Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /"

Transkripsi

1 10 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com

2 1. Parameter Ekonomi Teknik 2. Faktor-faktor Ketidakpastian 3. Cara/Metode untuk Mengatasi Ketidakpastian 4. Analisa Titik Impas 1. Definisi 2. Analisis Titik Impas pada Permasalahan Produksi 3. Analisis Titik Impas pada Pemilihan Alternatif Investasi 4. Analisis Titik Impas pada Keputusan Beli-Buat 5. Analisa Sensitivitas 1. Definisi 2. Contoh dan Penyelesaian O U T L I N E ENGINEERING ECONOMY - 2

3 PARAMETER EKONOMI TEKNIK MARR Horizon perenca naan Aliran kas Merupakan estimasi Unsur ketidakpastian ENGINEERING ECONOMY - 3

4 Estimasi tidak akurat akibat informasi faktual terbatas. Tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan Tipe pabrik & peralatan yang digunakan. Panjang horizon perencanaan yang digunakan. ENGINEERING ECONOMY - 4

5 Analisis risiko Analisis sensitivitas Analisis titik impas (Break Even Analysis) ENGINEERING ECONOMY - 5

6 ⅓ ENGINEERING ECONOMY - 6

7 ANALISIS TITIK IMPAS Berguna dalam pengambilan keputusan pemilihan alternatif yang cukup sensitif terhadap variabel atau parameter Nilai suatu parameter atau variabel yang menyebabkan dua atau lebih alternatif sama baiknya : Nilai titik impas (Break Even Point/BEP) ENGINEERING ECONOMY - 7

8 ANALISIS TITIK IMPAS PADA PERMASALAHAN PRODUKSI Untuk menentukan tingkat produksi yang mengakibatkan perusahaan berada pada kondisi impas à dicari fungsi2 biaya & pendapatannya Saat fungsi2 tersebut bertemu à total biaya = total pendapatan Asumsi: Fungsi biaya & fungsi pendapatan linier terhadap volume produksi ENGINEERING ECONOMY - 8

9 KOMPONEN BIAYA Biaya tetap biaya gedung, biaya tanah Biaya mesin dan peralatan Biaya variabel biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung Biaya total adalah jumlah dari biaya-biaya tetap dan biaya-biaya variabel ENGINEERING ECONOMY - 9

10 KOMPONEN BIAYA : GRAFIK FC, VC, TC a) Ongkos tetap (FC) b) Ongkos variabel (VC) c) Ongkos total (TC) ENGINEERING ECONOMY

11 KOMPONEN BIAYA : GRAFIK FC, VC, TC Misal: X = volume produk yang dibuat c = ongkos variabel untuk pembuatan 1 produk à Ongkos variabel untuk membuat produk sejumlah X adalah dimana: TC : ongkos total untuk membuat X produk FC : ongkos tetap VC : ongkos variabel untuk membuat X produk VC = c.x àtc = FC + VC = FC + cx ENGINEERING ECONOMY

12 KOMPONEN PENDAPATAN Asumsi : Total pendapatan (total revenue/tr) diperoleh dari penjualan semua produk yang diproduksi Jika: p = harga 1 produk X = volume produk yang dibuat Maka total pendapatan/total revenue adalah TR = p.x ENGINEERING ECONOMY

13 ANALISIS TITIK IMPAS PADA PERMASALAHAN PRODUKSI X = volume produksi yang menyebabkan perusahaan pada titik impas (BEP) Perusahaan untung jika berproduksi diatas X (melampaui titik impas) ENGINEERING ECONOMY

14 DIAGRAM TITIK IMPAS PADA PERMASALAHAN PRODUKSI ENGINEERING ECONOMY

15 CONTOH (1) PT. ABC Indonesia merencanakan membuat sejenis sabun mandi untuk kelas menengah. Ongkos total untuk pembuatan sabun per bulan adalah Rp 25 juta dan ongkos total untuk pembuatan sabun per bulan adalah Rp 30 juta. Asumsikan bahwa ongkos-ongkos variabel berhubungan secara proporsional dengan jumlah sabun yang diproduksi. Hitunglah: a. Ongkos variabel per unit dan ongkos tetapnya b. Bila PT. ABC Indonesia menjual sabun tersebut seharga Rp per unit, berapakah yang harus diproduksi perbulan agar perusahaan tersebut berada pada titik impas? c. Bila perusahaan memproduksi sabun per bulan, apakah perusahaan untung atau rugi? Dan berapa keuntungan atau kerugiannya? ENGINEERING ECONOMY

16 PENYELESAIAN (1.A) a. Ongkos variabel per unit (c) Ongkos tetap Untuk X = unit TC = FC + VC 25 juta = FC + [1.000 (Rp/unit) x (unit)] FC = 15 juta Atau Untuk X = unit TC = FC + VC 30 juta = FC + [1.000 (Rp/unit) x (unit)] FC = 15 juta ENGINEERING ECONOMY

17 PENYELESAIAN (1.B) b. Bila p = Rp per unit maka jumlah yang harus diproduksi per bulan agar mencapai titik impas: Jadi, volume produksi unit/bulan menyebabkan perusahaan berada pada titik impas ENGINEERING ECONOMY

18 PENYELESAIAN (1.C) c. Bila X = unit per bulan maka total penjualan: TR = p.x = Rp 6.000/unit x unit/bulan = Rp 72 juta/bulan TC = FC + c.x = Rp 15 juta/bulan + Rp 1.000/unit x unit/bulan = Rp 27 juta/bulan Keuntungan = TR TC = Rp 72 juta/bulan - Rp 27 juta/bulan = Rp 45 juta/bulan ENGINEERING ECONOMY

19 ANALISIS TITIK IMPAS PADA PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI Pemilihan alternatif - alternatif investasi à terkait dengan tingkat produksi atau tingkat utilisasi dari investasi Keputusan yang tepat à mencari titik (yang menyatakan tingkat produksi) dimana alternatif A impas dengan alternatif B, Kapan alternatif A > atau < dari alternatif B ENGINEERING ECONOMY

20 ILUSTRASI ANALISIS BEP PADA PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI Kedua alternatif sama baiknya (impas) bila tingkat produksinya = X unit Bila tingkat produksi < X unit à alternatif B yang lebih baik Bila tingkat produksi > X unit à alternatif A yang lebih baik ENGINEERING ECONOMY

21 LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN ALTERNATIF BERDASARKAN ANALISIS TITIK IMPAS Definisikan secara jelas variabel yang akan dicari & tentukan satuan atau unit dimensinya Gunakan analisis EUAC (Equivalent Uniform Annual Cost) atau PW (Present Worth) untuk menyatakan total ongkos setiap alternatif sbg fungsi dari variabel yang didefinisikan Ekuivalenkan persamaan-persamaan ongkos tersebut & cari nilai impas dari variabel yang didefinisikan Bila tingkat utilitas yang diinginkan < titik impas à pilih alternatif dengan ongkos variabel lebih tinggi (gradien lebih besar). Bila tingkat utilitas yang diinginkan > titik impas à pilih alternatif dengan ongkos variabel lebih rendah (gradien lebih kecil). ENGINEERING ECONOMY

22 CONTOH (2) Sebuah perusahaan pelat baja sedang mempertimbangkan 2 alternatif mesin pemotong pelat yang bisa digunakan dalam proses produksinya. Alternatif I adalah mesin otomatis yang memiliki harga awal Rp 23 juta & nilai sisa Rp 4 juta setelah 10 tahun. Bila mesin ini dibeli, maka operator harus dibayar Rp per jam. Output mesin adalah 8 ton per jam. Ongkos operasi & perawatan tahunan diperkirakan Rp 3,5 juta. Alternatif II adalah mesin semiotomatis yang memiliki harga awal Rp 8 juta & dengan masa pakai ekonomis 5 tahun & tanpa nilai sisa. Ongkos tenaga kerja yang harus dibayar Rp per jam. Output mesin adalah 6 ton per jam. Ongkos operasi & perawatan tahunan diperkirakan Rp 1,5 juta. MARR yang digunakan 10% Hitunglah: a. Berapa lembaran logam yang harus diproduksi tiap tahun agar mesin otomatis lebih ekonomis dari mesin semiotomatis? b. Apabila manajemen menetapkan tingkat produksi sebesar ton per tahun, mesin mana yang sebaiknya dipilih? ENGINEERING ECONOMY

23 PENYELESAIAN (2.A) a. Langkah penyelesaian: 1. X : jumlah lembaran logam (ton) yang diproduksi dalam setahun 2. Ongkos2 variabel tahunan mesin otomatis (ongkos tenaga kerja) : Sehingga ongkos ekuivalen tahunannya adalah: EUAC1 = Rp 23 juta (A/P,10%,10) Rp 4 juta (A/F,10%,10) +Rp3,5 juta + Rp X/8 = Rp 23 juta (0,16275) Rp 4 juta (0,06275) + Rp3,5 juta + Rp X/8 = Rp 6,992 juta + Rp 1.500X ENGINEERING ECONOMY

24 PENYELESAIAN (2.A) Dengan cara yang sama ongkos2 variabel tahunan mesin semiotomatis : Sehingga ongkos ekuivalen tahunannya adalah: EUAC2 = Rp 8 juta (A/P,10%,5) + Rp 1,5 juta + Rp X = Rp 8 juta (0,26380) + Rp 1,5 juta + Rp = Rp 3,610 juta + Rp 4.000X 3. Kedua persamaan EUAC diekuivalenkan sehingga diperoleh : EUAC1 = EUAC2 Rp 6,992 juta + Rp 1.500X = Rp 3,610 juta + Rp 4.000X Rp 3,382 juta = Rp 2.500X X = 1.352,8 ton per tahun Ø Jadi mesin otomatis akan lebih ekonomis dipakai jika dibandingkan dengan mesin semi otomatis jika produksinya lebih besar dr 1.352,8 ton pertahun ENGINEERING ECONOMY

25 PENYELESAIAN (2.B) b. Apabila manajemen memutuskan tingkat produksi sebesar ton per tahun maka mesin otomatis yang dipilih à (karena mempunyai ongkos variabel lebih rendah/gradien lebih kecil) ENGINEERING ECONOMY

26 ANALISIS TITIK IMPAS PADA KEPUTUSAN BELI-BUAT Bila perusahaan membutuhkan produk/komponen dalam jumlah sedikit à tidak ekonomis bila perusahaan membuat sendiri Bila perusahaan membutuhkan produk/komponen dalam jumlah besar à lebih efisien bila perusahaan membuat sendiri ENGINEERING ECONOMY

27 CONTOH (3) Seorang insinyur diserahi tugas untuk melakukan analisis buat beli pada 2 buah komponen yang akan digunakan untuk melakukan inovasi pada produkproduk tertentu yang menjadi andalan perusahaan. Setelah melakukan studi dan berhasil mengumpulkan data2 teknis maupun ekonomis dari pembuatan kedua komponen diperoleh ringkasan data : Uraian A B Ongkos awal Rp 200 juta Rp 350 juta Ongkos tenaga kerja/unit Rp Rp Ongkos bahan baku/unit Rp Rp Nilai sisa Rp 10 juta Rp 15 juta Umur fasilitas 8 tahun 7 tahun ENGINEERING ECONOMY

28 CONTOH (3) Disamping itu masih ada biaya overhead Rp 18 juta per tahun untuk komponen A dan Rp 15 juta per tahun untuk komponen B Disisi lain perusahaan juga mempertimbangkan tawaran dari suatu perusahaan untuk membeli komponen A dan B masing-masing seharga Rp per unit dan Rp per unit. Bila diasumsikan tidak ada biaya2 lain yang terlibat dalam proses pembelian produk dan i=15%, tentukanlah: a. Pada kebutuhan berapa komponen per tahun kah perusahaan sebaiknya sebaiknya membuat sendiri komponen tersebut? b. Bila kebutuhan masing-masing komponen adalah unit per tahun, keputusan apa yang harus diambil? Asumsikan produksi komponen A independen terhadap produksi komponen B & tidak ada diskon untuk pembelian partai ENGINEERING ECONOMY

29 PENYELESAIAN (3.A) a. Misal XA : kebutuhan komponen A per tahun XB : kebutuhan komponen B per tahun Komponen A : Biaya per tahun untuk alternatif membeli komponen A EUAC beli = Rp XA Biaya per tahun untuk alternatif membuat komponen A EUAC buat = Rp 200 juta (A/P,15%,8) + Rp 18 juta + (Rp Rp 3.000) XA Rp 10 juta (A/F,15%,8) = Rp 200 juta (0,2229) + Rp 18 juta + (Rp Rp 3.000) XA Rp 10 juta (0,0729) = Rp44,58 juta + Rp18 juta + Rp5.000XA Rp0,729 juta = Rp61,851 juta + Rp5.000XA ENGINEERING ECONOMY

30 PENYELESAIAN (3.A) Untuk mencapai titik impas antara alternatif membeli dan membuat, maka harus terpenuhi : EUAC beli = EUAC buat Rp XA = Rp 61,851 juta + Rp5.000XA Rp5.000 XA = Rp 61,851 juta XA = komponen Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dengan alternatif membeli komponen A pada kebutuhan sebesar komponen per tahun ENGINEERING ECONOMY

31 PENYELESAIAN (3.A) Komponen B : Biaya per tahun untuk alternatif membeli EUAC beli = Rp XB Biaya per tahun untuk alternatif membuat EUAC buat = Rp 350 juta (A/P,15%,7) + Rp 15 juta + (Rp Rp 2.500) XB Rp 15 juta (A/F,15%,7) = Rp 350 juta (0,2404) + Rp 15 juta + (Rp Rp 2.500) XB Rp 15 juta (0,0904) = Rp84,14 juta + Rp15 juta + Rp5.000XB Rp1,356 juta = Rp97,784 juta + Rp5.000XB ENGINEERING ECONOMY

32 PENYELESAIAN (3.A B) Untuk mencapai titik impas antara alternatif membeli dan membuat, maka harus terpenuhi : EUAC beli = EUAC buat Rp XB = Rp97,784 juta + Rp5.000XB Rp XB = Rp 97,784 juta XB = komponen Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dengan alternatif membeli komponen B pada kebutuhan sebesar komponen per tahun b. Bila kebutuhan masing-masing komponen adalah unit per tahun à perusahaan lebih baik membeli komponen A maupun komponen B ENGINEERING ECONOMY

33 ⅔ ENGINEERING ECONOMY

34 ANALISIS SENSITIVITAS Estimasi nilai parameter mempunyai faktor kesalahan dimana pada saat tertentu estimasi nilai parameter berubah Perubahan yang terjadi pada nilai-nilai parameter à perubahan tingkat output à perubahan pemilihan alternatif investasi Analisa sensitivitas memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan konsisten meskipun terjadi perubahan parameter-parameter yang mempengaruhinya. Parameter-parameter : biaya investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, pajak, umur investasi, dan sebagainya ENGINEERING ECONOMY

35 CONTOH (4) Sebuah alternatif investasi diperkirakan membutuhkan dana awal sebesar Rp 10 juta dengan nilai sisa nol di akhir tahun kelima. Pendapatan tahunan diestimasikan sebesar Rp 3 juta. Perusahaan menggunakan MARR sebesar 12% untuk menganalisis kelayakan alternatif investasi tersebut. Buatlah analisis sensitivitas dengan mengubah nilai-nilai: a. Tingkat bunga b. Investasi awal c. Pendapatan tahunan Pada interval ± 40% dari nilai-nilai yang diestimasikan diatas dan tentukan batas2 nilai parameter yang mengakibatkan keputusan terhadap alternatif tersebut bisa berubah (dari layak menjadi tidak layak atau sebaliknya) ENGINEERING ECONOMY

36 PENYELESAIAN (4) Menghitung nilai awal nettonya (NPW) NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,12%,5) = -10 juta + 3 juta (3,6048) = 0,8144 juta NPW > 0 à alternatif layak dilakukan ENGINEERING ECONOMY

37 PENYELESAIAN (4) a. MARR ± 40% 1. Bertambah 40% NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,16,8%,5) = -10 juta + 3 juta (3,2143) = - 0,3572 juta 3. Berkurang 25% NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,9%,5) = -10 juta + 3 juta (3,8897) = 1,6691 juta 2. Bertambah 25% NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,15%,5) = -10 juta + 3 juta (3,3522) = 0,0566 juta 4. Berkurang 40% NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,7,2%,5) = -10 juta + 3 juta (4,0787) = 2,2361 juta ENGINEERING ECONOMY

38 PENYELESAIAN (4) GRAFIK PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP NILAI NPW Keputusan berubah dari layak à tak layak bila NPW berubah menjadi ( ) Batas perubahan : dengan menghitung nilai ROR saat NPW = 0-10 juta + 3 juta (P/A,i%,5) = 0 (P/A,i%,5) = 3,33 i = 15,25% Jadi keputusan berubah bila i menjadi lebih besar dari 15,25% ENGINEERING ECONOMY

39 PENYELESAIAN (4) b. P ± 40% 1. Bertambah 40% NPW = -10 juta (1,4) + 3 juta (P/A,12%,5) = -14 juta + 3 juta (3,6048) = - 3,1856 juta 3. Berkurang 25% NPW = -10 juta (0,75)+ 3 juta (P/A,12%,5) = -7,5 juta + 3 juta (3,6048) = 3,3144 juta 2. Bertambah 25% NPW = -10 juta (1,25) + 3 juta (P/A,12%,5) = -12,5 juta + 3 juta (3,6048) = - 1,6856 juta 4. Berkurang 40% NPW = -10 juta (0,6) + 3 juta (P/A,12%,5) = -6 juta + 3 juta (3,6048) = 4,8144 juta ENGINEERING ECONOMY

40 PENYELESAIAN (4) Perubahan Investasi awal GRAFIK PENGARUH PERUBAHAN NILAI INVESTASI AWAL TERHADAP NILAI NPW Alternatif menjadi tidak layak bila perubahan nilai P menyebabkan NPW berubah mjd < 0. NPW = 0 bila besarnya investasi : P = 3 juta (P/A,12%,5) = 3 juta (3,6048) = 10,8144 à Investasi menjadi tidak layak bila P yang dibutuhkan > Rp 10,8144 juta atau meningkat 8,144% dari P ENGINEERING ECONOMY - diestimasikan Rp 10 juta 40

41 PENYELESAIAN (4) c. A ± 40% 1. Bertambah 40% NPW = -10 juta + 3 juta (1,4) (P/A,12%,5) = -10 juta + 4,2 juta (3,6048) = 5,140 juta 3. Berkurang 25% NPW = -10 juta + 3 juta (0,75) (P/A,12%,5) = -10 juta + 2,25 juta (3,6048) = -1,8892 juta 2. Bertambah 25% NPW = -10 juta + 3 juta (1,25) (P/A,12%,5) = -10 juta + 3,75 juta (3,6048) = 3,518 juta 4. Berkurang 40% NPW = -10 juta + 3 juta (0,6)(P/A,12%,5) = -10 juta + 1,8 juta (3,6048) = -3,511 juta ENGINEERING ECONOMY

42 PENYELESAIAN (4) GRAFIK PENGARUH PERUBAHAN PENDAPATAN TAHUNAN TERHADAP NILAI NPW Alternatif menjadi tidak layak bila : NPW = 0-10 juta + 3 juta (a) (P/A,12%,5) = 0 (a) (3,6048) = 3,33 a = 0,9237 à Jadi alternatif diatas ENGINEERING menjadi ECONOMY tidak - layak jika pendapatan tahunan terjadi penurunan di bawah 2,77 juta per tahun 42

43 SOAL Rencana modernisasi pergudangan sebuah perusahaan multinasional membutuhkan investasi sebesar Rp 3 milyar dan diestimasikan pada akhir tahun ke-10 memiliki nilai sisa sebesar Rp 600 juta. Penghematan dalam ongkos2 operasional dan perawatan diperkirakan Rp 700 juta. Perusahaan menggunakan MARR 18% untuk keperluan analisisnya. Karena biaya-biaya di atas masih dalam estimasi, buatlah analisis sensitivitas terhadap kesalahan estimasi nilai2 tadi dalam kaitannya dengan kelayakan ekonomis dari rencana modernisasi tersebut ENGINEERING ECONOMY

44 3/3 ENGINEERING ECONOMY

45

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 9 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecture.ub.ac.id 1. Analisis Nilai Sekarang (Present Worth) 2. Analisis

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 11 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecture.ub.ac.id 1. Konsep Risiko & Ketidakpastian 2. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS BEP (TITIK IMPAS) Titik impas suatu alternatif investasi (volume, waktu) Salah satu cara untuk pengambilan keputusan investasi.

ANALISIS BEP (TITIK IMPAS) Titik impas suatu alternatif investasi (volume, waktu) Salah satu cara untuk pengambilan keputusan investasi. ANALISIS BEP (TITIK IMPAS) Titik impas suatu alternatif investasi (volume, waktu) Salah satu cara untuk pengambilan keputusan investasi. Masalah dalam penentuan BEP (titik impas): Penentuan tingakat produktif

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani

Oleh : Debrina Puspita Andriani 7 Oleh : Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PERMASALAHAN-PERMASALAHAN EKONOMI TEKNIK Mendefinisikan sejumlah alternatif

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI. Teknik Industri - UB

EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI. Teknik Industri - UB EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI Teknik Industri - UB Prosedur Pengambilan keputusan pada Permasalahan-permasalahan teknik 1) Mendefinisikan sejumlah alternatif yang akan dianalisis 2) Mendefinisikan

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 13 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecture.ub.ac.id O U 1. Pengantar 2. Definisi Istilah 3. Perhitungan

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 15 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecture.ub.ac.id 1. Pendahuluan 2. Tujuan Analisis Penggantian 3. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani

Oleh : Debrina Puspita Andriani 5 Oleh : Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id O 1. Kalkulasi Ekuivalen yang Melibatkan Cash Flow 2. Prinsip-Prinsip Ekuivalen 3. Situasi Terkait Frekuensi Pemajemukan

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya 3 Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id 1. Nilai Uang Dari Waktu 2. Perhitungan Bunga 1. Bunga Sederhana

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 13 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecture.ub.ac.id O U 1. Pendahuluan 2. Proyek-proyek Pemerintah 3.

Lebih terperinci

Ekonomi Teknik TIP FTP UB

Ekonomi Teknik TIP FTP UB * Ekonomi Teknik TIP FTP UB Ekivalensi Nilai Dari Suatu Alternatif Nilai suatu alternatif : Ongkos atau keuntungan, tergantung wujud dari alternatif tersebut. Dalam pilihan alternatif yang menyangkut pengadaan

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya 1 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id RPS ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 2 RPS ENGINEERING ECONOMY

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya 4 Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id O 1. Gradien a. Gradien Aritmatik b. Gradien Geometrik 2. Bunga

Lebih terperinci

Bab. 4. METODE PERBANDINGAN EKONOMI

Bab. 4. METODE PERBANDINGAN EKONOMI Bab. 4. METODE PERBANDINGAN EKONOMI Dalam pelaksanaan kajian ekonomi terdapat dua situasi yang khusus yaitu: Pertama, menentukan apakah suatu investasi akan dilaksanakan. Kedua, harus membuat suatu pilihan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN/ANGGARAN

MANAJEMEN KEUANGAN/ANGGARAN MODUL V MANAJEMEN KEUANGAN/ANGGARAN Oleh: Ir. SUYATNO, MKes Bagian Gizi FKM-UNDIP Semarang Tujuan Manajemen Keuangan Sesuai dengan type/jenis MGI, misal: Terjadi keseimbangan antara debet dan kredit atau

Lebih terperinci

SESI 14 Metode Alternatif

SESI 14 Metode Alternatif Mata Kuliah : Ekonomi Teknik Kode MK : TKS 4107 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 14 Metode Alternatif zacoeb.lecture.ub.ac.id PENDAHULUAN Semua alat (aset) yang digunakan dalam berinvestasi memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Primaco Panca Indonesia yang bergerak dalam bidang industry dan sebagai penyuplai bagi

Lebih terperinci

MARR (sebelum pajak) = {MARR (Sesudah pajak)}/(1-t)

MARR (sebelum pajak) = {MARR (Sesudah pajak)}/(1-t) Menetapkan MARR (Minimum alternatif Rate of Return) Tingkat suku bunga sebagai dasar perhitungan, Bila IRR < MARR tidak layak. Cara menetapkan MARR : Tambahkan % tetap pada ongkos modal (cost of capital

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan ataupun pengawasan proses produksi

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK ANALISIS SENSITIVITAS DAN BREAK EVEN POINT SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN

EKONOMI TEKNIK ANALISIS SENSITIVITAS DAN BREAK EVEN POINT SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN EKONOMI TEKNIK DAN BREAK EVEN POINT SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN UMUM Analisis Sensitivitas dibutuhkan dalam rangka mengetahui sejauh mana dampak parameter-parameter investasi yang

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK. Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI

EKONOMI TEKNIK. Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI EKONOMI TEKNIK Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI Investasi Kegiatan penting yg memerlukan biaya besar dan berdampak jangka panjang thd kelanjutan usaha Kebutuhan : 1. Apakah investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Evaluasi Investasi 2.1.1 Pengertian Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi. Kegiatan investasi seringkali memerlukan suatu biaya dan berdampak

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi Linier dalam Ekonomi dan Bisnis Week 02. W. Rofianto, ST, MSi

Aplikasi Fungsi Linier dalam Ekonomi dan Bisnis Week 02. W. Rofianto, ST, MSi Aplikasi Fungsi Linier dalam Ekonomi dan Bisnis Week 02 W. Rofianto, ST, MSi FUNGSI BIAYA (COST FUNCTION) Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total TC TC = f (q) = FC + VC = k + mq TC = total

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut

Lebih terperinci

PAJAK. Ekonomi Teknik TIP-FTP-UB

PAJAK. Ekonomi Teknik TIP-FTP-UB PAJAK Ekonomi Teknik TIP-FTP-UB Istilah dalam Pajak Gross Income (Pendapatan kotor) Jumlah semua pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun pendapatan bunga selama satu periode akuntasi Expenses

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya 1 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id Penilaian terdiri atas: Nilai tugas + absensi, sikap & keaktifan : 35% Nilai

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya Kompetensi Pokok Bahasan : Memahami konsep nilai uang terhadap perubahan waktu Memahami konsep bunga dan mampu menghitung bunga dengan metode-metode

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani

Oleh : Debrina Puspita Andriani 6 Oleh : Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id INFLASI Waktu terjadinya kenaikan harga-harga barang, jasa, atau faktor-faktor produksi secara umum Inflasi >< Deflasi

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF Macam-macam analisa Present Worth Capitalized Cost Annual Worth PERBANDINGAN ALTERNATIF Ekonomi Teknik bertujuan : membandingkan alternatif-alternatif dan memilih yang paling ekonomis

Lebih terperinci

Pajak dan analisis ekonomi

Pajak dan analisis ekonomi Pajak dan analisis ekonomi Jenis-jenis pajak di Indonesia : 1. PPh 2. PPN 3. PPn BM 4. Bea meterai 5. PBB 6. BPHTP (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) 7. Pajak yang dipungut pemda Bina Nusantara

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN ALTERNATIF-ALTERNATIF

MEMBANDINGKAN ALTERNATIF-ALTERNATIF MEMBANDINGKAN ALTERNATIF-ALTERNATIF Konsep-Konsep Dasar Untuk Membandingkan Alternatif Alternatif yang membutuhkan modal investasi minimum dan menghasilkan hasil-hasil yang memuaskan akan dipilih kecuali

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT 1. Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya ( Biaya Variable dan Biaya Tetap), Profit dan Volume

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGANTIAN (REPLACEMENT)

ANALISIS PENGGANTIAN (REPLACEMENT) ANALISIS PENGGANTIAN (REPLACEMENT) Alasan Mengganti alat dengan alat baru Kapasitas produksi ; Produk baru Biaya perawatan, Penurunan kemampuan fisik Alternatif lebih ekonomis Keusangan Pentingnya Kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN

ANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN ANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 Faktor2 yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Dewanti (2008:230), manajemen yakni proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara

Lebih terperinci

Materi 6 Ekonomi Mikro

Materi 6 Ekonomi Mikro Materi 6 Ekonomi Mikro Memaksimalkan Laba/Keuntungan Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dan metode perhitungan untuk mencapai laba/keuntungan yang maksimal berdasarkan

Lebih terperinci

membuat keputusan investasi Oman Suharto, 1995). Karena pada umumnya

membuat keputusan investasi Oman Suharto, 1995). Karena pada umumnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Nilai Waktu Uang Pengertian bahwa satu rupiah beberapa waktu yang akan datang akan bernilai lebih rendah danpada saat ini, merupakan hal yang mendasar dalam membuat keputusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu

Lebih terperinci

Definisi Dalam Perhitungan Pajak (1)

Definisi Dalam Perhitungan Pajak (1) Materi #12 TIN205 EKONOMI TEKNIK Definisi Dalam Perhitungan Pajak (1) 2 Pendapatan Kotor Pengeluaran Gross Income (GI) Expenses (E) Adalah jumlah semua pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode-metode Penilaian Investasi 3.1.1. Metode net present value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan

Lebih terperinci

BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08

BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08 BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08 Definisi : BEP (Titik Pulang Pokok) keadaan suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (impas) Sebagai alat analisis untuk mengambil

Lebih terperinci

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA SEWA RUSUNAWA GUNUNGSARI DENGAN METODE TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT) BAB 1 PENDAHULUAN

PENENTUAN HARGA SEWA RUSUNAWA GUNUNGSARI DENGAN METODE TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT) BAB 1 PENDAHULUAN PENENTUAN HARGA SEWA RUSUNAWA GUNUNGSARI DENGAN METODE TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT) Nama Mahasiwa : F.X. Indra Hermawan S.P. NRP : 3109 106 053 Dosen Pembimbing 1 : Farida Rachmawati, ST., MT. Dosen

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI DAN BISNIS

APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI DAN BISNIS MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU II APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI DAN BISNIS Prepared By : W. Rofianto FUNGSI BIAYA (COST FUNCTION) Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total TC

Lebih terperinci

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN HARGA SEWA RUANG GRAND CITY SURABAYA. Oleh: Rudy Arbai

ANALISA PENENTUAN HARGA SEWA RUANG GRAND CITY SURABAYA. Oleh: Rudy Arbai ANALISA PENENTUAN HARGA SEWA RUANG GRAND CITY SURABAYA Oleh: Rudy Arbai 3107 100 554 Grand City Surabaya Grand City terletak di jalan Gubeng Pojok Surabaya merupakan bangunan milik PT`Hardayawidya Graha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Aliran Kas ( Cash Flow

BAB I PENDAHULUAN Aliran Kas ( Cash Flow BAB I PENDAHULUAN Analisia ekonomi teknik adalah beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif mana yang harus dipilih secara sistematis, sesuai dengan kondisikondisi tertentu.

Lebih terperinci

Analisis Pergantian Komponen Pada Intake Pump 56-GA-4001 di PT Pupuk Iskandar Muda

Analisis Pergantian Komponen Pada Intake Pump 56-GA-4001 di PT Pupuk Iskandar Muda Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.1 (2014) 53-57 ISSN 2302 934X Industrial management Analisis Pergantian Komponen Pada Intake Pump 56-GA-4001 di PT Pupuk Iskandar Muda Syarifuddin *,

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DAN PERAMALAN. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PENGUKURAN DAN PERAMALAN. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PENGUKURAN DAN PERAMALAN PENDAHULUAN Mengetahui prospek usaha dari proyek yang direncanakan Perkiraan tentang peluang pasar produk yang dihasilkan Bentuk dan sifat produk yang dihasilkan Nasional

Lebih terperinci

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Wirausaha Menurut Garjito (2014:13) wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS SUMBERDAYA YANG DIMILIKI SEPERTI: KAPASITAS MESIN, KAPASITAS

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI Mila Faila Sufa Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

SESI 10 Annual Equivalent

SESI 10 Annual Equivalent Mata Kuliah : Ekonomi Teknik Kode MK : TKS 4107 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 10 Annual Equivalent zacoeb.lecture.ub.ac.id PENDAHULUAN Metode Annual Equivalent (AE) konsepnya merupakan kebalikan dari metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi dan Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum menjelaskan mengenai pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan suber lainnya secara efektif

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05 Nama : Abdul Wahab NPM : 38409532 Kelas : 1 ID 05 BIAYA PRODUKSI I. Pengertian Biaya produksi Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal,

Lebih terperinci

Ir. SYAHRUL FAUZI SIREGAR, MT Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

Ir. SYAHRUL FAUZI SIREGAR, MT Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN TULISAN ILMIAH ANALISA EKONOMI PROYEK Ir. SYAHRUL FAUZI SIREGAR, MT Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN 1. Pengertian Umum Diktat ini akan membahas konsep

Lebih terperinci

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh: Analisis Biaya TPPHP BIAYA Uang yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi-distribusi distribusi dan merupakan pengorbanan serta mengurangi profit perusahaan. COST a resource sacrificed or foregone

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

Presentation Outline BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III METODOLOGI BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Presentation Outline BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III METODOLOGI BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1 Presentation Outline BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III METODOLOGI BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 2 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini : Gambar 3.1 Tahapan Penelitian III-1 3.1 Penelitian Pendahuluan

Lebih terperinci

Aplikasi kuadratik dalam ekonomi

Aplikasi kuadratik dalam ekonomi Aplikasi kuadratik dalam ekonomi PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual barang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

Teori Ekonomi Mikro Biaya Produksi & Memaksimalkan Laba. Dosen: Irawan, S.I.A., M.A.

Teori Ekonomi Mikro Biaya Produksi & Memaksimalkan Laba. Dosen: Irawan, S.I.A., M.A. Teori Ekonomi Mikro Biaya Produksi & Memaksimalkan Laba Dosen: Irawan, S.I.A., M.A. A. Biaya Produksi Jangka Pendek Biaya Total Biaya Marjinal Biaya Rata-Rata TC = FC + VC TC = Biaya Total FC = Biaya Tetap

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar 39 Lampiran 1. Flowchart pengerjaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

TIN Ekonomi Teknik Materi #1 Genap 2015/2016 TIN205 EKONOMI TEKNIK

TIN Ekonomi Teknik Materi #1 Genap 2015/2016 TIN205 EKONOMI TEKNIK Materi #1 TIN205 EKONOMI TEKNIK Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Ekonomi Teknik akan mempelajari bagaimana menentukan faktor-faktor ekonomi dan kriteria ekonomi dalam pemilihan satu atau lebih alternatif.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Analisa Teknis Dan Ekonomis Pembangunan Fasilitas Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Kapal Di Galangan Tepian Mahakam

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Zimmerer dalam Dewanti (2008:3) menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu pula disadari dari awal bahwa investasi akan diikuti

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil data anthropometri 10 orang operator

Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil data anthropometri 10 orang operator 48 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Menyiapkan alat dan bahan Mengambil data anthropometri 10 orang operator Mengambil data dimensi alat Menguji kapasitas efektif alat Menganalisis hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan

Lebih terperinci

Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi PRODUKSI Menurut Ilmu Ekonomi : produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan 40 Lampiran 1.Flowchart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang akan dirangkai Merangkai

Lebih terperinci

Gambar 1. Kurva Permintaan

Gambar 1. Kurva Permintaan APLIKASI FUNGSI PADA MATEMATIKA EKONOMI. Fungsi Permintaan dan Penawaran Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin tinggi harga barang (P) maka permintaan barang tersebut () akan menurun. Semakin rendah

Lebih terperinci

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI ALAT BERAT STONE CRUSHER DI KELURAHAN KUMERSOT KOTA BITUNG

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI ALAT BERAT STONE CRUSHER DI KELURAHAN KUMERSOT KOTA BITUNG ANALISA KELAYAKAN INVESTASI ALAT BERAT STONE CRUSHER DI KELURAHAN KUMERSOT KOTA BITUNG Michael Raynold Rumengan A. K. T. Dundu, Pingkan A. K. Pratasis Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam mencapai tujuan dalam penulisan tugas akhir ini, digunakan landasan teori yang mendukung, dimana landasan teori ini didapat dari materi mata kuliah yang pernah didapatkan serta

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK, oleh Hasan Basri Siregar Hak Cipta 2015 pada penulis

EKONOMI TEKNIK, oleh Hasan Basri Siregar Hak Cipta 2015 pada penulis EKONOMI TEKNIK, oleh Hasan Basri Siregar Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Hak Cipta

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR

ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR Deviana 1, Tommy Christian Yuwono 2, dan Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : dalam pengadaan alat berat untuk sebuah proyek konstruksi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

Kuliah ke-2 Ekonomi Teknik Biaya, Keuntungan, dan Aliran Kas (Cost, Benefit, dan Cashflow) Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S.

Kuliah ke-2 Ekonomi Teknik Biaya, Keuntungan, dan Aliran Kas (Cost, Benefit, dan Cashflow) Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-2 Ekonomi Teknik Biaya, Keuntungan, dan Aliran Kas (Cost, Benefit, dan Cashflow) Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK. Alternatif Ekonomi Investasi Net Present Value (NPV)

EKONOMI TEKNIK. Alternatif Ekonomi Investasi Net Present Value (NPV) EKONOMI TEKNIK Alternatif Ekonomi Investasi Net Present Value (NPV) Pengantar Salah satu manfaat dari ekonomi teknik adalah mengevaluasi beberapa alternatif investasi pemilihan investasi Metode evaluasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS. Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS

Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS. Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS 1 1. Analisa Pemilihan Proyek 2 Latar Belakang Cara yang aman untuk menangani berbagai alternatif yang menyangkut investasi peralatan,

Lebih terperinci