Bahan Tambahan Pangan. Kuliah ITP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. goreng segar, 15% pada daging ayam/ikan berbumbu, 15-20% pada daging

Bahan Tambahan Pangan (Food Additive)

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Kuesioner Penelitian

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

Tabel Pelarut Dalam Percobaan Metode Kromatografi. A n-butanol 40 bagian volume. B Iso-butanol 30 bagian volume

III. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipilih sebagai cara pengolahan makanan karena mampu meningkatkan

Alasan Penggunaan BTM : (Food Food Protection Committee in Publication) BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)

PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT

VIII. PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SOAL UJIAN AKHIR ANALISIS MAKANAN 2008

I. PENDAHULUAN. sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat. dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-perubahan yang

IDENTIFIKASI PEWARNA SINTETIS PADA PERMEN PADAT SECARA KROMATOGRAFI KERTAS DI BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN MEDAN TUGAS AKHIR

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SAGU: Bahan Baku Lokal Potensial untuk Industri Ingredient

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

STABILITAS VITAMIN LARUT AIR SELAMA PENGOLAHAN PANGAN Bag 2 Vitamin C

Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

1. Pendahuluan 2. Struktur 3. Sifat Fungsional 4. Air dalam bahan pangan 5. Water Activity (Aw) Kimia Pangan 2016/2017

Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BERITA NEGARA. Batas Maksimum. Batas Tambahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lawan kata dari minuman keras. Minuman ini banyak disukai karena rasanya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

V. PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK BAHAN PANGAN TERHADAP AKTIVITAS MIKROORGANISME

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

KAJIAN MUTU FISIKOKIMIA DAN SENSORI PRODUK ES LILIN DARI CAMPURAN SARI BIT MERAH DAN NENAS DENGAN PENAMBAHAN GELATIN SKRIPSI OLEH :

AIR. Jumlah melimpah (70% penyusun kehidupan) Medium transpor nutrien dan energi kimia. Reaksi enzimatis & metabolisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

Lampiran 1. Penggolongan Bahan Tambahan Pangan (BTP)

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris L.) YANG DIPROSES DENGAN VARIASI DRYING AGENTS DAN MALTODEKSTRIN SEBAGAI COATING AGENT

Adelya Desi Kurniawati STP., MP., M.Sc.

I. PENDAHULUAN. apabila tidak ditangani secara benar. Kerusakan bahan pangan tersebut

LEMBAR OBSERVASI. Lokasi : No. Objek Pengamatan Kategori A Pemilihan Bahan Makanan Ya Tidak

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan teknologi pangan saat ini cukup pesat, termasuk penemuanpenemuan

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

BABI PE:NDAHULUAN. Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul, dan. pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan (Mukono, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

KERUSAKAN LEMAK DAN MINYAK

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana teknologi pangan

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

KINETIKA DEGRADASI ANTIOKSIDAN SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris) SELAMA PROSES PEMANASAN DAN PERUBAHAN ph

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

YANTI TANUWIJAYA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS ANTIOKSIDAN BHA, BHT, DAN TBHQ DALAM MIE INSTAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Topik : PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PASCA PANEN. TIK: Setelah mengikuti kuliah ini, anda akan dapat menjelaskan Perkembangan Teknologi Pasca Panen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

DAFTAR BAHAN PEWARNA YANG DIIZINKAN DIGUNAKAN DALAM KOSMETIK

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI

KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK SOSIS SAPI DENGAN PERENDAMAN DALAM SUBSTRAT ANTIMIKROBA

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA PANGAN HASIL PERTANIAN (LABORATORY OF FOOD CHEMISTRY AND BIOCHEMISTRY)

PENGARUH KONSENTRASI STABILIZED CALCIUM CARBONATE 140 TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI SKRIPSI

DENGAN PENAMBAHAN KECAMBAH KACANG HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KADAR VITAMIN E GREEN BEAN SPROUT ADDITION ON COOKIES MAKING TO INCREASE VITAMIN E CONTENT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

I. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

I. PENDAHULUAN. peternakan mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN VELVA SAYURAN ( KAJIAN PROPORSI WORTEL, TOMAT, KECAMBAH DAN PENAMBAHAN NA-CMC TERHADAP KUALITAS VELVA SAYURAN )

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PENGENDALIAN MUTU PANGAN

ANALISIS KUANTITATIF NITRIT PADA SOSIS YANG DIJUAL DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Garam Pengemulsi. Batas Maksimum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGERAS. Fungsi lain : Pengatur keasaman, pengemulsi, pengental, penstabil

KAJIAN PERBEDAAN PROPORSI KONJAC DAN KARAGENAN SERTA KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK JAMBU BIJI MERAH

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

Transkripsi:

Bahan Tambahan Pangan Kuliah ITP

Tujuan Mahasiswa dapat menyebutkan: Pengertian Bahan Tambahan Makanan Menyebutkan jenis Bahan Tambahan Makanan Menjelaskan fungsi, kelebihan dan resiko penggunaan Bahan Tambahan Makanan

Pendahuluan Bermacam bahan kimia yang ditambahkan pada pangan agar diperoleh efek khusus yang diinginkan Bahan tambahan seperti garam, bumbu dan senyawa sulfit telah banyak digunakan sejak dahulu untuk menjaga mutu pangan dan membuat pangan lebih enak di indera

BTP harus dianalisa toksikologi sebelum diberi izin untuk digunakan. Biasanya dipakai hewan percobaan untuk menentukan dampak dari BTP tersebut Tingkat terendah (tidak memproduksi efek toksik) = no-effect level (NOEL). Ada 4 kategori BTP : nutritional additives, processing agents, preservatives, dan sensory agents. Banyak BTP masuk lebih dari satu kategori.

Jenis BTP menurut cara pengaplikasiannya

Kategori BTP menurut fungsinya nutritional additives, processing agents, preservatives, dan sensory agents

Nutritional additives Nutritional additives digunakan untuk memperbaiki zat gizi yang hilang atau berkurang selama pemrosesan, bisa juga untuk fortifikasi atau pengayaan untuk memperbaiki kekurangan seseorang terhadap zat gizi tertentu. Fortifikasi makanan dimulai th 1924 saat iod ditambahkan dalam garam. Vitamin juga banyak ditambahkan untuk memperbaiki nilai gizi Contohnya vitamin A dan D ditambahkan pada produk hewani dan sereal, vit B ditambahkan pada tepung, sereal, pasta, dan vit C ditambahkan pada minuman rasa buah, sereal, permen. Aditif yang lain termasuk essential fatty acid linoleic acid, mineral seperti Ca dan Fe dan dietary fibre.

Processing agents function typical chemical agent typical product Anticaking sodium aluminosilicate salt Bleaching benzoyl peroxide flour Chelating ethylenediaminetetraacetic dressings, mayonnaise, sauces, acid (EDTA) dried bananas Clarifying bentonite, proteins fruit juices, wines Conditioning potassium bromate flour Emulsifying lecithin ice cream, mayonnaise, bakery products Leavening yeast, baking powder, bakery products baking soda Moisture control glycerol marshmallows, soft candies, (humectants) chewing gum ph control citric acid, lactic acid certain cheeses, confections, jams and jellies Stabilizing and pectin, gelatin, carrageenan, dressings, frozen desserts, thickening gums (arabic, guar, locust confections, pudding bean) mixes, jams and jellies

Beberapa agen ditambahkan untuk mendukung proses atau mempertahankan konsistensi produk Emulsifier digunakan untuk menjaga keseragaman dispersi misal lemak dalam air

Stabilizers dan thickeners memiliki fungsi yang bermacammacam pada makanan.kebanyakan stabilizer dan thickener adalah polisakarida seperti pati atau protein seperti gelatin Fungsi utama : pencipta jel yang mampu menciptakan peningkatan kekentalan produk dan menstabilkan emulsi dengan melindungi komponen minyak atau membuat pelarut lebih kental

Chelating, or sequestering, melindungi dari reaksi enzimatik yang memicu pembusukan selama pengolahan dan penyimpanan. Chelating ini mengikat mineral agar mineral tersebut tidak mampu memicu aktivitas enzim

Preservative/pengawet Food preservatives dikelompokkan menjadi 2: antioxidants and antimicrobials, Antioksidan adalah senyawa yang menunda atau mencegah pembusukan makanan yang disebabkan proses / mekanisme oksidatif. Antimicrobial agents mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang tidak dikehendaki pada makanan

Antioksidan chemical agent Antioxidants Ascorbic acid Butylated hydroxyanisole (BHA) Butylated hydroxytoluene (BHT) Citric acid Sulfites Tertiary butylhydroquinone (TBHQ) Tocopherols mechanism of action oxygen scavenger free radical scavenger free radical scavenger enzyme inhibitor/metal chelator enzyme inhibitor/oxygen scavenger free radical scavenger free radical scavenger

antioksidan Proses oksidasi makanan melibatkan penambahan atom oksigen atau keluarnya atom H dari molekul yang ada pada makanan Dua jenis oksidasi yang berkontribusi besar pada proses pembusukan adalah autoxidation of unsaturated fatty acids (autooksidasi pada asam lemak tak jenuh) dan oksidasi karena enzim.

Antimicrobials Acetic acid Benzoic acid Natamycin Nisin Nitrates, nitrites Propionic acid Sorbic acid Sulfites and sulfur dioxide disrupts cell membrane function (bacteria, yeasts, some molds) disrupts cell membrane function/inhibits enzymes (molds, yeasts, some bacteria) binds sterol groups in fungal cell membrane (molds, yeasts) disrupts cell membrane function (grampositive bacteria, lactic acid-producing bacteria) inhibits enzymes/disrupts cell membrane function (bacteria, primarily Clostridium botulinum) disrupts cell membrane function (molds, some bacteria) disrupts cell membrane function/inhibits enzymes/inhibits bacterial spore germination (yeasts, molds, some bacteria) inhibits enzymes/forms addition compounds (bacteria, yeasts, molds)

autoxidation dari unsaturated fatty acids melibatkan reaksi antara ikatan ganda antar karbon dengan molekul oksigen (O 2 ). Hasilnya dikenal sebagai radikal bebas, yang sangat reaktif, menciptakan senyawa yang menyebabkan bau dan rasa tidak enak Antioksidan yang bereaksi dengan radikal bebas (disebut free radical scavengers ) menghambat autooksidasi. Termasuk di dalamnya tokooferol (turunan vit E) dan butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), dan tertiary butylhydroquinone (TBHQ).

Specific enzymes may also carry out the oxidation of many food molecules. The products of these oxidation reactions may lead to quality changes in the food. For example, enzymes called phenolases catalyze the oxidation of certain molecules (e.g., the amino acid tyrosine) when fruits and vegetables, such as apples, bananas, and potatoes, are cut or bruised. The product of these oxidation reactions, collectively known as enzymatic browning, is a dark pigment called melanin. Antioxidants that inhibit enzyme-catalyzed oxidation include agents that bind free oxygen (i.e., reducing agents), such as ascorbic acid (vitamin C), and agents that inactivate the enzymes, such as citric acid and sulfites.

antimikrobia Penggunaan Antimikrobia biasanya dikombinasikan dengan cara pengawetan yang lain misalnya pendinginan atau pemvakuman. Garam Dapur (NaCl), mungkin adalah antimikrobia tertua yang dipakai manusia. Asam organik, termasuk asetat, benzoat, propionat dan sorbat dipergunakan untuk melawan mikroorganisme pada makanan berph rendah. Nitrat dan nitrit digunakan untuk menghambat bacterium Clostridium botulinum pada daging yang dicuring (e.g., ham dan bacon). Sulfur dioxide dan sulfit digunakan pada buah, dan produk buah.

Sensory agents (terkait dg penerimaan inderawi) Warna makanan sangat penting karena warna mempengaruhi penerimaan (citarasa dan mutu secara keseluruhan) Pemrosesan bisa mengubah warna asli atau warna alamiah sebuah produk makanan Karena itulah pada beberapa makanan, penambahan zat warna tertentu dilakukan misal pada minuman ringan, permen es krim, dll Pewarna digolongkan menjadi 2: alami dan sintetis. Pewarna alami berasal dari tumbuhan, hewan atau mineral. Sementara pewarna sintetis umumnya berasal dari senyawa turunan minyak bumi

Natural colorants chemical class colour plant source pigment products Anthocyanins red strawberry (Fragaria pelargonidin beverages, species) 3-glucoside* confections, preserves, fruit products blue grape (Vitis species) malvidin beverages 3-glucoside* Betacyanins red beetroot (Beta vulgaris) betanin dairy products, desserts, icings Carotenoids** yellow/orange annatto (Bixa orellana) bixin dairy products, margarine yellow saffron (Crocus sativus) crocin rice dishes, bakery products red/orange paprika (Capsicum annuum) capsanthin soups, sauces orange carrot (Daucus carota) beta-carotene bakery products, confections red mushroom (Cantharellus canthaxanthin sauces, soups, cinnabarinus) dressings Phenolics orange/yellow turmeric (Cuycuma longa) curcumin dairy products, confections *Plus other similar compounds. **Many carotenoids used as food colorants are chemically synthesized.

Pewarna dari tumbuhan Masalah: Warna sering tidak seragam Tidak stabil kena panas dan cahaya Supplai tidak berkesinambungan Reaktif Seringkali membawa aroma dan citarasa Banyak yang tidak larut dalam air

Synthetic colorants common name designation products United States European Union Allura Red AC FD&C Red No. 40... gelatin, puddings, dairy products, confections, beverages Brilliant Blue FCF FD&C Blue No. 1 E133 beverages, confections, icings, syrups, dairy products Erythrosine FD&C Red No. 3 E127 maraschino cherries Fast Green FCF FD&C Green No. 3... beverages, puddings, ice cream, sherbet, confections Indigo Carmine FD&C Blue No. 2 E132 confections, ice cream, bakery products Sunset Yellow FCF FD&C Yellow No. 6 E110 bakery products, ice cream, sauces, cereals, beverages Tartrazine FD&C Yellow No. 5 E102 beverages, cereals, bakery products, ice cream, sauces

Synthetic colorants are water-soluble and are available commercially as powders, pastes, granules, or solutions. Special preparations called lakes are formulated by treating the colorants with aluminum hydroxide. They contain approximately 10 to 40 percent of the synthetic dye and are insoluble in water and organic solvents. Lakes are ideal for use in dry and oil-based products. The stability of synthetic colorants is affected by light, heat, ph, and reducing agents. A number of dyes have been chemically synthesized and approved for usage in various countries. These colorants are designated according to special numbering systems specific to individual countries. For example, the United States uses FD&C numbers (chemicals approved for use in foods, drugs, and cosmetics), and the European Union (EU) uses E numbers. The following Table shows the most commonly used synthetic dyes.

Pewarna sintetis Pewarna sintetis: Larut dalam air Tersedia dalam bentuk bubuk, pasta, atau larutan atau granula Pewarna sintetis ada 2 Lake Dye Lake Dispersion