BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan. memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, oleh karena itu diperlukan pula tenaga kerja yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

menjadikannya sebagai bagian perusahaan yang sangat perlu diperhatikan. Terdapat banyak permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi didirikan untuk mencapai suatu tujuan dari setiap kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. BPR Nusamba dalam definisi UU Perbankkan adalah salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu dan pelayanan yang lebih baik dari pada persaingnya. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perundang-undangan republik Indonesia. Dituntut untuk selalu

2015 HUBUNGAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dikatakan sebagai sumber daya penting karena bagaimanapun

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan listrik ternama di Indonesia, PT PLN (Persero) Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran

Pada dasarnya setiap perusahaan melakukan aktivitas untuk mencapai. tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya teknologi pada saat ini harus diiimbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

BAB l PENDAHULUAN. memiliki pegawai cukup banyak sehingga data-data pegawai tersebut harus

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Group, Jakarta, 2005, hlm Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Prenada Media

BAB I PENDAHULUAN. Ketercapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh manajemen sumber

BAB I PENDAHULUAN. Istilah asuransi dalam bahasa Belanda adalah Verzekering dan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis saat ini semakin ketat apalagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN. menyuplai serta mengatur pasokan listrik. Perusahaan ini pun meruapakan satusatunya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. (Perda) Kotamadya Bandung Nomor 7/PD/1974 dengan memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sourching, meminta kenaikan upah dll. Seperti dilansir pada merdeka.com pada

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah singkat PT BPR Anugrah Dharma Yuwana

BAB I PENDAHULUAN. PIDO BUSANA merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dukungan karyawan yang cakap dan kompeten di bidangnya. Di sisi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Alokasi Biaya Overhead Menggunakan Metode Tradisional. 1. Departemen Operasi. 2. Departemen Permeliharaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menginginkan terciptanya kinerja yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. satu cita-cita dan tujuan dari Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin tinggi dalam bisnis trading dan logistik di

BAB I PENDAHULUAN. Masalah rendahnya kinerja karyawan merupakan masalah yang perlu

Gambar 1.1 Logo lembaga PT.PLN (Persero) Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menuntut organisasi ataupun perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi, baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, penyelenggaraan fasilitas kelistrikan untuk umum dikelola

BAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan

PENDAHULUAN. Karyawan sebagai sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kondisi yang rendah, hal ini dilihat dari sisi internal industri tekstil yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Bank sangatlah cepat, dari waktu ke waktu kondisi, dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang terjadi dewasa ini mendorong perusahaan/ instansi pemerintah

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia adalah salah satu elemen penting dalam organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu bekerja keras dan mempunyai produktivitas yang tinggi.

Bab III Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kelangsungan dan perkembangan suatu perusahaan. tercipta semangat kerja yang baik pada pegawai maka perlu dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilki agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan. Setiap perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,


Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja dalam suatu instansi atau perusahaan digunakan untuk menilai perilaku yang mengukur aktivitas dalam kinerja pegawai. Penilaian kinerja juga dibutuhkan untuk membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kenaikan gaji, pemberian bonus, tunjangan, promosi serta penempatan pada posisi yang sesuai serta mengetahui analisis kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai. Bagi perusahaan pada saat ini, penilaian kinerja merupakan salah satu tugas manajer dan pimpinan yang penting bagi perusahaan karena merupakan tolak ukur produktivitas perusahaan. Akan tetapi diakui bahwa banyak kesulitan dalam melaksanakan penilaian kinerja yang dialami oleh suatu perusahaan, karena memang tidak mudah untuk menilai seorang pegawai secara akurat dan terperinci. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mempunyai pandangan bahwa setiap individu akan bekerja sesuai dengan potensi dan kekuatankekuatannya. Kemampuan-kemampuan manusia dapat ditambah atau dikembangkan, sehingga perusahaan mengusahakan suatu sistem penilaian yang berusaha mengenali, memperjelas, mengembangkan, dan memanfaatkan potensi dan kemampuan-kemampuan para pegawainya. PT. PLN kini sedang memperbaiki kinerja selama 5 tahun terakhir untuk menghapuskan citra negatif kepada masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan menghapuskan anggapan bahwa kinerja PLN sangat lamban dalam merespon permintaan pemasangan listrik dengan cara meningkatkan motif berprestasi dan kinerja para pegawainya. PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung merupakan unit PT. PLN yang mempunyai beban kerja yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan unit kantor ini mengurusi seluruh pasokan listrik di daerah Jawa 1 Rina Nurlaelasari, 2014 Pengaruh pengembangan karier dan disiplin kerja terhadap motif berprestasi serta implikasinya terhadap kinerja pegawai pada PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 Barat dan Banten se-area Bandung yang merupakan sentra terpadat untuk populasi penduduknya. Di kutip dalam situs resmi PLN yaitu http://www.antarajawabarat.com/lihat/berita/41013/pln-djbb-kembangkan mikrohidro-dan-biogas menyatakan bahwa PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung mengembangkan penggunaan energi terbaru mikrohidro dan biogas bagi masyarakat di pelosok wilayah Jawa Barat dan Banten khususnya area Bandung. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja pegawai PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung harus terus ditingkatkan dan dikelola dengan baik oleh perusahaan. Karena dengan mempunyai kinerja pegawai yang rendah hal ini akan mengindikasikan keterhambatan pelayanan pemasokan listrik bagi masyarakat di sekitar Jawa Barat dan Banten area Bandung. Namun pada kenyataannya, PT. PLN Distribusi Jawa Barat Area Bandung belum bisa memberikan pelayanan dan berkinerja terbaik bagi kalangan. Berdasarkan data dan hasil wawancara yang telah dilakukan di bagian HRD, menunjukkan bahwa adanya indikasi kinerja yang belum optimal. Pegawai melakukan pekerjaan dengan seadanya dan tanpa adanya keinginan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini jika dibiarkan terus-menerus, maka akan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi. Adapun kinerja dari pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung di ukur dari 5 indikator yaitu, Penugasan Peran Jabatan (In- Role Assigment), Penugasan Luar Peran Jabatan (Extra-Role Assigment), Pendidikan dan Pelatihan, Pengelolaan Pengetahuan (Berbagi Pengetahuan, Komunitas Praktisi, Pendokumentasian Pengetahuan), dan Program Terobosan (Breakthrough Assisgment). Selain 5 indikator yang telah disebutkan ada penilaian kompetensi yang terdiri dari kompetensi utama, kompetensi peran dan kompetensi bidang.

3 Tabel 1.1 Data Pelayanan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung) Periode 2011-2013 Target Analisis Jumlah Gangguan Presentasi Tahun Gangguan Presentasi Pelanggan Pelanggan Gangguan Pelanggan Gangguan 2013 64142 0% 8626 13.44% 0.48% 2012 62371 0% 8087 12.96% 0.32% 2011 60013 0% 7589 12.64% - Sumber: Bagian Pelayanan PT. PLN Persero Area Bandung, 2014 Berdasarkan data dari tabel 1.1 di atas, memberikan informasi bahwa pada tahun 2011 dengan jumlah pelanggan 60013 mentargetkan 0% untuk gangguan pelanggan tetapi pada kenyataannya terjadi gangguan pelanggan sebanyak 7589 atau 12.64%. Pada tahun 2012 meningkat lagi dari jumlah pelanggan 62371 yang mentargetkan 0% untuk gangguan pelanggan namun pada kenyataannya terjadi gangguan pelanggan sebanyak 8087 atau 12.96%. Sedangkan pada tahun 2013 lebih meningkat lagi gangguan yang terjadi yaitu dari jumlah pelanggan 64142 terjadi gangguan pelanggan 8626 atau 13.44%. Hasil analisis pada presentasi gangguan per tahun terus mengalami kenaikan. Dari tahun 2011 ke tahun 2010 naik sebesar 0.32% dan dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0.48%. Hal ini mencerminkan bahwa pelayanan PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung kurang memberikan pelayanan terbaik. Untuk mencapai suatu kinerja yang optimal tidaklah mudah bagi suatu pegawai karena terbentur masalah-masalah yang datang dari individu dan luar individu. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Elly Staf HRD PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung, pengembangan karier di PT. PLN sangat ketat sesuai dengan tingkat kompetensi yang

4 dimiliki oleh masing-masing pegawai. Sehingga untuk naik ke jenjang karier berikutnya atau istilahnya naik grade sangatlah tidak mudah. Tabel 1.2 Tabel Persyaratan Kenaikan Grade Pada Level Kompetensi di PT. PLN Perolehan Jumlah Perolehan Kriteria Talenta Kriteria Talenta Luar Biasa (LBS) Sangat Optimal (SOP) Optimal (OPT) Potensial (POT) Kandidat Potensial (KOP) Perlu Penyesuaian (PPS) Perlu Perhatian (PPE) 2 2 0 0 0 0 0 0 3 1 2 0 0 0 0 0 4 * <4 0 0 0 0 0 5 * * <5 0 0 0 0 6 * * * <6 0 0 0 7 * * * * <6 0 0 8 * * * * <8 0 0 9 * * * * * <8 0 10 * * * * * <10 0 Sumber: dari Biro SDM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung), 2014 Dari tabel di atas, menggambarkan bahwa jenjang karier yang berada di PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung sudah terprogram dengan baik. Level kompetensi yang harus dipenuhi oleh pegawai harus melewati jenjang antara 2 sampai dengan 4 tahun masa kerja. Selain pelaksanaan sistem pengembangan karier yang terstruktur, faktor-faktor yang mempengaruhi motif berprestasi juga adalah salah satunya tentang disiplin kerja. Karena dengan adanya disiplin kerja pegawai dengan baik maka akan meningkatkan motif berprestasi pegawai tersebut. Tabel 1.3 Data Keterlambatan Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung) 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013

5 Absensi Pegawai 4% 6% 5% 8% 12% Sumber: diolah dari Biro SDM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung), 2014 Tabel di atas memberikan gambaran bahwa tingkat keterlambatan pegawai PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten area Bandung dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami peningkatan. Hasil analisis dari tahun ke tahun mengalami peningkatan tingkat keterlambatan. Analisis tahun 2009 ke tahun 2010 naik sebesar 2%, dari tahun 2011 ke tahun 2012 naik 3% dan dari tahun 2012 ke tahun 2013 4%. Keterlambatan ini dikarenakan tingkat motif berprestasi pegawai rendah. Padahal seorang pegawai yang berkompeten harus memiliki motif berprestasi yang tinggi untuk meningkatkan kinerja. Menurut Mangkunegara (2005:68) mengungkapkan bahwa: Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai kinerja dengan predikat terpuji. Karena kinerja karyawan yang baik adalah kunci keunggulan bersaing. Tahun Tabel 1.4 Data Jumlah Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung) 2009-2013 Jumlah Pegawai Rata-Rata Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nop Des Turnover per Tahun 2013 263 259 256 254 258 256 252 243 248 244 245 240 17 pegawai 2012 271 270 273 270 268 265 269 268 269 267 269 265 10 pegawai 2011 293 290 290 287 290 286 286 282 281 280 281 282 14 pegawai 2010 291 287 287 285 291 288 290 295 296 288 295 293 13 pegawai 2009 291 288 290 287 290 295 295 292 292 296 297 298 14 pegawai Sumber: diolah dari Biro SDM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung), 2014 Dari data di atas menggambarkan bahwa tingkat turnover pegawai PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten tinggi karena pegawai yang keluar

6 masuk instansi dari tahun ke tahun tetap ada. Hal ini bisa di atasi dengan menanamkan pengembangan karier yang terstruktur kepada pegawai supaya loyalitas, kepuasaan kerja dan produktivitas pegawainya menjadi tinggi sehingga kinerja karyawan terhadap kinerja organisasi akan semakin tinggi pula. Dengan adanya sistem pengembangan karier yang terstruktur dari pegawai PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung, setidaknya tingkat perputaran pegawai akan dapat teratasi karena merasakan adanya kepuasan kerja di instansi tersebut. Apabila PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (Area Bandung) tidak menindaklanjuti secara tepat tingkat turnover pegawai yang tinggi, keterlambatan kerja dan motif berprestasi yang rendah maka hal ini akan berdampak pada kinerja pegawai dan produktivitas pegawai yang nantinya akan menurunkan pelayanan dan citra PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung. Sehingga salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan sistem pengembangan karier yang terstruktur dengan baik dan disiplin kerja yang baik pula. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan karier dan disiplin kerja pegawai terhadap motif berprestasi serta implikasinya terhadap kinerja. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Pengembangan Karier dan Disiplin Kerja terhadap Motif Berprestasi serta Implikasinya terhadap Kinerja Pegawai pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung. 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Motif berprestasi banyak yang menjadi unsur penggerak yang dapat meningkatkannya. Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkannya menurut Sagir yang dikutip oleh Bedjo Siswanto (2003:269) adalah Prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan, dan kesempatan. Namun, dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil 2 faktor yang menjadi unsur penggerak

7 motif berprestasi yaitu pengembangan karier dan tanggung jawab yang didalamnya tercakup disiplin kerja. Peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan melihat hasil akhir yang telah dicapai karyawan dengan cara meningkatkan motif berprestasi yang kemudian di transfer ke sumber daya manusia melalui pelaksanaan pengembangan karier dan disiplin kerja yang baik. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengupas masalah Pengaruh Pengembangan Karier dan Disiplin Kerja terhadap Motif Berprestasi serta Implikasinya terhadap Kinerja Pegawai pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran pengembangan karier, disiplin kerja, motif berprestasi dan kinerja di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung? 2. Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap motif berprestasi pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung? 3. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap motif berprestasi pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung? 4. Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung? 5. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung? 6. Bagaimana pengaruh motif berprestasi terhadap kinerja pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauhmana pengembangan karier yang ada dan disiplin kerja berpengaruh pada

8 motif berprestasi dan kinerja pegawai sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan PLN. 1.3.2. Tujuan Penelitian 1. Untuk memberikan gambaran tentang pengembangan karier, disiplin kerja, motif berprestasi, dan kinerja pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung. 2. Untuk menganalisis pengaruh pengembangan karier terhadap motif berprestasi pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung. 3. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap motif berprestasi pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung. 4. Untuk menganalisis pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung. 5. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung. 6. Untuk menganalisis pengaruh motif berprestasi terhadap kinerja pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis yaitu: 1. Dapat memperluas dan memperkaya upaya peningkatan kinerja dan motif berprestasi pegawai dengan cara pengembangan karier dan disiplin kerja. 2. Dapat menerapkan dan menggunakan konsep ilmu pengetahuan khususnya konsep pengembangan karier, disiplin kerja, motif berprestasi

9 dan kinerja pegawai yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung. 1.4.2 Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi PLN yaitu: 1. Dapat menjadi masukan dan informasi bagi instansi yang diteliti dalam menerapkan teori pengembangan karier, disiplin kerja, motif berprestasi dan kinerja, sehingga mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapi dinamika pertumbuhan dan perkembangan dunia pendidikan. 2. Melalui proses dan konsep pengembangan karier, disiplin kerja, motif berprestasi dan kinerja, diharapkan semua sumber daya manusia dalam organisasi lebih siap untuk mengikuti perkembangan lingkungan di luar organisasi.