PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA Sudaryanto 1), Melania Swetika Rini 2) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui tingkat ketelitian hasil interpretasi foto udara pankromatik hitam putih skala 1:8.900 tahun 1996; (2) mengetahui tingkat ketelitian hasil interpretasi citra Quickbird berwarna skala 1:5.400 tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik penginderaan jauh khususnya interpretasi visual pada citra Quickbird dan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Populasi penelitian ini adalah unit-unit penggunaan lahan di wilayah administrasi Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Teknik sampling untuk uji ketelitian adalah proporsional dan purposive sampling, jumlah sampel ditentukan berdasar Formula Anderson. Teknik sampling yang digunakan adalah adalah proportional dan simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan interpretasi citra. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji ketelitian hasil interpretasi dengan Confusion Matrix Calculation, analisis SIG (overlay). Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) hasil interpretasi foto udara Pnkromatik hitam putih skala 1: tahun 1996 adalah 85% dan hasil interpretasi citra Quickbird memiliki ketelitian sebesar 90,02% Kata Kunci: Penggunaan Lahan, Penginderaan Jauh dan SIG PENDAHULUAN Kota-kota di Indonesia kini telah mengalami perkembangan penduduk yang cukup tinggi sebagai akibat dari urbanisasi. Penduduk perkotaan dewasa ini sudah mencapai lebih dari 50% penduduk Indonesia. Pada tahun 2008 merupakan tahun yang bersejarah karena jumlah penduduk kota melampaui jumlah penduduk perdesaan (Doni J. Widiantono dan Ishma Soepriadi, 2008). Fenomena tersebut tentu akan membebani kotakota ke depan, karena semakin banyaknya penduduk yang tinggal di perkotaan maka tuntutan akan kawasan-kawasan hunian baru meningkat. Kawasankawasan hunian tersebut dalam kenyataannya membutuhkan prasarana dan sarana dasar seperti, permukiman, jalan, fasilitas pendidikan, air bersih, sanitasi, persampahan, listrik, dan telekomunikasi dan sebagainya. Pemenuhan sarana dan prasarana di atas memerlukan lahan untuk pembangunan dan pengembangannya. Kebutuhan lahan yang semakin tinggi di kota menyebabkan tekanan atas lahan semakin tinggi. Kebutuhan lahan yang tinggi mengakibatkan terjadinya konversi penggunaan lahan, yakni dari lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. * 1) Prodi Pendidikan Geografi, FKIP, UNWIDHA Klaten 2) Prodi Pendidikan Geografi, FKIP, UNWIDHA Klaten 60 Magistra No. 87 Th. XXVI Maret 2014

2 Perubahan penggunaan lahan di daerah perkotaan dalam perspektif ekologis mengkhawatirkan karena banyak fenomena pemanfaatan lahan yang tidak berwawasan lingkungan. Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di kota metropolitan, kota besar, kota sedang tetapi juga di kota kecil. Fenomena perubahan penggunaan lahan merupakan aspek yang niscaya terjadi karena perkembangan kebutuhan dan kehidupan masyarakat, tetapi yang mengkhawatirkan adalah jika perubahan tersebut tak terkendali (unmanage). Wilayah Kecamatan Umbulharjo yang sangat dinamis perkembangan penggunaan lahannya merupakan bagian dari Kota Yogyakarta. Dinamika perubahan penggunaan lahan yang paling nyata adalah dari lahan pertanian ke permukiman, lahan terminal bis antar kota menjadi lahan kosong kemudian rencananya menjadi Pasar Seni, lahan pertanian menjadi lahan terminal baru (Giwangan). Keberadaan lahan terminal Giwangan mendorong perubahan penggunaan lahan di daerah sekitarnya. Untuk mengetahui perubahan pemanfaatan lahan diperlukan serangkaian data yang menggambarkan praktik penggunaan lahan masa lalu dan aktual oleh masyarakat. Rangkaian data tersebut dapat diperoleh secara cepat dan relatif lengkap melalui interpretasi citra penginderaan jauh. Saat ini terdapat citra yang memiliki resolusi sangat tinggi (hyperresolution), diantaranya yang sangat populer adalah Quickbird. Citra ini pada mode pankromatik memiliki resolusi spasial 0,6 m dan 2,4 m pada mode multispektral. Meskipun memiliki resolusi yang tinggi tetapi untuk penerapannya di daerah penelitian belum diketahui secara pasti tingkat ketelitian hasil interpretasinya untuk keperluan pemantauan pemanfaatan penggunaan lahan dan perubahannya. Data penginderaan jauh mampu menampilkan gambaran permukaan bumi secara lengkap, termasuk di dalamnya data penggunaan lahan tetapi kelengkapan data tersebut kurang bermakna karena belum ada interpretasi data sesuai keperluan. Untuk itu diperlukan interpretasi citra, dalam hal tujuan pembuatan peta perubahan penggunaan lahan maka diperlukan interpretasi penggunaan lahan sesuai dengan sistem klasifikasi tertentu. Dalam penelitian ini citra yang digunakan adalah foto udara pankromatik hitam putih tahun 1996 dan citra Quickbird tahun Alasan penggunaan citra tersebut karena foto udara tersebut merupakan hasil pemotretan terakhir untuk liputan Kota Yogyakarta. Sementara citra Quickbird tahun 2008 digunakan sebagai bentuk upaya untuk mengoptimalisasikan citra yang disediakan untuk publik, yang dapat diunduh melalui situs googleearth, di samping tidak ada update data pada situs penyedia citra cakupan wilayah Kota Yogyakarta. Hasil interpretasi kedua citra tersebut selanjutnya dapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Peta yang dihasilkan dengan memanfaatkan SIG berupa peta digital yang sangat bermanfaat dan leluasa dimodifikasi sesuai dengan perkembangan. Berdasarkan beberapa fakta di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut; (1) Seberapa besar tingkat ketelitian hasil interpretasi foto udara pankromatik hitam putih skala 1:8900 tahun 1996 untuk interpretasi penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Umbulharjo?; (2) Seberapa besar tingkat ketelitian hasil interpretasi citra Quickbird pankromatik berwarna skala 1:5400 hasil perekaman tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Umbulharjo? Magistra No. 87 Th. XXVI Maret

3 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan aplikasi teknik penginderaan jauh khususnya foto udara (interpretasi foto udara) dengan pendekatan photomorphic, citra Quickbird dengan analisis manual dan SIG. Populasi penelitian ini adalah unit-unit penggunaan lahan di wilayah administrasi Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Jumlah populasi berdasarkan hasil interpretasi foto udara dan citra Quickbird masing-masing sebanyak 461 polygon dan 650 polygon. Berdasarkan klasifikasi penggunaan lahan yang dikemukakan oleh Sutanto pada level III, maka setidaknya terdapat 27 klas bentuk penggunaan lahan. Sementara Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan formula 4pq N = 2 (Anderson Lo, 1996) N Keterangan : N=Jumlah Sampel p= Ketelitian yang diharapkan q= Selisih antara 100 dan p E=Kesalahan yang diterima Pengambilan sampel yang akan digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah proporsional sampling dan purposive sampling. Sementara Teknik pengumpulan datanya dengan cara dokumentasi, observasi dan interpretasi citra. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah confusion matrix calculation ( untuk menguji ketelitian hasil interpretasi) dan analisis SIG. PEMBAHASAN Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas dapat ditarik sejumlah kesimpulan sebagai berikut: 1. Uji Ketelitian Hasil Interpretasi Berdasarkan uji ketelitian dengan menggunakan Confusion Matrix Calculation diketahui bahwa tingkat ketelitian hasil interpretasi foto udara pankromatik hitam putih skala 1:8900 tahun 1996 adalah 85% dan untuk citra Quickbird berwarna skala 1:5400 tahun 2008 adalah sebesar 90,02%. Sesuai dengan pendapat Anderson dalam Lo (1996) bahwa suatu hasil interpretasi dapat digunakan keperluan analisis jika tingkat ketelitiannya mencapai minimal 85%, hal ini berarti sudah sesuai dengan pedoman. Ketelitian hasil interpretasi pada citra Quickbird lebih tinggi jika dibandingkan dengan foto udara tahun 1996, karena: (1) citra Quickbird lebih baru tahun perekamannya, sehingga lebih mendekati fakta di lapangan; (2) skala citra Quickbird, meskipun telah diperkecil tidak berkurang banyak, sehingga identifikasi objek lebih mudah dan jelas; (3) citra Quickbird kondisinya lebih baik dalam hal fisik maupun kenampakan penampilannya. Dalam penelitian uni uji ketelitian kategorik juga dilakukan untuk mengetahui tingkat ketelitian setiap kategori penggunaan lahan. Karena pada umumnya kesalahan interpretasi terjadi pada penggunaan lahan dalam satu kategori. Hasil uji ketelitian penggunaan lahan untuk foto udara adalah sebagai berikut; permukiman (97,36%), lahan pertanian (80%), lahan transportasi dan industri (100%), lahan rekreasi dan olahraga adalah 92,85, tempat untuk 62 Magistra No. 87 Th. XXVI Maret 2014

4 ibadah adalah 100% dan lahan lain-lain 90,90%. Sementara untuk citra Quickbird, permukiman sebesar 97,50%, lahan pertanian 85%, lahan transportasi dan industri (masing-masing 100%), rekreasi dan olahraga 95,33%, lahan untuk tempat ibadah 100%, dan lahan lain-lain 90, 87%. 2. Hasil Interpretasi Penggunaan Lahan Terjadi fenomena yang menarik pada lahan permukiman, pada tahun 1996 luas permukiman adalah 361,134 hektar dan tahun 2008 seluas 477,861 hektar, hal ini berarti telah terjadi perluasan lahan permukiman sebanyak 116, 727 hektar (32,32%). Penggunaan lahan untuk jasa, yakni dari 80,514 hektar pada tahun 1996 menjadi 91,760 hektar, mengalami penambahan luas 11,246 hektar (13,97%). Sementara perubahan penggunaan lahan yang bersifat menyempit meliputi, pertanian (sawah dan KC), dan lain-lain (lahan kosong dan lahan sedang dibangun). Lahan yang tidak mengalami perubahan adalah untuk olahraga dan rekreasi yakni Stadion Mandala Krida dan Kebun Binatang Gembira Loka, dan GOR Amongrogo. Rincian masing-masing penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Bentuk dan Luas penggunaan Lahan di Kecamatan Umbulharjo Tahun 1996 dan Tahun 2008 No Bentuk Penggunaan Lahan Luas (ha) Perubahan (ha) Permukiman a. Teratur 71,263 96, ,638 b. Setengah Teratur 70,856 85, ,917 c. Tidak Teratur 219, , , Perdagangan a. Pasar - 5, ,472 b. Pom bensin 0,778 1,415 +0,637 c. Pertokoan 16,176 23,616 +7,440 d. Pusat perbelanjaan 0,433 0,589 +0, Industri a. Pabrik/perusahaan 14,801 16,769 +1,968 b. Gudang 5,67 7,972 +2, Transportasi a. Jalan 37,56 40,364 +2,804 b. Stasiun/terminal 1,746 5,915 +4,169 Magistra No. 87 Th. XXVI Maret

5 5. Jasa Kelembagaan a. Perkantoran 27,456 33,217 +5,761 b. Kampus 19,437 23,453 +4,016 c. Sekolah 29,259 29,976 +0,717 d. Rumah sakit 3,082 4, ,249 Non kelembagaan(perhotelan) 1,530 3,288 +1, Rekreasi a. Kebun binatang 8,149 8,149 - b. Lapangan Olah raga 1,599 2, ,503 c. Stadion 6,787 6,787 - d. Gedung Olah raga 1,851 1, Tempat Ibadah a. Masjid 2,070 3, ,302 b. Gereja 0,169 0, ,340 c. Wihara - 0,07 + 0,07 8. Pertanian a. Sawah 228,963 85, ,850 b. KC 18,218 9,580-8,638 9 Lain-lain a. Kuburan 9,653 10,425-0,772 b. Lahan Kosong 15,441 7,232-8,209 c. Lahan Sedang dibangun - 2,580 - Jumlah 812,00 812,00 812,00 Sumber: Hasil Interpretasi Foto udara, citra Quicbird dan cek lapangan 64 Magistra No. 87 Th. XXVI Maret 2014

6 KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas dapat ditarik sejumlah kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan uji ketelitian berdasarkan Confusion Matrix Calculation diketahui bahwa tingkat ketelitian hasil interpretasi foto udara pankromatik hitam putih skala 1:8900 tahun 1996 dan citra Quickbird berwarna skala 1:5400 tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Umbulharjo masing-masing adalah 85% dan 90,02%. Hal ini sesuai dengan pendapat pendapat Anderson dalam Lo (1996) bahwa suatu hasil interpretasi dapat digunakan keperluan analisis jika tingkat ketelitiannya mencapai minimal 85%. Penggunaan lahan di kecamatan Umbulharjo sangat dinamis perubahannya, hal ini di tandai dengan adanya penggunaan lahan yang semula berupa lahan sawah berubah menjadi lahan non sawah. DAFTAR PUSTAKA BPN, Kota Yogyakarta dalam Angka. Yogyakarta: Penerbit BPN Dep PU, Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen PU Doni J. Widiantono dan Ishma Soepriadi, Menakar Kinerja Kota Kota Di Indonesia. Bulletin Penata Ruang Nomor 1-4. Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis. Bandung: PT Informatika Bandung. Lillesand, Thomas M. and Ralph W. Kiefer, Remote Sensing and Image Interpretation. Second Edition. New York : John Wiley & Sons. Lo, CP, Penginderaan Jauh Terapan. Terjemahan Bambang Purbowaseso. Judul Asli: Applied Remote Sensing. Jakarta: UI Press. Mallingreau dan Rosalia, Land Use/ Land cover Cllassification in Indonesia. Indonesian Jurnal of Geography volume III Nomor halaman Muhamad Irdian, Analisis Akurasi Citra Quickbird Untuk Keperluan Peta Dasar Pendaftaran Tanah. Tesis. Progam Pascasarjana ITB. Nasution, Metode Research. Cetakan ke-7. Jakarta: Bumi Aksara. Sutanto, Penginderaan Jauh untuk Penggunaan Lahan. Diktat Kuliah Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada., 1994a. Penginderaan Jauh Jilid 1. Cetakan ke-3. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Magistra No. 87 Th. XXVI Maret

STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD

STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD Sudaryanto dan Melania Swetika Rini* Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat

Lebih terperinci

Sudaryanto 1), Melania Swetika Rini 2) *

Sudaryanto 1), Melania Swetika Rini 2) * PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENYUSUNAN NERACA PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN PEDOMAN BAKU DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA Sudaryanto 1), Melania Swetika Rini

Lebih terperinci

Oleh: Melania Swetika Rini 1 dan Bambang Syaeful Hadi 2

Oleh: Melania Swetika Rini 1 dan Bambang Syaeful Hadi 2 Geomedia Volume 11 Nomor 2 November 2013 PENYUSUNAN NERACA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERBANTUAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh: Melania

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginderaan jauh didefinisikan sebagai proses perolehan informasi tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara langsung dengan obyek tersebut (Rees, 2001;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, masih cukup tinggi. Salah satu penyebab adanya laju pertambahan penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STATISTIK LOGISTIK BINER DALAM UPAYA PENGENDALIAN EKSPANSI LAHAN TERBANGUN KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STATISTIK LOGISTIK BINER DALAM UPAYA PENGENDALIAN EKSPANSI LAHAN TERBANGUN KOTA YOGYAKARTA ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STATISTIK LOGISTIK BINER DALAM UPAYA PENGENDALIAN EKSPANSI LAHAN TERBANGUN KOTA YOGYAKARTA Robiatul Udkhiyah 1), Gerry Kristian 2), Chaidir Arsyan Adlan 3) 1,2,3) Program

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tempat tinggal merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan karena merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Tempat tinggal menjadi sarana untuk berkumpul,

Lebih terperinci

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini* PENENTUAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DENGAN INDEX VEGETASI NDVI BERBASIS CITRA ALOS AVNIR -2 DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KOTA YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA Sudaryanto dan Melania Swetika Rini* Abstrak:

Lebih terperinci

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2 KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2 SEBAGAI PENUNJANG DATA DASAR UNTUK RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) Heri Setiawan, Yanto Budisusanto Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Mahasiswa : Cherie Bhekti Pribadi (3509100060) Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc Udiana Wahyu D, ST. MT Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan Lahan adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya menerangkan semua tanda pengenal biosfer, atsmosfer, tanah geologi,

Lebih terperinci

APLIKASI CITRA LANDSAT UNTUK PEMODELAN PREDIKSI SPASIAL PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN ( STUDI KASUS : KOTA MUNTILAN)

APLIKASI CITRA LANDSAT UNTUK PEMODELAN PREDIKSI SPASIAL PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN ( STUDI KASUS : KOTA MUNTILAN) APLIKASI CITRA LANDSAT UNTUK PEMODELAN PREDIKSI SPASIAL PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN ( STUDI KASUS : KOTA MUNTILAN) Hernandea Frieda Forestriko Jurusan Sains Informasi Geografis dan Pengembangan Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya merupakan modal dasar pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan dengan memperhatikan karakteristiknya.

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Ahmad Fadli Siregar Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan ilmu yang semakin berkembang pada masa sekarang, cepatnya perkembangan teknologi menghasilkan berbagai macam produk penginderaan jauh yang

Lebih terperinci

EVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

EVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR EVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Oleh: YUSUF SYARIFUDIN L2D 002 446 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan 2.1.1 Pengertian Lahan Pengertian lahan tidak sama dengan tanah, tanah adalah benda alami yang heterogen dan dinamis, merupakan interaksi hasil kerja

Lebih terperinci

Ilham, N., Syaukat Y., & Friyatno S Perkembangan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya.

Ilham, N., Syaukat Y., & Friyatno S Perkembangan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya. 105 Daftar Pustaka Anna, Alif Noor & Kaeksi, Retno Woro. 2010. Pertumbuhan Penduduk, Alih Fungsi Lahan, dan Perubahan Struktur Mata Pencaharian Penduduk Tahun 1997 Dengan 2002 di Daerah Sukoharjo. Diakses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan fisik penggunaan lahan terutama di daerah perkotaan relatif cepat dibandingkan dengan daerah perdesaan. Maksud perkembangan fisik adalah penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas kota menuntut pula kebutuhan lahan yang semakin besar. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya tingkat

Lebih terperinci

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam Arif Roziqin dan Nur Indah Kusumawati Program Studi Teknik Geomatika, Politeknik Negeri Batam, Batam 29461 E-mail : arifroziqin@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni perolehan informasi objek di permukaan Bumi melalui hasil rekamannya (Sutanto,2013). Objek di permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan merupakan suatu kawasan yang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat karena mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

13. Purwadhi Sri Hardiyanti ( 1994 ), Penelitian lingkungan geografis dalam inventarisasi penggunaan lahan dengan teknik penginderaan jauh di

13. Purwadhi Sri Hardiyanti ( 1994 ), Penelitian lingkungan geografis dalam inventarisasi penggunaan lahan dengan teknik penginderaan jauh di 49 DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Pertanahan Nasional, (1997), Peraturan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 1 tahun 1997 tentang pemetaan penggunaan tanah perdesaan, penggunaan tanah

Lebih terperinci

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh : Hernandi Kustandyo (3508100001) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Ekosistem mangrove adalah salah satu obyek yang bisa diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra satelit ke dalam peta tematik antara lain sebagai berikut : 1. Bahan a. Data

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 2 (2) (2013) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 2031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan bagian dari perkembangan suatu kota. Pembangunan yang tidak dikendalikan dengan baik akan membawa dampak negatif bagi lingkungan kota. Pembangunan

Lebih terperinci

Jaya, I N.S Fotogrametri dan Penafsiran Potret Udara di Bidang Kehutanan. Bogor: Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan.

Jaya, I N.S Fotogrametri dan Penafsiran Potret Udara di Bidang Kehutanan. Bogor: Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan. DAFTAR PUSTAKA Budi, C. 1998. Penyusunan Model Penduga Volume Tegakan dengan Foto Udara (Studi kasus di HPH PT. Sura Asia Provinsi Dati I Riau). Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Cochran, W.G.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk khususnya di wilayah perkotaan dipengaruhi dari berbagai faktor-faktor yang menyebabkan suatu daerah menjadi padat penduduknya. Hal ini akan menimbulkan

Lebih terperinci

THE UTILIZATION OF QUICKBIRD SATELLITE IMAGE TO EVALUATE THE DETAIL PLAN OF YOGYAKARTA CITY SPATIAL (A case in the City Region III)

THE UTILIZATION OF QUICKBIRD SATELLITE IMAGE TO EVALUATE THE DETAIL PLAN OF YOGYAKARTA CITY SPATIAL (A case in the City Region III) PEMANFAATAN CITRA SATELIT QUICKBIRD UNTUK EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA YOGYAKARTA 1990 2010 (Kasus Bagian Wilayah Kota III) Oleh: Hayu Ratnaningtyas 1 dan Bambang Syaeful Hadi 2

Lebih terperinci

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat Rully Sasmitha dan Nurlina Abstrak: Telah dilakukan penelitian untuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS,

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS, Integrasi GISdan Inderaja Penginderaan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan ketrampilan untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOTIK ISSN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOTIK ISSN: INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD UNTUK IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA KARANGTENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Munisya'ul Khosyi'ah 1, Miftahul Arozaq 2, Hoesni Noor M A 3, Vini Andarista 4, Anita

Lebih terperinci

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem transportasi terutama infrastruktur jaringan jalan merupakan salah satu modal utama dalam perkembangan suatu wilayah. Pada daerah perkotaan, terutama, dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK ) ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK 2008-2018) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 2015 dan Perda No 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG Oleh : Firman Farid Muhsoni, S.Pi, M.Sc Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura e-mail : firman_fmm@yahoo.com.sg

Lebih terperinci

Kata Kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, Quickbird, Dinamika, Ringroad Selatan

Kata Kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, Quickbird, Dinamika, Ringroad Selatan Dinamika Perubahan Penggunaan- (Acintya Nurmaya) KAJIAN DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI PINGGIRAN KOTA, PINGGIRAN KEDESAAN DAN KEDESAAN BERBASIS CITRA QUICKBIRD STUDY DYNAMICS LAND USE CHANGE IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kenyamanan permukiman di kota dipengaruhi oleh keberadaan ruang terbuka hijau dan tata kelola kota. Pada tata kelola kota yang tidak baik yang ditunjukkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan lahan merupakan hasil kegiatan manusia baik yang berlangsung secara siklus atau permanen pada sumberdaya lahan alami maupun buatan guna terpenuhinya kebutuhan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Dyah Respati Suryo Sumunar

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Dyah Respati Suryo Sumunar LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN KOTA YOGYAKARTA BAGIAN SELATAN DENGAN FOTO UDARA PANKROMATIK HITAM PUTIH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh: Dyah Respati Suryo Sumunar Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan Lahan merupakan sumberdaya pembangunan yang memiliki karakteristik antara lain (1) luasan relatif tetap, dan (2) memiliki sifat fisik yang bersifat spesifik

Lebih terperinci

Lely Glediswandi Barandi Sapta Widartono

Lely Glediswandi Barandi Sapta Widartono Pemanfaatan Citra SatelitWorldview dan SIG untuk Evaluasi Pemanfaatan Ruang Terhadap Rencana Detail Tata Ruang Sebagian Kota Wates Tahun 2003-2013 Kabupaten Kulon Progo Lely Glediswandi gla_diezt@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI - 7 -

BAB II DASAR TEORI - 7 - BAB II DASAR TEORI 2.1 Data Jumlah Penduduk untuk Perencanaan Penduduk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan di suatu negara, khususnya dalam hal perencanaan. Dapat dikatakan

Lebih terperinci

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet ESTIMASI PRODUKTIVITAS PADI MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA

Lebih terperinci

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN PENGINDERAAN JAUH : 5 A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik 1. Hutan Hujan Tropis Rona gelap Pohon bertajuk, terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun (design) menyeluruh untuk menyelesaikan masalah penelitian (Sutanto,1999) sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang industri, sarana transportasi, perluasan daerah pemukiman dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan sangat diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia. Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (1988), metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Data yang dikumpulkan bisa berupa

Lebih terperinci

Rizqi Agung Wicaksono Zuharnen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT

Rizqi Agung Wicaksono Zuharnen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH RESOLUSI TINGGI DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK MENENTUKAN LOKASI PRIORITAS PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA SURAKARTA Rizqi Agung Wicaksono

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penutupan Lahan dan Perubahannya Penutupan lahan menggambarkan konstruksi vegetasi dan buatan yang menutup permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

Lebih terperinci

Keyword: Quickbird image data, the residential area, evaluation

Keyword: Quickbird image data, the residential area, evaluation PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK EVALUASI PERSEBARAN KAWASAN PERUMAHAN TIDAK BERSUSUN OLEH PENGEMBANG TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN Ervan Primanda ervanprimanda@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan penggunaan lahan merupakan obyek kajian yang dinilai penting untuk diteliti karena dapat berkaitan dengan masalah global maupun lokal. Masalah dari perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI LAHAN KECAMATAN GONDOMANAN KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI SIG DAN PENGINDERAAAN JAUH

ANALISIS NILAI LAHAN KECAMATAN GONDOMANAN KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI SIG DAN PENGINDERAAAN JAUH ANALISIS NILAI LAHAN KECAMATAN GONDOMANAN KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI SIG DAN PENGINDERAAAN JAUH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Geografi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tidak menunjukkan peningkatan, justru sebaliknya laju pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

Laboratorium / Lapangan : Laboratorium SIG dan Komputer KONTRAK KULIAH

Laboratorium / Lapangan : Laboratorium SIG dan Komputer KONTRAK KULIAH KONTRAK KULIAH 1. Judul Mata Kuliah : Interpretasi Foto Udara 2. Kode Mata Kuliah : GEO 46045 3. Kelas/ Smtr/ TA : AB Eks / Genap / 2016/2017 4. Jumlah SKS : 2 (dua) 5. Jurusan : Pendidikan Geografi 6.

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

JURNAL PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi ANALISIS KESELARASAN LETAK BANGUNAN DAN PEMANFAATAN LAHAN TERHADAP PERATURAN SEMPADAN SUNGAI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD (Kasus Sepanjang Sungai Code, Kota Yogyakarta) JURNAL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu proses penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan masalah atau keadaan sebagaimana fakta yang ada.

Lebih terperinci

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh 1 Mira Mauliza Rahmi, * 2 Sugianto Sugianto dan 3 Faisal 1 Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Program Pascasarjana;

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. ANALYSIS PRICE AND VALUE OF LAND IN SEWON DISTRICT, USING REMOTE SENSING AND GEOGRAPHIC

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010-2030 MELALUI PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PUBLIKASI ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

Wisnu Widyatmadja Taufik Hery Purwanto

Wisnu Widyatmadja Taufik Hery Purwanto APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN ZONASI KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN MEMANFAATKAN CITRA QUICKBIRD DI KECAMATAN BALIKPAPAN SELATAN Wisnu Widyatmadja atmadjawima@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Citra Quickbird untuk menperoleh data variabel penelitian. Digunakan teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Citra Quickbird untuk menperoleh data variabel penelitian. Digunakan teknik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memanfaatkan Citra Quickbird untuk menperoleh data variabel penelitian. Digunakan teknik interpretasi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 29/01/2016 Tanggal revisi - Kode dan Nama MK KA064335 SKS dan Semester SKS 3 Semester 6 (ATA) Prasyarat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL Teguh Hariyanto Program Studi Teknik Geodesi FTSP-ITS Surabaya email: teguh_hr@geodesy.its.ac.id

Lebih terperinci

Pemetaan Estimasi Volume- (Dyah Novita I)

Pemetaan Estimasi Volume- (Dyah Novita I) Pemetaan Estimasi Volume- (Dyah Novita I) PEMETAAN ESTIMASI VOLUME DAN SEBARAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DI KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN DENGAN BANTUAN CITRA QUICKBIRD ESTIMATED VOLUME MAPPING AND

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMILIHAN LOKASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI KABUPATEN KLATEN

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMILIHAN LOKASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI KABUPATEN KLATEN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMILIHAN LOKASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI KABUPATEN KLATEN Fuad Rosyadi Prayoga fuad.rosyadi@mail.ugm.ac.id Taufik Hery Purwanto taufik@geo.ugm.ac.id Abstract

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ESTIMASI PRODUKTIVITAS PADI MENGGUNAKAN TEKNIKPENGINDERAAN JAUH DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA PANGAN Ahmad Yazidun

Lebih terperinci

Prediksi Spasial Perkembangan Lahan Terbangun Melalui Pemanfaatan Citra Landsat Multitemporal di Kota Bogor

Prediksi Spasial Perkembangan Lahan Terbangun Melalui Pemanfaatan Citra Landsat Multitemporal di Kota Bogor Prediksi Spasial Perkembangan Lahan Terbangun Melalui Pemanfaatan Citra Landsat Multitemporal di Kota Bogor Siti Zahrotunisa 1, Prama Wicaksono 2 1,2 Program Studi Kartografi dan Penginderaan Jauh, Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, tertib dan teratur, nyaman dan efisien,

Lebih terperinci

Perubahan Penggunaan Tanah Sebelum dan Sesudah Dibangun Jalan Tol Ulujami-Serpong Tahun di Kota Tangerang Selatan

Perubahan Penggunaan Tanah Sebelum dan Sesudah Dibangun Jalan Tol Ulujami-Serpong Tahun di Kota Tangerang Selatan Perubahan Penggunaan Tanah Sebelum dan Sesudah Dibangun Jalan Tol Ulujami-Serpong Tahun 2000-2016 di Kota Tangerang Selatan Aisyah Desinah 1, Mangapul P. Tambunan 2, Supriatna 3 1 Departemen Geografi.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN PERMUKIMAN KUMUH DAN TINGKAT PRIORITAS PENANGANAN DI KECAMATAN SEMARANG UTARA

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN PERMUKIMAN KUMUH DAN TINGKAT PRIORITAS PENANGANAN DI KECAMATAN SEMARANG UTARA PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN PERMUKIMAN KUMUH DAN TINGKAT PRIORITAS PENANGANAN DI KECAMATAN SEMARANG UTARA Gamma Reiza Nusantarawati gamreiza@gmail.com Endang Saraswati esaraswati@ugm.ac.id

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK KAJIAN DENSIFIKASI RUMAH MUKIM PERKOTAAN. Oleh I Wayan Treman Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNDIKSHA ABSTRAK

PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK KAJIAN DENSIFIKASI RUMAH MUKIM PERKOTAAN. Oleh I Wayan Treman Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNDIKSHA ABSTRAK ISSN 1412-8683 89 PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK KAJIAN DENSIFIKASI RUMAH MUKIM PERKOTAAN Oleh I Wayan Treman Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNDIKSHA ABSTRAK Pertumbuhan penduduk perkotaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau peristiwa yang terjadi di muka bumi yang timbul dari aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya,

Lebih terperinci

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN NGAGLIK TAHUN

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN NGAGLIK TAHUN ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN NGAGLIK TAHUN 2009-2018 PUBLIKASI KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS HASIL METODE PAN SHARPENING UNTUK PEMETAAN RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERKOTAAN PATI

PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS HASIL METODE PAN SHARPENING UNTUK PEMETAAN RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERKOTAAN PATI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS HASIL METODE PAN SHARPENING Aji Syarifah Dwi Nurhayati Dosen

Lebih terperinci

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN GIS UNTUK PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH DI KOTA SURABAYA

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN GIS UNTUK PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH DI KOTA SURABAYA APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN GIS UNTUK PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH DI KOTA SURABAYA Fajar Setiawan Pusat Penelitian Limnologi LIPI Kompleks CSC LIPI, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong, Bogor Telp.

Lebih terperinci

SATUN ACARA PERKULIAHAN(SAP)

SATUN ACARA PERKULIAHAN(SAP) SATUN ACARA PERKULIAHAN(SAP) 1. Identitas mata kuliah Mata Kuliah : Penginderaan Jauh Kode : GG 416 Jumlah sks : 4 sks Semester : 3 Kelompok mata kuliah : MKK Program Studi Jurusan : Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

Evaluasi Indeks Urban Pada Citra Landsat Multitemporal Dalam Ekstraksi Kepadatan Bangunan

Evaluasi Indeks Urban Pada Citra Landsat Multitemporal Dalam Ekstraksi Kepadatan Bangunan Sukristiyanti et al. / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 17 No.1 ( 2007) 1-10 1 Evaluasi Indeks Urban Pada Citra Landsat Multitemporal Dalam Ekstraksi Kepadatan Bangunan SUKRISTIYANTI a, R. SUHARYADI

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN 2005-2014 (JURNAL) Oleh: INDARYONO 1113034039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

EVALUASI PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA MAGELANG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015

EVALUASI PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA MAGELANG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015 EVALUASI PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA MAGELANG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015 Nisfu Naharil Mufarikah nisfunm@gmail.com Sigit Heru Murti sigit.heru.m@ugm.ac.id

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X,. X, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Identifikasi Perubahan Obyek dengan Memanfaatkan Citra Resolusi Tinggi (Studi Kasus Unit Pengembangan Rungkut Surabaya)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Teknologi merupakan era dimana informasi serta data dapat didapatkan dan ditransfer secara lebih efektif. Perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan kemajuan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI Dyah Wuri Khairina dyah.wuri.k@mail.ugm.ac.id Taufik Hery Purwanto taufikhery@mail.ugm.ac.id Abstract

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR RG

SIDANG TUGAS AKHIR RG SIDANG TUGAS AKHIR RG 091536 KAJIAN KETELITIAN PLANIMETRIS CITRA RESOLUSI TINGGI PADA GOOGLE EARTH UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1: 10000 KECAMATAN BANJAR TIMUR KOTA BANJARMASIN NOORLAILA HAYATI 3507100044

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di bumi terdapat kira-kira 1,3 1,4 milyar km³ air : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah,

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013 NILUH RITA AYU ROSNITA A 351 09 044 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia sekarang masih tergolong tinggi berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu 1,49 % per tahun, akibatnya diperlukan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Aplikasi teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis semakin meluas sejak dikembangkan di era tahun 1960-an. Sejak itu teknologi penginderaan jauh dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ APLIKASI TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK ESTIMASI KOEFISIEN LIMPASAN PERMUKAAN SUB DAS PADANG JANIAH DAN PADANG KARUAH PADA DAS BATANG KURANJI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan Pengertian masyarakat adat berdasarkan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara adalah kelompok masyarakat yang memiliki asal usul leluhur (secara turun temurun)

Lebih terperinci

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG Firman Farid Muhsoni Program studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura e-mail : firman_fmm@yahoo.com.sg

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015 KAJIAN PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH UNTUK IDENTIFIKASI OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus : Kecamatan Tembalang Kota Semarang) Lasmi Rahayu, Sawitri Subiyanto, Bambang Darmo Yuwono *) Program

Lebih terperinci

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU Feki Pebrianto Umar 1, Rieneke L. E. Sela, ST, MT², & Raymond Ch. Tarore, ST, MT 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Jumlah penduduk Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 1990 jumlah penduduk

Lebih terperinci