BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

Pengaruh peran keluarga terhadap praktek safety riding pada siswa SMA Negeri 1 Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH USAHA PREVENTIF UNTUK MENGURANGI RESIKO LAKALANTAS DITINJAU DARI PEMAHAMAN PELAJAR SMP DAN SMA DI KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor dengan ruas jalan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. juta, kemudian diperkirakan menjadi 1,3-1,4 juta per tahun pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

STUDI KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR DI KECAMATAN LASUSUA KABUPATEN KOLAKA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam penanganan korban atau pasien gawat darurat diperlukan. dengan melibatkan beberapa pihak (Depkes,2016).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. bidang tranportasi. Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi membuat

BAB I PENDAHULUAN. dan penyebab pertama kematian pada remaja usia tahun (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization mengidentifikasikan masa remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atika Permata Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab. terbanyak terjadinya cedera di seluruh

Oleh: Dewi Kurniasih dan Wibowo Arninputranto Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

BAB I PENDAHULUAN. banyak negara. Terlebih untuk negara-negara berkembang, di mana urusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Pratiwi Andiningsari, FKM UI,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. terkait hasilnya belum sesuai yang diharapkan (Aryono, 2011). Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2011 dalam Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan

Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERSEPSI KESELAMATAN BERKENDARA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA DAN PENGENDARA OJEK DI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB V HASIL PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,

ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang semakin modern ini manusia tidak dapat lepas dari penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor sebagai penunjang mobilitas dan alat transportasi yang memadai. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan berdampak pada kepadatan lalu lintas, dimana sepeda motor memiliki peningkatan risiko kecelakaan yang signifikan. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Dalam dua tahun terakhir ini, kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ke tiga, dibawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis/tbc. (1) Menurut laporan status global WHO (World Health Organitation) Global status report on road safety 2015, mencatat setiap tahunnya kematian akibat kecelakaan lalu lintas jalan telah menyebabkan sekitar 1,25 juta orang meninggal dunia serta 50 juta jiwa mengalami luka-luka dan cacat tetap. Road traffic fatalities take an unacceptable toll particularly on poor people in poor countries, says Dr Margaret Chan, Director-General of WHO. Artinya Kematian lalu lintas jalan tol tidak dapat diterima-terutama pada orang miskin di negara-negara miskin," kata Dr Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO. Pengendara 1

2 sepeda motor sangat rentan, yang membentuk 23% dari seluruh kematian lalu lintas jalan. Di banyak daerah masalah ini adalah meningkat. Di wilayah Amerika misalnya, proporsi kematian sepeda motor dari semua kematian lalu lintas jalan meningkat dari 15% menjadi 20% antara tahun 2010 dan 2013. Di daerah Asia Tenggara dan Pasifik Barat sepertiga dari semua kematian lalu lintas jalan antara pengendara sepeda motor. (2) Kepolisian Negara Republik Indonesia (DAERAH JAWA TENGAH RESOR KOTA BESAR SEMARANG) mencatat 67 (Enam Puluh Tujuh) orang per hari atau 2 (dua) orang per jam meninggal dijalan raya akibat kecelakaan lalu lintas selama tahun 2014. Jumlah korban meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas pada tahun 2014 lalu terhitung menurun dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 88 orang tewas (lakalantas) dengan jumlah korban jiwa tersebut akibat dari 801 kasus Lakalantas sepanjang tahun 2014 (3). Data jumlah korban meninggal dunia tahun 2013 adalah 196 orang tewas dari 957 kasus yang terjadi. (4) Indonesia menempati posisi ke-4 terbesar yang mencatat korban tewas terbanyak di jalan raya setelah Thailand, Timor-Leste, India. Sebagian besar kasus kecelakaan di negara ini terjadi pada masyarakat miskin sebagai pengguna sepeda motor. Jumlah kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya dan kelalaian manusia, menjadi faktor utama terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. (5)

3 Berdasarkan status keselamatan jalan di WHO (World Health Organization) Regional Office South-East Asia (Regional Asia Tenggara tahun 2013) fact sheet, menjelaskan bahwa rata-rata kematian karena kecelakaan lalu lintas lebih tinggi pada negara berpendapatan menengah dikawasan ini yaitu 19,5 kematian per 100.000 populasi, sementara di negara berpendapat rendah sebesar 12,7 kematian per 100.000 populasi. Semakin meningkatnya kendaraan bermotor dan pembangunan ekonomi adalah faktor utama penyebab meningkatnya angka kematian kecelakaan lalu lintas di negara berpendapatan menengah. Faktor ini menggaris bawahi pentingnya melibatkan faktor lain seperti manajemen keselamatan yang layak, peraturan perundangan, penegak hukum dan kelengkapan keselamatan pada kendaraan. Faktor-faktor ini bergantung pada sistem peraturan, status ekonomi dan kebijakan politik di masing-masing negara. (5) Menurut data kecelakaan lalu lintas di semarang yang tercatat di Satuan Lalu Lintas (SATLANTAS) Polrestabes Semarang, jumlah korban tewas akibat kecelakaan di kota semarang masih tinggi, tercatat sejak bulan Januari hingga Juli tahun 2015, sudah 85 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas di kota semarang, terhitung dari 337 kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Selain korban tewas tersebut, juga tercatat 15 orang luka berat dan 416 orang luka ringan. Jumlah terbanyak pelaku atau yang terlibat kecelakaan adalah pengendara sepeda motor, yaitu sebanyak 600 kendaraan bermotor. (3)

4 Berdasarkan data anatomi kecelakaan lalu lintas yang diperoleh peneliti, pada bulan Januari hingga Juli tahun 2015, terjadi 986 peristiwa kecelakaan lalu lintas menurut profesi pelaku, dibandingkan dengan bulan Januari hingga Juli tahun 2014 mengalami peningkatan kejadian yaitu sejumlah 956 peristiwa. Kemudian daripada itu tahun 2015 kejadian kecelakaan menurut PROFESI pelaku yang berprofesi sebagai PEGAWAI SWASTA memiliki jumlah terbanyak yaitu 663 pelaku, dibandingkan dengan profesi TNI/POLRI sejumlah 21 pelaku, dan PNS (Pegawai Negeri Sipil) 21 pelaku, profesi SOPIR 121 pelaku, MAHASISWA/PELAJAR sebanyak 158 pelaku, dan profesi lain-lain 2 pelaku. Usia pelaku kecelakaan terbanyak adalah usia 21-30 tahun dengan jumlah 289 pelaku, dibanding dengan usia diatasnya, usia dewasa 31-40 tahun 223 pelaku dan masa tua 41-50 tahun sebanyak 140 pelaku sedangkan usia 51 keatas 168 pelaku. (3) Berdasarkan data SATLANTAS diatas, yang menyebutkan bahwa belum pernah dilakukan penelitian dengan responden guru/pegawai swasta di instansi swasta merupakan dukungan data peneliti dalam mengambil judul tersebut. Menurut hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMA Kesatrian 1 dan SD Islam Al-Azhar 25 Semarang, mayoritas guru yang mengajar di sekolah adalah guru swasta sebanyak 92% digolongkan menjadi 2 yaitu GTY (Guru Tetap Yayasan) 28 orang dan GTT (Guru Tidak Tetap) 25 orang kemudian sisanya 8% adalah guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) 4 orang, sehingga peneliti memilih profesi guru, karena guru yang ada di sekolah tersebut adalah tergolong

5 profesi swasta. Walaupun jumlah kejadian kecelakaan menurut profesi swasta masih tergolong sedikit peningkatannya pada tahun 2015 dari bulan Januari hingga Juli. Selain itu dengan adanya penelitian ini agar dapat digunakan untuk meminimalisirkan jumlah kecelakaan juga menurunkan serta dapat menjadi pencegahan terjadinya suatu kecelakaan di sekitar sekolah tersebut. Asumsi masyarakat mengenai guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Akan tetapi pada kenyataannya terjadi perbedaan sikap dan perilaku seorang guru di sekolah maupun di masyarakat terkait perilaku safety riding nya, seperti menggunakan helm ketika berkendara. Sehingga dari permasalahan tersebut menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang adakah hubungan antara pengalaman kecelakaan dan sikap individu dengan perilaku safety riding pada profesi guru, karena peran seorang guru adalah pendidik profesional yang memiliki tugas utama mendidik, menilai, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi para siswa. Sesuai dengan isi UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL pada BAB VI yang menyebutkan bahwa pendidikan dasar ditempuh selama sembilan tahun yang mencakup sekolah dasar selama enam tahun dan sekolah menengah pertama selama tiga tahun, kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas atau pendidikan menengah kejuruan selama tiga tahun. Oleh sebab itu peneliti mengikuti tahapan tersebut karena dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama

6 merupakan pendidikan lanjutan yang wajib untuk ditempuh, kemudian setelah menempuh pendidikan dasar selama Sembilan tahun dilanjutkan ke tahap pendidikan menengah umum maupun kejuruan. Setelah itu peneliti menetapkan bahwa responden yang diambil adalah hanya guru yang mengajar di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). (6) Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Kesatrian 1 Semarang pada tanggal 08 Desember 2015 pukul 09.00 WIB didapatkan data bahwa jumlah total guru di SMA Kesatrian 1 yaitu 57 orang, yang berumur 40-60 tahun berjumlah 49 guru sedangkan sisanya berusia 30-40 tahun sebanyak 8 orang dengan berbagai bidang yang ditanggung. Dari jumlah guru yang berumur tersebut, guru yang membawa kendaraan sepeda motor yaitu 47 orang. Di SMA Kesatrian 1 sudah pernah dilaksanakan pelatihan mengenai safety riding dengan pihak Kepolisian sebanyak 3 kali. dari pihak Kepolisian sebanyak 2 kali dengan peserta yang mengikuti seluruh siswa dari kelas X sampai dengan kelas XII dan semua guru beserta karyawan dan stafnya. Sedangkan yang 1 kali, sekolah yang mengajukan permintaan untuk agenda kerjasama dengan pihak Kepolisian. Namun, dalam sepuluh tahun terakhir masih terdapat 5 guru di SMA Kesatrian yang pernah mengalami kecelakaan saat berkendara motor khususnya pada jam berangkat sekolah dan pulang sekolah, dikarenakan kondisi jalanan yang ramai akan pengendarapengendara motor maupun mobil yang semakin berdesakan

7 menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas, seperti halnya yang terjadi di sekitar SMA Kesatrian 1 Semarang. Kemudian Peneliti juga melakukan observasi pada tanggal 12 Desember 2015 pukul 09.00 WIB mengenai jumlah total guru, jumlah guru yang mengendarai sepeda motor dan jumlah guru laki-laki maupun jumlah guru perempuan di SD Islam Al-Azhar 25 Semarang, tindakan ini dilakukan untuk pencegahan dan meminimalisir terjadinya suatu kecelakaan lalu llintas disekitar Sekolah, juga meminimalisir jumlah kecelakaan pada profesi guru. Karena lokasi dari sekolah tersebut memiliki resiko untuk terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas, walaupun belum adanya kejadian kecelakaan yang terjadi pada guru di SD Islam Al-Azhar 25 Semarang namun perlu dilakukan suatu pencegahan. Penentuan lokasi dilakukan untuk data pembanding karena pada jalan tersebut terdapat dua jalur lalu lintas, keduanya merupakan termasuk jalur padat lalu lintas baik pagi, siang, maupun sore hari. Akibat dari suatu kejadian akan menyebabkan seseorang menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan, seperti halnya dari suatu pengalaman kecelakaan kemudian sikap seseorang menjadi lebih memproteksi diri atau memproteksi seseorang. Menurut WHO (world Health Organization) terjadinya kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh 4 unsur yaitu manusia, peralatan, material dan lingkungan yang saling berinteraksi. Unsur manusia nya adalah sikap, umur dan pengalaman kecelakaan, unsur peralatan dan material adalah kendaraan, sedangkan lingkungan adalah keadaan jalan, iklim, dan volume lalu lintas. Akan tetapi dalam penelitian ini

8 yang akan di bahas adalah unsur manusia nya saja, karena bila seluruhnya maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengolahan data dan analisis data. (7) Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pengkajian untuk menganalisa ada atau tidaknya hubungan antara pengalaman kecelakaan dan sikap individu dengan praktik safety riding pada profesi guru di SMA Kesatrian 1 dan SD Islam Al-azhar 25 semarang. B. Perumusan Masalah Adakah Hubungan Antara pengalaman kecelakaan dan sikap individu dengan Praktik Safety Riding pada profesi Guru di SMA Kesatrian 1 dan SD Islam Al-Azhar 25 semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara pengalaman kecelakaan dan sikap individu dengan praktik safety riding pada profesi guru di SMA Kesatrian 1 dan SD Islam Al-Azhar 25 Semarang 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan Praktik Safety Riding pada profesi guru. b. Mendiskripsikan pengalaman kecelakaan dan sikap individu. c. Menganalisis hubungan antara pengalaman kecelakaan dengan praktik Safety Riding d. Menganalisis hubungan antara sikap dengan praktik Safety Riding e. Menganalisis hubungan antara umur dengan praktik Safety Riding

9 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu untuk menambah pengetahuan dibidang kesehatan masyarakat, khususnya Kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan industri. 2. Bagi Institusi Pendidikan Manfaat penelitian bagi institusi pendidikan yaitu sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Manfaat penelitian yaitu sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk di lakukan tindakan demi mengurangi angka kecelakaan dan angka kematian akibat kecelakaan.

10 E. Keaslian Penelitian No Nama Peneliti Tabel 1.1 Keaslian penelitian Judul Metode Hasil 1. Riyan Hubungan antara Explanatory Ada hubungan Perwitaning pengetahuan dan Research pengetahuan dengan sih 2013 sikap terhadap dengan praktik safety riding dan praktik safety riding pendekatan ada hubungan sikap pada mahasiswa cross dengan praktik safety Kesmas UDINUS sectional riding 2. Haerul Determinan Observasio- Ada hubungan tingkat Zaman Perilaku nal analitik pendidikan, kepemilikan 2015 keselamatan dengan SIM C, kondisi berkendara sepeda rancangan kepemilikan helm, dan motor pada remaja cross pengalaman Kecelakaan di wilayah pesisir sectional dengan perilaku kabupaten pangkep keselamatan berkendara sepeda motor

11 No Nama Peneliti Tabel 1.1 Keaslian penelitian (lanjutan) Judul Metode Hasil 3. Muhammad Perilaku safety Observasio- Ada hubungan antara Asdar, riding pada siswa nal analitik kepemilikan SIM, sikap Rismayanti, SMA di dengan dan dukungan keluarga Dian Sidik kabupaten desain dengan perilaku safety Pangkep cross riding dan tidak ada sectional hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku safety riding siswa SMA kab Pangkep Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya yang digunakan untuk mendukung keaslian penelitian adalah variabel dan sasaran. Berdasarkan variabel, pada penelitian Riyan Perwitaningsih meneliti (Pengetahuan dan sikap terhadap praktik safety riding pada mahasiswa Kesmas UDINUS). Penelitian Haerul Zaman meneliti (Determinan perilaku keselamatan berkendara sepeda motor pada remaja di wilayah pesisir kabupaten pangkep). Sedangkan Penelitian Muhammad Asdar, Rismayanti, Dian Sidik (Perilaku safety riding pada siswa SMA di kabupaten Pangkep). Pada penelitian ini variabel yang digunakan pengalaman kecelakaan dan sikap individu dengan praktik safety riding. Sedangkan sasaran

12 penelitiannya yaitu profesi guru di SMA Kesatrian 1 dan SD Islam AL- Azhar 25 Semarang tahun 2016. F. Ruang Lingkup a. Lingkup Keilmuan Lingkup keilmuan mengenai Keselamatan Kerja khususnya Keselamatan Transportasi b. Lingkup Materi Materi dalam penelitian ini adalah keselamatan berkendara motor (safety riding) c. Lingkup Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Kesatrian 1 & SD Islam Al- Azhar 25 Semarang d. Lingkup Metode Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode Survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan metode survei/wawancara e. Lingkup Sasaran Sasaran penelitian ini yaitu guru yang mengendarai sepeda motor dari usia <30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, dan >51 tahun f. Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2016.