3. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH


KULIAH UMUM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN UPAH MINIMUM TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

BERITA RESMI STATISTIK


INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kep. Bangka Belitung. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016


DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. hasil berupa suatu karya yang berupa ide maupun tenaga (jasa). Menurut Dinas. kualitas kerja yang baik dan mampu memajukan negara.

Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. antara pemerintah dan pihak swasta (masyarakat) sehingga sumber daya yang ada

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH


KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. mendatang dapatlah dibuat sebuah proyeksi penduduk wilayah bersangkutan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang menghadapi ASEAN Economic Community atau

Penyusunan Statistik Pendapatan Hasil Sakernas, 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Besarnya Penduduk yang Tidak Bekerja Sama-sekali: Hasil Survey Terkini

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2010

(MS.6) TAKSIRAN TFR BERDASARKAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016

ANALISIS PROYEKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI MALUKU UTARA. Abstract

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT FEBRUARI 2008

Transkripsi:

3. METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder dari publikasi hasil Proyeksi Penduduk 2000 2025 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik dan United Nations Population Fund dan data mentah Badan Pusat Statistik Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas 2000-2007). Fokus dalam penelitian ini adalah penduduk usia kerja 15 +. Dalam penelitian ini digunakan karakteristik demografi dan regional dengan variabel adalah jenis kelamin, umur, wilayah, daerah, pendidikan dan sektor. Data hasil proyeksi penduduk Bappenas digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk usia kerja sedangkan proyeksi angkatan kerja digunakan untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja atau penduduk umur 15 tahun keatas yang masuk dalam angkatan kerja selanjutnya dapat diketahui jumlah orang yang bekerja dan menganggur menurut karakteristik demografi dan region. 3. 2. Pemilihan Variabel dan Definisi Operasional Dalam penelitian ini menggunakan data dari Survai Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang khusus dilakukan untuk mengumpulkan informasi data ketenagakerjaan. Data Sakernas yang digunakan adalah Sakernas 2000 sampai dengan 2004 posisi Agustus, 2005 posisi November, Sakernas 2006 posisi Agustus dan Sakernas 2007 posisi Februari. Untuk menghitung nilai angka partisipasi angkatan kerja (APAK) dan kesempatan kerja (ER) dengan karakteristik model lengkap digunakan sakernas tahun 2000 hingga tahun 2007 dan variabel jenis kelamin, umur, wilayah, daerah, pendidikan dan lapangan usaha menurut sektor. Sedangkan untuk menghitung nilai APAK dan ER dengan karakteristik tidak lengkap yaitu jenis kelamin dan umur digunakan sakernas tahun 2000 hingga tahun 2007, kecuali untuk 5 (lima) Menyiapkan tenaga kerja..., Siti Rahmawati Diyah Nur aini, 23 Program Pascasarjana, Universitas 2008 Indonesia

24 provinsi baru hasil pemekaran digunakan sakernas mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 adalah provinsi Bangka Belitung, Banten, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pemilihan dan pembentukan variabel-variabel serta pembentukan model. Penelitian ini menggunakan dua model yaitu model lengkap dan model tidak lengkap. Variabel yang digunakan adalah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah partisipasi angkatan kerja dan kesempatan kerja. Masing-masing variabel terikat ini dilakukan secara terpisah baik untuk model lengkap maupun tidak lengkap. Variabel bebas model lengkap adalah jenis kelamin, umur, wilayah, daerah, pendidikan dan lapangan usaha menurut sektor. Sedangkan variabel bebas untuk variabel tidak lengkap adalah jenis kelamin dan kelompok umur. Selanjutnya dari masing-masing model dicari data agregat APAK dan ER sesuai variabel bebasnya. Kemudian dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Hasil persamaan regresi tersebut digunakan untuk menduga nilai ER dan APAK pada tahun 2010 s.d 2025. Sebagai tahun dasar proyeksi adalah tahun 2007. Dalam penelitian ini tidak melakukan proyeksi terhadap penduduk, proyeksi penduduk menggunakan proyeksi publikasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik dan United Nations Population Fund tahun 2000-2025. Proyeksi penduduk ini dipakai untuk mengetahui jumlah penduduk usia kerja 15 + yang selanjutnya untuk memproyeksikan jumlah angkatan kerja, bukan angkatan kerja, jumlah orang yang bekerja, dan jumlah orang yang menganggur. dengan metode APAK (angka partisipasi angkatan kerja) dan metode Employement Rate (kesempatan kerja). Penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian yang terpisah, dimana bagian pertama, menghitung proyeksi APAK dan ER secara lengkap dengan varibel

25 bebas yaitu jenis kelamin, umur, wilayah, daerah, pendidikan, sektor. Kedua variabel bebas hanya menurut jenis kelamin dan kelompok umur sesuai dengan proyeksi Bappenas. Penjelasan definisi operasional dan cara pembentukan variabel penelitian serta hasil pengukuran dapat terlihat pada Tabel. 3.1. berikut ini : Tabel 3.1. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan cara Pengukuran Variabel Terikat Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) Employment Rate (ER) Bebas Jenis Kelamin (Sex) Wilayah (Region) Daerah (Urru) Pendidikan (Educ) Lapangan pekerjaan (Sector) Umur (age) Definisi Operasional Perbandingan Jumlah angkatan kerja degan jumlah tenaga kerja Perbandingan Jumlah Orang yang bekerja dengan Jumlah Angkatan Kerja Perbedaan alat kelamin secara biologis Perbedaan tempat tinggal berdasarkan pulau Perbedaan tempat tinggal berdasarkan daerah Lamanya bersekolah dihitung berdasarkan pendidikan tertinggi dengan tingkat/kelas yang ditamatkan Lapangan pekerjaan utama menurut sektor pembangunan Umur angkatan kerja dikelompokkan menjadi 5 tahunan No Pertanyaan Kuissioner Blok IV.B. Skala Persentase Blok IV.B.2.a. Persentase Blok III.4 Blok I.1 Blok I.5 Blok IV.A.1.a 0 = Perempuan 1 = Laki-laki 0 = Luar Jawa 1 = Jawa 0 = Desa 1 = Kota 1 = SD Kebawah *) 2 = SMP 3 = SMA Keatas Blok IV.C.7 1 = Pertanian *) 2 = Manufaktur 3 = Jasa Blok III.5 1 = 15-19 2 = 20-24 3 = 25-29 4 = 30-34 5 = 35-39

26 *) sebagai katagori pembanding 6 = 40-44 7 = 45-49 8 = 50-54 9 = 55-59 10 = 60-64 11 = 65+ 3.3. Kerangka Analisis Untuk memudahkan pola berpikir dalam penulisan tesis, dibawah ini digambarkan kerangka berpikir seperti terlihat pada gambar 3.3.1. sebagai berikut : Diagram 3.3.1. Kerangka Pikir Menyiapkan Tenaga Kerja Menyongsong Jendela Kesempatan Asumsi Fertilitas/Mortalitas/ Migrasi Proyeksi Penduduk Bappenas Bonus Demografi Jendela Kesempatan Proyeksi Angkatan Kerja Proyeksi APAK Proyeksi ER Isu-isu Strategis Ketenagakerjaan ditinjau dari karakteristik Demografi dan Regional Kebijakan

27 3.4. Metodologi Untuk memproyeksikan jumlah angkatan kerja menurut jenis kelamin, umur, wilayah, daerah, pendidikan, dan sektor,maka terlebih dahulu dilakukan proyeksi terhadap Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) dan Kesempatan Kerja (ER) sesuai dengan karakteristik demografi dan regional. Untuk memudahkan perhitungan penelitian digunakan bagan alir sebagai berikut: Diagram 3.2. Bagan Alir Proyeksi Angkatan Kerja Data Sakernas 2000-2007 Pemilihan Variabel Penentuan Status angkatan kerja Menghitung Nilai APAK dan ER Regresi untuk mencari nilai r Proyeksi Angkatan Kerja Rumus APAK dapat dituliskan sebagai berikut : APAK = (AK/PUK)*100 (3.1) Rumus Er adalah : Er = (E/AK)*100 (3.2) Dimana, APAK merupakan angka partisipasi angkatan kerja, AK adalah angkatan kerja dan PUK merupakan penduduk usia kerja, Sedangkan ER adalah employment rate atau kesempatan kerja, E singkatan dari employment atau orang yang bekerja.

28 Untuk dapat memproyeksikan APAK dan ER, maka terlebih dahulu dihitung laju pertumbuhan APAK dan Er menurut karakteristik demografi dan regional dengan rumus sebagi berikut : Y = A.e rt (3.3) Dimana Y merupakan variabel respon pada waktu t, A adalah konstanta, e merupakan bilangan euler, r menyatakan angka pertumbuhan eksponensial, dan t adalah waktu (tahun atau periode) yang merupakan variabel bebas. Dalam penelitian ini menggunakan dua model yaitu model lengkap dan model tidak lengkap. Model ini didasari oleh hasil pemikiran bahwa dalam penelitian ini ingin mencari tahu tentang jumlah orang yang bekerja berdasarkan karakteristik tertentu, jenis kelamin, kelompok umur, wilayah, daerah, pendidikan dan sektor. Dimana kondisi ketenagakerjaan yang akan datang menghendaki variabel-variabel tersebut seperti demikian diatas. Variabel jenis kelamin, dari beberapa penelitian (Ananta, 1991) menunjukkan jumlah angkatan kerja laki-laki lebih besar dari perempuan, ke depan perempuan lebih banyak di pasar kerja. Variabel Kelompok umur menunjukkan bahwa umur muda mempunyai kecenderungan menurun, dan umur tua meningkat. Variabel wilayah Jawa dan luar jawa menunjukkan angkatan kerja menumpuk di pulau jawa. Variabel daerah memperlihatkan bahwa angkatan kerja diperkotaan semakin meningkat. Secara umum tingkat pendidikan diasumsikan dapat mewakili kualitas tenaga kerja. Karena dengan pendidikan seseorang akan bertambah ketrampilannya, pengetahuannya, kemandiriannya, dan mampu membentuk kepribadian individu. Variabel sektor (Manning, 1990), peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja. Pembagian penduduk yang bekerja menurut sektor dianalisa dengan membedakan tiga sektor pokok, yaitu pertanian, manufaktur, dan jasa. Kegiatan menurut sektor adalah proksi yang dapat mewakili orang yang bekerja yang terserap pada masing-masing sektor tersebut. Sektor pertanian beralih ke sektor jasa sehingga sektor pertanian menurun.

29 Selanjutnya rumus diatas dapat disajikan sebagai fungsi linier dari t :ke dalam 2 (dua) fungsi yaitu : 3.4.1. Fungsi Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) Fungsi partisipasi angkatan kerja adalah fungsi yang menggambarkan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan yang dirumuskan sebagai perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja dalam kelompok yang sama. Dalam penelitian ini partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh faktorfaktor demografis dan regional dengan katrakteristik tertentu. Model yang digunakan dalam penelitian ini ada dua model sebagai berikut : a) Model Lengkap (Gabungan dari parameter) : APAK = ß 0 + ß 1 *sex + ß 2 *region + ß 3 *Urru + ß 4 *Educ 1 + ß 5 *Educ 2 + ß 6 *Sector 1 + ß 7 *Sector 2 + ß 8 *Midage + ε b) Model Tidak Lengkap (Proyeksi Penduduk Bappenas) : APAK = ß 0 + ß 1 *Sex + ß 2 *Midage +ε Dimana : ß 0 ß n Sex = Konstanta = Kooefisien variabel = Jenis Kelamin Region = Wilayah tempat tinggal berdasarkan pulau Urru = Daerah tempat tinggal (perkotaan atau perdesaan) Educ 1 = Tingkat pendidikan yang ditamatkan SMP Educ 2 = Tingkat pendidikan yang ditamatkan SMA Sektor 1 = Lapangan pekerjaan utama berdasarkan sektor manufaktur Sektor 2 = Lapangan pekerjaan utama berdasarkan sektor jasa Midage = Kelompok umur tengah penduduk usia kerja (15 + ) 3.4.2. Fungsi Kesempatan Kerja (ER) Fungsi kesempatan kerja adalah perbandingan antara jumlah orang yang bekerja dengan angkatan kerja dalam kelompok yang sama. Dalam penelitian ini

30 kesempatan kerja hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografis dan regional dengan karakteristik tertentu. Model yang digunakan dalam penelitian ini ada dua model adalah sebagai berikut : a) Model lengkap (Gabungan dari Parameter) : ER = ß 0 + ß 1 *sex + ß 2 *region + ß 3 *Urru + ß 4 *Educ 1 + ß 5 *Educ 2 + ß 6 *Sector 1 + ß 7 *Sector 2 + ß 8 *Midage + ε b) Model Tidak Lengkap (Proyeksi Penduduk Bappenas): ER = ß 0 + ß 1 *Sex + ß 2 *Midage +ε Dimana : ß 0 ß n Apak Sex = Konstanta = Kooefisien variabel = Angka partisipasi angkatan kerja = Jenis Kelamin Region = Wilayah tempat tinggal berdasarkan pulau Urru = Daerah tempat tinggal (perkotaan atau perdesaan) Educ 1 = Tingkat pendidikan yang ditamatkan SMP Educ 2 = Tingkat pendidikan yang ditamatkan SMA Sektor 1 = Lapangan pekerjaan utama berdasarkan sektor manufaktur Sektor 2 = Lapangan pekerjaan utama berdasarkan sektor jasa Midage = Kelompok umur tengah penduduk usia kerja (15 + ) 3. 5. Metode Analisis Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis inferensial dalam interpretasi data. Analisis inferensial, analisis yang melakukan estimasi parameter untuk setiap karakteristik yang diajukan dengan model regresi linier berganda. Hasil estimasi parameter ini digunakan untuk memproyeksikan APAK dan ER dimasa yang akan datang. Analisis deskriptif melakukan analisis isu-isu strategis yang berkaitan dengan penyiapan penawaran ketenagakerjaan pada saat terbuka jendela kesempatan. Analisis data menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) SPSS versi 13.

31 3.6. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak melakukan analisis permintaan tenaga kerja sehingga diasumsikan permintaan tenaga kerja dalam kondisi yang tetap (constant) sampai periode proyeksi.