Menurunnya Kinerja Pemerintah dan Disilusi terhadap Partai Politik SEBUAH EVALUASI PUBLIK Januari 2011
Kerangka Pemikiran dan Tujuan Survei Persepsi publik atas kondisi politik, keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, serta kondisi ekonomi nasional umumnya terkait erat dengan penilaian mereka atas kinerja pemerintah, presiden dan wakil presiden. Sebab, membaik atau memburuknya berbagai kondisi tersebut sangat ditentukan oleh aneka kebijakan yang dibikin oleh pemerintah. Jika evaluasi publik terhadap berbagai kondisi tersebut bersifat positif, umumnya diikuti evaluasi yang positif pula atas kinerja pemerintah. Dan sebaliknya. Lebih spesifik lagi, evaluasi publik yang positif atau negatif akan membawa implikasi politik berupa naik atau turunnya dukungan terhadap pemerintah, presiden dan wakil presiden. Implikasi berikutnya, naik atau turunnya dukungan atas kinerja pemerintah, presiden dan wakil presiden akan menentukan pula tinggi rendahnya dukungan publik atas partai-partai politik yang berada pada kubu pemerintah dan yang berada di luar pemerintah. Survei ini bertujuan untuk menunjukkan berbagai kaitan tersebut di atas. Benarkan persepsi publik atas berbagai kondisi kehidupan masyarakat bertautan dengan evaluasi mereka atas kinerja pemerintah, presiden dan wakil presiden? 2
Lanjutan Benarkah bahwa naik-turunnya dukungan terhadap pemerintah, presiden dan wakil presiden membawa dampak atas naik-turunnya dukungan politik terhadap partai-partai politik pendukung pemerintah dan partai politik yang beroposisi? Jika selama ini media massa dan para pengamat menyoroti semakin memburuknya kondisi penegakan hukum dan pemberantasan korupsi serta lemahnya kinerja pemerintah di sektor ini, apakah publik juga memiliki penilaian yang sama? Demikian juga, dengan kondisi ekonomi, benarkah kritik-kritik para pengamat atas buruknya kondisi ekonomi beresonansi dengan persepsi publik atas kondisi ekonomi yang mereka lihat dan alami? Dampak politik korupsi sesungguhnya masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan politik. Jika di kalangan ekonom, korupsi selalu dianggap membawa dampak negatif (karena menaikkan biaya ekonomi), tidak demikian halnya di kalangan ilmuwan politik dan pelaku politik. Ada pandangan yang menyatakan bahwa korupsi bisa berdampak positif bukan dalam arti etika dan moral. Tetapi korupsi dianggap bisa juga menggerakkan birokrasi, memberi nyawa partai politik, dan meningkatkan partisipasi politik dengan adanya politik uang sebagaimana terjadi di sejumlah negara Amerika Latin (Seligson, 2002). Benarkan kenyataan ini? Adakah dampak ini berbias pada partai politik, baik yang ada dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan? 3
Metodologi Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Jumlah sampel sekitar 1.229 Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan margin of error sebesar +/-2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Survei terakhir dilakukan 18-30 Desember 2010. 4
Prosedur Multistage Random Sampling dalam pemilihan sampel Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi, dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi. Stratifikasi 2: populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: % laki-laki, dan % perempuan. Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori yang tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan (kelurahan, 40%). 5
Lanjutan Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahan secara random sebagai primary sampling unit. Berapa desa atau kelurahan? Tergantung jumlah pemilih di masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara random. Bila di Jawa Barat prosentase pemilih 17%, dan di NTB 2%, maka kalau di Jabar dipilih 17 desa/kelurahan, di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan, dst. Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masingmasing RT akan dipilih secara random dua Keluarga. 6
Lanjutan Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2 keluarga. Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random siapa yang akan menjadi responden di antara mereka. Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-laki. 7
Flowchat penarikan sampel Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional Prov 1 Ds 1 Ds n Prov k Ds 1 Ds m Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional RT1 RT2 RT3. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random KK1 KK2 Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK Laki-laki Perempuan Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan 8
Sumber Dana Survei ini dibiayai oleh Yayasan Pengembangan Demokrasi Indonesia (YPDI), yang menaungi Lembaga Survei Indonesia (LSI). 9
Temuan: Validasi Sample
PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS GENDER AGAMA Laki-laki.0.0 Islam 87.9 88.2 Perempuan.0.0 Katolik/Protestan 8.5 8.9 DESA-KOTA Lainnya 3.6 2.9 Pedesaan 59.4 59.4 ETNIS Perkotaa 40.6 40.6 Jawa 41.0 41.6 Sunda 17.5 15.4 Melayu 7.0 3.4 Madura 2.9 3.4 Bugis 4.0 2.5 Betawi 1.7 2.5 Minang 2.7 2.7 Lainnya 23.1 28.5 11
DEMOGRAFI NASIONAL KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS PROVINSI PROVINSI NAD 1.5 2.0 BALI 2.0 1.5 SUMATERA UTARA 5.4 5.8 NTB 2.0 2.0 SUMATERA BARAT 2.3 2.1 NTT 1.6 2.0 RIAU 2.3 2.2 KALIMANTAN BARAT 1.6 1.9 JAMBI 1.5 1.3 KALIMANTAN TENGAH 0.9 0.9 SUMATERA SELATAN 3.2 3.3 KALIMANTAN SELATAN 1.6 1.5 BENGKULU 0.8 0.8 KALIMANTAN TIMUR 1.6 1.4 LAMPUNG 3.2 3.3 SULAWESI UTARA 0.7 1.0 BANGKA BELITUNG 0.8 0.5 SULAWESI TENGAH 0.7 1.1 KEPULAUAN RIAU 0.7 0.6 SELAWESI SELATAN 4.0 3.4 DKI JAKARTA 3.3 3.3 SULAWESI TENGGARA 0.7 0.9 JAWA BARAT 17.1 17.2 GORONTALO 0.7 0.4 JAWA TENGAH 14.7 14.8 SULAWESI BARAT 0.7 0.5 DI YOGYAKARTA 1.6 1.5 MALUKU 0.8 0.6 JAWA TIMUR 16.3 16.4 MALUKU UTARA 0.8 0.5 BANTEN 4.1 4.1 PAPUA 0.8 1.2 IRJABAR 0.0 0.3 12
Kondisi Indonesia Secara Umum Keadaan politik nasional, keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, keadaan ekonomi nasional
Trend Kondisi politik secara nasional sekarang (%) Per Akhir Tahun 2008 2009 2010 40 30 20 10 39 30 20 11 40 39 38 39 37 37 37 34 34 35 37 34 35 31 32 27 28 29 29 29 24 23 25 23 22 21 19 17 17 8 13 7 10 9 9 10 9 8 8 15 11 40 36 37 34 29 26 28 28 29 27 26 23 23 24 15 17 9 10 10 Baik Sedang Buruk Tidak tahu 0 April' 04 Sep'04 Sep' 05 Sep'06 Sep'07 Sep'08 Okt'08 Des'08 Feb'09 Mar'09 Apr'09 Jul'09 Jan'10 Mar'10 Aug'10 Okt'10 Des'10 Kondisi politik nasional selama 2010 lebih buruk dibandingkan 2009. Dan sejak Jan 10 sampai Des 10 tidak menunjukkan peningkatan yang berarti. 14
Trend Keadaan keamanan dan ketertiban secara nasional sekarang (%) 80 Per Akhir Tahun 2008 2009 2010 70 60 40 30 20 10 0 52 24 18 6 59 58 25 14 30 11 3 2 55 31 57 28 4 3 57 60 29 10 12 10 59 69 67 55 59 59 55 48 55 26 26 27 27 29 23 23 22 20 22 21 15 13 16 15 13 10 10 10 9 5 4 5 6 2 2 5 3 3 5 4 Baik Sedang Buruk Tidak tahu Sep' 05 Sep'06 Sep'07 Sep'08 Okt'08 Des'08 Feb'09 Mar'09 Apr'09 Mei'09 Jul'09 Jan'10 Mar'10 Aug'10 Okt'10 Des'10 Setelah memburuk pada pada Okt 10, kondisi keamanan. nasioal pada Des 10 kembali ke posisi normal. 15
70 Per Akhir Tahun Trend Kondisi penegakan hukum secara nasional sekarang (%) 2008 2009 2010 60 40 30 20 10 41 30 18 11 59 61 59 54 48 49 46 46 43 43 41 37 37 34 34 35 35 33 33 31 32 30 32 29 30 30 31 28 23 24 25 26 29 26 28 22 23 22 22 20 18 14 14 14 15 15 10 11 6 6 7 7 8 9 7 7 5 5 5 5 5 6 7 7 Baik Sedang Buruk Tidak tahu 0 Sep' 05 Sep'06 Sep'07 Sep'08 Okt'08 Des'08 Feb'09 Mar'09 Apr'09 Mei'09 Jun'09 Jul'09 Jan'10 Mar'10 Aug'10 Okt'10 Des'10 Kondisi penegakan hukum selama 2010 lebih buruk dibandingkan 2009. Dan sejak Jan 10 sampai Des 10 kondisinya cenderung terus memburuk. 16
Trend Kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu (%) 70 60 40 30 20 41 36 38 35 23 29 28 Lebih baik Sama Lebih buruk Tidak tahu 31 29 37 32 26 37 32 24 47 24 53 22 15 43 38 33 29 22 23 22 23 42 28 25 32 33 31 45 27 22 49 24 19 58 21 17 56 51 52 44 42 40 39 40 38 39 37 31 32 33 31 30 31 31 30 26 25 24 25 25 26 27 26 24 23 23 21 21 22 21 18 34 35 34 32 31 29 30 26 10 0 0 5 5 5 7 5 10 7 6 5 5 4 6 8 4 5 6 6 7 5 5 6 4 4 5 8 7 2 7 7 Sep '03 Okt '04 Des '04 Apr '05 Jun '05 Sept Des '05 Sept Des '06 Apr '07 Jun '07 Sep '07 Des '07 Apr '08 Jun '08 Sep '08 Okt '08 Des '08 Feb '09 Mar'09 Apr'09 Mei'09 Jun'09 Jul'09 Nov'09 Jan'10 Mar'10 Aug'10 Okt'10 Des'10 Setelah mencapai titik tertinggi pada Jul 09, persepsi kondisi ekonomi nasional turun tajam pada Nov 09. Dan sejak Jan 10 sampai Des 10 kondisinya cenderung terus memburuk. 17
Paralel antara persepi ekonomi nasional dengan tingkat inflasi (%) 70 60 40 30 20 10 18 17 16 15 58 53 14 49 47 12 45 12 12 43 44 41 42 11 11 40 37 38 10 37 9 9 34 28 29 32 32 9 8 31 830 31 7 308 27 6 6 6 7 7 7 6 7 24 26 7 6 6 6 21 21 21 6 6 18 4 4 4 3 3 2 2 persepsi kondisi ekonomi nasional: sekarang lebih buruk dari tahun lalu Inflasi Tahunan (sumber: BPS) 0 Sep '03 Okt '04 Des '04 Apr '05 Jun '05 Sept Des '05 Sept Des '06 Apr '07 Jun '07 Sep '07 Des '07 Apr '08 Jun '08 Sep '08 Okt '08 Des '08 Feb '09 Mar'09 Apr'09 Mei'09 Jun'09 Jul'09 Nov'09 Jan'10 Mar'10 Aug'10 Okt'10 Des'10 0 Secara umum, persepsi terhadap kondisi ekonomi berkorelasi dengan tingkat inflasi. Ketika Inflasi tinggi, yang merasa ekonomi buruk juga cenderung tinggi, begitupun sebaliknya. 18
TEMUAN Secara umum, persepsi publik atas berbagai kondisi kehidupan masyarakat bersifat negatif. Dalam perbandingan, kondisi politik, penegakan hukum, dan kondisi ekonomi pada tahun 2010 lebih buruk dibandingkan pada tahun sebelumnya (2009). Sepanjang tahun 2010, hanya kondisi keamanan dan ketertiban nasional yang dalam persepsi publik sedikit memburuk pada bulan Oktober, namun kemudian kembali normal pada bulan Desember. 19
Evaluasi Kinerja Pemerintahan, Presiden dan Wakil Presiden
Kinerja pemerintah dalam Menangani (Baik atau Sangat baik (%)) Menyediakan pendidikan dasar dan menengah yang terjangkau masyarakat umumnya 81 Menyediakan pelayanan kesehatan yang murah/terjangkau masyarakat pada umumnya 78 Menjamin tersedianya barang kebutuhan pokok sehari-hari. 63 Memberantas korupsi di pemerintahan 51 Menjaga harga-harga barang terkendali dan terjangkau masyarakat umumnya 35 Baik+Sangat baik Mengurangi jumlah orang miskin Mengurangi jumlah pengangguran 27 31 Skor rendah Untuk Masalah2 ekonomi 0 25 75 100 Di antara sejumlah masalah yang divaluasi, skor tinggi terletak pada kinerja pemerintah dalam masalah pendidikan terjangkau dan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Sedangkan skor rendah ditujukan kepada kinerja dalam mengatasi masalahmasalah ekonomi. 21
100 Per Akhir Tahun Kinerja pemerintah dalam memberantas Korupsi di Pemerintahan (%) 2008 2009 2010 90 80 77 80 78 79 80 84 70 60 65 55 45 56 63 59 49 45 51 Baik+Sangat baik 40 30 20 10 0 Sep'05 Sep'06 Sep'07 Sep'08 Okt'08 Des'08 Feb'09 Mar'09 Mei'09 Jun'09 Jul'09 Jan'10 Mar'10 Okt'10 Des'10 Persepsi terhadap kinerja pemerintah dalam menanggulangi masalah korupsi selama 2010 jauh lebih buruk dibandingkan periode 2009. Kondisi pada tahun 2010: setelah mencapai titik terendah pada Okt 10, persepsi pada Des 10 sedikit naik. 22
TEMUAN Evaluasi publik atas kinerja pemerintah mencakup banyak kebijakan di berbagai lini. Beberapa di antaranya, untuk penyediaan pendidikan dasar yang terjangkau dan penyediaan layanan kesehatan, mayoritas publik mengatakan baik atau sangat baik. Namun, untuk kinerja pemerintah dalam hal mengendalikan hargaharga barang kebutuhan pokok, mengurangi jumlah orang miskin, dan mengurangi jumlah pengangguran, hanya sepertiga dari publik yang menyatakan bahwa kinerja pemerintah baik atau sangat baik. Pada kinerja memberantas korupsi, hanya separo dari mereka yang menyatakan bahwa kinerja pemerintah baik atau sangat baik. Sepanjang Juni-Oktober tahun 2010, penilaian publik atas kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi terus memburuk, kecuali pada bulan Desember yang sedikit membaik. 23
Kinerja Polisi, Kejaksaan, Pengadilan dan KPK dalam menangani Korupsi
Kinerja Polisi dalam Menangkap Koruptor Menurut Pendidikan Responden Seberapa baik atau buruk POLISI dalam menjalankan tugasnya untuk menangkap para KORUPTOR? (Baik atau Sangat Baik %) 100 90 80 70 60 56 57 60 55 40 37 30 20 10 0 Semua Responden <= SD SLTP SLTA KULIAH 56% responden menilai baik kinerja POLISI dalam menjalankan tugasnya menangkap koruptor. Namun kalangan terpelajar memberi nilai yang lebih rendah dibandingkan kalangan kurang terpelajar. 25
Kinerja Kejaksaan dalam Mengusut Koruptor Menurut Pendidikan Responden Seberapa baik atau buruk KEJAKSAAN dalam menjalankantugasnya untuk mengusut para KORUPTOR? (Baik atau Sangat Baik %) 100 90 80 70 60 40 30 20 48 49 52 46 32 10 0 Semua Responden <= SD SLTP SLTA KULIAH 48% responden menilai baik kinerja KEJAKSAAN dalam menjalankan tugasnya mengusut koruptor. Namun kalangan terpelajar memberi nilai yang lebih rendah dibandingkan kalangan kurang terpelajar. 26
Kinerja Pengadilan dalam Menghukum Koruptor Menurut Pendidikan Responden Seberapa baik atau buruk PENGADILAN dalam menjalankantugasnya untuk menghukum para KORUPTOR? (Baik atau Sangat Baik %) 100 90 80 70 60 47 45 40 30 25 20 10 0 Semua Responden <= SD SLTP SLTA KULIAH 47% responden menilai baik kinerja PENGADILAN dalam menjalankan tugasnya menghukum koruptor. Namun kalangan terpelajar memberi nilai yang lebih rendah dibandingkan kalangan kurang terpelajar. 27
Kinerja KPK dalam Menyeret Koruptor ke Pengadilan Menurut Pendidikan Responden Seberapa baik atau buruk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menjalankan tugasnya untuk menyeret para KORUPTOR ke pengadilan? (Baik atau Sangat Baik %) 100 90 80 70 60 61 55 70 69 63 40 30 20 10 0 Semua Responden <= SD SLTP SLTA KULIAH 61% responden menilai baik kinerja KPK dalam menjalankan tugasnya menyeret koruptor ke pengadilan. Kalangan terpelajar memberi nilai yang lebih tinggi kepada KPK dibandingkan kalangan kurang terpelajar. 28
Kinerja lembaga-lembaga dalam menangani masalah korupsi (% Baik atau Sangat baik) 70 60 61 56 48 47 40 30 20 10 0 KPK POLISI KEJAKSAAN PENGADILAN Di antara 4 lembaga, KPK dinilai berkinerja paling baik. 29
Kinerja lembaga-lembaga dlm menangani korupsi menurut kelompok masy. yg lebih berpendidikan (% Baik atau Sangat baik) 70 63 60 40 30 37 32 25 20 10 0 KPK POLISI KEJAKSAAN PENGADILAN Menurut kelompok masyarakat yang lebih berpendidikan (lulus kuliah), kinerja KPK jauh lebih baik dari 3 lembaga lainnya. 30
TEMUAN Secara umum, kinerja lembaga-lembaga penegakan hukum dinilai sedang. Rentang persentasi publik yang menilai bahwa lembagalembaga ini berkinerja baik adalah antara 47-61%. Dalam perbandingan, mereka menilai bahwa KPK memiliki kinerja paling baik, baru kemudian diikuti oleh polisi, kejaksaan, dan yang paling jelek pengadilan. Faktor pendidikan nampak memiliki penilaian publik atas kinerja lembaga-lembaga tersebut. Mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi secara umum lebih kritis, dan memberikan penilaian yang cenderung lebih negatif. 31
KEPUASAN TERHADAP KINERJA PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN
Kepuasan terhadap Kinerja SBY & Boediono Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono? (%) 100 75 63 35 52 41 PUAS TIDAK PUAS Tidak tahu/tidak jawab 25 2 7 0 SBY BOEDIONO Yang merasa puas dengan SBY 63%, Boediono 52%. Puas = Sangat + Cukup Puas Tidak Puas = Kurang + Tidak Puas sama sekali 33
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Pendidikan Responden Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono? (%) 100 75 65 57 60 62 44 49 51 44 SBY Boediono 25 0 <= SD SLTP SLTA KULIAH Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono pada kalangan terpelajar Cenderung lebih rendah dibandingkan pada kalangan kurang terpelajar. 34
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Pendapatan Responden Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono? (%) 100 75 64 64 54 54 58 43 SBY Boediono 25 0 < 600 ribu 600rb - < 1,6 juta => 1,6 juta Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono pada kalangan atas Cenderung lebih rendah dibandingkan pada kalangan menengah dan bawah. 35
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Wilayah Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono? (%) 100 75 67 55 59 48 70 54 64 61 79 72 SBY Boediono 25 0 SUMATERA JAWA BALI KALIMANTAN SULAWESI INDONESIA TIMUR Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono paling rendah di wilayah Jawa-Bali. 36
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Desa-Kota Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono? (%) 100 75 66 56 58 47 SBY Boediono 25 0 Desa Kota Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono di Kota lebih rendah dibanding di desa. 37
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Pilihan Partai Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono? (%) 100 79 75 66 56 46 48 38 61 53 57 39 63 54 65 59 52 45 62 SBY Boediono 29 25 0 HANURAGERINDRA PKS PAN PKB GOLKAR PPP PDIP DEMOKRAT Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono paling rendah pada pemilih Gerindra, PKS, dan PDIP. 38
100 90 80 70 60 40 30 20 10 0 Trend Evaluasi atas Kinerja Presiden: Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) 80 77 69 65 71 64 59 65 63 58 5656 55 58 52 53 54 67 64 67 63 61 62 54 5556 58 53 54 49 49 51 56 51 48 45 39 56 49 63 6970 74 8080 79 55 58 56 59 58 60 85 75 70 65 63 49 51 SBY JK Boediono 6566 62 63 45 5349 52 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nov'04 Des'004 Mar'05 Jun'05 Sept' 05 Des' 05 Jan' 06 Mar' 06 Jun'06 Sep'06 Nov' 06 Des'06 Feb' 07 Mar'07 Mei' 07 Jun'07 Sep'07 Des'07 Mar'08 Jun'08 Sep'08 Okt'08 Des'08 Feb'09 Mar'09 Apr'09 Mei'09 Jun'09 Jul'09 Nov'09 Jan'10 Mar'10 Aug'10 Okt'10 Des'10 Dari Juli 09 ke Des 10 kepuasan terhadap kinerja SBY trendnya menurun. 39
TEMUAN Tingkat kepuasan publik pada Presiden SBY terus menurun sejak bulan Juli 2009 (yang mencapai tingkat tertinggi) sampai bulan Oktober 2010 (titik terendah). Tingkat kepuasan publik atas kinerja SBY sedikit menaik dari pada bulan Desember 2010 sebesar 1%, tetapi stagnan secara statistik dibanding Oktober 2010. Adapun tingkat kepuasan publik atas kinerja Wakil Presiden Budiono berfluktuasi sejak ia menjabat posisi itu, yang berkisar naik-turun di kisaran 49-53%. 40
Hubungan antara Kepuasan Presiden & Evaluasi Berbagai Kondisi
Puas dengan Kinerja SBY-Boediono Menurut Persepsi Keadaan Penegakan Hukum (Survei Des 10) 100 75 76 65 46 68 53 34 25 0 SBY Boediono Responden yang merasa penegakan hukum baik Responden yang merasa penegakan hukum sedang Responden yang merasa penegakan hukum buruk Persepsi terhadap kinerja penegakan hukum berhubungan dengan tingkat kepuasan kepada SBY-Boediono. Semakin positif sikap terhadap penegakan hukum, semakin tinggi kepuasan publik kepada SBY-Boediono. 42
Puas dengan Kinerja SBY-Boediono Menurut Persepsi Keadaan Ekonomi Nasional (Survei Des 10) 100 75 78 69 48 66 59 37 25 0 SBY Boediono Responden yang merasa kondisi ekonomi baik Responden yang merasa kondisi ekonomi sedang Responden yang merasa kondisi ekonomi buruk Persepsi terhadap keadaan ekonomi nasional berhubungan dengan tingkat kepuasan kepada SBY-Boediono. Semakin positif keadaan ekonomi, semakin tinggi kepuasan publik kepada SBY-Boediono. 43
Puas dengan Kinerja SBY-Boediono Menurut Persepsi Keadaan Politik Nasional (Survei Des 10) 100 79 75 63 68 45 36 25 0 SBY Boediono Responden yang merasa keadaan politik baik Responden yang merasa keadaan politik sedang Responden yang merasa keadaan politik buruk Persepsi terhadap keadaan politik nasional berhubungan dengan tingkat kepuasan kepada SBY-Boediono. Semakin positif keadaan politik, semakin tinggi kepuasan publik kepada SBY-Boediono. 44
Puas dengan Kinerja SBY-Boediono Menurut Persepsi Keadaan Keamanan Nasional (Survei Des 10) 100 75 72 55 42 59 48 30 25 0 SBY Boediono Responden yang merasa keamanan baik Responden yang merasa keamanan sedang Responden yang merasa kemanan buruk Persepsi terhadap keadaan keamanan nasional cenderung berhubungan dengan tingkat kepuasan kepada SBY- Boediono. Semakin positif keadaan keamanan nasional, semakin tinggi kepuasan publik kepada SBY-Boediono. 45
Pararel antara Kepuasan SBY dan Kondisi Indonesia Secara Umum 90 85 80 70 60 40 30 20 63 52 41 28 24 67 63 59 58 55 56 57 57 46 46 43 41 37 37 29 31 29 29 31 29 32 25 74 69 70 60 59 48 49 37 38 39 37 56 54 55 39 70 65 66 62 63 59 59 55 55 48 43 40 37 35 35 33 31 29 29 29 28 26 26 25 24 PUAS DGN SBY KONDISI KEAMANAN BAIK KONDISI PENEGAKAN HUKUM BAIK KONDISI EKONOMI BAIK KONDISI POLITIK BAIK 10 Sept' 05 Sep'06 Sep'07 Sep'08 Okt'08 Des'08 Feb'09 Mar'09 Jul'09 Jan'10 Mar'10 Aug'10 Okt'10 Des'10 Dari trend survei, naik turunnya kepuasan terhadap kinerja SBY berhubungan erat dengan kondisi ekonomi, politik dan hukum. Sedangkan dengan kondisi keamanan, kurang erat hubungannya. 46
Korelasi antara Kepuasan SBY dan Kondisi Indonesia Secara Umum Correlations PUAS DGN SBY KONDISI KEAMANAN BAIK KONDISI PENEGAKAN HUKUM BAIK Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KONDISI KONDISI KONDISI PUAS DGN KEAMANAN PENEGAKAN EKONOMI KONDISI SBY BAIK HUKUM BAIK BAIK POLITIK BAIK 1.238.712**.897**.736**.412.004.000.003 14 14 14 14 14.238 1.461.361.431.412.097.205.124 14 14 14 14 14.712**.461 1.740**.812**.004.097.003.000 14 14 14 14 14 KONDISI EKONOMI BAIK Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KONDISI POLITIK BAIK Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)..897**.361.740** 1.697**.000.205.003.006 14 14 14 14 14.736**.431.812**.697** 1.003.124.000.006 14 14 14 14 14 Trend kepuasan terhadap Kinerja SBY berkorelasi positif dan signfikan dengan trend kondisi penegakan hukum, ekonomi dan politik. Korelasinya dengan trend kondisi ekonomi tampak paling tinggi. Sedangkan korelasi trend kepuasan dengan trend kondisi keamanan tidak signifikan. 47
TEMUAN Korelasi antara persepsi publik atas kondisi politik, penegakan hukum, dan kondisi ekonomi sangat kuat dan signifikan. Dengan kata lain, semakin negatif evaluasi mereka atas kondisi-kondisi ini semakin rendah pula tingkat kepuasan mereka atas kinerja SBY. Dan sebaliknya. Sementara, persepsi publik atas membaiknya kondisi keamanan tidaklah bertaut secara signifikan dengan tingkat kepuasan mereka atas kinerja SBY. 48
Elektabilitas Partai Politik
Partai yang Dipilih Jika Pemilu Diadakan Sekarang 45 40 35 30 30.1 25 20 15 21.4 14.1 12.7 10 5 4.8 4.6 2.7 2.4 2.3 1.2 3.8 0 DEMOKRAT PDIP GOLKAR PKB PKS PPP GERINDRA PAN HANURALAINNYA TT/TJ Jika Pemilu diadakan sekarang, Demokrat mendapat suara terbanyak (21.4%). Urutan selanjutnya ditempati PDIP (14.1%) dan Golkar (12.7%). Sementara itu, jumlah pemilih mengambang sangat besar (30.1%).
Trend Suara Partai (3 teratas) 35 32 32 30 25 29 27 27 PD 20 15 10 21 14 14 12 11 11 14 13 11 9 15 12 23 17 11 21 14 13 Golkar PDIP 5 0 Apr'09 (kpu) Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Ags'10 Okt'10 Des'10 Sejak naik pesat pada Jan 10, elektabilitas Demokrat cenderung mengalami penurunan, dan pada Des 10 posisinya kembali ke hasil Pemilu 2009. Sementara itu, elektabilitas Golkar dan PDIP sejak Pemilu 2009 tampak berfluktuasi dan belum menunjukkan trend yang konsisten. 51
Trend Suara Partai (lainnya) 9 8 7 6 5 8 8 6 5 5 5 5 6 5 5 PKS PPP PAN 4 3 2 1 4 4 4 4 3 3 3 3 2 1 1 1 1 4 4 4 3 3 3 2 2 1 1 1 PKB Hanura Gerindra 0 Apr'09 (kpu) Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Ags'10 Okt'10 Des'10 sejak Pemilu 2009 elektabilitas partai-partai menengah tampak berfluktuasi dan belum menunjukkan trend yang konsisten. 52
TEMUAN Dampak politik evaluasi publik atas kinerja pemerintah dan presiden terlihat berkaitan. Dalam simulasi pertanyaan jika pemilu diadakan sekarang (pada saat survei) Partai Demokrat mengalami penurunan dari perolehan suara pada simulasi-simulasi yang dilakukan di surveisurvei sebelumnya. Yang menarik, merosotnya dukungan terhadap Demokrat tidak dibarengi oleh kenaikan dukungan suara partai-partai lainnya, baik yang berada pada kubu pemerintah maupun opisisi. Tidak terjadi pula kenaikan dukungan signifikan pada partai menengah dan kesil. Justru, jumlah pemilih yang abstain atau mengambang sangat besar, yakni 30,1%. Ini bisa ditafsirkan bahwa partai-partai selain Demokrat kurang berhasil memanfaatkan penurunan dukungan Demokrat. Secara keseluruhan, mungkin yang terjadi adalah meningkatnya jumlah pemilih yang merasa tidak percaya publik semua partai politik. 53
Kesimpulan
KESIMPULAN Publik menilai bahwa kondisi politik, penegakan hukum, dan ekonomi sepanjang tahun 2010 memburuk atau lebih buruk dari tahun sebelumnya. Korelasi antara antara persepsi publik dan tingkat kepuasan mereka atas kinerja presiden SBY bersifat signifikan. Evaluasi negatif mereka atas ketiga kondisi kemasyarakatan ini mengakibatkan menurunnya tingkat kepuasan mereka atas kinerja SBY. Persepsi publik atas kondisi keamanan stabil dan cenderung membaik. Namun persepsi publik ini dan tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja SBY tak berkaitan secara signifikan. Lebih khusus lagi evaluasi publik atas kinerja lembaga-lembaga penegakan hukum tidaklah begitu bagus. Dan faktor tingkat pendidikan nampak mempengaruhi evaluasi mereka. 55
KESIMPULAN Yang menarik adalah temuan bahwa menurunnya dukungan politik terhadap Partai Demokrat tidak diikuti oleh kenaikan dukungan politik terhadap partai-partai lain juga dukungan terhadap partai-partai oposisi. Yang membesar adalah jumlah pemilih yang abstain alias tidak memberikan dukungan pada partai apapun. Tesis yang menyatakan bahwa korupsi membawa dampak positif terhadap kemampuan partai untuk memobilisasi pendukung, meningkatkan partisipasi politik masyarakat, secara tidak langsung terbantah. Tentu gejala ini melibatkan banyak faktor. Namun, salah satu penafsiran yang bisa dipertimbangkan adalah bahwa publik pemilih mungkin justru mengalami disilusi terhadap partai politik secara keseluruhan. 56
Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng - Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 391 9582, Fax (021) 391 9528 Website: www.lsi.or.id, Email: info@lsi.or.id