Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

dokumen-dokumen yang mirip
Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kondisi Perekonomian Indonesia

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

Monthly Market Update

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

PRUlink Quarterly Newsletter

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

Juni 2017 RESEARCH TEAM

PRUlink Newsletter Kuartal I 2009

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001

Laporan Kinerja Bulanan

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

PRUlink Newsletter Kuartal I 2010

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2014

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

PRUlink Newsletter Kuartal II 2009

ASUMSI NILAI TUKAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI/SPN APBN 2012

CARLINK PRO SAFE Januari 2015

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

1. Tinjauan Umum

PRUlink Quarterly Newsletter

Tujuan dan Kebijakan Investasi Kebijakan Investasi: Informasi Fund. Grafik Kinerja Portofilo

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

PRUlink Newsletter Kuartal II 2010

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

Market Review Macroeconomy Equity Fixed Income

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

Bank Indonesia Yogyakarta mendukung pembangunan ekonomi tanpa meninggalkan budaya adiluhung yang ada.

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLINK PRO FIXED Januari 2015

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PRUlink Newsletter Kuartal III 2010

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PRUlink Newsletter Kuartal III 2008

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Transkripsi:

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi Akhir semester I 2009 Inflasi sebesar 0,11% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,10 terjadi pada penghujung Jun. Inflasi ini meningkat tipis dibandingkan bulan Mei yang tercatat 0,04%. Secara year on year inflasi bulan Juni tercatat sebesar 3,65%. Secara umum pada bulan Jun ini tidak terdapat gejolak harga barang di masyarakat, sehingga inflasi yang terciptapun tidak terlampau tinggi. Tekanan inflasi yang cukup tinggi diperkirakan akan terjadi pada bulan Jul, yang antara lain berasal dari efek atas pengeluaran biaya untuk pendidikan pada tahun ajaran baru ini yang pada gilirannya berimbas pada meningkatnya inflasi. Inflasi pada Jun terjadi karena terdapatnya kenaikan indeks pada kelompok sandang 0,30%, kelompok makanan & minuman jadi serta rokok & tembakau sebesar 0,29%, kelompok komunikasi & jasa keuangan 0,25%, dan kelompok kesehatan 0,23%, Tabel-1 Perkembangan & Proyeksi Inflasi yoy Jun 08 Des 08 Jan 09 Feb 09 Mar 09 Apr 09 Mei 09 Jun 09 Des 09 (proy) CPI (yoy) 11,03% 11,06% 9,17% 8,60% 7,92% 7,31% 6,04% 3,35% 5,68% Sumber : BPS, Bloomberg dan APBN 2009, diolah Neraca Perdagangan Indonesia Bulan Me Surplus US$ 2,08 miliar Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Me mencatat surplus US$ 1,41 miliar. Nilai ekspor Indonesia Me mencapai US$9,26 miliar atau naik 9,52% dibanding April 2009, sementara dibanding Mei 2008 turun 28,28%. Ekspor non migas pada bulan Me mencapai US$8,16 miliar atau naik 13,3% dibanding April 2009, sedangkan apabila dibanding Mei 2008 turun 15,77%. Secara kumulatif nilai ekspor periode Januari sampai Me mencapai US$ 40,74 miliar atau turun 29,24% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode Me, ekspor Indonesia tertinggi adalah ke Jepang senilai US$ 937,7 juta, diikuti Amerika Serikat US$ 845,7 juta, dan Singapura US$ 779,2 juta. Sementara itu untuk impor pada Me mencapai US$ 7,85 miliar atau naik 17% dibanding April 2009. Nilai impor Indonesia periode Januari sampai Me mencapai US$ 33,65 miliar atau turun 36,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Negara pengimpor terbesar ke Indonesia adalah dari Cina US$ 4,85 miliar atau sebesar 17,36% dari total impor. Sementara itu impor dari Jepang senilai US$ 3,5 miliar (12,54%), Singapura US$ 3,15 miliar (11,28%). BI Rate Masih Akan Turun Kondisi makro ekonomi sampai dengan Jun dimana inflasi lebih rendah dari ekspektasi pasar (0,1-0,2%) tampaknya akan memberikan peluang bagi Bank Indonesia pada RDG Jumat, 3 Jul untuk kembali menurunkan bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6,75% dari semula sebesar 7,00%. Penurunan BI Rate ini diprediksikan akan berlanjut pada bulan Agustus 2009 mendatang menjadi 6,50%, mengingat ekspektasi inflasi pada masa mendatang, relatif tidak banyak berubah. Penurunan BI Divisi Renstra 1

Rate pada Jul ini diperlukan untuk memberikan sinyal positif kepada pasar dan pelaku usaha untuk mendorong daya beli masyarakat serta untuk memberikan efek positif bagi emiten perbankan. Beberapa alasan yang mendukung koreksi tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1. Inflasi bulan Jun (mtm) yang masih relatif rendah. 2. Penguatan Rupiah. 3. Membaiknya sentimen di pasar modal. Tingkat Suku Bunga Perbankan Belum akan Turun Secara Signifikan Meskipun suku bunga acuan BI telah menurun beberapa kali sepanjang semester I 2009, namun diprediksikan tingkat suku bunga perbankan di pasar belum akan menurun secara signifikan, paling tidak sampai dengan akhir tahun 2009. Hal ini antara lain diindikasikan/disebabkan oleh : 1. Ketatnya likuiditas di pasar akhir-akhir ini membuat perbankan domestik masih berusaha keras untuk tetap mempertahankan dan terus meningkatkan dana masyarakat. Hal ini mengakibatkan daya tawar lebih kuat berada pada para pemilik dana yang masih mengharapkan suku bunga tinggi, yang jauh diatas tingkat suku bunga penjaminan atau bahkan BI rate. Saat ini nasabah prima masih menghendaki suku bunga deposito sampai dengan 11% p.a (berdasarkan pada data pasar 19 Juni 2009). Untuk memperoleh dana-dana tersebut, perbankan harus membayar bunga deposito sekitar 4% lebih tinggi dari bunga counter (counter rate) yang diumumkannya. Gambar-1 Bunga Deposito Perbankan Domestik masih di atas Counter Rate Divisi Renstra 2

2. Tingginya premi SWAP yang mencerminkan tingginya ekspektasi masyarakat atas tingkat suku bunga simpanan Rupiah. Swap premium USD terhadap Rupiah yang pada dasarnya merupakan selisih antara suku bunga Rupiah dan USD, masih menunjukkan angka yang tinggi, yakni sekitar 9% per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar masih mengharapkan suku bunga simpanan (investasi) yang tinggi. Grafik di bawah ini memperlihatkan premi swap USD terhadap Rupiah. Gambar-2 Premi Swap Masih Relatif Tinggi 3. Yield instrumen utang pemerintah RI dalam USD masih relatif tinggi. Meskipun Fed Fund Rate hanya sekitar 0,25% dan LIBOR jangka 6 bulan hanya sekitar 1,16%, namun instrumen utang Pemerintah RI (USD sovereign bond) masih diperdagangkan pada yield yang cukup tinggi. Pada Februar Pemerintah RI telah menerbitkan USD sovereign bond dengan coupon mencapai 10,375%. Hal ini menunjukkan masih mahalnya dana USD bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Gambar-3 Yield Utang Pemerintah RI Dalam USD Masih Relatif Tinggi Divisi Renstra 3

4. Yield instrumen utang Pemerintah RI dalam Rupiah juga masih tinggi. SUN Rupiah masih diperdagangkan pada yield antara 7,65% - 12,45%. Artinya untuk jangka panjang eksposure kepada Pemerintah, pasar masih tetap mengharapkan tingkat suku bunga sekitar 12,5%. Gambar-4 Yield Utang Pemerintah RI Dalam Rupiah Masih Relatif Tinggi Berdasarkan kondisi di atas maka tidak heran bahwa rata-rata base lending rate perbankan di Indonesia masih berkisar antara 16,00% - 16,50% per tahun, sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Divisi Renstra 4

Tabel-1 Rata-rata Base Lending Rate Perbankan Indonesia Analist Eko Trilaksono Kepala Bagian ALP eko_trilaksono@bri.co.id Divisi Renstra KP. BRI Gedung BRI I, Lantai 15 Jl. Jenderal Sudirman Kav.44 46 Jakarta 10210 INDONESIA Tel: (62 21) 5751518 Fax: (62 21) 2510326 DISCLAIMER Copyright 2008 oleh Divisi Renstra. Seluruh data dan informasi yang termuat dalam laporan ini diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini tingkat reabilitasnya oleh Divisi Renstra. Divisi Renstra tidak melakukan audit atau verifikasi atas kebenaran dan keakuratan data dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut. Dengan demikian, data, informasi dan opini dalam laporan ini disajikan sebagaimana adanya (as is). Divisi Renstra tidak bertanggung jawab atas ketidakakuratan dan ketidaksempurnaan data, informasi dan opini dalam laporan ini dan tidak ada kewajiban kami untuk melakukan perbaikan data. Laporan ini dibuat untuk disirkulasikan untuk keperluan internal BRI. Divisi Renstra 5