan sosialisasi hasil penyusunan RPKPP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait dan masyarakat di kawasan prioritas CAPAIAN KEGIATAN Masukan untuk penyempurnaan hasil Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Masukan untuk penyempurnaan hasil Tersosialisasikannya RPKPP Lingkup substansi yang dimaksud dijelaskan secara rinci dalam Modul Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP yang merupakan bagian terpisah dari Modul Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ini. Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 36

37 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Bagian B.4 Keluaran RPKPP Apa Keluaran Dari RPKPP? Dalam keseluruhan proses Penyusunan RPKPP ada 5 (lima) dokumen yang akan dihasilkan sebagai keluaran yaitu: a. Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP); b. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan); c. Dokumen Rencana Detail Desain (DED); d. Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas; e. Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Prioritas Sejauhmana Tiap Keluaran Tersebut Harus Dihasilkan? Karakteristik atau persyaratan masing masing keluaran dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) MUATAN - Profil kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan indikasi dalam SPPIP - Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP - Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas - Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas - Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun - Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1000) - Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 37

38 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP PENYAJIAN permukiman dan infrastruktur permukiman untuk kawasan prioritas yang pembangunannya akan dilaksanakan pada tahun pertama yang disajikan dalam bentuk 3D. - Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi program dalam skala : a) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas) b) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahap pertama) - Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama, terpisah dari laporan penyelenggaraan kegiatan - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif B. Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan sosialisai; - Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan sosialisasi; - Materi yang disampaikan; - Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan - Proses penyelenggaraan partisipatif melalui pendekatan Community based Participatory Approach (CPA) PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen RPKPP; - Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi partisipatif, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi; - Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui; - Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini. C. Dokumen Rencana Detail Desain (DED) MUATAN - DED untuk komponen infrastruktur permukiman dan sektor terkait lainnya pada kawasan pembangunan tahap 1. - Rencana Anggaran Biaya (RAB) PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar, dan peta yang representatif Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 38

39 Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP D. Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas MUATAN - Profil kawasan prioritas (aspek fisik dan non-fisik) - Hasil kajian potensi dan permasalahan kawasan prioritas PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis; dan - Dokumentasi kondisi eksisting kawasan dalam bentuk audio visual (film dokumenter) E. Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas dan kawasan pengembangan tahap 1 MUATAN - Konsep 3 dimensi (3D) pembangunan kawasan permukiman prioritas dan kawasan pengembangan tahap 1 PENYAJIAN - Dokumentasi ini disajikan dalam bentuk audio visual Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP 39

40 MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

41 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MODUL PEMAHAMAN SPPIP DAN RPKPP, serta MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP). MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan penyusunan SPPIP dan RPKPP; MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam proses penyusunan SPPIP; dan MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam proses penyusunan RPKPP. Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PENYUSUNAN SPPIP PENYUSUNAN RPKPP ` MODUL Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ` MODUL Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) MODUL Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Gambar 1 Kedudukan Modul Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RKPP) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPPIP dan RPKPP Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP 2

42 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) merupakan acuan teknis yang berisi langkah-langkah untuk menghasilkan Dokumen RPKPP. Langkah-langkah yang di maksud disajikan untuk tiap kegiatan pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan RPKPP, sehingga memudahkan bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses penyusunan RPKPP ini. Penggunaan modul untuk tiap kegiatan penyusunan RPKPP dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Rincian Modul yang Digunakan Dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP KEGIATAN BAGIAN MODUL YANG DIGUNAKAN SOSIALISASI Modul Pemahaman Dasar Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP KONSOLIDASI TINGKAT Modul Pemahaman Dasar PROVINSI Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP KOLOKIUM Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.4 PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RPKPP PENYELENGGARAAN Modul Proses dan Prossedur FGD 1 Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.1 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.2 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.2 PENYELENGGARAAN FGD 2 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.4 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.5 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.6 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan MUATAN Kegiatan Penyelenggaraan Kolokium Kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan Kegiatan Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1 Kegiatan Identifikasi Program Penanganan Berdasarkan Arahan SPPIP Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program Kegiatan Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan Permukiman Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2 Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP 3

43 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP KEGIATAN PENYELENGGARAAN DISKUSI PARTISIPATIF PENYELENGGARAAN FGD 3 KONSULTASI PUBLIK BAGIAN MODUL YANG DIGUNAKAN Penyusunan RPKPP C.7 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D. 2 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.3 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.1 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.4 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.5 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.6 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.7 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.9 DISEMINASI Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP E.1 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP E.2 MUATAN Kegiatan Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Kegiatan Penyelenggaraan Diskusi Partisipatif Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Kegiatan Perumusan Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 KegiatanPenyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3 Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Desain Kawasan Kegiatan Penyelenggaraan Konsultasi Publik Kegiatan Penyempurnaan Rencana Aksi Program dan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Kegiatan Penyelenggaraan Diseminasi Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP 4

44 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP PERSIAPAN Bagian A: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Persiapan memuat langkah-langkah penyusunan dokumen RPKPP pada tahap awal penyusunan RPKPP. Modul ini terbagi atas 3 (tiga) sub-modul yang masing-masing menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan persiapan, yaitu: A.1: Kegiatan Sosialisasi A.2: Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja A.3: Kegiatan Konsolidasi Tingkat Provinsi Kedudukan Bagian A di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Lingkup Persiapan 5

45 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP PERSIAPAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN FINALISASI DAN SOSIALISASI 1.1 SOSIALISASI 1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA O KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN 2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP 2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN 3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN 3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP O PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM 3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN 4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 O-4 O PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7 KAWASAN 5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 MODUL A Gambar 2 Keterkaitan Bagian A Modul dalam Kerangka Penyusunan RPKPP Lingkup Persiapan 6

46 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian A.1 SOSIALISASI Kegiatan sosialisasi adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai penyusunan RPKPP dan mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP. Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya? Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai penyelenggara kegiatan. Sebagai penyelenggara, Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki peran: - mengorganisasi kegiatan; - menyediakan dan menyampaikan materi proses dan prosedur penyusunan SPPIP/RPKPP; dan - memontoring persiapan kota/kabupaten penyusunan SPPIP/RPKPP Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKPK) Provinsi, Pokjanis RPKPP Kabupaten/Kota dan Tenaga Ahli Pendamping sebagai peserta, minimal terdiri atas 1 (satu) perwakilan Satker PKP Provinsi, 1 (satu) perwakilan Tim Teknis Provinisi, 1 (satu) orang ketua Pokjanis, dan 1(satu) orang ketua tim tenaga ahli. Dalam kegiatan ini, Pokjanis SPPIP Kabupaten/Kota dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli berkewajiban untuk: - menyiapkan tim penyusun (Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli); - menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan; dan - menemukenali karakteristik kajian yang terkait penyusunan SPPIP/RPKPP Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal selama 2 (dua) hari pada awal bulan pertama dari rangkaian kegiatan penyusunan RPKPP dengan alokasi waktu yang ditentutan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Lingkup Persiapan 7

47 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Metode Apa Saja yang Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya? Workshop, dalam proses sosialisasi ini akan ada pemaparan mengenai penyusunan RPKPP oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Diskusi, melalui sesi tanya jawab dalam proses pelaksanaannya. Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum sosialisasi? Jadwal dan Rencana Kerja SK Bupati/ Walikota tentang Pokjanis RPKPP Kabupaten/ Kota Dokumen Kebijakan yang mendukung penyusunan RPKPP dan terkait dengan lingkup substansi RPKPP (selain yang sudah dikaji pada dokumen SPPIP) Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Menyusun dan Menyepakati Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pokjanis RPKPP dan Tim Tenaga Ahli bersama-sama menyusun rencana kerja dan jadwal kerja penyusunan RPKPP; Di dalam rencana kerja dan jadwal kerja dilengkapi dengan tanggal-tanggal tentatif untuk tiap kegiatan yang dilakukan; dan Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dilaporkan kepada Satker PKP. Langkah 2: Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli serta Satker Provinsi mengikuti sosialisasi Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli menyampaikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kerja serta menunjukkan SK Bupati/Walikota tentang Pokjanis penyusunan RPKPP kepada koordinator wilayah. Pokjanis menyampaikan kebijakan dan strategi yang dimiliki oleh kota/kabupaten untuk mendukung penyusunan RPKPP Langkah 3: Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian kegiatan Berdasarkan hasil sosialisasi, satker dan pokjanis merumuskan bersama rencana penyelesaian kegiatan yang dipersiapkan dan disempurnakan yang dilakukan pada kegiatan berikutnya (Bagian A.2). Lingkup Persiapan 8

48 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Rencana kerja yang telah disusun oleh Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli, yang minimal memuat mengenai: - tahapan pelaksanaan kegiatan; - waktu pelaksanaan kegiatan; - keterkaitan tahapan tiap kegiatan; dan - target kunci atau output pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan. Jadwal kerja yang telah disusun oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, yang minimal memuat mengenai - rincian kegiatan pada tiap tahapan; dan - tanggal tiap pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi dengan durasi; SK Pokjanis yang telah ditandatangani oleh Walikota/Bupati. SK Pokjanis ini setidaknya memuat jabatan dan dinas teknis yang ditunjuk sebagai tim Pokjanis penyusunan SPPIP dan RPKPP; Daftar tim tenaga ahli pendamping, yang minimal menjelaskan mengenai nama, posisi yang diusulkan, dan kualifikasi yang dimiliki oleh tenaga ahli Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar. Peta Dasar yang dimiliki setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: - Minimal skala 1:5.000 dengan tingkat ketelitian sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya; dan - Dalam bentuk data digital disesuaikan dengan koordinat peta yang digunakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Status dokumen data dasar yang dimiliki, yang minimal memuat: - Jenis data yang tersedia; dan - Status legalisasi data yang tersedia Status legalisasi data yang tersediadaftar Check List Hasil Sosialisasi Rencana kerja Jadwal kerja SK Pokjanis Daftar data dasar yang dimiliki Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar Lingkup Persiapan 9

49 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian A.2 : Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja Kegiatan persiapan ini meliputi semua kegiatan baik yang berkaitan dengan manajemen kegiatan maupun penyiapan data awal untuk mendukung penyusunan RPKPP. Kegiatan ini meliputi koordinasi tim, penyusunan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, serta pengumpulan data dan informasi. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota Tim Tenaga Ahli Pendamping Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal selama 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan pertama. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya Diskusi koordinasi: untuk penyusunan dan pemantapan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan untuk diskusi koordinasi Digitasi peta : dalam penyiapan peta dasar Observasi lapangan dan wawancara: untuk pengumpulan data dan informasi Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Melakukan mobilisasi dan koordinasi tim untuk penyamaan pemahaman lingkup tugas tim pelaksana dan Pokjanis dalam kegiatan Penyusunan RPKPP berdasarkan hasil sosialisasi, dilakukan koordinasi untuk menyepakati lingkup tugas dalam penyusunan RPKPP menyepakati pembagian tugas tim penyusun RPKPP terhadap masing masing lingkup tugas yang ada Langkah 2: Menyusun rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati bersama oleh seluruh anggota tim mengidentifikasi kebutuhan penyusunan RPKPP yang terkait dengan: - kebutuhan data dan ketersediaan data yang ada - penyesuaian metodologi pelaksanaan pekerjaan terkait dengan waktu dan sumber daya lainnya Lingkup Persiapan 10

50 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP pemantapan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan berdasarkan identifikasi kebutuhan penyusunan RPKPP diatas Langkah 3: Menyiapkan peta dasar dengan skala minimal 1: yang siap untuk digunakan sebagai dasar untuk survey; Asisten Ahli Pemetaan di dalam Tim Tenaga Ahli melakukan proses penyiapan peta dasar skala 1:5.000 dalam format digital yang memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang; Sumber peta dasar yang digunakan dapat sama dengan peta yang digunakan dalam RDTR atau dari sumber yang telah disepakati oleh Pokjanis; Langkah 4: Menyiapkan rancangan pengumpulan data dan informasi berdasarkan kebutuhan yang ada dan rencana kerja yang telah disusun; dan Merumuskan kebutuhan data penyusunan RPKPP untuk mendapatkan informasi minimal meliputi data dan informasi mengenai: - struktur dan pola ruang serta kecenderungan perkembangan kawasan - kondisi bangunan dan lingkungan - kondisi sosial kependudukan, - kondisi ekonomi, - ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial, - ketersediaan utilitas lingkungan dan isu permasalahan kawasan prioritas - status kepemilikan lahan menyiapkan perangkat pengumpulan data dan survey lapangan Langkah 5: Melakukan pengumpulan dokumen, observasi lapangan, dan wawancara dalam rangka pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas Pengumpulan data sekunder yang meliputi : - Data-data statistik dan informasi terkait yang dapat memperlihatkan gambaran kondisi, ketersediaan dan rencana penyediaan permukiman dan infrastruktur - Data spasial berupa peta-peta yang dapat menjadi penunjang / penguat berbagai informasi sekunder lainnya, serta sebagai bahan kelengkapan peta dasar - Dokumen hasil studi maupun pelaksanaan program yang dapat memberikan informasi mengenai upaya penanganan kawasan permukiman yang telah atau pernah dilakukan Lingkup Persiapan 11

51 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP observasi lapangan yang dilakukan terkait dengan kondisi permukiman dengan fokus pengamatan pada kondisi baik kualitas maupun kuantitas permukiman dan infrastrukturnya. Wawancara terhadap para pemangku kepentingan terkait serta masyarakat di lokasi kawasan untuk memahami persoalan yang dihadapi di kawasan yang akan direncanakan Melakukan kompilasi dan tabulasi data dan informasi yang terkumpul. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Rencana kerja yang telah disepakati bersama (Contoh Tabel 2) Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan Peta dasar kawasan permukiman prioritas dan sekitarnya dalam skala 1 : (contoh format peta lihat Gambar 2). Isi peta dasar minimal meliputi : - ID dan nama provinsi, nama kabupaten/kota, nama kecamatan, dan nama kelurahan yang telah distandarisasi oleh BIG; - Batas wilayah administrasi hingga lingkup kelurahan/desa. - Batas penggunaan lahan (batas antar penggunaan) - Nama-nama unsur geografis (toponimi) - Jaringan jalan, minimal hingga jalan lingkungan - Topografi Sumber peta dasar yang digunakan adalah peta dari BIG tahun 2010 dengan minimal layer administrasi, jalan, dan sungai. Apabila peta tersebut belum tersedia di BIG, maka dapat menggunakan sumber lain yang setara yang telah disepakati oleh Pokjanis. Output peta disajikan dengan ketentuan sebagai berikut: - Disajikan dalam format SHP (shapefile); - Datum WGS 84; dan - Koordinat penyajian dalam bentuk DMS (Derajat, Menit, Detik) Penggambaran unsur-unsur tersebut dengan simbol dan/atau notasi yang mengacu pada Lampiran PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya. Daftar Kebutuhan Data dan Informasi (Tabel 3), minimal memuat mengenai: - Jenis dan Bentuk data (hard copy/soft file) - Judul Data - Sumber (primer/sekunder) dan Instansi penyedia data - tahun penyusunan/penerbitan data Data dan informasi mengenai kondisi eksiting kawasan permukiman prioritas berikut dengan kawasan makronya (contoh kompilasi data lihat Tabel 4) Lingkup Persiapan 12

52 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Tabel 2 Contoh Format Rencana Kerja NO. KEGIATAN DURASI BULAN 1 BULAN OUTPUT PENANGGUNG JAWAB TIM YANG TERLIBAT A. PERSIAPAN A.1. Mobilisasi Tim 5 hari Ketua Tim Seluruh Tim A.1.1 Penyusunan Rencana Kerja 5 hari Rencana Kerja dan Metodologi Ketua Tim Seluruh Tim, Pokjanis A.1.2 Penyusunan Perangkat Kerja 5 hari Perangkat Kerja Ketua Tim Seluruh Tim, Pokjanis A.1.3 Diskusi 1 hari Pra-FGD 1 1 hari Konsep Penanganan Kawasan FGD 1 1 hari Kesepakatan Konsep Penanganan Kawasan... Seluruh Tim, Pokjanis... Seluruh Tim, Pokjanis dst Lingkup Persiapan 13

53 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Gambar 3 Contoh Format Peta Skala 1: 5000 Tabel 3 Contoh Tabel Kebutuhan Data dan Informasi Jenis dan Bentuk Data Judul Data Sumber/ Instansi Penyedia Data Tahun Data Sekunder/ Hardcopy Statistik Kelurahan Kantor Kelurahan Lingkup Persiapan 14

54 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Tabel 4 Prioritas Contoh Tabel Data dan Informasi mengenai Kawasan Permukiman Jenis Data Sumber Kawasan... Bangunan Permanen : unit Statistik Kelurahan, 2010 Semi Permanen : unit Tidak Permanen : unit Jarak antara Bangunan : meter Pertambahan bangunan liar : unit/tahun Kepadatan Bangunan : unit/ ha tapak bangunan % Kondisi A. Jalan Lingkungan : meter... Infrastruktur 1. Baik : meter 2. Rusak : meter B.Drainase : meter 1. Baik : meter 2. Rusak : meter 3. Tergenang : meter 4. Tidak ada drainase : meter C.... : meter D. Infrastruktur Lainnya :.... Kondisi Kependuduka n Kepadatan Penduduk : Jiwa/ Ha... Tingkat Pertumbuhan Penduduk Jiwa Data Lainnya Lingkup Persiapan 15

55 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Daftar Check List Hasil Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja Rencana kerja Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan Peta dasar kawasan permukiman prioritas dan sekitarnya skala 1 : Data dan informasi mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas berikut dengan kawasan makronya Lingkup Persiapan 16

56 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian A.3 KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI Kegiatan konsolidasi tingkat provinsi merupakan kegiatan penyamaan pemahaman substansi serta proses dan prosedur penyusunan SPPIP antar kabupaten/kota yang berada di bawah lingkup Satker PKP Provinsi yang bersangkutan. Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya? Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga ahli pendamping menyusun dan memaparkan rencana kerja; Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman di Provinsi sebagai penyelenggara yang berperan memberi masukan dan menyepakati rencana kerja penyusunan RPKPP yang sudah dibuat; Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 1 (satu) hari pada bulan pertama setelah pelaksanaan sosialisasi Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya? Konsolidasi dilakukan melalui diskusi koordinasi. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: menyiapkan rencana kerja penyusunan RPKPP Persiapan ini menggunakan output rencana kerja yang sudah dihasilkan pada kegiatan A.2. Langkah 2: menyepakati rencana dan jadwal kerja penyusunan RPKPP dengan pemangku kepentingan terkait Memiliki pemahaman awal yang sama terkait proses, prosedur dan keluaran untuk menyepakati rencana penyepakatan rencana kerja yang meliputi penyepakatan sasaran/ keluaran, pembagian peran penyusun RPKPP, serta kerangka waktu penyelesaian termasuk menyepakati jadwal diskusi (FGD dan Pra-FGD) dan pertemuan lainnya Lingkup Persiapan 17

57 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping (Gambar 4), yang paling tidak meliputi: - pembagian peran dalam penyusunan RPKPP - keluaran tiap tahap kegiatan dan kerangka waktu penyelesaiannya - jadwal pelaksanaan FGD dan Pra-FGD, konsultasi publik, diseminasi maupun diskusi lainnya yang dibutuhkan Gambar 4 Contoh Format Rencana Kerja yang sudah disepakati Daftar Check List Hasil Konsolidasi Tingkat Provinsi Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping Lingkup Persiapan 18

58 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP B PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN Bagian ini memuat langkah-langkah penyusunan dokumen RPKPP pada lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan. Modul ini terbagi atas 3 (tiga) sub-modul yang masing-masing menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan persiapan, yaitu: B.1: Kegiatan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan B.2: Kegiatan Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas berdasarkan Arahan SPPIP B.3: Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Permukiman Prioritas Kedudukan Bagian B di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat dilihat pada Gambar 5 berikut. Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 19

59 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP PERSIAPAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN FINALISASI DAN SOSIALISASI 1.1 SOSIALISASI 1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA O KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN 2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP 2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN 3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN 3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP O PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM 3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN 4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 O-4 O PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7 KAWASAN 5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 MODUL B Gambar 5 Keterkaitan Bagian B Modul dalam Kerangka Penyusunan RPKPP Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 20

60 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian B.1 : Kegiatan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kegiatan ini merupakan kajian terhadap berbagai produk kebijakan dan strategi pembangunan kota, khususnya produk rencana yang telah dimiliki pemerintah kota/kabupaten mulai dari tingkat yang tertinggi yaitu RTRW kota/kabupaten, RDTR kawasan, hingga yang terkait dengan penyusunan RPKPP, diantaranya SPIPP dan RP3KP, untuk dioptimalkan dan disinergikan sesuai dengan karakteristik dan kekhasan kota/kabupaten yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten, berperan sebagai pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan apa saja yang perlu di kaji dan mengkaji kebijakan pembangunan yang terkait dengan pembangunan kawasan permukiman prioritas Tenaga Ahli Pendamping dalam mendampingi Pokjanis untuk menganalisis dan menghasilkan matriks analisis kebijakan, memiliki peran sesuai dengan keahliannya masing masing: 1. Ahli Perencanan Wilayah dan Kota, mengkaji kebijakan yang terkait dengan arah rencana tata ruang (terutama RDTR), serta aspek lainnya yang berpengaruh terhadap kawasan permukiman prioritas 2. Ahli Permukiman, mengkaji kebijakan yang yang terkait dengan aspek perumahan dan permukiman, bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas 3. Ahli Prasarana Permukiman, mengkaji kebijakan terkait rencana dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman (air bersih, jalan lingkungan, drainase, persampahan) pada kawasan permukiman prioritas Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal selama 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan pertama. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Desk Study (Studi Literatur) untuk mempelajari berbagai dokumen kebijakan yang ada terutama yang belum dikaji dalam dokumen SPPIP Content Analysis (Analisis Isi) untuk menyimpulkan atau mengetahui arahan pada masing masing kebijakan terkait dengan permukiman dan infratruktur pada kawasan permukiman prioritas. Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 21

61 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kota, khususnya yang terkait pengembangan permukiman Gunakan kajian kebijakan dan strategi pembangunan yang ada dalam dokumen SPPIP; Gunakan produk kebijakan lainnya yang diperoleh dari hasil pengumpulan data (Bagian A.2) terutama data terkait dengan kawasan permukiman prioritas seperti RDTR dan RTBL Kawasan. Uraikan arah pengembangan, rencana pola dan struktur ruang kawasan (berdasarkan RDTR); identifikasi arah pengembangan untuk permukiman dan infrastruktur; identifikasi konsep dan arahan perancangan bangunan dan lingkungan pada kawasan; dan identifikasi dan uraikan program lainnya yang terkait permukiman dan infrastruktur pada kawasan Langkah 2: Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan terkait pengembangan permukiman yang ada di daerah identifikasi arah pengembangan permukiman dan infrastruktur kawasan permukiman berdasarkan peta rencana struktur ruang kawasan (RDTR) skala minimal 1: 5000; identifikasi arah pengembangan dan konsep perencanaan yang ada pada kawasan permukiman berdasarkan rencana pembangunan lainnya dalam peta dengan skala minimal 1: 5000 Langkah 3: Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan yang terkait pengembangan permukiman yang ada, untuk disinergikan dengan kebutuhan penyusunan RPKPP berdasarkan hasil identifikasi pada langkah 1, kaji keselarasan arah pengembangan permukiman khususnya pada kawasan permukiman prioritas antara satu dokumen kebijakan dengan yang lainnya; identifikasi poin poin kebutuhan untuk penyusunan RPKPP Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 22

62 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Langkah 4: Melakukan identifikasi terhadap kontribusi dan kedudukan kawasan prioritas yang akan direncanakan dalam skala kabupaten/kota Identifikasi kedudukan kawasan permukiman prioritas terhadap wilayah kota/ kabupaten secara keseluruhan Identifikasi kontribusi kawasan prioritas terhadap pembangunan wilayah kota/ kabupaten Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya dalam bentuk matriks (Tabel 5) maupun peta. Penyajian dalam bentuk matriks untuk memudahkan dalam komparasi antar isi tiap dokumen sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan mengenai: - Kebijakan dan strategi pembangunan pada kawasan permukiman prioritas yang direncanakan - Sinkronisasi antara kebijakan dan strategi pembangunan kota terkait dengan penyusunan RPKPP - Kontribusi dan kedudukan kawasan permukiman prioritas yang akan direncanakan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah kabupaten/kota - Arah kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas Tabel 5 Contoh Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan untuk RPKPP POIN KAJIAN Kedudukan kawasan Kebijakan dan strategi kawasan Program Permukiman Dokumen Kebijakan SPPIP RTRW RTBL dll Kawasan Sebagai kawasan strategis prioritas provinsi pertama Diarahkan untuk penataan kawasan melalui revitalisasi kawasan Diarahkan untuk pengembangan permukiman yang menunjang keberadaan industri. Pengembangannya diarahkan untuk intensifikasi dengan konsep vertical housing Diarahkan untuk pengurangan permukiman kumuh Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 23

63 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Daftar Check List Hasil Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Matriks Kajian Kebijakan terkait Penyusunan RPKPP Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 24

64 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian B.2 : KEGIATAN KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP Kegiatan ini merupakan kajian rinci pada kawasan permukiman prioritas baik yang sifatnya fisik maupun non fisik yang didasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada kawasan permukiman prioritas. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis, berperan dalam memperkaya data dan informasi hasil kajian mikro pada kawasan Tenaga Ahli Pendamping dalam mendampingi Pokjanis untuk melakukan kajian, memiliki peran sesuai dengan keahliannya masing masing: 1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, akan berperan dalam mengkaji karakteristik ruang (pemanfaatan lahan) kawasan prioritas 2. Ahli Permukiman, mengkaji karakteristik dan kondisi permukiman pada kawasan 3. Ahli Prasarana Permukiman, mengkaji karakteristik dan kondisi infrastruktur kawasan prioritas 4. Ahli Lingkungan, mengkaji kondisi fisik lingkungan kawasan prioritas 5. Ahli Ekonomi Pembangunan, mengkaji kondisi ekonomi kawasan prioritas Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal selama 2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan pertama Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Desk Study Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 Inventarisasi karakteristik fisik, sosial, ekonomi, dan budaya pada kawasan permukiman prioritas Berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada tahap persiapan (lihat 2.A) lakukan identifikasi terhadap: - Karakteristik fisik yang perlu dikaji antara lain terkait dengan pemanfaatan lahan pada kawasan, kecenderungan perkembangan permukiman dan kondisi sanitasi lingkungan pada kawasan Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 25

65 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP - karakteristik bermukim penduduk terkait dengan pengaruh aspek sosial dan budaya misalnya perilaku maupun kondisi permukiman yang dipengaruhi oleh adat dan budaya lokal - karakteristik perekonomian terkait dengan kegiatan perekonomian yang dominan pada kawasan permukiman prioritas - karakteristik lainnya yang secara khusus terdapat pada kawasan tersebut. Langkah 2 Melakukan analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan pada kawasan permukiman prioritas Analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan terkait dengan kecenderungan perkembangan kawasan dengan dukungan infrastruktur serta aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhinya. Langkah 3 Menyusun dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter mengenai hasil analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan kawasan prioritas Hasil kajian akan menghasilkan profil kawasan permukiman prioritas yang disusun dalam bentuk peta maupun dokumentasi audio visual/ film dokumenter. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Karakteristik pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas yang didalamnya memuat kesimpulan mengenai kondisi fisik, sosial budaya, dan ekonomi kawasan yang disajikan dalam peta (Gambar 6); Dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter mengenai profil kawasan permukiman prioritas. Profil kawasan permukiman prioritas ini dilengkapi dengan narasi, tabel, gambar, dan peta yang secara substansi minimal memuat informasi tentang: - Akses menuju lokasi dan luas kawasan - kondisi permukiman kawasan - kondisi tata bangunan dan fisik lingkungan pada kawasan - kondisi infrastruktur kawasan yang meliputi jalan lingkungan, drainase, air bersih, limbah dan persampahan - kondisi sosial, ekonomi dan budaya kawasan Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 26

66 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP KARAKTERISTIK UNIT LINGKUNGAN WILAYAH ADMINITRATIF RW-07 & 15 LUASAN 9,38 Ha KONDISI FISIK BANGUNAN A. PERTAMBAHAN BGN LIAR 50 B. KEPADATAN BANGUNAN 20 C. BANGUNAN TEMPORER 50 D. TAPAK BANGUNAN (KDB) 50 E. JARAK ANTAR BANGUNAN 50 KEPENDUDUKAN A. TINGKAT KEPADATAN 20 B. PERTUMBUHAN 20 Kondisi eksisting MCK di RW 07 tidak memiliki atap Jalan/ gang yang sempit menjadi kendala aktifitas warga Gambar 6 Contoh Peta Kajian Mikro Kawasan Daftar Check List Hasil Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas Berdasarkan Arahan SPPIP Peta Hasil Kajian Mikro Kawasan Profil Kawasan Permukiman Prioritas dalam bentuk audio visual/ film dokumenter Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 27

67 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian B.3 : KAJIAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS Kegiatan ini merupakan identifikasi terhadap potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas dengan menganalisis data dan informasi yang tersedia. Hasil dari kegiatan tersebut akan dituangkan secara spasial. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan dalam merumuskan serta memetakan potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas. Tenaga ahli pendamping akan membantu mengkaji rumusan potensi dan masalah tersebut terkait dengan data dan hasil pengamatan lapangan. Masing masing tenaga ahli memiliki peran untuk mengkaji potensi dan permasalahan pada kawasan terkait sesuai keahliannya masing masing. Untuk Ahli Pemetaan dan asistennya, berperan dalam memetakan potensi dan masalah yang telah dirumuskan kedalam peta dasar yang sudah dimiliki. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal selama 2 minggu, terhitung dari minggu ketiga bulan pertama dilakukan secara pararel dengan pelaksanaan kegiatan B.2. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Analisis Kawasan untuk memahami karakteristik kawasan Diskusi untuk membahas dan mencapai kesepakatan mengenai potensi, permasalahan, tantangan, hambatan dan peluang pembangunan kawasan Pemetaan spasial potensi dan permasalahan kawasan Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 28

68 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Melakukan kajian dan analisis terhadap hasil pengamatan lapangan (survey data primer) dan memadukannya dengan hasil survey data sekunder untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi dan permasalahan pada kawasan prioritas baik secara fisik maupun non fisik Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan hasil kajian mikro kawasan dan profil kawasan prioritas yang telah dihasilkan (Bagian B.2), Tim Tenaga Ahli melakukan identifikasi potensi dan permasalahan baik fisik maupun non fisik Langkah 2: Menyusun matriks potensi dan permasalahan yang telah teridentifikasi dan terinventarisasi, disertai dengan hambatan dan tantangan yang akan dihadapi, juga peluang di dalam kawasan prioritas RPKPP mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang akan dihadapi terkait dengan potensi dan permasalahan kawasan prioritas Berdasarkan hasil analisis SWOT atau alat analisis sejenis lainnya, Tim Tenaga Ahli menyusun tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan Tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan tersebut diverivikasi bersama dengan Pokjanis untuk kemudian disepakati bersama antar anggota Pokjanis Langkah 3: Melakukan pemetaan spasial terhadap potensi dan permasalahan pada kawasan - Berdasarkan hasil pada Langkah-2, Ahli pemetaan bersama Asisten Ahli Pemetaan melakukan pemetaan spasial mengenai potensi dan permasalahan pada kawasan - Peta potensi dan permasalahan kawasan disajikan di atas peta dasar yang telah sesuai yang memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geografis. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Matriks identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan baik aspek fisik maupun nonfisik pada kawasan prioritas (Tabel 6) Peta identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan prioritas (Gambar 7 dan Gambar 8) Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 29

69 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Peta potensi dan persoalan pembangunan menggunakan peta dasar dan disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai berikut: - ID dan nama kabupaten/kota; - ID dan nama kecamatan; - ID dan nama kelurahan; dan - spot pada kawasan yang memiliki potensi, permasalahan, tantangan dan hambatan dalam pengembangannya ditinjau dari aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya. Tabel 6 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan, Hambatan NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN 1 Fisik Potensi lahan kosong untuk pengembangan RTH yang berfungsi sebagai taman bermain anak dan penempatan MCK Kepadatan bangunan kawasan yang mencapai >70% Ekonomi 3 Sosial 4 dll Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 30

70 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Gambar 7 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman Gambar 8 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 31

71 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Daftar Check List Hasil Kajian Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan Pada Kawasan Permukiman Prioritas Matriks identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan prioritas Peta identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan prioritas Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 32

72 Modul Pelaksanaan Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP C PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM Bagian C modul ini terbagi atas 7 (tujuh) sub-modul yang masing-masing menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan perumusan rencana aksi program, yaitu: C.1: Kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan C.2: Kegiatan Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan C.3: Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1 C.4: Kegiatan Identifikasi Program Penanganan Berdasarkan Arahan SPPIP C.5: Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program C.6: Kegiatan Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan Permukiman C.7: Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2 Kedudukan Bagian C di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat dilihat pada Gambar 9 berikut. Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 33

73 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP PERSIAPAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN FINALISASI DAN SOSIALISASI 1.1 SOSIALISASI 1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA O KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN 2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP 2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN 3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN 3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP O PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM 3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN 4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 O-4 O PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7 KAWASAN 5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 MODUL C Gambar 9 Penggunaan Modul C dalam Kerangka Penyusunan RPKPP Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 34

74 Modul Pelaksanaan Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program Bagian C.1 : KEGIATAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN Identifikasi terhadap kebutuhan penanganan kawasan prioritas merupakan penilaian terhadap jenis, besaran dan lokasi infrastruktur yang dibutuhkan berdasarkan potensi permasalahan eksisting, proyeksi dan rencana pengembangan kawasan di masa mendatang. Hasil dari analisis kebutuhan ini disusun menjadi daftar kebutuhan penanganan kawasan yang berisikan rincian komponen dan volume pada setiap infrastruktur permukiman yang dibutuhkan pada penanganan kawasan. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan dan mengidentifikasi kebutuhan penanganan kawasan. Tim Tenaga Ahli Pendamping yang merumuskan kebutuhan penanganan pada kawasan sesuai dengan hasil kajian potensi dan permasalahan pada aspek atau lingkup yang sesuai dengan keahliannya masing masing. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 2 minggu terhitung dari awal bulan kedua. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Analisis Kebutuhan Analisis Kawasan Diskusi Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Merumuskan kebutuhan penanganan di kawasan permukiman prioritas berdasarkan hasil kajian terhadap potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan Gunakan output pada kegiatan B.2 untuk mengetahui arah pembangunan pada kawasan prioritas Gunakan output pada kegiatan B.3 untuk mengetahui potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan masing masing tenaga ahli merumuskan kebutuhan penanganan kawasan berdasarkan analisis terhadap arah pembangunan dengan identifikasi kebutuhan penanganan kawasan: Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 35

75 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP 1. Ahli permukiman merumuskan kebutuhan terkait dengan aspek tata ruang termasuk permasalahan permukiman, bangunan dan lingkungan 2. Ahli Prasarana Permukiman dan Ahli Lingkungan merumuskan kebutuhan akan perbaikan dan/atau peningkatan infrastruktur jalan lingkungan air bersih, drainase, persampahan dan air limbah. 3. Ahli Ekonomi Pembangunan merumuskan kebutuhan kawasan terkait dengan aspek ekonomi 4. Ahli komunikasi massa merumuskan kebutuhan penanganan yang terkait dengan masyarakat pada kawasan prioritas Langkah 2: Menyusun daftar kebutuhan penanganan yang rinci per komponen infrastruktur dan lokasinya Tim tenaga ahli menyusun daftar kebutuhan rinci per komponen berdasarkan hasil pada Langkah 1 Daftar kebutuhan penanganan tersebut kemudian didsikusikan dan diverifikasi oleh Pokjanis Langkah 3: Melakukan pemetaan kebutuhan penanganan secara spasial untuk menentukan lokasi-lokasi pada kawasan permukiman yang membutuhkan penanganan menggunakan peta dasar, ahli pemetaan dibantu oleh asisten pemetaan, memetakan lokasi lokasi pada kawasan permukiman yang membutuhkan penanganan sesuai dengan hasil pada Langkah 2 bersama dengan pokjanis, diskusikan daftar dan peta kebutuhan penanganan kawasan untuk disempurnakan Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Daftar kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Tabel 7) yang secara substansi minimal memuat permasalahan, lokasi, kebutuhan penanganan dalam besaran satuan (volume atau unit lainnya). Peta kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Gambar 10) yang disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai berikut: - ID dan nama kabuaten/kota; - ID dan nama kecamatan; - ID dan nama kelurahan; dan - Kebutuhan penanganan untuk setiap blok/zona di dalam kawasan permukiman prioritas Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 36

76 Modul Pelaksanaan Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program Daftar Check List Hasil Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan Daftar kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas Peta kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas Tabel 7 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan NO ASPEK MASALAH DAMPAK YANG TERJADI LOKASI KEBUTUHAN PENANGANAN 1. FISIK Status lahan (surat hijau, sewa, lahan Negara) Konflik tanah Seluruh kawasan Aliran sungai yang terhambat Banjir pasang Sepanjang sungai Normalisasi, penurapan Pencemaran boezem limbah domestik oleh cair Air boezem tidak dapat digunakan Permukiman sekitan boezem IPAL Drainase tersumbat Banjir Hampir seluruh kawasan Perbaikan saluran drainase Minimnya sambungan rumah PDAM Terbatasnya pasokan air Hampir seluruh kawasan Penambahan SR Penanganan sampah yang tidak tuntas Menumpuknya sampah Sebagian kawasan Pengolahan sampah Penambahan Sarana Pengangkut Sampah Kualitas bangunan yang buruk (25 unit rumah tidak layak huni) Rumah tidak sehat dan layak Sebagian kawasan Perbaikan rumah (25 unit rumah) 2. SOSIAL EKONOMI TATA RUANG dst Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 37

77 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Gambar 10 Contoh Peta Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 38

78 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian C.2 : KEGIATAN PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN Konsepsi penanganan kawasan permukiman prioritas RPKPP merupakan rencana konseptual penataan kawasan yang memuat tujuan pengembangan kawasan, tahapan penanganan kawasan secara spasial, langkah-langkah strategis yang dilakukan beserta bentuk program-program penataan kawasan yang akan dilakukan berdasarkan arahan dalam program-program yang disusun dalam kegiatan SPPIP. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan konsep pembangunan yang tepat bagi kawasan permukiman prioritas Tim Tenaga Ahli Pendamping, berperan dalam merumuskan konsep pembangunan kawasan. Masing masing tenaga ahli fokus pada aspek atau lingkup yang sesuai dengan keahliannya masing masing. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 4 minggu terhitung dari awal bulan kedua pada tiga minggu pertama dilakukan secara pararel dengan kegiatan C.1. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Analisis SWOT, dapat digunakan untuk menganalisis output kegiatan B.3 untuk mendukung perumusan konsep penanganan kawasan FGD, untuk menjaring masukan dan kesepakatan dari pemangku kepentingan kota/ kabupaten terkait dengan konsep penanganan kawasan yang diusulkan. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Melakukan kajian terhadap kebutuhan dan skala prioritas penanganan dan pembangunan kawasan permukiman prioritas Gunakan hasil identifikasi kebutuhan yang merupakan output dari kegiatan C.2. Bersama dengan pokjanis, tim tenaga ahli berdiskusi untuk menentukan skala prioritas penanganan dalam kawasan Langkah 2: Merumuskan konsep penanganan kawasan Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 39

79 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP perumusan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan yang sinergis dengan SPPIP serta berlandaskan pada kondisi, potensi dan permasalahan pengembangan kawasan prioritas perumusan strategi penanganan kawasan beserta bentuk-bentuk program penanganan yang mencakup beberapa aspek, antara lain: aspek fisik, aspek lingkungan, aspek sosial kelembagaan, aspek ekonomi dan aspek pendanaan yang semuanya diturunkan dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan sesuai dengan arahan SPPIP (lihat Bagian C.4) Langkah 3: Melakukan Pra-FGD 1 untuk merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas sebelum dilakukan FGD 1 untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan atas konsep tersebut kebutuhan, skala prioritas dan konsep penanganan kawasan yang sudah dirumuskan oleh tim tenaga ahli didiskusikan bersama dengan pokjanis konsep penanganan kawasan ini kemudian disepakati untuk dipaparkan dalam FGD 1 untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan dari pemangku kepentingan lainnya Langkah 4: Melakukan FGD 1 dengan pemangku kepentingan terkait lainnya mendapatkan kesepakatan mengenai konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya pada kawasan prioritas terpilih Ketentuan penyelenggaraan FGD 1 dijelaskan pada bagian C. 3 Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Peta konsep penanganan kawasan prioritas, menggunakan peta dasar dan disajikan dalam format SHP (shapefile) yang minimal memuat informasi sebagai berikut: - ID dan nama kabuaten/kota; - ID dan nama kecamatan; - ID dan nama kelurahan; - tujuan dan strategi pengembangan kawasan - strategi penanganan kawasan - bentuk program penanganan kawasan Contoh Peta Konsep Penanganan Kawasan Prioritas ini dapat dilihat pada Gambar 11 Daftar Check List Hasil Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan Peta konsep pembangunan kawasan prioritas Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 40

80 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Gambar 11 Contoh Peta Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 41

81 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian C.3 : KEGIATAN PENYELENGGARAAN PRA-FGD 1 DAN FGD 1 Kegiatan Pra-FGD 1 merupakan kegiatan persiapan penyelenggaraan FGD untuk mempersiapkan materi yang diperlukan pada FGD 1 yang bertujuan untuk merumuskan konsep penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas. Kegiatan FGD 1 merupakan kegiatan diskusi untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai konsep pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas RPKPP. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - memfasilitasi penyelenggaraan FGD 1 - mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 1 Pemangku kepentingan kota/kabupaten yang terkait, yang setidaknya terdiri atas: - Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman; - Akademisi; - Tokoh masyarakat Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur pendukung lainnya yang meliputi: - Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan - Tim Teknis Provinsi - Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Kegiatan Pra- FGD 1 dan FGD 1 dilakukan pada hari yang berbeda, masing masing kegiatan dilakukan minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun. Catatan: Apabila dalam FGD 1 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 1) sesuai kebutuhan tanpa mengganggu kerangka waktu pelaksanaan kegiatan lainnya. Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 42

82 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Output Apa yang harus dihasilkan sebelum pelaksanaan FGD -1? Arah kebijakan pada kawasan prioritas (Output B. 1) Profil kawasan permukiman prioritas (Output B.2) Potensi dan permasalahan kawasan prioritas (Output Bagian B.3) Kebutuhan penanganan kawasan prioritas (Output C.1) Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Untuk Pra-FGD 1 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Untuk FGD 1 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan melakukan kesepakatan terhadap konsep penanganan kawasan prioritas. Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 1 dan FGD 1 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 1 dan FGD 1 sebagai acuan bersama pelaksanaan kegiatan. KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan dikoordinasikan pelaksanaannya. Langkah 2: Melakukan Pra-FGD, untuk merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas (Kegiatan C.2) Berdasarkan masukan yang ada, pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas. Langkah 3: Melakukan FGD-1 Pokjanis didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping memaparkan materi kepada peserta untuk mendapatkan masukan atas konsep yang sudah disusun. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Kesepakatan mengenai konsep penanganan kawasan prioritas yang tertuang dalam Berita Acara FGD (Contoh Lihat Gambar 12) Proceeding Kegiatan FGD 1 yang secara substansi minimal memuat: Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 43

83 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan daftar hadir kegiatan berita acara dokumentasi kegiatan (foto) Outline minimal dari Proceeding Kegiatan FGD 1 ini dapat dilihat pada Box 1. Gambar 12 Contoh Format Berita Acara FGD 1 Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 44

84 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Box 1 Outline Minimal Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan FGD 1.2 Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Kegiatan FGD 1.3 Keluaran yang Diharapkan 1.4 Kedudukan Kegiatan FGD Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP 1.5 Metode dan Proses Penyelenggaraan Kegiatan FGD 1.6 Peserta Kegiatan FGD 1.7 Watu dan Tempat Penyelenggaraan Kegiatan FGD 2. KESIMPULAN DAN CAPAIAN KEGIATAN 2.1 Kesimpulan Kegiatan FGD 2.2 Kesepakatan yang Diambil Dalam Kegiatan FGD Lampiran: A. Notulensi Kegiatan FGD B. Berita Acara Kegiatan FGD C. Dokumentasi Kegiatan FGD D. Daftar Hadir Kegiatan FGD E. Materi Kegiatan FGD Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1 Berita Acara Kesepakatan FGD 1 (Konsep Penanganan Kawasan Prioritas) Proceeding Kegiatan FGD 1 Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 45

85 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian C.4 : KEGIATAN IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, mengidentifikasi program program penanganan dalam dokumen SPPIP maupun dalam dokumen kebijakan lainnya untuk kawasan permukiman prioritas Tim Tenaga Ahli Pendamping, membantu Pokjanis dalam melakukan pemetaan program pembangunan pada kawasan prioritas. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua sampai dengan awal minggu pertama bulan ketiga. Kegiatan ini dilakukan secara pararel dengan kegiatan C.1. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Analisis Isi Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 Melakukan review kebijakan, strategi, dan program pembangunan yang terdapat dalam dokumen SPPIP pada kawasan permukiman prioritas RPKPP Tim Tenaga Ahli melakukan review terhadap scenario pembangunan infrastruktur permukiman yang terdapat dalam RPIJM maupun dokumen kebijakan lainnya Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas bersama-sama untuk mempertimbangkan scenario pembangunan infrastruktur permukiman yng terdapat di berbagai dokumen kebijakan Langkah 2 Melakukan review terhadap program dan kegiatan yang ada dalam berbagai dokumen kebijakan terkait permukiman dan infrastruktur terutama dokumen RPIJM Untuk mengetahui program yang sudah dilakukan maupun yang direncanakan oleh pemerintah maupun pihak swasta dan masyarakat pada kawasan. Hal ini Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 46

86 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP akan mempengaruhi rencana aksi program yang akan disusun (Bagian C.5) baik dari pentahapannya maupun pembiayaannya. Langkah 3 Melakukan pemetaan program pembangunan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP Memetakan lokasi spesifik program pada kawasan permukiman prioritas sehingga dapat dilihat kawasan yang belum mendapatkan penanganan. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Matriks program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas RPKPP Daftar Check List Hasil Identifikasi Program Penanganan Berdasarkan Arahan SPPIP Matriks program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas RPKPP Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 47

87 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian C.5 : KEGIATAN PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM Penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman ini dilakukan dengan model pembangunan berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif (CPA) pada kawasan prioritas. Rencana aksi program yang dihasilkan meliputi infrastruktur permukiman maupun komponen sektor terkait lainnya, dan disusun sampai dengan tingkat kedalaman yang bersifat operasional (jenis/komponen, volume, kegiatan, lokasi, dan pelaku) Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota Tim Tenaga Ahli, berperan dalam menyusun dan memilih komponen yang akan ditangani sesuai dengan lingkup keahliannnya. Ahli komunikasi massa khususnya, akan berperan dalam memfasilitasi diskusi partisipatif bersama masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan penanganan pada tahap pertama. Masyarakat, sebagai penerima manfaat kegiatan yang lebih mengetahui kebutuhan pada kawasan permukimannya. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan ketiga dilakukan paralel dengan kegiatan C.6. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Analisis dan Pemetaan Stakeholder Analisis Pembiayaan Pendekatan partisipatif (CPA) Diskusi Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan masyarakat untuk turut terlibat dalam proses perencanaan Berdasarkan program yang teridentifikasi pada kawasan (Kegiatan C.4, pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli memetakan pemangku kepentingan masyarakat yang akan merasakan dampak pelaksanaan program tersebut. Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 48

88 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Langkah 2 Mengidentifikasi kebutuhan penanganan di lokasi perencanaan tahap pertama dengan melakukan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan dan masyarakat setempat; Bersama dengan pemangku kepentingan masyarakat, mengidentifikasi kebutuhan penanganan kawasan yang dirasa mendesak dan perlu dilakukan pada tahap pertama. Langkah ini dilakukan paralel dengan kegiatan pada Bagian C. 6 Langkah 3 Menyusun dan memilih komponen yang akan dibangun Kriteria pemilihan komponen yang akan dibangun adalah sebagai berikut: - Komponen yang akan dibangun harus benar-benar menjadi prioritas utama bagi penataan kawasan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. - Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata terhadap perbaikan lingkungan. - Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan lingkungan akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan manusianya. - Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada dalam tanah / lahan yang disengketakan. - Komponen yang akan dibangun dapat tercukupi oleh pembiayaan yang telah disediakan. Langkah 4 Melakukan Pra-FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program Ketentuan dan teknis penyelenggaraan dijelaskan pada Bagian C.7 Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan permukiman prioritas (Tabel 8) dengan substansi minimal meliputi: - program dan kegiatan - pelaku kegiatan baik pemerintah, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat - Lokasi pada kawasan - Pendanaan (APBN/APBD/sumber lainnya yang sah) - Total Pembiayaan (dalam Rp. 000,-) - Tahapan pelaksanaan (5 tahun) yang dirinci dalam pembiayaan tahunan Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 49

89 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Daftar Check List Hasil Perumusan Rencana Aksi Program Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya pada kawasan permukiman prioritas RPKPP Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 50

90 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian C.6: KEGIATAN PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi prioritas program pembangunan kawasan permukiman prioritas RPKPP dan menyusun tahapan pelaksanaan pembangunan berdasarkan pada prioritas program pembangunan yang disusun. Hasil dari pentahapan ini akan menjadi input bagi penyusunan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 (Kegiatan D.1) Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten Tim Tenaga Ahli Masyarakat Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 3 minggu, yang dilakukan secara paralel dengan kegiatan C.5 Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Analisis dan Pemetaan Stakeholder Analisis Pembiayaan Diskusi (FGD) Analisis Skoring Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Mengidentifikasi prioritas penanganan berdasarkan pada kesepakatan pemangku kepentingan kabupaten/kota Prioritas penanganan disusun untuk menjawab kebutuhan kawasan yang harus segera ditangani dapat menggunakan analisis skoring dengan memberikan skor tertinggi untuk penanganan kawasan yang dianggap lebih prioritas. Langkah 2: Menyusun tahapan penanganan berdasarkan sumber daya pembiayaan dan kemungkinan penerapannya sumber daya pembiayaan oleh APBD, APBN atau swasta kemungkinan penerapan, menganalisis keberadaan hambatan dalam melaksanakan kegiatan sehingga membutuhkan kegiatan lain sebelum Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 51

91 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP dilaksanakan (misalnya, pembangunan rusun yang baru dapat dilakukan jika sudah tersedia lahan dan adanya kesiapan masyarakat) Langkah 3: Melakukan FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk kesepakatan rencana aksi program berikut dengan tahapan pelaksanaannya Ketentuan pelaksanaan FGD 2 dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan C.7. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya pada kawasan permukiman prioritas RPKPP (Tabel 8) dengan substansi minimal meliputi: - program - kegiatan - pelaku kegiatan baik pemerintah, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat - Lokasi pada kawasan - Pendanaan (APBN/APBD/sumber lainnya yang sah) - Total Pembiayaan (dalam Rp. 000,-) - Tahapan pelaksanaan (5 tahun) yang dirinci dalam pembiayaan tahunan Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan Permukiman Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya pada kawasan permukiman prioritas RPKPP dengan pentahapannya Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 52

92 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Tabel 8 Contoh Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas PROGRAM KEGIATAN PELAKU LOKASI SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN (dalam Rp. 000) Jangka Waktu 5 Tahun (Tahun.. Tahun..) I II III IV V 1.1 Pembangunan Rumah Susun FS Rumah Susun Dinas Cipta Karya Kawasan A1-Blok 1 APBD Kota/Kab DED Rumah Susun Dinas Cipta Karya Kawasan A1-Blok 1 APBD Kota/Kab Penyiapan Lahan Dinas Cipta Karya, BPN Kawasan A1-Blok 1 APBD Kota/Kab Pembangunan Saluran Drainase/Goro ng-gorong Pembangunan Saluran Drainase/Goro ng-gorong Dinas Cipta Karya Kawasan A1 APBN/APBD Kota/Kab Perbaikan Saluran Drainase/Goro ng-gorong Dinas Cipta Karya Kawasan A1-Blok 1, Blok 2 APBN/APBD Kota/Kab Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan BUMN/ BUMD/ Swasta Kawasan A1-Blok 3, Blok 4, Blok 5 Sumber Lainnya yang Sah (CSR, dll) dst Rp.. Rp.. Rp.. Rp.. Rp.. Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 53

93 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian C.7: PENYELENGGARAAN PRA-FGD 2 DAN FGD 2 Pra-FGD 2 bertujuan untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program pada kawasan prioritas RPKPP. FGD 2 bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas RPKPP berikut dengan tahapan pelaksanaannya. Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - memfasilitasi penyelenggaraan FGD 2 - mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 2 Pemangku kepentingan kota/kabupaten yang terkait, yang setidaknya terdiri atas: - Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman; - Akademisi; - Tokoh masyarakat Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur pendukung lainnya yang meliputi: - Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan - Tim Teknis Provinsi - Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Kegiatan Pra- FGD 2 dan FGD 2 dilakukan pada hari yang berbeda, masing masing kegiatan dilakukan minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun. Catatan: Apabila dalam FGD 2 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 1) sesuai kebutuhan tanpa mengganggu kerangka waktu pelaksanaan kegiatan lainnya. Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 54

94 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya? Untuk Pra-FGD 2 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Untuk FGD 2 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan melakukan kesepakatan terhadap Rencana Aksi Program kawasan prioritas. Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli. Apa yang harus dihasilkan sebelum pelaksanaan FGD -2? Konsep Penanganan Kawasan Prioritas (Output C. 3) Matriks Program Arahan SPPIP Pada Kawasan Prioritas (Output C.4) Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 2 dan FGD 2 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 1 dan FGD 1 sebagai acuan bersama pelaksanaan kegiatan. KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan dikoordinasikan pelaksanaannya. Langkah 2: Melakukan Pra-FGD, untuk merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas (Kegiatan C.2) Berdasarkan masukan yang ada, pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping merumuskan merumuskan dan mendiskusikan rencana aksi program mengacu pada langkah langkah yang dijelaskan pada Kegiatan C.5, sedangkan perumusan pentahapannya dijelaskan pada Kegiatan C.6 Langkah 3: Melakukan FGD-1 Pokjanis didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping memaparkan materi kepada peserta untuk mendapatkan masukan atas rencana aksi program yang sudah disusun. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Kesepakatan Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas yang tertuang dalam Berita Acara FGD (Contoh Format Berita Acara) Lihat Gambar 4) Proceeding Kegiatan FGD 2 yang secara substansi minimal memuat: Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 55

95 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan berita acara daftar hadir dokumentasi kegiatan (foto) Outline minimal dari Proceeding Kegiatan FGD 2 ini dapat dilihat pada Box 1. Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2 Berita Acara Kesepakatan FGD 2 tentang Rencana Aksi Program Proceeding Kegiatan FGD 2 Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program 56

96 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP D PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 Bagian D modul ini terbagi atas 9 (sembilan) sub-modul yang masing-masing menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1, yaitu: D.1: Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 D.2: Kegiatan Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 D.3: Kegiatan Penyelenggaraan Diskusi Partisipatif D.4: Kegiatan Perumusan Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 D.5: Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 D.6: Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3 D.7: Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Desain Kawasan D.8: Mengikuti Kegiatan Kolokium D.9: Kegiatan Penyelenggaraan Konsultasi Publik Kedudukan Bagian D modul ini di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat dilihat pada Gambar 13 berikut. Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 57

97 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP PERSIAPAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN FINALISASI DAN SOSIALISASI 1.1 SOSIALISASI 1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA O KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN 2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP 2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN 3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN 3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP O PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM 3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN 4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 O-4 O PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7 KAWASAN 5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 MODUL D Gambar 13 Penggunaan Modul D dalam Kerangka Penyusunan RPKPP Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 58

98 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian D.1 : KEGIATAN PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 Penentuan kawasan pembangunan tahap 1 didasarkan pada penilaian terhadap kriteria dan indikator yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kebijakan dan strategi yang terkait serta kesepakatan pemangku kepentingan. Kriteria dan indikator yang dirumuskan ini nantinya menjadi dasar dalam proses penentuan kawasan pembangunan tahap 1. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, akan berperan sebagai pengambil keputusan dalam merumuskan kriteria dan indikator untuk menentukan kawasan pembangunan tahap 1. Tim Tenaga Ahli Pendamping, mendampingi pokjanis dalam merumuskan kriteria dan indikator Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Analisis kawasan Diskusi Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas yang telah ditetapkan Kajian yang dimaksud dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai: - keberadaan bagian pada kawasan yang perlu penanganan segera dan merupakan akar persoalan bagi penagan - Potensi untuk menjadi pilot project dalam skala kawasan dan skala kota - Kondisi sosial budaya terkait kesiapan masyarakat dalam menerima program baru - Kondisi lainnya yang mendukung realisasi pembangunan kawasan baik dalam aspek fisik maupun aspek non fisik. Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 59

99 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Langkah 2: Melakukan kajian terhadap kebijakan dan strategi penanganan kawasan prioritas Informasi yang perlu dikaji dalam langkah ini: - Implementasi kebijakan dan strategi dalam kawasan - Konsep penanganan kawasan Langkah 3: Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1 Hasil kajian pada langkah 2 dan langkah 3 menggambarkan karakteristik kawasan yang akan menjadi dasar perumusan kriteria penilaian yang akan digunakan Rumuskan indikator untuk masing masing kriteria Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1 (contoh format lihat Tabel 9) Daftar Check List Hasil Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1 Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 60

100 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Tabel 9 Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 KRITERIA Urgenitas terhadap penanganan akar permasalahan kawasan Jaminan keberlanjutan program dan penuntasan masalah Berpotensi untuk menjadi pilot project dalam skala kawasan dan kota... INDIKATOR Mempunyai korelasi positif terhadap penanganan akar permasalahan Sesuai dengan tahapan penanganan akar permasalahan kawasan Mempunyai implikasi positif terhadap lokasi lainnya Potensi konflik rendah (konflik lahan, konflik sosial, dsb) Dukungan kelembagaan masyarakat Historical kawasan Keluwesan dalam penyusunan rencana aksi Keragaman penanganan infrastruktur keciptakaryaan Aspek yang ditangani secara menyeluruh (fisik sosial, ekonomi) Model penanganan dapat direplikasikan pada lokasi lain (best practice)... Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 61

101 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian D.2: KEGIATAN PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 Pemilihan kawasan pembangunan tahap 1 di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP didasarkan pada proses identifikasi, penetapan kebutuhan dan penetapan skala prioritas penanganan dan pembangunan pada kawasan prioritas RPKPP. Pada kawasan pengembangan tahap pertama ini dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1 : Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan dalam menetapkan skala priroritas penanganan dan pembangunan pada kawasan prioritas RPKPP Tim Tenaga Ahli Pendamping, berperan dalam menyediakan kajian teknis untuk mendukung penetapan kawasan pembangunan tahap 1. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan keempat Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Analisis kawasan Diskusi Pendekatan Partisipatif (CPA) Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas RPKPP yang telah ditetapkan Kajian untuk mengetahui karakteristik lokasi secara keseluruhan dengan mempertimbangkan: - Hasil identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan baik aspek fisik maupun nonfisik pada kawasan prioritas (output Bagian B.3) - Kebutuhan penanganan kawasan (output bagian C. 1) Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 62

102 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Langkah 2: Menentukan zona-zona perencanaan dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP, untuk pentahapan pembangunan Pembagian zona perencanaannya dapat berdasarkan: - wilayah administrasi (pengelompokkan RW) - kondisi fisik kawasan - atau ketentuan lainnya yang disepakati oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping Langkah 3: Menentukan tahapan pembangunan per zona Penentuan tahapan pembangunan per zona ini dapat didasarkan pada : - Skala prioritas kebutuhan penanganan berdasarkan kriteria dan indikator yang ditetapkan sebelumnya - Aspek fisik terkait dengan teknis pembangunan - Aspek pembiayaan - Aspek sosial yaitu kesiapan masyarakat pada kawasan yang akan direncanakan Langkah 4: Menentukan 2 lokasi kawasan pengembangan tahap pertama untuk direncanakan secara lebih rinci dan operasional Pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping: - menyepakati kawasan pengembangan tahap pertama berdasarkan Langkah-3 - membahas dan menyepakati kawasan pengembangan tahap 1 bersama masyarakat/ pemangku kepentingan kawasan melalui Langkah - 5 Langkah 5: Menyelenggarakan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan kawasan dalam penentuan kawasan pengembangan tahap 1; Ketentuan penyelenggaraan diskusi partisipatif ini dijelaskan lebih detail pada Kegiatan D.3. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? 2 kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama Daftar Check List Hasil Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 2 kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 63

103 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian D.3 : KEGIATAN PENYELENGGARAAN DISKUSI PARTISIPATIF Diskusi partisipatif merupakan diskusi intensif yang melibatkan peran aktif dari seluruh pemangku kepentingan, terutama pihak yang terkena dampak pembangunan, mulai dari proses identifikasi awal sampai dengan proses pengambilan keputusan. Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaanya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan dalam menetapkan skala priroritas penanganan dan pembangunan pada kawasan prioritas RPKPP Tim Tenaga Ahli Pendamping, berperan dalam menyediakan kajian teknis untuk mendukung penetapan kawasan pembangunan tahap 1. Perwakilan masyarakat pada kawasan pemangku kepentingan kawasan lainnya seperti perwakilan dari organisasi non- pemerintah dan dunia usaha. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Minimal satu hari pelaksanaan Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya? Diskusi Metode partisipatif lainnya yang disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi masyarakat pada kawasan permukiman prioritas Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Melibatkan stakeholder yang dilibatkan sesuai dengan hasil pemetaan stakeholder pada Bagian C.5. Langkah langkah penentuan kawasan pembangunan tahap 1 mengikuti pentahapan kegiatan Bagian D.3 Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? - pembagian zona kawasan (Contoh lihat gambar) Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 64

104 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP - penentuan tahapan pembangunan untuk setiap zona - kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Diskusi Partisipatif Kesepakatan pembagian zona pada kawasan Kesepakatan penentuan tahapan pembangunan untuk setiap zona Kesepakatan kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 65

105 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian D.4 : KEGIATAN PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini dilakukan untuk memberikan gambaran imajiner untuk penanganan kawasan pembangunan tahap 1. Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar bagi penyusunan rencana penanganannya dan DED Kawasan. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan dalam merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 Tim Tenaga Ahli Pendamping, sebagai pihak yang membantu merumuskan dan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 2 minggu terhitung dari awal bulan kelima Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Desk Study, Diskusi, Analisis Pentahapan Program (Staging Analisys) Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan pembangunan tahap 1 Perumusan dilakukan berdasarkan: Hasil identifikasi kebutuhan penanganan kawasan pada Bagian C.1 Hasil identifikasi kebutuhan penanganan tahap pertama dalam perumusan Rencana Aksi Program pada Langkah 2 Bagian C. 5 Langkah 2 Merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 Perumusan mengacu pada Konsep Pembangunan Kawasan (output Bagian C.2) Pendetailan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dilakukan sesuai dengan rumusan kebutuhan pada Langkah -1 Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 66

106 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan yang telah dirumuskan (Gambar 13) Daftar Check List Hasil Perumusan Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan yang telah dirumuskan Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 67

107 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Gambar 14 Contoh Peta Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 68

108 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian D.5 : KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 Penerjemahan konsep penanganan kawasan ke dalam rencana penanganan yang lebih terukur baik lokasi, besaran/volume, maupun pembiayaannya sehingga dapat operasional pada saat penerapannya. Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar dalam penyusunan DED kawasan. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten Tim Tenaga Ahli Pendamping, dalam hal ini Ahli Permukiman, Ahli Prasarana Permukiman dan Ahli Lingkungan Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 2 minggu Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Desk Study, Diskusi, Analisis Pentahapan Program (Staging Analisys) Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 Menerjemahkan konsep penanganan ke dalam rencana penanganan Penyusunan rencana penanganan memperhatikan: - Konsep penanganan (output Bagian D. 6) - pembagian zona kawasan (Output Bagian D.3) - penentuan tahapan pembangunan untuk setiap zona (Output Bagian D.3) Langkah 2 Melakukan pengecekan lapangan terkait dengan rencana penanganan Pengecekan lapangan terutama untuk mengetahui kesesuaian rencana fisik dengan kebutuhan di lapangan Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 69

109 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP dapat dilakukan bersamaan dengan pengukuran untuk kebutuhan penyusunan DED pada Bagian D.8 Langkah 3 Menyelenggarakan Pra-FGD 3 untuk menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1 Ketentuan pelaksanaan Pra- FGD 3 dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan D.7. Langkah 4 Menyelenggarakan FGD 3 untuk pembahasan dan penyepakatan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 Ketentuan pelaksanaan FGD 3 dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan D.7. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 (Contoh Tabel) yang, secara substansi minimal meliputi: Program Rincian Kegiatan Pelaku Lokasi pelaksanaan Kegiatan Volume Satuan Harga satuan Biaya Jangka Waktu Pelaksanaan (per tahun) Sumber pendanaan Daftar Check List Hasil Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 yang diterjemahkan dalam Tabel 4.3 Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 70

110 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Tabel 10 Contoh Rencana Penanganan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas PROGRAM KEGIATAN PELAKU LOKASI VOL SATUAN HARGA SATUAN (dalam Rp. 000) BIAYA (dalam Rp. 000) Jangka Waktu 5 Tahun (Tahun.. Tahun..) I II III IV V SUMBER PENDANAAN Kawasan A1 1.1 Pembangunan Rumah Susun FS Rumah Susun Dinas Cipta Karya Blok A11 2 Paket X APBD Kota/Kab Blok A13 1 Paket X APBD Kota/Kab DED Rumah Susun Dinas Cipta Karya Blok A11 2 Paket X APBD Kota/Kab Blok A13 1 Paket X APBD Kota/Kab Penyiapan Lahan Dinas Cipta Karya, BPN Blok A11 1 Paket X APBN/APBD Kota/Kab 1.2 Pembangunan Saluran Drainase Perbaikan Saluran Drainase/Goronggorong Dinas Cipta Karya Blok A m X APBN/APBD Kota/Kab 1.3 Penyediaan Sarana Pengadaan Sampah Ramah Lingkungan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan BUMN/ BUMD/ Swasta Blok A m X Sumber Lainnya yang Sah (CSR, dll) dst Kawasan dst Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 71

111 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian D.6 : KEGIATAN PENYELENGGARAAN PRA-FGD 3 DAN FGD 3 Kegiatan Pra-FGD 3 bertujuan untuk menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1. Kegiatan FGD 3 bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana penanganan pada kawasan pembangunan tahap 1 Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - memfasilitasi penyelenggaraan FGD 3 - mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 3 Pemangku kepentingan kota/kabupaten yang terkait, yang setidaknya terdiri atas: - Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman; - Akademisi; - Tokoh masyarakat Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur pendukung lainnya yang meliputi: - Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan - Tim Teknis Provinsi - Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Output apa saja yang dibutuhkan sebelum penyelenggaraan FGD 3? Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 (Bagian D.1) Pembagian Zona Kawasan (Bagian D.2) Kawasan Pembangunan Tahap 1 (Bagian D.2) Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 (Bagian D.5) Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Kegiatan Pra- FGD 3 dan FGD 3dilakukan pada hari yang berbeda, masing masing kegiatan dilakukan minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun. Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 72

112 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Catatan: Apabila dalam FGD 3 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 3) sesuai kebutuhan tanpa mengganggu kerangka waktu pelaksanaan kegiatan lainnya. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Untuk Pra-FGD 3 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Untuk FGD 3 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan menyepakati rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1. Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 3 dan FGD 3 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 3 dan FGD 3 sebagai acuan bersama pelaksanaan kegiatan. KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan dikoordinasikan pelaksanaannya. Langkah 2: Melakukan Pra-FGD, untuk merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas (Kegiatan C.2) Berdasarkan masukan yang ada, pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pengembangan tahap1 Langkah 3: Melakukan FGD-1 Pokjanis didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping memaparkan materi kepada peserta untuk mendapatkan masukan atas konsep yang sudah disusun. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Kesepakatan Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap 1 yang tertuang dalam Berita Acara FGD (Contoh Format Berita Acara Lihat Gambar 12) Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 73

113 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Proceeding Kegiatan FGD 3 yang secara substansi minimal memuat: waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan berita acara daftar hadir dokumentasi kegiatan (foto) Outline minimal Proceeding Kegiatan FGD 3 dapat dilihat pada Box 1. Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3 Berita Acara Kesepakatan FGD 2 tentang Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap 1 Proceeding Kegiatan FGD 2 Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 74

114 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian D.7 : KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) KAWASAN Penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk komponen program pembangunan prioritas di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi infrastruktur permukiman. Menyusun Rencana Teknis Rinci (DED) infrastruktur permukiman pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan daftar kuantitas harga. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, dalam hal ini berperan untuk memverifikasi hasil rencana yang dihasilkan. Tim Tenaga Ahli Pendamping, dalam hal ini Ahli Permukiman, Ahli Prasarana Permukiman dan Ahli Lingkungan memiliki peran untuk menghasilkan rencana teknis rinci/ DED kawasan pembangunan tahap 1. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 8 minggu/2 bulan terhitung dari awal bulan keenam sampai dengan bulan ketujuh Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Survey lapangan (ground survey), desk study, studio. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Menyiapkan gambar pra rencana berdasarkan rumusan program kegiatan untuk pembangunan kawasan secara keseluruhan. Gambar ini hanya memuat bentuk dan komponen-komponen fisik apa saja yang diperlukan dalam pembangunan kawasan, namun jumlah dan besarannya belum terinci Langkah 2: Melakukan ground check dan pengukuran yang mulai di sesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan. Komponen rencana disusun ulang dan dilihat sejauh mana kemungkinan dapat dilaksanakan pembangunannya di lapangan. Pemilihan komponen yang akan dibangun harus melalui beberapa kriteria, yaitu : Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 75

115 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP - Komponen yang akan dibangun harus benar-benar menjadi prioritas utama bagi pengembangan kawasanl; - Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata/manfaat terhadap perbaikan lingkungan yang ditata; - Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan lingkungan member dampak positif bagi lingkungan dan manusianya; - Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada dalam tanah / lahan yang disengketakan Langkah 3: Pembuatan Site Plan dan gambar kerja sebagai pendetailan komponen prioritas yang ditentukan. Gambar ini dibuat rinci sebagai acuan untuk pelaksanaan di lapangan Langkah 4: Penghitungan volume pekerjaan dan RAB. Sesuai dengan hasil pengukuran di lapangan, dilakukan penghitungan volume pekerjaan dan RAB berdasarkan ketentuan harga satuan yang berlaku pada kota/ kabupaten tersebut. Langkah 5: Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman dengan memperhatikan ketentuan yang ada Ketentuan terkait keikutsertaan dalam kolokium dijelaskan pada Bagian D. 8 Langkah 6: Menyelenggarakan konsultasi kepada calon penerima manfaat penyusunan RPKPP untuk penjaringan masukan terhadap muatan RPKPP Ketentuan terkait penyelenggaraan konsultasi publik dijelaskan pada Bagian D. 9. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap pertama yang disusun dengan memperhatikan berbagai acuan yang ada. Penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacu kepada standar teknis yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman teknis lainnya, yang antara lain meliputi : - Rencana Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI dan Pt T C untuk kawasan yang pertumbuhannya normal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas (<200 ha). - Studi Kelayakan Kawasan, Standar teknis bidang ini antara lain: sesuai AB- K/RE-SK/TC/001/98 Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 76

116 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP - Standar teknis penanganan jalan kawasan, SNI , SNI , SNI Standar teknis penyediaan prasarana drainase, SNI dan SNI Standar teknis bidang sarana air minum: AB-K/RE-RT/TC/026/98 dan ABK/OP/ST/004/98. - Standar teknis bidang pengelolaan Air Limbah, SNI , PTT C dan PTS C - Standar teknis bidang Pengelolaan sampah kawasan, SNI dan SNI dan SNI sesuai PTS C dan PTS C - Standar teknis bidang kelistrikan,sni Standar teknis bidang RTH, 009/T/BT/ Standar Teknis Penyusunan Analisa Biaya Komponen DED Standar teknis bidang antara lain: SNI Tahun 2007 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Analisa BOW. Gambar kerja/detail design yang implementatif Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut diatas (OE) Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun Daftar Check List Hasil Penyusunan Rencana Detail Desain (DED) Kawasan Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap pertama yang disusun dengan memperhatikan berbagai acuan yang ada Gambar kerja/detail design yang implementatif Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut diatas (OE); dan Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 77

117 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Gambar 15 Contoh Rencana Detail Desain Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 78

118 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Gambar 16 Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 79

119 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian D.8 : KEIKUTSERTAAN DALAM KOLOKIUM Kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan RPKPP. Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya? Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) RPKPP Kota/ Kabupaten Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tim Tenaga ahli pendamping Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Dilakukan 1 (satu) hari pada akhir bulan ke-6 (enam) dengan waktu pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Kolokium pada kegiatan SPPIP dan ditentukan oleh koordinator pelaksana. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya? Pemaparan hasil, berupa pemaparan pencapaian hasil penyusunan SPPIP dan RPKPP oleh tiap kabupaten/kota Diskusi, melalui sesi tanya jawab dalam proses pelaksanaannya. Output Apa saja yang harus disiapkan sebelum Kolokium? Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP (Bagian B.2) Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas (Bagian B.3) Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Bagian C.2) Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun (Bagian C.5) Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap1 (Bagian D.1) Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1000) (Bagian D.5) Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 80

120 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) (Bagian D.7) Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Menyiapkan materi paparan dan pembahasan capaian RPKPP/Kolokium yang meliputi bahan tayangan dan materi visualisasi yang telah disusun Pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli pendukung menyiapkan bahan paparan yang berisi tentang proses dan hasil pencapaian penyusunan RPKPP pokjanis di setiap kota/kabupaten bersama tim teknis provinsi secara koordinatif mempersiapkan materi dan kemajuaan penyusunan kegiatan untuk kolokium Langkah 2: Mengikuti kegiatan kolokium Pokjanis didampingi satker dan tenaga ahli pendamping memaparkan hasilhasil penyusunan RPKPP kepada para pemangku kepentingan terkait Penyelenggara kolokium akan menilai hasil pencapaian tersebut untuk memberikan masukan bagi perbaikan atau penyempurnaan dari hasil yang telah dicapai Langkah 3: Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap pencapaian kegiatan RPKPP dari pelaksanaan kolokium Pokjanis bersama oleh tenaga ahli pendamping merumuskan poin poin yang perlu diperbaiki terkait hasil penyusunan RPKPP yang telah dilakukannya Pokjanis bersama oleh tenaga ahli pendamping melakukan perbaikan substansi Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Kesamaan hasil dari produk RPKPP yang dihasilkan oleh tiap kota/kabupaten Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Kolokium Hasil evaluasi terhadap pencapaian penyusunan RPKPP Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 81

121 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian D.9 : KEGIATAN PENYELENGGARAAN KONSULTASI PUBLIK Kegiatan menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 pada pelaksanaan 1 tahun pertama Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya? Kegiatan Konsultasi Publik melibatkan 40 (empat puluh) orang peserta dan pendukung. Peserta kegiatan antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Perwakilan masyarakat kawasan permukiman prioritas RPKPP (calon penerima manfaat)* Pendukung kegiatan antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping Catatan: *Perwakilan masyarakat yang diundang dalam kegiatan ini perlu melibatkan perempuan Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja disusun yang Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Pemaparan hasil dan diskusi terbuka Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 82

122 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Output Apa saja yang harus disiapkan sebelum Konsultasi Publik? Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP (Bagian B.2) Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas (Bagian B.3) Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Bagian C.2) Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun (Bagian C.5) Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap1 (Bagian D.1) Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1000) (Bagian D.5) Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) (Bagian D.7) Hasil Kolokium dan Perbaikannya (Bagian D.8) Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Menyiapkan materi pemaparan dan pembahasan seluruh capaian kegiatan RPKPP, yang meliputi bahan tayang, dan materi visualisasi yang telah disusun Pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli pendamping menyiapkan bahan paparan yang berisi tentang proses dan hasil pencapaian penyusunan RPKPP Pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli memaparkan seluruh capaian hasil penyusunan RPKPP Langkah 2: Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan-masukan terhadap muatan RPKPP Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan terhadap muatan RPKPP Langkah 3: Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap capaian kegiatan RPKPP berdasarkan masukan dari konsultasi Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi masukan untuk penyempurnaan dokumen RPKPP; Berdasarkan catatan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan tersebut, Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan langkah-langkah perbaikan; dan Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 83

123 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penyempurnaan terhadap capaian kegiatan RPKPP. Langkah langkah penyempurnaan dijelaskan lebih lanjut pada Bagian E.1 modul RPKPP ini. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Masukan terhadap hasil penyusunan RPKPP Dokumentasi dan Notulensi Pelaksanaan Kegiatan Berita acara kegiatan konsultasi publik yang minimal memuat mengenai: - Waktu dan tempat penyelenggaraan konsultasi publik; - Pihak-pihak yang terlibat dalam konsultasi publik; - Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam konsultasi publik; serta - Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis provinsi, dan Satker PKP Provinsi Proceeding Kegiatan Konsultasi Publik, yang secara substansi minimal berisi: - waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan - ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan - notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan - daftar hadir - dokumentasi kegiatan (foto) Outline minimal Proceeding Kegiatan Konsultasi Publik dapat mengacu pada outline Dokumen Proceeding FGD (Box 1) Daftar Check List Hasil Pelaksanaan Konsultasi Publik Masukan terhadap hasil penyusunan RPKPP Dokumentasi dan Notulensi Pelaksanaan Kegiatan Proceeding Kegiatan Konsultasi Publik Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 84

124 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP E PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP FINALISASI DAN SOSIALISASI Bagian ini terbagi atas 2 (dua) bagian yang masing-masing menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup finalisasi dan sosialisasi, yaitu: E.1: Kegiatan Penyempurnaan Rencana Aksi Program dan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 E.2: Kegiatan Penyelenggaraan Diseminasi Kedudukan Bagian E dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat dilihat pada Gambar 17 berikut. Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi 85

125 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP PERSIAPAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN FINALISASI DAN SOSIALISASI 1.1 SOSIALISASI 1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA O KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN 2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP 2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN 3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN 3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP O PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM 3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN 4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 O-4 O PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7 KAWASAN 5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 MODUL E Gambar 17 Kedudukan Modul E dalam Kerangka Penyusunan RPKPP Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi 86

126 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian.E.1 : KEGIATAN PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 Perbaikan dan penyempurnaan dari rencana aksi program, rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1, dan rencana detail desain kawasan berdasarkan pada masukan dari berbagai diskusi, FGD, dan konsultasi publik Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten Tim Tenaga Ahli Pendamping Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 4 minggu terhitung dari awal bulan ketujuh Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya? Studi Literatur (Desk Study) Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah1: Memperbaiki hasil penyusunan RPKPP berdasarkan masukan dari konsultasi publik Melakukan rekapitulasi terhadap berbagai masukan dari semua pihak dalam tiap diskusi dan konsultasi publik; Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1; Melakukan penyempurnaan terhadap rencana detail desain (DED) kawasan; Langkah 2: Menyusun materi visualisasi RPKPP dalam bentuk leaflet, banner, poster, video dokumentasi dan bentuk visualisasi lainnya yang dianggap perlu Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada masyarakat umum terkait dengan RPKP. Poin-poin tersebut antara lain adalah : - Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran - Kebutuhan Penyusunan RPKP - Gambaran Lokasi Perencanaan - Hasil Penyusunan RPKP Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan 87

127 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP - Indikasi Program RPKP - Peta-peta dan gambar-gambar Langkah 3: Menyelenggarakan sosialisasi hasil RPKPP dalam bentuk diseminasi yang diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan yang ada Ketentuan penyelenggaraan diseminasi dijelaskan pada Bagian E.2 Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1 yang telah final dan siap untuk disebarluaskan; Rencana detail desain kawasan; Materi visualisasi RPKPP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti; Daftar Check List Hasil Penyempurnaan Rencana Aksi Program dan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1 yang telah final dan siap untuk disebarluaskan; Rencana detail desain kawasan; Materi visualisasi RPKPP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti; dan Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi 88

128 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Bagian E.2 : KEGIATAN PENYELENGGARAAN DISEMINASI Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk RPKPP, serta rencana aksi program yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya. Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya? Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli sebagai penyelenggara diseminasi Menghadirkan minimal 40 (empat puluh) orang peserta yang mewakili unsur: - perwakilan masyarakat (calon penerima manfaat) - Legislatif (DPRD kabupaten/kota) - Dinas/instansi tingkat kota/kabupaten yang membidangi infrastruktur bidang cipta karya, permukiman, dan perencanaan - Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur bidang cipta karya, permukiman, dan perencanaan - Akademisi - Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 1 hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya? Seminar Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 Persiapan diseminasi, yang meliputi : Penentuan peserta diseminasi yaitu pemangku kepentingan terkait permukiman dan infrastruktur perkotaan Penentuan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan Langkah 2 Persiapan materi sosialisasi, meliputi : Bahan tayang Materi visualisasi yang telah disusun Langkah 3: Pelaksanaan kegiatan sosialisasi Pokjanis didampingi tim tenaga ahli memaparkan hasil-hasil penyusunan RPKP kepada para pemangku kepentingan terkait Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi 89

129 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP Pemberian Leaflet, Banner, Poster dan Media Visualisasi lainnya dalam diseminasi Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Terinformasikannya hasil-hasil penyusunan RPKP kepada pemangku kepentingan terkait Terpahaminya hasil-hasil penyusunan RPKP oleh pemangku kepentingan terkait Berita acara kegiatan diseminasi yang minimal memuat mengenai (Gambar 22): - Waktu dan tempat penyelenggaraan diseminasi; - Pihak-pihak yang terlibat dalam diseminasi; - Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam diseminasi; serta - Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis provinsi, dan Satker PKP Provinsi Proceeding Kegiatan Diseminasi, yang secara substansi minimal berisi: - waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan - ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan - notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan - daftar hadir - dokumentasi kegiatan (foto) Outline minimal Dokumen Proceeding Kegiatan Diseminasi dapat mengacu pada outline Proceeding Kegiatan FGD (Box 1) Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Diseminasi Diseminasi dilengkapi dengan leaflet, poster dan/ atau banner Terinformasikannya hasil-hasil penyusunan RPKP kepada pemangku kepentingan terkait Proceeding Kegiatan Diseminasi Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi 90

130 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) Lingkup Kegiatan Persiapan 1

131 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MODUL PEMAHAMAN SPPIP DAN RPKPP, serta MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP). MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan penyusunan SPPIP dan RPKPP; MODUL PROSES DAN PROSSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam proses penyusunan SPPIP; dan MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam proses penyusunan RPKPP. Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PENYUSUNAN SPPIP PENYUSUNAN RPKPP ` ` MODUL Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) MODUL Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Gambar 1 Kedudukan Modul Proses Dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPPIP dan RPKPP Lingkup Kegiatan Persiapan 2

132 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) merupakan acuan teknis yang berisi langkah-langkah untuk menghasilkan Dokumen SPPIP. Langkah-langkah yang di maksud disajikan untuk tiap kegiatan pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan SPPIP, sehingga memudahkan bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses penyusunan SPPIP ini. Penggunaan modul untuk tiap kegiatan penyusunan SPPIP dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Rincian Modul yang Digunakan Dalam Tiap Kegiatan Penyusunan SPPIP KEGIATAN PENYUSUNAN MODUL YANG DIGUNAKAN SOSIALISASI Modul Pemahaman Dasar Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP KONSOLIDASI TINGKAT Modul Pemahaman Dasar PROVINSI Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP KOLOKIUM Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.8 PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN SPPIP PENYELENGGARAAN Modul Proses dan Prossedur FGD 1 Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP B.1 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP B.2 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP B.3 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.1 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.2 MUATAN MODUL PELAKSANAAN Kegiatan Penyelenggaraan Kolokium Kegiatan Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program Pembangunan Kegiatan Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kegiatan Kajian Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kegiatan Perumusan Indikasi Arah Pengembangan Kota serta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Modul Proses dan Prossedur Kegiatan Penyelenggaraan Lingkup Kegiatan Persiapan 3

133 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP KEGIATAN PENYUSUNAN PENYELENGGARAAN FGD 2 PENYELENGGARAAN FGD 3 PENYELENGGARAAN FGD 4 MODUL YANG DIGUNAKAN Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.3 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.4 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.5 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.6 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.1 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.2 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.3 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.4 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.5 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.6 KONSULTASI PUBLIK Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.7 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP E.1 DISEMINASI Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP E.2 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP E.3 Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP E.4 MUATAN MODUL PELAKSANAAN Pra-FGD 1 dan FGD 1 Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas Kegiatan Identifikasi Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2 Kegiatan Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3 Kegiatan Identifikasi dan Analisis Korelasi Strategi Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan Kegiatan Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi Pembangunan Kegiatan Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan Kawasan sebagai Arahan Kebutuhan Program Investasi Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4 Kegiatan Analisis Dampak Penerapan Program Kegiatan Penyelenggaraan Konsultasi Publik Kegiatan Penyempurnaan Strategi dan Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan Kawasan Kegiatan Penyusunan Materi Visualisasi SPPIP Kegiatan Penyelenggaraan Diseminasi Lingkup Kegiatan Persiapan 4

134 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Proses dan Prosedur Penyusunan Sppip A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN Bagian A: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Persiapan memuat langkah-langkah penyusunan dokumen SPPIP pada tahap awal penyusunan SPPIP. Bagian A ini terbagi atas 4 (empat) sub-modul yang masingmasing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan persiapan, yaitu: A.1: Sosialisasi A.2: Persiapan dan Pemantapan Metodologi dan Rencana Kerja A.3: Konsolidasi Tingkat Provinsi A.4: Pengumpulan Data dan Informasi Kedudukan Bagian A di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Lingkup Kegiatan Persiapan 5

135 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP PERSIAPAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN FINALISASI DAN SOSIALISASI 1.1 SOSIALISASI 1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA O KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA 2.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KAB/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN 2.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.2 PEURMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS 3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN 4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI O ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN 5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN 5.2 PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP O-7 MODUL A Gambar 2 Penggunaan Bagian A Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Persiapan 6

136 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian A.1 SOSIALISASI Kegiatan sosialisasi adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai penyusunan SPPIP dan mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan SPPIP. Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya? Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum selaku penyelenggara kegiatan. Sebagai penyelenggara, Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki peran: - mengorganisasi kegiatan; - menyediakan dan menyampaikan materi proses dan prosedur penyusunan SPPIP dan RPKPP; dan - memontoring persiapan kabupaten/kota penyusunan SPPIP/RPKPP Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi, Pokjanis SPIPP kabupaten/kota, dan Tim Tenaga Ahli sebagai peserta, minimal terdiri atas 1 (satu) perwakilan Satker PKP Provinsi, 1 (satu) perwakilan Tim Teknis Provinisi, 1 (satu) orang ketua Pokjanis, dan 1(satu) orang ketua tim tenaga ahli. Dalam kegiatan ini, Pokjanis SPPIP kabupaten/kota dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli berkewajiban untuk: - menyiapkan tim penyusun (Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli); - menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan; dan - menemukenali karakteristik kajian yang terkait penyusunan SPPIP dan RPKPP Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal selama 2 (dua) hari dengan alokasi waktu yang ditentutan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Kegiatan ini dilakukan pada awal bulan pertama dari rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP. Lingkup Kegiatan Persiapan 7

137 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Workshop, berupa pemaparan dari narasumber Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum mengenai proses dan prosedur penyusunan SPPIP; serta Diskusi, dalam sesi tanya jawab yang dialokasikan dalam kegiatan ini Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1: Menyusun dan Menyepakati Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pokjanis SPPIP dan Tim Tenaga Ahli bersama-sama menyusun rencana kerja dan jadwal kerja penyusunan SPPIP; Di dalam rencana kerja dan jadwal kerja dilengkapi dengan tanggal-tanggal tentatif untuk tiap kegiatan yang dilakukan; dan Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dilaporkan kepada Satker PKP. Langkah 2: Mengikuti Sosialisasi Pelaksanaan Kegiatan Satker PKP Provinsi bersama-sama dengan Pokjanis SPPIP dan Tim Tenaga Ahli mengikuti rangkaian kegiatan sosialisasi yang telah diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum; dan Dalam sosialisasi tersebut, Pokjanis dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli menyampaikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kerja penyusunan SPPIP kepada koordinator wilayah. Langkah 3 : Melakukan Koordinasi dengan Pokjanis untuk Merumuskan Rencana Penyelesaian Kegiatan Berdasarkan informasi terhadap proses, prosedur, dan produk dari penyusunan SPPIP yang disampaikan oleh narasumber, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan koordinasi untuk membahas rencana penyelesaian kegiatan dan penyempurnaan terhadap rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kerja yang disusun. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Rencana kerja yang telah disusun oleh Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli, yang minimal memuat mengenai (Gambar 3): - tahapan pelaksanaan kegiatan; - waktu pelaksanaan kegiatan; - keterkaitan tahapan tiap kegiatan; dan - target kunci atau output pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan. Lingkup Kegiatan Persiapan 8

138 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Jadwal kerja yang telah disusun oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, yang minimal memuat mengenai (Gambar 4); - rincian kegiatan pada tiap tahapan; dan - tanggal tiap pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi dengan durasi; SK Pokjanis yang telah ditandatangani oleh Walikota/Bupati. SK Pokjanis ini setidaknya memuat jabatan dan dinas teknis yang ditunjuk sebagai tim Pokjanis penyusunan SPPIP dan RPKPP; Daftar tim tenaga ahli pendamping, yang minimal menjelaskan mengenai nama, posisi yang diusulkan, dan kualifikasi yang dimiliki oleh tenaga ahli (Tabel 2); Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar. Peta Dasar yang dimiliki setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: - Minimal skala 1: dengan tingkat ketelitian sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya; dan - Dalam bentuk data digital disesuaikan dengan koordinat peta yang digunakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Status data dasar yang dimiliki, yang minimal memuat: - Jenis data yang tersedia; dan - Status legalisasi data yang tersedia. Lingkup Kegiatan Persiapan 9

139 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP TAHAPAN PERSIAPAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN SOSIALISASI LINGKUP PERSIAPAN IDENTIFIKASI PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM FINALISASI PELAKSANAAN POTENSI DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR DAN 1KEGIATAN 2 PERMASALAHAN 3 PERMUKIMAN PERKOTAAN 4 PERMUKIMAN PERKOTAAN 5 SOSIALISASI WAKTU BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7 KEGIATAN pendampingan DJCK 1.1 SOSIALISASI 4.10 KOLOKIUM 1.2 Koordinasi Tim dan Penyusunan Rencana Kerja dan Metodologi 1.3 Delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan KEGIATAN penyusunan substansi 1.5 Pengumpulan Data dan Informasi O Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program Pembangunan Daerah 2.2 Identifikasi Indikasi Arah Pengembangan Kota 2.3 Identifikasi Indikasi Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan 2.4 Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan 2.5 Kajian Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pembangunan Perkotaan dan Permukiman Perkotaan O Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas 3.2 Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan 3.1 Identifikasi Kebutuhan Pembangunan Permukiman Perkotaan 3.5 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas O Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kawasan 4.1 Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota 4.4 Analisis Korelasi Strategi dan Kebutuhan Infrastruktur Dalam Skema Manajemen Permbangunan Perkotaan 4.5 Analisis Konsekuensi Penerapan Strategi Pembangunan 4.6 Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan Kawasan Sebagai Arahan Kebutuhan Program Investasi 4.8 Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan O Penyempurnaan Strategi dan Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan Kawasan 5.2 Penyusunan Materi Visualisasi SPPIP O-5 KEGIATAN penyusunan peta 1.3 Penyiapan Peta Dasar 2.6 Penyusunan Peta Arah Pengembangan Kota, Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan, serta Potensi dan Permasalahan 3.6 Penyusunan Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas 4.9 Penyusunan Peta Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan KEGIATAN diskusi 3.3 Penyelenggaraan FGD 1 Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan 3.7 Penyelenggaraan FGD 2 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas 4.3 Penyelenggaraan FGD 3 Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan 4.7 Penyelenggaraan FGD 4 Perumusan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan 5.3 KONSULTASI PUBLIK 5.4 DISEMINASI O-1 O-2 O-3 O-4 O-5 Rencana Kerja Arah Pengembangan Kota Kebutuhan Pembangunan Permukiman Perkotaan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Strategi dan Program Peta Dasar Arah Pembangunan Permukiman Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Korelasi Strategi Pembangunan Permukiman dan Kebutuhan Infrastruktur Dalam Skema Manajemen Pembangunan Pembangunan Permukiman dan Data dan dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Perkotaan Infrastruktur Permukiman OUTPUT Informasi Perkotaan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Konsekuensi Penerapan Strategi Terhadap Penyusunan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang Telah Isu-isu Permukiman dan Prioritas Permukiman Perkotaan Disempurnakan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kawasan Permukiman Prioritas Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Materi Visualisasi SPPIP Potensi, Permasalahan, dan Profil Kawasan Permukiman Prioritas Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Tantangan Pembangunan Perkotaan dan Permukiman Perkotaan Laporan Laporan Laporan Laporan AKHIR LAPORAN PENDAHULUAN ANTARA AKHIR SEMENTARA Dokumen SPPIP Gambar 3 Rencana Kerja Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Persiapan 10

140 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 4 Jadwal Kerja Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Persiapan 11

141 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel 2 Daftar Tim Tenaga Ahli Pendamping yang Terlibat KOMPOSISI TENAGA AHLI YANG TERLIBAT Team Leader (Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota) Ahli Permukiman Ahli Prasarana Kota.dst NAMA TENAGA AHLI YANG TERLIBAT Semua output yang dipersyaratkan dalam kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan monitoring oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Daftar Check List Hasil Kegiatan Sosialisasi Rencana kerja Jadwal kerja SK Pokjanis Daftar data dasar yang dimiliki Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar Lingkup Kegiatan Persiapan 12

142 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian A.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA Kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja adalah kegiatan untuk merumuskan dan menyempurnakan rencana kerja yang telah disusun berdasarkan pemahaman terhadap proses dan prosedur penyusunan SPPIP yang didapat dari kegiatan sosialisasi. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyepakati rencana dan metodologi penyusunan SPPIP, melakukan koordinasi antara Tim Tenaga Ahli dan Pokjanis, menyediakan peta dasar skala kabupaten/kota dan kawasan yang diperlukan dalam penyusunan SPPIP, serta mengumpulkan data dan informasi kabupaten/kota mengenai permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunan? Pokjanis SPIPP kabupaten/kota, dan Tim Tenaga Ahli Dalam kegiatan ini, Tim Tenaga Ahli melakukan penyempurnaan terhadap rencana kerja dan jadwal kerja yang telah disusun, dan kemudian membahasnya secara bersama-sama dengan Pokjanis. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal selama 2 (dua) minggu pada bulan pertama rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Diskusi koordinasi yang dilakukan secara intensif Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Melakukan Diskusi Kesiapan Tim Tenaga Ahli Dalam menjalankan Tim Tenaga Ahli melakukan mobilisasi tim di kabupaten/kota yang didampingi; Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan pertemuan koordinasi untuk memulai penyusunan substansi SPPIP; dan Dalam diskusi tersebut membahas mengenai: - mekanisme koordinasi; - lingkup wilayah studi; dan Lingkup Kegiatan Persiapan 13

143 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP - lingkup substansi. Langkah 2 : Melakukan Penyamaan Pemahaman Lingkup Tugas Tenaga Ahli dan Pokjanis dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli secara bersama-sama melakukan penyamaan pemahaman terhadap lingkup tugas Tim Tenaga Ahli dan Pokjanis berdasarkan informasi yang disampaikan dalam sosialisasi; Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan pembagian peran yang jelas dalam kegiatan penyusunan SPPIP; dan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli merumuskan dan menyepakati mekanisme koordinasi antara Tim Tenaga Ahli dengan Pokjanis dalam proses penyusunan SPPIP. Langkah 3 : Melakukan Penyusunan dan Penyepakatan Rencana Kerja dan Metodologi yang Digunakan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan penyempurnaan terhadap rencana kerja dan jadwal kerja yang telah disusun dan disampaikan dalam kegiatan sosialisasi; Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyepakati rencana kerja dan jadwal kerja yang telah disepurnakan tersebut sebagai acuan dalam penyelesaian kegiatan penyusunan SPPIP; Bukti kesepakatan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli terhadap rencana kerja dan jadwal kerja yang disusun dituangkan dalam penandatanganan rencana kerja dan jadwal kerja tersebut oleh kedua belah pihak; dan Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah disepakati dan ditandatangani disampaikan kepada Satker PKP Provinsi untuk diketahui dan ditandatangani. Langkah 4 : Melakukan Penyiapan Peta Dasar Asisten Ahli Perpetaan di dalam Tim Tenaga Ahli melakukan proses penyiapan peta dasar skala 1: dalam format digital dan mengikuti acuan di dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya. Dalam kondisi peta dasar 1: belum tersedia, maka Tim Tenaga Ahli berkoordinasi dengan Pokjanis berkewajiban menyediakan peta dasar dengan skala minimum 1: Langkah 5 : Melakukan Pengumpulan Data dan Informasi Terkait Pembangunan Permukiman Tim Tenaga Ahli menyusun daftar kebutuhan data dan informasi yang diperlukan dalam proses penyusunan SPPIP; Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan 14

144 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Daftar kebutuhan data dan informasi tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk dikoordinasikan penyediaannya; dan Data dan informasi yang diperoleh diverifikasi penggunaannya oleh Pokjanis. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 5); Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta disetujui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 6); Peta dasar dengan skala minimal 1:25.000, yang sekurang-kurangnya memiliki unsur-unsur sebagai berikut: - ID dan nama provinsi, nama kabupaten/kota, nama kecamatan, dan nama kelurahan yang telah distandarisasi oleh BIG; - Garis pantai; - Hidrografi berupa laut beserta unsur-unsur di perairan patainya, sungai, terusan, saluran air, danau, waduk, atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk lebar minimal 5 (lima) meter; - Permukiman; - Jaringan transportasi, berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lain, jalan setapak, jalan kereta api, bandar udara dan pelabuhan; - Batas administrasi, berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten, batas kota, batas kecamatan, batas kelurahan; - Garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 12,5 meter; - Titik tinggi; dan - Nama-nama unsur geografis. Sumber peta dasar yang digunakan adalah peta dari BIG tahun 2010 dengan minimal layer administrasi, jalan, dan sungai. Apabila peta tersebut belum tersedia di BIG, maka dapat menggunakan sumber lain yang setara yang telah disepakati oleh Pokjanis. Output peta disajikan dengan ketentuan sebagai berikut: - Disajikan dalam format SHP (shapefile); - Datum WGS 84; dan - Koordinat penyajian dalam bentuk DMS (Derajat, Menit, Detik) Penggambaran unsur-unsur tersebut dengan simbol dan/atau notasi yang mengacu pada Lampiran PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya. Daftar kebutuhan data dan informasi. Minimal data dan informasi yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel ini minimal memuat mengenai: Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan 15

145 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP - Jenis data dengan tahun penyusunan/penerbitan - Tipologi data (primer/sekunder) - Bentuk data (hard copy/soft file) - Instansi penyedia data Data dan informasi yang diperoleh (Tabel 4). Daftar Check List Hasil Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi Peta dasar dengan skala minimal 1: untuk wilayah administrasi kota dan 1: untuk wilayah administrasi kabupaten Daftar kebutuhan data dan informasi Data dan informasi yang diperoleh Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan 16

146 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 5 Rencana Kerja yang Telah Disepakati oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Lingkup Kegiatan Persiapan 17

147 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 6 Jadwal Kerja yang Telah Disepakati oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan 18

148 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel 3 Daftar Kebutuhan Data dan Informasi Minimal yang Diperlukan NO DATA/INFORMASI YANG DIBUTUHKAN KETERANGAN JENIS DATA DAN INFORMASI DATA UMUM 1. Peta Guna Lahan Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD 2. Peta Sebaran Permukiman Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD 3. Peta Sebaran Permukiman Berdasarkan Tahun terakhir Permasalahan GIS/ArcView/AutoCAD 4. Peta Sebaran Rumah Susun Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD 5. Peta Kepadatan Bangunan Permukiman Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD 6. Peta Jaringan Jalan Eksisting Tahun terakhir, kedalaman GIS/ArcView/AutoCAD jalan lokal 7. Peta Jaringan Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD 8. Peta Kapasitas Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD 9. Peta Jaringan Sanitasi Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD 10. Peta Sebaran Sarana dan Prasarana Tahun terakhir Persampahan GIS/ArcView/AutoCAD 11. Peta Rencana Pengembangan Tahun terakhir Permukiman GIS/ArcView/AutoCAD 12. Peta Rencana Pengembangan Tahun terakhir Infrastruktur Permukiman GIS/ArcView/AutoCAD 13. Peta Status Lahan Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD 14. Data Nilai Ekonomi Lahan Permukiman Tahun terakhir Hardcopy/file 15. Peta Dasar Tahun terakhir skala 1: GIS/ArcView/AutoCAD DATA RENCANA PEMBANGUNAN 16. RPJP Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file 17. RPJM Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file 18. RPIJM Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file 19. Alokasi APBD Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file DATA RENCANA PENATAAN RUANG 20. RTRW Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file 21. RDTR Kawasan Perkotaan Tahun terakhir Hardcopy/file 22. RP4D/RP3KP Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file DATA RENCANA SEKTORAL 23. Rencana Induk Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file 24. Strategi Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file 25. Masterplan Jalan Tahun terakhir Hardcopy/file 26. Rencana Induk Pengelolaan Sampah Tahun terakhir Hardcopy/file 27. Masterplan Air Bersih Tahun terakhir Hardcopy/file 29. Rencana Sektoral Lainnya Tahun terakhir Hardcopy/file Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan 19

149 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel 4 Daftar Ketersediaan Data dan Informasi Minimal yang Diperlukan NO DATA/INFORMASI YANG DIBUTUHKAN KETERANGAN JENIS DATA DAN INFORMASI DATA UMUM 1. Peta Guna Lahan Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD 2. Peta Sebaran Permukiman Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD 3. Peta Sebaran Permukiman Berdasarkan Tahun terakhir GIS/ArcView/ Permasalahan AutoCAD 4. Peta Sebaran Rumah Susun Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD 5. Peta Kepadatan Bangunan Permukiman Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD 6. Peta Jaringan Jalan Eksisting Tahun terakhir, kedalaman jalan lokal GIS/ArcView/ AutoCAD KETERSEDIAAN DATA Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak 7. Peta Jaringan Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak AutoCAD 8. Peta Kapasitas Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak AutoCAD 9. Peta Jaringan Sanitasi Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak AutoCAD 10. Peta Sebaran Sarana dan Prasarana Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak Persampahan AutoCAD 11. Peta Rencana Pengembangan Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak Permukiman AutoCAD 12. Peta Rencana Pengembangan Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak Infrastruktur Permukiman AutoCAD 13. Peta Status Lahan Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak AutoCAD 14. Data Nilai Ekonomi Lahan Permukiman Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 15. Peta Dasar Tahun terakhir skala 1: GIS/ArcView/ AutoCAD Ada/Tidak DATA RENCANA PEMBANGUNAN 16. RPJP Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 17. RPJM Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 18. RPIJM Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 19. Alokasi APBD Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak DATA RENCANA PENATAAN RUANG 20. RTRW Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 21. RDTR Kawasan Perkotaan Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 22. RP4D/RP3KP Kota/Kab. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak DATA RENCANA SEKTORAL 23. Rencana Induk Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 24. Strategi Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 25. Masterplan Jalan Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 26. Rencana Induk Pengelolaan Sampah Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 27. Masterplan Air Bersih Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 29. Rencana Sektoral Lainnya Tahun terakhir Hardcopy/file Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan 20

150 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian A.3 KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI Kegiatan konsolidasi tingkat provinsi merupakan kegiatan penyamaan pemahaman substansi serta proses dan prosedur penyusunan SPPIP antar kabupaten/kota yang berada di bawah lingkup Satker PKP Provinsi yang bersangkutan. Siapa yang Terlibat Dalam Proses Penyelenggaraannya? Satker PKP Provinsi sebagai penyelenggara kegiatan; dan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli kabupaten/kota di dalam lingkup provinsi yang bersangkutan, sebagai peserta. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Minimal 1 (satu) hari pada bulan pertama dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP. Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Workshop, berupa pemaparan dari Satker PKP Provinsi yang didampingi oleh narasumber Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum mengenai proses dan prosedur penyusunan SPPIP Diskusi, dalam sesi tanya jawab yang dialokasikan dalam kegiatan ini Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Menyiapkan Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dengan koordinasi dengan Satker PKP Provinsi melakukan penyamaan lingkup kegiatan penyusunan SPPIP dan kesepakatan waktu-waktu kritis; Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyesuaikan kembali rencana kerja dan jadwal kerja; dan Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah disesuaikan tersebut disepakati untuk dijadikan acuan bersama antara Pokjanis, Tim Tenaga Ahli, dan Satker PKP Provinsi dalam proses penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan 21

151 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Langkah 2 : Menyamakan Proses, Prosedur, dan Capaian yang Akan Diharapkan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dengan koordinasi dengan Satker PKP Provinsi melakukan penyamaan proses, prosedur, dan capaian yang diharapkan berdasarkan informasi yang didapat dalam sosialisasi; dan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dengan koordinasi Satker PKP Provinsi melakukan inovasi terkait dengan proses dan prosedur penyusunan SPPIP. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 5); dan Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta disetujui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 6). Daftar Check List Hasil Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan 22

152 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP B PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN Bagian B: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan memuat langkah-langkah untuk memetakan potensi dan permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotan. Bagian B ini terbagi atas 4 (empat) sub-modul yang masing-masing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan persiapan, yaitu: B.1: Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program Pembangunan Kota/Kabupaten B.2: Perumusan Indikasi Arah Pengembangan Kota, serta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan B.3: Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan B.4: Kajian Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kedudukan Bagian B di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat pada Gambar 5 berikut. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 23

153 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP PERSIAPAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN FINALISASI DAN SOSIALISASI 1.1 SOSIALISASI 1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA O KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA 2.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KAB/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN 2.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.2 PEURMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS 3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN 4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI O ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN 5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN 5.2 PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP O-7 MODUL B Gambar 7 Penggunaan Bagian B Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 24

154 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian B.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN Kegiatan kajian kebijakan dan strategi pembangunan merupakan kegiatan untuk mengelaborasi dan mensintesis kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah yang terdapat dalam dokumen perencanaan pembangunan dan dokumen penataan ruang Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - sebagai pengambil keputusan megenai dokumen kebijakan yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyusunan SPPIP; - sebagai pensintesa arah kebijakan dan strategi pembangunan; dan - sebagai perumus hasil sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan. Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu proses rekapitulasi kebijakan dan strategi pembangunan sesuai dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli, dengan rincian sebagai berikut: 1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader) melakukan rekapituasi kebijakan dan strategi yang terkait dengan dokumen penataan ruang; 2. Ahli Kebijakan Publik melakukan rekapitulasi kebijakan dan strategi yang terkait dengan dokumen perencanaan pembangunan; 3. Ahli Prasarana Kota melakakan rekapitulasi kebijakan dan strategi sektoral yang terkait prasarana permukiman perkotaan, seperti jaringan jalan, drainase, persampahan, dan sebagainya; 4. Ahli Permukiman melakukan rekapitulasi kebijakan dan strategi sektoral yang terkait dengan pengembangan dan penanganan persoalan permukiman; serta 5. Ahli Ekonomi Pembangunan melakukan kajian terhadap peluang-peluang pembiayaan program. - memberikan pertimbangan mengenai metodologi yang digunakan dalam proses sinkronisasi kebijakan dan strategi; dan - mendampingi Pokjanis melakukan proses sinkronisasi kebijakan dan strategi. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 1 (satu) minggu terhitung dari minggu ketiga pada bulan pertama atau setelah tahap persiapan selesai dilakukan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 25

155 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Rekapitulasi kebijakan, untuk merekap intisari kebijakan dan strategi yang tertuang dalam tiap dokumen kebijakan; Analisis isi (content analysis), untuk melakukan sintesis kebijakan dan strategi yang tertuang dalam tiap dokumen kebijakan; dan Pemetaan spasial kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Inventarisasi Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota Tim Tenaga Ahli mendaftar dan mengumpulkan semua dokumen kebijakan yang terdapat di kabupaten/kota yang bersangkutan, khususnya yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan Tim Tenaga Ahli mengelompokkan dokumen kebijakan yang terdapat di kabupaten/kota yang bersangkutan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: (1) kebijakan perencanaan pembangunan, (2) kebijakan penataan ruang, dan (3) kebijakan sektoral. Langkah 2 : Melakukan Pemetaan Terhadap Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Terkait Pengembangan Permukiman yang Ada di Daerah Tim Tenaga Ahli merekap setiap rumusan kebijakan dan strategi yang terdapat dalam tiap dokumen kebijakan; Pokjanis dengan dukungan Tim Tenaga Ahli melakukan sintesis mengenai arahan kebijakan dan stategi pembangunan terkait pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman pekrotaan. Sintesis dilakukan berdasarkan tabel rekap rumusan kebijakan dan strategi yang telah dikeluarkan oleh Tim Tenaga Ahli. Sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis isi (content analysis) ataupun alat analisis lain yang sejenis; dan Tim Tenaga Ahli, khususnya Asisten Ahli Pemetaan melakukan pemetaan spasial terhadap hasil sintesis arahan kebijakan dan strategi pengembangan kabupaten/kota serta kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 26

156 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Langkah 3 : Melakukan Kajian Terhadap Keselarasan Antar Kebijakan dan Strategi Pembangunan yang Terkait Pembangunan Permukiman yang Ada Berdasarkan tabel rumusan kebijakan dan strategi, Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli melakukan analisis terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan, terkait pengembangan permukiman; dan Pokjanis melakukan sinkronisasi terhadap kebijakan dan strategi pembangunan. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Tabel rekap kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan, yang minimal memuat kolom nama dokumen, rumusan kebijakan, rumusan strategi, dan rumusan program sebagaimana yang ditampilkan dalam Tabel 5; Tabel 5 Contoh Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan N O SUMBER/ DOKUMEN A. DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN 1. RPJPD Visi Kota adalah mewujudkan Kota Bermartabat 2. RPJMD 3. RPIJMD 4. Renstra SKPD MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM Misi Kota, mencakup : 1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal dan religius 2. Mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing 3. Mengembangkan kehidupan sosial budaya kota yang kreatif, berkesadaran tinggi serta berhati nurani 4. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota 5. Meningkatkan kinerja pemerintah kota yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan 6. dst Strategi terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur yang diemban pada misi keempat antara lain: - Mengembangkan Sumber air baku untuk penyediaan air bersih - Terwujudnya pengelolaan limbah yang efektif dan bernilai ekonomi, melalui strategi mereduksi dan meningkatkan pemanfaatan kembali limbah padat (sampah). - Membentuk struktur ruang kota, - Mengendalikan pemanfaatan ruang - dst. - Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 27

157 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP N SUMBER/ MUATAN O DOKUMEN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM 5. APBD B. DOKUMEN PENATAAN RUANG 6. RTRW Pengembangan prasarana Strategi pengembangan Program untuk Provinsi wilayah yang diarahkan sistem penyediaan air pengembangan pada pengembangan dan minum kota sistem penataan sistem jaringan - Menambahkan tingkat penyediaan air prasarana utama pelayanan PDAM minum kota transportasi, jaringan menjadi 80% yang - Penambahan prasarana lainnya, dan dapat menjangkau 2543 infrastruktur untuk semua wilayah dengan sambungan peningkatan layanan menambah sambungan rumah tangga masyarakat dan rumah tangga - Pengembanga menghindari disparitas - Meningkatkan kualitas n teknologi perkembangan kawasan air bersih secara pengolahan air antar sub wilayah bertahap menjadi air bersih menjadi minum air minum Strategi pengembangan sistem drainase - Mengoptimalkan sistem drainase eksisting yang telah dibangun di zaman Belanda - Mengembangkan saluran drainase berbasis partisipasi masyarakat 7. RTRW Kota 9. RP4D Kota C. DOKUMEN KEBIJAKAN/ STUDI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR LAINNYA 10. Studi Penataan Hunian Perkotaan Program untuk pengembangan sistem drainase - Perbaikan sistem drainase eksisting - Pembangunan kerjasama pengelolaan drainase dengan masyarakat Peta arahan kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan yang disajikan dalam format SHP (shapefile) yang minimal memuat informasi sebagai berikut (Gambar 8): - ID dan nama provinsi; - ID dan nama kabuaten/kota; - ID dan nama kecamatan; - ID dan nama kelurahan; - Alokasi ruang dari kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 28

158 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi (Tabel 6). Tabel 6 Contoh Matriks Sinkronisasi Antar Kebijakan Daftar Check List Hasil Kegiatan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Tabel rekap kebijakan dan strategi Peta arahan kebijakan dan strategi Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 29

159 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 8 Contoh Peta Kebijakan dan Strategi Tiap Dokumen Kebijakan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 30

160 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian B.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan perumusan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan adalah sebuah kegiatan untuk mengidentifikasi hasil sintesa kebijakan terkait arah pengembangan kabupaten/kota yang berimplikasi terhadap pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang berkembang di dalamnya. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - sebagai pengambil keputusan dalam perumusan arah pengembangan kabupaten/kota; dan - sebagai pengambil keputusan dalam perumusan arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu proses analisis dari sisi teknis-akademis mengenai arah pengembangan kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sesuai sesuai dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli, dengan rincian sebagai berikut: 1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader) mengkoordinasi dan mengarahkan proses identifiikasi; 2. Ahli Prasarana Kota dan Ahli Permukiman, berserta asisten ahli di bawahnya melakukan proses identifikasi arah pengembangan kota, serta pembangunan permukiman perkotaan; dan 3. Asisten Ahli Pemetaan melakukan proses pemetaan spasial arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan persetujuan dari Pokjanis. - mendampingi Pokjanis melakukan proses penentuan arah kebijakan pengembangan kota, serta arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga pada bulan pertama Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 31

161 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Analisis isi (content analysis), untuk melakukan sintesis mengenai arah pengembangan kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Pemetaan spasial arah pengembangan kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Menggunakan Hasil Kompilasi Dokumen Kebijakan, Strategi, dan Program yang Terkait dengan Pembangunan Kota/Kabupaten Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan tabel rekap kebijakan dan strategi yang dihasilkan dalam kegiatan kajian kebijakan dan strategi pembangunan; dan Tim Tenaga Ahli membantu Pokjanis mengelaborasi lebih lanjut hasil rekapitulasi kebijakan dan strategi tersebut untuk mengidentifikasi arah pembangunan kabupaten/kota, serta arah pengembangan permukimandan infrastruktur permukiman perkotaan Langkah 2 : Meyusun Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program Tiap Dokumen Kebijakan Dengan Penekanan Pada Arah Pengembangan Kabupaten/Kota, serta Pembangunan Permukiman dan infrastruktur Permukiman Perkotaan Dengan menggunakan analisis isi atau metode sejenis lainnya, Tim Tenaga Ahli melakukan elaborasi arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. berdasarkan hasil rekap kebijakan dan strategi. Elaborasi ini dilakukan untuk tiap kebijakan. Langkah 3 : Menyimpulkan Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota, serta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pokjanis melakukan pembahasan mengenai arah pengembangan kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil elaborasi Tim Tenaga Ahli; dan Pokjanis melakukan penyepakatan terhadap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 32

162 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Langkah 3 : Pemetaan Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota, serta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang Disajikan Dalam Bentuk Peta Asisten Ahli Pemetaan menuangkan rumusan arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati oleh Pokjanis ke dalam peta spasial; Dalam melakukan pemetaan tersebut, Asisten Ahli Pemetaan wajib mengikuti kaidah-kaidah pemetaan yang terdapat dalam PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang beserta dengan turunannya. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang minimal memuat tentang (Tabel 7): - rekap kebijakan, strategi, dan program dari tiap dokumen kebijakan - hasil elaborasi arah pengembangan kabupaten/kota dari tiap rumusan kebijakan, strategi, dan program - hasil elaborasi arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dari tiap rumusan kebijakan, strategi, dan program Tabel 7 Contoh Matrik Arah Pengembangan Kota, serta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan DOKUMEN RPJP Provinsi. RTRW kabupaten/ kota VISI DAN MISI/TUJUAN Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Terwujudnya Kota Pendidikan yang Berkualitas Menuju Masyarakat Yang Maju Dan Mandiri ARAH PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA Pengembangan dan pemerataan ekonomi berbasis agrobisnis Peningkatan kualitas SDM Pengembangan infrastruktur untuk mendorong pengembangan kawasan pusat-pusat produksi dan distribusi Pengembangan seluruh aspek pembangunan untuk mendukung kota pendidikan Dominasi pembangunan untuk sarana dan prasarana pendidikan IMPLIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Kebutuhan akan pengembangan dan pemerataan permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai penunjang kegiatan ekonomi Kebutuhan akan pengembanan dan pemerataan permukiman dan infrastruktur pendukungnya untuk menunjang perkembangan sektor pendidikan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 33

163 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan disajikan pada peta dasar dengan format SHP (shapefile) dan memiliki informasi minimal sebagai berikut (Gambar 9 dan Gambar 10): - ID dan nama provinsi; - ID dan nama kabupaten/kota; - ID dan nama kecamatan; - ID dan nama kelurahan; - alokasi spasial pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan permukiman infrastruktur permukiman perkotaan; serta - ringkasan kebijakan pengebangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Gambar 9 Contoh Peta Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 34

164 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 10 Contoh Peta Indikasi Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota Serta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 35

165 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian B.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAAN Kegiatan kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan adalah kegiatan untuk merumuskan isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan kebijakan yang berlaku. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - sebagai sumber informasi terhadap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan - sebagai pengambil keputusan terhadap isu-isu yang berkembang dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu proses rekapitulasi kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, berikut dengan isu-isu yang berkembang sesuai dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli, dengan rincian sebagai berikut: 1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader) mengkoordinasi dan mengarahkan proses rekapituasi kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ; 2. Ahli Prasarana Kota melakukan rekapitulasi kondisi eksisting pembangunan sarana dan prasarana kota, meliputi jalan lingkungan, drainase, persampahan, dan air limbah; 3. Ahli Permukiman melakukan rekapitulasi kondisi eksisting pembangunan permukiman perkotaan; serta 4. Ahli Ekonomi Pembangunan melakukan rekapitulasi kondisi eksisting pembiayaan di bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di kabupaten/kota yang bersangkutan. 5. Ahli Kebijakan Publik membantu proses identifikasi isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kebijakan dan strategi yang berlaku; - membantu proses persandingan antara isu pembangunan berdasarkan kondisi eksisting dengan arahan kebijakan; - mendampingi Pokjanis melakukan proses perumusan isu strategis dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan - Asisten Ahli Pemetaan melakukan proses penyusunan peta isu-isu pembangunan dengan persetujuan dari Pokjanis Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 36

166 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Rekapitulasi isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Diskusi untuk membahas dan mencapai kesepakatan mengenai isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan Pemetaan spasial isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Menggunakan Hasil Kajian Kebijakan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan tabel rekap kebijakan dan strategi yang dihasilkan dalam kegiatan kajian kebijakan dan strategi pembangunan; dan Tim Tenaga Ahli membantu Pokjanis melakukan analisa terhadap hasil rekapitulasi kebijakan dan strategi tersebut. Langkah 2 : Identifikasi Isu Terkait Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Dalam Kebijakan Tim Tenaga Ahli merekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber; Tim Tenaga Ahli mengidentifikasi isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan tabel rekap kebijakan dan strategi; Pokjanis membahas hasil rekap kebijakan dan strategi, serta hasil identifikasi isuisu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam diskusi internal; dan Pokjanis merumuskan dan menyepakati isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan arahan kebijakan pembangunan. Langkah 3 : Analisis Dengan Membandingkan Fakta atau Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Tim Tenaga Ahli melakukan perbandingan atas isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 37

167 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP eksisting dengan isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan arahan kebijakan; Pokjanis dengan didamping Tim Tenaga Ahli merumuskan isu strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil tabel perbandingan isu-isu pembangunan. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang minimal memuat kolom tentang aspek yang diamati dan kondisi eksisting kawasan (Tabel 8); dan Tabel 8 Contoh Matrik Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan ASPEK YANG DIAMATI KAWASAN PERMUKIMAN AIR BERSIH SANITASI/AIR LIMBAH DRAINASE PERSAMPAHAN JALAN LINGKUNGAN TINGKAT PELLAYANAN SEBARAN KUALITAS. sambungan yang terlayani baru SR dari SR rumah tangga di kawasan permukiman perkotaan yang telayani sistem sanitasi 63% luas wilayah yang tergenang 10% dari total luas wilayah kawasan perkotaan reduksi timbulan sampah yang masuk ke TPA sebesar 5% terlayani pengangkutan sampah <+ 15% tingkat pelayanan jaringan jalan berkisar 60% terkonsentrasi hanya di kawasan pusat kota baru tiga kecamatan yang terlayani baru tiga kecamatan yang terlayani baru tiga kecamatan yang terlayani terkonsentrasi hanya di kawasan pusat kota..dst % masuk dalam kategori kumuh tingkat kondisi jalan yang aman dan nyaman di kawasan permukiman perkotaan <50% Tabel isu-isu pembangunann permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yang minimal memuat kolom aspek yang diamat, daftar isu dari sisi kondiai eksisting, daftar isu dari sisi arahan kebijakan, dan sintesa isu strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (Tabel 9) Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 38

168 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel 9 Contoh Matrik Isu-isu Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan ASPEK YANG DIAMATI KAWASAN PERMUKIMAN AIR BERSIH ISU PEMBANGUNAN DARI SISI KONDISI EKSISTING Permukiman kumuh yang tersebar di beberapa wilayah Distribusi pelayanan yang masih belum merata ISU PEMBANGUNAN DARI SISI ARAHAN KEBIJAKAN Pemenuhan kebutuhan rumah layak huni Kualitas air bersih yang belum memenuhi standar SANITASI/AIR LIMBAH DRAINASE PERSAMPAHAN JALAN LINGKUNGAN..dst.... ISU SRATEGIS Pemenuhan kebutuhan rumah layak huni pada permukiman kumuh Distribusi pelayanan air bersih yang belum merata dari sisi kualitas dan kuantitas Daftar Check List Hasil Kegiatan Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 39

169 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian B.4 IDENTIFIKASI POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUAN PERKOTAAN DAN PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan identifikasi potensi, permasalahan, dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan adalah kegiatan untuk menemukenali potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan suatu kabupaten/kota dalam menyelenggarakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - sebagai pengambil keputusan terhadap potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu proses rekapitulasi potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan sesuai dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli; - Asisten Ahli Pemetaan melakukan proses penyusunan peta potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan dengan persetujuan dari Pokjanis. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? 2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Analisis SWOT untuk memetakan potensi, permasalahan tantangan, dan habatan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan Diskusi untuk membahas dan mencapai kesepakatan mengenai potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan Pemetaan spasial potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 40

170 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan tabel indikasi arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Tim Tenaga Ahli melakukan proses identifikasi potensi, permasalahan, tantagan, dan hambatan dengan meggunakan pemetaan SWOT atau alat analisis sejenisnya. Langkah 2 : Melakukan Review RPIJM dan Dokumen Kebijakan Terkait Lainnya Mengenai Skenario Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Tim Tenaga Ahli melakukan review terhadap skenario pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat dalam RPIJM maupun dokumen kebijakan lainnya Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas bersama-sama untuk mempertimbangkan scenario pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan Langkah 3 : Penyusunan Tabel Potensi dan Tantangan Pembangunan Perkotaan dan Permukiman Perkotaan Berdasarkan hasil analisis SWOT atau alat analisis sejenis lainnya, Tim Tenaga Ahli menyusun tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan Tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan tersebut diverivikasi bersama dengan Pokjanis untuk kemudian disepakati bersama antar anggota Pokjanis Langkah 3 : Penyusunan Peta Potensi dan Tantangan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotan yang Ditampilkan Dalam Bentuk Peta Dengan persetujuan Pokjanis, Asisten Ahli Pemetaan melakukan pemetaan spsial mengenai potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disusun Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan disajikan di atas peta dasar yang telaj mengikuti kaidah yang terdapat dalam PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang beserta turunannya Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 41

171 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang minimal memuat informasi mengenai sektor terkait pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, potensi pembangunan, permasaahan pembangunan, peluang pengembangan, dan tantangan pengembangan (Tabel 10); Tabel 10 Contoh Matrik Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN 1. Perumahan Daya tarik kota besar yang memiliki segala kelengkapan fasilitas dapat menarik penduduk untuk melakukan perpindahan ke kota sehingga dapat mengakibatkan semakin tingginya permintaan akan penyediaan perumahan. 2. Air Bersih 3. Persampahan.. dst - Munculnya permukiman kumuh dan illegal akibat kurangnya daya beli masyarakat akan perumahan. - Munculnya permukiman kumuh dan illegal menyebabkan kondisi lingkungan kota yang buruk sehingga dapat menurunkan citra kawasan PELUANG PENGEMBANGAN Munculnya konsep-konsep baru dalam hal perumahan, hunian dan permukiman yang ditawarkan pengembang dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi tingginya permintaan akan perumahan. TANTANGAN PENGEMBANGAN Kepadatan bangunan yang tinggi dapat mendorong munculnya rawan kebakaran pada kawasan permukiman Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 42

172 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang minimal memuat informasi mengenai alokasi spasial dari tiap rumusan potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan. Peta ini disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan informasi minimal sebagai berikut (Gambar 11): - ID dan nama provinsi; - ID dan nama kabupaten/kota; - ID dan nama kecamatan; - ID dan nama kelurahan; serta - Potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Daftar Check List Hasil Kegiatan Identifikasi Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pembangunan Perkotaan dan Permukiman Perkotaan Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 43

173 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 11 Contoh Peta Pemetaan Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 44

174 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP C PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN Bagian C: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan memuat langkah-langkah untuk merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berikut dengan rencana kawasan permukiman prioritas penanganannya. Bagian C ini terbagi atas 5 (lima) sub-modul yang masing-masing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu: C.1: Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan C.2: Penyelenggaraan FGD 1 C.3: Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas C.4: Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas C.5. Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2 Kedudukan Bagian C di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat pada Gambar 12 berikut. Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi 45

175 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP PERSIAPAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN FINALISASI DAN SOSIALISASI 1.1 SOSIALISASI 1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA O KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA 2.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KAB/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN 2.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.2 PEURMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS 3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN 4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI O ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN 5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN 5.2 PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP O-7 MODUL C Gambar 12 Penggunaan Bagian B Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi 46

176 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian C.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan merupakan kegiatan untuk menerjemahkan visi/misi pengembangan kabupaten/kota yang terdapat dalam dokumen perencanaan pembangunan dalam konteks penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur pendukung permukiman di perkotaan. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - sebagai pengambil keputusan terhadap rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan - sebagai perumus rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu proses rekapitulasi rumusan visi/misi kabupaten/kota yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan maupun dokumen terkait lainnya; - membantu proses identifikasi kata kunci yang terdapat dalam tiap rumusan visi/misi kabupaten/kota; - membantu proses penerjemahan nilai yang terkandung dari tiap kata kunci dalam konteks pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - mendampingi Pokjanis melakukan proses perumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan - mendampingi Pokjanis melakukan proses perumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan tujuan. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 4 (empat) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan kedua Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi 47

177 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Analisis normatif untuk memetakan visi/misi kabupaten/kota yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan dan dokumen terkait lainnya, serta untuk mengidentifikasi nilai yang terkandung dari tiap rumusan visi/misi; Pemetaan kebutuhan untuk mengidentifikasi kebutuhan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting maupun arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan melakukan kesepakatan terhadap rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Menganalisis Kebutuhan Penanganan Berdasarkan Potensi, Permasalahan, dan Isu-isu Terkait Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Tim Tenaga Ahli Pendamping, dengan pendekatan teknis akademis, mengidentifikasi kebutuhan penanganan berdasarkan tabel potensi, permasalahan, dan isu-isu terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan (output B.4); dan Pokjanis dengan didampingi Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas dan menyempurnakan rumusan kebutuhan penanganan tersebut. Langkah 2 : Menganalisis Kebuhan Pembangunan Permukiman dan infrastruktur Permukiman Perkotaan Berdasarkan Arahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Tim Tenaga Ahli Pendamping, dengan pendekatan teknis akademis, mengidentifikasi kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan arahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan (output B.2); dan Pokjanis dengan didampingi Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas dan menyempurnakan rumusan kebutuhan pembangunan tersebut. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 48

178 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Langkah 3 : Menentukan Tujuan yang Selaras dengan Indikasi Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (Output B.2) dan Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Tim Tenaga Ahli Pendamping, dengan pendekatan teknis akademis, menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam bentuk draft rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan Pokjanis dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas dan menyepakati rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam suatu diskusi dengan format FGD. Langkah 4 : Merumuskan Kebijakan yang Menjawab Kebutuhan Penanganan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi kata-kata kunci yang terdapat dalam rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati; Tim Tenaga Ahli Pendamping menerjemahkan makna dari tiap kata kunci tersebut dalam konteks penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di kabupaten/kota yang bersangkutan; Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama merumuskan rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan panduan makna dari tiap kata kunci; dan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyepakati rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam suatu diskusi dengan format FGD. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Tabel ini setidaknya memuat informasi mengenai potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, karakteristik kawasan, dan kebutuhan pengembangan (Tabel 11); Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 49

179 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel 11 Contoh Tabel Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan POTENSI/PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN Kawasan permukiman yang berkembang pada daerah yang tidak sesuai dengan rencana. dst KARAKTERISTIK KAWASAN Kawasan permukiman eksisting berkembang tidak sesuai dengan arahan kebijakan tata ruang Tipe perumahan dapat yang berupa perumahan formal yang dikembangkang oleh pengembang maupun yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dalam bentuk perkampungan Perkembangan kawasan permukiman cenderung tidak terkendali yang ditunjukkan dengan keberadaan kawasan kumuh KEBUTUHAN PENGEMBANGAN Penyesuaian fungsi kawasan Relokasi kawasan permukiman yang berada pada kawasan lindung Pengembangan rusun terutama pada kawasan pusat kota Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Tabel 12). Tabel 12 Contoh Matrik Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan TUJUAN 1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan bebas kumuh bagi semua golongan masyarakat 2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur permukiman dan perkotaan yang berkualitas KEBIJAKAN Penyediaan perumahan yang layak dengan memanfaatkan lahan secara proporsional Peningkatan kualitas permukiman kumuh Peningkatan pelayananan air bersih Peningkatan sanitasi lingkungan - - Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 50

180 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Daftar Check List Hasil Kegiatan Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 51

181 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian C.2 PENYELENGGARAAN FGD 1 Kegiatan FGD 1 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil kajian teknsi akademi yang telah dilakukan. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - memfasilitasi penyelenggaraan FGD 1 - mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 1 Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri atas: - Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman; - Akademiis; - Tokoh masyarakat Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur pendukung lainnya yang meliputi: Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan; Tim Teknis Provinsi; dan Satker PKP Secara keseluruhan, FGD 1 ini minimal melibatkan 15 orang. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun *) *) Catatan: - Sebelum diselenggarakan FGD 1 wajib dilakukan Pra-FGD 1 untuk membahas rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dan landasan perumusannya. - Pra-FGD 1 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari - Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 1 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Paska FGD 1) sesuai kebutuhan. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 52

182 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1? Tabel rekap kebijakan dan strategi Peta arahan kebijakan dan strategi Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Untuk Pra-FGD 1 dan/atau Paska-FGD 1 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Untuk FGD 1 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan melakukan kesepakatan terhadap rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 1 dan FGD 1 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 1 dan FGD 1 sebagai acuan bersama pelaksanaan kegiatan. KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan dikoordinasikan pelaksanaannya. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 53

183 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 1 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum penyelenggaraan FGD 1; Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai: - Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Isu-isu strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Arah pengembangan kabupaten/kota; - Arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;dan - Draft rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 1 lebih dari 1 (satu) kali sebelum FGD 1. Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 1 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat); Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Untuk memudahkan proses diskusi, peserta dapat dibagi ke dalam kelompokkelompok kecil yang masing-masing membahas topik yang berbeda, yang meliputi: - topik kelompok 1: isu strategis berdasarkan perencanaan pembangunan - topik kelompok 2: isu strategis berdasarkan penyelenggaraan penataan ruang - topik kelompok 3: isu strategis berdasarkan kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan - topik kelompok 4: target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada akhir tahun rencana Tiap kelompok ini akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam diskusi panel; Dalam diskusi panel, seluruh peserta diskusi membahas dan menyepakati hasil yang dirumuskan oleh tiap kelompok; Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 54

184 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Dari rumusan hasil di tiap kelompok tersebut akan disepakati rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 1 yang ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis provinsi, dan Satker PKP Provinsi; serta Dalam hal FGD 1 masih belum mencapai kata sepakat mengenai rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, maka diselenggarakan diskusi paska-fgd 1. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Penyelenggaraan Pra-FGD 1 Notulensi diskusi Pra-FGD 1 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan kegiatan Daftar hadir diskusi Pra-FGD 1 Penyelenggaraan FGD 1 Berita acara kegiatan FGD 1 yang minimal memuat mengenai (Gambar 13): - Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 1; - Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 1; - Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 1 yang di dalamnya terdapat rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; serta - Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis provinsi, dan Satker PKP Provinsi Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 1, dengan outline minimal sebagaimana yang ditunjukkan dalam Box 1. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 55

185 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 13 Contoh Rumusan Berita Acara Kesepakatan FGD 1 Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 56

186 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Box 1 Outline Minimal Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan FGD 1.2 Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Kegiatan FGD 1.3 Keluaran yang Diharapkan 1.4 Kedudukan Kegiatan FGD Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP 1.5 Metode dan Proses Penyelenggaraan Kegiatan FGD 1.6 Peserta Kegiatan FGD 1.7 Watu dan Tempat Penyelenggaraan Kegiatan FGD 2. KESIMPULAN DAN CAPAIAN KEGIATAN 2.1 Kesimpulan Kegiatan FGD 2.2 Kesepakatan yang Diambil Dalam Kegiatan FGD Lampiran: A. Notulensi Kegiatan FGD B. Berita Acara Kegiatan FGD C. Dokumentasi Kegiatan FGD D. Daftar Hadir Kegiatan FGD E. Materi Kegiatan FGD Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 1 Notulensi diskusi Pra-FGD 1 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan kegiatan Daftar hadir diskusi Pra-FGD 1 Berita acara kegiatan FGD 1 Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 1 Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 57

187 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian C.3 PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS Kegiatan perumusan kriteria dan indikator kawasan permukiman prioritas merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi kriteria dan indikator yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan skala prioritas penanganan kawasan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - sebagai pengambil keputusan terhadap dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas; dan - sebagai pengambil keputusan terhadap kriteria dan indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas. Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu mengidentifikasi dasar-dasar pertimbangan yang sesuai untuk digunakan di dalam penentuan kawasan permukiman prioritas; dan - membantu mengidentifikasi rumusan kriteria dan indikator yang sesuai untuk penentuan kawasan permukiman prioritas dari sisi teknis akademis. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Inventarisasi kriteria dan indikator untuk mengidentifikasi kemungkinan kriteria dan indikator yang sesuai untuk penentuan kawasan permukiman prioritas berdasarkan teori, konsep yang berkembang, maupun kajian sejenis yang pernah dilakukan; Analisis kesesuaian dan skala prioritas untuk menentukan bobot dari tiap kriteria dan indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas; dan Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan mencapai kesepakatan pendapat dari tiap pemangku kepentingan yang terkait mengenai rumusan kriteria dan indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 58

188 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Inventarisasi Kriteria dan Indikator yang Sesuai Dengan Kondisi yang Ada Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan dasardasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas; Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi semua kriteria dan indikator yang umumnya digunakan dalam penentuan kawasan prioritas. Kriteria dan indikator dirumuskan berdasarkan: - pedoman atau peraturan yang terkait, baik yang berlaku di tingkat pusat maupun daerah; - konsep dan teori yang berkembang; dan - hasil studi atau kajian sejenis yang pernah dilakukan. Rekapitulasi kriteria dan indikator tersebut dipilah dan diseleksi dengan kearifan lokal yang berkembang dan prinsip pembangunan yang dipegang oleh kabupaten/kota terkait; dan Hasil rekapitulasi tersebut disampaikan kepada Pokjanis sebagai bahan pertimbangan utama dalam penentuan kriteria dan indikator yang akan digunakan. Langkah 2 : Melakukan Diskusi untuk Penjaringan Usulan dan Aspirasi Hasil rekap dibahas lebih lanjut dalam diskusi internal di dalam Pokjanis untuk penjaringan usulan dan aspirasi; Pokjanis menyempurnakan inventarisasi kriteria dan indikator yang telah disusun dengan berbagai usulan dan aspirasi yang berkembang dalam diskusi internal Pokjans; dan Pokjanis menyampaikan usulan dan aspirasi yang berkembang mengenai kriteria dan indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas kepada Tim Tenaga Ahli Pendamping. Langkah 3 : Menyusun Daftar Seluruh Usulan Kriteria dan Indikator yang Dihasilkan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyusun ulang usulan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas berdasarkan usulan dan aspirasi dari Pokjanis; Kriteria dan indikator yang telah disusun dilengkapi dengan parameter penilaiannya oleh Pokjanis dengan dibantu Tim Tenaga Ahli Pendamping. Langkah 4 : Melakukan Analisis Kesesuaian dan Skala Prioritas Kriteria dan Indikator Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan dasardasar pertimbangan dalam penentuan skala prioritas kriteria dan indikator; Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 59

189 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penentuan skala prioritas dari tiap kriteria dan indikator yang digunakan, dengan memperhatikan dasardasar pertimbangan yang telah disusun; dan Skala prioritas dari tiap kriteria dan indikator tersebut diterjemahkan ke dalam bobot kriteria. Langkah 5 : Penyepakatan Kriteria dan Indikator, serta Penyusunan Matriks Kriteria dan Indikator Draft rumusan kriteria dan indikator beserta dengan bobot tiap kriteria dan indikator tersebut dibahas bersama secara intensif dalam diskusi internal Pokjanis dengan difasilitasi dan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping. Pembahasan ini terwadahi dalam kegiatan pra-fgd 2; Dalam kegiatan pra-fgd 2 ini dilakukan penyepakatan terhadap dasar pertimbangan yang digunakan, kriteria dan indikator yang digunakan, serta skala prioritas atau bobot dari tiap kriteria dan indikator yang digunakan; dan Kriteria dan indikator yang telah disepakati disusun kembali dalam matriks kriteria dan indikator, serta dilengkapi dengan parameter penilaiannya. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas, yang minimal mempertimbangkan: - Urgenitas penanganan; - Kontrbusi dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota; - Kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota; - Kesesuaian dengan kebijakan pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota; - Dominasi permasalahan yang terkait dengan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Dominasi penanganan terkait bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan - Arah kebijakan penanganan kawasan strategis di kabupaten/kota. Matriks kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas (Tabel 13), dengan minimal memuat: - Dasar pertimbangan; - Kriteria; - Indikator; - Parameter; dan - Bobot Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 60

190 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel 13 Contoh Matrik Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas KARAKTERISTIK KRITERIA INDIKATOR PARAMATER BOBOT Urgenitas 10% Penanganan Kontribusi dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota Kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota Dominiasi permasalahan terkait bidang permukiman Dominasi penanganan melalui bidang permukiman Kedudukan kawasan dalam konstelasi kawasan perkotaan Kepadatan wilayah yang tinggi Keefektifan dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota Kestrategisan lokasi kawasan permukiman dalam struktur kabupaten/kota Kepadatan penduduk yang tinggi dalam kawasan Multiplier effect dari penanganan kawasan permukiman terhadap kabupaten/kota tinggi Lokasi strategis = 1 Lokasi tidak strategis = 0 tingkat kepadatan penduduk 50 jiwa/ha (tinggi) = 5 25 tingkat kepadatan penduduk < 50 jiwa/ha (sedang) = 3 tingkat kepadatan penduduk < 25 jiwa/ha (rendah) = 1 25% Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 61

191 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Kawasan Permukiman Prioritas Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 62

192 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian C.4 PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan identifikasi kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam kegiatan untuk mengidentifikasi kawasan-kawasan permukiman yang diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari kegiatan ini diharapkan diperoleh kawasan-kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kabupaten/kota. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - sebagai tim yang melakukan verifikasi terhadap karakteristik tiap kawasan permukiman yang berkembang di kabupaten/kota; dan - sebagai pengambil keputusan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas untuk ditangani. Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu menyusun tipologi kawasan permukiman yang berkembang; - membantu mengidentifikasi karakteristik tiap tipologi kawasan permukiman yang berkembang; - membantu melakukan penilaian terhadap kawasan permukiman yang berkembang dengan berdasarkan pada kriteria dan indikator yang telah dirumuskan; dan - melakukan pemetaan (khususnya bagi Asisten Ahli Pemetaan) sebaran kawasan-kawasan permukiman yang terpilih. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 2-3 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Observasi lapangan untuk mengindentifikasi sebaran kawasan permukiman beserta karakteristiknya; Anaisis kondisi kawasan untuk mengidentifikasi tipologi kawasan permukiman yang berkembang; Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 63

193 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Anaisis peta spasial untuk memetakan sebaran kawasan permukiman eksisting dan pengembangannya; Pemetaan masalah untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan dari tiap kawasan permukiman yang berkembang; dan Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan mencapai kesepakatan antar pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait mengenai kawasan permukiman yang diprioritaskan penanganannya. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Inventarisasi Kawasan Permukiman yang Memerlukan Penanganan atau Pengembangan Tim Tenaga Ahli Pendamping menemukenali dan menginventarisasi setiap kawasan permukiman perkotaan yang telah berkembang atau yang akan dikembangkan; Inventarisasi awal dilakukan berdasarkan arahan kebijakan pembangunan dan kajian-kajian lain yang sejenis (Tabel 14); dan Inventarisasi kawasan permukiman perkotaan ini disajikan dalam peta sebaran kawasan permukiman eksisting dan pengembangannya. Langkah 2 : Identifikasi dan Pemetaan Kondisi Umum Kawasan Permukiman Berdasarkan hasil inventarisasi kawasan permukiman perkotaan eksisting tersebut, Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama dengan Pokjanis melakukan pemetaan kondisi dan pembaharuan data; Pemetaan kondisi dan pembaharuan data dilakukan melalui observasi lapangan; Hasil inventarisasi kawasan permukiman perkotaan yang telah diperbaharui datanya tersebut diverifikasi oleh Pokjanis; dan Berdasarkan hasil inventarisasi kawasan permukiman perkotaan yang telah diverifikasi, dilakukan proses identifikasi karakteristik dan tipologi kawasannya. Langkah 3 : Mengidentifikasi Kawasan Permukiman Prioritas Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penilaian terhadap tiap tipologi kawasan permukiman yang berkembang dengan menggunakan kriteria dan indikator yang telah disepakati (output C.3); Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi kawasan-kawasan permukiman prioritas; Kawasan-kawasan permukiman prioritas yang terpilih tersebut dikaji lebih lanjut oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama dengan Pokjanis untuk mengetahui kondisi riil, serta pemetaan potensi dan permasalahan yang berkembang; Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 64

194 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Hasil dari pemetaan kondisi riil serta pemetaan potensi dan permasalahan yang berkembang ini disusun dalam bentuk profil kawasan permukiman prioritas dan disajikan dalam bentuk peta sebaran kawasan permukiman prioritas; Hasil identifikasi kawasan permukiman prioritas yang dilakukan oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping dibahas dan disepakati lebih lanjut dalam FGD 2 yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas. Langkah 4 : Melakukan Analisis Terhadap Kawasan-kawasan Prioritas Terpilih dan Menyusun Daftar Skala Prioritas Kawasan Penanganan Dalam FGD 2 tersebut, Pokjanis dan pemangku kepentingan kabupaten/kota lainnya, serta dengan difasilitasi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping menentukan skala penanganan dari tiap kawasan permukiman prioritas; Hasil dari penentuan skala penanganan ini disusun dalam suatu daftar skala prioritas kawasan penanganan; Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Gambar 14), disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai berikut: - ID dan nama provinsi; - ID dan nama kabupaten/kota; - ID dan nama kecamatan; - ID dan nama kelurahan; - alokasi lokasi permukiman eksisting dan pengembangannya; - tipologi permukiman yang berkembang; dan - karakteristik, potensi, dan permasalahan tiap tipologi kawasan yang disajikan dengan foto dan ilustrasi. Peta sebaran kawasan permukiman prioritas (Gambar 15), disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai berikut: - ID dan nama provinsi; - ID dan nama kabupaten/kota; - ID dan nama kecamatan; - ID dan nama kelurahan; - alokasi lokasi kawasan permukiman prioritas berikut dengan delineasinya; dan - karakteristik, potensi, dan permasalahan yang disajikan dengan foto dan ilustrasi. Daftar skala prioritas kawasan penanganan (Tabel 15), yang minimal memuat: - nama kawasan; dan - urutan penanganan kawasan. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 65

195 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel 14 Contoh Hasil Inventarisasi Kawasan Prioritas Berdasarkan Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota Dalam Berbagai Dokumen DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENATAAN RUANG DAFTAR KAWASAN PRIORITAS KARAKTERISTIK KAWASAN RPJP kabupaten/kota - - RPJM kabupaten/kota - - RTRW kabupaten/kota Kawasan strategis ekonomi: Kawasan... Kawasan... Kawasan... Kawasan strategis sosial budaya: Kawasan... Kawasan... Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kawasan risiko tinggi (kondisi sanitasi buruk: Kawasan... Kawasan... Kawasan dst Merupakan kawasan perdagangan dan jasa sekaligus kawasan sentra industri rumah tangga Memberikan sumbangsih yang besar terhadap perekonomian daerah Memiliki nilai warisan budaya yang tinggi Merupakan daerah tujuan wisata Memiliki kondisi sanitasi yang buruk Ketersediaan sarana prasarana sanitasi masih sangat kurang Tabel 15 Contoh Daftar Skala Prioritas Kawasan Penanaganan NAMA KAWASAN PRIORITAS Kawasan Permukiman Industri Kawasan Permukiman Miskin Kumuh Bantaran Sungai KARAKTERISTIK - berkembang di sekitar kawasan industri - dihuni sebagian besar oleh pekerja industri - sebagian besar masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan; - kondisi lingkungan kumuh; - berada di bantaran sungai; - ketersediaan infrastruktur permukiman kurang.dst - URUTAN SKALA PRIORITAS 3 1 Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 66

196 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 14 Contoh Peta Sebaran Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 67

197 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 15 Contoh Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 68

198 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Profil kawasan permukiman prioritas, yang minimal memuat: - Karakteristik kawasan; - Potensi dan permasalahan kawasan; - Isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di dalam kawasan; dan - Kebutuhan penanganan kawasan Daftar Check List Hasil Kegiatan Identifikasi Kawasan Prioritas Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas Daftar skala prioritas kawasan penanganan Profil kawasan permukiman prioritas Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 69

199 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian C.5 PENYELENGGARAAN FGD 2 Kegiatan FGD 2 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati kriteria dan indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas, beserta dengan indikasi kawasan permukiman prioritasnya Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - memfasilitasi penyelenggaraan FGD 2 - mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 2 Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri atas: - Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman; - Akademiis; - Tokoh masyarakat Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur pendukung lainnya yang meliputi: Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan; Tim Teknis Provinsi; dan Satker PKP Secara keseluruhan, FGD 2 ini minimal melibatkan 15 orang. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun *) *) Catatan: - Sebelum diselenggarakan FGD 2 wajib dilakukan Pra-FGD 2 untuk membahas kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas. - Pra-FGD 2 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari - Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 2 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Paska FGD 2) sesuai kebutuhan. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 70

200 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1? Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas Daftar skala prioritas kawasan penanganan Profil kawasan permukiman prioritas Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Untuk Pra-FGD 2 dan/atau Paska-FGD 2 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Untuk FGD 2 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan melakukan kesepakatan terhadap kawasan permukiman prioritas berikut dengan prioritas penanganannya. Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 2 dan FGD 2 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 2 dan FGD 2 sebagai acuan bersama pelaksanaan kegiatan. KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan dikoordinasikan pelaksanaannya. Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 2 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum penyelenggaraan FGD 2; Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai: - Dasar pertimbangan yang melandasi penentuan kawasan permukiman prioritas; - Kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas; dan - Sebaran dan karakteristik kawasan permukiman eksisting berikut dengan rencana pengembangannya. Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 71

201 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 2 lebih dari 1 (satu) kali sebelum FGD 2. Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 2 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat); Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai penentuan kawasan permukiman prioritas berikut dengan prioritas penanganannya; Untuk memudahkan proses diskusi, penentuan kawasan permukiman prioritas dapat dilakukan di atas peta spasial; Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 2 yang ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis provinsi, dan Satker PKP Provinsi (Gambar ; serta Dalam hal FGD 2 masih belum mencapai kata sepakat mengenai kawasan permukiman prioritas, maka diselenggarakan diskusi paska-fgd 2. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Penyelenggaraan Pra-FGD 2 Notulensi diskusi Pra-FGD 1 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan kegiatan Daftar hadir diskusi Pra-FGD 2 Penyelenggaraan FGD 2 Berita acara kegiatan FGD 2 yang minimal memuat mengenai (Gambar 16): - Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 2; - Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 2; - Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 2 yang di dalamnya terdapat rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; serta - Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis provinsi, dan Satker PKP Provinsi Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 2, dengan outline minimal sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 1 (Box 1). Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 72

202 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 2 Notulensi diskusi Pra-FGD 2 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan kegiatan Daftar hadir diskusi Pra-FGD 2 Berita acara kegiatan FGD 2 Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 2 Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 73

203 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 74

204 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 16 Contoh Berita Acara Kesepakatan FGD 2 Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan 75

205 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP D PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN Bagian D: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan memuat langkah-langkah untuk merumuskan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Bagian D ini terbagi atas 7 (tujuh) sub-modul yang masing-masing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu: D.1: Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan D.2: Penyelenggaraan FGD 3 D.3: Identifikasi dan Analisis Korelasi Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan D.4: Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi Pebangunan D.5: Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan Kawasan sebagai Arahan Kebutuhan Program Investasi D.6: Penyelenggaraan FGD 4 D.7: Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Kedudukan Bagian D di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat pada Gambar 17 berikut. Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi 76

206 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP PERSIAPAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN FINALISASI DAN SOSIALISASI 1.1 SOSIALISASI 1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA O KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA 2.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KAB/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN 2.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.2 PEURMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS 3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN O IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN 4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI O ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN 5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN 5.2 PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP O-7 MODUL D Gambar 17 Penggunaan Bagian B Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi 77

207 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian D.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan merupakan kegiatan untuk memperoleh strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan melalui langkah-langkah riil dan terukur untuk mewujudkan tujuan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - Sebagai perumus target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan - sebagai pengambil keputusan terhadap rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu mengidentifikasi dasar-dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan inrastruktur permukiman perkotaan; - membantu mengidentifikasi target-target capaian pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat dalam dokumen kebijakan dan strategi yang berlaku; dan - membantu mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki kabupaten/kota yang dapat mendorong atau melemahkan proses implementasi strategi. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 4 (empat) minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Analisis kebijakan untuk perumusan strategi berdasarkan perbandingan antara kondisi eksisting dengan target capaian yang diharapkan Analisis SWOT untuk perumusan strategi berdasarkan potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan yang dimiliki Diskusi dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi 78

208 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Menggunakan Rumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menggunakan dan mengembangkan rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output C.1) sebagai dasar perumusan strategi; Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi dasar-dasar pertimbangan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi: - target-target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat dalam berbagai dokumen kebijakan; - sumber daya yang dimiliki oleh daerah; - peran dan fungsi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan - potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Hasil-hasil identifikasi tersebut disampaikan kepada Pokjanis sebagai bahan pertimbangan perumusan; Pokjanis merumuskan target-target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan untuk tiap kebijakan berdasarkan tabel rekap target yang disusun Tim Tenaga Ahli Pendamping; Langkah 2 : Merumuskan Konsep Strategi Berdasarkan target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dirumuskan dan dengan mempertimbangkan hasil-hasil identifikasi yang dilakukan Tim Tenaga Ahil Pendamping, Pokjanis merumuskan konsep strategi penanganan untuk skala kabupaten/kota dan kawasan; Konsep strategi yang dirumuskan berbasiskan kawasan dan setidaknya mencakup aspek-aspek sebagai berikut: - fisik lingkungan; sosial; - ekonomi; - pembiayaan; dan - pelembagaan Konsep strategi tersebut dituangkan dalam peta spasial; dan Konsep strategi yang telah dirumuskan tersebut dibahas lebih lanjut dalam diskusi internal antara Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping. Diskusi yang di maksud diwadahi dalam kegiatan pra-fgd 3. Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 79

209 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Langkah 3 : Membahas dan Menyepakati Rumusan Strategi Dengan menggunakan analisis kebijakan, analisis SWOT, atau alat analisis lainnya, Pokjanis dengan didampingi oleh Tim Tanaga Ahli Pendamping merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Dalam merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping memperhatikan target capaian, sumber daya yang dimiliki, kondisi eksisting (potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan); dan Draft rumusan strategi tersebut dibahas dan disepakati lebih lanjut dengan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinasi/instansi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan) dalam diskusi FGD 3. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Tabel strategi pembangunan dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan (Tabel 3-4 Buku Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP), dengan minimal muatan: - Tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan - Strategi skala kabupaten/kota dan kawasan yang menggambarkan aspekaspek yang perlu ditangani untuk perwujudan suatu kebijakan. Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 80

210 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Box 2 Contoh Proses Analisis Sumber Daya yang Mempertimbangkan Kemampuan Finansial Kabupaten/Kota Analisis sumber daya adalah analisis untuk mengidentifikasi kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh daerah. Sumber daya yang dipertimbangkan setidaknya mencakup 2 (dua) hal, yaitu: kemampuan finansial daerah dan keunggulan kompetitif, dengan penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut: Kemampuan finansial, merujuk kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai secara mandiri program dan kegiatan yang telah dicanangkan. Kemampuan finansial ini dalam implementasinya lebih merujuk pada kemampuan pembiayaan pembangunan pemerintah daerah, yang dilihat dari: rata-rata alokasi dana/anggaran dalam APBD untuk kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan prosentase kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh APBD. Keunggulan kompetitif, merujuk pada keunggulan daerah yang menjadikan daerah yang bersangkutan dapat bersaing dengan daerah lainnya yang diidentifikasi melalui analisis shift share. Dalam lingkup pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, keunggulan kompetitif ini dilihat dari: Nilai produksi; Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM); Ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA); Iklim investasi yang berkembang; dan Penguasaan teknologi Dari kedua sumber daya ini, kabupaten/kota dapat dipetakan posisinya. Adapun peta posisi tersebut menunjukkan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh daerah yang nantinya akan menjadi dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Pemahaman tentang posisi ini diperlukan agar strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang disusun tepat sasaran dan efektif dalam penerapannya. Berdasarkan kedua sumber daya ini, terdapat 4 (empat) kelompok tipe daerah, yaitu: (1) kelompok daerah yang berdaya dan bersaing, (2) kelompok daerah yang bersaing, (3) kelompok daerah yang tidak berdaya dan bersaing, serta (4) kelompok daerah yang berdaya sebagaimana yang terdapat pada gambar berikut: Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 81

211 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian D.2 PENYELENGGARAAN FGD 3 Kegiatan FGD 3 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan untuk skala kabupaten/kota maupun kawasan pada kawasan prioritas. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - memfasilitasi penyelenggaraan FGD 3 - mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 3 Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri atas: - Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yan membidangi infrastruktur permukiman; - Akademiis; - Tokoh masyarakat Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur pendukung lainnya yang meliputi: Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan; Tim Teknis Provinsi; dan Satker PKP Secara keseluruhan, FGD 3 ini minimal melibatkan 15 orang. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun *) *) Catatan: - Sebelum diselenggarakan FGD 3 wajib dilakukan Pra-FGD 3 untuk membahas konsep strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Pra-FGD 3 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari; Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 82

212 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP - Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 3 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 3) sesuai kebutuhan. Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3? Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kawasan Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Untuk Pra-FGD 3 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Untuk FGD 3 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan melakukan kesepakatan terhadap strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan. Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 3 dan FGD 3 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 3 dan FGD 3 sebagai acuan bersama pelaksanaan kegiatan. KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan dikoordinasikan pelaksanaannya. Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 3 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum penyelenggaraan FGD 3; Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai: Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 83

213 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP - Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; - Ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah; dan - Konsep strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 3 lebih dari 1 (satu) kali sebelum FGD 3. Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 3 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat); Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan; Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 3 yang ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis provinsi, dan Satker PKP Provinsi; serta Dalam hal FGD 3 masih belum mencapai kata sepakat mengenai strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, maka diselenggarakan diskusi pasca-fgd 3. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Penyelenggaraan Pra-FGD 3 Notulensi diskusi Pra-FGD 3 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan kegiatan Daftar hadir diskusi Pra-FGD 3 Penyelenggaraan FGD 3 Berita acara kegiatan FGD 3 yang minimal memuat mengenai (Gambar 18): - Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 3; - Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 3; - Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 3 yang di dalamnya terdapat rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; serta - Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis provinsi, dan Satker PKP Provinsi Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 84

214 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 3, dengan outline minimal sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 1 (Box 1). Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 3 Notulensi diskusi Pra-FGD 3 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan kegiatan Daftar hadir diskusi Pra-FGD 3 Berita acara kegiatan FGD 3 Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 3 Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 85

215 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 86

216 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 87

217 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Gambar 18 Contoh Berita Acara Kesepakatan FGD 3 Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 88

218 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian D.3 ANALISIS KORELASI STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG Kegiatan analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur pendukung adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menganalisis korelasi/keterkaitan anatara strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan strategi pembangunan lainnya dalam skema manajemen pembangunan kabupaten/kota baik untuk skala kabupaten/kota maupun skala kawasan. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - sebagai pihak yang melakukan verifikasi terhadap keterkaitan strategi pembangunan dalam skema manajemen kabupaten/kota Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu mengidentifikasi tingkat korelasi antara strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan kebijakan kabupaten/kota dalam skema manajemen pembangunan perkotaan Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 1 (satu) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Analisis korelasi yang digunakan untuk melihat keterkaitan antara strategi pembangunan yang dirumuskan dengan kesesuaian dengan kebijakan dan program yang ada, kebutuhan sumber pembiayaan, serta kemungkinan waktu penerapannya. Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Menggunakan Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengumpulkan hasil rekap kebijakan, strategi, dan program pembangunan dan penataan ruang yang telah dilakukan (output B.1); Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 89

219 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyandingkan rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah disepakati dengan rekapitulasi kebijakan, strategi, dan program pembangunan dan penataan ruang. Langkah 2 : Melakukan Analisis Korelasi Antara Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Tabel persandingan yang dihasilkan dari langkah 1, dianalisis keterkaitannya oleh Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Konsultan; Dalam analisis keterkaitan tersebut yang diidentifikasi meliputi: - kesesuaian rumusan strategi yang telah disepakati dengan program pusat dan agenda kerja pemerintah kota; - kesesuaian dengan sumber pembiayaan yang telah dialokasikan; dan - kemungkinan waktu penerapannya. Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Matris analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (Tabel 15), dengan minimal muatan: - Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kota dan kawasan; - Kesesuaian dengan program pusat; - Kesesuaian dengan agenda kerja pemerintah kota; - Kebutuhan sumber pembiayaan; dan - Kemungkinan waktu penerapan. Daftar Check List Hasil Kegiatan Analisis Korelasi Strategi Pembanguna Permukiman dan Kebutuhan Infrastruktur Pendukung Matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 90

220 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel 1 Contoh Matriks Analisis Korelasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 91

221 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Bagian D.4 ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN Kegiatan analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi adalah kegiatan untuk mengetahui konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi serta menghasilkan analisis konsekuensi yang menjadi dasar penyusunan program pembangunan kota/kabupaten. Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya? Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran: - sebagai pihak yang melakukan verifikasi terhadap konsekuensi atau implikasi penerapan strategi pembangunan Tim Tenaga Ahli, dengan peran: - membantu mengidentifikasi konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan? Maksimal 2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya? Analisis konsekuensi dan dampak Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan? Langkah 1 : Melakukan Kajian Terhadap Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan review terhadap strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah disepakati Langkah 2 : Melakukan Analisis Konsekuensi dan Dampak Penerapan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan metode yang tepat untuk melakukan analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan; Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 92

222 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Langkah 3 : Mengidentifikasi Kegiatan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur yang Akan Dilaksanakan Berdasarkan hasil analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan identifikasi kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur yang akan dilaksanakan; Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan analisis proyeksi pertumbuhan akibat pelaksanaan kegiatan. Langkah 4 : Menyusun Langkah-langkah Strategis untuk Mengantisipasi Perubahan yang Mungkin Terjadi Berdasarkan hasil identifikasi kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur, Pokjanis bersama dengn Tim Tenaga Ahli merumuskan kebutuhan untuk antisipasi; Berdasarkan rumusan kebutuhan tersebut, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyusun langkah-langkah strategis antisipasi Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan? Matris konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (Tabel 16), dengan minimal muatan: - Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan; - Implikasi penerapan strategi; dan - Indikasi program yang perlu dihasilkan. Daftar Check List Hasil Kegiatan Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi Pembangunan Matris konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 93

223 Modul Pelaksanaan Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP Tabel 2 Contoh Matriks Konsekuensi dan Dampak Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi 94

PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Edisi Cetakan ke-5 (Revisi) Jakarta, Tahun 2014 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan

Lebih terperinci

01 PENDAHULUAN. bab. 1.1 Latar Belakang

01 PENDAHULUAN. bab. 1.1 Latar Belakang KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM bab 01 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN SPPIP

FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN SPPIP FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN SPPIP FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN FORM 1.1S : MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI SPPIP Kegiatan : Sosialisasi Peserta : Hari/Tanggal

Lebih terperinci

sebagian besar kota/kabupaten telah menunjukkan kesiapan dari sisi administrasi

sebagian besar kota/kabupaten telah menunjukkan kesiapan dari sisi administrasi Berdasarkan penyelenggaraan sosialisasi putaran 2 di Kota Semarang ini, terutamanya pada sesi desk, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kota/kabupaten telah menunjukkan kesiapan dari sisi administrasi

Lebih terperinci

----- LAPORAN BULANAN -----

----- LAPORAN BULANAN ----- ----- LAPORAN BULANAN ----- STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DI KOTA KEDIRI PEKERJAAN Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Kediri

Lebih terperinci

PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014

PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014 PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERA CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: KETERANGAN PELAKSANAAN DESK Masing masing kabupaten/ kota akan diberikan waktu menit untuk menyampaikan hasil penyusunan RP2KP.

LAMPIRAN 1: KETERANGAN PELAKSANAAN DESK Masing masing kabupaten/ kota akan diberikan waktu menit untuk menyampaikan hasil penyusunan RP2KP. LAMPIRAN 1: KETERANGAN PELAKSANAAN DESK Masing masing kabupaten/ kota akan diberikan waktu 15-20 menit untuk menyampaikan hasil penyusunan RP2KP. Materi yang disampaikan pada desk minimal adalah sebagai

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. dan berkelanjutan; (kabupaten/kota). pertimbangan, yaitu: arahan yang jelas selaras dengan arah p

1.1 Latar Belakang. dan berkelanjutan; (kabupaten/kota). pertimbangan, yaitu: arahan yang jelas selaras dengan arah p BAB 1 PENDAHULUAN pembangunan komponen-komponen p dan berkelanjutan; belum terdapatnya strategi khusus pem terintegrasi dengan penataan ruang dan terdapatnya tumpang tindih kebija permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan;

1.1 Latar Belakang. pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan; BAB 1 PENDAHULUAN pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan; belum terdapatnya strategi khusus infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. berkelanjutan; (kabupaten/kota). pertimbangan, yaitu:

1.1 Latar Belakang. berkelanjutan; (kabupaten/kota). pertimbangan, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN pembangunan komponendan berkelanjutan; belum terdapatnya strateg terintegrasi dengan penata terdapatnya tumpang t permasalahan pembangun (kabupaten/kota). Berdasarkan pertimbangan, yaitu:

Lebih terperinci

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Ke 6. ( 2 November 29 November 2012 ) Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan SPPIP

Laporan Bulanan Ke 6. ( 2 November 29 November 2012 ) Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan SPPIP Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan SPPIP Kabupaten Polewali Mandar Laporan Bulanan Ke 6 ( 2 November 29 November 2012 ) Kata Pengantar Laporan Bulanan Ke- 6 ini merupakan

Lebih terperinci

Kota Nabire, JUNI 2012 TIM PENYUSUN 1 P E N Y U S U N A N S P P I P K A B. N A B I R E L A P O R A N B U L A N J U N I

Kota Nabire, JUNI 2012 TIM PENYUSUN 1 P E N Y U S U N A N S P P I P K A B. N A B I R E L A P O R A N B U L A N J U N I PUJI SYUKUR kehadirat TUHAN YME atas tersusunnya laporan bulanan keempat kegiatan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Nabire. Sesuai dengan yang diwajibkan dalam

Lebih terperinci

FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN RPKPP

FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN RPKPP FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN RPKPP FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN Form 1.1R MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI RPKPP Kegiatan : Sosialisasi Peserta : Hari/Tanggal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERA CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Sosialisasi Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERA CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Sosialisasi Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman BALIKPAPAN, 19 MEI 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERA CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota Sungai Penuh Propinsi Jambi

LAPORAN AKHIR. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota Sungai Penuh Propinsi Jambi Dokumen Laporan Akhir ini merupakan laporan terakhir dari beberapa laporan lainnya yang pernah dibuat dalam Pekerjaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Penyusunan

Lebih terperinci

A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN

A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN 1. Form 1-1 MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI 2. Form 1-2 MONITORING DAN EVALUASI KEIKUTSERTAAN DALAM KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

CATATAN KOLOKIUM NON-SUBSTANSI

CATATAN KOLOKIUM NON-SUBSTANSI NON-SUBSTANSI Proses Penyusunan Di beberapa kota/kabupaten masih terdapat proses diskusi yang digabungkan, sehingga hasil yang dicapai kurang optimal Proses diskusi dalam bentuk FGD ataupun diskusi partisipatif

Lebih terperinci

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini.

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini. Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Laporan Akhir Sementara untuk kegiatan Kota Kediri terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Buku Laporan Akhir Sementara ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN KEGIATAN PERDESAAN POTENSIAL DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-CIPTA KARYA-AN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN RAPAT KOORDINASI MINAPOLITAN TAHUN 2014 BATAM 21 23 SEPTEMBER 2014 DIREKTORAT PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

(RencanaProgram InvestasiJangkaMenengah) Bidang CiptaKarya

(RencanaProgram InvestasiJangkaMenengah) Bidang CiptaKarya PedomanPenyusunanRPIJM (RencanaProgram InvestasiJangkaMenengah) Bidang CiptaKarya SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota merupakan dokumen

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Aceh Singkil merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif

Lebih terperinci

PORAN BULANAN LAP STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN. (SPPIP) di DI KOTA KEDIRI

PORAN BULANAN LAP STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN. (SPPIP) di DI KOTA KEDIRI ----- LAP PORAN BULANAN ----- STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DI KOTA KEDIRI PEKERJAAN KONSULTAN PERIODE Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pembaharuan tata kelola pemerintahan, termasuk yang berlangsung di daerah telah membawa perubahan dalam berbagai dimensi, baik struktural maupun kultural. Dalam hal penyelenggaraan

Lebih terperinci

K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( K A K )

K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( K A K ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN Jl. Madukoro Blok AA BB Kompleks PRPP Semarang Telp (024) 7608435 Fax (024) 7608202 K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( K

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Bab I tediri dari ; Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Ruang Lingkup, Kedudukan Dokumen RP2KPKP dalam Kerangka Pembangunan Kota Medan dan Sistematika Pembahasan 1.1. Latar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131,2012 PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1490, 2014 KEMENPERA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Daerah. Pembangunan. Pengembangan. Rencana. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1 1.1. Latar Belakang Penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah dan bertempat tinggal di kawasan padat dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Draft per 12 Oktober 2015 PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kabupaten Karanganyar adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

Pendahuluan. Bab Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang sebagai salah satu pusat pertumbuhan di wilayah metropolitan Jabodetabek, yang berada di wilayah barat DKI Jakarta, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Disampaikan pada Rakor BKPRD Provinsi Jawa Tengah Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

PANDUAN PERENCANAAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PANDUAN PERENCANAAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN PANDUAN PERENCANAAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KATA PENGANTAR Pemerintah melakukan upaya penyelenggaraan kawasan permukiman sesuai amanat UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas I. Pendahuluan UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan dan pendanaan yang berisi program dan kegiatan SKPD sebagai penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD dalam satu

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

LESSON LEARNED PENYUSUNAN RPI2-JM PROVINSI LAMPUNG

LESSON LEARNED PENYUSUNAN RPI2-JM PROVINSI LAMPUNG LESSON LEARNED PENYUSUNAN RPI2-JM PROVINSI LAMPUNG oleh: Kasatker Randal Provinsi Lampung Disampaikan pada Workshop Peningkatan Kualitas RPI2-JM Kabupaten/Kota Strategis Nasional Wilayah Sumatera Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

BUKU 1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIAPAN

BUKU 1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIAPAN BUKU 1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIAPAN K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAFTAR

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1 1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang    Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN -1- Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Tanggal : 09 Desember 2010 Nomor : 12 Tahun 2010 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTABARU NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang P erencanaan pembangunan

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan strategis organisasi adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan bagaimana pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

Dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Melawi BAB I PENDAHULUAN

Dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Melawi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) merupakan dokumen perencanaan yang bersifat jangka panjang sampai dengan tahun 2036. RUPM berfungsi untuk mensinergikan & mengoperasionalisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Aceh Singkil merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Peletakan sendi-sendi dasar pembangunan Sulawesi Tenggara periode 2008 2013, telah memperlihatkan kerangka pembangunan yang jelas, terarah dan sistematis dalam menyongsong

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Bab 1 ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap ke 4 dari 6 (enam) tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Setelah penyelesaian dokumen

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

Mekanisme Diskusi. Sesi 1 Simulasi Penyusunan RPI2JM Sesi 2 Konsultasi dokumen RPI2JM masing-masing Kab/Kota

Mekanisme Diskusi. Sesi 1 Simulasi Penyusunan RPI2JM Sesi 2 Konsultasi dokumen RPI2JM masing-masing Kab/Kota Mekanisme Desk Mekanisme Diskusi Sesi 1 Simulasi Penyusunan RPI2JM Sesi 2 Konsultasi dokumen RPI2JM masing-masing Kab/Kota Kelengkapan Data Desk : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab/Kota; Dokumen Rencana

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

I 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan layanan sanitasi sebuah wilayah perlu didasari oleh suatu rencana pembangunan sanitasi Jangka menengah (3 sampai 5 tahunan) yang komprehensif dan bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci