Suplemen Rencana Strategis

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013

BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI NTT

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

Ringkasan Eksekutif Memuaskan

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

SUPLEMEN RENSTRA TAHUN

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2013

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00%

BPKP. Rencana strategis. Perubahan

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

Pencapaian Target Kinerja Triwulan III Tahun 2014 Dalam Rangka Pencapaian Tujuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013 Perwakilan BPKP Jawa Timur disusun

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

KATA PENGANTAR. LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013.

VISI, MISI DAN TUJUAN VISI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun Kata Pengantar

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA KATA PENGANTAR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

L a p o r a n R e a l i s a s i R K T B u l a n D e s e m b e r Halaman 1

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar

8 April Nomor : LKIN-1044/PW21/1/2014 Lampiran : Satu Berkas H a l : Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. 2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan pengurusan barang milik/ kekayaan negara;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

REALISASI PENUGASANN BULAN INI

Nomor. 6 Januari Satu Berkas. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal RKT REALISAS 1. dari rencana sebesar 55 LHP PKPT.

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

aporan Kinerja Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

REALISASI PENUGASANN BULAN INI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN I N S P E K T O R A T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

P.T. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Panijo

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

KATA PENGANTAR. Kepala Perwakilan, Sudiro NIP LAKIP 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu

REALISAS. 15 Agustus /2013 Satu Berkas. Nomor. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal. RKT Bulan Juli 2013

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN TUGAS DAN FUNGSI

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Pengantar PENGANTAR

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

2014 yang. sumber. dengan. capaian. strategis. Laporan. secara. sasaran. Tabel RE 1. Sasaran Strategis. Capaian. No. 1. Sasaran Tercapai 100% di BPKP

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB III OBJEK PENELITIAN


BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

DAFTAR ISI PRAKATA KEPALA PERWAKILAN SEJARAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU STRUKTUR ORGANISASI VISI, MISI, DAN NILAI TUGAS POKOK DAN FUNGSI PRODUK

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu:

REALISAS Juni Nomor : Lampiran : Satu Berkas. Yth. Sekretaris di Jakarta. RKT Bulan Mei PKP2T dan dari rencana sebesar 48 LHP

Nomor. 6 September Satu Berkas. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal RKT REALISAS 1 PKP2T HP dari pusat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 pasal

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012

SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT Delapan sasaran strategis yaitu kondisi yang diharapkan di akhir periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010-2014, yaitu: 1. Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian Lembaga (LKKL) dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah; 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%; 3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan Terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD; 4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%; 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah; 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemerintah Daerah; 7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%; dan 8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan. Uraian lebih lanjut sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD Salah satu tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Negara/Daerah. Tujuan ini selanjutnya dituangkan melalui sasaran strategis Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD. Upaya strategis ini dilakukan untuk mencapai persyaratan minimal untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan negara. Untuk mendukung sasaran strategis ini Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah merancang beberapa kegiatan, antara lain memberikan pemahaman intensif kepada kementerian/lembaga dan pemda di Provinsi Kalimantan Barat tentang peran laporan keuangan yang berkualitas baik dalam forum pertemuan antar kementerian/lembaga/pemda maupun melalui penggalangan

langsung dengan penandatangan nota kesepahaman antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dengan mitra kerja. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat selanjutnya secara teknis melakukan reviu laporan keuangan sebelum diterbitkan oleh kementerian/lembaga/pemda sehingga diharapkan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan diperolehnya opini laporan keuangan minimal WDP. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5% Sasaran strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara merupakan sasaran strategis pengawasan dari sisi penerimaan negara. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melihat masih banyak sumber penerimaan anggaran yang perlu dioptimalkan melalui strategi intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan. Sasaran strategis ini memiliki tiga Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu Persentase Peningkatan Penerimaan Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan, Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat, dan Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibandingkan dengan Nilai yang Diaudit. 3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal pada 60% Instansi Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat perlu mendorong pemerintah daerah di Kalimantan Barat untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan oleh Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Indikator untuk mengukur sasaran ini adalah Persentase Pemerintah Daerah (IPD) yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima, Persentase BUMN/BUMD/BLU/D yang Telah Menerapkan GCG atau KPI, dan Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja. 4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka panjang 2012-2025 adalah Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas. Pemerintah merancang enam strategi

diantaranya adalah strategi pencegahan tindak pidana korupsi. Dalam strategi ini, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat berperan membantu Aparat Penegak Hukum (APH) melalui kegiatan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan negara, serta menjadi saksi ahli kasus tindak pidana korupsi. Untuk mendukung sasaran ini, BPKP merancang beberapa kegiatan, antara lain sosialisasi Program Anti Korupsi kepada kelompok masyarakat, sosialisasi FCP kepada IPP/IPD/BUMN/D/BLU/D di Provinsi Kalimantan Barat serta melakukan kajian terhadap peraturan yang berpotensi terjadinya Tindak Pidana Korupsi (TPK). 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Kementerian/Lembaga/ dan Pemerintah Daerah Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain sosialisasi dan asistensi pelaksanaan SPIP kepada kementerian/lembaga/pemda serta monitoring sistem pengendalian intern. 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang Profesional dan Kompeten Pada 80% Pemerintah Daerah Sebagai sebuah organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini di karenakan faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalannya organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam

lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan non-gelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP) yang merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai yang terkait dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai. 7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% Sistem perencanaan pengawasan merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen dukungan yang berperan penting dalam membantu keberhasilan pelaksanaan kegiatan teknis BPKP. Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula. 8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP.

INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT Delapan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tersebut didukung dengan 38 Indikator Kinerja Utama (IKU). Berikut uraian masing-masing IKU beserta target 2011-2014: Sasaran Indikator Satuan Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Target 2011 2012 2013 2014 Cara Pengukuran % 100 100 100 100 Jumlah instansi vertikal yang mendapatkan pendampingan penyusunan laporan keuangan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan dalam PKP2T % 80 80 90 95 Jumlah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2011 yang opini minimal WDP dibandingkan dengan target Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang mendapat Opini minimal WDP % 80 82 85 95 Jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit % 100 100 100 100 Jumlah laporan yang dikirim ke BPKP Pusat dibandingkan dengan jumlah realisasi laporan yang diterbitkan % 100 100 100 100 Jumlah laporan yang dikirim ke BPKP Pusat dibandingkan dengan jumlah realisasi laporan yang diterbitkan

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah sebesar 87,5% Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD; Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders BUMD di Provinsi Kalimantan Barat yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase peningkatan penerimaan negara dari hasil pengawasan Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang di audit Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI % 100 100 100 100 Jumlah laporan yang dikirim ke BPKP Pusat dibandingkan dengan jumlah realisasi laporan yang diterbitkan % 75 75 80 85 Jumlah BUMD yang memperoleh opini laporan keuangan minimal WDP dibandingkan dengan BUMD yang diaudit % 3 3 4 5 Jumlah tindak lanjut hasil audit tahun 2011 dibandingkan dengan kenaikan jumlah tindak lanjut hasil audit tahun 2012 yang berupa penyetoran ke Kas Negara % 100 100 100 100 Jumlah laporan yang dikirim ke BPKP Pusat dibandingkan dengan jumlah realisasi laporan yang diterbitkan % 2 2 2 2 Jumlah nilai temuan dan koreksi yang menambah laba/menurunkan rugi dibandingkan dengan nilai yang diaudit IPD 8 10 12 15 Jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibandingkan dengan jumlah IPD yang telah dilakukan audit kinerja atas pelayanannya % 60 70 75 80 Jumlah BUMN/D/BLU/D yang telah menerapkan GCG/KPI dibandingkan dengan Jumlah BUMN/D/BLU/D yang dibina

Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 70% Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persentase pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang menyelenggarakan Fraud Control Plan IPP/IPD/BUMN/BUMD berisiko fraud yang mengoreksi kebijakan Persentase penyelesaian penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase penyerahan kasus kepada instansi penegak hukum Persentase laporan penugasan investigasi yang memenuhi standar % 100 100 100 100 Jumlah BUMD/BLUD yang telah diaudit kinerjanya dibandingkan dengan target audit yang telah ditetapkan dalam PKP2T % 73 75 78 80 Tingkat pemahaman dan kepedulian peserta (focus group) terhadap permasalahan korupsi diukur dari hasil pengisian kuesioner/daftar pertanyaan Instansi 2 2 2 2 Jumlah instansi yang telah menerima sosialisasi/diagnostic assessment/bimtek FCP Instansi 1 1 1 1 Jumlah instansi yang telah mengoreksi kebijakan yang dihasilkannya sehingga potensi adanya penyimpangan bisa dihilangkan % 83 85 87 90 jumlah kasus-kasus HKP, klaim, dan eskalasi yang selesai dan telah diterbitkan laporannya dibandingkan dengan kasus yang ditangani % 85 88 90 90 Jumlah kasus yang diserahkan kepada instansi penegak hukum dibandingkan dengan jumlah kasus yang ditangani % 93 93 95 95 Jumlah laporan yang memenuhi standar PPBI yang dikirimkan ke deputi rendal dibandingkan dengan target laporan

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di K/L, Pemda Sebesar 70% Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda Persentase hasil telaahan kasus yang sedang ditangani oleh pihak penyidik Persentase pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60 Tahun 2008 Jumlah pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 tahun 2008 Jumlah pemda yang dilakukan monitoring sistem pengendalian intern Tingkat penerapan jabatan fungsional auditor Rasio SDM terdiklat sesuai kompetensi terhadap total jumlah yang dibutuhkan Persentase jumlah pegawai BPKP yang kompeten dan profesional di setiap bidang kompetensi yang dibutuhkan % 73 75 87 90 Jumlah kasus yang disepakati dibandingkan dengan jumlah kasus yang diekspose oleh pihak penyidik % 40 50 50 70 Jumlah pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh pemda IPD 15 15 15 15 Jumlah pemda yang dilakukan sosialisasi asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan IPD 2 8 12 15 Jumlah pemda yang telah melakukan perbaikan penyelenggaraan SPIP dari DA yang telah dilakukan Perwakilan BPKP. % 61 62 75 80 Persentase jumlah pemda yang sudah menerapkan JFA dibagi jumlah pemda seluruhnya % 31 32 33 34 Jumlah pegawai yang terdiklat dibandingkan dengan jumlah diklat sertifikasi JFA, diklat substantif dan diklat lainnya yang diusulkan. % 81 82 83 90 jumlah pegawai BPKP Kalimantan Barat yang kompeten dan profesional di setiap bidang kompetensi yang dibutuhkan (kompeten dan profesional = yang tidak kena sanksi) dibandingkan dengan jumlah pegawai

Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Tingkat dukungan opini BPK RI terhadap laporan keuangan BPKP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur Persepsi publik yang positif terhadap Perwakilan BPKP % 71 72 85 90 jumlah penugasan dalam PKP2T yang terealisasi dibandingkan dengan rencana penugasan dalam PKP2T % 100 100 100 100 Jumlah laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang akurat dan tepat waktu dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan keuangan yang dikirim Skala Likert 1-10 7,2 7,40 7,5 8,0 Diukur dengan menyebarkan kuesioner kepada pegawai mengenai tingkat kepuasan layanan internal % 86 87 88 100 Jumlah anggaran yang tidak diblokir dibandingkan dengan pagu anggaran yang tersedia Skala Likert 1-10 7,6 7,7 7,8 8,5 Diukur dengan menyebarkan kuesioner kepada pegawai mengenai tingkat kepuasan layanan internal % 76 77 78 83 Diukur dengan membandingkan antara persentase berita dengan kategori baik dibagi dengan seluruh jumlah berita dalam tahun bersangkutan Indeks efektifitas pengelolaan aset % 91 92 93 100 Aset yang siap dimanfaatkan dibandingkan dengan jumlah aset yang ada Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Skala Likert 1-10 7,6 7,7 7,8 8,3 Diukur dengan menyebarkan kuesioner kepada pegawai mengenai tingkat kepuasan layanan internal

Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit inspektorat % 91 92 93 94 Jumlah tindak lanjut hasil audit inspektorat dibandingkan dengan jumlah rekomendasi Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik % 30 40 50 60 Jumlah pemda yang telah disosialisasi atau dilakukan assessment tata kelola APIP Terimplementasinya Sistem Informasi untuk Mendukung Pengambilan Keputusan Internal (Manajemen BPKP) Dukungan Terimplementasikannya Sistem Kendali Akuntabilitas Presiden (PASs) % 54 61 66 70 Jumlah SIM yang diterapkan di BPKP dibandingkan dengan jumlah SIM yang ada yang dapat diterapkan di BPKP % 72 90 90 100 Jumlah profil pemda dan BUMD yang ada dibandingkan dengan jumlah PEMDA dan BUMD.