2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH"

Transkripsi

1 2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN 2018

2

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2017 adalah wujud pertanggungjawaban Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pada Tahun Anggaran 2017 yang berisi tentang keberhasilan maupun belum tercapainya sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi serta rekomendasi perbaikan kinerja. Cakupan Laporan Kinerja terdiri dari capaian Rencana Strategis serta capaian Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran Walaupun tidak semua sasaran rencana Strategis termuat dalam Perjanjian Kinerja, namun dalam dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tetap menyajikan capaian Rencana Strategis Tahun kedua. Adapun sasaran yang termuat dalam dokumen Rencana Strategis terdiri dari: 1). Meningkatnya Peran dan Kualitas Litbang Dalam Mendukung Industri Hasil Perkebunan; 2). Meningkatnya Layanan Jasa Teknis Melalui Pelayanan yang Profesional; 3). Capacity Building Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Sedangkan pada dokumen Perjanjian Kinerja sasaran Srategisnya terdiri dari: 1) Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2) Meningkatnya kerjasama Litbang; 3) Meningkatnya kualitas pelayanan publik; 4) Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatnya Daya Saing. Antara sasaran strategis Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan Sasaran Strategis Perjanjian kinerja telah sesuai. Secara umum capaian Perjanjian kinerja telah terealisasi sesuai target yang ditetapkan dengan uraian sebagai berikut: Sasaran Strategis I: Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri. Indikator kinerja dari sasaran strategis I adalah: Indikator Kinerja 1: Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan Realisasi sebanyak 1 penelitian yaitu Pengembangan Sediaan Zat Warna Alami dan Kakao sebagai Bahan Pewarna Kosmetik. Hasil perhitungan Teknometer terhadap hasil penelitian TA menunjukkan bahwa kesiapterapan litbang Pengembangan Sediaan Zat Warna Alami dan Kakao sebagai Bahan Pewarna Kosmetik berada pada Level Indikator Kinerja 2: Hasil Penelitian dan Pengembangan yang telah diimplementasikan. Realisasi sebanyak 1 penelitian yaitu Pemanfaatan Mesin Sangrai untuk Peningkatan Mutu Kopi Sangrai. Kegiatan dilaksanakan di CV. Adifa, berlokasi di Jalan Dato Gaffa No. 4 Mangalli, Kabupaten Gowa, Makassar, Provinsi Sulawesi ii

4 Selatan. 3. Indikator Kinerja 3: Jasa Konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving) Realisasi kegiatan ini sebanyak 1 Kegiatan yaitu Purifer dan Sterilizer air baku untuk industri pangan dan masyarakat pesisir. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan kontrak kerjasama antara CV. Sefactor Farma dan Inkubator Bisnis Teknologi BBIHP dengan nomor MoU 1302/BPPI/BBIHP/PKS/IBT/V/2017. Sasaran strategis II: Meningkatnya kerjasama Litbang. Indikator kinerja dari sasaran strategis II adalah: kerjasama Litbang instansi dengan industri. Realisasi sebanyak 2 (dua) kerjasama, yaitu: 1. Pengembangan mutu produk olahan ikan (Abon dan Nugget) Pelaksanaan kegiatan Pengembangan mutu produk olahan ikan (Abon dan Nugget) berdasarkan kontrak kerjasama antara Koperasi Sukses Global Mandiri dan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan nomor MoU:956/BPPI/BBIHP.3/IV/2017. Kegiatan dilaksanakan di Koperasi Sukses Global Mandiri, berlokasi di jalan Datuk Ditiro No. 7 Makassar. 2. Peningkatan mutu minuman instan cokelat Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu minuman instan cokelat berdasarkan kontrak kerjasama antara Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) dan Balai besar Industri Hasil Perkebunan dengan nomor MoU:1622/BPPI/BBIHP.3/VI/2017. Kegiatan dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), berlokasi di jalan Basseang Raya Dusun Satu Desa Bunga-bunga Kecamatan Matakali Kabupaten Polma, Sulawesi Barat. Sasaran strategis III: Meningkatnya kualitas pelayanan publik. Indikator kinerja dari sasaran startegis III adalah tingkat kepuasan pelanggan, ditargetkan Indeks 3.6 terealisasi Indeks 3.6. Capaian dari kegiatan ini adalah Indeks 3.6 dengan jumlah responden yang di survey sebanyak 255 Orang. Responden berasal dari semua pelanggan yang menggunakan jasa layanan BBIHP. Sasaran strategis IV: Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil Litbang dalam rangka meningkatnya daya saing. Indikator kinerja dari sasaran strategis IV adalah Bimbingan dan Asistensi Teknis IKM, ditargetkan 1 (satu) IKM dan terealisasi 2 (dua) IKM. Kegiatan tersebut adalah Bimbingan teknis dan asistensi dan manajemen pada CV. ADIFA dan Koperasi Sukses iii

5 Global Mandiri. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki manajemen pengelolaan IKM. Kegiatan meliputi pendampingan teknis pengolahan produk, bimbingan manajemen pembukuan dan pemasaran. Realisasi Anggaran TA 2017: Pagu TA 2017 Rp ,- realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 97,36%. Rincian realisasi sebagai berikut: 1. Pagu Rupiah murni sebesar , realisasi Rp ,- atau sebesar 96,90%. 2. Pagu Penggunaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp ,- realisasi Rp ,- atau sebesar 98,74%. Realisasi Penerimaan PNBP TA 2017: Realisasi Penerimaan PNBP dari target sebesar Rp ,- melampaui target sebesar Rp ,- atau %. Kendala: Pencapaian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pada tahun 2017 telah sesuai target, namun masih ada kendala yang ditemukan dalam hal : (1) Penetapan indikator sasaran kinerja belum sepenuhnya in line dengan dukungan penganggaran yang disebabkan masih kurang sinkronnya antara proses penyusunan anggaran yang disusun lebih awal dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja yang disusun kemudian, sehingga terkesan beberapa pencapaian indikator ada yang tidak mendapat dukungan penganggaran; (2) Keterbatasan penyediaan anggaran Litbang yang memadai guna memenuhi kebutuhan baik peralatan proses dan pengujian Litbang maupun biaya operasionalnya, sehingga Tim Litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan masih kesulitan menciptakan penelitian-penelitian yang menjadi problem solving industri hasil perkebunan; (3) Belum adanya sharing cost dengan industri disebabkan IKM yang ditawarkan untuk kerjasama Litbang masih mengharap sepenuhnya sumber anggaran berasal dari pemerintah (Balai Besar Industri Hasil Perkebunan); (4) Masih adanya hambatan realisasi pada kegiatan yang bersumber dana PNBP yang disebabkan realisasi penerimaan PNBP sangat fluktuatif tergantung dari pembayaran pelanggan dan penerimaan PNBP yang lebih besar di akhir tahun mengakibatkan terhambat terbitnya revisi penggunaan PNBP. iv

6

7 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Ikhtisar Eksekutif... ii Daftar Isi. v Daftar Tabel... vi Daftar Lampiran... vii Bab 1 Pendahuluan... 1 A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi... 1 B. Peran Strategis Organisasi... 2 C. Struktur Organisasi. 5 D. Potensi.. 9 Bab 2 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja A. Rencana Strategis Organisasi B. Rencana Kinerja C. Rencana Anggaran D. Dokumen Perjanjian Kinerja Bab 3 Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi B. Realisasi Anggaran Bab 4 Penutup A. Kesimpulan B. Permasalahan dan Kendala C. Saran dan Rekomendasi Lampiran vi

8 DAFTAR TABEL 1.1 Profil SDM berdasarkan jabatan dan pendidikan Tujuan dan sasaran strategis organisasi ( ) Indikator kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Rincian anggaran tahun 2017 sebelum revisi Rincian anggaran tahun 2017 sesudah revisi Alokasi pagu anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA Perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Rencana aksi perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Capaian Kinerja Rencana Strategis (Renstra) Tahun Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Matriks alur IKU BPPI sampai perjanjian kinerja BBIHP TA Rencana aksi perjanjian kinerja TA Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan Rencana dan Realisasi kegiatan Litbang prioritas yang dikembangkan Tahun Hasil Litbang yang telah diimplementasikan Realisasi hasil Litbang yang telah diimplementasikan Tahun Kegiatan problem solving Realisasi Kegiatan Problem Solving Tahun Kerjasama Litbang instansi dengan industri Realisasi Kerjasama Litbang dengan Industri Tahun Target dan realisasi Tingkat kepuasan pelanggan Realisasi tingkat kepuasan pelanggan dari tahun Target dan realisasi Paket Peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai Realisasi keuangan berdasarkan Renstra BBIHP TA Realisasi keuangan berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun Realisasi anggaran kegiatan per triwulan Tahun Realisasi Anggaran Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Tahun Perkembangan Realisasi Anggaran TA Pagu dan realisasi Penerimaan PNBP tahun Pagu dan realisasi Penggunaan PNBP tahun Jenis dan Realisasi Penerimaan PNBP TA Penerimaaan PNBP berdasarkan jenis layanan Tahun vii

9 FTAR TABELAR TABEL DA DAFTAR LAMPIRAN 1. Pengukuran Kinerja Perjakin Jumlah Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan 3. Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Telah Diimplementasikan 4. Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving) 5. Kerjasama Litbang dengan Instansi/ Industri 6. Indeks Kepuasan Pelanggan 7. Bimbingan Teknis dan Asistensi IKM viii

10 BAB 1 PENDAHULUAN A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 119/M- IND/PER/11/2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Baristand Industri Dalam Masa Peralihan Terkait Perubahan Struktur Organisasi Eselon I Kementerian Perindustrian menetapkan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor: 48/M-IND/PER/6/2006 sebagai unit pelaksana teknis di bawah Badan Penelitian dan pengembangan Industri Kementerian Perindustrian. Tugas pokok dari Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri hasil perkebunan sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan pengembangan Industri. Sedangkan fungsi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah: a. Pelaksanaan penelitian, dan pengembangan dan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan penanggulangan pencemaran industri hasil perkebunan; b. Pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses; c. Penelitian, pengembangan, perancangan, penerapan standardisasi; d. Pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, hasil ikutan dan limbah; e. Pelaksanaan pelayanan teknis kalibrasi peralatan; f. Pelaksanaan inspeksi teknis; g. Pelaksanaan alih teknologi penelitian dan pengembangan; h. Pelaksanaan penyuluhan termasuk pembinaan teknis dan ekonomis, konsultansi, dan informasi; i. Pelaksanaan pemasaran dan kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi; j. Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBIHP dan penyusunan laporan serta evaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan. 1

11 B. PERAN STRATEGIS ORGANISASI Program Trisakti Pemerintah Republik Indonesia yaitu Berdaulat Dibidang Politik, Berdikari Dibidang Ekonomi, dan Berkepribadian Dalam Kebudayaan. Dimana khusus penjabaran trisakti kedua, berkaitan langsung dengan Kementerian Perindustrian yaitu Berdikari dalam ekonomi diwujudkan dalam pembangunan demokrasi ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan di dalam pengelolaan keuangan negara dan pelaku utama dalam pembentukan produksi dan distribusi Nasional. Negara memiliki karakter kebijakan dan kewibawaan pemimpin yang kuat dan berdaulat dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi rakyat melalui penggunaan sumber daya ekonomi nasional dan anggaran untuk memenuhi hak dasar warganegara. Lanjut pada Sembilan program strategis Nawacita point 6 dan 7 yaitu Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; dan Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Tentunya Program Trisakti dan Nawacita tersebut yang merupakan bagian dari visi misi Jokowi JK harus kita laksanakan sesuai dengan lingkup tupoksi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Sesuai dengan amanah UU No. 3 Tentang Perindustrian tahun 2015 yang dijabarkan dalam peraturan Pemerintah No. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang RIPIN tahun (Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional). Dalam rangka Bangun industri nasional berisikan industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas. Ditetapkan 10 industri prioritas dimana BBIHP harus mampu memberi peran tupoksi (kelitbangan dan pelayanan jasa teknis) terhadap 3 dari 10 industri prioritas yang ditetapkan, yaitu: (1) Industri Pangan; (2) Industri Farmasi, Kosmetik; dan (3) Industri Hulu Agro. Balai Besar Industri Hasil Perkebunan ikut menunjang pertumbuhan industri secara nasional dan regional khususnya di Kawasan Timur Indonesia. Kondisi daerah yang mempunyai beberapa keunggulan dalam sumber daya alam yang belum dikelola secara optimal, akan menjadi fokus perhatian pelayanan kelitbangan BBIHP dan akan menjadi penggerak utama dan ujung tombak dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya alam khususnya yang meliputi : 1. Mengembangkan industri, khususnya industri kecil dan menengah, dengan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi, bahan baku, proses, peralatan dan produk; 2

12 2. Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada masyarakat industri; 3. Memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat industri dalam hal standardisasi dan pengawasan mutu; 4. Memberikan bantuan teknik tentang teknologi proses dan peralatan; 5. Memberikan bantuan penanggulangan pencemaran akibat aktivitas industri Dari sebelas Balai Besar di lingkup BPPI, BBIHP merupakan unit Balai Besar satu-satunya yang berada di luar Pulau Jawa. Hal ini menyebabkan BBIHP memiliki peran yang cukup strategis dalam menjalankan kebijakan-kebijakan strategis baik yang ditetapkan oleh BPPI maupun Kementerian Perindustrian. Dalam menjalankan tupoksinya sebagai lembaga Litbang dan unit pelayanan jasa teknis BBIHP memiliki potensi pengembangan Litbang dan pelayanan jasa teknis yang besar, keberadaanya yang berlokasi di kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang pengembangan pembangunan di Kawasan Indonesia Timur menjadikan BBIHP sebagai ujung tombak pelayanan dan pembinaan industri di Kawasan Timur Indonesia khususnya. Namun potensi pelayanan jasa yang besar ini belum didukung oleh kesiapan sumber daya yang dimiliki BBIHP yang terbatas. Sejak enam tahun terakhir ( ) telah terjadi peningkatan jumlah pelayanan jasa teknis BBIHP hal ini bisa ditunjukkan dari peningkatan jumlah perusahaan/industri dan perorangan yang mendapat pelayanan oleh BBIHP dan diiringi dengan peningkatan jumlah penerimaan PNBP. Hal ini antara lain menunjukkan bahwa selain tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi kepada pelayanan BBIHP juga disebabkan semakin besarnya potensi pelayanan jasa teknis ke industri akibat dari pertumbuhan dan pengembangan industri di Indonesia Timur yang semakin meningkat. Sehingga secara beriringan dan berkelanjutan BBIHP harus selalu siap memberi pelayanan yang optimal dan mampu mengimbangi perkembangan potensi pelayanan jasa teknis kepada industri yang semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan pelayanan tentunya berdampak pada peningkatan kebutuhan sumber daya pelayanan dalam hal ini SDM, sarana prasarana laboratorium, fasilitas pelayanan publik dan mekanisme pelayanan yang profesional. Tuntutan peningkatan pelayanan berkaitan erat dengan peningkatan kebutuhan fasilitas dan operasional pelayanan (fasilitas laboratorium uji, operasional sampling dan pengujian, SDM dan sarana pendukung lainnya). Pelayanan Jasa Teknis BBIHP yang paling besar masih bersumber dari pengujian dan pengambilan sampel uji. Potensi kebutuhan pelayanan ini semakin meningkat sedangkan kapasitas 3

13 pelayanan pengujian dan pengambilan sampel tidak bertambah bahkan perlu diperbaharui karena beberapa peralatan laboratorium sudah tua, hal ini menyebabkan beberapa penawaran kerjasama pengujian dan sampling dari industri (calon pelanggan baru) untuk sementara ditolak karena ketidakmapuan memberi pelayanan sesuai target kontrak kerjasama, sehingga hanya mampu mempertahankan pelayanan pada pelanggan lama. Kondisi ini menjadi kendala yang serius bagi kementerian perindustrian sebagai pembina industri karena ketidakmampuan mengantisipasi kebutuhan pelayanan pada industri khususnya dalam rangka peningkatan daya saing industri dan berwawasan lingkungan di daerah. BBIHP sebagai lembaga pelayanan beberapa jenis jasa teknis, merupakan unit pengelola PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Besarnya jumlah pelayanan berdampak pada besarnya jumlah penerimaan PNBP. Penerimaan PNBP ini dikelola untuk menunjang biaya operasional pelaksanaan jasa teknis, termasuk penyedia fasilitas pendukung pelayanan. Namun dengan jumlah penerimaan PNBP yang diperoleh (sesuai dengan standar tarif penerimaan PNBP) masih belum mampu menjadi sumber pembiayaan seluruh kebutuhan pengeloaan pelayanan jasa termasuk dalam penyediaan aset-aset atau fasilitas laboratorium. Karena pengadaan aset-aset tersebut cukup mahal dan terbatas. Sebagai unit pengelola PNBP, BBIHP harus melakukan usulan target penerimaan PNBP setiap tahunnya untuk dialokasi dalam pagu anggaran tahun berikutnya. Tentunya dengan asumsi penerimaan PNBP tersebut akan dikelola sesuai dengan kebutuhan operasional pelaksanaan layanan jasa teknis. Namun pada kenyataannya struktur anggaran yang disediakan mengharuskan sumber dana PNBP menanggung pembiayaan operasional perkantoran yang semestinya masih bersumber pada Rupiah Murni (RM). Struktur penganggaran yang tersedia selama ini masih belum berimbang antara jumlah lokasi anggaran bersumber RM dengan PNBP. Kenaikan pagu akibat penerimaan PNBP tidak diimbangi dengan kenaikan RM. Yang terjadi malah sebaliknya, sehingga anggaran yang sedianya diperuntukkan untuk pengelolaan PNBP masih harus dibagi pada kegiataan yang semestinya bersumber dari RM. Sehingga akan sangat mempengaruhi pemberian pelayanan yang profesional kepada industri dan akan mempengaruhi kemampuan pencapaian target penerimaan PNBP yang telah ditetapkan. Seperti diketahui jika pelayanan ditargetkan berkelanjutan harus pula dibuatkan perencanaan anggaran yang terstruktur dan terencana. Jika sejak perencanaan anggaran sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pencapaian target sejak awal, tentunya akan sangat mempengaruhi realisasi kegiatan dan akan berdampak pada perkembangan organisasi pada tahun-tahun berikutnya. Untuk itu perlu kiranya 4

14 dilakukan penyamaan persepsi terhadap pengalokasian pagu anggaran yang berimbang terhadap kebutuhan masing-masing satker dalam lingkup BPPI khususnya dan lingkup Kemenperin umumnya. C. STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar 1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian di lingkungan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program, evaluasi dan laporan; b. Pelaksanaan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara; dan 5

15 c. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, urusan perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan serta urusan kepegawaian. Bagian Tata Usaha terdiri dari : (1) Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara. (3) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan gedung, peralatan kantor dan laboratorium serta urusan kepegawaian. 2. Bidang Pengembangan Jasa Teknik mempunyai tugas melaksanakan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengembangan Jasa Teknik menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha; dan b. Perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi bagi peningkatan pelayanan jasa teknologi pada industri, serta pengelolaan perpustakaan. Bidang Pengembangan Jasa Teknik terdiri dari: (1) Seksi Pemasaran dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha. (2) Seksi Informasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan perpustakaan. 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, penelitian dan pengembangan bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, teknologi proses, rancang bangun dan perekayasaan industri, hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan. 6

16 Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan dan pelaksanaan teknologi pengolahan hasil perkebunan pasca panen; dan b. Perencanaan dan pelaksanaan teknologi diversifikasi produk hilir. Bidang Penelitian dan Pengembangan terdiri dari : (1) Seksi Teknologi Pengolahan Pasca Panen mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan, alih teknologi dan konsultansi di bidang industri hasil perkebunan pasca panen dan hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan. (2) Seksi Teknologi Diversifikasi Produk Hilir mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan alih teknologi dan konsultansi di bidang diversifikasi produk hilir industri hasil perkebunan. 4. Bidang Penilaian Kesesuaian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, produk industri serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penilaian Kesesuaian menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, serta pelaporan dan evaluasi hasil pengujian; b. Perencanaan dan pelaksanaan kalibrasi peralatan, evaluasi hasil kalibrasi, penyiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang; dan c. Perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi. Bidang Penilaian Kesesuaian terdiri dari: (1) Seksi Pengujian dan Kalibrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, pelaporan dan evaluasi hasil pengujian, pelaksanaan kalibrasi peralatan, dan evaluasi hasil kalibrasi, serta persiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang. 7

17 (2) Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, keselamatan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi. 5. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. (1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 terdiri dan sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang dipilih oleh kelompok pejabat fungsional yang bersangkutan dan ditetapkan oleh Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. (3) Jumlah dan jenis tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8

18 D. POTENSI Sebagai satker pengelola PNBP di daerah, BBIHP diberi tugas memberikan layanan jasa yang hingga tahun 2016 mampu memberikan tujuh jenis layanan, yaitu (1) Layanan Sertifikasi Produk (LSPro), (2) Layanan Pengujian, (3) Layanan Kalibrasi Alat, (4) Layanan Konsultansi, (5) Layanan Pelatihan SDM Industri, (6) Layanan Pemantauan Lingkungan, (7) Layanan lainnya termasuk bimbingan mahasiswa/siswa. Untuk itu BBIHP telah memiliki sarana dan prasaran yang mendukung layanan tersebut. a. Kelembagaan Jika dilihat dari aspek kelembagaan, dapat dikatakan BBIHP sudah cukup memadai dalam melaksanakan tupoksi dan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Aspek kelembagaan ini menjadi suatu potensi yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan untuk memperkuat perannya sebagai lembaga penelitian di bidang industri hasil perkebunan dan lembaga pengelola PNBP untuk layanan jasa teknis. BBIHP mempunyai peran yang sangat vital dalam upaya pengembangan industri hasil perkebunan, hal ini didukung oleh kegiatan penelitian industri hasil perkebunan dan juga kegiatan pengujian, kalibrasi serta kegiatan sertifikasi produk. Laboratorium Uji BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LP-110-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 28 komoditi yaitu: 1) Air Minum Dalam Kemasan; 15) Biskuit; 2) Mie Instan; 16) Minyak Goreng Sawit 3) Garam konsumsi beryodium; 17) Biji Kakao; 4) Tepung terigu; 18) Kopi Biji; 5) Pupuk NPK padat; 19) Semen Portland Tipe I; 6) Pupuk Urea; 20) Semen Portland Pozzolan; 7) Pupuk Dolomit; 21) Semen Portland Komposit; 8) Pupuk Kalium Klorida; 22) Air Minum dan Air Bersih; 9) Pupuk Haspramin; 23) Air Permukaan; 10) Pupuk Super Fosfat 36; 24) Air Limbah; 11) Kakao Bubuk; 25) Udara Ambien; 12) Gula Kristal Rafinasi; 26) Kebisingan; 9

19 13) Gula Kristal Putih; 27) Intensitas Cahaya; 14) Kakao Massa; 28) Emisi. Laboratorium uji terdiri dari laboratorium air dan lingkungan, laboratorium kimia, laboratorium mikrobiologi serta laboratorium fisika dan mekanik. Masing-masing laboratorium telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pengujian. Laboratorium Kalibrasi BBIHP memiliki laboratorium kalibrasi yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LK-139-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 4 Bidang yaitu: 1)Bidang Massa; 2)Bidang Temperatur; 1) Bidang Volumetrik; serta 4) Bidang Intrumen Analitik. LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) BBIHP memiliki LSpro yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LSPr-018-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 7 (tujuh ) Komoditi yaitu: 1). AMDK; 2) Mie Instan ; 3) Tepung terigu; 4) Pupuk urea; 5) Pupuk NPK padat; 6) Pupuk SP 36; 7) Garam Konsumsi Beryodium; 8) Minyak goreng sawit; 9) Biskuit; 10) Kakao Bubuk; 11) Kakao Massa b. Kemampuan Layanan Selain dari layanan kelembagaan LSPro, Lab. Uji, dan Lab. Kalibrasi, Inkubator Bisnis, Sentra HaKI, BBIHP juga mempunyai kemampuan layanan sebagai berikut: 1) Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri; 2) Konsultansi; 3) Pelatihan Teknis kepada SDM Industri; 4) Pemantauan lingkungan; dan 5) Jasa Pengambilan Sampel. Tersedianya layanan-layanan tersebut diharapkan mampu mendukung kelancaran kegiatan pelayanan publik yang akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dalam bermitra dengan BBIHP. c. Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BBIHP didukung oleh Sumber Daya Manusia sejumlah 83 Orang. Jumlah Sumber Daya Manusia ini merupakan suatu potensi yang dapat didayagunakan dalam menunjang tupoksi BBIHP. Jabatan terdiri dari eselon II sebanyak 1 Orang, eselon III sebanyak 4 orang dan eselon IV sebanyak 9 orang. Untuk jabatan fungsional terdiri dari 10

20 fungsional peneliti sebanyak 15 orang, fungsional perekayasa 9 orang, fungsional litkayasa sebanyak 3 orang, penguji mutu barang sebanyak 8 orang, pustakawan sebanyak 1 orang, arsiparis sebanyak 4 orang, pengendali dampak lingkungan sebanyak 1 orang, pranata humas sebanyak 1 orang, dan perencana sebanyak 1 orang. Serta fungsional umum sebanyak 26 orang. Rincian profil SDM menurut jabatan dan pendidikan disajikan pada tabel 1.1 profil SDM berdasarkan jabatan dan pendidikan. Tabel 1.1 Profil SDM berdasarkan jabatan dan Pendidikan No Jabatan Jumlah S2 S1 D3 SLTA SLTP SD 1 Struktural Eselon II Struktural Eselon III Struktural Eselon IV Fungsional Peneliti Fungsional Perekayasa Fungsional teknisi litkayasa Fungsional PMB Fungsional pustakawan Fungsional arsiparis Pengendali dampak 1 1 lingkungan. 11 Pranata Humas Perencana Umum Total

21 BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI Visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah membawa Indonesia untuk menjadi Sebuah negara industri tangguh di dunia, dengan visi yaitu Pada tahun 2020 Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru. Hal ini terwujud dalam kondisi bahwa pada tahun tersebut kemampuan industri nasional telah diakui di dunia internasional, yang mampu menjadi basis kekuatan ekonomi modern secara struktural pada masa depan, sekaligus mampu menjadi wahana tumbuh-suburnya ekonomi, maka sebagai visi Kementerian Perindustrian Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan Misi Pembangunan Industri: Memperkuat dan memperdalam struktur Industri nasional untuk mewujudkan industri Nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan; Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi; Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional. Penjabaran UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang RIPIN tahun (Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional) menjadikan BBIHP harus mampu memberi peran tupoksi (kelitbangan dan pelayanan jasa teknis) terhadap 3 dari 10 industri prioritas yang ditetapkan, yaitu: (1) Industri Pangan; (2) Industri Farmasi, Kosmetik; dan (3) Industri Hulu Agro. Penetapan arah pembangunan indusri yang diselaraskan dengan tupoksi BBIHP diatas akan menjadi fokus sasaran strategi pada setiap kegiatan tahunan BBIHP sesuai dengan kompetensi dan sumber daya BBIHP sendiri Sedangkan visi Badan Penelitian Pengembangan Industri adalah Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis 12

22 teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global Sebagai implementasi dari visi Kementerian Perindustrian dan visi Badan Penelitian dan pengembangan Industri maka Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah menetapkan visinya untuk memberikan suatu pedoman dan pendorong untuk mencapai tujuannya. Visi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan didefinisikan sebagai berikut: Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan dan Penyedia Layanan Jasa Teknis Yang Unggul dan Terdepan Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan selanjutnya menetapkan misi nya yang merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yang akan membawa institusi kepada suatu fokus. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan kurun waktu adalah sebagai berikut yaitu : 1. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang inovatif dan berorientasi pada kebutuhan industri. 2. Meningkatkan pelayanan jasa teknis yang bertkualitas dan profesional. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 1. Tujuan Strategis Tujuan strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan menggambarkan arah prioritas strategis institusi dan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi institusi dan isu-isu strategis. Tujuan ini merupakan penjabaran atau implementasi dari misi institusi dan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Tujuan strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah sebagai berikut: Meningkatkan peran Litbang dan layanan jasa teknis dalam mendukung industri yang tangguh dan berdaya saing Indikator tujuan strategis terdiri dari tiga: 1. Jumlah industri yang memanfaatkan hasil Litbang 2. Jumlah industri yang memanfaatkan jasa teknis 3. Indeks kepuasan pelanggan 13

23 Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkanlah langkah-langkah strategis yang tersusun sebagai saran strategis. 2. Sasaran Strategis Sasaran strategis disini adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh organisasi setiap dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator pencapaian sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing. Untuk dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan strategi secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara nyata terhadap tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis. Penentuan Sasaran Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mengacu pada Perspektif Pemangku Kepentingan, Rencana Strategis Kementerian Perindustrian yaitu Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Pengembangan Inovasi dan Penguasaan Teknologi. Maka ditetapkan untuk kurun waktu adalah sebagai berikut: Sasaran Strategis I. Meningkatkan Kapabilitas Litbang BBIHP Dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan Indikator kinerja: a. Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang siap dikembangkan b. Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang telah diimplementasikan c. Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving) d. Jumlah Kerjasama Litbang instansi dengan industri Untuk sasaran strategi ke-dua mengacu Perspektif Proses Internal Kepentingan, Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Informasi Publik maka ditetapkan Sasaran strategis Ke-2 Rencana Strategis Balai Besar industri Hasil Perkebunan yaitu: 14

24 Sasaran Strategis II. Meningkatnya Profesionalisme dan Kapasitas Layanan Jasa Teknis Indikator kinerja: a. Jumlah sampel uji b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi f. Jumlah desain/prototype yang digunakan industri g. Jumlah SDM industri yang terdidik Sasaran Strategis ke-3 adalah sebagai pendukung untuk sasaran utama Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yaitu: Sasaran Strategis III. Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen Indikator kinerja: a. Jumlah SDM yang kompeten b. Jumlah infrastruktur, sarana, dan prasarana fasilitas perkantoran c. Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN d. Jumlah KTI yang dipublikasikan e. Jumlah hasil Litbang yang didaftarkan untuk mendapat paten f. Jumlah promosi dan kerjasama g. Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan, pelaporan, monitoring dan evaluasi Tujuan dan sasaran strategis organisasi tahun telah dijabarkan secara detail dalam Matriks Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Karena sifatnya yang spesifik, suatu kegiatan/jasa layanan yang sejenis apalagi yang berbeda jenis, akan memerlukan sumber daya keahlian, sarana dan waktu penyelesaian yang berbeda dari yang lainnya. Uraian sasaran strategis RENSTRA Balai Besar industri Hasil Perkebunan disajikan pada tabel 2.1 Tujuan dan sasaran strategis organisasi ( ). 15

25 Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis Organisasi ( ) SASARAN TUJUAN 1 Meningkatkan peran Litbang dan layanan jasa teknis dalam mendukung indusri yang tangguh dan berdaya saing URAIAN Meningkatnya Kapabilitas Litbang BBIHP dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan Meningkatnya Profesionalisme dan Kapasitas Layanan Jasa Teknis Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen INDIKATOR a. Jumlah hasil Litbang dan perekayasaan yang siap dikembangkan b. Jumlah hasil Litbang dan perekayasaan yang telah diimplementasikan c. dipublikasikan d. Jumlah hasil Litbang dan perekayasaan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving) e. Jumlah kerjasama litbang instansi dengan industri a. Jumlah sampel uji b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi f. Jumlah desain/prototype yang digunakan industri g. Jumlah SDM industri yang terdidik a. Jumlah SDM yang kompeten b. Jumlah Infrastruktur, Sarana, dan Prasarana Fasilitas Perkantoran c. Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN d. Jumlah KTI yang dipublikasikan e. Jumlah hasil litbang yang didaftarkan untuk mendapatkan paten f. Jumlah promosi dan kerjasama g. Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan, pelaporan, monitoring dan evaluasi 16

26 B. RENCANA KINERJA Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa Rencana Kinerja BBIHP tahun 2017 ini disusun berdasarkan matriks Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Sasaran strategis adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh organisasi dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator pencapaian sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing. Sasaran diupayakan dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan strategi secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara nyata terhadap tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis. Sasaran yang ingin dicapai BBIHP pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kapabilitas Litbang BBIHP dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan; 2. Meningkatnya Profesionalisme dan Kapasitas Layanan Jasa Teknis; 3. Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen. Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut maka perlu disusun rencana kinerja BBIHP dengan mempertimbangkan kapasitas sumber daya termasuk alokasi anggaran yang dibutuhkan. Format rencana kinerja BBIHP disajikan pada tabel 2.2 Indikator kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran Tabel 2.2 Indikator Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2017 NO PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS 1 Meningkatnya Kapabilitas Litbang BBIHP dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan 2 Meningkatnya Profesionalisme dan INDIKATOR KINERJA Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang siap dikembangkan Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang telah diimplementasikan. TARGET KINERJA BBIHP 1 Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan 1 yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving) Jumlah Kerjasama litbang instansi 2 dengan industri Jumlah sampel uji Jumlah peralatan yang dikalibrasi. 175 Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan

27 NO PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS Kapasitas Layanan Jasa Teknis 3 Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen INDIKATOR KINERJA Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling. TARGET KINERJA BBIHP 23 Jumlah orang/perusahaan yang 3 berkonsultansi. Jumlah SDM industri yang terdidik. 15 Jumlah desain/prototype yang 0 digunakan industri Jumlah SDM yang kompeten. 21 Jumlah infrastruktur, sarana, dan 100 prasarana fasilitas perkantoran Jumlah ruang lingkup pengakuan 26 komoditi LPK yang diakui oleh KAN Jumlah KTI yang dipublikasikan 10 Jumlah hasil litbang yang didaftarkan 2 untuk mendapat paten Jumlah promosi dan publikasi balai 8 (event) Jumlah dokumen perencanaan, 5 penganggaran, keuangan, pelaporan, monitoring dan evaluasi C. RENCANA ANGGARAN Pada awal tahun anggaran 2017, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mendapat pagu anggaran dari APBN melalui DIPA No. SP DIPA /2017 tanggal 07 Desember 2016 sebesar Rp , dengan rincian Pagu berdasarkan per jenis belanja yaitu: Belanja Pegawai sebesar Rp , Belanja Barang sebesar Rp (Belanja Operasional sebesar Rp dan Belanja Non Operasional sebesar Rp ), Belanja Modal sebesar Rp Pagu Anggaran (DIPA) awal Balai Besar Industri Hasil Perkebunan disajikan pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Rincian Anggaran Tahun 2017 sebelum Revisi KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 001 Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Hasil Perkebunan 18,254,511, ,556, Penelitian Bidang Hasil Perkebunan 290,556,000 18

28 KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN A B Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak Kakao Sebagai Oleogator Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak Kakao Sebagai Oleogator 155,846, ,710, Jasa Teknis Industri 2,501,517, Layanan Pengujian Dan Pemantauan Lingkungan 2,284,792,000 A Layanan Pengujian Dan Pemantauan Lingkungan 2,284,792, Layanan Kalibrasi 69,005,000 A Layanan Kalibrasi 69,005, Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500,000 A Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500, Layanan Sertifikasi 143,220,000 A Layanan Sertifikasi 143,220, Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1,301,370, Pengembangan Dan Pembinaan Kompetensi 132,294,000 A Diklat Teknis/manajemen 59,420,000 B Magang Industri 24,450,000 C TP2U Penilai Angka Kredit 9,500,000 D Diklat Struktural 34,654,000 E Pengkajian Teknometer Penelitian 4,270, Dokumen Perencanaan, Keuangan, Dan Pelaporan 251,781,000 A Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Ta ,920,000 B Monitoring Dan Evaluasi 45,831,000 C Review Renstra ,020,000 D Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi 83,470,000 E Pengelolaan Keuangan Dan BMN 15,540, Peningkatan Kemampuan Sistem Mutu Dan 237,878,000 Laboratorium A Workshop Dan Sosialisasi 28,720,000 B Penerapan Dan Penyempurnaan ISO Dan SOP-AP 29,220,000 C Penyusunan SPIP 34,930,000 D Penerapan Budaya Kerja 5k 28,790,000 E Reakreditasi Dan Surveilen Akreditasi Lspro 41,350,000 F Surveilen Laboratorium Uji BBIHP 52,408,000 G Surveilen Laboratorium Kalibrasi BBIHP 22,460, Publikasi, Promosi, Dan Pengelolaan Sistem 679,417,000 Informasi A Pengelolaan Website BBIHP 10,700,000 B Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan 42,180,000 C Pengembangan Sistem Layanan Publik BBIHP 12,730,000 D Inkubator Bisnis 204,518,000 19

29 KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN E Pengembangan Pasar 93,980,000 F Penerbitan Jurnal Industri Hasil Perkebunan Versi Elektronik 39,090,000 G Penerbitan Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Industri 17,780,000 H Pameran 37,210,000 I Kerjasama Riset 200,769,000 J Pembinaan Dan Penerapan HKI 20,460, Layanan Internal (overhead) 463,480, Pengadaan Perangkat Pengolah Data Dan 36,100,000 Komunikasi A Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 36,100, Pengadaan Peralatan Perkantoran 179,850,000 A Pengadaan Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 179,850, Pengadaan Alat Laboratorium 247,530,000 A Pengadaan Peralatan Laboratorium 247,530, Layanan Perkantoran 13,697,588, Gaji Dan Tunjangan 10,537,588,000 A Pembayaran Gaji Dan Tunjangan 10,537,588, Operasional Dan Pemeliharaan Kantor 3,160,000,000 A Kesehatan Pegawai 167,230,000 B Keperluan Perkantoran 1,063,610,000 C Belanja Langganan 561,130,000 D Pemeliharaan Bangunan, Sarana, Dan Prasarana 719,840,000 E Operasional Perkantoran Lainnya 648,130, Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 44,000, Output Cadangan 44,000, Output Cadangan 44,000,000 TOTAL 18,298,511,000 Pagu Anggaran (DIPA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah mengalami perubahan yang disebabkan oleh revisi anggaran karena adanya penghematan dan pemotongan anggaran serta penambahan pagu penggunaan PNBP dan Pagu Gaji. Tabel 2.4 menunjukan Rincian Anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pasca revisi per 31 Desember

30 Tabel 2.4 Rincian Anggaran Tahun 2017 sesudah Revisi KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 001 Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Hasil Perkebunan 20,173,260, ,556, Penelitian Bidang Hasil Perkebunan 290,556,000 A B Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak Kakao Sebagai Oleogator Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak Kakao Sebagai Oleogator 155,846, ,710, Jasa Teknis Industri 2,971,517, Layanan Pengujian Dan Pemantauan Lingkungan 2,698,792,000 A Layanan Pengujian Dan Pemantauan Lingkungan 2,698,792, Layanan Kalibrasi 69,005,000 A Layanan Kalibrasi 69,005, Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500,000 A Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500, Layanan Sertifikasi 199,220,000 A Layanan Sertifikasi 199,220, Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1,323,800, Pengembangan Dan Pembinaan Kompetensi 99,654,000 A Diklat Teknis/manajemen 57,420,000 B Magang Industri 24,450,000 C TP2U Penilai Angka Kredit 8,000,000 D Inhouse Training Pemahaman CPPOB Dan ISO 9001 : 5,514, E Pengkajian Teknometer Penelitian 4,270, Dokumen Perencanaan, Keuangan, Dan Pelaporan 305,734,000 A Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Ta ,920,000 B Monitoring Dan Evaluasi 105,304,000 C Review Renstra ,500,000 D Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi 83,470,000 E Pengelolaan Keuangan Dan BMN 15,540, Peningkatan Kemampuan Sistem Mutu Dan Laboratorium 215,065,000 A Workshop Dan Sosialisasi 18,187,000 B Penerapan Dan Penyempurnaan ISO Dan SOP-AP 23,700,000 C Penyusunan SPIP 34,930,000 D Penerapan Budaya Kerja 5k 28,790,000 E Reakreditasi Dan Surveilen Akreditasi Lspro 41,350,000 21

31 KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN F Surveilen Laboratorium Uji BBIHP 52,408,000 G Surveilen Laboratorium Kalibrasi BBIHP 15,700, Publikasi, Promosi, Dan Pengelolaan Sistem 703,347,000 Informasi A Pengelolaan Website BBIHP 10,700,000 B Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan 42,180,000 C Pengembangan Sistem Layanan Publik BBIHP 12,730,000 D Inkubator Bisnis 144,750,000 E Pengembangan Pasar 185,148,000 F Penerbitan Jurnal Industri Hasil Perkebunan Versi Elektronik 33,020,000 G Penerbitan Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Industri 17,780,000 H Pameran 37,210,000 I Kerjasama Riset 200,769,000 J Pembinaan Dan Penerapan HKI 19,060, Layanan Internal (overhead) 1,304,780, Pengadaan Perangkat Pengolah Data Dan 79,000,000 Komunikasi A Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 79,000, Pengadaan Peralatan Perkantoran 304,850,000 A Pengadaan Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 304,850, Pengadaan Alat Laboratorium 920,930,000 A Pengadaan Peralatan Laboratorium 920,930, Layanan Perkantoran 14,282,607, Gaji Dan Tunjangan 11,056,586,000 A Pembayaran Gaji Dan Tunjangan 11,056,586, Operasional Dan Pemeliharaan Kantor 3,226,021,000 A Kesehatan Pegawai 167,230,000 B Keperluan Perkantoran 1,028,951,000 C Belanja Langganan 550,870,000 D Pemeliharaan Bangunan, Sarana, Dan Prasarana 830,840,000 E Operasional Perkantoran Lainnya 648,130, Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 44,000, Output Cadangan 44,000, Output Cadangan 44,000,000 TOTAL 20,217,260,000 22

32 Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi hasil perkebunan selain bersumber dari rupiah murni juga dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pagu berdasarkan sumber Pendanaan yaitu: Rupiah Murni (RM) sebesar Rp ,- dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp Jenis belanja berdasarkan sumber dana disajikan pada tabel 2.4. Tabel 2.5. Alokasi pagu anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA 2017 Sumber Jenis Belanja (dalam ribuan rupiah) Jumlah (Rp) Dana Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal RM PNBP Total D. DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan dukungan pembiayaan yang telah disetujui dalam bentuk DIPA, maka ditetapkanlah kinerja yang akan dicapai. Dengan telah diterbitkannya Inpres Nomor 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan Surat Edaran Menteri Negara PAN Nomor: SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Perjanjian Kinerja, Kementerian Perindustrian telah membuat Penetapan Kinerja tahun 2017 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Perjanjian kinerja terdiri dari lembar naskah perjanjian dan lembar lampiran yang memuat 4 (empat) sasaran strategis yang terdiri dari 6 (enam) indikator kinerja yang disertai target masing-masing indikator kinerja. Perjanjian Kinerja yang telah disepakati antara Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri adalah pernyataan komitmen Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dalam mewujudkan target kinerja tahunan sesuai dengan Tupoksi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Sasaran strategis, indikator kinerja serta target dimuat dalam Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA seperti tabel 2.6 Perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun

33 Tabel 2.6. Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2017 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan Hasil Litbang yang telah diimplementasikan 1 Penelitian 1 Penelitian 2 Meningkatnya Kerjasama Litbang Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving) Kerjasama Litbang Instansi dengan Industri 1 Paket teknologi 2 Kerja sama 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Tingkat Kepuasan Pelanggan Indeks 3,6 4 Meningkatnya Daya Saing Industri Melalui Bimbingan dan Asistensi Bimbingan Asistensi dan IKM 1 IKM Dari matrik tersebut, untuk pedoman pelaksanaan dalam mencapai target kinerja telah disusun Rencana Aksi perjanjian kinerja seperti diuraikan pada tabel

34 No. Sasaran Strategis Tabel 2.7. Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2017 Target Fisik(%) Rencana kegiatan Target Fisik(%) Rencana Kegiatan Target Fisik(%) Rencana Kegiatan Hasil litbang prioritas 1 Penelitian Pelaksanaan Technology Pelaksanaan Technology yang dikembangkan - Usulan judul litbang Readiness Level (TRL) Readiness Level (TRL) Meningkatnya hasilhasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri Indikator Kinerja Hasil litbang yang telah diimplementasikan Jasa konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (problem solving ) Target 1. Penelitian Pengembangan Sediaan Zat Warna Alami dari Kakao sebagai Bahan Pewarna Kosmetik - Penyusunan rencana kerja dan pembentukan tim - Pelaksanaan kegiatan litbang - Pelaksanaan kegiatan litbang 1 Penelitian 20 - Identifikasi dan evaluasi 70 - Pengadaan bahan uji Pelaksanaan MoU IKM - Kontrak kerjasama (MoU) - Pelaksanaan MoU - Evaluasi dan Pelaporan 1. Penelitian Pemanfaatan Mesin Sangrai untuk Peningkatan Mutu Kopi Sangrai - Penyusunan rencana kerja - Penyusunan tim 1 Paket Teknologi 20 - Identifikasi dan evaluasi IKM 1. Teknologi Purifier dan Sterilizer Air Baku untuk Industri Pangan dan Masyarakat Pesisir Triwulan I - Penyiapan bahan dan peralatan - Pelaksanaan konsultasi - Kontrak kerjasama (MoU) - Pelaksanaan konsultasi - Evaluasi dan Pelaporan - Penyusunan rencana kerja - Penyusunan tim 70 Rencana Aksi Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 100 Target Fisik(%) Rencana Kegiatan - Hasil Technology Readiness Level (TRL) - Evaluasi dan Pelaporan 2 Meningkatnya kerja sama litbang Kerja sama litbang dengan instansi / lembaga / industri 2 Kerja sama 20 - Identifikasi dan evaluasi IKM 50 - Penyiapan bahan dan peralatan 70 - Identifikasi dan evaluasi IKM Penyiapan bahan dan peralatan 3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik 4 Tingkat kepuasan pelanggan Meningkatnya daya Bimbingan teknis dan saing industri melalui asistensi IKM bimbingan teknis dan asistensi 1. Koperasi Sukses Global Mandiri (MoU Nomor 956/BPPI/BBIHP.3/ IV/2017) 2. Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya / P4S Cahaya Duta Palili (MoU Nomor 1622/BPPI/BBIHP.3/VI/2017) 1. CV Adifa Indeks 3,6 1 IKM 2. Koperasi Sukses Global Mandiri 20 - Kontrak kerjasama (MoU) 50 - Pelaksanaan kerjasama riset 20 - Penyusunan rencana kerja 70 - Kontrak kerjasama (MoU) Pelaksanaan kerjasama riset 50 - Evaluasi dan Pelaporan 70 - Penyusunan rencana kerja Evaluasi dan Pelaporan - Penyusunan tim - Penyusunan tim 25 Indeks 3,6 dengan jumlah responden Identifikasi permasalahan IKM 20 - Penyusunan rencana kerja 50 Indeks 3,6 dengan jumlah responden Bimbingan teknis dan asistensi 75 Indeks 3,6 dengan jumlah responden Bimbingan teknis dan asistensi Penyusunan tim Indeks 3,6 dengan jumlah responden Evaluasi dan Pelaporan 25

35 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Dalam mencapai visi dan misinya, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan melaksanakan kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yang kemudian dijabarkan dalam recana kinerja tahunan yaitu Renkin TA Dan kemudian setiap awal Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (Perjakin). Pada TA sebagian indikator kinerja pada Renkin 2017 ditetapkan sebagai indikator kinerja Kepala BBIHP dalam bentuk Perjanjian Kinerja TA Perjanjian kinerja BBIHP meliputi 4 (Empat) Sasaran Strategis yaitu: 1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya kerja sama Litbang; 3. Sasaran Strategis III: Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik. 4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya Daya Saing Industri Melalui Bimbingan dan Asistensi Berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA , realisasi capaian kinerja disajikan pada tabel

36 Table 3.1 Capaian Kinerja Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Sasaran Kegiatan (output)/indikator Target Renstra Target Realisasi % Target Renstra Target Realisasi % Target Renstra Target Realisasi % PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN Meningkatnya Kapabilitas litbang BBIHP dalam bidang industri hasil perkebunan - Jumlah hasil litbang dan perekayasaan yang siap dikembangkan - jumlah hasil litbang dan perekayasaan yang telah dimplementasikan - jumlah hasil litbang dan perekayasaan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving) % % % % % % % % % jumlah kerjasama litbang instansi dengan industri % % % 3 3 Meningkatnya Profesionalisme dan Kapasitas Layanan Jasa Teknis - Jumlah Sample Uji % % % Jumlah Peralatan yang Dikalibrasi % % % Jumlah Sertifikat SNI yang diterbitkan % % % Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling ,906.25% ,045.00% ,247.83% Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi % % % Jumlah desain/prototype yang digunakan industri % % % Jumlah SDM industri yang terdidik % % %

37 Sasaran Kegiatan (output)/indikator Target Renstra Target Realisasi % Target Renstra Target Realisasi % Target Renstra Target Realisasi % Meningkatnya layanan dukungan manajemen Jumlah SDM yang kompeten % % % Jumlah infratruktur, sarana, dan prasarana fasilitas perkantoran % % % Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN % % % Jumlah KTI yang dipublikasikan % % % Jumlah hasil litbang yang didaftarkan untuk mendapat paten % % % Jumlah promosi dan publikasi balai (event) % % % Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan, pelaporan, monitoring dan evaluasi % % %

38 Pada umumnya Target tahun berjalan ( ) sesuai dengan target yang ditetapkan pada Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA Selama kurun waktu tiga tahun ( ) ini bila dibandingkan dengan target jangka menengah, terdapat beberapa indikator yang telah mencapai/ melampaui target yaitu: a. Jumlah hasil litbang dan perekayasaan yang siap dikembangkan b. Jumlah hasil litbang dan perekayasaan yang telah diimplementasikan c. Jumlah hasil litbang dan perekayasaan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving) d. Jumlah kerjasama litbang instansi dengan industri e. Jumlah sample uji f. Jumlah peralatan yang dikalibrasi g. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan h. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling i. Jumlah SDM industri yang terdidik j. Jumlah SDM yang kompeten k. Jumlah infratruktur, sarana, dan prasarana fasilitas perkantoran l. Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN m. Jumlah KTI yang dipublikasikan n. Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan, pelaporan, monitoring dan evaluasi Sedangkan indikator yang tidak mencapai target adalah: a. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultasi b. Jumlah hasil litbang yang didaftarkan untuk mendapat paten c. Jumlah promosi dan kerjasama Indikator jumlah orang/perusahaan yang berkonsultasi dan jumlah promosi dan kerjasama tersebut tidak mencapai target antara lain disebabkan promosi/hunting client yang dilakukan belum effektif. Sedangkan indikator jumlah hasil litbang yang didaftarkan untuk mendapat paten belum mencapai target disebabkan oleh terbatasnya litbang memenuhi standar untuk mendapatkan paten. Dengan memperhatikan trend realisasi tersebut kumulatif semua target dapat tercapai pada akhir periode Renstra TA Langkah-langkah yang akan dilaksanakan agar semua target dapat terealisasi adalah meningkatkan kemampuan SDM dan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk capaian kinerja Kegiatan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan selama kurun waktu 2017 dengan alur berdasarkan IKU Renstra Kementerian Perindustrian disajikan pada tabel 3.2. Matriks Alur IKU BPPI sampai Perjanjian Kinerja BBIHP TA

39 Tabel 3.2. Matriks Alur IKU BPPI Sampai Perjanjian Kinerja BBIHP TA.2017 IKU dalam Renstra Kementerian IKU berdasarkan Renstra Kemenperin Perjanjian Kinerja BPPI IKK RENSTRA BALAI PERJANJIAN KINERJA BALAI TA 2017 Realisasi Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKKS) Sasaran Strategis (SS) IKKS Sasaran Strategis (SS) IKU Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi Meningkatnya penguasaan teknologi industri, pengembangan inovasi dan penerapan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi Pertumbuhan pengembangan teknologi industri Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI 35% Produk industri yang dikuasai teknologinya 35% Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai 5% Meningkatnya Kompetensi litbang BBIHP dalam bidang industri hasil perkebunan Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan 60% Jumlah litbang yang telah diimplementasikan Meningkatnya Hasil-Hasil Litbang Yang Dimanfaatkan Industri Hasil litbang prioritas yang dikembangkan Hasil litbang yang telah diimplementasikan Jasa konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri 1 Penelitian 1 Penelitian 1 Paket Teknologi Meningkatnya Kerjasama Litbang 1 Penelitian 1 Penelitian 1 Paket Teknologi Kerja sama litbang dengan instansi/lembaga/industri 2 kerja sama 2 kerja sama Meningkatnya Daya Saing Industri Melalui Bimbingan Teknis dan Asistensi Bimbingan Teknis dan Asistensi IKM 1 IKM 2 IKM Meningkatnya kualitas pelayanan dan informasi publik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri Peningkatan kepuasan pelanggan indeks 3,5 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis Kepada Industri Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks3,5 Meningkatnya kualitas dan kapasitas layanan jasa teknis - Meningkatnya pengenalan dan promosi kemampuan BBIHP Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Tingkat kepuasan pelanggan Skala Indeks 3,6 Skala Indeks 3,6 30

40 Seperti yang telah diungkapkan dalam BAB II, Rencana Aksi Perjanjian Kinerja disusun sebagai pedoman pelaksaan dalam mencapai target kinerja. Dalam pelaksanaanya, setiap triwulan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap realisasi capaian tersebut melalui Laporan Triwulan, e-monitoring, dan Aplikasi ALKI. Adapun realisasi fisik per triwulan dari rencana Aksi yang dimkasud adalah: Tabel 3.3. Rencana Aksi Perjanjian Kinerja TA No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian Triwulan I (%) Triwulan II (%) Triwulan III (%) Triwulan IV (%) Fisik Fisik Fisik Fisik S R S R S R S R (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri 2 Meningkatnya kerja sama litbang 3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik 4 Meningkatnya daya saing industri melalui bimbingan teknis dan asistensi Hasil litbang prioritas yang dikembangkan Hasil litbang yang telah diimplementasikan Jasa konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (problem solving) Kerja sama litbang dengan instansi / lembaga / industri Tingkat kepuasan pelanggan Bimbingan teknis dan asistensi IKM 1 Penelitian 1 Penelitian Penelitian 1 Penelitian Paket Teknologi 2 Kerja sama 1 Paket Teknologi Kerja sama Indeks 3,6 Indeks 3, IKM 2 IKM

41 Pada umumnya rencana kinerja telah mencapai target yang ditetapkan, meskipun demikian dalam pelaksanaan kegiatan pada perjanjian kinerja, BBIHP menghadapi beberapa kendala antara lain: (1) Masih terbatasnya akses dan koordinasi antara Litbang BBIHP dengan industri pengolahan hasil perkebunan khususnya industri pengolahan kakao, disebabkan oleh sebagian besar industri kakao adalah PMA yang memiliki aturan yang cukup ketat untuk saling berbagi informasi kelitbangan. (2) Investasi pengolahan kakao yang cukup besar menyebabkan sulitnya industri kecil (home industri) untuk membuka dan mengembangkan usaha pengolahan kakao, sehingga jumlah industri pengolahan kakao masih sangat terbatas, hal ini menyebabkan terbatasnya pula jumlah industri untuk menerapkan hasil Litbang produk kakao. (3) Masih terdapat perbedaan persepsi mengenai pengertian Litbang yang prioritas, hasil Litbang yang telah diimplementasikan, dan Litbang untuk pemecahan masalah industri (problem solving), sehingga pelaksanaan dan laporan kegiatan yang disajikan oleh Tim Perjakin masih perlu ditingkatkan pada masa yang akan datang. Diharapkan pada tahun selanjutnya, capaian kinerja dapat dipertahankan atau ditingkatkan dan juga sebagai bahan untuk tindak lanjut, evaluasi dan perbaikan dalam pelaksanaan program/kegiatan periode 2 (dua tahun yang akan datang). Adapun hasil capaian kinerja yang dilaksanakan dari masing-masing sasaran strategis adalah sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri Sasaran strategis ini memiliki 3 (tiga) indikator kinerja sebagai berikut: a. Indikator Kinerja 1: Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan Merupakan Hasil litbang BBIHP yang mendukung industri prioritas berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), dan hasil litbang/perekayasaan yang Technology Readliness level (TRL) telah mencapai skala minimal 6. Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan ditargetkan (satu) penelitian. Kegiatan telah dilaksanakan dengan realisasi fisik sebanyak 1 (satu) kegiatan. Kegiatan tersebut adalah Pengembangan sedian zat warna alami dan kakao sebagai bahan pewarna kosmetik. 32

42 Tabel 3.4 Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan Indikator Kinerja Rencana Realisasi % Capaian Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan 1 penelitian 1 penelitian 100 Realisasi fisik dari indikator ini 100%, yang terdiri dari kegiatan: - Penerimaan usulan/proposal litbangyasa atau hasil litbangyasa - Pemeriksaan kelengkapan dokumen usulan (proposal dan data dukung) - Penyiapan format/dokumen penilaian dan pendistribusian ke tim penilai - Penilaian dan evaluasi tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) - Pengusulan ke Penanggung jawab (Ka. BBIHP) dan Penetapan hasil penilaian - Pengesahan dokumen hasil penilaian - Pembautan laporan Penilaian atas usulan/proposal maupun hasil litbangyasa dilakukan dengan cara pemberian bobot/score terhadap indikator penilaian pada setiap tingkatan/level dan penetapan layak tidaknya suatu usulan litangyasa atau hasil litbangyasa untuk dilaksanakan atau diterapkan. Pedoman penilaian yang digunakan adalah sebagaimana yang ditentukan dari Peraturan Kepala BPKIMI No.110/BPKIMI/PER/09/2013 tentang Panduan Teknis Pengukuran Tingkat Kesiapterapan Teknologi. Hasil perhitungan Teknometer terhadap hasil penelitian TA menunjukkan bahwa kesiapterapan litbang Pengembangan sedian zat warna alami dan kakao sebagai bahan pewarna kosmetik berada pada Level 6. Indikator Kinerja Hasil litbang yang siap diterapkan Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi kegiatan Litbang prioritas yang dikembangkan Tahun Realisasi TA penelitian Realisasi TA penelitian Realisasi TA penelitian Indikator Kinerja Hasil litbang prioritas yang dikembangakan Realisasi TA penelitian Realisasi TA penelitian Kinerja indikator Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan tahun ini tercapai 100% namun jika dibandingkan dengan capaian Perjankin pada tahun sebelumnya yakni Tahun 2013 dan 2014 terdapat penurunan jumlah realisasi. 33

43 Capaian realisasi kecil disebabkan oleh masih terbatasnya kapasitas dan kompetensi hasil Litbang Balai Besar Industri yang nilai Teknomoter diatas 6 (Enam), sehingga tidak mampu dikategorikan untuk Litbang prioritas. b. Indikator Kinerja 2: Hasil Penelitian dan Pengembangan yang telah diimplementasikan. Hasil penelitian dan pengembangan yang telah diimplementasikan ditargetkan sebanyak 1 penelitian, dan tercapai 1 (satu) penelitian yaitu: Pemanfaatan Mesin Sangrai untuk Peningkatan Mutu Kopi Sangrai. Realisasi fisik untuk indikator ini adalah 100 % tahapan pelaksanaan kegiatan hasil Litbang yang telah diimplementasikan adalah sebagai berikut: - Konsultasi industri dan penandatangan MoU - Pembentukan tim, penyusunan rencana penelitian, penyiapan peralatan, bahan baku dan bahan penolong - Pembuatan produk - Pengoperasian dan penyangraian produk kopi biji menggunakan mesin sangrai - Pengujian - Evaluasi dan Pelaporan kegiatan Kegiatan dilaksanakan di CV. Adifa, berlokasi di Jalan Dato Gaffa No. 4 Mangalli, Kabupaten Gowa, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu kopi sangrai yang dihasilkan oleh CV. Adifa dengan menggunakan mesin sangrai yang merupakan hasil litbangyasa BBIHP TA Pelaksanaan kegiatan berdasarkan kontrak kerjasama antara CV. Adifa dan BBIHP dengan nomor MoU:537/BPPI/BBIHP.3/II/2017. Target dan realisasi Litbang yang diimplemetasikan disajikan pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Hasil Litbang yang telah diimplementasikan Indikator kinerja Target Capaian % Capaian Hasil Litbang yang telah diimplementasikan 1 Penelitian 1 Penelitian

44 Gambar 1. Kontrak Kerjasama BBIHP dengan CV. Adifa 35

45 Tabel 3.7 Realisasi hasil Litbang yang telah diimplementasikan Tahun Indikator Kinerja Realisasi TA Realisasi TA Realisasi TA Realisasi TA Realisasi TA Hasil Penelitian yang diimplemetasikan penelitian penelitian penelitian penelitian penelitian Realisasi kinerja Litbang yang diimplemetasikan pada tahun 2017 sudah sesuai target. Realisasi pada tahun 2017 tidak mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2016, namun jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014 terjadi penurunan realisasi sebanyak 1 (satu) penelitian. Hal ini mungkin diakibatkan keterbatasan kapasitas Litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan sendiri dan juga jumlah industri pengolahan kakao di wilayah Sulawesi masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan pemanfaatan hasil-hasil Litbang kakao masih mengalami kendala dalam penerapan pada industri lokal. c. Indikator Kinerja 3: Jasa Konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving) Jasa konsultasi teknologi industri diberikan kepada industri atas dasar permasalahan yang dihadapi oleh industri dan dilaksanakan pada TA Hasil konsultasi teknologi industri dibiayai oleh industri. Judul kegiatan Purifer dan Sterilizer air baku untuk industri pangan dan masyarakat pesisir. Peralatan telah diuji coba dengan produk hasil berupa air baku industri dan telah diuji secara klinis dilaboratorium uji BBIHP. Realisasi fisik untuk indikator ini adalah 100% tahapan pelaksanaan kegiatan Jasa Konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving) adalah sebagai berikut: - Konsultasi industri dan penandatangan MoU - Pembentukan tim, penyusunan rencana penelitian, penyiapan peralatan, bahan baku dan bahan penolong - Konsultasi industri lanjutan - Uji coba peralatan - Pengujian - Evaluasi dan Pelaporan kegiatan 36

46 Tabel 3.8. Kegiatan Problem Solving Indikator kinerja I.3 Target Capaian % Capaian Jasa Konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving) 1 Paket Teknologi 1 Paket Teknologi 100 Gambar 2. Perjanjian Kerjasama antara Inkubator Bisnis Teknologi BBIHP dengan Sefactor Pharma 37

47 Pelaksanaan kegiatan berdasarkan kontrak kerjasama antara CV. Sefactor Farma dan Inkubator Bisnis Teknologi BBIHP dengan nomor MoU:1302/BPPI/BBIHP/PKS/IBT/V/2017. Jasa Konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving) pada Balai Besar Industri Hasil Perkebunan baru berjalan tiga tahun. Apabila dibandingkan, maka hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 tidak mengalami peningkatan. Realisasi Kegiatan Jasa Konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving) disajikan pada tabel 3.9 Tabel 3.9 Realisasi Kegiatan Problem Solving Tahun Indikator kinerja I.3 Jasa Konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving) Realisasi TA Paket Teknologi Realisasi TA Paket Teknologi 2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya Kerjasama Litbang Indikator kinerja dari sasaran strategis ini adalah Kerja sama litbang dengan industri. Pada tahun anggaran 2017 BBIHP memliki target 2 kerjasama, terealisasi sebanyak 2 (dua) kerjasama yaitu: 1) Pengembangan mutu produk olahan ikan (Abon dan Nugget) 2) Peningkatan mutu minuman instan cokelat Tahapan pelaksanaan kegiatan kerjasama Litbang dengan industri adalah sebagai berikut: - Konsultasi industri dan penandatangan MoU - Pembentukan tim, penyusunan rencana penelitian, - Penyiapan peralatan, bahan baku dan bahan penolong - Pembuatan produk dan pengembangan formulasi produk - Perbaikan teknis pengolahan - Evaluasi produk - Pembuatan laporan 38

48 Tabel 3.10 Kerjasama Litbang instansi dengan industri Indikator kinerja II.1 Target Capaian % Capaian Jumlah Kerjasama Litbang dengan industri 2 Kerjasama 2 Kerjasama 100 Pelaksanaan kegiatan Pengembangan mutu produk olahan ikan (Abon dan Nugget) berdasarkan kontrak kerjasama antara Koperasi Sukses Global Mandiri dan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan nomor MoU:956/BPPI/BBIHP.3/IV/2017. Kegiatan dilaksanakan di Koperasi Sukses Global Mandiri, berlokasi di jalan Datuk Ditiro No. 7 Makassar. Sedangkan Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu minuman instan cokelat berdasarkan kontrak kerjasama antara Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) dan Balai besar Industri Hasil Perkebunan dengan nomor MoU:1622/BPPI/BBIHP.3/VI/2017. Kegiatan dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), berlokasi di jalan Basseang Raya Dusun Satu Desa Bunga-bunga Kecamatan Matakali Kabupaten Polma, Sulawesi Barat. Kegiatan ini dimaksudak untuk pengembangan dan peningkatan mutu produk yang dihasilkan melalui perbaikan dan pengembangan formula serta teknis pengolahan. Jumlah Hasil Kerjasama Litbang dengan Industri dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 telah mencapai target yang direncanakan seperti diuraikan pada tabel Tabel 3.11 Realisasi Kerjasama Litbang dengan Industri Tahun Indikator Kinerja Realisasi TA Realisasi TA Realisasi TA Realisasi TA Realisasi TA Hasil Kerjasama Litbang dengan Industri 2 kerjasama 2 kerjasama 1 kerjasama 2 kerjasama 2 kerjasama Apabila di bandingkan dengan tahun sebelumnya, kegiatan kerjasama Litbang kecenderungan menunjukan tren yang positif. Pada tahun 2017, realisasi kerjasama Litbang sebanyak 2 kerjasama, mengalami peningkatan sebanyak 1 kerjasama dibandingkan dengan tahun

49 Gambar 3. Kontrak Kerjasama BBIHP dengan P4S Cahaya Duta Palili 40

50 Gambar 4. Kontrak Kerjasama BBIHP dengan Koperasi Sukses Global Mandiri 3. Sasaran Strategis III: Meningkatnya kualitas pelayanan publik Sasaran strategis ini memiliki 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut: Indikator Kinerja Tingkat kepuasan pelanggan. Target dari indikator tingkat kepuasan pelanggan adalah Indeks 3.6, capaian dari kegiatan ini adalah Indeks 3.6 dengan jumlah responden yang di survey sebanyak 255 Orang. Secara garis besar target dan realisasi indikator tingkat kepuasan pelanggan disajikan pada tabel

51 Tabel 3.12 Target dan realisasi Tingkat kepuasan pelanggan Indikator kinerja Target Capaian % Capaian Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 3.6 Indeks Adapun rincian realisasi dari indikator kinerja Tingkat kepuasan pelanggan disajikan pada lampiran Tabel Indeks kepuasan pelanggan. Pelaksanaan kegiatan tingkat kepuasan pelanggan diperoleh dari survey kepada pelanggan tetap maupun pelanggan baru, dengan cara membagikan kuesioner. Hasil kuesioner yang sudah diisi dianalisis menurut skala Likert 1-4. Pada tahun ini indeks kepuasan pelanggan mencapai target sasaran, indeks 3.6 dengan jumlah responden sebanyak 255 orang/perusahaan. Perbandingan realisasi untuk indikator kinerja tingkat kepuasan pelanggan dari tahun 2013 sampai 2016 disajikan seperti pada tabel Tabel 3.13 Realisasi tingkat kepuasan pelanggan dari tahun Indikator Kinerja Realisasi TA Realisasi TA Realisasi TA Realisasi TA Realisasi TA Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 4.4 Indeks 5 Indeks 4.4 Indeks 3.6 Indeks 3.6 Pada tahun 2013 sampai dengan 2015, hasil kuesioner yang sudah diisi dianalisis menurut skala Likert 1-5. Realisasi indeks kepuasan pelanggan terjadi penurunan indeks. Namun jika dibandingkan dengan jumlah responden yang menilai pada tahun 2013, 2014, dan 2015 terdapat peningkatan jumlah responden berturut-turut sebanyak 144, 183, dan meningkat sebanyak 220 responden pada tahun Di tahun 2017 responden BBIHP mencapai 255 orang. Hal ini menunjukkan bahwa respon pelanggan BBIHP terhadap pelayanan yang diberikan semakin baik dan memuaskan. 4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya daya saing industri melalui bimbingan dan asistensi Indikator kinerja dari Sasaran strategis ini adalah Bimbingan dan Asistensi Teknis IKM. Pada tahun 2017, Bimbingan dan asistensi teknis IKM ditargetkan 1 IKM, dan realisasi sebanyak 2 (dua) IKM. Realisasi fisik dari indikator ini sebesar 200% dengan rencana kegiatan meliputi Bimbingan manajemen dan teknis dan Evaluasi dan pelaporan kegiatan. Kegiatan tersebut adalah Bimbingan dan 42

52 asistensi teknis dan manajemen pada CV. ADIFA dan Koperasi Sukses Global Mandiri. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki manajemen pengelolaan IKM. Kegiatan meliputi pendampingan teknis pengolahan produk, bimbingan manajemen pembukuan dan pemasaran. Tabel 3.14 Target dan realisasi Paket Peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai Indikator kinerja IV Target Capaian % Capaian Bimbingan dan Asistensi Teknis IKM 1 IKM 2 IKM 200 B. REALISASI ANGGARAN 1. Realisasi Anggaran Keuangan (RM) a. Hasil yang telah dicapai Pada akhir tahun anggaran 2017, Pagu Anggaran (DIPA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan sebesar Rp ,- terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp ,-. Belanja Barang sebesar Rp ,- dan Belanja Modal sebesar Rp ,-. Realisasi Keuangan berdasarkan Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA disajikan pada tabel Pada awal Tahun Anggaran 2017 telah disusun rencana realisasi anggaran untuk realisasi anggaran kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Pekebunan Per Triwulan, seperti tampak pada tabel

53 Tabel 3.15 Realisasi Keuangan berdasarkan Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA Sasaran Kegiatan (output)/indikator Target (RP.000) Realisasi (RP.000) % Target (RP.000) Realisasi (RP.000) % Target PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN 17,429,949 16,806, ,754,722 18,634, ,217,260 19,683, ,463,839 22,850,100 Meningkatnya litbang dan rekayasa teknologi industri 452, , , , , , ,929 1,000,000 Realisasi (RP.000) % 2018 (RP.000) - Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan Jumlah hasil litbang yang telah diimplementasikan Inkubasi teknologi (mendukung terwujudnya science park) Rekayasa Teknologi Industri 87,734 85, , , Jumlah hasil riset yang menyelesaikan masalah industri (jumlah riset) Pelayanan Jasa Teknis 1,412,430 1,370, ,060,394 2,050, ,971,517 2,968, ,684,733 3,500,000 - Meningkatnya permintaan jasa (Rp. 000) Meningkatnya kepuasan pelanggan (indeks) indeks 4 dari 5 indeks 4.4 dari indeks 3.6 dari 3.6 indeks 3.6 dari indeks 3.6 dari 3.6 indeks 3.6 dari (RP.000) Penguatan Infrastruktur Litbang dan JPT 315, , , , , , ,113,010 1,500,000 - Jumlah alat penelitian dan pengujian (unit) Tersedianya Gedung Laboratorium Litbang dan Pengujian yang layak (unit) Penguatan Kelembagaan 1,250,644 1,154, ,177,283 1,164, ,367,800 1,340, ,581,196 2,000,000 - Peningkatan Kompetensi SDM (orang) Terakreditasi lembaga sertifikasi dan penilaian kesesuaian Jumlah promosi dan publikasi balai (event)

54 Sasaran Kegiatan (output)/indikator Target (RP.000) Realisasi (RP.000) % Target (RP.000) Realisasi (RP.000) % Target Realisasi (RP.000) % 2018 (RP.000) - Peningkatan Kamampuan Sistem Informasi Publik Tersusunnya program dan pelaporan (dokumen) - Kegiatan kelitbangan Reformasi Birokrasi Layanan Perkantoran 13,663,003 13,216, ,681,990 13,607, ,282,607 3,840, ,039,700 4,500,000 - Terbayarnya gaji dan tunjangan pegawai sesuai dengan peraturan berlaku terlaksananya pelayanan operasional rutin dan perkantoran yang optimal Sarana dan Prasarana Perkantoran 247, , , , , , ,000 - Tersedianya kebutuhan Kendaraan Operasional yang dapat diandalkan dan menunjang tupoksi (unit) Tersedianya kebutuhan alat pengolah data dan komunikasi Tersedianya peralatan perkantoran (unit) (RP.000) 45

55 Sedangkan realisasi keuangan berdasarkan Perjanjian Kinerja TA.2017 sebagai berikut: Tabel 3.16 Realisasi Keuangan berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Kegiatan/Komponen/ Subkomponen/ Anggaran Pagu Realisasi % (1) (6) (7) (8) (9) Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri Meningkatnya Kerja Sama Litbang Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Meningkatnya Daya Saing Industri Melalui Bimbingan dan Asistensi Hasil litbang prioritas yang dikembangkan Hasil litbang yang telah diimplementasikan Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving) Kerja sama litbang instansi dengan industri Tingkat kepuasan pelanggan Bimbingan dan Asistensi Teknis IKM Penelitian Bidang hasil Perkebunan 290,556, ,239, % Layanan perkantoran 2,380,434,500 2,306,752, % Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 304,069, ,222, % Kerjasama Riset 100,384,500 99,381, % Layanan perkantoran 2,380,434,500 2,306,752, % Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 304,069, ,222, % Inkubator Bisnis 72,375,000 71,867, % Pengembangan Kelembagaan Balai Besar Kerjasama Riset Layanan perkantoran 2,380,434,500 2,306,752, % 304,069, ,222, % 100,384,500 99,381, % Layanan perkantoran 2,380,434,500 2,306,752, % Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 304,069, ,222, % Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan 42,180,000 41,622, % Jasa Teknis Industri 2,971,517,000 2,968,549, % Pengadaan Alat Laboraorium 460,465, ,412, % Layanan perkantoran 2,380,434,500 2,306,752, % Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 304,069, ,222, % Inkubator Bisnis 72,375,000 71,867, % Layanan perkantoran 2,380,434,500 2,306,752, % Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 304,069, ,222, % Realisasi keuangan Perjanjian Kinerja sangat baik, rata-rata mencapai diatas 95%. Realisasi keuangan dari tiap Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Sebagai Berikut: 1. Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri - Hasil litbang prioritas yang dikembangkan 96,68% - Hasil litbang yang telah diimplementasikan 96,89% - Jasa konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri 96,88% 46

56 2. Meningkatnya kerja sama litbang - Kerja sama litbang dengan instansi / lembaga / industri 96,89% 3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik - Tingkat kepuasan pelanggan 98,54% 4. Meningkatnya daya saing industri melalui bimbingan teknis dan asistensi - Bimbingan teknis dan asistensi IKM 96,88% Tabel 3.17 Realisasi anggaran kegiatan per triwulan Tahun 2017 A 1 a b 2 Kegiatan/Komponen/ Subkomponen Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Penelitian Bidang Hasil Perkebunan Pembuatan Oleogel dengan Menggunakan Lemak Kakao sebagai Oleogator Pengembangan Sediaan Zat Warna Alami dari Kakao sebagai Bahan Pewarna Layanan Pengujian Dan Pemantauan Lingkungan Anggaran Rp. (000) Triwulan I (%) Triwulan II (%) Triwulan III (%) Triwulan IV (%) Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan T R T R T R T R Total Realisasi 20,173, , , , ,698, Layanan Pengujian Dan Pemantauan 2,698, Lingkungan 3 Layanan Kalibrasi 69, Layanan Kalibrasi 69, Layanan Siswa/mahasiswa Pkl 4, Layanan Siswa/mahasiswa 4, Layanan Sertifikasi 199, Layanan Sertifikasi 199, Pengembangan Dan Pembinaan Kompetensi 99, Pegawai a Diklat Teknis/manajemen 57, b Magang Industri 24,

57 c d e 7 a b c d e 8 a b Kegiatan/Komponen/ Subkomponen Tp2u Penilai Angka Kredit Inhouse Training Pemahaman Cppob Dan Iso 9001 : 2015 Pengkajian Teknometer Penelitian Dokumen Perencanaan, Keuangan, Dan Pelaporan Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Ta 2018 Monitoring Dan Evaluasi Review Renstra Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi Pengelolaan Keuangan Dan Bmn Peningkatan Kemampuan Sistem Mutu Dan Laboratorium Workshop Dan Sosialisasi Penerapan Dan Penyempurnaan Iso Dan Sop-ap Anggaran Rp. (000) Triwulan I (%) Triwulan II (%) Triwulan III (%) Triwulan IV (%) Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan T R T R T R T R Total Realisasi 8, , , , , , , , , , ,187, , c Penyusunan Spip 34, d e f g 9 a b Penerapan Budaya Kerja 5K Reakreditasi Dan Surveilen Akreditasi Lspro Surveilen Laboratorium Uji Bbihp Surveilen Laboratorium Kalibrasi Bbihp Publikasi, Promosi, Dan Pengelolaan Sistem Informasi Pengelolaan Website Bbihp Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan 28, , , , , , ,

58 c Kegiatan/Komponen/ Subkomponen Pengembangan Sistem Layanan Publik Bbihp Anggaran Rp. (000) Triwulan I (%) Triwulan II (%) Triwulan III (%) Triwulan IV (%) Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan T R T R T R T R Total Realisasi 12, d Inkubator Bisnis 144, e f Pengembangan Pasar Penerbitan Jurnal Industri Hasil Perkebunan Versi Elektronik 185, , g Penerbitan Jurnal Rekayasa Dan 17, Teknologi Industri h Pameran 37, i Kerjasama Riset 200, j Pembinaan Dan Penerapan Hki 19, Pengadaan Perangkat Pengolah Data Dan 79, Komunikasi Perangkat Pengolah Data Dan 79, Komunikasi 11 Pengadaan Peralatan 304, Perkantoran Pengadaan Peralatan Dan 304, Fasilitas Perkantoran 12 Pengadaan Alat Laboratorium 920, Pengadaan Peralatan Laboratorium 920, Gaji Dan Tunjangan 11,056, Pembayaran Gaji Dan Tunjangan Operasional Dan Pemeliharaan Kantor 11,056, ,226, a Kesehatan Pegawai 167, b Keperluan Perkantoran 1,028, c Belanja Langganan 550, d Pemeliharaan Bangunan, Sarana, Dan Prasarana 830, e Operasional Perkantoran Lainnya 648,

59 Kegiatan/Komponen/ Subkomponen Anggaran Rp. (000) Triwulan I (%) Triwulan II (%) Triwulan III (%) Triwulan IV (%) Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Total Realisasi T R T R T R T R B Kegiantan Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 44, Output Cadangan 44, Tabel diatas menunjukan capaian target dan realisasi keuangan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan per triwulan. Pencapaian realisasi keuangan BBIHP TA sebesar 97,36%. Semua Output pada kegiatan Penelitian dan Pengembanan Teknologi Hasil Perkebunan mencapai realisasi diatas 90% kecuali Output Cadangan yang capaian realisasinya 0% kerena merupakan output penghematan. Namun jika dijabarkan ke Komponen kegiatan, komponen Layanan siswa/mahasiswa pkl capaian realisasinya dibawah 90%. Secara umum realisasi keuangan BBIHP TA sangat baik. Tabel 3.18 Realisasi Anggaran Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Tahun 2017 Komponen/ Subkomponen/ Anggaran Pagu Realisasi % Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 20,173,260,000 19,683,171, % 001 Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi 290,556, ,239, % Industri Hasil Perkebunan 051 Penelitian Bidang Hasil Perkebunan 290,556, ,239, % A Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak 155,846, ,391, % Kakao Sebagai Oleogator B Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak Kakao Sebagai Oleogator 134,710, ,847, % 003 Jasa Teknis Industri 2,971,517,000 2,968,549, % 051 Layanan Pengujian Dan Pemantauan 99.93% 2,698,792,000 2,696,978,582 Lingkungan A Layanan Pengujian Dan Pemantauan 99.93% 2,698,792,000 2,696,978,582 Lingkungan 052 Layanan Kalibrasi 69,005,000 68,415, % A Layanan Kalibrasi 69,005,000 68,415, % 053 Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500,000 4,322, % A Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500,000 4,322, % 054 Layanan Sertifikasi 199,220, ,832, % A Layanan Sertifikasi 199,220, ,832, % 50

60 Anggaran Komponen/ Subkomponen/ Pagu Realisasi % Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1,323,800,000 1,296,209, % 051 Pengembangan Dan Pembinaan Kompetensi 99,654,000 96,272, % A Diklat Teknis/manajemen 57,420,000 56,690, % B Magang Industri 24,450,000 22,593, % C TP2U Penilai Angka Kredit 8,000,000 7,999, % D Inhouse Training Pemahaman CPPOB 90.50% 5,514,000 4,990,000 Dan ISO 9001 : 2015 E Pengkajian Teknometer Penelitian 4,270,000 3,999, % 052 Dokumen Perencanaan, Keuangan, 97.61% 305,734, ,415,101 Dan Pelaporan A Penyusunan Program Dan Rencana 97.67% 78,920,000 77,078,835 Kerja Ta 2018 B Monitoring Dan Evaluasi 105,304, ,020, % C Review Renstra ,500,000 20,500, % D Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi 83,470,000 81,626, % E Pengelolaan Keuangan Dan BMN 15,540,000 15,189, % 053 Peningkatan Kemampuan Sistem 97.57% Mutu Dan Laboratorium 215,065, ,839,871 A Workshop Dan Sosialisasi 18,187,000 17,187, % B Penerapan Dan Penyempurnaan ISO 95.16% 23,700,000 22,551,935 Dan SOP-AP C Penyusunan SPIP 34,930,000 34,871, % D Penerapan Budaya Kerja 5k 28,790,000 28,645, % E Reakreditasi Dan Surveilen Akreditasi 99.39% 41,350,000 41,099,530 Lspro F Surveilen Laboratorium Uji BBIHP 52,408,000 49,787, % G Surveilen Laboratorium Kalibrasi BBIHP 15,700,000 15,696, % 054 Publikasi, Promosi, Dan Pengelolaan Sistem Informasi 703,347, ,681, % A Pengelolaan Website BBIHP 10,700,000 10,200, % B Pengelolaan Indeks Kepuasan 99.26% 42,180,000 41,868,000 Pelanggan C Pengembangan Sistem Layanan Publik 96.62% 12,730,000 12,300,000 BBIHP D Inkubator Bisnis 144,750, ,335, % E Pengembangan Pasar 185,148, ,915, % F Penerbitan Jurnal Industri Hasil % 33,020,000 33,020,000 Perkebunan Versi Elektronik G Penerbitan Jurnal Rekayasa Dan 97.43% 17,780,000 17,322,500 Teknologi Industri H Pameran 37,210,000 35,024, % I Kerjasama Riset 200,769, ,758, % J Pembinaan Dan Penerapan HKI 19,060,000 14,936, % 003 Layanan Internal (overhead) 1,304,780,000 1,300,660, % 051 Pengadaan Perangkat Pengolah Data 99.16% 79,000,000 78,335,000 Dan Komunikasi A Perangkat Pengolah Data Dan 99.16% 79,000,000 78,335,000 Komunikasi 052 Pengadaan Peralatan Perkantoran 304,850, ,500, % A Pengadaan Peralatan Dan Fasilitas 99.56% 304,850, ,500,000 Perkantoran 053 Pengadaan Alat Laboratorium 920,930, ,825, % 51

61 Komponen/ Subkomponen/ Anggaran Pagu Realisasi % A Pengadaan Peralatan Laboratorium 920,930, ,825, % 994 Layanan Perkantoran 14,282,607,000 13,840,513, % 051 Gaji Dan Tunjangan 11,056,586,000 10,639,549, % A Pembayaran Gaji Dan Tunjangan 11,056,586,000 10,639,549, % 052 Operasional Dan Pemeliharaan 99.22% 3,226,021,000 3,200,964,380 Kantor A Kesehatan Pegawai 167,230, ,065, % B Keperluan Perkantoran 1,028,951,000 1,018,071, % C Belanja Langganan 550,870, ,671, % D Pemeliharaan Bangunan, Sarana, Dan 99.67% 830,840, ,061,818 Prasarana E Operasional Perkantoran Lainnya 648,130, ,094, % 3986 Riset Dan Standardisasi Bidang 0.00% 44,000,000 - Industri 999 Output Cadangan 44,000, % 051 Output Cadangan 44,000, % TOTAL 20,173,260,000 19,683,171, % Dalam kurun waktu empat tahunan ( ) perkembangan realisasi anggaran belanja BBIHP menunjukan trend yang positif. Namun bila dibandingkan dengan anggaran belanja tahun anggaran sebelumnya, realisasi pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 2.00%. Hal ini terjadi Karena terdapat kelebihan pagu belanja gaji dan output cadangan yang sampai akhir Desember 2017 masih terblokir. Perkembangan realisasi anggaran tahun dapat dilihat pada tabel 3.17 Tabel Perkembangan Realisasi Anggaran TA TA TA TA TA TA PAGU Realisasi % Realisasi 91,97 94,45 96,42 99,

62 100 % REALISASI ANGGARAN BBIHP %Realisasi Grafik 3.1. Perkembangan Realisasi Anggaran TA b. Analisis hasil yang telah dicapai Pada tahun anggaran 2017, capaian realisasi Keuangan BBIHP sebesar 97,36%. Realisasi BBIHP tidak mencapai 100% dikarenakan terdapat sisa belanja bahan dan pagu belanja Gaji serta tidak terealisasinya kegiatan pada output cadangan. Pada Output output cadangan pelaksanaan kegiatan tidak bisa dilaksanakan. Hal ini dikarenakan pagu pada output cadangan merupakan pagu penghematan dan revisi pencairan/pembukaan tanda bintang (blokir) yang dilaksanakan bulan April tidak mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. Kendala yang dihadapi dalam realisasi keuangan TA Beberapa kendala yang dihadapi dalam realisasi TA adalah - Pencapaian sebagian kegiatan BBIHP TA tidak maksimal dikarenakan adanya pemotongan anggaran akibat keluarnya Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2017 Tanggal 6 Juli 2017 tentang Efisiensi belanja barang Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran Terdapat sebagian kegiatan yang baru bisa dilaksanakan di minggu terakhir Desember 2017 dikarenakan persetujuan Revisi DIPA yang keluar di awal Desember

63 2. Realisasi anggaran keuangan (PNBP) a. Hasil yang telah dicapai Target awal penerimaan PNBP Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA sebesar Rp di akhir Desember 2017 penerimaan PNBP balai Besar Industri Hasil Perkebunan mencapai angka Rp Realisasi penerimaan PNBP Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mencapai 155%. Sedangkan target penggunaan PNBP Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA sebesar Rp ,- target penggunaan ini naik sebesar Rp ,- akibat revisi penambahan pagu sumber PNBP. Pagu dan realisasi penerimaan PNBP Tahun Anggaran 2017 disajikan pada tabel Tabel 3.20 Pagu dan Realisasi Penerimaan PNBP tahun 2017 PENERIMAAN PAGU TARGET REALISASI % Tabel 3.21 Pagu dan Realisasi Penggunaan PNBP tahun 2017 PENGGUNAAN PAGU TARGET REALISASI % Secara umum realisasi penggunaan sumber PNBP sudah sesuai target dengan capaian sebesar 98.74% meskipun sebagian besar direalisasikan pada akhir tahun anggaran sesuai dengan realisasi penerimaan yang baru dibayarakan rata-rata diakhir tahun. Secara garis besar, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Memiliki 7 (tujuh) Layanan Jasa Teknis yang terdiri dari Layanan penelitian dan pengembangan dan RBPI, Layanan pengujian, Layanan kalibrasi, Layanan sertfikasi produk, Pelatihan teknis, Konsultansi, dan Layanan sampling lingkungan dan air limbah. Rincian realisasi penerimaan setiap layanan jasa teknis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dapat dilihat pada tabel

64 Tabel Jenis dan Realisasi Penerimaan PNBP TA 2017 No. Uraian Target Realisasi Keterangan 1 Pengujian Kalibrasi Pelatihan teknis Konsultansi Sertifikasi Layanan lainnya Total Termasuk layanan pemantauan lingkungan Kegiatan mencakup SPPT SNI dan Survailen. Layanan Siswa dan Mahasiswa Penerimaan PNBP Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dari Tahun 2013 sampai 2017 mengalami peningkatan yang besar. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun anggaran 2017 sebesar Rp dari angka Rp pada tahun 2016 ke Rp pada tahun Penerimaan PNBP berdasarkan jenis layanan Tahun disajikan pada tabel No Tabel 3.23 Penerimaaan PNBP berdasarkan jenis layanan Tahun Jenis JPT PNBP (Rp. 000) Pelatihan Pengujian , ,3 3 Konsultansi Kalibrasi Sertifikasi Jasa Lainnya ,5 Total , , ,8 No Tabel 3.24 Jumlah Sampel/Alat/Sertifikat/Pelatihan Tahun Pelatihan Jenis JPT JUMLAH SAMPEL/ALAT/SERTIFIKASI/PELATIHAN a. Jumlah Pelatihan b. Jumlah Peserta yang mengikuti pelatihan Pengujian (Jumlah Perusahaan) Jumlah Sample Uji Kalibrasi (Jumlah Perusahaan) Jumlah alat yang dikalibrasi

65 No Jenis JPT JUMLAH SAMPEL/ALAT/SERTIFIKASI/PELATIHAN Sertifikasi a. SPT SNI b. Surveilen PNBP (Dalam Ribuan Rupiah) 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000, PNBP (Dalam Ribuan Rupiah) Grafik 3.2. Perkembangan Penerimaan PNBP TA Setiap tahun kegiatan layanan pengujian memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan PNBP Balai Besar Industri Hasil Perkebunan seperti yang ditunjukan pada Diagram 3.1. Paket pekerjaan kontrak dari beberapa perusahaan dalam hal pemantauan lingkungan memberi kontribusi yang besar pada layanan pengujian. Salah satu layanan jasa teknis yang belum bisa direalisasikan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yaitu layanan Litbang, dimana kegiatan layanan Litbang dalam bentuk kerjasama riset yang menggunakan skema cost sharing. 56

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN (RENCANA KINERJA)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH v LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI 2017 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Industri

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN

LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LK) merupakan evaluasi dan pertanggung jawaban Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu KATA PENGANTAR Dalam rangka kesinambungan Perencanaan Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, dipandang perlu melakukan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu KATA PENGANTAR Dalam rangka kesinambungan Perencanaan Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, dipandang perlu melakukan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Baristand Industri Bandar Lampung maka perlu disusun

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN 2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN BALAI DIKLAT INDUSTRI MAKASSAR Laporan PP. 39 Balai Diklat Industri Makassar Triwulan I Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Dengan telah diberlakukannya

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA Jl. Jagir Wonokromo No. 360 Surabaya Telp. (031) 8410054, +628113400610

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO Jln. Diponegoro No. 21 23

Lebih terperinci

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN A. GAMBARAN UMUM KINERJA TAHUN BERJALAN 1. Aspek Keuangan. Baristand Industri Surabaya dalam melaksanakan tugas pokoknya didukung oleh anggaran yang bersumber dari

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN 2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN BALAI DIKLAT INDUSTRI MAKASSAR Laporan PP. 39 Balai Diklat Industri Makassar Triwulan IV Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Dengan telah

Lebih terperinci

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI LAPORAN KINERJA TAHUN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR KERAMIK BANDUNG Jl. Jend. Akhmad Yani 392 Bandung 40272 Telp. 022-7206221 Fax. 022 7205322 E-Mail : keramik@ bbk.go.id

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI TRIWULAN I (PP 39)

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI TRIWULAN I (PP 39) LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI TRIWULAN I (PP 39) TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO Jln. Diponegoro No. 21

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 Laporan Kinerja Baristand Industri Manado 1. LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN. Program : Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN. Program : Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Program : Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Balai Besar Tekstil yang selanjutnya dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 778/MPP/Kep/11/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SAMARINDA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SAMARINDA TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SAMARINDA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. MT Haryono/Jl.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 () () (..) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KEBIJAKAN INDUSTRI SATUAN KERJA (43) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN TAHUN 6

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMEN/LEMB : UNIT ORG : SATUAN KERJA : PROPINSI : LOKASI : RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 7 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat BBT Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) bernayng

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMTI BANDA ACEH JLN. TWK. HASYIM BANTA MUDA NO. 6 BANDA ACEH EMAIL : SMKSMTI.BANDAACEH@GMAIL.COM

Lebih terperinci

PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG Oleh : Dr. HARI ADI PRASETYA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG 2014 Dasar Hukum Peraturan Menteri

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN 2010-2014 (REVISI II) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR TAHUN 2014 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG 1.1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006, Baristand Industri Banjarbaru mempunyai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Baristand Industri Medan Dengan adanya pemisahan Departemen Perindustrian dan Perdagangan menjadi Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan serta dalam

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 Laporan Kinerja Baristand Industri Manado LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN F-3..0. Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 205 864.997 PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (09) Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM)

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) SEMESTER II JULI S/D DESEMBER 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MEDAN Jl. Sisingamangaraja No. 24, Telp. (061)

Lebih terperinci

Laporan Layanan Informasi Publik Balai Besar Keramik Tahun 2016

Laporan Layanan Informasi Publik Balai Besar Keramik Tahun 2016 Laporan Layanan Informasi Publik Balai Besar Keramik Tahun 2016 Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI 2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Badan Pengkajian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SAMARINDA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SAMARINDA TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SAMARINDA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. MT Haryono/Jl.

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai Instruksi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK Jl. Kusumanegara No.7

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Laporan Kinerja Sekretariat BPPI T.A 2016

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

Rencana Kinerja 2016 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kinerja 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka pelaksanaan program pembangunan industri, maka pada tahun anggaran 2016 Kementerian Perindustrian menyusun Rencana Kerja (RENJA) yang merupakan penjabaran

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2. VISI : 3. MISI : 4. Sasaran Strategis

Lebih terperinci

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN Ruang lingkup kegiatan B4T sebagai mitra industri untuk meningkatkan mutu produk dan jasa industri meliputi penelitian dan pengembangan, pengujian bahan dan barang teknik,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011

RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011 RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA Jl. Jagir Wonokromo

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Dalam UU. No. 25

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI BESAR KERAMIK TAHUN TRIWULAN PERTAMA (Per Tanggal 31 Maret 2017)

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI BESAR KERAMIK TAHUN TRIWULAN PERTAMA (Per Tanggal 31 Maret 2017) LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI BESAR KERAMIK TAHUN 2017 TRIWULAN PERTAMA (Per Tanggal 31 Maret 2017) Jln. Jend. A. Yani 392 Bandung 40272 Telp (022) -7206221, 7206296 Fax. (022) 7205322

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 SATUAN KERJA PROPINSI RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 6 () () (4) BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG () SUMATERA SELATAN () KOTA PALEMBANG BAGIAN-A Halaman A ANGGARAN

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci