BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 PEMBAHASAN. 6.1 Pengaruh pemberian skim kredit Pundi kencana Terhadap Kesejahteraan Keluarga

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

EFEKTIFITAS PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat

PRESENTASI RAPAT KERJA MITRA PROGRAM KERJA BIDANG KEWIRAUSAHAAN YAYASAN DAMANDIRI TAHUN 2010 Oleh Drs. Mazwar Noerdin

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Dalam hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kelak menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat, dan bernegara demi

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

Kerangka Acuan Rapat Mitra

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

I. PENDAHULUAN. salah satu tema sentral. Perdebatan intraparadigmatik pun menjadikan peta

BAB I KEMANDIRIAN RAKYAT KECIL MEMBANGUN DESA

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar di Indonesia. Oleh karena

PENDAHULUAN Latar Belakang Di Indonesia istilah keluarga sejahtera baru dirumuskan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu timbul di Negara

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur ditempatkan sebagai sector vital dalam proses mencapai

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pada Usia Produktif Untuk Menghadapi Peluang Dan Tantangan Dari Bonus Demografi Di Kabupaten Gunung Mas

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

HUBUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERBUKA DI INDONESIA

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi

Pengkajian Pendanaan Pendidikan Secara Masal

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan adalah permasalahan semua bangsa. Berkaitan dengan. masalah kemiskinan bangsa Indonesia merasa perlu mencantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan merupakan rangkaian kegiatan dari programprogram

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pendidikan dapat didefiniskan sebagai suatu kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami beraneka masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. turunnya daya beli masyarakat tetapi juga karena tingginya inflasi.

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya pengentasan kemiskinan dalam masyarakat. kesejahteraan di wilayah tersebut. Dengan demikian, kemiskinan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya teknologi. Diantara

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang muncul sebagai dampak dari krisis moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan di bidang pendidikan. Pengembangan sumber daya manusia didasarkan pada kenyataan bahwa perbaikan human factor akan memberikan kontribusi yang besar pada laju pertumbuhan sehingga peningkatan sumber daya manusia di pandang sebagai kunci keberhasilan dalam pembangunan yang dapat menjamin kemajuan dan kestabilan ekonomi. Menurut teori human capital kualitas sumber daya manusia selain ditentukan oleh kesehatan, juga ditentukan oleh pendidikan. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia menerapkan salah satu strategi dalam peningkatan sumber daya manusia adalah peningkatan pendidikan. Pendidikan dipandang tidak hanya dapat menambah pengetahuan tetapi juga meningkatkan keterampilan (keahlian) tenaga kerja, pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas (Effendi, 1995). Sebab itu, investasi haruslah diarahkan untuk meningkatkan human capital stock dan physical capital stock. Pengembangan kualitas manusia dipandang penting untuk mengentaskan kemiskinan dengan cara menggencarkan program pendidikan. Namun dalam kenyataan, di Indonesia menunjukkan bahwa pembangunan kualitas manusia melalui bidang pendidikan masyarakat kurang mendapat perhatian pemerintah secara serius. Hal ini terbukti dengan rendahnya alokasi dana pendidikan yang kurang dari 5 persen dari APBN tahun 2001. 1

2 Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi dalam proses pembangunan di negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia, adalah tidak tersedianya dana yang cukup. Keterbatasan dana tersebut menyebabkan pemerintah hanya memberikan prioritas pada bidang-bidang tertentu. Selama ini orientasi pembangunan adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi yang difokuskan pada pengembangan sektor industri, sementara sektor lain termasuk pendidikan belum banyak mendapat perhatian. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah, memperlihatkan bahwa peran negara yang selama ini besar ternyata tidak dapat menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapi. Hal ini menyebabkan bergesernya pemahaman akan peran negara yang tidak dapat sepenuhnya ditangani oleh pemerintah menjadi pemahaman akan pentingnya keberadaan berbagai komponen dalam masyarakat untuk ikut peduli dengan berbagai persoalan bangsa. Dengan demikian, pada kondisi ketika negara tidak sepenuhnya dapat mengatasi permasalahan maka peranan masyarakat yang terwujud dalam suatu institusi atau suatu lembaga berupa yayasan yang bergerak secara independen sangat dibutuhkan untuk memperingan sekaligus menutup celah-celah yang belum tertangani oleh pemerintah. Sementara sejak terjadinya krisis ekonomi telah menyebabkan menurunnya kemampuan ekonomi rakyat Indonesia. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh BKKBN Jawa Timur pada tahun 2001 menunjukkan kenaikan yang tajam dalam hal jumlah dan presentasi keluarga pra sejahtera dan sejahtera I.

3 Lebih rinci gambaran tentang perkembangan tahapan keluarga dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 1.1 Distribusi Persentasi Tahapan Keluarga Sejahtera Hasil Pendataan Keluarga Tahun 1994 s/d 2001 Propinsi Jawa Timur Tahun Pra KS-III Jumlah KS-I KS-II KS-III Total Sejahtera Plus Keluarga 1994 42.00 22.80 20.00 11.40 3.80 100.0 7.808.456 1995 35.60 21.40 19.70 18.10 5.20 100.0 8.078.945 1996 29.90 18.30 23.60 22.00 6.20 100.0 8.279.894 1997 25.34 17.95 24.81 25.23 6.67 100.0 8.476.006 1998 22.35 17.32 24.73 28.21 7.39 100.0 8.650.468 1999 29.35 20.57 21.83 22.47 5.88 100.0 8.845.631 2000-1 29.37 22.58 21.82 20.81 5.42 100.0 9.060.112 2001-11 29.05 22.69 21.95 20.77 5.54 100.0 9.222.570 2001 29.27 22.46 21.22 22.26 4.05 100.0 9.515.848 Untuk kota Surabaya, dengan jumlah 525.302 Kepala Keluarga, jumlah keluarga yang termasuk pra sejahtera sebanyak 20,617 (3.92 persen) dan yang termasuk keluarga sejahtera I sebanyak 157.373 (29.96 persen). Data kependidikan yang ada di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa lulusan SLTP dan MTs tahun 1998/1999 berjumlah 2,66 juta orang. Dari jumlah ini, yang melanjutkan ke SLTA sebanyak 1.778.100 siswa (66,9%) dan yang tidak melanjutkan pendidikan sebanyak 881.900 orang (33,1%). Jumlah ini semakin besar bila ditambah dengan jumlah anak yang putus sekolah di SLTA, yaitu sebanyak 243.100 siswa dari 5.160.000 siswa (9,03%). Di Jawa Timur sendiri sekitar 17,8 persen anak usia SD dan SLTP belum bisa menempuh pendidikan. Secara absolut, jumlah anak yang tidak mampu menempuh pendidikan dasar sembilan tahun mencapai 700 ribu jiwa. Sebanyak

4 400 ribu merupakan anak yang semestinya bersekolah di jenjang SD dan 300 ribu lainnya adalah anak-anak yang seharusnya melanjutkan ke jenjang SLTP. Salah satu penyebab utama para siswa tersebut tidak melanjutkan pendidikan adalah terbatasnya kemampuan finansial masyarakat (orang tua), terlebih selama terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia. Akibat krisis moneter, jumlah rakyat miskin semakin bertambah. BPS mencatat, hingga akhir tahun 1998 penduduk miskin menjadi 49,5 juta dari jumlah penduduk yang ada. Untuk mengatasi masalah kemiskinan yang menyebabkan bertambahnya jumlah anak putus sekolah karena berkurangnya kemampuan ekonomi orangtua, pemerintah telah memberikan bantuan pendidikan atau beasiswa pada siswa dari keluarga kurang mampu. Namun jumlah siswa dari keluarga kurang mampu masih sangat banyak untuk ditangani oleh pemerintah, sehingga bantuan masyarakat sangat diperlukan sebagai mitra mengatasi masalah kemiskinan. Kemudian pada kenyataanya banyak keluarga kurang mampu tidak dapat sepenuhnya mendukung agar anak-anak dapat mengenyam pendidikan. Biaya hidup sering hanya tercukupi bila seluruh anggota keluarga terlibat dalam aktivitas ekonomi atau aktivitas yang mendukungnya. Sementara dewasa ini biaya pendidikan menjadi sangat mahal bagi keluarga kurang mampu. Sehingga dapat dikatakan bahwa bantuan pendidikan yang diberikan untuk membantu pendidikan bagi keluarga kurang mampu tidak memecahkan masalah secara tuntas. Untuk itu yang harus dilakukan adalah memberdayakan keluarga agar menjadi sejahtera yang pada gilirannya kemudian diharapkan keluarga-keluarga tersebut dapat lebih peduli dengan perkembangan dan peningkatan pendidikan

5 anak-anak mereka. Pemberdayaan ekonomi keluarga merupakan program yang memberikan kesempatan kepada keluarga kurang mampu untuk berusaha (belajar berwirausaha) dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Suyono mengasumsikan bahwa keluargalah penyebab munculnya masalah kemiskinan. Keluarga kurang mampu akan melahirkan masyarakat miskin, karena itu untuk mengentaskan kemiskinan, keluargalah yang perlu diberikan perlakuan atau treatment (Warta Demografi, 1997). Ada dua keuntungan yang bisa diraih dengan diberdayakannya ekonomi keluarga, yaitu selain peningkatan kesejahteraan keluarga, juga dapat digunakan untuk menyiapkan dana untuk menyekolahkan anak-anaknya, sehingga mutu sumber daya manusia di masa mendatang dapat lebih ditingkatkan agar mampu bersaing dengan sumber daya dari negara lain. Oleh sebab itu alasan mengapa penelitian ini dilakukan adalah, pertama, mengacu pada Keppres No.3 tahun 1996 tentang pembangunan keluarga sejahtera dalam rangka penanggulangan kemiskinan, maka perlu dilakukan dan ditingkatkan pemberdayaan keluarga melalui sektor ekonomi. Diharapkan dengan perbaikan pada sektor ekonomi tersebut, kebutuhan pokok manusia dapat dipenuhi, termasuk didalamnya peningkatan pendidikan bagi semua anggota keluarga, terutama anak sebagai penerus keturunan yang dapat dijadikan pemutus rantai kemiskinan bagi keluarga kurang mampu. Kedua, karena ketepatan momentum dilakukannya penelitian. Awal tahun 2003 ini adalah merupakan era memasuki pasar bebas (AFTA). Manusia-manusia yang dibutuhkan dalam era tersebut adalah mereka yang memiliki pendidikan dan

6 keterampilan yang memadai. Sementara tidak semua manusia Indonesia dapat mengikuti jenjang pendidikan sesuai anjuran pemerintah yaitu Wajib Belajar 9 Tahun. Sehingga kepedulian semua lapisan masyarakat, baik perorangan, organisasi, yayasan atau LSM di samping pemerintah sendiri perlu lebih intens menggalakan peningkatan pendidikan baik dari segi kuantitas terutama kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Disini kemudian peneliti tertarik pada Yayasan Dana Sejahtera Mandiri yang dirikan pada 15 Januari 1996, sebagai Yayasan yang peduli pada peningkatan sumber daya manusia melalui bantuan-bantuan pada keluarga kurang mampu, atau banyak melakukan program penanggulangan kemiskinan, khususnya membantu keluarga pra-sejahtera dan sejahtera I di luar program IDT (Inpress Desa Tertinggal) yang berjumlah 11,5 juta keluarga (Ekonomi Keluarga Bangkit, Kemiskinan makin sedikit, 1995, 87). Agar keluarga tersebut dapat mandiri secara ekonomi dan dapat menyiapkan anak-anak mereka sebagai generasi yang mampu menghadapi tantangan di zamannya. Untuk menyalurkan bantuan-bantuan tersebut, Yamandiri menjalin kerjasama kemitraan lewat BKKBN, PT Bank Negara Indonesia (BNI), PT Pos Indonesia, Bank Pemerintah Daerah, Bank Bukopin, Bank Perkreditan Rakyat, dan pihak lain yang terkait. Yayasan dengan memanfaatkan dana yang tersedia untuk mengusahakan peningkatan kesejahteraan baik secara sosial ekonomi maupun pendidikan bagi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I. Dalam penelitian ini, program bantuan yang diteliti adalah Program Pundi Kencana (Pembinaan Usaha Keluarga Sejahtera Mandiri) atau Pusaka Mandiri. Melihat

7 bagaimana nasabah dari kredit tersebut memenuhi kebutuhan pendidikan anakanak mereka. Ketiga, masalah peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan di bidang pendidikan, sementara sejak adanya krisis moneter yang dimulai tahun 1997 membuat kemampuan ekonomi keluarga berkurang yang berdampak pada kemampuan keluarga terutama keluarga kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk pendidikan. Di tambah lagi kemampuan pemerintah untuk mengalokasikan dana bagi pendidikan ikut menurun sehingga biaya pendidikan menjadi sangat mahal. Penelitian yang pernah dilakukan sehubungan dengan tujuan pemberdayaan dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat PLAN Indonesia di Gunung Kidul memperlihatkan bahwa karena kondisi keuangan yang selalu kekurangan, menyebabkan penduduk cenderung sangat berhati-hati dan selektif dalam mengalokasikan pendapatan sehingga pengeluaran yang tidak berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan primer, seperti kebutuhan sekolah pada tingkat yang lebih tinggi (SMU/PT), cenderung ditunda atau tidak dilaksanakan. (Faturochman, 2002) Dari penelitian yang pernah dilakukan baik oleh Baydar & Brooks-Gunn (1994), Bergmann (1996), Brooks-Gunn et al. (2000) dan Mc Lanahan et al., (1994) secara keseluruhan menunjukkan bahwa program yang langsung maupun tidak langsung (melalui keluarga) membawa dampak positif bagi anak. Dengan menggunakan indikator-indikator seperti prestasi belajar anak, kemampuan

8 kognitif, kemampuan bahasa, dan perilaku bermasalah pada anak, ternyata intervensi program-program pemberdayaan memberikan hasil yang memuaskan. Pada keluarga yang kurang mampu, bantuan modal yang diberikan juga kadang tidak digunakan untuk meningkatkan pendapatan guna mensejahterkan keluarga, seperti yang diteliti oleh Bagong Suyanto tentang peran berbagai lembaga kredit pedesaan seperti Perum Pegadaian, BPR, Lembaga KURK, Kredit Usaha Tani, dan IDT yang sebenarnya dimaksudkan untuk membantu kegiatan produktif masyarakat, menemukan ternyata banyak nasabah yang memanfaatkan kredit yang diperolehnya itu bukan untuk kegiatan produktif, melainkan untuk kegiatan yang sifatnya konsumtif, terutama untuk makan seharihari. Tekanan kebutuhan sehari-hari yang senantiasa mengancam dan kewajiban untuk menghidupi anak dan semacamnya telah membuat banyak keluarga atau golongan masyarakat miskin sulit untuk mengembangkan usahanya. Dengan merujuk pada penelitian-penelitian tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian ini. Goode (1985), seorang tokoh sosiologi pendidikan, mengemukakan bahwa keberhasilan atau prestasi yang dicapai siswa dalam pendidikannya sesungguhnya tidak hanya memperlihatkan mutu dari institusi pendidikan saja. Tapi juga memperlihatkan keberhasilan keluarga dalam memberikan anak-anak mereka persiapan yang baik untuk keberhasilan pendidikan yang dijalani. Untuk itu yang harus dilakukan adalah memberdayakan keluarga agar menjadi sejahtera yang pada gilirannya kemudian diharapkan keluarga-keluarga

9 tersebut dapat lebih peduli dengan perkembangan dan peningkatan pendidikan anak-anak mereka. Harus disadari bahwa persoalan kesejahteraan sesungguhnya memiliki sifat multi dimensional yang juga merupakan satu fenomena yang memiliki sifat yang sangat kompleks, dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif, dan dapat pula bersifat subyektif. Oleh sebab itu jika membicarakan persoalan kesejahteraan keluarga, maka perlu memperhatikan sistem nilai yang melingkupi kehidupan keluarga tersebut, dan secara makro perlu juga memperhatikan faktor sosial budaya dari masyarakat yang melingkupi keluarga tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh pemberian skim kredit pundi kencana dari Yayasan Damandiri terhadap tingkat kesejahteraan keluarga. 2. Apakah kesejahteraan keluarga debitur berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan anak 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh skim kredit pundi kencana dari Yayasan Damandiri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga kurang mampu. 2. Mengkaji pengaruh keluarga terhadap peningkatan sumber daya manusia melalui aspek pendidikan bagi anak mereka.

10 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi peneliti, untuk memperoleh pengetahuan tentang usaha pemberdayaan keluarga kurang mampu melalui program Yayasan Damandiri. 1.4.2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan kebijakan bagi pemerintah, organisasi kemasyarakatan baik berupa LSM ataupun yayasan dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang pemberdayaan keluarga kurang mampu. 1.4.3. Untuk Memperkaya studi dan kajian teoritik tentang kemiskinan terutama mengenai pemberdayaan terhadap keluarga kurang mampu dan peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan.