SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi, persaingan yang semakin ketat, kondisi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure)

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahan baku atau raw material. Karena bisnis manufaktur menekankan

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ERAMOTOR DEALER YAMAHA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

PENCATATAN PERSEDIAAN PAKAN APUNG SPLA12-5 DI PT X UNIT LAMPUNG RECORDING OF STOCK OF FLOATING FEED SPLA12-5 IN THE PT X UNIT LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA)

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. yakni Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang, yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Prosedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi. Nama : Nammeta Riski A.K Npm : Kelas : 3DA04

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan demi tercapainya tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

EVALUASI PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANG PADA PT CLTM BANDAR LAMPUNG

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini

A. Prosedur Pemesanan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Prosedur Pencatatan Piutang Pada PT. Tresna Sukses Mandiri. Nama : Yulina Merrys Pradipta Npm :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan

Transkripsi:

ABSTRAK SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI (Studi Kasus pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi) Oleh : Ike Sulistyawati Dosen Pembimbing : Lutfi Harris, SE.,MAk., Ak Kelancaran proses produksi merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah perusahaan. Permintaan konsumen akan produk pakan udang sangat besar, sehingga diperlukan kelancaran proses produksi pada perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengendalian internal pembelian yang bertujuan untuk mengadakan bahan baku saat stok bahan baku di gudang telah menipis. Bagian PPIC akan mengajukan permintaan pembelian bahan baku kepada departemen pembelian. Akan tetapi kelangkaan bahan baku pada pasaran yang disebabkan oleh musim menjadi masalah bagi departemen pembelian. Departemen pembelian akan kesulitan mendapatkan fish meal yang diminta oleh sub departmen PPIC, proses produksi pun terhambat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana system informasi pembelian dan system pengendalian pembelian bahan baku pada perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti berusaha menggambarkan system informasi pembelian dan system pengendaliannya yang diterapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa system informasi pembelian yang diterapkan perusahaan telah efektif. Perusahaan selalu menjadwalkan pembelian bahan baku sebelum bahan baku di gudang habis. Sistem pengendalian pembelian bahan baku pun efektif dengan adanya pemisahan fungsi yang terkait, lengkapnya dokumen dokumen pembelian, audit keuangan dan audit ISO Kata kunci : kelancaran proses produksi, sistem pengendalian internal, kelangkaan bahan baku dan system pembelian. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era persaingan global, suatu industry harus mampu memenuhi kriteria standar yang diinginkan oleh pasar dan peka terhadap perubahan lingkungan, agar tetap eksis dalam persaingan pasar yang semakin ketat. Sebagai bagian penting dari kepekaan lingkungan tersebut adalah bagaimana upaya perusahaan untuk segera merespon preferensi konsumen. Jumlah pesaing yang semakin banyak bermain di industri sejenis memberikan kesempatan lebih luas kepada konsumen untuk memilih produk yang mampu memenuhi harapan konsumen. Situasi inilah yang menuntut pihak perusahaan agar dapat bersikap lebih aktif dan produktif dalam mengelola usahanya sehingga perusahaan bukan hanya mampu bertahan saja tetapi juga mampu untuk menyeimbangkan diri dalam lingkungan usahanya. Pada dasarnya yang bertanggungjawab dalam mengelola aktivitas perusahaan adalah pihak manajemen. Manajemen memerlukan peta yang menggambarkan berbagai kegiatan yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa serta informasi sumber daya yang dikorbankan untuk melaksanakan berbagai kegiatan tersebut. Manajemen harus memahami berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen. Dengan pemahaman ini manajemen dapat melakukan perbaikan terus menerus kegiatan untuk memproduksi dan menyerahkan produk dan jasa kepada konsumen. Persediaan bahan baku adalah merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting (Gitusudarmo,2002:94). Dalam aktivitasnya setiap perusahaan yang melakukan proses produksi, keberadaan persediaan bahan baku menjadi salah satu faktor penentu dalam mendukung aktivitas produksi yang dilakukan. Pembelian persediaan baku bertujuan untuk memenuhi tingkat permintaan konsumen yang akan datang. Dalam pembelian persediaan bahan baku perusahaan membutuhkan biaya yaitu pemesanan bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Oleh karena itu setiap perusahaan perlu 2

mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimal yang dapat menjamin kelancaran kegiatan proses produksi. Dalam proses produksi yang lancar harus tersedia tenaga kerja mesin, bahan baku, dan dana yang cukup. Dalam melakukan proses produksinya perusahaan sering terjadi kesalahan baik yang bersifat operasional maupun yang tidak. Kesalahan dalam proses produksi yang bersifat operasional dapat menyebabkan terlambatnya hasil produksi atau ketidaksesuaian dalam kualitas hasil produksi, disamping itu keterlambatan dan kesalahan pembelian bahan baku dapat menyebabkan terlambatnya hasil produksi atau ketidaksesuaian dalam kualitas hasil produksi. Kegagalan dalam aktivitas pembelian yang menyangkut masalah harga. Kuantitas dan kualitas mempunyai peranan terhadap aktivitas lainnya, misalnya kualitas bahan baku yang salah akan mengakibatkan kualitas hasil produksi juga akan rendah dan hal ini mempunyai dampak yang luas terhadap aktivitas penjualan. Demikian pula apabila nilai pembelian salah dalam arti perolehan cukup tinggi sebagai akibat adanya manipulasi dan lain lain, akan mengakibatkan harga pokok penjualan akan tinggi sehingga tidak dapat bersaing dalam pemasaran. Dalam hal hal seperti inilah peranan pengendalian pembelian bahan baku sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan, yaitu untuk mencegah dan meminimalisasikan kegagalan dalam pembelian bahan baku. Salah satu cara untuk menunjang kelancaran proses produksi adalah dengan menghindari kesalahan yang dapat terjadi waktu pembelian bahan baku, yaitu dengan adanya pengendalian pembelian bahan baku yang memadai. Pengendalian bahan baku harus mendapat perhatian yang besar dari pihak manajemen perusahaan, karena pengendalian atas pembelian bahan baku yang baik menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan. Melalui pengendalian pembelian bahan baku yang baik maka dapat mendukung proses produksi agar dapat berjalan dengan lancar. Masalah yang sering muncul adalah ketika musim hujan maka pembelian bahan baku terhambat akibat sulitnya bahan baku tersebut diperoleh. Karena suplier juga kesulitan memenuhi perusahaan atas bahan baku tepung lemuru (fish meal) yang diakibatkan oleh musim penghujan. Pada bulan Desember hingga Maret fish meal yang 3

diproduksi tidak mencapai angka 130.000 kg, hal ini dikarenakan susahnya mendapatkan pasokan fish meal dari suplier. Pada bulan April fish meal meningkat. Puncaknya ada dibulan Agustus fish meal yang diproduksi dapat menembus angka 177.205 kg. Karena pada bulan April hingga Oktober fish meal mudah didapat. Faktor cuaca berperan dalam hal ini, dimana ketika musim penghujan ikan lemuru yang merupakan bahan baku dari fish meal ini susah didapat,sehingga pasokan fish meal pun terhambat. Atas dasar uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dan membahas bagaimana Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku Dalam Menunjang Kelancaran Proses Produksi (Studi kasus pada PT Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengingat pentingnya peranan pengendalian intern di dalam pembelian bahan baku pada PT. Suri Tani Pemuka (PT. STP), maka penulis mencoba merumuskan masalah: 1. Bagaimana system pembelian bahan baku pada PT. STP? 2. Apakah system pembelian bahan baku pada PT. STP telah efektif? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mencari dan mengetahui jawaban yang tepat atas masalah masalah yang penulis kemukakan dalam bagian perumusan masalah diatas. Tujuan lainnya yaitu penulis ingin menyelesaikan penyusunan skripsi sesuai dengan kenyataan dan berlandaskan ilmiah sehingga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. 1.4 Kontribusi Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi: 1. Kontribusi praktis Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam rangka perbaikan dan pengembangan dari praktik praktik yang dianggap sudah memadai. 4

2. Kontribusi Akademis a. Bagi penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah, khususnya terhadap pengendalian internal. b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Agar bisa ditelaah oleh lebih banyak orang yang diharapkan dapat dijadikandasar bagi penelitian dan acuan untuk melakukan penelitian yang berkaitandengan masalah ini dimasa yang akan datang. 5

BAB II Metodelogi Penelitian 2.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. (M.Nasir, 2003) menjelaskan bahwa metode penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau peristiwa yang terjadi pada masa sekarang. Sedangkan pengertian penelitian deskriptif menurut (Supardi, 2005) adalah penelitian yang dilakukan pada taraf dan analisis untuk mengungkapkan keadaan atau peristiwa yang sebenarnya. Sedangkan definisi untuk penelitian studi kasus, (Nasir, 2003) studi kasus adalah penelitian tentang status obyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek penelitian dapat berupa individu, kelompok lembaga atau masyarakat. (Indriantoro, 1999) penelitian studi kasus adalah penelitian karakteristeristik yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Tujuan penelitian studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam subjek penelitian tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek penelitian tersebut. Lingkup penelitian kemungkinan berkaitan dengan suatu siklus kehidupan atau hanya mencakup bagian tertentu dan kejadian secara keseluruhan (Indriantoro, 1999). Alasan menggunakan pendekatan studi kasus pada penelitian yang dilakukan di perusahaan PT.Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi adalah untuk menganalisis 6

pengendalian sistem pembelian bahan baku pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi ketika terjadi kelangkaan ikan pada musim hujan dan untuk memberikan gambaran yang lengkap tentang latar belakang dan kondisi yang terjadi pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi kemudian mengungkapkannya pada penelitian ini. 2.2 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di bagian pembelian PT Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed yang beroperasi di Banyuwangi 2.3 Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui media perantara dan berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Menurut Cooper dan Emory (1997), sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian kita. Data primer dapat berupa opini orang secara individu atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian, dan hasil pengujian. Pada penelitian ini penulis melakukan pengamatan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal pembelian bahan baku. Penulis juga melakukan wawancara dengan bagian pembelian, bagian QC dan bagian F&A. 7 Sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti melalui media perantara (diperoleh dan dicatat dari pihak lain). Menurut Cooper dan Emory (1997), sumber data sekunder adalah studi yang dilakukan oleh pihak lain untuk sasaran mereka sendiri. Data ini dapat berupa dokumen, catatan atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip baik dipublikasi atau pun tidak. Antara lain, gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, deskripsi kerja, prosedur akuntansi untuk pembelian bahan baku, dan penerapan pengendalian internal terhadap pembelian bahan baku. 2.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Studi Pustaka Kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan landasan teori yang relevan, dengan membaca literatur, artikel, laporan laporan yang berhubungan dengan penelitian dan sumber sumber lainnya. 2. Studi Lapangan Pencarian data dan informasi dengan cara terjun langsung ke objek penelitian, yaitu PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi. Metode ini dapat dilakukan dengan cara: a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhdap hal hal yang perlu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik yang ada dilokasi penelitian, dengan cara mempelajari buku buku dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, yang ditujukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pimpinan perusahaan serta kepala bagian (bagian pembelian, bagian quality control, dan bagian akuntansi dan keuangan) yang berwenang terhadap objek yang diteliti. Tujuan wawancara ini adalah memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai sistem pengendalian internal pembelian bahan baku PT. Suri Tani Pemuka Banyuwangi. c. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari arsip arsip yang dimiliki oleh perusahaan. Metode pengumpulan data ini adalah dengan melakukan pengumpulan dokumen dokumen yang diperlukan dan diperoleh dari objek yang diteliti. 2.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode penelitian ilmiah karena dengan menggunakan analisis data data yang diperoleh dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis kualitatif atau non statistik dimana data data yang berhasil dikumpulkan diolah dan kemudian dianalisis yang merupakan suatu cara atau langkah dalam mengelola data primer 8

untuk memecahkan masalah penelitian. Tahap pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan data data dan informasi yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Mengelola dan menganilisis data kemudian dibandingkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka sehingga didapat suatu kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Menggambarkan secara umum PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi yang meliputi sejarah perusahaan, visi, misi, komitmen, tata nilai, bidang usaha, dan struktur organisasi. 2. Menganalisis dan memahami praktik sistem pengendalian internal atas pembelian bahan baku pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi yang dikelola oleh bagian pembelian, bagian quality control, dan bagian akuntansi & keuangan. 9

BAB III Hasil dan Pembahasan 3.1 Tujuh Pengendalian Umum Pengendalian umum didesain untuk meyakinkan bahwa lingkungan pengendalian organisasi stabil dan ditangani dengan baik untuk mencapai keefektifan pengendalian aplikasi. Hasil analisis penulis pada tujuh pengendalian umum pada PT. STP Banyuwangi terdiri dari pengendalian organisasi, pengendalian dokumentasi, pengendalian pertanggung jawaban asset, pengendalian praktek manajemen, pengendalian pusat informasi, Pengendalian otorisasi, dan pengendalian hak akses. 3.1.1 Pengendalian Organisasi Pengendalian Organisasi di dalam siklus pembelian PT. STP Banyuwangi dengan memisahkan tanggung jawab fungsi fungsi yang terkait dalam siklus pembelian. Oder pembelian hanya bisa dilakukan oleh departemen pembelian yang didasarkan pada permintaan pengadaan bahan baku oleh sub departemen PPIC. Penerimaan, pembongkaran, dan penyimpanan bahan baku hanya bisa dilakukan oleh sub departemen gudang yang terpisah dengan sub departemen produksi. Pelaksanaan pembayaran pun hanya bisa dilakukan oleh bagian keuangan, dan pencatatan transaksi pembelian dilakukan bagian akuntansi. 3.1.2 Pengendalian Dokumentasi Dokumen dokumen yang harus ada pada siklus pembelian bahan baku pada PT. STP Banyuwangi adalah surat permintaan pengadaan bahan baku yang dibuat oleh sub departemen PPIC. Karena bagian PPIC yang bertugas merencanakan kebutuhan bahan baku dari suatu produk. Bagian PPIC menjadwalkan kebutuhan bahan baku berdasarkan permintaan konsumen terhadap suatu produk. PPIC harus selalu memantau ketersediaan bahan baku di gudang, dan ketika bagian PPIC menjadwalkan 10

produksi suatu produk dan menghitung bahan baku yang tersedia tidak mencukupi maka bagian PPIC mengajukan permintaan pembelian bahan baku kepada department pembelian. Bagian pembelian pun mulai mencari pemasok dari bahan baku tersebut, dan melakukan negoisasi harga serta meminta sampel bahan baku untuk dicek apakah bahan baku tersebut sesuai dengan standart PT. STP Banyuwangi. Setelah sampel dikirim sampel akan dicek oleh department QC. Departemen QC akan mengeluarkan hasil analisis yang berisi penilaian mutu bahan baku tersebut apakah layak diterima atau tidak. Jika layak diterima maka hasil analisis dari department QC tersebut dan negosasi harga akan disampaikan kepada Head Of Unit (HOU). Jika HOU tidak setuju dengan harga maka department pembelian melakukan negoisasi ulang, jika tidak ditemukan harga yang sesuai maka department pembelian harus mencari pemasok lain. Jika terjadi kesepakatan harga, order pembelian tersebut divalidasi dan oleh pembelian difax ke pemasok, didistribusikan ke accounting ( lembar 1 & 2) dan untuk arsip pembelian (lembar 3). Pembelian kemudian menginput data order pembelian dan memberitahukan jadwal kedatangan bahan baku kepada departemen gudang, QC, PPIC. Jika bahan baku telah diterima maka departemen pembelian memproses pembayaran tagihan dari pemasok menggunakan bukti barang masuk, surat jalan, bukti timbang, dan hasil analisa bongkaran bahan baku. 3.1.3 Pengendalian Pertanggungjawaban Aset Pengendalian pertanggungjawaban asset dalam siklus pembelian bahan baku berarti pertanggungjawaban terhadap bahan baku, pemeliharaan bahan baku dilakukan oleh sub departemen gudang. Mereka bertanggung jawab penuh dalam penataan/penyimpanan bahan baku. Pemeriksaan persediaan bahan baku dilakukan dengan membandingkan catatan persediaan bahan baku dengan jumlah fisik bahan baku yang terdapat pada gudang. 3.1.4 Pengendalian Praktek Manajemen PT. STP Banyuwangi merekrut karyawan sesuai untuk setiap fungsi pembelian. Contohnya karyawan yang berlatar pendidikan akuntansi, manajemen. 11

Setiap calon karyawan akan diberi tes wawancara untuk menentukan apakah kompetensi calon karyawan tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh PT. STP Banyuwangi atau tidak. Setelah diterima karyawan tersebut akan diberi training agar mengetahui system yang berjalan pada PT. STP Banyuwangi, dalam hal ini system pembelian bahan baku. 3.1.5 Pengendalian Pusat Informasi Seperti yang telah dijelaskan diatas pembelian bahan baku didasarkan pada permintaan sub departemen PPIC. Karena bagian PPIC yang bertugas merencanakan kebutuhan bahan baku dari suatu produk. Bagian PPIC menjadwalkan kebutuhan bahan baku berdasarkan permintaan konsumen terhadap suatu produk. PPIC harus selalu memantau ketersediaan bahan baku di gudang, dan ketika bagian PPIC menjadwalkan produksi suatu produk dan menghitung bahan baku yang tersedia tidak mencukupi maka bagian PPIC mengajukan permintaan pembelian bahan baku kepada department pembelian. Bagian pembelian pun mulai mencari pemasok dari bahan baku tersebut, dan melakukan negoisasi harga serta meminta sampel bahan baku untuk dicek apakah bahan baku tersebut sesuai dengan standart PT. STP Banyuwangi. Setelah sampel dikirim sampel akan dicek oleh department QC. Departemen QC akan mengeluarkan hasil analisis yang berisi penilaian mutu bahan baku tersebut apakah layak diterima atau tidak. Jika layak diterima maka hasil analisis dari department QC tersebut dan negosasi harga akan disampaikan kepada Head Of Unit (HOU). Jika HOU tidak setuju dengan harga maka department pembelian melakukan negoisasi ulang, jika tidak ditemukan harga yang sesuai maka department pembelian harus mencari pemasok lain. Jika terjadi kesepakatan harga, order pembelian tersebut divalidasi dan oleh pembelian difax ke pemasok, didistribusikan ke accounting ( lembar 1 & 2) dan untuk arsip pembelian (lembar 3). Pembelian kemudian menginput data order pembelian dan memberitahukan jadwal kedatangan bahan baku kepada departemen gudang, QC, PPIC. Jika bahan baku telah diterima maka departemen pembelian memproses pembayaran tagihan dari pemasok menggunakan bukti barang masuk, surat jalan, bukti timbang, dan hasil analisa bongkaran bahan baku. 12

3.1.6 Pengendalian Otorisasi Pengendalian otorisasi pada siklus pembelian bahan baku pada PT. STP Banyuwangi sebelum terjadi pembelian bahan baku departemen pembelian akan mencarikan pemasok dan penawaran harga dari pemasok. Departemen QC akan mengecek kualitas contoh bahan baku. Saat manajer QC sudah mengatakan bahan baku dari pemasok maka departemen pembelian meminta otorisasi pembelian kepada HOU dengan membawa hasil analisis dari departemen QC dan surat penawaran harga dari pemasok. Jika HOU sudah mengotorisasi baru order pembelian dapat dilaksanakan. 3.1.7 Pengendalian Hak Akses Pengendalian hak akses berarti karyawan tidak bisa mengakses seluruh kegiatan, hanya beberapa kegiatan yang bisa diakses oleh setiap karyawan. Sebagai contoh hanya bagian keuangan yang mempunyai akses ke ruang penyimpanan kas perusahaan. Beberapa computer pun diberi password agar orang orang yang tidak berpentingan bisa mengakses data yang ada dalam computer. 13

BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan hasil penelitian pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi (PT. STP Banyuwangi) sebagai berikut: Sistem pembelian bahan baku pada PT. STP Banyuwangi sudah efektif. PT. STP Banyuwangi selalu melakukan perencanaan pemakaian bahan baku, sehingga PT. STP Banyuwangi mengetahui stock bahan baku dan dapat melakukan pembelian bahan baku sebelum bahan baku benar benar habis di gudang. Sistem pengendaliannya pun efektif, dengan adanya pemisahan fungsi, penetapan wewenang dan tanggung jawab, adanya otorisasi, audit keuangan dan audit ISO. Dengan system pengendalian yang efektif ini system pembelian dapat berjalan dengan semestinya, dan mengurangi resiko terjadinya kercurangan dalam system pembelian. Namun perencanaan pembelian bahan baku tidak dapat berjalan lancar ketika musim penghujan dan fish meal mengalami kelangkaan. Kelangkaan fish meal dipasaran membuat PT. STP Banyuwangi kalang kabut, karena produksi akan berjalan tidak sesuai rencana, terutama produksi pakan udang yang menggunakan bahan baku fish meal. PT. STP Banyuwangi terkadang terpaksa menerima fish meal dengan kualitas jelek agar produksi tetap berjalan. Bahkan tidak jarang produksi pakan udang yang berbahan baku fish meal berhenti karena department pembelian tidak dapat menemukan pemasok fish meal walaupun sudah mencari dari beberapa daerah lain. Sehingga PT. STP tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan, tentu saja hal ini dapat mengecewakan pelanggan. 14

15