BAB II METODA GEOLISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

Teori Dasar Medan Gravitasi

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II Tinjauan Teoritis

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

MEDAN LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS

II. KINEMATIKA PARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

Pendahuluan Elektromagnetika

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

Fisika Dasar I (FI-321)

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

Gelombang Elektromagnetik

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MELIHAT STRUKTUR PERLAPISAN BATUAN DAERAH LONGSOR. Abdul Wahid* Abstract

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan

Pendugaan Lapisan Akuifer dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Rampa Manunggul, Kotabaru

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Komponen Struktur Tekan

Gambar 4.3. Gambar 44

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

Hukum Coulomb Dan Medan Listrik

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA

Perpindahan Panas Konduksi. Steady-state satu arah pada permukaan datar, silinder, dan bola

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

Talk less... do more...!!!!!

1 Sistem Koordinat Polar

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

BAB 7 Difraksi dan Hamburan

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

III. METODE PENELITIAN

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Fisika Dasar I (FI-321)

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

Transkripsi:

BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik dapat digunakan pada eksploasi-eksploasi beikut ini: Regional Geologi :Stuktu, statigafi, sedimentologi dan lain-lain. Geohidologi :Muka ai tanah, aquife, instusi ai asin dan lain-lain. Geologi teknik :Stuktu geologi, konstuksi, poositas dan pemeabilitas batuan. Petambangan :Penyebaan mineal deposit, potensi bahan galian C. keologi :Candi tependam dill. Geothemal :Kedalaman, penyebaan, low esistivity daeah panas bumi, Stuktu, oil-wate contact. well logging geophysics. Metoda geolistik esistivitas (tahanan jenis) tedii dai bebagai macam penyusunan letak elektoda, yaitu :. Metoda Dipole-Dipole Pengatuan yang betujuan mencatat kelengkungan fungsi potensial dengan menggunakan pasangan-pasangan elektoda aus maupun penguku yang dipasang bejaak apat. X Y B d M N Gamba. Metoda Dipole-Dipole 4

. Metoda Schlumbege Pengatuan yang betujuan mencatat gadien potensial atau intensitas medan listik dengan menggunakan pasangan elektoda penguku yang bejaak apat. l M N B L Gamba. Metoda Schlumbege 3. Metoda Wenne Pengatuan yang betujuan mencatat pebedaan potensial antaa dua elektoda penguku yang bejaak leba. M a N B a a Gamba 3. Susunan elektoda metode Wenne 4. metoda Mise-À-La-Masse pengatuan yang betujuan mencatata Distibusi Potensial yang ditimbulkan oleh alian aus dai kedua elektoda tesebut akan diuku dengan dua elektoda lainnya yang dinamakan elektoda potensial dengan menggunakan dua elektoda yang bejaak sangat jauh. Pada tahun 90 Metode mise-à-la-masse, salah satu metode geolistik, dipekenalkan petama kalinya oleh Conad (Cal) Schlumbege. Mulanya dikembangkan hanya untuk mencai oe bodies bawah pemukaan (subsuface). Tetapi penggunaan sekaang lebih meluas selain digunakan dalam petambangan(mis seismic sounding, dan subsuface plume delineation) juga untuk meunut uat ai atinya mengetahui alian cabang dai sumbe mata ai. Menuut Paasnis (967), metode mise-à-la-masse dapat diintepetasikan 5

sebagai excitation of the mass atau chaged-body potential. Metode ini menyetakan injeksi aus listik steadystate ke dalam conductivity body sepeti sumbe dai contaminant plume. Saat ini, kebanyakan aplikasi mise-à-la-masse dipublikasikan temasuk aplikasi di petambangan yang membeikan infomasi kualitatif mengenai suatu daeah (yang luas~daatan) dan kekontinuitas-an lapisan bijih logam. Dalam geolistik metoda Mise-À-La-Masse, aus listik beupa aus seaah atau aus bolak-balik dengan fekuensi endah, dialikan ke dalam bumi melalui dua elektoda, yaitu elektoda aus. Distibusi potensial yang ditimbulkan oleh alian aus dai kedua elektoda tesebut akan diuku dengan dua elektoda lainnya yang dinamakan elektoda potensial. Souce x N Xjauh sekali M Y jauh sekali B Gamba 4. metoda Mise-À-La-Masse lian Listik Dalam Bumi Tinjau suatu medium homogen isotopik. Jika medium tesebut dialii aus listikseaah (dibei medan listik E) maka elemen aus δ yang melalui elemen luas δ dengan keapatan aus J adalah: δ J. δ J σe (Hukum Ohm) E - Δ 6

Jika di dalam medium tidak ada sumbe aus maka J d 0 s Menuut Hukum Gauss s J d v J d 0 Sehingga ( ) 0 J σ (hukum kekekalan muatan) atau 0 yang meupakan pesamaan Laplace. Dalam koodinat bola, opeato laplacian bebentuk sin 0 + sin + θ θ θ θ sin θ Φ Kaena anggapan homogen isotopis maka bumi mempunyai simeti bola, maka pesamaan diatas dapat dituliskan: + 0 akibatnya jawaban umum pesamaan laplace untuk kasus ini adalah: C () + C Dengan C dan C konstanta sembaang. Nilai kedua konstanta tesebut ditentukan dengan meneapkan syaat batas yang haus dipenuhi potensial () yaitu: Pada (jaak yang sangat jauh), ( ) 0 sehingga C 0 dan () C/. 7

. Potensial Pada Medium Homogen Jika tedapat aus yang mengali pada medium honogen isotopik, δ adalah elemen pemukaan dan J adalah densitas aus dalam ampee/m, maka aus yang menembus δ adalah J.δ. Hubungan antaa densitas aus J dan medan listik E dilukiskan oleh Hukum Ohm: J σ E di mana E dalam volt/mete dan σ adalah konduktivitas medium dalam siemen pe mete (S/m). Medan listik adalah gadien dai potensial skala, yaitu : E sehingga akan didapatkan : J σ Sepeti telah diketahui,.j 0, sehingga ( σ ) 0 Dengan menggunakan pesamaan. (φ ) φ. + φ., maka pesamaan di atas akan beubah menjadi : σ. + σ. 0 Jika σ meupakan suatu konstanta, maka dai sini akan dipeoleh suatu pesamaan Laplace, dimana potensial adalah hamonik yaitu : 0.3 Elektoda us Tunggal Pada Suatu Kedalaman Pada metoda esistivitas, tedapat bebeapa konfiguasi lapangan yang dapat digunakan. Salah satu diantaanya adalah jika elektoda ausnya ditanam di dalam medium homogen isotopik. Sementaa itu elektoda aus yang lain akan diletakkan di atas pemukaan dan jauh posisinya satu sama lain. Di dalam sistem koodinat bola, Pesamaan Laplace dapat ditulis sepeti di bawah ini : 8

d d + 0 d d Dengan mengalikan pesamaan di atas dengan, dan kemudian diintegalkan, maka akan dipeoleh : d d kemudian, apabila diintegalkan sekali lagi akan dipeoleh : + B di mana dan B adalah konstanta. Kaena 0 jika, maka akan dipeoleh B 0. Selain itu, pelu diketahui bahwa alian aus akan kelua secaa adial ke segala aah dai titik elektoda. Dengan demikian, total aus yang melewati pemukaan spheis ini adalah: d 4 J 4 σ 4 σ d Dengan demikian, akan dipeoleh: 4 dan atau 4 4 Titik-titik Equipotensial yang tejadi akan membentuk suatu pemukaan spheical dengan yang konstan..4 Elektoda us Tunggal di Pemukaan Titik eletoda yang mengalikan aus teletak pada pemukaan medium homogen-isotopik, dan jika udaa di atas pemukaan memiliki konduktivitas sebesa nol, maka sistem yang digunakan ini memiliki 'pobe' tunggal atau sistem 'tiga titik'. Dengan demikian, Pemukaan yang dilalui aus adalah luas bola sehingga, akan didapatkan pesamaan : 9

0 sehingga pada kasus ini dapat dituliskan sebagai beikut : atau.5 Dua Elektoda us di Pemukaan Jika jaak antaa dua elektoda aus adalah behingga, maka potensial pada titik-titik di dekat pemukaan akan dipengauhi oleh kedua elektoda aus tesebut Sepeti telah dituliskan sebelumnya, potensial yang disebabkan C (elektoda aus )di titik P (elektoda potensial )adalah: dimana dua buah elektoda aus dan dua buah elektoda potensial pada pemukaan medium homogen isotopik dengan tahanan jenis Kaena aus pada kedua elektoda adalah sama tapi belawanan dalam aahnya, maka potensial yang disebabkan C (elektoda aus )di titik P elektoda potensial )adalah: dimana Dengan demikian akan didapatkan : + Dengan caa yang sama dilakukanlah penuunan di atas tehadap elektoda potensial P, sehingga pada akhinya dapat diuku pebedaan potensial antaa P dan P, yaitu: Δ 4 3 Dengan demikian, dalam metoda tahanan jenis bumi, aus listik seaah atau aus listik bolak-balik befekuensi endah, dialikan ke dalam bumi melalui

elektoda-elektoda aus, dan distibusi potensial yang dihasilkan diuku dengan elektoda lainnya yang dinamakan elektoda pengatu atau elektoda potensial.. Dua titik aus yang belawanan polaitasnya dipemukaan bumi Gamba 5. Dua titik aus yang belawanan polaitas Beda potensial yang tejadi antaa MN yang diakibatkan oleh injeksi aus pada B adalah : K BN N BM M BN N BM M N M Dengan BN N BM M K Meupakan koeksi kaena letak (konfiguasi) elektoda potensial dan elektoda aus.

.6 Teknis pliksi Metode Konfiguasi elektoda dengan menggunaakan metoda Schlumbege adalah sebagai beikut : l M N B L Gamba 6. konfiguasi metode schlumbege (Tampak samping) M N B Gamba 7. Konfiguasi elektoda dengan metode schlumbege (Tampak atas) Titik M dan N digunakan sebagai elektoda potensial dan titik, B digunakan sebagai elektoda aus. Nilai esistivitas untuk konfiguasi ini dibeikan oleh pesamaan :

K K S S S ( L l ) l Peangkat yang digunakan beupa :. Multi mete Sebagai elektoda potensialnya yang befungsi menguku beda potensial dan aus pada yang mengali pada tanah.. Tanah Medium tanah sebagai objek pengukuan 3. Powe supply Untuk menghidupkan angkaian mikokontole kita menggunakan sumbe tegangan atau powe supply sebesa 5 volt yang kita peoleh dai alat dibawah. 4. Sumbe tegangan beupa batee keing volt, Pada pecobaan ini menggunakan sebanyak buah, sehingga total tegangan 4 volt, dan ujung kabel dipasang pada elektoda, sehingga betee keing ini befungsi sebagai sumbe elektoda potensial. 5. Mikokontole Mikokontolle yang kita pakai adalah tipe T89S5, miko ini diintegasikan dengan peangkat-peangkat elektonika yang lainya sehingga bisa melakukan poses kontol polaitas sepeti yang dihaapkan, peangkat tesebut diantaanya : LCD, keypad. Komponen-komponen itu teintegaasi sepeti telihat pada gamba dibawah. Gamba 8. Pealatan kontol polaitas (bagian lua) 3

Gamba 9. Pealatan kontol polaitas (bagian dalam).7 Mikokontolle Mikokontole sebagai teknologi bau yaitu teknologi semikondukto kehadianya sangat membantu pekembangan dunia elektonika. Dengan asitektu yang paktis tetapi memuat banyak kandungan tansisto yang teintegasi, sehingga mendukung dibuatnya angkaian elektonika yang lebih potable. Mikokontolle tipe tmel T89S5 temasuk kedalam keluaga MCS5 meupakan suatu mikokompute CMOS 8-bit dengan daya endah, kemampuan tinggi, memiliki 8K byte Flash Pogamable and Easable Read Only Memoy (PEROM). Peangkat ini dibuat menggunakan teknologi memoi nonvolatile (tidak kehilangan data bila kehilangan daya listik). Set instuksi dan kaki keluaan T89S5 sesuai dengan standa industi 80C5 dan 80C5. tmel T89S5 adalah mikokompute yang sangat bagus dan fleksibel dengan haga yang endah untuk banyak aplikasi sistem kendali. Pada mikokontolle T89S5 yang dipakai dalam penelitian ini, untuk input beada di pot 0, pot, dan pot 3 masing-masing digunakan untuk keypad dan LCD, sedangkan untuk output di pot 3, lebih tepatnya di pot 3.0. Sedangkan untuk pot tidak digunakan. Tegangan yang gunakan sebagai sumbe tenaga sebesa 5 volt, keluaan yang dihasilkan dai mikokontolle menjadi lebih kecil di pot 3.0, oleh kaena itu tegangan keluaan akan di pekuat. 4