BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. minat dan semangat keluarga untuk berwirausaha. oleh pemerintah yang dimotori oleh BKKBN. Kegiatan kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil analisis tentang Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rima Puspita Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak menimbulkan masalah,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun Dan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Irma Susanti, 2013

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

PENERAPAN IPTEKS. Pemberdayaan UPPKS Florist Berbasis Web di Kota Medan. Dedy Husrizal Syah

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN memiliki tujuan yang mulia yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN. Berdasarkan hasil empiris penelitian dan analisis pada bab sebelumnya

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang (11,22 %) dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: Elfrida Situmorang

Analisis Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah Terhadap Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Nama : Risandra Rejina NPM : Kelas : 3 EB 15

IMPLEMENTASI PASAL 18 PERDA KOTA MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2009 TERHADAP PERLINDUNGAN USAHA DI KOTA MOJOKERTO

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

MODEL KONSEPTUAL KELEMBAGAAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

MEMBANGUN PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA PENINGKATAN KELUARGA SEJAHTERA KELOMPOK UPPKS. Oleh : Kasriyati, S.Pd.

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah sektor UKM (Usaha Kecil Menengah). saat ini para pelaku UKM masih kesulitan dalam mengakses modal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN)

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

PENGARUH BESARAN MODAL DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PADA CELLULER PHONE

KONSEP OPERASIONAL UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI INPRES DESA TERTINGGAL

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Salah satu kebutuhan yang sangat mendorong usaha pembangunan adalah memperbaiki kehidupan rakyat tanpa perbedaan, dalam arti meningkatkan kesejahteraan umum. Untuk mencapai kesejahteraan rakyat tersebut maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah memberdayakan masyarakat, baik itu laki-laki maupun perempuan utamanya masyarakat pengangguran atau yang tidak memiliki pekerjaan. Secara mendasar tugas tersebut merupakan tugas seluruh komponen yang ada dalam masyarakat, namun terlebih lagi merupakan tugas dan kewajiban pemerintah, karena pemerintah merupakan roda penggerak dalam kemajuan suatu negara. Peranan pemerintah dalam pembangunan merupakan keharusan yang bersifat mutlak, karena itu pelaksananya oleh aparat pemerintah yang diberikan wewenang harus cukup bijaksana, mampu dan terampil. Kebijaksanaan dalam keterampilan terletak pada kemampuan untuk melaksanakan tugas tersebut dalam masa pembangunan sekarang ini (Saning, 2012:1). Dalam kerangka pembangunan pertanian, pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan atau masalah melebarnya kesenjangan antar sektor atau pelaku usaha. UMKM memiliki potensi strategi dalam meningkatkan ekonomi nasional. Selain menyediakan barang dan jasa, UMKM dapat menyerap banyak tenaga kerja. UMKM ini juga merupakan kelompok yang telah terbukti tahan terhadap goncangan krisis perekonomian yang melanda(hafzah, 2004:23). Kecenderungan kemampuan UMKM memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian suatu negara tidak saja terjadi di Indonesia dan negara-negara berkembang namun juga terjadi di negara-negara maju pada saat-saat negara tersebut membangun kemajuan perkonomiannya sampai sekarang. Kondisi demikian mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menetapkan tahun 2004 sebagai tahun International microfinance. Hal ini dimasudkan tidak saja untuk menunjukkan keberpihakkan badan dunia tersebut terhadap UMKM namun juga dalam kerangka mendorong negara

2 berkembang untuk lebih memberikan perhatian pada pemberdayaan UMKM dengan cara memberikan berbagai stimulan, keterpihakan kebijakan dan fasilitasi. Robinson (dalam kusmuljonao, 2009:149) bahwa usah m ikro didefenisikan economically aktive poor yaitu masyarkat yang mempunyai tabungan dengan peningkatan yang kecil, dan masyarakat yang mampu membayar pinjaman yang kecil dengan bunga yang memungkinkan dari lembaga kredit yang menyediakan sendiri keuangannya. Sejalan dengan perkembangannya, UMKM masih memilikibeberapa permasalahan. Tidak hanya permasalahan keterbatasan modal, UMKM juga memiliki masalah yang masih dihadapi lainnya yaitu rendahnya produktivitas, sehingga menimbulkan kesenjangan yang sangat lebar antara pelaku usaha kecil, menengah, dan besar (suarja, 2006). Jumlah penduduk terbesar berada di Nagari Simpang, yaitu sebanyak 7.117 orang. Badan Kependudukan dan Keluarga Berenca Nasional (BKKBN) membagi kategori keluarga sejahtera atas empat kategori, yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III ke atas. Tabel 1. Jumlah keluarga berdasarkan kategori keluarga sejahtera di kecamatan Simpang Alahan Mati tahun 2014. Kategori Nagari Simpang Nagari Alahan Mati Pra sejahtera 47 278 Sejahtera I 378 387 Sejahtera II 187 180 Sejahtera III 1027 433 Sejahtera III+ 3 2 Selain itu, menurut data BKKBN kabupaten Pasaman jumlah keluarga berdasarkan kategori keluarga sejahtera di kecamatan Simpang Alahan Mati sebagian besar berada pada garis keluarga sejahtera yang masih perlu mendapatkan pembinaan untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya. Sehingga kegiatan pendampingan masyarakat dengan membentuk sebuah kegiatan yang mampu meningkatkan taraf hidup keluarga. Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) merupakan program yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan program KB (Keluarga Berencana), yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi

3 keluarga. Tanpa kondisi ekonomi yang baik, mustahil keluarga akan dapat meningkatkan kualitas kehidupan. Kegiatan usaha ini telah dirintis dan dipelopori oleh BKKBN yang merupakan model usaha mikro keluarga yang berfungsi untuk menggerakkan roda ekonomi keluarga melalui pembelajaran usaha ekonomi dengan cara menggugah minat dan semangat keluarga untuk berwirausaha. Untuk mengembangkan kelompok UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) ini banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah yang dimotori oleh BKKBN. Kegiatan kegiatan tersebut antara lain (1) memberikan bantuan fasilitas permodalan kepada kelompok yang meliputi dana bergulir, dana BUMN, Kukesra, Kredit Pengembangan Kemitraan Usaha (KPKU), dan Kukesra Mandiri; (2) pembinaan dan pengemb angan usaha kelompok UPPKS melalui kegiatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan tersebut, pembinaan kemitraan baik dalam hal permodalan, SDM, produksi, manajemen usaha, penerapan teknologi tepat guna dan pemasaran; ( 3) pembinaan jaringan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan akses anggota kelompok ini dengan berbagai pihak; (4) pembinaan produksi agar kelompok UPPKS menghasilkan produk, baik kuantitas maupun kualitas, yang sesuai dengan permintaan pasar. Peran UPPKS adalah sebagai wadah pembinaan dan pengembangan keluarga. Khususnya dalam pengembangan fungsi ekonomi keluarga. Kelompok UPPKS ini berfungsi sebagai wadah untuk mengembangkan semangat dan kemampuan berwirausaha, mengorganisasikan usaha-usaha ekonomi produktif, dan sebagai jalur penyaluran kredit yang meliputi Dana bergulir, dana BUMN, Kukesra, Kredit Pengembangan Kemitraan Usaha, Kukesra Mandiri, Dana Bantuan Sosial dari DIPA BKKBN serta kredit dari sumber-sumber yang terjangkau. Upaya yang dilakukan secara langsung adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat, terutama keluarga miskin untuk meningkatkan tahapan kesejahteraan mereka melalui pemberdayaan ekonomi keluarga. Kegiatan pemberdayaan keluarga diantaranya dengan memberikan pembelajaran dalam berbagai bidang usaha atau menjadi tenaga terampil melalui pendekatan kelompok, yakni kelompok UPPKS (BKKBN, 2005).

4 Untuk mencapai tujuan dari program UPPKS, dalam mengembangkan usaha perempuan dengan menempatkan seorang pendamping yang ditunjuk langsung oleh Unit Pelaksanaa Teknis Keluarga berencana (UPT -KB). Pendampingan yang diharapkan dapat membantu kelompok dalam mengembangkan usaha yang dijalankan, sehingga pengetahuan dan keterampilan anggota dalam mengembangkan usaha dapat berkembang dan dapat menambah pendapatan keluarga. Menurut Primahendra (2002:6) mengatakan pendampingan adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan menempatkan tenaga pendamping yang berperan sebagai fasilitator, komunikator dan dinamisator. Pendampingan melalui program UPPKS melibatkan perempuan sebagai pelaku utama dalam peningkatan kesejahteraan keluarga dengan melakukan pengembangan usaha kelompok. Berkaitan dengan itu pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan maupun kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan permasalahan. Pendampingan diupayakan untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup secara mandiri. Jadi pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu maupun kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan kemampuan kelompok yang didampingi dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari, oleh, dan untuk anggota, serta mengembangkan kesetiakawanan dan solidaritas kelompok dalam rangka menumbuhkembangkan kesadaran sebagai manusia yang utuh, berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Suatu bentuk kegiatan pendampingan yang dapat dilakukan antara lain dengan memberi motivasi, pola pendampingan usaha, pelatihan keterampilan, penyuluhan kewirausahaan membekali perempuan agar dapat bekerja, berusaha dan dapat memiliki penghasilan B. Rumusan masalah Perempuan di Nagari Alahan Mati umumnya bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga yang memiliki jam kerja produktif yang sangat sedikit. Para perempuan rata-rata juga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang masih rendah. Keterampilan-keterampilan yang dimiliki belum terasah dengan baik,

5 sehingga perlu dilakukan pemanfaatan terhadap sumber daya yang ada, guna meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan-keterampilan untuk meningkatkan kualitas perempuan. Untuk itu, dalam pengembangan sebuah usaha perempuan hanya mampu mengembangkan usahanya dengan modal yang minim dengan keuntungan yang minim pula. Program keluarga berencana mengambil peran dalam memberdayakan perempuan melalui program UPPKS dengan strategi pendampingan kelompok usaha. Peran program UPPKS dalam pendampingan kelompok untuk mengembangkan sebuah usaha kelompok dengan target keluarga yang berada pada ekonomi menengah kebawah. Mayoritas keadaan ekonomi keluarga di Nagari Alahan Mati berada pada ekonomi menengah kebawah, sehingga masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan keadaan ekonomi keluarga di Nagari Alahan Mati tersebut maka dibentuk kelompok UPPKS yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga melalui usaha kelompok atau berwirausaha sebagai upaya mewujudkan keluarga sejahtera. Dalam hal pendampingan yang dilakukan saat ini kelompok Karya Mandiri masih belum mampu meningkatkan produksi serta memperluas pemasaran produk mereka. Kelompok Karya Mandiri merupakan kelompok yang beranggotakan perempuan yang berusaha bersama-sama untuk meningkatkan kesejahteraannya. Kelompok Karya Mandiri ditetapkan sebagai kelompok UPPKS di Nagari Alahan Mati. Kelompok UPPKS Karya Mandiri yang didirikan atas kemauan perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan minim kegiatan dan penghasilan. Anggota kelompok memiliki potensi dalam pelaksanaan program UPPKS di Nagari Alahan Mati dengan membuat olahan pangan daerah untuk dikembangkan secara berkelompok. Dengan demikian, program UPPKS ini membantu Kelompok dalam mengembangkan usaha sebagai pembina kelompok mulai dari modal usaha, mendampingi produksi, mengembangkan pemasaran dan dalam mengembangkan usaha. Kegiatan kelompok pelaksana program UPPKS adalah memproduksi randang paku. Produk tersebut dipilih karena merupakan produk yang berpotensi untuk dikembangkan karena randang paku merupakan salah satu,makanan khas ranah minang yang sangat disukai oleh masyarakatnya, sehingga untuk

6 mengembangkan usaha randang paku ini kelompok sangat membutuhkan pendamping kelompok untuk mengembangkan usaha randang paku untuk meningkatkan kualitas produk randang paku agar dapat dipasarkan keberbagai daerah di Indonesia sehingga dapat dihasilkan produk randang paku unggulan Nagari Alahan Mati yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Dalam kegiatan pendampingan produksi randang paku masih dilakukan secara tradisional, hai ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat desa/nagari yang belum mampu untuk merubah kebiasaan produksi secara tradisional menjadi konvensional. Dengan adanya pembinaan melalui program UPPKS diharapkan produksi kelompok dapat meningkat setiap tahunnya sehingga pendapatan anggota juga meningkat yang nantinya dapat mencapai tujuan dari program yaitu kesejahteraan keluarga. Oleh sebab itu program Usaha Peningkatan Pendapan Keluarga Sejahtera (UPPKS) berperan dalam mengembangkan kelompok Karya Mandiri dan keterampilan individu dalam menunjang kreativitas untuk menciptakan kemampuan-kemanpuan individu anggota dalam melakukan aktivitasnya. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana kegiatan usaha randang paku dan bagaimana pendampingan usaha pada kelompok Karya Mandiri melalui program UPPKS? b. Bagaimana perkembangan usaha randang paku kelompok Karya Mandiri? Berdasarkan uraian diatas perempuan sebagai sumberdaya yang memiliki potensi sebagai salah satu penggerak pembangunan nasional,peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang Studi usaha randang paku dan pendampingan usaha malalui Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) (Studi kasus: Kelompok Karya Mandiri, di Nagari Alahan Mati, Kecamatan Simpang Alahan Mati, Kabupaten Pasaman)

7 C.Tujuan Penelitian Adapun tujuan ini berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang ada,yaitu: 1. Mendeskripsikan usaha randang paku dan pendampingan usaha pada kelompok Karya Mandiri melalui program UPPKS 2. Mendeskripsikan perkembangan usaha randang paku kelompok Karya Mandiri D.Manfaat Penelitian 1. Bagi kelompok, sebagai masukan dan informasi bagi kelompok mengenai kegiatan kelompok selanjutnya agar dapat lebih maju 2. Bagi Pemerintah,sebagai bahan pertimbangan untuk pembangunan nasional dengan mengembangkan keterampilan perempuan 3. Bagi Mahasiswa,diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta menjadi acuan bagi mahasiswa lain melakukan penelitian ini