KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II)

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

KATA PENGANTAR LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM)

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

L A P O R A N K I N E R J A

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI BESAR KERAMIK TAHUN TRIWULAN PERTAMA (Per Tanggal 31 Maret 2014)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

Laporan Pelayanan Publik Tahun 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

MENTERI KEUANGAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN BALAI BESAR/BARISTAND INDUSTRI

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

BAB II GAMBARAN UMUM

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2016 Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum. Ir. Christianus R. Dewanto, M. Eng.

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Dalam rangka kesinambungan Perencanaan Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, dipandang perlu melakukan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019 yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Rencana Strategis Kementerian Perindustrian serta Rencana Strategis Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri. RENSTRA Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 dimaksudkan untuk mengoptimalkan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan Kebijakan Industri Nasional (Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007), serta disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2010-2014, analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik tataran daerah, nasional, maupun di tataran global, serta perubahan paradigma peningkatan daya saing dan kecenderungan pengembangan industri ke depan. RENSTRA merupakan pedoman BBIHP yang menguraikan tentang arah dan kebijakan organisasi untuk mencapai tujuan selama lima tahun ke depan melalui perencanaan secara terpadu dan terkendali. Termasuk di dalamnya upaya BBIHP untuk turut mengambil bagian dalam pelaksanaan kebijakan pengembangan industri yaitu: hilirisasi industri berbasis agro dan hilirisasi industri berbasis mineral. Dengan demikian, seluruh unit kerja dapat menunjukkan performa kinerja yang optimal. Dokumen RENSTRA ini bersifat dinamis dan dapat dievaluasi secara periodik dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan strategis dan menanggapi isu-isu strategis yang berkembang sehingga akan menjamin keberhasilan pelaksanaan dan pencapaian Visi RENSTRA Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Willem Petrus Riwu Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv BAB I PENDAHULUAN.... 1 A. Kondisi Umum... 1 B. Potensi dan Permasalahan... 14 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN... 21 A. Visi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan... 21 B. Misi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan... 22 C. Tujuan... 22 D. Sasaran Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan... 22 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI.... 25 A. Arah Kebijakan dan Strategis Nasional... 25 B. Arah Kebijakan dan Strategis BBIHP... 26 BAB IV PENUTUP... 31 LAMPIRAN Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page ii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Capaian RENSTRA BBIHP TA 2010-2014... 7 Tabel 1.2 Capaian Kinerja Tahun 2012... 8 Tabel 1.3 Capaian Kinerja Tahun 2013... 9 Tabel 1.4 Capaian Kinerja Tahun 2014... 10 Tabel 1.5 Data dan Jenis Penerimaan PNBP tahun 2014... 11 Tabel 1.6 Alokasi Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun 2010 2014... 12 Tabel 1.7 Target dan Realisasi Pendapatan PNBP TA 2010 2014... 13 Tabel 1.8 Profil SDM berdasarkan Jabatan... 15 Tabel 1.9 Profil SDM berdasarkan Pendidikan... 16 Tabel 1.10 Anggaran Penelitian serta Jumlah Penelitian Tahun 2010-2014... 18 Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Struktur Organisasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan... 3 Gambar 3.1 Peran BPKIMI berdasarkan UU Perindustrian... 25 Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page iv

BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). RENSTRA merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. RENSTRA merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah. Proses teknokratis penyusunan draft awal RPJMN 2015-1019 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah dimulai awal tahun 2014 yang kemudian dilanjutkan dengan proses politik untuk disesuaikan dengan visi, misi, dan program prioritas (platform) Presiden terpilih. Dalam proses teknokratis tersebut Bappenas sudah mulai melibatkan Kementerian/Lembaga agar tercapai keselarasan antara usulan program-program Kementerian/Lembaga dengan RPJMN 2015-2019. Bappenas juga melakukan restrukturisasi program-program Kementerian/Lembaga dan mengatur penyusunan RENSTRA-K/L untuk menjamin koherensi dengan program-program nasional yang menjadi prioritas pemerintah. RENSTRA BBIHP periode 2015-2019 mengalami perubahan yang signifikan diselaraskan dengan restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas dan adanya perubahan nomenklatur Kementarian Perindustrian khususnya Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri menjadi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri. Terbitnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian menjadi pemicu perlunya perubahan visi dan misi BBIHP, karena cakupan penugasan BBIHP menjadi semakin luas. Perumusan visi, misi, program dan kegiatan BBIHP periode 2015-2019 disusun dengan terlebih dahulu melihat capaian kinerja BBIHP selama periode RENSTRA sebelumnya, mengidentifikasi harapan dan kebutuhan stakeholders BBIHP serta analisis permasalahan, potensi, kelemahan, peluang dan tantangan dalam periode 5 tahun mendatang. Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 1

1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Balai Besar Industri hasil Perkebunan atau disingkat BBIHP, berkedudukan di Makassar Sulawesi selatan merupakan salah satu unit pelaksana teknis di bawah Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian (BPKIMI). Institusi ini dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional sesuai dengan kebijakan Kementerian Perindustrian. Dalam menjalankan kebijakan litbang dan pelayanan jasa teknis, BBIHP berpedoman pada Kebijakan Pembangunan Industri, serta kebijakan BPKIMI dan juga tidak terlepas dari segala potensi yang ada, baik itu Sumber Daya Manusia, maupun potensi sumber daya alam yang ada di daerah Sulawesi Selatan yang tentunya juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah daerah Sulawesi Selatan. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor : 48/M- IND/PER/6/2006 tugas pokok dari Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri hasil perkebunan sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Sedangkan fungsi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah: 1. Pelaksanaan penelitian, dan pengembangan dan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan penanggulangan pencemaran industri hasil perkebunan; 2. Pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses; 3. Penelitian, pengembangan, perancangan, penerapan standardisasi; 4. Pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, hasil ikutan, dan limbah; 5. Pelaksanaan pelayanan teknis kalibrasi peralatan; 6. Pelaksanaan inspeksi teknis; 7. Pelaksanaan alih teknologi penelitian dan pengembangan; 8. Pelaksanaan penyuluhan termasuk pembinaan teknis dan ekonomis, konsultasi, dan informasi; 9. Pelaksanaan pemasaran dan kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi; Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 2

10. Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBIHP dan penyusunan laporan serta evaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi di atas, maka sesuai Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 48/M-IND/PER/2006 tentang organisasi dan tata kerja terbagi atas Tata Usaha dan 4 (empat) Bidang serta kelompok Fungsional yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut: Gambar 1.1 Struktur Organisasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian di lingkungan BBIHP. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program, evaluasi dan laporan; b. Pelaksanaan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara; dan Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 3

c. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, urusan perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan serta urusan kepegawaian. Bagian Tata Usaha terdiri dari : (1) Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melalukan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara. (3) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan gedung, peralatan kantor dan laboratorium serta urusan kepegawaian. 2. Bidang Pengembangan Jasa Teknik mempunyai tugas melaksanakan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengembangan Jasa Teknik menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha; dan b. Perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi bagi peningkatan pelayanan jasa teknologi pada industri, serta pengelolaan perpustakaan. Bidang Pengembangan Jasa Teknik terdiri dari: (1) Seksi Pemasaran dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha. (2) Seksi Informasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan perpustakaan. 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, penelitian dan pengembangan bahan baku, bahan Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 4

pembantu, produk akhir, teknologi proses, rancang bangun dan perekayasaan industri, hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan dan pelaksanaan teknologi pengolahan hasil perkebunan pasca panen; b. Perencanaan dan pelaksanaan teknologi diversifikasi produk hilir. Bidang Penelitian dan Pengembangan terdiri dari : (1) Seksi Teknologi Pengolahan Pasca Panen mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan, alih teknologi dan konsultansi di bidang industri hasil perkebunan pasca panen dan hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan. (2) Seksi Teknologi Diversifikasi Produk Hilir mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan alih teknologi dan konsultansi di bidang diversifikasi produk hilir industri hasil perkebunan. 4. Bidang Penilaian Kesesuaian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, produk industri serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penilaian Kesesuaian menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, serta pelaporan dan evaluasi hasil pengujian; b. Perencanaan dan pelaksanaan kalibrasi peralatan, evaluasi hasil kalibrasi, penyiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang; dan c. Perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi. Bidang Penilaian Kesesuaian terdiri dari: (1) Seksi Pengujian dan Kalibrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, pelaporan dan evaluasi hasil pengujian, pelaksanaan kalibrasi Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 5

peralatan, dan evaluasi hasil kalibrasi, serta persiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang. (2) Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, keselamatan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi. 5. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 terdiri dan sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliaannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang dipilih oleh kelompok pejabat fungsional yang bersangkutan dan ditetapkan oleh Kepala BBIHP. (3) Jumlah dan jenis tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 6

2. Capaian RENSTRA 2010-2014 Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah berusaha untuk menunjukkan kinerja yang baik khususnya dalam rangka meningkatkan tata kelola pemerintahan dan pencapaian kinerja. Secara ringkas, capaian yang telah dilaksanakan dalam tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: No PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS Tabel 1.1 Capaian RENSTRA BBIHP TA 2010-2014 2010 2011 2012 2013 2014 R s/d 10 T R T R T R T R T November 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 a. Penelitian 1 Jumlah hasil litbang dan yang siap diterapkan 1 1 2 2 2 5 2 2 2 2 pengembang 2 Karya tulis ilmiah an teknologi yang dipublikasikan 5 5 5 5 5 16 5 7 5 5 industri hasil perkebunan 3 Jumlah hasil litbang yang telah 3 3 2 2 2 4 2 2 1 2 diimplementasikan b. Pelayanan 1 Jumlah Orang 10 10 10 10 20 30 25 26 5 10 jasa teknis 2 Jumlah Sampel 1025 1025 915 915 1000 1030 1025 1866 1870 2599 industri 3 Jumlah 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 Desain/Prototip 4 Jumlah Perusahaan yang dilayani 134 134 116 116 107 264 132 120 138 165 c. Peningkatan Standardisasi Industri Daerah INDIKATOR 5 Nilai (Rp.) JPT 933,523, 669,565, 936,063, 485,374, 936,065, 800,137, 936,065 1,541,300, 1,450,000, 2,073,000, 1 Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 2 Jumlah pengadaan alat laboratorium 3 Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN Prioritas Kementerian/Lembaga 000 455 000 900 000 850 000 900 000 000 4 4 15 44 20 34 20 42 20 40 12 12 3 3 2 40 2 15 3 3 11 11 24 24 10 8 10 18 18 18 a. Penelitian 1 Jumlah hasil litbang dan teknologi baru 5 4 5 6 6 5 2 8 2 4 pengembang 2 Jumlah kerjasama an teknologi litbang dan rancang industri bangun 2 3 2 3 2 6 2 4 2 2 Program Prioritas yang disusun pada RENSTRA BBIHP 2010-2014 adalah program yang diarahkan pada pelayanan industri yang berdampak langsung pada industri sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi BBIHP sendiri. Indikator pengukuran yang dilakukan terhadap target prioritas tersebut adalah indikator outcome yang artinya ukuran keberhasilan dilihat jika indikator yang ditetapkan sudah berdampak terhadap hasil yang dimanfatkan oleh industri. Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 7

Secara umum capaian target RENSTRA sudah sesuai bahkan melebihi target, namun khusus pada kegiatan prioritas Pelayanan Jasa Teknis Industri untuk jumlah desain prototype yaitu pemberian layanan jasa penyiapan desain atau prototype peralatan pengolahan yang merupakan hasil dari Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri BBIHP selama kurun waktu lima tahun belum ada industri yang menggunakan. Hal tersebut dikarenakan nilai teknoekonomi dari desain alat belum sesuai dengan kebutuhan industri. 3. Capaian Penetapan Kinerja Tahun 2012-2014 Penetapan Kinerja (Tapkin) merupakan indikator pelaksanaan program yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam penetapan kinerja ditetapkan indikator dan penetapan kinerja tahunan yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan, sehingga tapkin ini merupakan komitmen bagi instansi pemerintah untuk mencapainya. Tapkin di BBIHP mulai dilaksanakan pada tahun 2012 karena pada tahun 2010-2011 BPKIMI belum menerapkan aturan untuk menetapkan dokumen Tapkin kepada seluruh satker di bawahnya. Selama periode RENSTRA 2010-2014 capaian penetapan kinerja seperti tersaji pada tabel dibawah ini : NO. I SASARAN STRATEGIS Penelitian dan pengembangan Tabel 1.2 Capaian Kinerja Tahun 2012 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI 1. Jumlah hasil litbang yang 5 Judul 5 Judul dihasilkan teknologi industri 2. Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan 3. Jumlah hasil litbang yang telah diimplementasikan 4 KTI 16 1 Judul 4 II Pelayanan Jasa 4. Jumlah kerjasama litbang 1 kontrak 6 Jumlah Orang 5 orang 9 Tingkat Kepuasan Pelanggan 3 (cukup 5 Teknis puas) Menurunnya Jumlah Komplain 1 % 0 Ketepatan Pelayanan Sesuai SPM 75 % 102,34 Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 8

Peningkatan jumlah pelanggan 5% 200 Nilai JPT (Rp) 936.065. 000 850.545. 111 III Meningkatnya Jumlah SDM yang memperoleh 3 orang 13 standardisasi Industri sertifikat Balai Besar dan Jumlah pengadaan alat 31 unit 40 Baristand Industri laboratorium Jumlah lingkup pengakuan LPK 6 Komoditi 8 yang diakui oleh KAN Pada capaian penetapan kinerja Tahun Anggaran 2012,hampir semua indikator kinerja dapat melewati target kecuali pencapaian target nilai Jasa Pelayanan Teknis. Hal ini dikarenakan pada tahun 2012, dilakukan renovasi gedung laboratorium sehingga mengakibatkan kurang optimalnya dalam melakukan pelayanan pada industri. Selain itu, pada Tahun 2012 belum dilengkapinya alat-alat instrumentasi laboratorium yang dapat membantu kinerja pegawai BBIHP dalam melaksanakan tugas. Tabel 1.3 Capaian Kinerja Tahun 2013 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI 1. Hasil penelitian dan pengembangan yang siap 2 Judul 2 Judul diterapkan 2. Hasil penelitian dan pengembangan yang telah 1 Judul 2 Judul diimplementasikan 3. Kerjasama R&D instansi dan industri 2 Kerjasama 4 Kerjasama 4. Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa 3,5 % 3,5 % diuji di laboratorium 5. Tingkat kepuasan pelanggan 4 Indeks 5 Indeks 6. Terbangunnya sistem pengendalian intern di unit 1 Satker 1 kerja 7. Jumlah SDM LPK yang memperoleh sertifikat 10 Sertifikat 64 Sertifikat 8. Jumlah pengadaan alat laboratorium 6 Unit 15 Unit Pada tahun 2013, semua indikator kinerja dapat melampaui target. Prestasi BBIHP pada tahun Anggaran 2013, cukup memuaskan. Meskipun demikian BBIHP akan terus berupaya dalam meningkatkan potensi untuk memberikan pelayanan optimal pada Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 9

publik. BBIHP terus memberikan program pelatihan bagi SDM BBIHP, melengkapi instrument-instrumen laboratorium yang terbarukan, dan melengkapi prosedur kerja yang berkualitas. Tabel 1.4 Capaian Kinerja Tahun 2014 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Fisik Persen (%) 1 2 3 4 5 6 1 Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder Meningkatnya hasilhasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri Hasil litbang yang siap diterapkan Hasil litbang yang telah diimplementasikan Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi 2 Penelitian 2 Penelitian 100 1 Penelitian 2 Penelitian 200 2 Meningkatnya kerja sama litbang Kerja sama litbang instansi dengan industri 2 Kerjasama 2 Kerjasama 100 3 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan 5 KTI 13 KTI 260 4 5 Meningkatnya usulan penerapan SNI Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji di laboratorium 4,7 % 5,8 % 123 Jumlah Orang 5 Orang 10 orang 200 Jumlah sampel 1870 Sampel 3055 Sampel 163 Jumlah Desain/Prototip 1 Desain 1 Desain 100 Jumlah Perusahaan yang dilayani 100 Perusahaan 276 Perusahaan 276 6 7 8 Meningkatnya Standardisasi Industri Daerah Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf Meningkatkan kualitas pelayanan public Nilai (Rp.) JPT Rp1.450.000.000 Rp. 2.154.462.700 148 Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat Jumlah pengadaan alat laboratorium Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN Terbangunnya Sistem Pengendalian Intern di unit kerja 10 Orang 56 Orang 560 3 alat 11 alat 366 18 Lingkup 18 Lingkup 100 1 Sistem 1 Sistem 100 Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 4 Indeks 5 100 Pada tahun 2014, hampir semua penetapan kinerja melewati target kecuali indikator Jumlah desain prototype. Hal ini dikarenakan, belum adanya industri yang melakukan kontrak kerjasama dengan BBIHP untuk menggunakan prototype dari BBIHP. Hal ini bisa dikarenakan BBIHP kurang memperkenalkan produk perekayasaan ke IKM, Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 10

dan atau bisa juga desain prototype BBIHP masih skala laboratorium sehingga kurang bisa diaplikasikan ke industri IKM. Hal ini dijadikan pembelajaran bagi BBIHP untuk terus meningkatkan potensi kualitas SDM sehingga dapat memenuhi keinginan industri. Capaian penetapan kinerja BBIHP seperti yang dijelaskan di atas menunjukan terjadi peningkatan baik dari sasaran maupun realisasinya. Capaian ini menjadi dasar penetapan kinerja BBIHP untuk Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan periode 2015-2019. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan cenderung naik, ini disebabkan oleh peningkatan sarana dan prasarana laboratorium uji dan akreditasi laboratorium uji serta peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia BBIHP. Jasa pelatihan yang dilaksanakan BBIHP antara lain Jasa Pelatihan Litbang, Jasa Pelatihan Pengujian, peserta pelatihan berasal dari instansi pemerintah dan dari dunia industri. Jasa pengujian meliputi pengujian produk SNI wajib, pengujian contoh bukan SNI wajib sesuai dengan parameter dari pelangan, pengambilan contoh uji, serta pemantauan lingkungan industri. Jasa kalibrasi meliputi empat parameter yaitu massa, volume, alat instrumen serta parameter suhu. Jasa sertifikasi meliputi Reakreditasi, Akreditasi SPPT SNI dan survailen. Jasa lainnya meliputi jasa perbengkelan, jasa magang siswa dan mahasiswa serta jasa konsultansi. Berikut disajikan data penerimaan PNBP serta jenis penerimaannya : NO BULAN JASA PELATIHAN Tabel 1.5 Data dan Jenis Penerimaan PNBP tahun 2014 JASA KONSULTANSI JASA PENGUJIAN JASA KALIBRASI JASA SERTIFIKASI JASA LAINNYA TOTAL PENERIMAAN 1 Januari 9,000,000 253,092,500 2,310,000 29,200,000 1,276,421 294,878,921 2 Februari 930,000 142,182,500 420,000 3,400,000 5,864,124 152,796,624 3 Maret 115,678,000 1,050,000 24,000,000 1,771,323 142,499,323 4 April 92,216,300 1,470,000 37,800,000 647,057 132,133,357 5 Mei 1,150,000 113,451,400 1,680,000 61,600,000 426,218 178,307,618 6 Juni 6,000,000 3,000,000 135,835,250 2,575,000 6,800,000 860,857 155,071,107 7 Juli 3,000,000 1,000,000 172,003,150 2,520,000 18,800,000 3,646,660 200,969,810 8 Agustus 3,000,000 234,098,200 7,880,000 12,000,000 3,066,302 260,044,502 9 September 15,450,000 192,126,500 2,940,000 20,600,000 1,255,169 232,371,669 10 Oktober 21,000,000 1,150,000 89,262,900 2,030,000 3,400,000 224,852 117,067,752 11 November 1,700,000 271,946,000 335,000 8,600,000 430,267 283,011,267 12 Desember JUMLAH 42,000,000 24,380,000 1,811,892,700 25,210,000 226,200,000 19,469,250 2,149,151,950 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis pelayanan yang paling banyak Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 11

menghasilkan PNBP adalah jasa pengujian. Hal tersebut dikarenakan jasa pengujian BBIHP sudah diakui oleh industri di wilayah Indonesia Timur dengan alasan BBIHP memiliki SDM yang berkompeten dan didukung pula dengan instrumentasi yang terbarukan. Jenis pelayanan jasa lainnya BBIHP terus berbenah diri agar dapat melayani masyarakat industri dengan lebih baik lagi. 4. Capaian Akuntabilitas Kinerja 2010-2014 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan wujud pertanggungjawaban Kementerian/Lembaga (K/L) atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Data capaian akuntabilitas kinerja BBIHP selama 5 (lima) tahun periode RENSTRA 2010 2014 tersaji dalam tabel berikut ini: Tabel 1.6 Alokasi Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun 2010 2014 TA TOTAL PAGU REALISASI PAGU RM PNBP BLNJ. PEGAWAI BLNJ. BARANG BLNJ. MODAL % REALISASI 2010 8,236,054,000 7,524,168,747 7,302,531,000 933,523,000 4,709,914,458 2,599,664,289 214,590,000 91.36 2011 9,169,930,000 8,543,303,184 8,233,867,000 936,063,000 5,011,948,357 2,997,049,827 534,305,000 93.17 2012 11,081,714,000 10,640,445,949 10,145,649,000 936,065,000 5,501,685,551 3,530,882,698 1,607,877,700 96.02 2013 17,150,390,000 15,774,039,263 16,214,325,000 936,065,000 5,690,181,274 5,720,189,024 4,363,668,695 91.97 2014 15,158,934,000 13,794,500,000 13,708,934,000 1,450,000,000 8,205,267,000 4,550,084,000 459,549,000 91.00 Peningkatan belanja pegawai tahun 2014 disebabkan oleh alokasi tunjangan kinerja pegawai, sedangkan belanja modal tahun 2013 lebih besar disebabkan oleh adanya kegiatan renovasi gedung perkantoran. Peningkatan anggaran Tahun 2013 dipengaruhi juga oleh capaian Penerimaan Negara Bukan Pajak yang melebihi target, dimana sumber dana BBIHP berasal dari Rupiah Murni dan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Total Pagu dari tahun 2010-2015 mengalami peningkatan dikarenakan meningkatnya jumlah kebutuhan untuk pelayanan kepada industri. Dari tabel 1.5 diketahui bahwa pencapaian realisasi rata-rata sudah diatas 90% dimana umumnya sudah lebih tinggi dari rata-rata realisasi BPKIMI atau Kemenperin. Untuk tahun 2010 dan 2011 realisasi sangat dipengaruhi oleh tidak tercapainya realisasi penerimaan PNBP sehingga ikut mempengaruhi realisasi penggunaan atau realisasi total anggaran. Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 12

Sedangkan pada tahun 2013 telah terjadi peningkatan penerimaan PNBP sehingga realisasi total anggaran juga meningkat. Hal tersebut disebabkan karena semakin meningkatnya kualitas layanan publik BBIHP sehingga kepercayaan pelanggan kepada layanan jasa teknis di BBIHP pun semakin meningkat. Untuk tahun 2014 sendiri sampai pada penyusunan RENSTRA ini masih disajikan data realisasi prediksi karena proses realisasi masih berjalan. Tabel 1.7 Target dan Realisasi Pendapatan PNBP TA 2010 2014 TARGET REALISASI TA PENERIMAAN % IZIN PENGGUNA- AN PENGGUNAAN PENERIMAAN % REALISASI PENERIMA- AN PENGGUNAAN % REALISASI PENGGUNA- AN 2010 933,523,000 95.29 889,554,067 669,565,455 71.72 557,817,000 62.71 2011 936,063,000 95.29 891,974,433 491,042,926 52.46 511,855,000 57.38 2012 936,065,000 95.29 891,976,339 800,137,850 85.48 653,888,000 73.31 2013 936,065,000 95.29 891,976,339 1,651,632,050 176.44 1,201,394,000 134.69 2014 1,450,000,000 95.29 1,381,705,000 2,145,682,700 147.98 1,225,648,000 88.71 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir setiap tahunnya, target penerimaan PNBP yang ditetapkan kepada BBIHP mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh belanja BBIHP yang juga selau meningkat dari tahun ke tahunnya. Namun dalam realisasinya, BBIHP baru dapat mencapai target penerimaan yang telah ditetapkan mulai TA 2013. Dalam hal ini, sumber pendapatan PNBP yang paling banyak memberikan kontribusi di BBIHP yaitu jasa pengujian. Pada tahun 2010-2012, dalam pelaksanaannya layanan tersebut mengalami beberapa kendala, antara lain: peralatan laboratorium yang mengalami kerusakan, kurang memadainya fasilitas ruangan laboratorium, kurang optimalnya administrasi penerimaan dan masih terdapat pekerjaan yang sedang dalam proses. Halhal tersebut yang menyebabkan tidak tercapainya target penerimaan PNBP di BBIHP sebelum tahun 2013. Sebagian dari penerimaan PNBP digunakan untuk menunjang biaya operasional dan non operasional proses pelayanan jasa teknis. Penggunaan PNBP yang diperoleh melalui kegiatan jasa layanan yang diselenggarakan oleh BBIHP diharapkan dapat memberi dampak pada: 1. Meningkatnya pelayanan Jasa Layanan Teknis BBIHP kepada industri atau pelanggan jasa teknis BBIHP. 2. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat industri atau publik akan jasa layanan teknis BBIHP Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 13

3. Mendukung anggaran operasional perkantoran baik belanja modal maupun barang yang tidak terakomodir dalam anggaran RM. 4. Meningkatnya kemandirian dalam pembiayaan kegiatan utama maupun penunjang jasa layanan Untuk mengoptimalkan kontribusi PNBP terhadap penerimaan negara, maka diperlukan beberapa terobosan atau langkah strategis yang harus ditempuh oleh BBIHP saat ini. Langkah yang harus pertama kali diambil oleh BBIHP adalah melakukan penyempurnaan proses bisnis pengelolaan PNBP terutama mekanisme pemungutan, perhitungan, penyetoran dan sanksi dalam pengelolaan PNBP tersebut. Dengan begitu diharapkan PNBP yang dibayarkan oleh para wajib bayar bisa lebih akurat, transparan dan akuntabel. B. Potensi dan Permasalahan 1. Potensi a. Kelembagaan Jika dilihat dari aspek kelembagaan, dapat dikatakan BBIHP sudah cukup memadai dalam melaksanakan tupoksi dan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Aspek kelembagaan ini menjadi suatu potensi yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan untuk memperkuat perannya sebagai lembaga penelitian di bidang industri hasil perkebunan dan lembaga pengelola PNBP untuk layanan jasa teknis. BBIHP mempunyai peran yang sangat vital dalam upaya pengembangan industri hasil perkebunan, hal ini didukung oleh kegiatan penelitian industri hasil perkebunan dan juga kegiatan pengujian, kalibrasi serta kegiatan sertifikasi produk. Laboratorium uji BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LP-110-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 18 komoditi yaitu: 1) Air Minum Dalam Kemasan; 2) Mie Instan; 3) Garam konsumsi beryodium; 4) tepung terigu; 5) Pupuk NPK padat; 6) Pupuk Urea; 7) Pupuk Dolomit; 8) Pupuk Kalium Klorida; 9) Pupuk cair hasil samping asam amino; 10) Pupuk super fosfat; 11) Biji kakao; 12) Kakao Bubuk; 13) Kopi biji; 14) Air dan air limbah; 15) Gula rafinasi; 16) Garam meja dan Konsumsi; 17) Gula Pasir; dan 18) Semen Portland. Laboratorium uji terdiri dari laboratorium Air dan lingkungan, laboratorium kimia, laboratorium mikrobiologi serta laboratorium Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 14

fisika dan mekanik. Masing-masing laboratorium telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lengkap guna menunjang pelaksanaan kegiatan pengujian. Laboratorium kalibrasi BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LP-110-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 4 Bidang yaitu: 1)Bidang Massa; 2)Bidang Temperatur; 1) Bidang Volumetrik; serta 4) Bidang Intrumen Analitik. LSPro (lembaga sertifikasi) BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LSPr-018-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 7 (tujuh ) Komoditi yaitu: 1). AMDK; 2) Mie Instan ; 3) Tepung terigu; 4) Pupuk urea; 5) Pupuk NPK padat; 6) Pupuk SP 36; 7) Garam Konsumsi Beryodium. b. Kemampuan Layanan Selain dari layanan kelembagaan LSPro, Lab. Uji, dan Lab. Kalibrasi, BBIHP juga mempunyai kemampuan layanan sebagai berikut: 1) Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri; 2) Konsultansi; 3) Pelatihan Teknis kepada SDM Industri; 4) Pemantauan lingkungan; dan 5) Jasa Pengambilan Sampel. Tersedianya layananlayanan tersebut diharapkan mampu mendukung kelancaran kegiatan pelayanan publik yang akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dalam bermitra dengan BBIHP. c. Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BBIHP didukung oleh Sumber Daya Manusia sejumlah 90 Orang. Jumlah Sumber Daya Manusia ini merupakan suatu potensi yang dapat didayagunakan dalam menunjang tupoksi BBIHP. Tabel 1.8 Profil SDM berdasarkan jabatan No Jabatan 2010 2011 2012 2013 2014 1 Struktural Eselon II 1 1 1 1 1 2 Struktural Eselon III 4 4 4 4 4 3 Struktural Eselon IV 9 9 9 9 9 4 Fungsional peneliti 13 16 14 12 16 5 Fungsional perekayasa 4 4 4 4 5 Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 15

6 Fungsional teknisi litkayasa 8 6 6 6 5 7 Fungsional penyuluh 6 5 2 1 1 8 Fungsional PMB - - 1 1 5 9 Fungsional pustakawan 2 2 2 2 2 10 Fungsional arsiparis 2 2 2 2 4 11 Pengendali dampak 3 2 2 1 1 lingkungan. 12 Pranata Humas 1 1 1 1 1 13 Perencana - - - - 1 14 Umum 45 50 44 41 35 15 Total 98 102 92 85 90 Tabel 1.9 Profil SDM berdasarkan pendidikan No Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 1 SD 1 1 1-1 2 SLTP 4 3 2 3 3 3 SMU 15 12 9 11 16 4 D3 12 9 6 3 3 5 S1 55 60 58 48 49 6 S2 11 13 16 20 17 7 S3 - - - - 1 8 Total 98 98 92 85 90 d. Jejaring kerja Di dalam bidang litbang, telah dibangun berbagai kerjasama yang melibatkan unsur akademik, industri dan pemerintahan. Beberapa diantaranya adalah kerjasama litbang dengan beberapa perguruan tinggi dan industri kecil menengah antara lain: Kerjasama litbang - Penelitian Pengembangan Industri Produk Pangan Kesehatan dari Komoditas Kakao dan Kedelai (Kerjasama BBIHP dengan Pusat Studi Gizi, Pangan dan Kesehatan UNHAS) - Kerjasama Teknis BBIHP dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Balitbangda Prov. Sulawesi Selatan) - MoU BBIHP dengan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 16

- MoU BBIHP dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah\ - MoU BBIHP dengan Universitas Muslim Indonesia Makassar - MoU BBIHP dan Kopertis Wilayah IX - MoU BBIHP dan Universitas Hasanuddin - MoU BBIHP dengan Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia Makassar Kerjasama pengujian - MoU BBIHP dan PT. SEMEN TONASA - MoU BBIHP dan PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR - MoU BBIHP dan PT. MAKASSAR POWER SUPPA - MoU BBIHP dan PT. ANEKA TAMBANG (ANTAM) POMALAA - MoU BBIHP dan PT. TAMAKO GRAHA KRIDA PKS UNGKAYA, MOROWALI, SULTENG - MoU BBIHP dan PT. ENERGY EQUITY EPICS, PTY, LTD SENGKANG - MoU BBIHP dan PT. PLN (Persero) Wilayah Papua Cabang Biak - MoU BBIHP dan PT. Semen Bosowa - MoU BBIHP dan PT. Sermani Steel - MoU BBIHP dan PT.Phillips Seafood Indonesia - MoU BBIHP dan PT.Poli Jaya Medical - MoU BBIHP dan PT.Bintangdelapan Mineral - MoU BBIHP dan PT.Eastern Flour Mills - MoU BBIHP dan PT.Perkebunan Nusantara XIV PKS Unit I-Burau e. Letak geografis Satu-satunya Balai Besar yang berada di Kawasan Indonesia Timur diluar pulau jawa, dan terletak di kota Makassar Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang Industri Kawasan Timur Indonesia. menjadikan BBIHP sebagai ujung tombak pelayanan dan pembinaan industri di KTI khususnya dan juga di seluruh wilayah NKRI untuk pelayanan Industri Hasil Perkebunan. f. Publikasi ilmiah Publikasi karya tulis ilmiah di BBIHP dilakukan melalui penerbitan jurnal ilmiah yang terakreditasi oleh LIPI yaitu Jurnal Industri Hasil Perkebunan terbit berkala 2 kali setahun. Disamping jurnal yang sudah terakreditasi, BBIHP memiliki jurnal yang belum terakreditasi yaitu jurnal perekayasaan teknologi industri yang terbit sekali dalam setahun. g. Infrastruktur Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 17

Secara umum, infrastruktur yang dimilki oleh BBIHP berkaitan dengan kegiatan Litbang, Pengujian serta Standardisasi Produk. Adapun infrastruktur yang dimilki oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan sebagai berikut: 1) Sarana dan Prasarana Laboratorium pengujian, yang terdiri dari Lab. Uji Air dan Lingkungan, Lab. Mikrobiologi, dan Lab.Fisika dan Mekanik; 2) Sarana dan Prasarana laboratorium proses; 3) Sarana dan prasarana kalibrasi; 4) Sarana dan prasarana perbengkelan; serta 4) Sarana publikasi seperti jurnal dan website; 5) Gedung Pelayanan Publik; 6) Klinik HKI; dan 7) Rumah Cokelat. 2. Permasalahan a. Bidang Penelitian dan Pengembangan Industri BBIHP sebagai salah satu lembaga litbang dengan fokus industri pengolahan hasil perkebunan. Telah banyak penelitian yang dihasilkan namun mengalami kendala dalam menerapkan didunia industri. Permasalahan yang dihadapi BBIHP dalam Bidang Penelitian antara lain: 1) Keterbatasan sumber daya litbang Terbatasnya sumber daya litbang tercermin dari rendahnya kualitas SDM, serta dipengaruhi juga oleh kurangnya anggaran penelitian. Besaran anggaran penelitian 5 (lima ) tahun terakhir seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 1.10 Anggaran penelitian serta jumlah penelitian Tahun Tabel 2010-2014 Tahun Anggaran Jumlah penelitian 2010 324.350.000 4 Penelitian 2011 594.915.000 6 Penelitian 2012 434.053.000 7 Penelitian 2013 685.456.000 7 Penelitian 2014 571.087.000 5 Penelitian Rata-Rata 521.972.200 5,8 Penelitian Dengan sedikitnya jumlah penelitian akibat dari kecilnya anggaran, maka kesempatan para peneliti untuk mendapatkan kegiatan semakin kecil. Jumlah peneliti aktif yang dimiliki oleh BBIHP per Oktober 2014 sebanyak 16 Orang. Artinya rasio jumlah penelitian dibandingkan jumlah peneliti adalah: 0,36. Idealnya untuk satu tahun anggaran direncanakan sebanyak 16 judul penelitian. 2) Minimnya hasil litbang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha. Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 18

Hasil litbang dalam bentuk teknologi proses yang dihasilkan belum mampu memenuhi kebutuhan dunia industri, hal ini disebabkan oleh hasil penelitian masih berskala penelitian dasar secara ekonomis belum terukur. Hal lain yang menjadi kendala dalam penerapan hasil litbang yaitu masih kurangnya komunikasi peneliti Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan pihak industri, sehingga apa yang menjadi masalah industri tidak terindikasikan oleh para peneliti. 3) Kerjasama Litbang antar lembaga litbang pemerintah, dan dunia industri. Pelaksanaan kerjasama litbang yang dilaksanakan BBIHP masih dalam tahap pemberian batuan teknis kepada industri kecil, Kerjasama litbang yang lebih luas dengan lembaga litbang lainnya belum terlaksana. Kerjasama litbang bisa dalam bentuk pemanfaatan bersama SDM, pemanfaatan bersama fasilitas serta pendanaan bersama suatu penelitian. b. Penerapan SNI Ketersediaan dan kapasitas infrastruktur standardisasi laboratorium penguji untuk mendukung penerapan SNI. 1) SDM Salah satu yang menjadi kendala BBIHP dalam mendukung penerapan SNI wajib adalah terbatasnya kemampuan jumlah SDM sebagai tenaga analis yang dimiliki BBIHP. Hal lain yang menjadi kendala dalam penerapan SNI yaitu sedikitnya ruang lingkup uji sehingga perlu ditambah. Kegiatan LSPRo sebagai lembaga sertifikasi masih didominasi oleh kegiatan lingkup komoditi AMDK, sedangkan komoditi lainnya belum maksimal. Sesuai dengan letak geografis dan sebaran industri perlu direvisi lingkup komoditi untuk kegiatan LSPro. 2) Infrastruktur Infrastruktur merupakan salah satu aspek yang paling menunjang kelancaran kegiatan di BBIHP. Tanpa adanya fasilitas infrastruktur yang memadai, maka kegiatan operasional perkantoran di BBIHP tidak berjalan dengan baik. Kendala yang dihadapi oleh BBIHP saat ini adalah keterbatasan peralatan uji dan kalibrasi di laboratorium dan kurangnya kendaraan operasional. Penambahan peralatan laboratorium diharapkan akan mampu mengakomodir kebutuhan industri akan pengujian produk-produk mereka. Selain itu, kendaraan operasional dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan pengambilan sampel ke daerah-daerah. Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 19

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN A. Visi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah membawa Indonesia untuk menjadi Sebuah negara industri tangguh di dunia, dengan misi yaitu : Pada tahun 2020 Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru. Hal ini terwujud dalam kondisi bahwa pada tahun tersebut kemampuan industri Nasional telah diakui di dunia Internasional, yang mampu menjadi basis kekuatan ekonomi modern secara struktural pada masa depan, sekaligus mampu menjadi wahana tumbuh-suburnya ekonomi, maka sebagai visi Kementerian Perindustrian sampai dengan tahun 2019 adalah menjadikan sektor industri sebagai pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan visi BPKIMI adalah Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang profesional bagi sektor industri nasional Sebagai implementasi dari visi Kemeterian Perindustrian dan visi BPKIMI maka Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah menetapkan visinya untuk memberikan suatu pedoman dan pendorong untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, visi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan tahun 2015-2019 adalah: Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Pengolahan Sumber Daya Alam dan Penyedia Layanan Jasa Teknis yang Unggul dan Terdepan B. Misi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar selanjutnya menetapkan misi-nya yang merupakan langkah dasar agar tugas pokok dan fungsi BBIHP dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, sesuai visi yang telah ditetapkan. Misi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan kurun waktu 2015 2019 adalah sebagai berikut yaitu : 1. Meningkatnya Kemampuan Litbang dan Penguasaan Teknologi yang Berorientasi pada Kebutuhan Industri Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 20

2. Meningkatnya Pelayanan Jasa Teknis yang Profesional dan Terpercaya Berorientasi pada Kepuasan Pelanggan C. Tujuan Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Tujuan utama BBIHP diarahkan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai unit Litbang dan Pelayanan Jasa Teknis, yaitu sebagai berikut: Meningkatkan peran litbang dan layanan jasa teknis dalam mendukung indusri yang tangguh dan berdaya saing D. Sasaran Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Penetapan sasaran strategis dilakukan dengan Balanced scorecard terhadap tujuan dengan perspektif Customer, Internal Business Process dan Learning and Growth serta perspektif financial. Sasaran Strategis I. Meningkatkan peran dan kualitas litbang dalam mendukung IHP. Indikator kinerja: a. Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan b. Jumlah hasil litbang yang diterapkan c. Jumlah KTI yang dipublikasikan d. Jumlah hasil litbang yang diimplementasikan Rencana kerja: Penelitian dan Pengembangan dibidang industri hasil perkebunan Rancang bangun perekayasaan alat Penerbitan Jurnal Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 21

Pengusulan Paten Penerapan dan pendampingan hasil litbang & RBPI Seminar Nasional/Internasional hasil litbang Kerjasama Riset Sasaran Strategis II. Meningkatkan Layanan Jasa Teknis melalui Pelayanan yang Profesional Indikator kinerja: a. Jumlah sampel uji b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi f. Jumlah desain/prototype yang digunakan industri g. Jumlah SDM industry yang terdidik h. Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN i. Nilai Jasa Pelayanan Teknis Rencana kerja: Layanan pengujian produk Layanan kalibrasi peralatan Layanan sertifikasi/resertifikasi/surveilen Layanan pengambilan sampel Layanan konsultansi Layanan desain/prototype rancang bangun peralatan industri Layanan pelatihan Layanan akreditasi/reakreditasi/surveilen LPK Penambahan LPK/ruang lingkup LPK Penerapan system mutu ISO 9001:2008 Sasaran Strategis III. Capacity Building BBIHP Indikator kinerja: a. Meningkatnya Kompetensi SDM b. Meningkatkan Infrastruktur, Sarana, dan Prasarana Fasilitas Perkantoran c. Meningkatnya Pengenalan dan promosi Kemampuan BBIHP d. Meningkatkan Tata Laksana Organisasi yang akuntabel Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 22

Rencana kerja: Diklat teknis, diklat structural dan pola karir Program pendidikan formal Penilaian angka kredit (TPPU) jabfung Workshop SDM (fungsional, profesi, dll) Kesejahteraan dan motivasi pegawai Magang/studi banding Rekrutmen pegawai baru Pengadaan/renovasi/rehabilitasi gedung Pengadaan kendaraan operasional Pengadaan alat pengolah data Pengadaan alat meubelair, elektronik, dan fasilitas perkantoran lainnya Pengadaan peralatan uji dan peralatan proses hasil litbang Pengadaan peralatan laboratorium uji, laboratorium kalibrasi, dan peralatan sampling Promosi dan pemasaran bersama kemampuan balai Pameran nasional, internasional, dan daerah Diseminasi hasil-hasil litbang dan layanan jas teknis Penilaian kepuasan pelanggan Pengembangan web dan system informasi layanan Penyusunan rencana kerja dan anggaran, laporan monev triwulan dan tahunan, dan penyusunan laporan SAP dan BMN Terselenggaranya urusan umum perkantoran Penyusunan sistem SPIP Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 23

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Arah kebijakan dan strategi disusun sebagai pendekatan dalam memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam lima tahun mendatang serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran nasional dan sasaran strategis BBIHP. Penyusunan arah kebijakan dan strategi yang dijabarkan dalam program dan kegiatan BBIHP mengacu kepada aturan perundangan yang mendasari tugas pokok dan fungsi BBIHP, penugasan RPJMN 2015-2019 yang menjadi porsi BBIHP, serta mempertimbangkan potensi sumber daya BBIHP dalam melaksanakan program dan kegiatan tersebut. A. Arah Kebijakan dan Strategis Nasional Belum selesainya RPJMN Tahun 2015-2019, maka penyusunan RENSTRA BBIHP mengacu pada hal sebagai berikut; Undang-undang No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; Draft Teknokratik RPJMN Tahun 2015-2019 (Bappenas); Hasil trilateral meeting Tahun 2014 antara Bappenas-Kementerian Keuangan-Kementerian Perindustrian; serta Rencana perubahan nomenklatur BPKIMI. Peningkatan daya saing Pengembangan dan pemanfaatan teknologi Teknologi Kelembagaan Pengembangan dan pemanfaatan teknologi BPKIMI Standardisasi Industri Mutu Insentif Perijinan, Penanaman Modal bidang Industri Industri Hijau Pemberdayaan Industri Hijau Gambar 3.1 Peran BPKIMI Berdasarkan UU Perindustrian Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 24

BBIHP sebagai unit pelaksana teknis dibawah BPKIMI harus menjalankan amanat Undang-undang No.3 tentang Perindustrian. Peran BBIHP sebagai lembaga penelitian dan pengujian dituntut aktif dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi serta aktif menjaga mutu dengan kegiatan standardisasi industri. Hal-hal yang melandasi penyusunan RENSTRA adalah sebagai berikut: - Draft teknokratik RPJMN Tahun 2015-2019 (Bappenas), - Hasil trilateral meeting Tahun 2014 antara Bappenas-Kementerian Keuangan- Kementerian Perindustrian - Rencana perubahan nomenklatur BPKIMI semula program pengkajian kebijakan, iklim dan mutu industri menjadi program pengembangan teknologi dan kebijakan industri. B. Arah Kebijakan dan Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Sebagai unit pelaksana teknis dibawah Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri, BBIHP turut serta mendukung agenda pemerintah pada sektor industri. BBIHP telah menetapkan visi dan misinya sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya. Visi dan misi BBIHP diarahkan untuk meningkatkan kualitas penelitian dan perekayasaan; Meningkatnya tata pemerintahan yang baik; Meningkatnya jasa layanan teknis; Meningkatnya kapasitas aparat peneliti dan penguji yang profesional dan kompeten; serta Meningkatnya kerjasama dengan institusi lain. Dalam rangka mencapai visi dan misi tersebut, BBIHP menyusun strategi yang menyeimbangkan pemenuhan kepentingan pihak luar dan pembenahan ke dalam. BBIHP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat yang berorientasi profit, BBIHP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut, maka tujuan-tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders utama dan manfaat kepada pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan-tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Peta strategi tersebut merupakan penjabaran hal-hal yang sifatnya strategis dan menjadi roadmap bagi organisasi dalam mencapai visi, misi dan tujuannya. Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 25

Empat perspektif yang digunakan meliputi: Manfaat bagi Stakeholder, Manfaat bagi Pengguna Jasa, Proses Internal, dan Pertumbuhan dan Pembelajaran. Perspektif Manfaat bagi Stakeholder menjelaskan manfaat dan nilai tambah yang dapat diberikan kepada stakeholder dari penugasan-penugasan yang dilakukan oleh BBIHP. Perspektif Manfaat bagi Stakeholder dicapai melalui keberhasilan BBIHP memenuhi ekspektasi pengguna jasa yang diwujudkan dengan kepuasan pengguna jasa, dan meningkatnya permintaan jasa. Kinerja pada perspektif manfaat bagi stakeholders dan pengguna jasa dapat tercapai jika didukung proses internal yang berkualitas, yang diindikasikan dengan tercapainya efektivitas penelitian dan pengujian serta pengawasan, terlaksananya pemberian jasa yang appropriate, berkualitas, tepat waktu dengan biaya yang efisien, dan terwujudnya efektivitas komunikasi publik. Hasil penelitian dan pengujian di bidang industri hasil perkebunan menjadi masukan bagi peningkatan kualitas jasa. Selanjutnya, seluruh hal tersebut di atas akan tercapai apabila BBIHP berhasil mengelola pilar kinerja organisasi. Pilar kinerja ini terdapat dalam perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran yang terdiri dari tiga modal utama yaitu modal organisasi (organization capital), modal sumber daya manusia (human capital), dan modal sistem informasi dan prosedur (information capital). Oleh karena itu, dalam konteks organization capital, arah BBIHP adalah penataan organisasi yang tepat, peningkatan dan penyempurnaan proses bisnis, serta menciptakan iklim kerja yang kondusif. Penataan organisasi BBIHP dilakukan sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis. Dalam rangka mempertajam peran BBIHP mendatang sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 akan dilakukan restrukturisasi kelembagaan untuk memenuhi tuntutan perubahan lingkungan strategis. Dalam pengelolaan human capital, BBIHP telah dan akan berupaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM dan mewujudkan komposisi kepegawaian yang baik melalui langkah-langkah sebagai berikut: Penerapan manajemen SDM berdasarkan praktek-praktek terbaik dalam rangka konsolidasi kompetensi kunci, kapabilitas konsepsional, mental dan praktikal SDM guna menunjang peningkatan profesionalisme dan mutu proses kerja intern, melalui pola rekrutmen yang jelas, pengembangan karier yang transparan, penetapan indikator kerja yang komprehensif, penerapan sistem penghargaan dan penghukuman yang adil dan proporsional, pendidikan profesional yang berkelanjutan, serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai; Penataan PNS berdasarkan pada hasil evaluasi jabatan dan kesesuaian kompetensi yang dimiliki pejabat dengan kompetensi yang dipersyaratkan. Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 Page 26