ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

III. METODE PENELITIAN

Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan Telp.(061)

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam

STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD

EVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

ANALISIS PERSEBARAN DAN RADIUS KERUANGAN PENCAPAIAN MAKSIMAL FASILITAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUKATEJA

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA PEMATANG SIANTAR

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi

BAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Interpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PEMEKARAN KOTA BOGOR DAN EVALUASINYA TERHADAP POLA RUANG SKRIPSI

ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STATISTIK LOGISTIK BINER DALAM UPAYA PENGENDALIAN EKSPANSI LAHAN TERBANGUN KOTA YOGYAKARTA

BAB I KONDISI GEOGRAFIS DAN KEADAAN IKLIM KondisiGeografis

BAB II DASAR TEORI - 7 -

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3

Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kawasan Rawan Genangan Di Surabaya Utara Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh (INDERAJA)

Evaluasi Luas Tutupan Lahan Kota Pematangsiantar (Evaluation of Land Cover in Pematangsiantar)

ANALISIS KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya lahan (Sitorus, 2011). Pertumbuhan dan perkembangan kota

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

Bab IV Analisis Hasil Penelitian. IV.1 Analisis Data Titik Hasil Pengukuran GPS

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan aspek fisik maupun aspek sosial dan budaya. Pembangunan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

ANALISIS KONDISI KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.

BAB I PENDAHULUAN. atau merevisi peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH PERKOTAAN (STUDI KASUS KEC.LOWOKWARU, KOTA MALANG) Fransiscus Hamonangan Hutabarat 1, Muhammad Taufik 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 8,39 % 1,67 % 5,04% Jumlah

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis

BAB II METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Citra Quickbird untuk menperoleh data variabel penelitian. Digunakan teknik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

III. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

MATERI DAN METODE. Prosedur

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Geografi HALAMAN JUDUL.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi besarnya perubahan

BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Pemanfaatan Ruang, Inkonsistensi, Kecamatan Singkil, Kota Manado

III. METODE PENELITIAN

PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013

SKRIPSI. Diajukan oleh: Disusun oleh : Gani Ahmad Pratama NIM :E

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

Transkripsi:

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Ahmad Fadli Siregar Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan 20211 Telp.(061) 6627549. Email : fadliregar7@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015, (2) Mengetahui tingkat akurasi penggunaan citra QuickBird tahun 2010 dan tahun 2015 dalam menganalisis perkembangan permukiman di Kecamtan Siantar Sitalasari. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit penggunaan lahan permukiman yang tampak dan dapt dikenali pada citra wilayah Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga menjadi sampel dalam penelitian ini total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter, interpretasi, observasi dan analisis. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Perkembangan luas lahan permukiman yang terdapat di Kecamatan Siantar Sitalasari terhadap kelurahan satu dengan kelurahan yang lain berbeda-beda sehingga dapat diklasifikasikan menjadi tiga bedasarkan metode klasifikasi dentifikasi permukiman yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Hasil dari penelitian adalah : (1) Perhitungan perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukkan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45.57 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Bah Kapul yaitu seluas 16,74hektar dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar. Sedangkan perkembangan perkembangan permukiman dengan luasan yang terkecil terdapat di kelurahan Bah Sorma dengan peningkatanya seluas 2,86 hektar, perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di Bah Kapul terdapat pada lokasi- lokasi yang dekat dengan jaringan perhubungan atau jalan, baik yang dekat dengan pusat kota atau pusat pemerintahan kecamatan. tingkat akurasi interpretasi penggunaan lahan Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2015 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100,00%. Kata Kunci: Analisis perubahan, Densifikasi Permukiman, Interpretasi, Quickbird 1

PENDAHULUAN Pembangunan sangat diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia. Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang diiringi meningkatnya standar kualitas dan kuantitas kebutuhan hidup. Dampak dari peningkatan standar kualitas dan kuantitas hidup tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan ketersediaan fasilitas. Perubahan penggunaan lahan yang merubah tata guna lahan terjadi dalam upaya memenuhi kebutuhan penggunaan fasilitas tersebut. Makin banyaknya penduduk kota akibat pertumbuhan alami maupun migrasi berimplikasi pada makin besarnya tekanan penduduk atas lahan kota, karena kebutuhan lahan untuk tempat tinggal mereka dan lahan untuk fasilitas-fasilitas lain sebagai pendukungnya yang semakin meningkat. Hal ini menjadi persoalan besar bagi perencana, pengelola kota maupun penduduk sendiri. Densifikasi merupakan proses dari bertambahnya luasan permukiman. Proses pertambahan luas permukiman ini terlihat dari bertambahnya luasnya wilayah permukiman yang terjadi dari waktu ke waktu. proses densifikasi akan terus terjadi seiring peningkatan kebutuhan akan lahan, khusunya di daerah perkotaan semakin nampak terutama lahan sebagai wadah untuk menampung kegiatan manusia maupun sebagai wadah untuk bermukim, melihat pesatnya perkembangan kota Pematangsiantar. Ketersediaan lahan untuk pembangunan permukiman baru (Eks HGU) Backlog rumah mencapai 6.593 unit pada tahun 2008. ini terjadi karena lahan permukiman yang berpusat di pusat kota Pematangsiantar terbatas sedangkan jumlah penduduk yang membutuhkan hunian terus meningkat, mengakibatkan tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi (66% penduduk berada di pusat kota) sementara terdapat lahan kosong di bagian utara (Kecamatan Siantar Martoba) dan barat kota (Kecamatan Siantar Sitalasari). (Dokumen SPPIP Kota Pematangsiantar :2012) Perkembangan permukiman di Kota Pematangsiantar semakin tahun tentunya semakin bertambah maka dari itu peneliti ingin melihat seberapa besar perkembangan permukiman yang ada berdasarkan analisis dengan menggunakan citra QuickBird. sehingga masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah bagaimana perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari dan bagaimana tinggkat akurasi interpretasi citra QuickBird dengan dilapangan dalam mengkaji perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. dari hasil pengolahan data tersebut akan didapat informasi perkembangan perumahan dan kawasan permukiman periode 5 (lima) tahun untuk jangka menengah di Kecamatan Siantar Sitalasari berdasarkan perbandingan citra Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015 dalam bentuk peta dengan mengintegrasikan teknik penginderaan jauh dan SIG. METODOLOGI Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit penggunaan lahan permukiman yang tampak dan 2

dapat dikenali pada citra wilayah Kecamtan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar dan sekaligus menjadi sampel (total Sampling). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumenter, yakni menyaring dan menganalisis data sekunder dari berbagai Instansi berupa data dalam bentuk tabel dan peta. Teknik interpretasi, yakni kegiatan mengolah data yang ada sehingga menghasilkan informasi yang baru berupa citra satelit yang akan diuji keakuratannya. Teknik observasi, yakni untuk mengetahui fenomena visual yang ada, meliputi pemanfaatan ruang yang digunakan sebagai areal permukiman. Teknik analisis, yakni kegiatan menginterpretasi ulang berupa overlay peta sebelum dan sesudah yang akan menghasilkan peta terbaru. Bahan dan alat yang digunakan adalah citra quickbird tahun 2010 dan citra quickbird tahun 2015, serta peta yang bersumber dari google earth pro 7.1.2.2019, peta administrasi, seperangkat komputer dengan software ArcGIS 10.1, GPS, kamera. Pada masing-masing citra quickbird tersebut dilakukan koreksi geometrik yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan posisi atau letak objek yang terekam pada citra. Tahap selanjutnya adalah klasifikasi penggunan lahan. Perhitungan luas daerah penelitian dilakukan pada perangkat komputer pada software ArcGIS 10.1 dengan pengkoreksian peta menggunakan sistem grid UTM (Universal Transverse Mercator). Selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yakni menyajikan data-data hasil observasi dan data sekunder berupa peta hasil citra quickbird tahun 2010 dan tahun 2015. HASIL PENELITIAN Analisis Interpretasi Citra Quickbird Berdasarkan hasil interpretasi Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2015 yang telah di digitasi, menunjukkan perkembangan luas lahan permukiman adanya peningkatan selama lima tahun yaitu seluas 45,57 hektar yaitu penjumlahan Keseluruhan dari perkembangan jumlah areal permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. Adapun hasil pengecekan titik sampel yang telah dilakukan di lapangan sebanyak 25 titik. Titik sampel yang sesuai dengan hasil interpretasi dan mengalami Perkembangan Permukiman sebanyak 25 titik sehingga diperoleh nilai akurasinya sebesar 100,00%. Penggunaan Lahan Permukiman tahun 2010 Hasil dari interpretasi Citra Quickbird tahun 2010 luas Permukiman yang ada di Kecamatan Siantar Sitalasari adalah sekitar 233,29 hektar dari luas keseluruhan Kecamatan Siantar Sitalasari dan pada tahun 2015 luas Permukiman mengalami peningkatan luas menjadi 278,84 hektar dari luas keseluruhan Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu 2.272,22 hektar. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa luas Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari pada tahun 2010 seluas 233,29 hektar, telah mengalami alih fungsi lahan hingga tahun 2015 yaitu seluas 45,57 hektar sehingga menjadi 278,84 hektar. 3

Tabel 1. Penggunaan Lahan Permukiman di Daerah Penelitian Tahun 2010 No 1. 2. 3. 4. 5. Nama Bah Kapul Setia Negara Bukitshofa Bah Sorma Gurilla Luas (Ha) 84,35 61,24 52,91 23,52 11,25 Persentase (%) 36,16 26,25 22,31 10,08 4,82 Jumlah 233,29 100,00 Sumber: Data Olahan, 2010 No Nama Desa Luas (Ha) 1. 2. 3. 4. 5. Bah Kapul Setia Negara Bukitshofa Bah Sorma Gurilla 101,10 76,70 56,75 26,39 17,90 Persentase (%) 36,25 27,50 20,35 9,46 6,42 Jumlah 278.84 100,00 Sumber: Data Olahan, 2015 Dari tabel diatas terlihat, bahwa pada tahun 2015 luasan lahan Permukiman yang terbanyak adalah di Bah Kapul dengan luas 101,10 hektar, kemudian Setia Negara seluas 76,70 hektar, Bukit Shofa seluas 56,75 hektar, dan luas lahan Permukiman Gurilla seluas 17,90 hektar. Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 Hasil interpretasi permukiman pada Citra Quickbird menunjukkan bahwa luasan lahan permukiman Kecamatan Siantar Sitalasari untuk tahun 2015 adalah seluas 278,84 Ha. Tabel 2. Penggunaan Lahan Permukiman di Daerah Penelitian Tahun 2015 Gambar 2. Peta Penggunaan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015 4

Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 dan Tahun 2015 Dari hasil interpretasi citra yang telah diinterpretasi dan di-overlay dengan menggunakan aplikasi ArcGIS 10.1, maka dapat dilihat perbedaan jenis perubahan penggunaan lahan dari tahun 2010 dan tahun 2015, yaitu : Permukiman pada tahun 2010 memiliki luas sebesar 233,29 hektar dan setelah terjadi perubahan penggunaan lahan permukiman mengalami peningkatan luas areal yaitu menjadi 278.84 dengan luas perubahan penggunaan lahan sebesar 45,57 hektar yang masing-masing perubahannya dari lahan terbuka menjadi Permukiman, lahan Sawah menjadi Permukiman dan lahan Pertanian menjadi permukiman. dalam penelitian ini penulis mengambil jenis penggunaan lahan Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu semua Perubahan lahan permukiman. Gambar 3. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010-2015. Tabel 3. Perubahan Luas Permukiman Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 2015 No 1. 2. 3. 4. 5. Bah Kapul Setia Negara Gurilla Bukit Shofa Bah Sorma Luas Lahan Permukiman Perkembangan Tahun 2010 Tahun Luas Lahan Permukiman Hektar % Hekt % Hektar % ar 84,35 36,16 101,10 36,25 16,74 36,74 61,24 26,25 76,70 27,50 15,46 33,92 11,25 4,82 17,90 6,42 6.65 14,60 52,91 22,31 56,75 20,35 3,84 8,43 23,52 10,08 26,39 9,46 2.86 6,29 Jumlah 233,29 100 278,86 100 45,57 100 Ket. Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Sumber: Hasil Analisis Citra Satelit tahun 2010 dan tahun 2015 5

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45,57 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Bah Kapul yaitu seluas 16,74 hektar dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar. Sedangkan perkembangan permukiman yang terkecil terdapat di Bah Sorma dengan peningkatanya seluas 2,86 hektar dari 23,52 hektar menjadi 26,39 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di Bah Kapul terdapat pada lokasi- lokasi yang dekat dengan jaringan perhubungan atau jalan, baik yang dekat dengan pusat kota atau pusat pemerintahan kecamatan. 2. Perhitungan tingkat akurasi interpretasi penggunaan lahan Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2014 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100,00%. lahan yang terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga tidak menyebabkan dampak negatif untuk lingkungan dan masyarakat sekitar. 3. Baik para pengembang maupun penduduk individu diharapkan membangun rumah tidak pada lahan yang masih produktif agar tanah pertanian tidak semakin sempit. Dari Kesimpulan yang diperoleh, disarankan : 1. Diperlukan ketelitian dan kesabaran baik pada saat melakukan digitasi ataupun pada saat melakukan identifikasi pada citra. 2. Bagi pemerintah perlu memperhatikan dan meninjau kembali perubahan penggunaan 6

DAFTAR PUSTAKA Budiharjo, Eko.1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Penerbit Alumni. Bandung. Darma, 2009. Karakteristik Kota permukiman di wilayah pinggiran Jakarta tahun 1991-2007.Skripsi. Depok. Dewi, Lestari Winda. 2011. Analisa Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan (1990-2011). Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS- UNIMED. Dewianti,Eka Sri. 2014. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Menggunakan Citra Landsat Tahun 2000-2013.Skripsi. Universitas Negeri Medan. Firdianti, Sri.2010. Perkembangan Permukiman Penduduk di Kecamatan Ngemplak 2007. Kabupaten Boyolali Tahun 1997- Skripsi. Surakarta. Gani, Tunggul hermansyah. 2004. Perubahan Pola Pengunaan lahan Kota Binjai Berdasarkan Hubungan Penggunaan Dengan Pertumbuhan lahan Penduduk. Skripsi. Binjai. Hadi, B.Saiful.2012. Perubahan penggunaan lahan kecamatan umbulharjo kota yogyakarta tahun 1987-1996 berdasarkan foto udara. Skipsi. Yogyakarta. Indarto. 2013. Teori dan Praktek Penginderaan Jauh. Penerbit Andi. Yogyakarta. Kementerian pekerjaan umum. 2012. Permukiman Dan SPPIP, Infrastruktur Perkotaan. Dokumen Pematangsiantar. Leonataris, Citra. 2012. Analisis pola perubahan penggunaan lahan dan perkembangan wilayah dikota bekasi. Skipsi.Bekasi. Muta ali, Lutfi.2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota (Tinjaun Normatif Teknis). Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta. Moeljarto, T.1987. Politik Pembangunan - Sebuah Analisis Konsep, Arah dan Strategi. Tiara Wacana Yogayakarta. Ndraha, Taliziduhu.2003. Pembangunan Masyarakat mempersiapakan masyarakat tinggal landas. Rineka Cita. Jakarta. Prahasta, Eddy. 2014. Sistem Informasi Geografis. Informatika. Bandung. Pramudji, S.1985. Pembinaaan Perkotaan di Indonesia. Bina Aksara. Jakarta. Rumiris. 2008. Analisis perubahan penggunaan lahan dan land rent antara pertanian dengan non pertanian di kecamatan dramaga- kabupaten bogor. Skripsi. Bogor. Sastra, Suparno.2005. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan.Penerbit Andi. Yogyakarta. Sugiharto.2010. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Usu Press. Medan. Siahaan, Alexsandro. 2011. Analisis pengaruh pembangunan perumahan terhadap siantar pengembangan wilayah kecamatan marimbun kota pematangsiantar. Skripsi. Pematang Siantar. 7