BAB IV HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 3 Metode Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN


BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan


DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan Disiplin lalu lintas. Peneliti mendeskripsikan skor Kontrol diri dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

Total 202 orang 100 %

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. expost facto, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang

BAB III METODE PENELITIAN. (Sedarmayanti & Hidayat, 2002). dapat digunakan untuk pemecahan masalah (Azwar, 2013).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subjek hadir saat penelitian. Berikut ini merupakan data siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. subjek, yaitu jenis kelamin dan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

Organisasi di PT. Telkom Indonesia Witel Solo

BAB IV ANALISIS DATA. Larangan yang berjumlah 138 orang dalam rentang usia tahun. 1) Deskripsi Subjek Berdasarkan Panti Asuhan

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

DAFTAR ISI. MOTTO... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... v. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR DIAGRAM... xii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HUBUNGAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI SALAFIYAH BEJI TULIS BATANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR BATANG

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 60 orang, untuk karyawan divisi keuangan berjumlah 20 orang dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu penelitian yang prosesnya banyak menggunakan angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

35 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Persiapan Penelitian Peneliti mempersiapkan penelitian dengan mencari alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur penyesuaian diri dan self-esteem serta mencari subjek penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan kemudian memberikan atau menyebarkannya kepada subjek. Peneliti menggunakan Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI) yang merupakan adaptasi dari Coopersmith Self-Esteem Inventory By Ryden (dalam Virgita, 2010) karena aspek yang diukur sesuai dengan self-esteem yang dimaksudkan pada penelitian ini. Sedangkan untuk mengukur penyesuaian diri peneliti menyusun sendiri berdasarkan teori Runyon dan Haber. 4.2. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan uji tryout pada tanggal 01 Juli 2013. Subjek dalam uji tryout ini adalah sebanyak 30 orang. Setelah didapat hasil tryout dan berdasarkan hasilnya, maka peneliti mulai melakukan penelitian selanjutnya. Pelaksanaan Penelitian pada tanggal 19 Juli 2013 di SMK TSP Jakarta. Kuesioner diberikan secara langsung kepada subjek. Setelah subjek mengisi kuesioner akan diberikan sebuah cinderamata sebagai tanda terima kasih peneliti kepada subjek yang telah membantu dalam penelitian ini berupa gantungan kunci.

36 4.3. Identitas Subjek Penelitian Berhubung pada saat melakukan penelitian adalah tahun pelajaran siswa baru, maka subjek penelitian yang dipilih adalah siswa SMK TSP yang rentang usianya antara 16-17 tahun dan bersekolah di SMK TSP Jakarta, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Karakteristik umum subjek penelitian diketahui melalui perhitungan distribusi frekuensi dari data kontrol yang dicantumkan dalam kuesioner, yaitu jenis kelamin dan tanggal lahir. Berdasarkan perhitungan distribusi tersebut, maka diperoleh gambaran subjek sebagai berikut. 4.3.1. Jenis Kelamin Subjek penelitian berjumlah 70 orang siswa, sebanyak 34 orang (48,6%) berjenis kelamin perempuan dan 36 orang (51,4%) berjenis kelamin laki-laki. Jadi, dapat disimpulkan bahwa subjek laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan selisih 2 orang. Jumlah subjek penelitian ini terlihat karena siswa di SMK TSP didominasi oleh siwa berjenis kelamin laki-laki. Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Total Laki-Laki 36 51,4% 70 Perempuan 34 48,6% 100%

37 4.4 Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan ketelitian suatu alat ukuir dalam mengukur apa yang ingin diukur. Alat ukur yang dibuat harus dapat mengukur variabel yang dimaksudkan untuk diukur, bukan variabel lain. Karena variabel dalam ilmu-ilmu sosial merupakan variabel yang abstrak, maka tidak mustahil jika skala pengukuran yang dibuat kemudian mengukur variabel lain, bukan variabel yang dimaksud oleh peneliti. Kalau hal tersebut terjadi, maka alat ukur yang demikian dikatakan tidak valid. Suatu alat ukur atau skala pengukuran dikatakan valid jika skala pengukuran tersebut mengukur apa yang diukur. Agar Penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi dengan skor total masing-masing variabel 0,25 (Sugiyono, 2005). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 40 item valid dan 14 item tidak valid dari 54 item. Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Version 16.0 for windows. 4.5. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk memperoleh reliabilitas dari alalt ukur self-esteem dan penyesuaian diri, digunakan rumus Alpha Conbrach. Tolak ukur untuk menafsirkan tinggi atau rendahnya derajat reliabilitas alat ukur dari Conbrach yaitu jika r 0,7 berarti alat ukur yang disusun reliabel Guilford (Gulo, 2002). Berdasarkan pengujian reliabilitas alat ukur skala penyesuaian diri diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,777. Reliabilitas alat ukur

38 self-esteem diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,781. Nilai koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa skala penyesuaian diri dan self-esteem adalah reliabel. Tabel 6. perbandingan skala self-esteem Skala Penelitian Tahun Nilai reliabilitas Self-esteem 2006.858 2010.867 2013.781 4.6. Analisis dan Pembahasan Hasil Pengolahan Data 4.6.1. Deskripsi Penyesuaian Diri Perolehan skor hasil perhitungan menyebutkan bahwa skor tertinggi skala penyesuaian diri secara keseluruhan adalah 122 dan skor terendahnya adalah 102 dengan mean sebesar 112. Berdasarkan hasil kategorisasi menggunakan rumusan statistik, maka diperoleh 8 orang untuk kategori Penyesuaian diri tinggi, 9 orang memiliki Penyesuaian Diri Rendah dan sebanyak 53 orang memiliki Penyesuaian Diri yang sedang.

39 Tabel 7. Skor Kategorisasi Skala Penyesuaian Diri Rumus Statistik Kategorisasi Skor Frekuensi X > (μ + Std) Tinggi X > 122 8 Orang (μ Std) < X Sedang 103 < X < 121 53 Orang < (μ + Std) X < (μ Std) Rendah X < 102 9 Orang 4.6.2. Deskripsi Self-Esteem Perolehan skor hasil perhitungan menyebutkan bahwa skor tertinggi skala Self-esteem secara keseluruhan adalah 175 dan skor terendahnya adalah 151 dengan mean sebesar 163 Berdasarkan hasil kategorisasi menggunakan rumusan statistic, maka diperoleh 11 orang untuk kategori Self-Esteem tinggi, 10 Orang memiliki Self- Esteem Rendah dan sebanyak 49 orang memiliki Self-Esteem Sedang. Tabel 8. Skor Kategorisasi Skala Self-Esteem Rumus Statistik Kategorisasi Skor Frekuensi X > (μ + Std) Tinggi X > 175 11 Orang (μ Std) < X Sedang 152 < X < 174 49 Orang < (μ + Std) X < (μ Std) Rendah X < 151 10 Orang

40 4.6.3. Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Self-Esteem Hasil perhitungan menggunakan korelasi Karl Pearson product moment, terdapat korelasi positif yang signifikan antara penyesuaian diri dengan selfesteem (r =.319). Hasil tersebut bermakna semakin tinggi penyesuaian diri seseorang maka semakin tinggi pula self-esteemnya. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki penyesuaian diri rendah maka semakin rendah pula self-esteemnya. Skor korelasi ini juga menunjukkan hubungan yang tinggi karena perolehan skor > 0,2. 4.6.4. Perbedaan Self-Esteem pada jenis kelamin Perolehan skor hasil perhitungan menyebutkan bahwa t hitung sebesar 1.730 Menurut t tabel dengan jumlah subjek 70 orang sebesar 1.980 dengan taraf signifikan 5%. Nilai tersebut menandakan bahwa t hitung < t tabel yang berarti tidak terdapat perbedaan self-esteem antara laki-laki dengan perempuan. 4.6.5. Perbedaan Penyesuaian Diri pada jenis kelamin Perolehan skor hasil perhitungan menyebutkan bahwa t hitung sebesar.332 Menurut t tabel dengan jumlah subjek 70 orang sebesar 1.980 dengan taraf signifikan 5%. Nilai tersebut menandakan bahwa t hitung < t tabel yang berarti tidak terdapat perbedaan penyesuaian diri antara laki-laki dengan perempuan. 4.7. Analisa dan Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dengan self-esteem pada siswa kelas XI SMK TSP Jakarta. Hasil yang

41 diperoleh dari uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara penyesuaian diri dengan self-esteem sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi r =.319 dengan nilai signifikansi =.007 yang berarti arah hubungan kedua variable bersifat positif. Nilai positif pada koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan positif antara penyesuaian diri dengan self-esteem pada siswa kelas XI SMK TSP Jakarta. Kondisi tersebut berarti bahwa semakin tinggi penyesuaian diri maka semakin tinggi self-esteem siswa, sebaliknya semakin rendah penyesuaian diri maka semakin rendah pula self-esteem siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Berdasarkan hasil hitungan perbedaan penyesuaian diri dengan self-esteem pada jenis kelamin, tidak terdapat perbedaan yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa penyesuaian diri dan self-esteem pada siswa remaja tidak dapat dibedakan dari jenis kelamin. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif penyesuaian diri dengan self-esteem siswa kelas XI SMK TSP Jakarta disebabkan karena pertama, penyesuaian diri pada hakikatnya adalah salah satu persyaratan bagi terciptanya kesehatan jiwa dan mental individu (Mu tadin, 2005). Sangat memungkinkan bagi siswa memiliki penyesuaian diri tinggi dan self-esteem tinggi. Sebaliknya semakin rendah kemampuan penyesuaian diri, maka semakin buruk self-esteemnya. Artinya, untuk meningkatkan sebuah self-esteem yang baik, maka seorang siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan baik. Menurut Tallent (dalam Setiowati, 2000) didalam setiap kehidupan, individu akan berusaha untuk

42 mencapai keselarasan antara tuntutan personal, biologis, sosial, dan psikologis yang membentuk self-esteemnya. Ada sebagian individu yang berhasil dalam melakukan penyesuaian diri tetapi ada juga yang terhambat sehingga menghasilkan sebuah self-esteem yang kurang. Kedua, ada beberapa ciri yang menunjukkan individu dengan penyesuaian diri yang baik. Schneider (1964, dalam Wijaya, 2007) memberikan kriteria individu dengan penyesuaian diri yang baik diantaranya adalah pengetahuan tentang kekurangan dan kelebihan dirinya, objektivitas diri dan penerimaan diri, kontrol dan perkembangan diri, integritas pribadi yang baik, adanya tujuan dan arah yang jelas dari perbuatannya. Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian, maka sebagian besar siswa memiliki nilai dalam kategori sedang, hal ini menandakan bahwa siswa SMK TSP mampu mempertahankan eksistensinya dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, sehingga mampu menyelaraskan tuntutan sosial sesuai dengan pengertian penyesuaian diri menurut (Al Maruzy, 2010). Ketiga adalah kondisi sebagai siswa yang tidak selalu dekat dengan orang tua serta tuntutan yang tinggi dari sekolah membuktikan self-esteem pada siswa kelas XI SMK TSP Jakarta mendukung hipotesis yang ada. Beranekaragam siswa tidak hanya dari kota Jakarta saja yang mengakibatkan siswa harus dapat berinteraksi tanpa memandang status sosial. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Lazarus dan Launier (dalam Desiningrum, 2012) bahwa penemuan dalam penelitiannya, dari aspek penyesuaian diri memiliki hubungan yang signifikan dengan self-esteem seseorang. Self-esteem akan memproyeksikan cara pandang

43 individu terhadap situasi lingkungannya, dan akan mempengaruhi pula bagaimana seorang siswa berespon dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di masa remaja. Penelitian ini menunjukkan bahwa penyesuaian diri memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap self-esteem seorang remaja. Self-esteem merupakan pendapat individu mengenai dirinya sendiri tentang rasa keberhargaannya yang diekspresikan dalam sikap penerimaan atau penolakan yang menunjukkan sejauh mana individu percaya bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil dan berharga. Self-esteem berperan penting sebagai jembatan untuk menanggulangi penyesuaian diri individu pada suatu lingkungan tertentu. Karakteristik seseorang yang memiliki self-esteem tinggi sesuai dengan pembahasan pada bab dua yaitu dicirikan dengan keaktifan dan kemampuannya dalam mengekspresikan diri dengan baik, keberhasilan dalam bidang akademik, dapat menerima kritik, tidak memikirkan kesulitan sendiri, memiliki keyakinan diri yang tidak berdasarkan fantasi, tidak mudah terpengaruh dan dapat dengan mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan baru. Perkembangan fisik menyebabkan perubahan fisik yang radikal pada masa remaja awal dan akan terus berkembang hingga remaja akhir. Perubahan fisik akan mempengaruhi perkembangan psikis remaja menuju kematangan. Perkembangan psikis meliputi perkembangan kognisi, afeksi, dan konasi. Tahap perkembangan kognisi menurut piaget (dalam Sandha dkk, 2012) berada pada fase operasional formal. Perkembangan afeksi berupa emosi sensitive terhadap perubahan, cenderung meledak-ledak dan sulit dikendalikan oleh dirinya sendiri

44 maupun orang tua. Emosi yang ditampilkan tercermin dalam perilaku remaja yang tidak terkendali. Remaja cenderung menunjukkan perilaku memberontak, tidak patuh, dan mengabaikan otoritas orang tua atau lingkungan yang mengekang kebebasan remaja menunjukkan diri. Penyesuaian diri yang diperoleh oleh remaja di sekolah dapat diperoleh melalui proses belajar memahami, mengerti dan berusaha melakukan apa yang diinginkan maupun lingkungannya. Beberapa hal yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja yaitu kondisi fisik remaja dan faktor lingkungan remaja seperti keluarga dan sekolah. Penelitian ini berfokus pada penyesuaian diri pada siswa kelas XI SMK TSP Jakarta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran model penelitian sebagai berikut : Bagan 4.7.1 Model penelitian Penyesuaian Diri Self-Esteem