BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara anggota kelompok masyarakat, terbentuklah bahasa sebagai alat

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

ARTI DAN PENGGUNAAN POLA ~KOTO NI SURU DAN ~KOTO NI NARU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG 日本語文における ~ ことにする および ~ ことになる の意味使用

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini media massa semakin berkembang. Jumlah informasi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

STRATEGI PENGGUNAAN TUTURAN MEMINTA MAAF DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM KIMI NI TODOKE KARYA NAOTO KUMAZAWA SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, setiap individunya membutuhkan individu

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu bersinggungan dengan manusia lainnya. Mereka berkelompok membentuk masyarakat. Seiring dengan interaksi antara anggota kelompok masyarakat, terbentuklah bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa diperlukan dalam interaksi sosial untuk membangun hubungan antarmanusia. Selain itu, dalam bahasa terdapat sistem-sistem baku yang memungkinkan untuk menyampaikan informasi dengan tepat sesuai dengan maksud pembicara. Seperti yang dikemukakan oleh Trudgill (1974:14): These two aspects of language behaviour are very important from a social point of view: first, the function of language in establishing social relationship; and second, the role played by language in conveying information about the speaker. Dua aspek perilaku bahasa berikut ini sangat penting dari sudut pandang sosial: pertama, fungsi bahasa dalam membangun hubungan sosial; dan kedua, peran yang dimainkan bahasa dalam menyampaikan informasi mengenai penutur. Ketika penutur menyampaikan informasi tersebut kepada petutur, petutur dapat memahami yang dimaksudkan petutur karena ia memahami makna yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Jadi, penutur dan petutur perlu memahami dengan baik bahasa yang digunakan dalam komunikasi tersebut supaya informasi yang dimaksud dapat disampaikan dengan tepat. 1

Bahasa yang digunakan dalam suatu masyarakat berbeda dengan masyarakat lain, perbedaan ini terutama dapat terlihat jelas pada bahasa antarnegara. Perbedaan ini disebabkan oleh budaya dan cara pikir yang berbedabeda. Budaya dan bahasa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari suatu masyarakat, keduanya saling mempengaruhi. Budaya suatu masyarakat terbentuk dari bahasanya dan begitu pula bahasa terbentuk dari budaya masyarakat tersebut. Dalam berbagai kondisi interaksi sosial, diperlukan pemahaman yang tepat mengenai bahasa dan budaya karena apabila terjadi kesalahan penyampaian maksud, dapat terjadi salah persepsi dan mengakibatkan maksud yang ingin disampaikan penutur tidak dapat dipahami oleh petutur. Kesalahan persepsi ini dapat terjadi setiap saat. Mustahil untuk menguasai bahasa Jepang tanpa mengetahui bagaimana orang Jepang berpikir dan bertindak (Mente 2005:95), karena pada tindak tuturnya tercermin budaya dan karakter orang Jepang. Dalam kehidupan bermasyarakat, tidak jarang terjadi kesalahan. Hal ini juga terjadi dalam masyarakat Jepang. Saat itu, tuturan yang dilakukan oleh orang melakukan kesalahan disebut dengan shakumei ( 釈明 ). Shakumei menurut Oobuchi (2010:19) adalah : 人に被害を与えるとか迷惑をかけることがあると 行為者は自分の行為について何らかの説明を試みます これを研究者は釈明とよんでいます Hito ni higai o ataeru toka meiwaku o kakeru koto ga aru to, kouisha wa jibun no koui ni tsuite naniraka no setsumei o kokoromimasu. Kore o kenkyuusha wa shakumei to yonde imasu. 2

Jika melukai atau menimbulkan gangguan pada orang lain, pelakunya mencoba memberikan penjelasan atas tindakannya tersebut. Hal ini oleh para peneliti disebut dengan shakumei. Shakumei dibagi menjadi 4 tipe, yaitu: 1. 謝罪 (shazai) 2. 弁解 (benkai) 3. 正当化 (seitouka) 4. 否認 (hinin) Untuk memperjelas perbedan tipe-tipe shakumei di atas, perhatikan contoh ilustrasi berikut. B adalah seorang karyawan pada sebuah perusahaan pembuat makanan. Ia bertanggung jawab terhadap penyebaran produk di supermarket dan toko-toko lainnya. Ketika produk baru diluncurkan, B bermaksud memajang produknya di supermarket, namun ketika akan meletakkan produknya di tempat yang paling strategis, sudah ada produk perusahaan A yang diletakkan di sana. Pimpinan supermarket berkata agar produk yang ditawarkan B diletakkan di samping saja. Tetapi B malah menggeser produk A ke samping dan meletakkan produknya sendiri di tempat strategis tersebut. Setelah beberapa saat berlalu, karyawan perusahaan A tersebut melihat tindakan B, kemudian terjadi percakapan berikut. Ada beberapa kemungkinan shakumei yang dikatakan B. 1.) A : どうしてこんな勝手なことをするのか B 謝罪 : 今回のことについては 本当に申し訳なく思っています 自分の責任です 何かでこの埋め合わせはします B 弁解 : うっかりっして 気がつきませんでした 3

B 正当化 B 否認 A B shazai B benkai B seitouka B hinin A B shazai B benkai B seitouka B hinin : そちらの場所のほうが目立っていいと思いますが : 自分は あなたを怒らせるようなことは何もしていません : Doushite konna katte na koto wo suru no ka. : Konkai no koto ni tsuite wa, hontou ni moushiwakenaku omotte imasu. Jibun no sekinin desu. Nanika de kono umeawase wa shimasu. : Ukkari shite, ki ga tsukimasen deshita. : Sochira no basho no hou ga medatte ii to omoimasu ga. : Jibun wa, anata o okoraseru you na koto wa nani mo shite imasen. : Mengapa anda melakukan hal yang egois seperti ini? : Sehubungan dengan kejadian tersebut, saya bermaksud untuk meminta maaf. Ini adalah tanggung jawab saya. Saya akan menggantinya dengan sesuatu. : Saya tidak memperhatikan, jadi saya tidak menyadarinya. : Menurut saya tempat Anda lebih bagus. : Saya tidak melakukan hal yang sengaja membuat Anda marah. (Oobuchi 2010:91) Pada contoh ilustrasi di atas, terlihat bahwa B melakukan penjelasan atas tindakannya tersebut. Pada contoh shazai, B mengakui bahwa dirinya adalah pelaku perbuatan, mengakui bahwa perbuatannya salah dan bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Pada contoh benkai, B mengakui bahwa dirinya adalah pelaku perbuatan, mengakui bahwa perbuatannya salah, tetapi tidak bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Pada contoh seitouka, B mengakui bahwa dirinya adalah pelaku perbuatan, namun tidak mengakui bahwa perbuatannya salah dan tidak bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Pada contoh Hinin, B tidak mengakui bahwa dirinya adalah pelaku perbuatan, tidak mengakui bahwa perbuatannya salah dan tidak bertanggung jawab terhadap perbuatannya. 4

Dari contoh di atas, dapat. dilihat bahwa tindakan yang seharusnya dilakukan saat melakukan kesalahan adalah shazai. Menurut Oobuchi (2010:3-4), pengertian shazai adalah sebagai berikut: 謝罪には様々なパターンがあります 両手をついて土下座もあれば ごめん と片手をひょいと上がるだけのものもあります こうした謝罪形態の違いは どれくらい多くの要素から成るによります Shazai ni wa samazama na pataan ga arimasu. Ryoute wo tsuite dogeza mo areba, [gomen] to katate wo hyoui to agaru dake no mono mo arimasu. Koushita shazaikeitai no chigai wa, doregurai ooku no youso kara naru ni yorimasu. Dalam permintaan maaf terdapat berbagai pola. Ada yang meminta maaf sambil berlutut, ada pula yang cukup hanya mengangkat satu tangan sambil berkata gomen. Perbedaan bentuk permintaan maaf ini berdasarkan banyak unsur. Unsur utama shazai adalah menerima tanggung jawab dan mengakui kesalahan. Kedua unsur ini sangatlah penting. Apabila mengakui bahwa telah menimbulkan gangguan namun tidak mengakui kesalahan diri sendiri, maka tidak terjadi tindakan permintaan maaf. Selain dengan kata-kata, shazai perlu disertai gerak tubuh yang sesuai. Gerakan seperti menundukkan kepala atau berlutut adalah tindakan untuk memohon maaf dari lawan bicara. Selain itu bisa juga dengan memberikan hadiah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ekspresi wajah. Apabila meminta maaf dengan wajah yang seperti sedang berbicara sendiri, petutur akan mempertanyakan kesungguhan permintaan maaf penutur. Kata-kata yang diucapkan pada saat meminta maaf umumnya adalah すみません ごめん dan 申し訳ありませんでした (Oobuchi 2010:4-5). 5

Menurut Miyagawa (2007:6) kata yang sebaiknya digunakan pada saat meminta maaf adalah ごめん atau お詫びいたします. Permintaan maaf sangat diperlukan untuk memperbaiki hubungan dengan pihak yang dirugikan. Apabila terjadi salah persepsi dalam permintaan maaf, sangat mungkin akan menimbulkan keretakan dalam hubungan tersebut. Jadi, perlu pemahaman yang baik mengenai bahasa dan budaya Jepang agar dapat meminta maaf dengan baik dalam bahasa Jepang. Untuk mengkaji shakumei lebih lanjut, penelitian ini menggunakan kajian pragmatik. Pragmatik memaknai suatu kalimat tidak hanya dari makna yang tertuang secara langsung dari arti kata-kata yang menyusun kalimat tersebut, namun juga dari wacana, konteks, maksud penutur dan situasi tutur. Menurut Leech (1993:8) : Dalam pragmatik makna diberi definisi dalam hubungannya dengan penutur atau pemakai bahasa, sedangkan dalam semantik, makna didefinisikan semata-mata sebagai ciri-ciri ungkapan-ungkapan dalam suatu bahasa tertentu, terpisah dari situasi, penutur dan petuturnya. Yule (1996:3) menyatakan pragmatik adalah studi mengenai maksud penutur, makna kontekstual, bagaimana mengkomunikasikan lebih banyak dari yang diucapkan dan ekspresi jarak hubungan yang relatif. Dalam pragmatik terdapat bidang studi implikatur dan presuposisi. Mengenai presuposisi, Nababan (1993:46) mengatakan presuposisi adalah dasar atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa yang membuat bentuk bahasa (kalimat atau ungkapan) mempunyai makna bagi pendengar atau penerima bahasa itu, dan sebaliknya, membantu pembicara 6

menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipakainya untuk mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud. Contoh presuposisi: 2.) a. The present King of France is bald. (Raja Prancis saat ini, botak.) Kalimat a mempresuposisikan hal berikut ini: b. There exists a King in France at present. (Saat ini ada Raja di Prancis.) Pada contoh di atas, perkataan a menimbulkan presuposisi bahwa di Prancis ada seorang Raja karena tidak mungkin ada kalimat a apabila di Prancis tidak ada Raja. Implikatur adalah makna yang dikomunikasikan melebihi yang dikatakan. (Yule 1996:35). Perhatikan contoh berikut: 3.) Doobie : Apakah kamu mengundang Bella dan Cathy? Mary : Aku mengundang Bella. Pada contoh di atas, Doobie bertanya mengenai Bella dan Cathy, Mary hanya menjawab mengenai Bella. Seharusnya agar jelas, Mary berkata bahwa ia mengundang Bella tetapi tidak mengundang Cathy, namun dengan tidak menyebutkan Cathy, Mary bermaksud agar Doobie memahami bahwa yang tidak Mary sebutkan berarti tidak diundang. Cathy tidak disebutkan dalam perkataan Mary namun terdapat implikatur, yaitu makna yang melebihi apa yang dikatakan, bahwa Cathy tidak diundang. Dalam contoh berikut ini, dilakukan analisa sesuai dengan teori shakumei, presuposisi dan implikatur yang telah dibahas sebelumnya. 4.) A: 何をするんだ あぶないじゃないか B: どうもすみません よそ見をしていて 気づきませんでした 壊れたものは弁償します 7

A: Nani wo surunda. Abunai janai ka. B: Doumo sumimasen. Yosomi wo shiteite, kizukimasen deshita. Kowareta mono wa benshou shimasu. A: Apa yang kamu lakukan? Itu berbahaya! B: Maaf. Karena saya melihat ke arah lain, saya tidak menyadari kehadiran anda. Saya akan mengganti barang yang rusak. (Oobuchi 2010:21) Pada contoh di atas, B tanpa sengaja menabrak A sehingga menyebabkan benda yang dibawa A jatuh dan rusak. B kemudian meminta maaf. Perkataan B di atas termasuk shazai karena mengandung penerimaan tanggung jawab dan mengakui kesalahan, seperti yang diungkapkan Oobuchi (2010:4). Presuposisi yang terdapat dalam permintaan maaf B adalah ada barang yang rusak. Sedangkan implikatur pada perkataan B adalah A akan memaafkan B apabila B menggantikan kerusakan yang diderita A. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai shakumei yang merupakan faktor penting dalam hubungan sosial masyarakat Jepang. Shakumei yang paling penting untuk dipahami adalah shazai, yaitu permintaan maaf karena shazai bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Tindakan permintaan maaf adalah tindakan yang sangat penting dan sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Jepang, perlu dipelajari bagaimanakah meminta maaf dalam bahasa Jepang dengan tepat agar dapat terjalin hubungan yang baik dengan orang Jepang. Selain mengenai cara membedakan tipe-tipe shakumei ( 釈明 ), akan diteliti pula mengenai presuposisi dan implikatur dalam shakumei. 8

Penelitian ini akan sangat berguna sebagai acuan bagaimana memahami shakumei dalam bahasa Jepang dan dapat mengaplikasikannya dengan tepat dan benar ketika berinteraksi dengan orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana membedakan tipe-tipe shakumei dengan memahami presuposisi dan implikaturnya. 2. Apa tipe shakumei yang sebaiknya digunakan dalam situasi ujar. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan perbedaan tipe-tipe shakumei dengan memahami presuposisi dan implikaturnya. 2. Mendeskripsikan tipe shakumei yang sebaiknya digunakan dalam situasi ujar. 1.4 Metode dan Teknik Penelitian Dalam meneliti masalah yang dikemukakan, diperlukan metode dan teknik yang sesuai. Sudaryanto (1993:9) mengatakan: Istilah metode dan teknik digunakan untuk menunjukkan dua konsep yang berbeda tetapi berhubungan langsung satu sama lain. Keduanya adalah 9

cara dalam suatu upaya. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan; teknik adalah cara melaksanakan metode. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dengan metode ini penulis bertujuan untuk membuat deskripsi dan analisa terhadap data-data yang dikumpulkan. Deskripsi dan analisa dilakukan dengan acuan teori-teori yang berasal dari berbagai sumber yang mendukung tema penelitian ini. Sementara itu, teknik penelitian yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Data-data penelitian diperoleh dari buku-buku atau sumber tertulis lainnya seperti artikel dan sebagainya. Setelah data-data tersebut terkumpul, akan dipilah mana data yang dapat menunjang penelitian, kemudian data tersebut diteliti menurut tema penelitian ini. Data-data penelitian diambil dari sumber pustaka seperti novel dan komik. Jadi, untuk penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut: (a.) Pemilihan tema (b.) Penentuan judul (c.) Menentukan teori (d.) Mengumpulkan dan mengelompokkan data (e.) Menulis penelitian (f.) Menyimpulkan hasil penelitian (g.) Mempresentasikan 10

1.5 Organisasi Penulisan Sistematika penulisan ini dibagi ke dalam empat bab. Bab pertama ini adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian dan organisasi penulisan. Bab kedua adalah landasan teori. Dalam bab ini dijelaskan teori-teori yang akan digunakan oleh penulis dalam menganalisis data terdiri dari dua sub bab yaitu pragmatik dan shakumei. Bab ketiga adalah analisis implikatur dan presuposisi yang terdapat dalam shakumei. Sumbernya berasal dari berbagai buku. Penyusunan bab ini berdasarkan teori yang telah diperoleh pada bab dua. Bab keempat adalah kesimpulan yang merupakan hasil analisis dari bab tiga. 11