II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

II. LANDASAN TEORI A.

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to

IV. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA TEORI. Integrasi usaha sapi pada kawasan persawahan bertujuan untuk. memanfaatkan potensi sumberdaya wilayah dalam rangka mempertahankan

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden. Untuk mengetahui hasil distribusi produksi garam, modal,

METODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau, Domba dan Kambing) sangat strategis sebagai komponen dalam

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepemilikan modal petani untuk

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masalah dalam mencukupi ketersediaan pangan adalah:

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Kata kunci: Tanaman kakao, Produktifitas dan fungsi produksi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Permintaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Mengenai Usahatani

BAB IV METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

KERANGKA PEMIKIRAN. transformasi input (resources) ke dalam output atau yang melukiskan antara

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Produksi Produksi merupakan sebuah proses menghasilkan suatu barang atau jasa. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk menghasilkan telur ayam ras dengan menggunakan kombinasi faktorfaktor produksi tertentu. Faktor produksi yang dibutuhkan dalam proses produksi pada dasarnya terdiri dari berbagai macam sesuai dengan kegiatan produksi. Hubungan antara faktor produksi (input) terhadap hasil produksi (output) dinyatakan dalam fungsi produksi, yang dimana secara matematis fungsi produksi menurut Mubyarto (1989) dituliskan sebagai berikut: Y = f (x 1, x 2,..x n ) (2.1) Keterangan: Y x 1, x 2,...x n : hasil produksi fisik : faktor faktor produksi

7 Selanjutnya, faktor produksi yang secara umum digunakan dalam proses produksi dinyatakan dalam fungsi produksi seperti berikut (Sukirno, 2002). Q = f (K,L,R,T) (2.2) Keterangan: K : jumlah stok modal L : jumlah tenaga kerja R : sumber daya alam T : tingkat teknologi Q : jumlah produksi yang dihasilkan Faktor sumber daya alam merupakan faktor produksi yang disediakan oleh alam. Dalam penelitian ini faktor produksi tanah adalah besarnya lahan yang digunakan peternak untuk mengembangkan usaha ternak ayam ras petelur. Faktor tenaga kerja memiliki peran sebagai pelaku di suatu usaha. Tenaga kerja dalam usaha ternak ayam ras petelur ini meliputi sejumlah buruh yang ada untuk melaksanakan proses produksi telur ayam ras berdasarkan keahlian dan tingkat pendidikan yang dimiliki. Modal merupakan faktor yang dimiliki oleh seseorang berkeinginan membangun dan mengembangkan usaha. Modal digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi, perlengkapan dan peralatan yang membantu proses produksi. Dalam penelitian ini faktor produksi modal meliputi bibit ayam (DOC), pakan, vitamin dan obat, peralatan perawatan, sewa lahan dll.

8 Faktor teknologi dalaam hal ini juga berpengaruh proses produksi suatu usaha. Perkembangan teknologi secara khusus dapat membantu proses produksi maupun meningkatkan produksi. Selain itu, setiap produsen akan berusaha selalu menggunakan faktor-faktor produksi maupun metode produksi yang efisien guna mengoptimalkan hasil. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini juga memgidentifikasi adanya faktor teknologi dalam proyeksi produksi. Berkaitan dengan hal itu, dalam penelitian ini variabel terikat berupa produksi telur ayam ras (y) dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas. Variabel bebas dalam pendugaan produksi telur ayam ras berupa populasi ayam ras petelur (x 1 ), luas lahan/kandang (x 2 ), pakan (x 3 ), bibit ayam (x 4 ), obat-obatan (x 5 ), tenaga kerja (x 6 ) dan teknologi (x 7 ). Bila hubungan antara variabel bebas dan terikat tersebut dituliskan dalam fungsi matematika maka: y = f (x 1, x 2, x 3, x 4, x 5, x 6, x 7 ) (2.3) Hubungan antara faktor-faktor produksi tersebut dengan produksi telur ayam ras dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam suatu fungsi produksi yaitu fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi Cobb Douglas merupakan fungsi produksi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel (variabel terikat dan variabel bebas) (Soekartawi, 2003). Selain variabel terikat dan variabel bebas, dalam fungsi produksi Cobb- Douglas juga terdapat intersep (a) dan koefisien regresi (b) yang akan mempengaruhi besarnya produksi telur. Misalnya, bila produksi telur

9 ayam ras dipengaruhi oleh variabel populasi ayam ras petelur (x 1 ) sehingga secara matematik, fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan seperti persamaan berikut. b1 y=ax 1 (2.4) Selanjutnya, untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan (2.4) maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linear dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut. Jadi, logaritma dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut. log y = log a + b 1 log x 1 (2.5) Selanjutnya, dalam kegiatan produksi telur, peternak sebagai pembuat keputusan produksi selalu mengupayakan kegiatan produksi yang efisien. Efisiensi merupakan hasil perbadingan antara output fisik dengan input fisik. Menurut Soekartawi (2003), efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi seperti ini akan terjadi apabila peternak mampu membuat suatu upaya agar nilai produk marjinal (NPM) untuk suatu input (faktor produksi) sama dengan harga input (P) atau dapat dituliskan sebagai berikut (Soekartawi, 2003). NPM x = P x atau (2.6) NPM x /P x = 1 Dalam produksi telur ayam ras, kondisi ini dianggap berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi. Namun,

10 dalam banyak kenyataan NPM x tidak selalu sama dengan P x dan yang sering terjadi menurut Soekartawi (2003) adalah sebagai berikut. 1. (NPMx/Px)>1 ; artinya bahwa penggunaan input x belum efisien. Untuk mencapai tingkat efisien maka input harus ditambah. 2. (NPMx/Px)<1 ; artinya penggunaan input x tidak efisien. Untuk mencapai atau menjadi efisien maka input harus dikurangi. 2. Teori Konsumsi Titik pangkal dan tujuan akhir dari seluruh kegiatan ekonomi adalah konsumsi. Berkaitan dengan komoditas telur, konsumsi telur ayam ras merupakan kegiatan pembelian dan penggunaan telur ayam ras baik untuk individu maupun rumah tangga. Seperti halnya produksi suatu telur ayam ras, konsumsi telur ayam ras juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi telur ayam ras juga dapat merujuk dari faktor faktor yang mempengaruhi permintaan komoditas lain. Menurut Lipsey (1991), jumlah yang diminta suatu komoditas dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu: 1. Harga komoditas yang bersangkutan 2. Harga komoditas yang erat kaitannya 3. Pendapatan rata-rata rumah tangga 4. Selera 5. Distribusi pendapatan diantara rumah tangga 6. Jumlah penduduk

11 Faktor selera dalam hal ini dimasukkan karena juga mempengaruhi pola konsumsi seseorang terhadap telur ayam ras. Selanjutnya, faktor harga barang penganti maupun barang pelengkap dari komoditas telur ayam ras (non telur) erat kaitannya dengan tingkat kepuasan atau utilitas. Kepuasan atau utilitas didefinisikan sebagai kepuasan yang diterima seseorang akibat aktivitas yang dilakukannya, yang dalam hal ini adalah kegiatan konsumi. Selain itu, tujuan setiap individu dalam mengkonsumsi sejumlah barang adalah memaksimumkan kepuasan yang didapat. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan utilitas menurut Nicholson (2008). Misalnya pada kasus telur ayam ras, seseorang akan memaksimumkan kepuasan (U) dalam mengkonsumsi telur ayam ras (x T ) dengan dipengaruhi kombinasi beberapa komoditas lain (x NT ) seperti daging ayam, daging sapi, tempe, tahu ataupun beras (non telur). Jadi, bila konsumen memaksimumkan kepuasan (U) dalam mengkonsumsi telur ayam ras (x T ) terhadap komoditas non telur, maka hubungan matematis kepuasan maksimum dapat dituliskan sebagai berikut. Utility = U (x T, x NT ) (2.7) Selanjutnya, untuk memaksimumkan kepuasan akan konsumsi telur ayam ras, seseorang dibatasi oleh pendapatan (I) yang dimiliki. Dengan kata lain, untuk mengkonsumsi sejumlah telur ayam ras (x T ) dengan harga telur (p T ) yang dikombinasikan dengan konsumsi barang lain berupa non telur (x NT ), maka persamaan tersebur dapat dituliskan dengan pertidaksamaan berikut.

12 I = p T x T + p NT x NT atau (2.8) I - p T x T + p NT x NT = 0 Berdasarkan metode pengembangan untuk memaksimumkan suatu fungsi yang dibatasi maka persamaan (2.8) dapat disusun dengan menggunakan persamaan Lagrangian yang dapat dituliskan sebagai berikut. L = U (x T, x NT ) + λ (I - p T x T + p NT x NT ) (2.9) Untuk maksimumkan fungsi di atas maka masing-masing bagian dari fungsi diturunkan dengan x T, x NT, dan λ. = U λ p T = 0, x T x T x NT = U x NT λ p NT = 0, λ = I p Tx T p NT x NT = 0 (2.10) Persamaan tersebut dapat dituliskan kembali dengan variasi lain, yaitu : U/ x T U/ x NT = p T p NT (2.11) Selanjutnya, sebagaimana diketahui bahwa perbandingan antara marjinal utulitas dari dua barang (x T dan x NT ) merupakan (marginal rate of substitution) diantara dua barang tersebut. Oleh sebab itu, kondisi optimal utilitas dari dua barang yang dibatasi oleh pendapatan adalah sebagai berikut. MRS (x T for x NT ) = p T p NT (2.12)

13 Persamaan (2.12) menggambarkan kombinasi konsumsi telur ayam ras (x T ) dengan harga sebesar P T terhadap barang non telur (x NT ) dengan harga sebesar P NT yang memberikan kepuasan yang sama. Barang non telur dapat berupa barang substitusi maupun komplementer dari telur ayam ras. Berkaitan dengan hal itu, maka dalam penelitian ini variabel terikat berupa konsumsi telur ayam ras (C) dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas. Variabel bebas dalam pendugaan model konsumsi telur ayam ras berupa harga telur, harga barang non telur (P NT ) yaitu harga barang substitusi dan harga barang komplementer, pendapatan per kapita (I), jumlah penduduk (N), selera (s), dan distribusi pendapatan (Is). Bila hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat di atas dituliskan dalam fungsi matematika maka : C = f (P T, P NT, I, N, s, Is) (2.13) 3. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang diambil sebagai bahan kajian merupakan penelitian tentang proyeksi, analisis produksi dan permintaan. Penelitian yang dilakukan oleh Suci (2011) mengenai proyeksi permintaan daging ayam ras menggunakan analisis trend dengan metode Linear Least Square. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan daging ayam ras di Kota Surakarta dalam proyeksi terdiri dari harga daging ayam, harga daging sapi, harga telur ayam ras, harga beras, jumlah penduduk dan pendapatan per kapita. Proyeksi permintaan daging ayam ras di Kota

14 Surakarta periode 2010 hingga 2015 mengalami peningkatan permintaan daging ayam ras. Metode proyeksi yang serupa juga digunakan oleh Ningtyas (2010) dalam penelitiannya mengenai proyeksi produksi kedelai. Berdasarkan penelitiannya, metode yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda serta analisis trend. Selain proyeksi produksi kedelai, dengan menggunakan metode ini dapat diketahui pula hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Hasil penelitian berupa proyeksi produksi kedelai di Indonesia periode 2009-2014 adalah menurun. Selain itu, faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai di Indonesia adalah luas panen dan tenaga kerja (Ningtyas, 2010). Selain menggunakan least square method, proyeksi juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode 2SLS (Two Stage Least Squares). Metode proyeksi ini digunakan dalam penelitian proyeksi produksi dan permintaan jagung, pakan dan daging ayam ras oleh Ketut Kariyasa (2004). Metode ini memungkinkan, masing-masing persamaan saling berhubungan dengan persamaan yang lain. Hasil penelitian dengan menggunakan metode ini yaitu proyeksi permintaan jagung dan daging ayam lebih besar dari produksi, sedangkan proyeksi produksi pakan lebih besar dari proyeksi permintaan. Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam proyeksi produksi dan konsumsi telur ayam ras ini berkaitan dengan variabel produksi dan konsumsi komoditas lain yang serupa. Wardhani (2012) melakukan penelitian

15 mengenai analisis efisiensi produksi usaha peternakan ayam ras pedaging. Metode yang digunakan adalah metode fungsi produksi frontier stokastik dan analisis R/C ratio. Hasil penelitiannya menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan usaha peternakan ayam ras pedaging adalah pakan, bibit ayam atau DOC, tenaga kerja, obat-obatan, tingkat pendidikan dan listrik. Hasil penelitian ini mendukung variabelvariabel yang berpengaruh dalam produksi peternakan ayam ras. Variabelvariabel yang dimaksudkan seperti pakan, bibit ayam atau DOC, tenaga kerja dan obat-obatan. Namun demikian, variabel bibit ayam atau DOC dalam penelitian ini disesuaikan menjadi jumlah populasi ayam ras petelur. Hal ini juga sebagaimana Sitompul (2014) yang menggunakan variabel populasi ayam ras petelur dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran telur ayam ras di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, untuk proyeksi konsumsi variabel yang berpengaruh didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hastang (2011). Penelitian yang dilakukan oleh Hastang (2011) berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras. Metode analisis yang digunakan adalah regresi lienear berganda. Hasil penelitian yang dilakukannya yaitu pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan telur ayam ras sedangkan jumlah keluarga dan harga telur ayam ras tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan telur ayam ras jika dilihat secara parsial, tetapi secara bersama-sama

16 memberikan pengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan telur ayam ras. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini variabel pendapatan dan jumlah keluarga dimasukkan sebagai variabel yang mempengaruhi konsumsi telur. Namun demikian, variabel jumlah anggota keluarga dalam penelitian ini disesuaikan menjadi variabel jumlah penduduk. Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah alat analisis yang digunakan. Metode analisis tersebut berupa Linear Least Square yaitu regresi linear berganda serta analisis trend. Identifikasi variabel yang sama dengan penelitian sebelumnya yaitu dilihat dari variabel pakan, bibit ayam, tenaga kerja, obat-obatan, jumlah penduduk, harga telur, harga komoditas non telur (harga daging ayam, daging sapi dan harga beras), pendapatan dan jumlah penduduk. Meskipun variabel bebas yang akan digunakan dalam penelitian adalah variabel populasi ayam ras petelur, jumlah penduduk dan pendapatan. Kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini memproyeksikan antara produksi dan konsumsi. Selanjutnya hasil proyeksi ini akan dibandingkan diantara keduanya guna memberikan gambaran mengenai kecukupan telur ayam ras di Provinsi Lampung. Di sisi lain, penelitian sebelumnya hanya melakukan proyeksi pada satu sisi saja. Meskipun terdapat penelitian terkait dengan proyeksi pada dua sisi, tidak dilakukan perbandingan keduanya. Hal ini tidak memberikan gambaran pasti terhadap kondisi komoditas terkait di masa yang akan datang.

17 Di sisi lain, kelemahan dari penelitian ini yaitu tidak memasukkan semua variabel bebas yang mempengaruhi proyeksi produksi maupun konsumsi. Variabel bebas yang dimasukkan adalah variabel populasi ayam ras petelur untuk proyeksi produksi telur ayam ras dan variabel jumlah penduduk serta pendapatan per kapita Provinsi Lampung untuk proyeksi konsumsi. Harga faktor-faktor produksi, harga telur dan harga barang-barang non telur tidak dimasukkan dalam penelitian ini dikarenakan data harga tidak tersedia dari 2000 hingga 2013. Selain itu bila tetap dimasukkan model akan bias. B. Kerangka Pemikiran Telur merupakan salah satu komoditas yang dalam perkembangannya cukup stabil serta memiliki permintaan yang cukup tinggi. Terlebih lagi telur merupakan komoditas yang berpotensi sebagai sumber protein hewani pengganti daging sapi maupun daging ayam. Pada hakikatnya, produksi dan konsumsi merupakan kegiatan ekonomi yang berkenaan dengan barang dan jasa yang dalam hal ini adalah komoditas telur ayam ras. Produksi erat kaitannya dengan proses menghasilkan telur ayam ras, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan produksi telur ayam ras baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi telur ayam ras terdiri dari populasi ayam ras petelur, luas lahan (kandang), harga pakan, harga bibit ayam, harga obat-obatan, tenaga kerja, modal dan teknologi. Di sisi lain, konsumsi merupakan kegiatan membeli dan menghabiskan telur ayam ras. Konsumsi ini pun dipengaruhi

18 oleh faktor-faktor seperti pendapatan, harga barang itu sendiri, harga barang pengganti (substitusi), harga barang pelengkap (komplementer), penduduk selera dan distribusi pendapatan. Selanjutnya, dari masing-masing faktor yang mempengaruhi produksi maupun konsumsi dilakukan suatu proyeksi terhadap masing-masing kegiatan ekonomi. Metode yang digunakan dalam proyeksi produksi dan konsumsi ini dengan menggunakan metode peramalan secara kuantitatif yaitu metode ekonometrika. Proses peramalan dengan menggunakan metode tersebut akan diketahui bagaimana perkembangan produksi dan konsumsi telur ayam ras di Provinsi Lampung untuk waktu yang akan datang serta bagaimana kecukupan produksi memenuhi tingkat konsumsi telur ayam ras di Provinsi Lampung. Berikut merupakan kerangka pemikiran proyeksi produksi dan konsumsi telur ayam ras di Provinsi Lampung yang disajikan pada Gambar 1.

19 19 Faktor Produksi Faktor Konsumsi Populasi ayam petelur Produksi (y) Konsumsi (C) Pendapatan Jumlah Penduduk Luas lahan/kandang Pakan Bibit ayam Obat-obatan Tenaga kerja Teknologi Harga Barang Harga Barang Substitusi Harga Barang Komplementer Selera Distribusi Pendapatan Proyeksi Produksi Proyeksi Konsumsi Tercukupi : y > C Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti Gambar 2. Kerangka pemikiran proyeksi produksi dan konsumsi telur ayam ras di Provinsi Lampung