BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Shadow Graph Sikel

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH

BAB II LANDASAN TEORI

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF DAN GRAF

PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2

PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(2, n), UNTUK n 3

BAB II LANDASAN TEORI

Unnes Journal of Mathematics

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB GRAF HASIL KALI KARTESIUS TUGAS AKHIR

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB GRAF HASIL KALI KARTESIUS DARI GRAF SIKEL

LOGIKA DAN ALGORITMA

BAB II LANDASAN TEORI

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

SUPER EDGE-MAGIC LABELING PADA GRAPH ULAT DENGAN HIMPUNAN DERAJAT {1, 4} DAN n TITIK BERDERAJAT 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi-anti AJAIB PADA GRAF BINTANG

EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II Graf dan Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super

PELABELAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF LINTASAN GABUNG GRAF BIPARTIT LENGKAP SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA. Oleh : MARISA LEZTARI

MULTIPLISITAS SIKEL DARI GRAF TOTAL PADA GRAF SIKEL, GRAF PATH DAN GRAF KIPAS

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

BAB II LANDASAN TEORI. definisi, teorema, serta istilah yang diperlukan dalam penelitian ini. Pada bab ini

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

PELABELAN SISI AJAIB DAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF KIPAS, GRAF TANGGA, GRAF PRISMA, GRAF LINTASAN, GRAF SIKEL, DAN GRAF BUKU

Dalam perkembangan dunia matematika saat ini, teori graf telah menjadi salah satu

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH K DENGAN N GENAP

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

Pelabelan Selimut-H Ajaib pada Graf Bipartit Lengkap untuk Pendisainan Skema Pembagi Rahasia

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

SIFAT-SIFAT GRAF SIKEL DENGAN PELABELAN FUZZY

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

KONSTRUKSI PELABELAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF ULAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pengantar Matematika Diskrit

BAB II LANDASAN TEORI

Graf Sosial Aplikasi Graf dalam Pemetaan Sosial

Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto,SH. Tembalang Semarang 50275, Indonesia

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Kode MK/ Matematika Diskrit

PELABELAN VERTEX-GRACEFUL PADA GRAF- DAN GRAF- SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA. Oleh : GEMA HISTAMEDIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

GRAF SEDERHANA SKRIPSI

Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

PELABELAN TOTAL AJAIB SISI PADA GRAF RODA

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA SALAH SATU SUB-KELAS GRAF UNICYCLIC

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sebuah graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu graf G disebut himpunan titik G, dinotasikan dengan V(G) dan

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

Super (a,d)-h- antimagic total covering of connected amalgamation of fan graph

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang mempelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Makalah pertama mengenai teori graf ditulis oleh ahli matematika dari

aisy 3 Program Studi Matematika FKIP Universitas Jember, Abstract

BAB II LANDASAN TEORI

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

ALGORITMA PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF BINTANG YANG DIPERUMUM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan asli yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan oleh Sadlàčk (1964), kemudian Stewart (1966), Kotzig dan Rosa (1970). Hingga saat ini pemanfaatan teori pelabelan graf sangat dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan transportasi, navigasi geografis, radar, penyimpanan data komputer, dan desain integrated circuit pada komponen elektronik. Graf merupakan pasangan himpunan titik dan himpunan sisi. Pengaitan titik-titik pada graf membentuk sisi dan dapat direpresentasikan pada gambar sehingga membentuk pola graf tertentu. Pola-pola yang terbentuk didefinisikan dan dikelompokkan menjadi kelas-kelas graf. Beberapa kelas graf menurut banyaknya sisi yang insiden terhadap titik antara lain graf reguler, yang derajat setiap titiknya adalah sama dan graf irreguler, yang derajat setiap titiknya ada yang tidak sama. Terdapat pula graf petersen yang diperumum yang merupakan salah satu subkelas graf reguler. Pelabelan merupakan pemetaan injektif yang memetakan unsur himpunan titik dan atau unsur himpunan sisi ke bilangan asli yang disebut 1

label. Pelabelan titik adalah pelabelan dengan domain himpunan titik, pelabelan sisi adalah pelabelan dengan domain himpunan sisi, dan pelabelan total adalah pelabelan dengan domain gabungan himpunan titik dan himpunan sisi. Hingga kini dikenal beberapa jenis pelabelan pada graf, antara lain pelabelan gracefull, pelabelan harmoni, pelabelan total tak beraturan, pelabelan ajaib, dan pelabelan anti ajaib. Dalam pengembangan pelabelan ajaib, dikenal pula pelabelan total titik-ajaib, pelabelan total titik ajaib super, pelabelan total sisi-ajaib, dan pelabelan total sisi-ajaib super. Pada tugas akhir ini, penulis melakukan kajian pelabelan total titik ajaib (vertex magic total labeling) pada salah satu subkelas graf reguler yaitu graf Petersen yang diperumum dan perulangan dua graf Petersen yang diperumum. 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah bagaimana memberikan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen yang diperumum dan perulangan dua graf Petersen yang diperumum. 1.3. Pembatasan Masalah Permasalahan ini dibatasi pada pembahasan mengenai pelabelan total titik ajaib dengan graf sederhana, terbatas dan tidak berarah. Perulangan graf yang terjadi merupakan perulangan dua graf Petersen yang diperumum yang sama. 2

1.4. Tujuan Penulisan Memahami pelabelan total titik ajaib dan konstanta ajaib yang ada didalamnya serta menentukan pelabelan total titik ajaib pada graf Peteresn yang diperumum dan perulangan dua graf Petersen yang diperumum yang merupakan graf tak terhubung. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan dalam tugas akhir ini terbagi menjadi 4 bab yaitu Pendahuluan, Dasar Teori, Pembahasan dan bab yang terakhir adalah Penutup. Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi latar belakang, permasalahan yang diangkat, pembatasan masalah, tujuan yang ingin dicapai dan sistematika penulisan. Bab II Dasar Teori. Pada bab ini memuat teori teori dasar dalam pembahasan mengenai pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen yang diperumum. Bab III Pembahasan. Bab ini memuat pembahasan mengenai Pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen yang diperumum P(n,m) dan perulangan dua graf Petersen yang diperumum 2P(n,m). Bab IV Penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan. 3

BAB II DASAR TEORI Untuk menjelaskan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen yang diperumum perlu adanya beberapa teori dasar untuk menunjang pembuktian dan mempermudah pemahaman. Beberapa dasar teori meliputi definisi graf, beberapa istilah dalam graf, beberapa jenis graf, definisi dan beberapa jenis pelabelan graf. 2.1 Graf 2.1.1 Pengertian dan Terminologi Graf Definisi 2.1.1.1 [10] Graf G merupakan pasangan himpunan (V,E) dengan V = himpunan tidak kosong dari titik (vertex), dan E = himpunan sisi (edge) yang menghubungkan sepasang titik atau dapat ditulis dengan notasi G = (V, E ). Titik biasa digunakan untuk melambangkan objek, sedangkan sisi biasa digunakan untuk melambangkan jalan penghubung antara dua objek. Definisi graf menyatakan bahwa V tidak boleh kosong, sedangkan E boleh kosong. Jadi, sebuah graf dimungkinkan tidak mempunyai sisi satu buah pun, tetapi titiknya harus ada minimal satu. Graf dengan satu titik dan tidak mempunyai sisi disebut graf trivial. Titik pada graf dapat dinomori dengan huruf, seperti a, b, c,..., dengan bilangan asli 1, 2, 3,..., atau gabungan keduanya. Sedangkan e 4

adalah sisi yang menghubungkan titik v i dengan titik v j, maka e dapat ditulis sebagai e = ( v i, v j ) atau e = ( v i v j ). Secara geometri graf dapat digambarkan sebagai sekumpulan titik di dalam bidang dua dimensi yang dihubungkan dengan sekumpulan sisi. Dalam mempelajari graf terdapat beberapa terminologi (istilah) yang berkaitan dengan graf. Berikut ini didefinisikan beberapa terminologi yang akan sering dipakai pada pembahasan tulisan ini. Definisi 2.1.1.2 [10] Misal pada graf G terdapat 2 titik v j dan v k, dua buah titik pada graf G dikatakan berdekatan (adjecent) bila keduanya terhubung langsung dengan sebuah sisi. Definisi 2.1.1.3 [10] Untuk sembarang sisi e = ( v j, v k ), sisi e dikatakan insiden dengan titik v j dan titik v k. Definisi 2.1.1.4 [9] Misal terdapat dua buah titik u dan v di dalam graf, dimana u dan v saling berdekatan. Jika sisi e insiden terhadap titik u dan v, maka titik u dan v disebut endpoint dari sisi e. 5

Definisi 2.1.1.5 [10] Misal terdapat beberapa sisi berbeda pada graf yang menghubungkan pasangan titik yang sama, maka graf yang demikian dapat dikatakan mempunyai sisi ganda (multiple edge). Sisi yang menhibingkan titik yang sama disebut loop. Definisi 2.1.1.6 [11] Derajat (degree) sebuah titik v pada sebuah graf G, dituliskan dengan der ( v ), adalah banyak sisi yang insiden pada v, dengan kata lain jumlah sisi yang memuat v sebagai titik ujung. Titik dengan derajat nol disebut titik terisolasi (isolated vertex). e1 e3 V5 e2 e6 e3 e5 e4 Gambar 2.1 Graf G 1 Graf G 1 memuat V (G 1 ) = { v 1, v 2, v 3, v 4, v 5 } dan E (G 1 ) = { e 1, e 2, e 3, e 4, e 5, e 6 }. (i) Pada graf G 1, titik v 2 dan titik v 3 merupakan titik yang berdekatan, sedangkan titik v 2 dan titik v 4 bukan merupakan titik yang berdekatan. 6

(ii) Pada graf G 1, sisi e 3 insiden dengan titik v 2 dan titik v 3, tetapi tidak terdapat sisi yang insiden dengan titik v 2 dan titik v 4. (iii) Pada graf G 1, titik v 2 dan titik v 3 merupakan endpoint dari sisi e 3. (iv) Graf G 1, memuat sisi ganda yaitu sisi e 1 dan sisi e 2. (v) Pada graf G 1, der ( v 3 ) = 5, der ( v 4 ) = 2, dan der ( v 5 ) = 0. Definisi 2.1.1.7 [9] Misalkan G = (V, E ), sebuah sub graf dari graf G merupakan graf yang semua titik dan sisinya berada pada graf G. Dengan kata lain, sebuah graf H = (V 1, E 1 ) adalah subgraf dari G jika V (H) yaitu jika titik titik dari H juga titik titik dari G, dan E (H) V (G), E (G) yaitu, jika sisi sisi dari H juga sisi sisi dari G. e4 e1 e5 e3 e5 e2 e2 G2 G3 Gambar 2.2 Graf G 2 dan G 3 Graf G 2 memuat V (G 2 ) ={ v 1, v 2, v 3, v 4 } dan E (G 2 ) ={ e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 }. 7

Graf G 3 memuat V (G 3 ) ={ v 1, v 2, v 4 } dan E (G 3 ) ={ e 2, e 5 }. Karena V (G 3 ) V (G 2 ) dan E (G 3 ) E (G 2 ) maka G 3 merupakan subgraf dari G 3. Definisi 2.1.1.8 [10] Suatu walk pada graf G adalah suatu urutan yang terdiri atas titik - titik dan sisi - sisi bergantian, dimana setiap sisi insiden dengan titik terdekat, dengan diawali dan diakhiri pada suatu titik. Definisi 2.1.1.9 [11] Suatu walk yang setiap sisinya berbeda maka walk itu disebut trail. Suatu trail yang setiap titiknya berbeda, maka disebut path. Definisi 2.1.1.10 [10] Suatu walk tertutup dalam graf G jika semua sisinya berbeda, maka walk itu disebut trail tertutup (closed trail). Jika semua titik - titiknya juga berbeda serta diawali dan diakhiri dengan titik yang sama maka trail itu disebut sikel (cycle). e9 e1 V6 e8 e7 e2 e6 V5 e5 e4 e3 Gambar 2.3 Graf G 4 8

Walk : v 1, e 1, v 2, e 2, v 3, e 3, v 3, e 4, v 4 Trail : v 1, e 1, v 2, e 2, v 3, e 3, v 3, e 4, v 4 Path : v 1, e 1, v 2, e 2, v 3, e 4, v 4 Trail tertutup : v 1, e 7, v 5, e 6, v 6, e 8, v 1 Sikel : v 1, e 7, v 5, e 6, v 6, e 8, v 1 Definisi 2.1.1.11 [9] Graf tak berarah G disebut graf terhubung (connected graphs), jika untuk setiap pasang titik v i dan v j di dalam himpunan V terdapat path dari v i ke v j. Jika tidak, maka G disebut graf tak terhubung (disconnected graph). Graf yang hanya terdiri atas satu titik saja (tanpa sisi) tetap dikatakan terhubung, karena titik tunggalnya terhubung dengan dirinya sendiri. G5 G6 Gambar 2.4 Graf G 5 dan G 6 Graf G 5 pada gambar 2.4 merupakan graf tak terhubung. Graf G 6 pada gambar 2.4 merupakan graf terhubung. 9

2.1.2 Jenis - Jenis Graf Berdasarkan sifatnya graf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori (jenis) bergantung pada sudut pandang pengelompokannya. Pengelompokan graf dapat dipandang berdasarkan ada tidaknya sisi ganda, berdasarkan banyak titik, atau berdasarkan orientasi arah pada sisi. Berdasarkan ada tidaknya sisi ganda pada suatu graf, maka secara umum graf dapat digolongkan menjadi 2 jenis: 1. Graf sederhana (simple graph ) Graf sederhana adalah graf yang tidak mengandung sisi ganda maupun loop. 2. Graf tak-sederhana (unsimple graph ) Graf tak-sederhana adalah graf yang mengandung sisi ganda atau loop. Ada dua macam graf tak-sederhana, yaitu graf ganda (multigraph) dan graf semu (pseudograph). Graf ganda adalah graf yang mengandung sisi ganda. Graf semu adalah graf yang mengandung sisi ganda dan loop. G7 G8 G9 Gambar 2.5 Graf G 7, G 8 dan G 9 10

Graf G 7 pada gambar 2.5 merupakan graf sederhana. Graf G 8 pada gambar 2.5 merupakan graf ganda. Graf G 9 pada gambar 2.5 merupakan graf semu. Definisi 2.1.2.1 Banyak titik atau sisi pada graf disebut sebagai kardinalitas graf, banyak titik dinyatakan dengan p dan banyak sisi dinyatakan dengan q. Berdasarkan banyak titik pada suatu graf, maka secara umum graf dapat dikelompokkan menjadi dua jenis: 1. Graf berhingga (limited graph) Graf berhingga adalah graf yang jumlah titiknya n, berhingga. 2. Graf tak-berhingga (unlimited graph) Graf tak-berhingga adalah graf yang jumlah titiknya n, tak berhingga. G10 G11 Gambar 2.6 Graf G 10 dan G 11 Graf G 10 pada gambar 2.6 merupakan graf berhingga. Graf G 11 pada gambar 2.6 merupakan graf tak berhingga. 11

Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf dikelompokkan menjadi dua jenis: 1. Graf tak-berarah (undirected graph) Graf tak-berarah adalah graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah. Pada graf tak berarah, urutan pasangan titik yang dihubungkan oleh sisi tidak diperhatikan. Jadi ( v j, v k ) = ( v k,v j ) adalah sisi yang sama. 2. Graf berarah (directed graph) Graf berarah adalah graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah. Pada graf berarah ( v j, v k ) dan ( v k, v j ) menyatakan dua buah sisi yang berbeda, dengan kata lain ( v j, v k ) ( v k, v j ). Untuk sisi ( v j, v k ) titik v j dinamakan titik asal (initial vertex) dan simpul v k dinamakan titik terminal (terminal vertex). G12 G13 Gambar 2.7 Graf G 12 dan G 13 Graf G 12 pada gambar 2.7 merupakan graf tak berarah. Graf G 13 pada gambar 2.7 merupakan graf berarah. 12

Terdapat beberapa jenis graf sederhana khusus. Berikut ini didefinisikan beberapa graf khusus yang sering ditemukan : a) Graf Path (Path Graph) Graf path dengan n titik dinotasikan dengan P n, yaitu graf yang terdiri dari path tunggal. P n memiliki n-1 sisi. e1 e1 e2 P1 P2 P3 e1 e2 e3 P4 Gambar 2.8 Graf Path b) Graf Lengkap (Complete Graph) Graf Lengkap dengan n titik dinotasikan K n yaitu sebuah graf jika setiap titik adalah terhubung kepada setiap titik lainnya. Setiap titik pada K n berderajat n 1. K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 K6 Gambar 2.9 Graf Lengkap 13

c) Graf Sikel (Cycle Graph) Graf sikel adalah graf sederhana yang setiap titik nya berderajat dua. Graf sikel dengan n titik dilambangkan dengan C n, n 3 adalah graf dengan n titik yaitu v 1, v 2,, v n dan sisi - sisi (v 1,v 2), ( v 2, v 3 ),., ( v n-1, v n ), ( v n,v 1 ). V5 C3 C4 C5 V7 V6 V6 V5 V5 C6 C7 Gambar 2.10 Graf Sikel 2.2 Pemetaan Definisi 2.2.1 [9] Misalkan A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong. Suatu cara atau aturan yang memasangkan setiap elemen dari himpunan A dengan tepat satu elemen di himpunan B disebut pemetaan dari himpunan A ke himpunan B. Pemetaan dari himpunan A ke himpunan B diberi notasi, yaitu: : A B 14

Selanjutnya himpunan A disebut sebagai daerah asal (domain) dan himpunan B disebut daerah kawan (kodomain). Secara umum, pemetaan dapat digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut : Definisi 2.2.2 [9] Pemetaan satu-satu (injektif) adalah pemetaan dimana setiap elemen di daerah kodomain yang berpasangan mempunyai pasangan elemen tepat satu di daerah domain, dapat dituliskan secara matematika berikut : Pemetaan : A B, injektif x, y A, (x) (y) x y. A a b c d B 1 2 3 4 5 Gambar 2.11 Pemetaan injektif Definisi 2.2.3 [9] Pemetaan pada (surjektif) adalah pemetaan dimana semua elemen didaerah kodomain mempunyai pasangan elemen didaerah domain, dapat dituliskan secara matematika berikut : Pemetaan : A B, surjektif x A, y B, (x) = y. A B a b c d 15 1 2 3

Gambar 2.12 Pemetaan surjektif Definisi 2.2.4 [9] Pemetaan korespondensi satu-satu (bijektif) adalah pemetaan yang memenuhi pemetaan injektif dan pemetaan surjektif. Istilah ini berasal dari kenyataan bahwa setiap elemen domain akan berkorespondensi secara unik ke elemen kodomain dan sebaliknya A a b c d B 1 2 3 4 Gambar 2.13 Pemetaan bijektif 2.3 Pelabelan Graf Definisi 2.3.1 [1] Pelabelan pada suatu graf adalah sebarang pemetaan atau fungsi yang memasangkan unsur unsur graf (titik atau sisi) dengan bilangan (biasanya bilangan bulat positif). Jika domain dari pemetaan adalah titik, maka pelabelan disebut pelabelan titik (vertex labeling). Jika domainnya 16

adalah sisi, maka disebut pelabelan sisi (edge labeling), dan jika domainnya titik dan sisi, maka disebut pelabelan total (total labeling). Pada graf terdapat banyak jenis pelabelan. Definisi 2.3.2 [1] Misalkan G graf dengan himpunan titik V dan himpunan sisi E. Pelabelan ajaib (magic labeling) pada graf G adalah pemetaan bijektif dari E ke himpunan bilangan integer positif yang berbeda, sehingga untuk setiap titik v V, penjumlahan semua label sisi e yang insiden terhadap titik v sama. Berikut ini beberapa jenis pelabelan ajaib pada suatu graf. a. Misalkan G graf dengan himpunan titik V dan himpunan sisi E. Banyak titik di G adalah p dan banyak sisi di G adalah q. Pelabelan titik sisi ajaib (edge-magic vertex labeling) pada graf G adalah pemetaan bijektif dari V pada himpunan {1, 2, 3,, p} sehingga untuk sebarang sisi (x y) di G berlaku (x) + (y) = k untuk suatu konstanta k. Selanjutnya k disebut konstanta ajaib pada G dan G disebut graf titik sisi ajaib. Contoh: 1 2 Gambar 2.14 Pelabelan Titik Sisi Ajaib Graf P 2 Pelabelan titik sisi ajaib graf P 2 pada gambar 2.14 mempunyai k=3. 17

b. Misalkan G graf dengan himpunan titik V dan himpunan sisi E. Banyak titik di G adalah p, banyak sisi di G adalah q dan h merupakan banyak titik dan sisi pada graf G atau h = p+q. Pelabelan total titik ajaib (vertex-magic total labeling) pada graf G adalah pemetaan bijektif dari V E pada himpunan {1, 2, 3,, h} sehingga untuk sebarang titik x di G berlaku dengan y merupakan titik yang berdekatan dengan titik x. Selanjutnya k disebut konstanta ajaib pada G dan G disebut graf total titik ajaib. 13 3 14 20 10 2 1 9 4 16 18 12 21 17 5 19 11 15 8 6 7 Gambar 2.15 Pelabelan Total Titik Ajaib Graf K 6 Pelabelan total titik ajaib graf K 6 pada gambar 2.15 mempunyai k=66. c. Misalkan G graf dengan himpunan titik V dan himpunan sisi E. Banyak titik di G adalah p dan banyak sisi di G adalah q. Pelabelan sisi titik ajaib (vertex-magic edge labeling) pada graf G adalah pemetaan bijektif dari E pada himpunan {1, 2, 3,, q} sehingga untuk sebarang titik x di G berlaku 18

dengan y merupakan titik yang berdekatan dengan titik x. Selanjutnya k disebut konstanta ajaib pada G dan G disebut graf sisi titik ajaib. Contoh: 1 Gambar 2.16 Pelabelan Sisi Titik Ajaib Graf P 2 Pelabelan sisi titik ajaib Graf P 2 pada gambar 2.16 mempunyai k=1. d. Misalkan G graf dengan himpunan titik V dan himpunan sisi E. Banyak titik di G adalah p, banyak sisi di G adalah q dan h merupakan banyak titik dan sisi pada graf G atau h = p+q. Pelabelan total sisi ajaib (edge-magic total labeling) pada graf G adalah pemetaan bijektif dari V E pada himpunan {1, 2, 3,, h} sehingga untuk sebarang sisi (xy) di G berlaku (x) + (xy) + (y) = k untuk suatu konstanta k. Selanjutnya k disebut konstanta ajaib pada G dan G disebut graf total sisi ajaib. 1 3 10 9 4 6 8 5 7 2 Gambar 2.17 Pelabelan Total Sisi Ajaib Graf C 5 Pelabelan total sisi ajaib graf C 5 pada gambar 2.17 mempunyai k=14. 19