PENEKANAN IDE POKOK DALAM PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA SISWA KELAS 3 SMP NEGERI 3 SIDIKALANG (MINI RISET) *HALIMATUSSAKDIAH DAN **KATARINA SIALLAGAN **Dosen MKU Bahasa Indonesia *Mahasiswi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP Unimed 2011 Email: halimatussakdiahnasution@yahoo.co.id/ rchaterin@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this study was to determine whether the grade 3 students of SMP Negeri 3 SIDIKALANG understand and recognize effective sentences, his special emphasis on the use of force or the effective sentence. The method used is descriptive method qualitative research procedure that uses descriptive data in the form of words written or spoken from the people and actors that can be observed. In this case, the authors use a questionnaire to help the research process. The results obtained that there are many students who do not understand the effective use of sentences. The conclusions obtained from this study is that it takes extra tutoring to discuss the matter of his sentence specifically effective in the use of emphasis and rigor in effective sentences. Keywords: effective sentences, emphasis, firmness. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah siswa kelas 3 SMP Negeri 3 SIDIKALANG memahami dan mengenal kalimat efektif, khusus nya dalam penggunaan ketegasan atau penekanan dalam kalimat efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Dalam hal ini, penulis menggunakan angket dalam membantu proses penelitian. Hasil yang diperoleh bahwa masih banyak siswa yang belum memahami penggunaan kalimat efektif. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa diperlukan les tambahan untuk membahas tentang materi kalimat efektif khusus nya dalam penggunaan penekanan dan ketegasan dalam kalimat efektif. Kata kunci : kalimat efektif, penekanan, ketegasan. PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi utama yang digunakan oleh semua kalangan dimana pun berada. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami oleh pendengar atau pembaca. Oleh sebab itu, kalimat yang mampu mencapai sasaran nya dengan baik disebut kalimat efektif. Meningkatnya kemajuan teknologi saat ini mengakibatkan banyak nya kalangan susah siswa remaja dan mahasiswa menjadi terbisa dengan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul itu menjdi kebiasaan dalam dir anak muda sehingga lama-kelamaan bahasa indonesia yang baku perlahan-lahan hilang. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik membahas salah satu materi kalimat efektif yakni secara khusus pada ketegasan atau 68
penekanan kalimat. Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMP Negeri3 Sidikalang. Dimana penulis melakukan tes secara tertulis dengan membagikan angket kepada seluruh siswa kelas 3 didalam kelas. METODE PENELITIAN Dalam artikel ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Menurut BOGDAN dan TAYLOR berpendapat bahwa me tode kualitatif ialah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Dari pendapat para ahli ini penulis merasa bahwa metode ini relevan untuk digunakan pada penelitian ini, karena penulis menginginkan jawaban dari angket yang dibagikan kepada subjek penelitian yakni siswa kelas 3 SMP Negeri 3 Sidikalang. Dalam angket tersebut, penulis memberikan 5 pertanyaan berupa ketegasan atau penekanan dalam kalimat efektif. PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih jauh terlebih dahulu kita harus mengerti apa itu kalimat efektif dan bagaimana penggunaan ketegasan atau penekanan dalam kalimat efektif tersebut. Kalimat Efektif Ialah kaliamat yang secara tepat mewakili pikiran dan keinginan penulis yang disusun secara sadar untuik mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Ada 5 persyaratan dalam kalimat efektif : 1. Kesepadanan dan kesatuan antara struktur bahasa dengan cara atau jln pikiran yang logis dan masuk akal. 2. Kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai 3. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok 4. Kehematan dalam mempergunakan kata 5. Kepariasian dalam struktur kalimat Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti pikiran ini biasanya lain ditekan kan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Seorang pembicara biasanya akan memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara pada kalimat tersebut. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan dalam kalimat yaitu : 1. Posisi dalam kalimat Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis dapat mengemukakan bagian itu pada bagian dengan kalimat. Contoh : Salah satu indikator, yang menunjukan efesien nya pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohannes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai 69
pertamina dengan produksi minyaknya. Contoh : Hari senin pekan lalu, di nusa dua bali, direktur utama PLN Ir. Sarjono memberi sambutan pada pembukaan pertemuan kelompok kerja pertama mengenai masa depan kelistrikan dinegara ASEAN. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat merubah bentuk kata dalam kalimat. Pengutamaan kalimat yang mengubah urutan dan bentuk ini menghasilkan kalimat pasif. Sedangkan kalimat aktif adalah kalimat normal yang dianggap lebih lazim dipergunakan dari pada kalimat pasif. Contoh : Dengan adanya pabrik semen di Nusa Tenggara Timur diharapkan oleh Presiden pembangunan akan lancar. dengan penantaan urutan yang makin lama makin penting atau dengan mengambarkan suatu proses. Contoh : Kehidupan anak muda itu susah, sulit dan tragis. 3. Pengulangan Kata Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan maksud untuk memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata yang demikian dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas. Contoh : Pembangunan dilihat sebagai proses yang remit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dimensi budaya. 2. Urutan Yang Logis Sebuah kalimat biasanya memberitakan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun kcionologis, 70
Siswa Yang Mengerti Kalimat Efektif 17% 5% 12% 66% Mengerti Cukup Mengerti Kurang Mengerti Tidak Mengerti Diagram 1. Sampel siswa yang mengerti kalimat efektif Siswa Yang Menjawab Angket 30 25 20 15 10 5 0 Benar semua Benar 4 Benar 3 Benar 2 Benar 1 Salah Semua Diagram 2. Sampel 50 siswa yang menjawab 5 soal dalam angket Berdasarkan diagram diatas,tampak bahwaa masih banyak siswa yang belum mengerti letak kalimat efektif dalam kalimat, khususnya bagaimana mengenal penekanan dalam kalimat efektif. Berbagai komentar yang dilontarkan oleh siswa, ketika ditanya mengapa tidak mengerti kalimat efektif. Banyak siswa mengatakan belum diajarkan disekolah, ada juga alasan siswa untuk apa belajar bahasa indonesia karena sangat monoton, bosan, dan sulit dan tidak keren 71
karena setiap hari bahasa yang digunakan juga dalam pergaulan bahasa indonesia. Perlu diketahui, bahwa belajar bahasa indonesia bukanlah serumit yang kita bayangkan. Kita katakan sulit karena sejak kecil kemungkinan besar kita atau orangtua kita mengajarkan bahasa daerah masing- masing sehingga ketika bersekolah dikota kita agak kesulitan untuk berbicara atau segan berbicara dengan orang- orang sekitar karena malu ditertawakan. Dalam belajar bahasa indonesia hanya diperlukan ketelitian dan keseriusan dalam membahas atau mempelajari bahasa indonesia yang baik dan benar. Hal ini perlu diketahui karena pengucapan dan penulisan bahasa indonesia yang baku berbeda daripada bahasa indonesia yanh kita pergunakan sehari- hari. KESIMPULAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah diperoleh penulis menyimpulkan bahwa hanya sedikit siswa kelas 3 SMPN 3 Sidikalang mengenai penggunaan dan pengenalan kalimat efektif dan kalimat, khususnya dalam penekanan atau penegasan dalam mengemukakan ide pokok pada kalimat efektif.adapun siswa kelas 3 SMPN 3 Sidikalang yang mengerti penggunaan dan pengenalan kalimat efektif berjumlah 35 orang (berkisar 75%) dan yang dianggap tidak mengerti berjumlah 15 orang (berkisar 25%). adanya 15 siswa dari 50 siswa yang dianggap tidak mengerti merupakan hal yang wajar karena belum detail dijelaskan disekolah. Tidak heran jika mereka belum sepenuhnya memahaminya. Saran Agar 15 siswa yang tidak mengerti tersebut dapat memahami materi kalimat efektif, sebaiknya dilakukan latihan untuk mengetahui sejauh mana mereka memahami materi tersebut. Selain itu sebaiknya para guru bahasa indonesia harus lebih focus menjelaskan secara rinci khususnya pengenalan dan penekanan kalimat efektif dan menentukan ide pokok dalam kalimat, sehingga tidak ada alasan pada siswa bahwa mereka tidak pernah mempelajarinya. RUJUKAN Ancan. 2012. Kalimat Efektif. http://ancan. blogspot. com/2012/02/ Kalimatefektif. html. Akses 22 Maret 2014. Barus, Sanggup. 2013. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: UNIMED PRESS Kiyoung. 2012. Penekanan ide pokok. http://kiyoung. wordpress. com/ 2012/03/31/ penekanan-ide-pokok. Akses 22 Maret 2014. 72
Pamungkas, Sri, dkk. 2012. Bahasa Indonesia Dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Metodologi Penelitian Kajian Budaya Dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 73