13 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecture.ub.ac.id
O U 1. Pengantar 2. Definisi Istilah 3. Perhitungan Dasar Perpajakan 4. Pengaruh Model Depresiasi Terhadap Pajak 5. Mentabulasikan Aliran Kas Setelah Pajak T L I N E ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 2
PENGANTAR Pajak harus dipertimbangkan dalam studi ekonomi teknik untuk menentukan potensi profit mendatang yang diperkirakan akan diterima dari suatu proposal teknik yang dianalisis Pajak yang dipungut dari suatu perusahaan/perorangan akan mengurangi total besarnya keuntungan yang diperoleh Pajak biasanya terdiri dari pajak pusat dan pajak daerah ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 3
DEFINISI ISTILAH Pendapatan kotor (Gross Income/GI) jumlah semua pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun pendapatan bunga selama satu periode akuntansi Pengeluaran (Expenses/E) ongkos-ongkos yang harus ditanggung ketika terjadi transaksi bisnis, termasuk di antaranya pengeluaran bunga atas pinjaman modal dan pengeluaran-pengeluaran lainnya ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 4
DEFINISI ISTILAH Pendapatan terkena pajak (taxable income/ti) Dimana: jumlah pendapatan yang akan dikenakan pajak pendapatan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku TI : Taxable Income/pendapatan terkena pajak GI : Gross Income/pendapatan kotor E : Expenses/pengeluaran D : Depreciation/penyusutan TI = GI E D ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 5
DEFINISI ISTILAH Pendapatan Kapital (Capital Gain/CG) Dimana: suatu pendapatan yang diperoleh apabila harga jual (SP) dari suatu aset melebihi harga belinya (PP) Short Term Gain (STG) à penjualan berlangsung dalam selang kurang dari satu tahun sejak pembelian aset yang bersangkutan Long Term Gain (LTG) à penjualan berlangsung dalam selang lebih dari satu tahun sejak pembelian aset yang bersangkutan CG : pendapatan capital SP : harga jual aset PP : harga beli aset CG = SP PP; CG > 0 ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 6
DEFINISI ISTILAH Kerugian kapital (capital loss/cl) Dimana: Terjadi bila harga jual (SP) suatu aset kurang dari nilai bukunya (BV) Short-Term Loss (STL) à selang penjualan dan pembelian < 1 tahun Long-Term Loss (LTL) à selang penjualan dan pembelian > 1 tahun CL : kerugian capital BV : nilai buku aset saat penjualan berlangsung SP : harga jual aset CL = BV SP ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 7
DEFINISI ISTILAH Recaptured Depreciation (RD) Terjadi apabila suatu aset yang terdepresiasi dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai bukunya RD = SP BV ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 8
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 9
BESARNYA PAJAK P = (TI) T TI = GI E D P = (GI E D) T P = Besarnya pajak TI = Taxable income (pendapatan terkena pajak) T = Tingkat pajak yang dikenakan untuk pendapatan terkena pajak sebesar TI GI = Gross income (pendapatan kotor) E = Expenses (pengeluaran) D = Depresiasi atau penyusutan ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 10
BESARNYA PAJAK Tingkat pajak yang dikenakan dapat berbedabeda tergantung besarnya pendapatan terkena pajak dari suatu perusahaan Perusahaan yang Taxable income-nya lebih rendah dikenai pajak lebih rendah Besarnya tingkat pajak untuk tiap interval Taxable income tertentu bisa berubah-ubah tergantung kebijakan pemerintah ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 11
CONTOH (1) Pada tahun 2012 PT. FGH memiliki pendapatan kotor sebesar Rp 5,5 milyar dengan total pengeluaran dan depresiasi untuk tahun tersebut adalah Rp 3,7 milyar. Berapakah pajak pendapatan yang harus dibayar oleh perusahaan bila pada interval TI tersebut tingkat pajak yang dikenakan adalah 45%? ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 12
PENYELESAIAN (1) GI = Rp 5,5 milyar (E + D) = Rp 3,7 milyar T = 45% TI = GI (E + D) = Rp 5,5 milyar Rp 3,7 milyar = Rp 1,8 milyar Pajak yang harus dibayar = Rp 1,8 milyar (45%) = Rp 810 juta ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 13
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 14
PEMILIHAN MODEL DEPRESIASI Besarnya depresiasi secara langsung mempengaruhi besarnya pendapatan terkena pajak à mempengaruhi besarnya pajak yang harus dibayar TI = BTCF D BTCF = before tax cash flow (aliran kas sebelum pajak); BTCF = GI E ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 15
PEMILIHAN MODEL DEPRESIASI Dengan metode depresiasi yang berbeda, nilai present worth dari pajak yang akan dibayar akan semakin rendah apabila metode depresiasi yang digunakan semakin cepat menurunkan nilai dari aset yang didepresiasi Bila depresiasi dibuat besar pada tahun awal dari umur suatu aset maka nilai Taxable Income akan kecil Bila Taxable Income kecil, besarnya pajak yang harus dibayar juga kecil Total present worth dari pajak yang ditanggung akan lebih kecil bila depresiasi dibuat besar pada tahun awal periode depresiasi ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 16
PEMILIHAN MODEL DEPRESIASI Besarnya aliran kas setelah pajak ATCF = BTCF P ATCF BTCF P = after tax cash flow (aliran kas setelah pajak) = before tax cash flow (aliran kas sebelum pajak) = besarnya pajak yang harus dibayar ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 17
CONTOH (2) Misalkan harga awal sebuah aset adalah Rp 50 juta dengan umur 5 tahun. Aliran kas sebelum pajak setiap tahunnya adalah Rp 20 juta. Apabila tingkat pajak yang dikenakan adalah 30% dan ROR setelah pajak adalah 10%, bandingkan nilai present worth dari pajak yang dikenakan apabila digunakan metode: Depresiasi garis lurus Depresiasi SOYD ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 18
PENYELESAIAN (2) Menggunakan Depresiasi Garis Lurus D t = Rp 50 juta / 5 tahun = Rp 10 juta TI = Rp 20 juta Rp 10 juta = Rp 10 juta (besarnya pendapatan terkena pajak) P = 30% x Rp 10 juta = Rp 3 juta (besarnya pajak/tahun) PW = Rp 3 juta (P/A, 10%, 5) = Rp 3 juta (3,791) = Rp 11,373 juta (nilai present worth dari pajak selama 5 tahun) ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 19
PENYELESAIAN (2) Menggunakan Depresiasi SOYD SOYD = N(N+1)/2 = 5(5+1)/2 = 15 Dt = (N t + 1)/SOYD x (P S) = (5 t + 1)/15 x Rp 50 juta Tahun (t) BTCF depresiasi TI pajak 0-50 1 20 16,667 3,333 1,000 2 20 13,333 6,667 2,000 3 20 10,000 10,000 3,000 4 20 6,667 13,333 4,000 5 20 3,333 16,667 5,000 Menggunakan Depresiasi SOYD PW = 1 juta (P/A, 10%, 5) + 1 juta (P/G, 10%, 5) = 1 juta (3,791) + 1 juta (6,862) = 10,653 juta ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 20
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 21
CONTOH (3) Sebuah peralatan penunjang produksi direncanakan akan dibeli oleh PT. ABC. Harga awal alat adalah Rp 50 juta dengan masa pakai 5 tahun dan nilai sisa nol. Selama 5 tahun, pendapatan yang diharapkan adalah sebesar (28 juta 1 juta n) dimana n adalah tahun terjadinya aliran kas. Sedangkan pengeluaran tahunan diperkirakan sebesar (9,5 juta + 0,5 juta n). a. Apabila tingkat pajak efektif 30% dan metode depresiasi garis lurus, tabulasikanlah aliran kas setelah pajak dari alat tersebut b. Hitung nilai PW dari aliran kas tersebut bila MARR setelah pajak adalah 8% ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 22
PENYELESAIAN (3) a. Tahun Pendapatan Pengeluaran BTCF Depresiasi TI Pajak ATCF B - C D - E 30% x F D - G A B C D E F G H 0 50-50 - 50 1 27 10 17 10 7 2,1 14,9 2 26 10,5 15,5 10 5,5 1,65 13,85 3 25 11 14 10 4 1,2 12,8 4 24 11,5 12,5 10 2,5 0,75 11,75 5 23 12 11 10 1 0,3 10,7 D t = Rp 50 juta / 5 tahun = Rp 10 juta ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 23
PENYELESAIAN (3) b. Tahun ATCF (P/F, 8, t) PW 0-50 1,0000-50 1 14,9 0,9259 13,7959 2 13,85 0,8573 11,8736 3 12,8 0,7938 10,1606 4 11,75 0,7350 8,6363 5 10,7 0,6806 7,2824 Total PW 1,7488 ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 24