MEMBANGUN PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA PENINGKATAN KELUARGA SEJAHTERA KELOMPOK UPPKS. Oleh : Kasriyati, S.Pd.
|
|
- Liani Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEMBANGUN PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA PENINGKATAN KELUARGA SEJAHTERA KELOMPOK UPPKS Oleh : Kasriyati, S.Pd. Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dulu hingga sekarang apalagi sejak terhampas dengan pukulan krisis ekonomi dan moneter yang terjadi sejak Tahun Kemiskinan seringkali dipahami sebagai gejala rendahnya tingkat kesejahteraan semata-mata kemiskinan merupakan gejala yang bersifat komplek dan multi dimensi..rendahnya tingkat kehidupan yang sering sebagai alat ukur kemiskinan pada hakekatnya merupakan salah satu mata rantai dari munculnya lingkaran kemiskinan. Disisi lain pertumbuhan ekonomi yang cepat yang tidak dibarengi pemerataan merupakan kesalahan besar yang dilakukan para pemimpin Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, Kebijakan fiscal dan moneter juga tidak pro kaum miskin, perencanaan pembangunan bersifat top-down, pelaksanaan program beronrentasi keproyekan, industrialisasi, liberalisasi perekonomian terlalu dini tanpa persiapan yang memadai untuk melindungi kemungkinan terpinggirnya kelompok-kelompok miskin didalam masyarakat. Kondisi ini semakin memperburuk kondisi masyarakat miskin. ( Dilon : 2001 ) Pentingnya penanggulangan masalah kemiskinan karena kemiskinan dapat mempengaruhi kehidupan ekonomi politik suatu Negara.Menghadapi permasalahan tentang kemiskinan di Indonesia dewasa ini terdapat perkembangan pemikiran yang menarik. Disatu pihak pemerintah dan seluruh bangsa sudah tidak lagi menganggap tabu membahas permasalahan kemiskinan secara terbuka. Berbagai studi tentang masalah kemiskinan menyimpulkan bahwa kemiskinan merupakan masalah multi dimensi yang tidak saja mencakup aspek ekonomi saja akan tetapi juga dimensi social budaya, dimensi structural atau 1
2 politik yang menyebabkan masalah kemiskinan kemudian timbul menjadi human problem yang teah mengusik dan menguras tenaga serta pikiran banyak orang. Meskipun kemiskinan telah menjadi subyek penelitian ilmiah sejak lama dengan thema atau label yang beraneka ragam, akan tetapi apabila ditelaah lebih lanjut sebagian besar penelitian tentang kemiskinan yang dilakukan secara ilmiah lebih banyak ditekankan pada pemahaman, yaitu aspek what it is dari kemiskinan. Sedangkan upaya secara komprehensip dalam penanggulangan kemiskinan masih jarang dilakukan meskipun banyak kebijaksanaa dalam menanggulangi kemiskinan telah dilaksakan. Konsep penanggulangan perlu mendapat perencanaan karena konsep pemahaman berbeda dengan konsep penanggulangan ( Pakpahan, 1996, 1997 ) Kegagalan Pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia dan Negaranegarta berkembang karena pembanguan yang dilaksanakanya kurang memperhatikan partisipasi masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Korten ( dalam Prijo dan Pranaka, 1996 ) bahwa pembangunan tersebut kurang memberikan kesempatan kepada rakyat miskin untuk ikut dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Upaya pemberdayaan masyarakat miskin untuk dapat mandiri, baik dalam pengertian ekonomi, budaya dan politik merupakan hakekat utama dalam penganggulangan kemiskinan. Kemampuan masyarakat untuk mewujudkan dan mempengaruhi arah serta pelaksanaan suatu program ditentukan dengan mengendalikan kemampuan yang dimilikinya sehingga pemberdayaan ( empowerment) merupakan jiwa partisipasi yang sifatnya aktif dan kreatif. Selama ini, pemberdayaan merupakan the missing ingredient dalam mewujudkan partisipasi masyarakat yang aktif dan kreatif. Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok-kelompok tertentu, kaum perempuan pada umumnya merupakan pihak yang dirugikan, mereka sering menanggung beban hidup 2
3 yang lebih berat dari pada kaum pria. Demikian pula anak-anak yang menderita akibat kualitas hidup masa depan mereka terancam, dengan adanya kekurangan giszi, rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan serta keterbelakangan dalam banyak hal. Berbagai upaya dan kebijakan pembangunan telah dilakukan pemerintah selama ini terutama untuk memberikan peluang pada masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraan. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah melalui pendekatan pemberdayaan keluarga yang mengacu pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sejahtera yang pelaksanaannya di atur dalam Impres No. 3 Tahun 1996 tentang Pembangunan keluarga Sejahtera dalam rangka Peningkatan Penanggulangan kemiskinan. Dalam Impres No 3 Tahun 1996 tersebut menekankan perlunya usaha yang terpadu dan menyeluruh yang dilakukan oleh Pemerintah, masyarakat dan keluarga untuk memberikan kemampuan pada keluarga terutama keluarga yang masih dalam tahap Pra Sejahtera dan Sejahtera I, agar dapat memanfaatkan berbagai peluang dan dukungan yang ada untuk mengangkat dirinya dari ketertinggalan dalam bidang sosial dan ekonomi. Upaya ini dilakukan antara lain dengan membantu keluarga terutama yang masih berada dalam tahap Pra Sejahtera dan Sejahtera I agar memiliki wawasan yang lebih luas, sikap, perilaku dan nilai-nilai yang menjunjung tinggi sifat hemat, perencanaan kedepan dan mampu mengumpulkan modal kerja secara mandiri untuk mengembangkan usahanya. Orang miskin yang mempunyai usaha ekonomi produktif bisa dipastikan skala usahanya adalah kecil / mikro. Menurut Ismawan ( 2003 : 103 ). Bagi pengusaha Mikro, persoalan permodalan ( keterbatasan terhadap modal ) ternyata merupakan masalah utama. Oleh karena itu pemberian permodalan berupa kredit perlu diberikan. Pemberian kredit pada orang miskin yang mempunyai usaha ekonomi produktif adalah penting untuk membantu memanfaatkan 3
4 tenaga, ketrampilan dan waktu sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatannya yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Dengan demikian, dalam rangka mengembangkan kelompok UPPKS ini telah banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah yang dimotori oleh BKKBN. Kegiatankegiatan tersebut antara lain (1) pemberikan bantuan fasilitas permodalan kepada kelompok yang meliputi dana bergulir, dana Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kukesra, Kredit Pengembangan Kemitraan Usaha (KPKU), dan kredit lainnya; (2) pembinaan dan pengembangan usaha kelompok UPPKS melalui kegiatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan tersebut melalui berbagai kegiatan pembinaan dan pelatihan. (3) membangun kemitraan baik dalam hal permodalan, SDM, produksi, manajemen usaha, penerapan teknologi tepat guna, dan pemasaran; (4) perluasan jaringan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan akses anggota kelompok ini dengan berbagai pihak; (5) pembinaan produksi agar kelompok ini menghasilkan produk, baik kuantitas maupun kualitas, yang sesuai dengan permintaan pasar. Melalui kegiatan-kegiatan yang cukup komprehensip terhadap kelompok ini dalam kaitanya dengan pengembangan usaha ekonomi produktif diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga. UPPKS merupakan kelompok kegiatan pendukung proram KB yang anggotanya terdiri dari keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga sejahtera I, dalam rangka peningkatan kesejahteraan keluarga melalui kegiatan wirausaha. Kelompok yang dirintis oleh BKKBN pada tahun 1976 ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga perseta KB agar kehidupanya menjadi lebih sejahtera. Salah satu hal yang mendasarinya adalah bahwa tanpa kondisi yang baik, mustahil keluarga akan dapat meningkatkan kesejahteraanya, dan ini harus dimulai dari memberdayaan keluarga dibidang ekonomi. Dengan demikian UPPKS ini diharapkan menjadi model usaha mikro keluarga yang berfungsi untuk menggerakkan roda 4
5 ekonomi keluarga melalui pembelajaran ekonomi dengan cara menggugahminat dan semangat keluaga untuk berwirausaha (BKKBN, 2005) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional melalui program Pembanguan keluarga Sejahtera berupaya untuk membantu keluarga miskin dalam mengembangkan kegiatan kewirausahaan, kemitraan usaha, penguasaan tehnologi tepat guna dan cara pemanfaatan modal usaha yang tersedia, sehingga mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada, dengan demikian akan meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan.dalam rangka mengoptimalkan kualitas kegiatan kelompok UPPKS diperlukan upaya pembinaan yang sistematis dan berkesinambungan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia dari berbagai sektor.yang dapat dipadukan dan didayagunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bagi anggota dan kelompok UPPKS. Adapun upaya yang dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat khususnya keluarga pra sejahtera dan Sejahtera I melaluiprogram UPPKS, adalah kerja sama antara BKKBN dengan Departemen Tenaga Kerja yang dituangkan dalam naskah kerja sama Nomor : Kep.102/Men/1997 dan Kep. 132/Hk. 104/H.3/1997 tanggal 3 Juni 1997 tentang pengembangan produktifitas dan pemberdayaan Keluarga. Sehinggaprogram UPPKS merupakan kelompok yang melakukan kegiatan ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga Sejahtera. Program UPPKS pada prinsipnya adalah kelompok usaha ekonomi produktif yang beranggotakan ibu-ibu/wanita yang antara lain berasal dari keluarga Pra sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III dan sejahtera III plus baik yang belum, sedang, maupun purna peserta KB guna meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Secara khusus program kelompok UPPKS ditujukan kepada pemberdayaan ibu rumah tangga, melalui program ini ibu melakukan kegiatan usaha 5
6 produktif / ekonomi dengan kemudahan akses pada modal sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pendapatan keluarga. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I merupakan sasaran binaan Bidang keluarga Sejahtera Badan PMPDPKB, dimana dari sisi kegitan ekonomi produktif, diharapkan keluarga tersebut menjadi anggota kelompok UPPKS di wilayahnya dan melakukan kegiatan ekonomi produktif skala mikro untuk menambah penghasilan keluarga. Dalam pelaksanaan kegiatannya anggota kelompok-kelompok UPPKS ini merintis kegiatan ekonomi produktif skala mikro/skala rumah tangga dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan `keluarga, diharapkan anggota keluarga dapat berperan aktif dan memanfaatkan waktu luangnya untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan uang. Sedangkan Tujuan Khusus dibentuknya lembaga UPPKS antar lain : 1. Menumbuhkan dinamika kelompok agar anggota dapat didorong untuk meningkatkan dan memantapkan kesertaan dalam ber KB, terutama kesertaan dalam pemakaian alat kontrasepsi yang efektif. 2. Mengisi kegiatan kelompok peserta KB dengan kegiatan ekonomi produktif, sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup kelompok-kelompok tersebut. 3. Mengembangkan kegiatan social ekonomi, khususnya para perempuan peserta KB untuk meningkatkan perananya dalam keluarga maupun masyarakat. 4. Merangsang kelompok untuk dapat mandiri dalam membangun ekonomi keluarga dengan melakukan usaha-usaha produktif. 5. Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman berorganisasi maupun mengatur administrasi keuangan. 6. Merangsang kelompok lain agar berprestasi seperti kelompok yang mendapatkan bantuan permodalan. 6
7 Supaya dalam kelompok terdapat kerja sama yang efektif, Floyd Ruch mengemukakan prisip-prisip sebagai berikut : 1. Suasana kelompok ( atmosphere) Adalah situasi yang mengakibatkan tiap anggota kelompok merasa senang tinggal didalam kelompok tersebut. 2. Kepemimpinan bergilir ( distributive leadership ) Adalah pemindahan kekuasaan untuk mengendalikan dan pengawasan terhadap kelompoknya. 3. Perumusan tujuan ( goal formulation ) Adalah merupakan tujuan bersama yang menjadi arah kegiatan bersama, karena tujuan ini merupakan integrasi dari tujuan individumasing-masing. 4. Fleksibilitas ( flexibility ) Adalah segala sesuatu yang menyangkut kelompok seperti suasana, tujuan, kegiatan, struktur dapat mengikuti perubahan yang terjadi tanpa adanya pengorbanan. 5. Mufakat ( consensus ) Dengan mufakat yang ada dalam kelompok, semua perbedaan pendapat dari anggota dapat teratasi sehingga tercapai keputusan yang memuaskan. 6. Kesadaran kelompok ( process awareness ) Adanya peranan, fungsi, dan kegiatan masing-masing anggota dalam kehidupan kelompok. 7. Penilaian yang kontinu ( continual evaluation) Kelompok yang baik seringkali mengadakan penilaian secara kontinu terhadap perencanaan kegiatan, dan pengawaan kelompok, sehingga dapat diketahui tercapai tidaknya tujuan kelompok. 7
8 Metode atau cara memberdayakan masyarakat miskin dapat dilakukan melalui berbagai tingkat kelompok sasaran mulai dari tingkat individu samapi dengan tingkat komunitas sebagai berikut : 1. Pemberdayaan masyarakat miskin bertumpu pada komunitas masyarakat secara umum, pemberdayaan ini tidak dilakukan memisahkan penduduk atau keluarga miskin dari komunitas masyarakat sekitarnya, kemudian diberdayakan secara individual atau kelompok. Disini pemberdayaan masyarakat miskin dilakukan tanpa melihat penduduk atau keluarga miskin satu persatu, tetapi masyarakat miskin tersebut dilihat sebagai satu kesatuan komunitas dengan masyarakat. 2. Pemberdayaan masyarakat miskin bertumpu pada komunitas dengan prioritas, pemberdayaan ini adalah pemberdayaan komunitas masyarakat dengan tetap menempatkan penduduk atau keluarga miskin dalam program pembrdayaan pada lingkup komunitas masyarakat tersebut, dengan memberiksn prioritas tertentu (previlage)kepada keluarga miskin sesuai kondisinya. 3. Pemberdayaan masyarakat miskin melalui pengelompokan masyarakat miskin berdasarkan hubungan sosial, kondisi dan penyebab 4. kemiskinannya, dalam pemberdayaan ini dilakukan program-program pemberdayaan khusus sesuai dengan kondisi dan penyebab kemiskinan perkelompok. 5. Pemberdayaan masyarakat miskin yang bertumpu pada keluarga, dalam memberdayakan ini setiap keluarga miskin dilakukan pemberdayaan secara sendiri-sendiri sesuai dengan kondisi dan penyebab kemiskinan masing-masing keluarga. Kasriyati, S.Pd. Penyuluh Keluarga Berencana Kec. Pengasih Kabupaten Kulon Progo. 8
9 DAFTAR PUSTAKA BKKBN, 1986, Pedoman Operasional Pelaksanaan Kegiatan UPPKS, Jakarta. BKKBN, 1993, Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta. Carolina Nitimihardjo, Jusman Iskandar, Dinamika Kelompok dan beberapa catatan tentang Organisasi, Kepemimpinan, dan Komunitas dalam Pekerjaan Sosial. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Bandung. Delly Maulana, Mengungkap Kekuatan Ekonomi Mikro dalam Mengentaskan Kemiskinan di Indonesia. Suara Publik. 07 Maret Emil Salim Alfian,1980. Kemiskinan Struktural. Penerbit Suatu Bunga Rampai. Jakarta. Gunawan Somodiningrat, Pemberayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Soetrisno,Lukman Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan. Kanisius, Yogyakarta. Somodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat dan JPS, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 9
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga sekarang, terutama sejak terhampas dengan pukulan krisis ekonomi dan moneter yang terjadi sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak menimbulkan masalah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak menimbulkan masalah, diantaranya ekonomi, sosial dan budaya. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya angka putus sekolah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. optimal. Sedangkan kualitas keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan keluarga sejahtera merupakan upaya yang menyuluruh dan terpadu yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan keluarga untuk meningkatkan kualitas keluarga
Lebih terperinciINFO DEMOGRAFI. Dr. Ir. LILIS HERI MIS CICIH, MSi LD-FEB Universitas Indonesia.
INFO DEMOGRAFI Dr. Ir. LILIS HERI MIS CICIH, MSi LD-FEB Universitas Indonesia www.bkkbn.go.id PROGRAM UPPKS DAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN IBU-IBU 1. Pendahuluan rogram Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Salah satu kebutuhan yang sangat mendorong usaha pembangunan adalah memperbaiki kehidupan rakyat tanpa perbedaan, dalam arti meningkatkan kesejahteraan umum. Untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minat dan semangat keluarga untuk berwirausaha. oleh pemerintah yang dimotori oleh BKKBN. Kegiatan kegiatan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) merupakan program yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan program KB (Keluarga Berencana),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya penanggulangan kemiskinan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kemiskinan memang telah ada sejak kala. Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan meluncurkan program-program
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari laporan Badan Pusat Statitistik yang menyatakan bahwa jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Irma Susanti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan. Kemiskinan telah ada sejak lama pada hampir semua peradaban manusia. Pada setiap belahan dunia dapat
Lebih terperinci6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya
Lebih terperinciTABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan hipotesis. A. Latar Belakang Masalah. Kemiskinan seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah suatu proses dinamis yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil analisis tentang Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari hasil analisis tentang Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup Pengolahan Makanan Tradisional Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha (Studi Pada Kelompok Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
27 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciWALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,
WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KELUARGA BERENCANA DAN KETAHANAN PANGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh Negara Indonesia adalah kemiskinan. Dari tahun ke tahun masalah ini terus menerus belum dapat terselesaikan, terutama sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rima Puspita Sari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan merupakan serangkaian kegiatan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dilakukan dengan sabar, berencana
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciTabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciRestorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:
Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: 2407-3881 EVALUASI PROGRAM USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA (UPPKS) DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA Oleh Noorhayati MT dan Ika Sari
Lebih terperinciPEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM
PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM PEMBUATAN HANDICRAFT DENGAN MEMANFAATKAN BARANG BEKAS SUATU UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN KELUARGA DI KOTA TEBING TINGGI Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas
Lebih terperinciMEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciSUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi
- 55-12. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi Pria, Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.
Lebih terperinciO. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3
O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciBIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
O BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
TINJAUAN PUSTAKA Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Kebijakan penanggulangan kemiskinan berhubungan dengan pembangunan masyarakat. Pembangunan merupakan proses yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permasalahan kemiskinan yang cukup komplek membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang (11,22 %) dari jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan bagi masyarakat merupakan salah satu permasalahan yang cukup berat, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan hidup.salah satu contoh adalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya
PENDAHULUAN Latar Belakang Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya secara individu maupun kelompok bila berhadapan dengan penyakit atau kematian, kebingungan dan ketidaktahuan pada
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1
MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 A. KONDISI KEMISKINAN 1. Asia telah mencapai kemajuan pesat dalam pengurangan kemiskinan dan kelaparan pada dua dekade yang lalu, namun
Lebih terperinciBADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG 1.1. LATAR BELAKANG BP3AKB (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti tingkat kesehatan,
Lebih terperinciMengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan?
1 P age Mengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan? SEJAK awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha ekonomi desa, pengembangan Lembaga Keuangan Desa, serta kegiatankegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain peningkatan prakarsa
Lebih terperinciL. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
- 274 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi 1. Kebijakan dan Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Banyak permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial budaya, politik, ekonomi serta pertumbuhan penduduk yang cukup cepat telah mempengaruhi tatanan nilai dan budaya suatu bangsa. Banyak permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciL. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
- 358 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi 1. Kebijakan
Lebih terperinciModel Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Pendekatan Kultural Pendekatan Struktural Model Pendekatan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan 1. Pendekatan Kultural adalah program
Lebih terperinciKemiskinan di Indonesa
Kemiskinan di Indonesa Kondisi Kemiskinan Selalu menjadi momok bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia Dulu hampir semua penduduk Indonesia hidup miskin (share poverty), sedangkan sekarang kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinci1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi
O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujutkan cita-cita bangsa yakni terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia, sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujutkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahtraan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan di bidang pendidikan. Pengembangan sumber daya manusia didasarkan pada kenyataan bahwa
Lebih terperinciMATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN
MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur
PERANAN DINAS KOPERASI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM PEMBINAAN SENTRA USAHA KECIL PRODUKSI TEMPE DI KELURAHAN TENGGILIS MEJOYO KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO PEMERINTAH KOTA SURABAYA. SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciWALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG
WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 60 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN BANTUL BUPATI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah merupakan suatu manifestasi yang diraih oleh masyarakat tersebut yang diperoleh dari berbagai upaya, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak, inflasi juga naik dan pertumbuhan ekonomi melambat. Kemiskinan yang terjadi dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan pengangguran yang tinggi, keterbelakangan dan ketidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah pembangunan diberbagai bidang yang ditandai dengan pengangguran yang tinggi, keterbelakangan dan ketidak berdayaan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hingga saat ini kemiskinan masih merupakan masalah maupun tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini kemiskinan masih merupakan masalah maupun tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemerintah pusat maupun daerah, dimana pemerintah daerah bersama
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 20 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG STRATEGI KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI BERBASIS KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.
SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat Rumusan Sementara A. Pendahuluan 1. Dinamika impelementasi konsep pembangunan, belakangan
Lebih terperinciBAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM
BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu memecahkan masalah-masalah sosial ekonomi yang mendasar, khususnya dalam memperluas kesempatan kerja,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1266, 2016 BKKBN. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Nomenklatur dan Tusi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa program keluarga berencana nasional dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya
Lebih terperinciL. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
- 57 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut para ahli, kemiskinan masih menjadi permasalahan penting yang harus segera dituntaskan, karena kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode tahun 1974-1988,
Lebih terperinciBAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerus di bidang fisik, ekonomi dan lingkungan sosial yang dilakukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pedesaan merupakan suatu proses perubahan secara terus menerus di bidang fisik, ekonomi dan lingkungan sosial yang dilakukan oleh manusia untuk
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar mengalami kebangkrutan dan memberikan beban berat bagi negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Indonesia dilanda krisis pada tahun 1998, pemerintah baru tersadar bahwa usaha besar yang dibangga-banggakan justru sebagian besar mengalami kebangkrutan
Lebih terperinciBAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati
BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati Kondisi Kemiskinan di Indonesia Isu kemiskinan yang merupakan multidimensi ini menjadi isu sentral di Indonesia
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Sebagai suatu ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Upaya penanganan kemiskinan sejak zaman pemerintah Orde Baru sudah dirasakan manfaatnya, terbukti dari jumlah penurunan jumlah penduduk miskin yang terjadi antara tahun 1976
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga Berencana : 1. Program Keluarga Berencana Program ini bertujuan
Lebih terperinciPengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Keluarga Sejahtera Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat Menteri Negara Kependudukan BKKBN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah bangsa Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Indonesia
Lebih terperinciOptimalisasi Unit Pengelola Keuangan dalam Perguliran Dana sebagai Modal Usaha
Optimalisasi Unit Pengelola Keuangan dalam Perguliran Dana sebagai Modal Usaha I. Pendahuluan Situasi krisis yang berkepanjangan sejak akhir tahun 1997 hingga dewasa ini telah memperlihatkan bahwa pengembangan
Lebih terperinciVISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : 28/HK-010/B5/2007 TENTANG VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah di dalam kehidupan masyarakat seperti terjadinya PHK pada buruh kontrak, jumlah pengangguran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, masalah kemiskinan sudah menjadi fenomena kehidupan masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial masyarakat Indonesia. Terjadinya
Lebih terperinciBAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
Lebih terperinciMETODE KAJIAN. Tipe Kajian
METODE KAJIAN Tipe Kajian Tipe kajian dalam rancangan ini adalah Evaluasi sumatif yaitu menentukan efektivitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan, dan lain-lain); penilaian dan perumusan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memfokuskan diri pada masalah kemiskinan di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006
Lebih terperinciImplementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program
Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) mulai tahun Konsepsi Pemberdayaan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu penyakit akut dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan berusaha keras untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk dapat memperbaiki tingkat kesejahteraannya dengan berbagai kegiatan usaha sesuai dengan bakat,
Lebih terperinci