BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia pada periode diperoleh jumlah sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. beberapa kategori, sehingga dapat dilihat banyaknya elemen yang termasuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun oleh: Nama : Ridwan Rifai NPM : Jurusan : Akuntansi / S1 Pembimbing : Dr. Widyatmini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

: Dian Lesmana NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Dionysia Kowanda, SE., MMSi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menunjukkan adanya financial distress pada perusahaan-perusahaan manufaktur

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian. gterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompas100 selama periode tahun Berdasarkan hasil seleksi sampel

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia dan Singapore Exchange tahun Dari seluruh

YENIASARI RIZKIA BUDI AKUNTANSI PEMBIMBING : Rina Nofiyanti, SE., MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. 1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif akan mengemukakan cara-cara penyajian data hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia ( IDX Statistics Book, Indonesian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. perusahaan perbankan yang mempunyai Unit Usaha Syariah (UUS) dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

Transkripsi:

50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Sampel dalam penelitian ini diambil dari perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 yang melakukan kecurangan. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan maka diperoleh sebanyak 34 perusahaan. Berikut ini disajikan dalam tabel. Tabel 4.2 Kriteria Pengambilan Sampel No Kriteria Jumlah 1 2 3 Perusahaan non keuangan terdaftar di BEI antara tahun 2010-2013. Perusahaan tidak melaporkan laporan keuangan selama periode penelitian Perusahaan yang tidak mendapatkan sanksi dari BAPEPAM dan OJK untuk mengidentifikasi perusahaan yang melakukan kecurangan pelaporan keuangan (FFR) 342 (18) (290) Jumlah Sample Untuk perusahaan melakukan Fraud 34 Sumber : BAPEPAM dan OJK Sebagai pembanding di pilih 34 perusahaan yang tidak melakukan fraud dengan karakteristik yang sama dengan perusahaan yang melakukan fraud, yaitu dari jenis industri yang sama dan total asset yang tidak jauh berbeda.

51 Berdasarkan data dari perusahaan sampel diperoleh rata-rata, standar deviasi dari masing-masing variabel sebagai berikut : Tabel 4.2 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Financial Distress 68 0 1.76.427 Earning Manajemen 68 -.5521.5252 -.079967.1584513 Financial Leverage 68.0560 2.8763.504891.3920727 EmployeeDiff 68 -.7311 3.1436.345130.7209328 Kualitas Audit 68 0 1.24.427 Fraud 68 0 1.50.504 Valid N (listwise) 68 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015 Berdsarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa rata-rata financial distress pada perusahaan sampel adalah sebesar 0,76, artinya jumlah perusahaan yang memiliki financial distress adalah sebanyak 76%, sedangkan jumlah perusahaan yang tidak mengalami financial distress adalah sebanyak 24%. Nilai standar deviasi 0,427 lebih kecil dari nilai rata-rata sebesar 0,76, maka penyebaran data kesulitasn keuangan dalam penelitian ini terdistribusi merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tidak terlalu tinggi. Nilai rata-rata earning management pada perusahaan sampel adalah sebesar -0,079967. Nilai minimum earning management adalah sebesar -0,5521

52 dan nilai maksimum dari earning management adalah sebesar 0,5252. Nilai standar deviasi 0,1584 lebih besar dari nilai rata-rata (-0,0799), maka penyebaran data earning management dalam penelitian ini terdistribusi tidak merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi. Nilai rata-rata financial leverage pada perusahaan sampel adalah sebesar 0,5048 atau 50,48%, artinya setiap rupiah dari asset terdapat hutang sebesar Rp. 0,5048. Nilai minimum financial leverage adalah sebesar 5,60% dan nilai maksimum dari financial leverage adalah sebesar 287,63%. Nilai standar deviasi 0,3920 lebih kecil dari nilai rata-rata (0,5048), maka penyebaran data financial leverage dalam penelitian ini terdistribusi merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tidak terlalu tinggi. Nilai rata-rata employee diff pada perusahaan sampel adalah sebesar 0,3451 atau 34,51%, artinya perbedaan perubahan penjualan dengan perubahan jumlah karyawan adalah sebesar 34,51%. Nilai minimum employee diff adalah sebesar -73,11% dan nilai maksimum dari employee diff adalah sebesar 314,36%. Nilai standar deviasi 0,7209 lebih besar dari nilai rata-rata (0,3451), maka penyebaran data employee diff dalam penelitian ini terdistribusi tidak merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tidak terlalu tinggi. Nilai rata-rata kualitas audit pada perusahaan sampel adalah sebesar 0,24, artinya jumlah perusahaan yang menggunakan kualitas audit yang masuk dalam the big four, yaitu 24%. Nilai standar deviasi 0,427 lebih besar dari nilai rata-rata sebesar 0,24, maka penyebaran data kualitas audit dalam penelitian ini

53 terdistribusi tidak merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi. Nilai rata-rata kecurangan laporan keuangan (Fraud) pada perusahaan sampel adalah sebesar 0,50, artinya jumlah perusahaan yang melakukan kecurangan laporan keuangan dan yang tidak melaporkan adalah sama jumlahnya, yaitu 50%. Pemilihan sampel perusahaan yang tidak melakukan kecurangan laporan keuangan di dasarkan pada perusahaan jenis industri dan total aset dari perusahaan yang melakukan kecurangan laporan keuangan. Nilai standar deviasi 0,504 lebih besar dari nilai rata-rata sebesar 0,50, maka penyebaran data kecurangan laporan keuangan dalam penelitian ini terdistribusi tidak merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi. 4.2 Kelayakan Model Model regresi sebelum di analisis, maka model regresi harus memenuhi persyaratan, yaitu kelayakan model. Penilaian kelayakan model dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap nilai overall fit model terhadap data. Dalam hal ini digunakan uji Hosmer and Lemeshow Test. Output pada uji Hosmer and Lemeshow Test dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 6.504 8.591 Sumber : data sekunder yang telah diolah

54 Hasil pengujian didapatkan angka signifikansi pada uji Hosmer and Lameshow Test sebesar 0,591 > tingkat signifikansi ( =5%=0,05) sehingga model data penelitian pengaruh financial distress, earning management, financial leverage, employee diff dan kualitas audit terhadap kecurangan laporan keuangan adalah tergolong fit atau baik, sehingga layak dalam menjelaskan variabel penelitian ini. 4.3 Menilai Keseluruhan Model (overall model fit test) Menilai Keseluruhan Model (overall model fit test) adalah untuk menilai keseluruhan model regresi. Overall fit test diuji dengan menggunakan nilai -2 log likehood atau uji omnibus test. Nilai -2 log likehood menunjukkan penurunan angka kecocokan berdasarkan model iterasi yang dilakukan. Nilai -2 log likelihood yang turun cukup besar menunjukkan bahwa model akan semakin fit. Tabel 4.4 Keseluruhan Model (overall model fit test) Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 2 94.268 92.184.000.000 Sumber : Data diolah tahun 2015 Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan hasil bahwa Output SPSS memberikan dua nilai -2 log likelihood yaitu sebesar 94,268 (Blok Number = 0), -2 log likelihood yang kedua sebesar 92,184 (Blok Number = 1). Dengan kata lain

55 mengalami penurunan sehingga dapat disimpulkan bahwa regression logistic penelitian menunjukkan model yang baik. Bukti bahwa penurunan nilai -2 likelihood merupakan pengujian yang mengarah bentuk model yang fit dapat dilihat pada tabel 4.5, dari nilai chi square (nilai penurunan -2 log likelihood) pada omnibus test of model coefficient. Tabel 4.5 Chi-square df Sig. Step 1 Step 12.988 5.023 Block 12.988 5.023 Model 12.988 5.023 Sumber : Data sekunder yang telah di olah Nilai chi square dalam omnibus test of model coefficient merupakan penurunan (selisih) nilai -2 log likelihood dari model awal dengan model dengan 5 predikator. Hasil pengujian omnibus test diperoleh nilai chi square sebesar 12.988 dengan signiifkasi 0,023. dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penambahan variabel bebas (financial distress, earning management, financial leverage, employee diff dan kualitas audit) mampu memperbaiki model, sehingga dapat dinyatakan fit, atau dengan kata lain model boleh digunakan. 4.4 Uji Logistic Regression Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi logistik yang dilakukan terhadap semua variabel yaitu financial distress, earning management, financial

56 leverage, employee diff dan kualitas audit terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Pengujian Multivariate B S.E. Wald df Sig. Step 1 a Financial distress 2.957 1.236 5.722 1.017 Earning management 2.461 2.135 1.329 1.025 FinancialLeverage.460.699.434 1.510 EmployeeDiff.126.394.103 1.048 Kualitas Audit -1.082.692 2.446 1.118 Constant -2.933 1.239 5.602 1.018 Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2015 FRAUD = -2,933 + 2,957 DISTRESS + 2,461 EM + 0,460 LEV + 0,126 DIFF - 1,082 AUD_QUA + ε Persamaan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien regresi untuk financial distress sebesar 2,957, bernilai positif, dapat diartikan bahwa semakin perusahaan mengalami financial distrss, maka semakin besar perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan. 2. Koefisien regresi untuk earning management sebesar 2,461, bernilai positif, dapat diartikan bahwa semakin perusahaan melakukan earning management, maka semakin besar perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan.

57 3. Koefisien regresi untuk financial leverage sebesar 0,460, bernilai positif, dapat diartikan bahwa semakin perusahaan memiliki rasio hutang tinggi, maka semakin besar perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan. 4. Koefisien regresi untuk employee diff sebesar 0,126, bernilai positif, dapat diartikan bahwa semakin tinggi employee diff, maka semakin besar perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan. 5. Koefisien regresi untuk kualitas audit sebesar -1,082, bernilai negatif, dapat diartikan bahwa semakin perusahaan tidak menggunakan KAP the big four, maka semakin besar perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan. 4.5 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model pada variabel bebas yaitu financial distress, earning management, financial leverage,employee diff, dan kualitas audit secara bersama-sama dalam menerangkan variasi variabel terikat (kecurangan laporan keuangan). Hasil pengujian dengan SPSS pada uji ini dapat dilihat pada tabel berikut : Step Tabel 4.7 Koefisien Determinasi -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square 1 81.280 a.174.232 Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2015

58 Dari hasil tabel 4.7 terlihat angka koefisien determinasi pada pengujian Cox and Snell Square sebesar 0,174 dan Negelkerke R Square adalah 0,232 yang berarti variabilitas variabel dependen (financial distress, earning management, financial leverage, employee diff, dan kualitas audit) dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen yaitu kecurangan laporan keuangan sebesar 23,20 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini, seperti likuiditas, capital struktur, profitabilitas dan lain-lain. 4.6 Pengujian Hipotesis a. Pengaruh Financial Distress Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil koefisien regresi 2,957 dan signifikasi financial distress sebesar 0,017 hal ini dapat diartikan bahwa variabel financial distress berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, karena nilai signifikasi financial distress = 0,017 < 0,05. Dengan demikian H 1 yang menyatakan financial distress berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan di terima. b. Pengaruh Earning Management Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil koefisien regresi 2,461 dan signifikasi earning management sebesar 0,025, hal ini dapat diartikan bahwa variabel earning management berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, karena nilai signifikasi earning

59 amnagement = 0,025 < 0,05. Dengan demikian H 2 yang menyatakan earning management berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan di terima. c. Pengaruh Fianancial Leverage Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil koefisien regresi 0,460 dan signifikasi financial leverage sebesar 0,510, hal ini dapat diartikan bahwa variabel financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, karena nilai signifikasi financial leverage = 0,510 > 0,05. Dengan demikian H 3 yang menyatakan financial leverage berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan di tolak. d. Pengaruh Employee Diff Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil koefisien regresi 0,126 dan signifikasi employee diff sebesar 0,048, hal ini dapat diartikan bahwa variabel employee diff berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, karena nilai signifikasi employee diff = 0,048 < 0,05. Dengan demikian H 4 yang menyatakan employee diff berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan di terima. e. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil koefisien regresi 1,082 dan signifikasi kualitas audit sebesar 0,118, hal ini dapat diartikan bahwa variabel kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, karena nilai signifikasi kualitas audit = 0,118 >

60 0,05. Dengan demikian H 5 yang menyatakan kualitas audit berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan di tolak. 4.7 Pembahasan Dari analisis terhadap ke lima variabel independen tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut : 4.7.1 Pengaruh Financial Distress Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Financial Distress berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, hal ini mengindikasikan bahwa termotivasinya terjadinya kecurangan pelaporan keuangan berasal dari kondisi keuangan yang buruk dan dapat menunjukkan lingkungan pengendalian yang lemah, suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya perbuatan penipuan. Oleh karena itu, perusahaan yang berada dalam kondisi mengalami kesulitan keuangan yang parah, pihak manajemennya kemungkinan akan melakukan pelaporan keuangan yang curang dalam rangka menyamarkan kondisi yang sedang dialami oleh perusahaan dibandingkan dengan pelaporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Menurut Ansar (2014), mengemukakan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang buruk memotivasi manajemen untuk mengambil tindakan yang tidak etis dengan memperbaiki penampilan posisi laporan keuangan perusahaan.

61 4.7.2 Pengaruh Earning Management Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Earning Management berpengaruh siginifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, hal ini mengindikasikan bahwa manajer akan menggunakan kelebihan informasi yang mereka miliki, misalnya dengan menyembunyikan atau memanipulasi sebagian informasi tersebut dalam rangka memenuhi kepentingan manajer yang mungkin akan bertentangan dengan kepentingan pihak eksternal yang memiliki lebih sedikit informasi yang valid berupa earning management. Hasil ini mendukung penelitian Ansar (2014) memberikan bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih suka melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan ketika mereka memiliki kesempatan untuk melakukan earning management dengan tujuan agar kinerja mereka terlihat sukses di depan para pemegang saham. Puspatrisnanti (2014), juga mengemukakan bahwa manajer mungkin akan bertindak untuk melakukan penipuan melalui manajemen laba, ketika masalah krisis keuangan perusahaan semakin serius dan untuk menyamarkan kondisi perusahaan yang akan bangkrut. 4.7.3 Pengaruh Fianancial Leverage Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Financial leverage tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan, hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan hutang adalah kebijakan yang sudah di pertimbangkan oleh pihak perusahaan, sehingga perusahaan sudah mempertimbangkan dengan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan

62 pembayaran hutang, sehingga besar kecilnya financial leverage tidak mempengaruhi kecurangan laporan keuangan yang dilakukan perusahaan. Secara teori perusahaan dengan kondisi financial leverage suatu perusahaan menjadi tekanan bagi pihak manajemen, karena ketika perusahaan memiliki rasio leverage yang besar maka direksi dan manajemen perusahaan akan memilih untuk menggunakan metode akuntansi yang akan mengecilkan rasio leverage perusahaan dengan cara menggeser laba periode mendatang ke periode saat ini.. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Gagola, (2011), yang menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. 4.7.4 Pengaruh Employee Diff Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Employee Diff berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan, hal ini mengindikasikan bahwa untuk mendeteksi penipuan dari perspektif auditor eksternal yang dibebankan dengan tanggungjawab untuk mendeteksi kecurangan secara meterial. Ukuran-ukuran keuangan yang digunakan untuk mendeteksi kecurangan kurang efektif, karena manajer dapat saja telah memanipulasi data awal yang susah untuk dideteksi dan pada akhirnya akan menimbulkan salah klasifikasi yang tingggi. Hasil ini mendukung penelitian Brazel et al (2009), yang menggunakan variabel non keuangan antara lain jumlah karyawan, jumlah cabang, jumlah kunjungan pasien, jumlah fasilitas produksi, jumlah paten, jumlah pusat distribusi dan luas fasilitas produksi. Hasil penelitiannya menunjukkan employee diff untuk perusahaan yang melakukan kecurangan secara signifikan

63 lebih besar di bandingkan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan yang lebih besar. 4.7.5 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan, hal ini mengindikasikan bahwa baik KAP the big four, maupun KAP non big four sama-sama memiliki kepentingan untuk menjaga image atau reputasi KAP tersebut, sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan audit terhadap kecurangan laporan keuangan. Secara teori KAP the big four akan lebih berhatihati dalam melakukan kecurangan, sebab KAP the big four di anggap lebih memiliki kualitas yang baik, karena sudah memiliki nama besar. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Gagola, (2011), yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan