BAB IV PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lazada Indonesia merupakan top online retailer di Indonesia. Perusahaan

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RESTORAN RICHEESE FACTORY CABANG DEPOK KELAPA DUA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari uji validitas dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INDONESIA HYDRO CONSULT

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tiara Puri Yasinta Manajemen Ekonomi 2016 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PADA TOKO LULU KIDS DEPOK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 125 responden untuk menjelaskan pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Nasabah pada Studi kasus BCA KCP Glodok Plaza.Analisis yang akan disajikan terdiri

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis regresi terhadap data penelitian, perlu

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling. menggunakan kartu Indosat Ooredoo.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Majapahit Semarang)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut akan diuraikan hasil penelitian mengenai tingkat pemilihan variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. elektrik, appliance dan industri umum. PT Yamatogomu Indonesia berdiri

BAB V PEMBAHASAN. responden. Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi dari masing-masing klasifikasi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah mahasiswa STAIN Pekalongan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari kualitas website, uji

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kepung Kabupaten Kediri adalah sebagai berikut : No. Nama Sekolah Alamat

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. website, uji validitas dan reabilitas, uji asumsi, analisis regresi linear berganda.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengujian yang telah dilakukan yaitu terdiri dari analisis deskriptif, dan beberapa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguraikan sejauh mana kualitas website mempengaruhi kepuasan pengguna.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel: 3.1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia s/d s/d ,7.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah UMKM di Kecamatan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebanyak 216 set pada mahasiswa pascasarjana STIEPARI Semarang yang berstatus sebagai karyawan pada suatu instansi/ perusahaan. Kuesioner yang kembali sebanyak 211 set, namun hanya 200 yang terisi lengkap dan layak digunakan. Data sebanyak 200 responden

tersebut selanjutnya akan diperhitungkan dalam nilai proporsi 100% sebagai dasar perhitungan diskripsi responden. 4.2. Deskripsi Responden Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 115 57,5 % Perempuan 85 42,5 % Jumlah 200 100 % Sumber: Data Primer, diolah. Dari tabel 4.1 dapat dilihat jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 115 responden, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 85 responden. Hal ini menggambarkan bahwa karyawan berjenis kelamin laki-laki lebih memiliki keinginan untuk mengembangkan diri dengan melanjutkan studinya di Program Pascasarjana STIEPARI dari pada karyawan perempuan. Karakteristik responden berdasarkan umur dikelompokkan dalam 3 golongan disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan umur Usia Frekuensi Persentase 24-34 tahun 26 13% 35-45 tahun 114 57 % 46-56 tahun 60 30 % Jumlah 200 100 % Sumber: Data Primer, diolah. Dari tabel 4.2 dapat dilihat jumlah terbesar responden terdapat dalam kelompok umur 35-45 tahun, yaitu sebanyak 114 responden atau 57 %, sedangkan jumlah terkecil responden terdapat dalam kelompok umur 24-34 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa karyawan biasanya baru memutuskan untuk melanjutkan studinya setelah mencapai usia tertentu dimana pada usia tersebut kemungkinan besar kondisi ekonominya sudah cukup stabil sehingga mulai memikirkan untuk mengembangkan diri dengan melanjutkan studi. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dikelompokkan dalam 2 golongan disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase

PNS 176 88 % Swasta 24 12 % Jumlah 200 100 % Sumber: Data Primer, diolah. Tabel 4.3 menunjukkan sebanyak 176 responden (88 %) bekerja sebagai PNS, sedangkan yang bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 24 responden. Hal tersebut dapat diartikan bahwa PNS lebih besar minatnya untuk melanjutkan studi dibanding pegawai swasta. Ini mungkin disebabkan jenjang karir PNS yang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dikelompokkan dalam 3 golongan disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Frekuensi Persentase 1-10 tahun 53 26,5 % 11-20 tahun 104 52 % > 20 tahun 43 21,5 % Jumlah 200 100 %

Sumber: Data Primer, diolah. Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki masa kerja di atas 10 tahun, yaitu sebanyak 147 responden (73,5 %). Hal ini menggambarkan bahwa responden sudah mempunyai pengalaman kerja yang cukup sehingga diharapkan mampu menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini. 4.3. Analisis Data 4.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum dilakukan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh dari variabel kepribadian proaktif dan persepsi dukungan organisasi terhadap variabel keterlibatan kerja serta pengaruh variabel keterlibatan kerja terhadap variabel kepuasan kerja, terlebih dahulu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas tehadap variabel-variabel tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir (item) yakni dengan melakukan korelasi skor setiap item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Menurut Masrun (dalam Sugiyono, 2004) item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r

= 0,30. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,30 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Item Koefisien Korelasi Kepribadian Proaktif (X 1 ) Persepsi Dukungan Organisasi (X 2 ) Keterlibatan Kerja (Y 1 ) Kepuasan Kerja (Y 2 ) X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 0,756 0,800 0,856 0,847 0,722 0,603 0,832 0,833 0,733 0,768 0,754 0,792 0,836 0,752 0,651 0,629 0,725 0,753 0,717 0,013 0,614 0,626 0,682 0,725 0,061 0,662 0,700 0,687 0,548 0.641 0,795 0,677 0,721 Keputusan TIDAK TIDAK

Sumber: Data Primer, diolah X34 X35 X36 0,768 0,736 0,696 Dari tabel di atas tampak bahwa instrumen variabel keterlibatan kerja mempunyai dua variabel yang tidak valid yaitu item X20 dengan koefisien korelasi 0,013 dan X25 dengan koefisien korelasi 0,061 nilai keduanya < 0,30. Oleh karena itu kedua item tersebut tidak akan dipergunakan dalam perhitungan berikutnya sehingga semua item bernilai positif dan lebih besar dari 0,30. Untuk uji reliabilitas, suatu variabel dianggap reliable jika nilai cronbach alpha 0.60 (Ghozali, 2005). Dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini (setelah menghilangkan item X20 dan X25), diketahui uji reliabilias seperti dipaparkan dalam tabel berikut. Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Jumlah Item Alpha Keterangan Kepribadian Proaktif (X1) 10 0.926 Reliabel Persepsi Dukungan Organisasi (X2) 8 0.873 Reliabel Keterlibatan Kerja (Y1) 8 0.897 Reliabel

Kepuasan Kerja (Y2) 8 0,848 Reliabel Sumber: Data Primer, diolah Koefisien alpha dari semua variabel menunjukkan alpha di atas 0,6. Ini berarti semua instrumen adalah reliable dan dapat digunakan untuk proses pengolahan data selanjutnya. 4.3.2. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif variabel penelitian digunakan untuk memberikan gambaran tentang tanggapan responden mengenai variabel-variabel penelitian. Berdasarkan hasil tanggapan dari 200 orang responden tentang variabel-variabel penelitian, maka peneliti akan menguraikan secara rinci jawaban responden yang dikelompokkan dalam deskriptif statistik. Pada penyampaian gambaran empiris atas data yang digunakan dalam penelitian secara deskriptif statistik adalah dengan menggunakan rata-rata skor. Dalam penelitian ini, jawaban responden dikategorikan ke dalam 7 pilihan (skala likert) dan diberi skor 1-7. Untuk mendapatkan kecenderungan jawaban responden terhadap jawaban masing-masing variabel didasarkan pada rentang skor jawaban yang dimasukkan dalam rentang kategori skor rendah, sedang dan tinggi Melalui angka rata-rata skor tersebut akan diketahui sejauhmana derajat persepsi responden atas variabel-variabel yang menjadi indikator dalam penelitian. Rentang

jawaban dari pengisian dimensi pertanyaan (tertutup) setiap variabel yang diteliti, ditentukan dengan kriteria rentang kategori skor sebagi berikut: 1,00 2,99 = rendah 3,00 4,99 = sedang 5,00-7,00 = tinggi Berdasarkan kriteria kriteria diatas, ditentukan rata-rata persepsi responden terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Variabel Kepribadian Proaktif No. Pernyataan Nilai Ratarata 1 2 3 4 5 6 7 1 mencari cara baru untuk meningkatkan hidup 9 9 12 19 18 72 61 5.44 2 membuat perubahan yang konstruktif 4 23 13 23 27 77 33 5.05 3 merubah ide menjadi kenyataan 7 12 12 13 15 117 24 5.32 4 memperbaiki sesuatu 8 7 19 19 29 74 44 5.26 5 membuat segala kemungkinan menjadi kenyataan 14 22 17 18 31 70 28 4.76 6 memperjuangkan ide-ide 7 8 6 6 17 142 14 5.50 7 keunggulan dalam mengidentifikasi peluang 9 17 13 23 44 78 16 4.87 8 mencari cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu 5 15 11 9 25 64 71 5.55 9 kemampuan mewujudkan ide menjadi suatu kenyataan 10 29 11 20 32 74 24 4.77 10 kemampuan melihat kesempatan 6 22 16 27 42 68 19 4.79 Rata-rata 5.13

Sumber: Data Primer, diolah Berdasarkan rata-rata skor per item, ditunjukkan bahwa enam item yaitu mencari cara baru untuk meningkatkan hidup, membuat perubahan yang konstruktif, merubah ide menjadi kenyataan, memperbaiki sesuatu, memperjuangkan ide-ide dan mencari cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu memperoleh skor rata-rata di atas 5,00 yang berarti termasuk dalam kategori tinggi. Empat item lainnya yakni membuat segala kemungkinan menjadi kenyataan, keunggulan dalam mengidentifikasi peluang, kemampuan mewujudkan ide menjadi suatu kenyataan dan kemampuan melihat kesempatan memperoleh skor rata-rata antara 3,00 4,99 yang berarti termasuk dalam kategori sedang. Namun bila dilihat total rata-rata skor variabel kepribadian proaktif adalah sebesar 5,13. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat kepribadian proaktif karyawan yang sedang menempuh studi lanjut di Program Pascasarjana STIEPARI Semarang adalah tinggi. Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Variabel Persepsi Dukungan Organisasi No. Pernyataan Nilai Ratarata 1 2 3 4 5 6 7 1 kepedulian organisasi terhadap pendapat karyawan 3 12 5 16 42 95 27 5.37

2 kepedulian organisasi terhadap kesejahteraan karyawan 4 13 6 25 35 93 24 5.25 3 kepedulian organisasi terhadap tujuan dan nilainilai karyawan 12 9 33 61 59 26 24 5.12 4 kepedulian organisasi dalam memberikan bantuan terhadap masalah karyawan 1 14 9 21 47 82 26 5.25 5 kepedulian organisasi dalam memberikan maaf atas kesalahan karyawan 5 12 9 26 27 98 23 5.22 6 keinginan organisasi untuk mengambil keuntungan dari karyawan 4 37 10 24 37 61 27 4.72 7 perhatian dari organisasi terhadap karyawan 5 23 14 40 26 65 27 4.81 8 kepedulian organisasi dalam memberikan bantuan khusus bagi karyawan 8 9 10 29 33 76 35 5.19 Rata-rata 5.12 Sumber: Data Primer, diolah Berdasarkan rata-rata skor per item, ditunjukkan bahwa enam item yaitu kepedulian organisasi terhadap pendapat karyawan, kepedulian organisasi terhadap kesejahteraan karyawan, kepedulian organisasi terhadap tujuan dan nilai-nilai karyawan, kepedulian organisasi dalam memberikan bantuan terhadap masalah karyawan, kepedulian organisasi dalam memberikan maaf atas kesalahan karyawan dan kepedulian organisasi dalam memberikan bantuan khusus bagi karyawan memperoleh skor rata-rata di atas 5,00 yang berarti termasuk dalam kategori tinggi. Dua

item lainnya yakni keinginan organisasi untuk mengambil keuntungan dari karyawan dan kepedulian organisasi dalam memberikan bantuan khusus bagi karyawan memperoleh skor rata-rata antara 3,00 4,99 yang berarti termasuk dalam kategori sedang. Namun bila dilihat total rata-rata skor variabel persepsi dukungan organisasi adalah sebesar 5,12. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan yang sedang menempuh studi lanjut di Program Pascasarjana STIEPARI Semarang mayoritas memperoleh dukungan yang cukup baik dari organisasinya. Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Variabel Keterlibatan Kerja No. Pernyataan Nilai Ratarata 1 2 3 4 5 6 7 1 pentingnya terlibat dalam pekerjaan 6 9 10 16 20 72 67 5.60 2 keterlibatan secara pribadi dalam pekerjaan 3 16 10 17 19 95 40 5.39 3 pentingnya pekerjaan bagi kehidupan 10 14 17 14 40 70 35 5.05 4 ketertarikan untuk terpusat dalam pekerjaan 3 14 9 14 40 86 34 5.34 5 keterikatan dengan pekerjaan 5 10 8 20 31 93 33 5.37 6 kaitan antara pekerjaan dengan tujuan hidup 10 15 9 26 38 72 30 5.02 7 pekerjaan merupakan pusat keberadaan karyawan 9 15 10 19 23 95 29 5.17 8 kesenangan terlibat dalam pekerjaan 6 4 9 5 20 89 67 5.82 Rata-rata 5.34 Sumber: Data Primer, diolah

Berdasarkan rata-rata skor per item, ditunjukkan bahwa seluruh item dalam keterlibatan kerja memperoleh rata-rata skor di atas 5,00 yang berarti termasuk dalam kategori tinggi. Demikian juga total rata-rata skor variabel keterlibatan kerja adalah sebesar 5,34. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan yang sedang menempuh studi lanjut di Program Pascasarjana STIEPARI Semarang mayoritas merasa bahwa keterlibatan kerja merupakan faktor yang cukup penting. Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Variabel Kepuasan Kerja No. Pernyataan Nilai Ratarata 1 2 3 4 5 6 7 1 kepuasan dengan manfaat (kompensasi di samping pembayaran/ gaji pokok) yang diterima 6 3 9 23 37 84 38 5.43 2 manfaat yang diterima dibanding dengan yang ditawarkan organisasi lain 6 10 10 32 39 79 24 5.11 3 penghargaan yang sesuai untuk pekerjaan yg dilakukan 5 5 13 19 52 61 45 5.36 4 perasaan tidak dihargai pekerjaannya 7 14 20 27 42 62 28 4.91 5 rasa bangga dalam melakukan pekerjaan 4 6 4 21 31 75 59 5.65 6 rasa senang terhadap pekerjaan 2 7 7 15 25 84 60 5.73 7 komunikasi dalam organisasi 0 14 11 20 28 83 44 5.44 8 kejelasan tujuan organisasi 2 9 7 12 23 100 47 5.67

Rata-rata 5.41 Sumber: Data Primer, diolah Berdasarkan rata-rata skor per item, ditunjukkan bahwa tujuh item yaitu kepuasan dengan dengan manfaat (kompensasi di samping pembayaran/ gaji pokok) yang diterima, manfaat yang diterima dibanding dengan yang ditawarkan organisasi lain, penghargaan yang sesuai untuk pekerjaan yg dilakukan, rasa bangga dalam melakukan pekerjaan, rasa senang terhadap pekerjaan, komunikasi dalam organisasi dan kejelasan tujuan organisasi memperoleh skor rata-rata di atas 5,00 yang berarti termasuk dalam kategori tinggi. Satu item yakni perasaan tidak dihargai pekerjaannya memperoleh skor rata-rata antara 3,00 4,99 yang berarti termasuk dalam kategori sedang. Namun bila dilihat total rata-rata skor variabel kepuasan kerja adalah sebesar 5,41. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan yang sedang menempuh studi lanjut di Program Pascasarjana STIEPARI Semarang mayoritas memperoleh tingkat kepuasan kerja yang tinggi. 4.3.3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2005). Hasil perhitungan uji multikolinearitas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas dengan Variance Inflation Factor (VIF) Model Coefficients a Correlations Collinearity Statistics Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 Kepribadian Proaktif.490.381.315.881 1.136 Persepsi Dukungan Organisasi.563.481.419.881 1.136 a. Dependent Variable: Keterlibatan Kerja Sumber: Data Primer, diolah Dari hasil uji multikolinearitas yang digambarkan pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa kepribadian proaktif dan persepsi dukungan organisasi memiliki nilai tolerance 0,881 lebih tinggi daripada 0,10 dan hasil perhitungan nilai VIF adalah 1,136 lebih kecil daripada 10. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model tersebut.

4.3.4. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi di antara anggota-anggota dari data yang ada. Untuk menguji autokorelasi ini akan dideteksi dengan metode Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: - d < dl maka terjadi autokorelasi positif - du < d < 4 du maka tidak ada autokorelasi - 4 dl < d < 4 maka terjadi autokorelasi negatif - du < d < dl atau 4 du < d < 4 dl maka tidak dapat disimpulkan di mana d adalah nilai Durbin Watson hitung, dl (d lower) adalah nilai batas bawah yang didapatkan dari tabel, dan du ( d upper) adalah batas atas yang didapatkan dari tabel. Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi Model Durbin- Watson 1 1.895 a. Predictors: (Constant), Persepsi Dukungan Organisasi, Kepribadian Proaktif b. Dependent Variable: Keterlibatan Kerja

Nilai DW Nilai du Nilai 4-du Nilai dl Nilai 4-dl Keputusan 1,895 1,789 2,211 1,748 2,252 Tidak ada autokorelasi Sumber: Data Primer, diolah Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai DW yang diperoleh pada uji autokorelasi sebesar 1,895. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai DW tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel 200 (n = 200) dan jumlah variabel independen 2 (k = 2) yaitu diperoleh nilai dl sebesar 1,748 dan du sebesar 1,789. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi pada model tersebut. 4.3.5. Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah suatu data memiliki distribusi yang normal atau tidak. Data yang normal memiliki sebaran yang normal pula. Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dalam gambar berikut. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

Dari grafik normal plot pada gambar 4.1 dapat diketahui bahwa data menyebar sesuai garis diagonal, sehingga model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. 4.3.6. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat gejala heteroskedastisitas, peneliti menggunakan analisis grafik scatterplot dengan bantuan program SPSS. Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan dengan adanya keteraturan penyebaran titik-titik sehingga membentuk pola-pola tertentu. Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan oleh grafik berikut:

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar baik di atas maupun di bawah nilai 0 pada sumbu mendatar. Titik-titik tersebut tidak membentuk pola yang teratur, sehingga dapat dikatakan bahwa regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dan layak dipakai. 4.4. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti dapat diterima atau tidak. Berikut akan disajikan hasil analisa uji regresi berganda kepribadian proaktif dan persepsi dukungan organisasi terhadap keterlibatan kerja, uji regresi keterlibatan kerja terhadap kepuasan kerja dan uji mediasi kepribadian proaktif dan

persepsi dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja dengan keterlibatan kerja sebagai variabel mediasi menggunakan strategi product of coefficient. 4.4.1. Pengaruh Kepribadian Proaktif dan Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Keterlibatan Kerja Tabel 4.13 Analisis Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.645 a.416.410.91471 a. Predictors: (Constant), Persepsi Dukungan Organisasi, Kepribadian Proaktif b. Dependent Variable: Keterlibatan Kerja Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk melihat pengaruh kepribadian proaktif (X 1 ) dan persepsi dukungan organisasi (X 2 ) terhadap keterlibatan kerja (Y 1 ). Dari tabel di atas terlihat besarnya koefisien determinasi R 2 = 0,416, hal ini menunjukkan bahwa 41,6% keterlibatan kerja dipengaruhi oleh kepribadian proaktif dan persepsi dukungan organisasi, sisanya 58,4% dipengaruhi oleh variabel lain. Tabel 4.14 Analisa F-test

Model 1 Sum of Squares ANOVA a df Mean Square F Sig. Regression 117.182 2 58.591 70.026.000 b Residual 164.831 197.837 Total 282.013 199 a. Dependent Variable: Keterlibatan Kerja b. Predictors: (Constant), Persepsi Dukungan Organisasi, Kepribadian Proaktif Dari uji Anova didapatkan F hitung sebesar 70,026 > F tabel sebesar 3,04 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,050 yang berarti kontribusi variabel kepribadian proaktif dan persepsi dukungan organisasi signifikan dalam memprediksi nilai variabel keterlibatan kerja. Model Tabel 4.15 Analisa t-test Coefficients a Unstandardized Coefficients B Std. Error Standardized Coefficients Beta t Sig. 1 (Constant) 1.240.353 3.513.001 Kepribadian Proaktif.313.054.335 5.776.000 Persepsi Dukungan Organisasi.488.063.447 7.697.000 a. Dependent Variable: Keterlibatan Kerja

Lebih lanjut pengaruh kausal empiris antara variabel kepribadian proaktif (X 1 ) dan persepsi dukungan organisasi (X 2 ) terhadap keterlibatan kerja (Y 1 ) dapat digambarkan dalam persamaan regresi : Y 1 = 1,240 + 0,313X 1 + 0,488X 2. Artinya bahwa jika tidak ada variabel independen kepribadian proaktif dan persepsi dukungan organisasi, maka besarnya keterlibatan kerja adalah 1,240. Koefisien regresi sebesar 0,313 kepribadian proaktif terhadap keterlibatan kerja adalah positif yang artinya setiap penambahan dalam variabel kepribadian proaktif sebesar satu akan meningkatkan keterlibatan kerja sebesar 0,313. Adapun nilai t hitung sebesar 5,776 > t tabel (df = 200) sebesar 1,960 dan signifikansi 0,000 < 0,050 menunjukkan bahwa kepribadian proaktif berpengaruh secara signifikan terhadap keterlibatan kerja, dengan demikian hipotesis 1 dapat diterima. Koefisien regresi sebesar 0,488 menunjukkan persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif terhadap keterlibatan kerja, yang artinya setiap penambahan dalam variabel persepsi dukungan organisasi sebesar satu akan meningkatkan keterlibatan kerja sebesar 0,488. Adapun nilai t hitung sebesar 7,697 > t tabel (df = 200) sebesar 1,960 dan signifikansi 0,000 < 0,050 menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap keterlibatan kerja, dengan demikian hipotesis 2 dapat diterima.

4.4.2. Pengaruh Keterlibatan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Tabel 4.16 Analisis Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.666 a.444.441.74236 a. Predictors: (Constant), Keterlibatan Kerja b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Dari tabel di atas terlihat besarnya koefisien determinasi R 2 = 0,444, hal ini menunjukkan bahwa 44,4% kepuasan kerja dipengaruhi oleh keterlibatan kerja, sisanya 55,6% dipengaruhi oleh variabel lain. Model 1 Sum of Squares Tabel 4.17 Analisa F-test ANOVA a df Mean Square F Sig. Regression 87.135 1 87.135 158.113.000 b Residual 109.116 198.551 Total 196.251 199 a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja b. Predictors: (Constant), Keterlibatan Kerja Dari uji Anova didapatkan F hitung sebesar 158,113 > F tabel sebesar 3,89 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,050 yang berarti kontribusi variabel keterlibatan kerja signifikan dalam memprediksi nilai variabel kepuasan kerja.

Tabel 4.18 Analisa t-test Model 1 Unstandardized Coefficients B Coefficients a Std. Error Standardized Coefficients Beta t Sig. (Constant) 2.441.242 10.083.000 Keterlibatan Kerja.556.044.666 12.574.000 a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Lebih lanjut pengaruh kausal empiris antara variabel keterlibatan kerja (Y 1 ) terhadap kepuasan kerja (Y 2 ) dapat digambarkan dalam persamaan regresi : Y 2 = 2,441 + 0,556Y 1. Artinya bahwa jika tidak ada variabel independen keterlibatan kerja, maka besarnya kepuasan kerja adalah 2,441. Koefisien regresi sebesar 0,556 menyatakan keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, yang artinya setiap penambahan dalam variabel keterlibatan kerja sebesar satu akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,556. Adapun nilai t hitung sebesar 12,574 > t tabel (df = 200) sebesar 1,960 dan signifikansi 0,000 < 0,050 menunjukkan bahwa kepribadian proaktif berpengaruh secara signifikan terhadap keterlibatan kerja, dengan demikian hipotesis 3 dapat diterima.

4.4.3. Pengaruh Kepribadian Proaktif terhadap Kepuasan Kerja dengan Keterlibatan Kerja sebagai Variabel Mediator Tabel 4.19 Hasil Uji Mediasi dengan Sobel Test DIRECT And TOTAL EFFECTS Coeff se t Sig (two) b(yx).3101.0508 6.1009.0000 b(mx).4576.0579 7.9019.0000 b(ym.x).5174.0505 10.2422.0000 b(yx.m).0734.0472 1.5536.1219 INDIRECT EFFECT And SIGNIFICANCE USING NORMAL DISTRIBUTION Value se z Sig (two) Effect.2368.0380 6.2377.0000 BOOTSTRAP RESULTS For INDIRECT EFFECT Data se LL 95 CI UL 95 CI Effect.2368.0593.1328.3677 Sumber : Hasil estimasi, diolah. Berdasarkan hasil uji mediasi, dapat dilihat bahwa variabel independen tidak lagi mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen setelah mengontrol variabel mediator, yaitu dengan koefisien sebesar 0,0734 dan signifikansi 0,1219. Maka dinyatakan terjadi perfect atau complete mediation antara kepribadian proaktif (X 1 ) dan kepuasan kerja (Y 2 ) melalui mediator keterlibatan kerja (Y 1 ). (Kenny., 2008; Preacher and Hayes., 2004).

Pengujian signifikansi indirect effect dengan Sobel test diperoleh nilai z = 6,2377 dan p = 0,0000. Karena z-value dalam harga mutlak > 1,96 dan tingkat signifikansi statistik z (p-value) < 0,05, berarti indirect effect atau pengaruh tak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui mediator, signifikan pada taraf signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan signifikansi indirect effect kepribadian proaktif (X 1 ) dan kepuasan kerja (Y 2 ) melalui mediator keterlibatan kerja (Y 1 ). Adapun pengujian signifikansi indirect effect dengan bootstrapping diperoleh estimasi true indirect effect yang berkisar antara 0,1328 0,3677 pada 95% confidence interval. Karena nol tidak terkandung dalam confidence interval tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa indirect effect signifikan pada taraf signifikansi 5%. Jadi sejalan dengan hasil Sobel test, indirect effect kepribadian proaktif (X 1 ) dan kepuasan kerja (Y 2 ) melalui mediator keterlibatan kerja (Y 1 ) signifikan pada taraf signifikansi 0.05. Dengan demikian hipotesis 4 dapat diterima. 4.4.4. Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dengan Keterlibatan Kerja sebagai Variabel Mediator DIRECT And TOTAL EFFECTS Tabel 4.20 Hasil Uji Mediasi dengan Sobel Test Coeff se t Sig (two)

b(yx).4419.0566 7.8019.0000 b(mx).6147.0642 9.5763.0000 b(ym.x).4803.0527 9.1059.0000 b(yx.m).1467.0576 2.5458.0117 INDIRECT EFFECT And SIGNIFICANCE USING NORMAL DISTRIBUTION Value se z Sig (two) Effect 2952.0449 6.5801.0000 BOOTSTRAP RESULTS For INDIRECT EFFECT Data se LL 95 CI UL 95 CI Effect.2952.0751.1610.4506 Sumber : Hasil estimasi, diolah. Berdasarkan hasil uji mediasi, dapat dilihat bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen berkurang tetapi masih signifikan, setelah mengontrol variabel mediator, yaitu dengan koefisien sebesar 0,1467 dan signifikansi 0,0117. Maka dinyatakan terjadi partial mediation antara persepsi dukungan organisasi (X 2 ) dan kepuasan kerja (Y 2 ) melalui mediator keterlibatan kerja (Y 1 ). (Kenny., 2008; Preacher and Hayes., 2004). Pengujian signifikansi indirect effect dengan Sobel test diperoleh nilai z = 6,5801 dan p = 0,0000. Karena z-value dalam harga mutlak > 1,96 dan tingkat signifikansi statistik z (p-value) < 0,05, berarti indirect effect atau pengaruh tak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui mediator, signifikan pada taraf signifikansi 0,05. Hasil

ini menunjukkan signifikansi indirect effect persepsi dukungan organisasi (X 2 ) dan kepuasan kerja (Y 2 ) melalui mediator keterlibatan kerja (Y 1 ). Adapun pengujian signifikansi indirect effect dengan bootstrapping diperoleh estimasi true indirect effect yang berkisar antara 0,1610 0,4506 pada 95% confidence interval. Karena nol tidak terkandung dalam confidence interval tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa indirect effect signifikan pada taraf signifikansi 5%. Jadi sejalan dengan hasil Sobel test, indirect effect persepsi dukungan organisasi (X 2 ) dan kepuasan kerja (Y 2 ) melalui mediator keterlibatan kerja (Y 1 ) signifikan pada taraf signifikansi 0.05. Dengan demikian hipotesis 5 dapat diterima. 4.5. Pembahasan Hasil penelitian ini menyatakan kepribadian proaktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterlibatan kerja. Penelitian ini mendukung pendapat Crant (2000), yang menyatakan bahwa kepribadian proaktif menyiratkan kesediaan untuk terlibat dan mengambil inisiatif untuk mengidentifikasi dan memberikan kontribusi pada berbagai kegiatan dan situasi. Selain itu juga sesuai dengan pendapat Parker et al. (2006) yang menyebut individu proaktif sebagai orang-orang yang biasanya melibatkan diri dalam tindakan yang berdampak diri mereka sendiri dan / atau lingkungan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian proaktif

merupakan variabel explanatory yang berguna di Indonesia. Organisasi di Indonesia dapat mempertimbangkan kepribadian proaktif sebagai bagian dari satu set kriteria yang lebih luas untuk menyeleksi dan mempromosikan karyawan agar dapat meningkatkan keterlibatan kerja karyawan. Hal penting yang perlu diperhatikan di sini, bahwa karyawan proaktif menyiratkan kesediaan untuk terlibat dan mengambil inisiatif untuk mengidentifikasi dan memberikan kontribusi pada berbagai kegiatan dan situasi. Dengan demikian organisasi perlu memberi kesempatan yang luas bagi karyawan proaktif untuk terlibat dan mengambil inisiatif serta memberikan kontribusi pada berbagai kegiatan dalam organisasi agar dapat meningkatkan kepuasan kerja. Penelitian ini juga membuktikan persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterlibatan kerja, hal ini mendukung pendapat Rabinowitz & hall, (1977), yang menyatakan bahwa keterlibatan kerja itu timbul sebagai respon terhadap suatu pekerjaan atau situasi tertentu dalam lingkungan kerja. Dengan lain kata, suatu jenis pekerjaan atau situasi dalam lingkungan kerja akan mempengaruhi orang tersebut makin terlibat atau tidak dalam pekerjaannya. Hal ini juga memperkuat pentingnya memberi dukungan bagi karyawan di tempat kerja. Kenyataan menunjukkan bahwa dukungan organisasi yang tinggi dapat menyebabkan karyawan makin terlibat dalam pekerjaannya sekaligus

memungkinkan organisasi untuk dapat menciptakan kepuasan kerja karyawan. Dengan demikian hasil penelitian ini juga mendukung hasil penlitian Dharmasri & Vathsala (2010) yang menemukan bahwa POS berpengaruh signifikan positif terhadap keterlibatan kerja. Keterlibatan kerja merupakan faktor penting dalam sikap kerja lain yang terkait seperti kepuasan kerja. Orang dengan keterlibatan kerja tinggi memfokuskan sebagian besar perhatian pada pekerjaan mereka sehingga menjadi benar-benar tenggelam dan menikmati pekerjaan tersebut. Hal ini merupakan kepercayaan seseorang terhadap pekerjaannya dan merupakan fungsi dari seberapa banyak pekerjaan tersebut dapat memuaskan keinginan seseorang (Csikszentmihalyi, 1997 dalam Diefendorff et al., 2006). Hasil penelitian ini sejalan dengan hal tersebut dan mendukung hasil penelitian Khan & Nemati (2011) serta Putri (2010) yang menemukan bahwa keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasil pengujian signifikansi indirect effect dengan Sobel test, dibuktikan bahwa pengaruh kepribadian proaktif dan persepsi dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja dimediasi oleh variabel keterlibatan kerja. Hal ini memperkuat bukti bahwa penting bagi organisasi untuk memberi dukungan bagi karyawan proaktif di tempat kerja serta memberi kesempatan bagi karyawan untuk lebih terlibat dalam pekerjaannya agar karyawan lebih puas dengan pekerjaannya. Dengan

demikian organisasi dapat menuai keuntungan dari inisiatif pribadi karyawan.