PERTUMBUHAN, KOMPONEN HASIL DAN HASIL PADI SAWAH VARIETAS INPARI 1 YANG DIBERI AGRISIMBA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengkajian Mikroba Probiotik Lokal dan Pupuk NPK Kujang Terhadap Hasil Padi Varietas Inpari 13

Penerapan Berbagai Inovasi Teknologi yang Mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Kabupaten Purwakarta (Review)

KAJIAN PUPUK MAJEMUK NPK (30-6-8) DAN PUPUK ORGANIK KUJANG PADA PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 DI DAERAH PENGAIRAN SETENGAH TEKNIS DI PURWAKARTA

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

III. METODE PENELITIAN

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

PENGARUH PEMBERIAN MIKROBA PROBIOTIK LOKAL TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA

Pengaruh Pupuk NPK Tunggal, Majemuk dan Pupuk Daun Terhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo Varietas Situ Patenggang

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

Pengaruh Pupuk NPK Tunggal, Majemuk, dan Pupuk Daun terhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo Varietas Situ Patenggang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

Nurjaya, Ibrahim Adamy, dan Sri Rochayati

Pengaruh Aplikasi Pupuk Kandang dan Sistim Tanam Terhadap Hasil Varietas Unggul Padi Gogo Pada Lahan Kering Masam di Lampung

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

PERANAN UREA TABLET DAN VARIETAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

Key words: upland rice local varieties, fertilization N, upland

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

Upaya peningkatan produksi padi di agroekosistem

PEMUPUKAN LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT 2:1 UNTUK PADI BERPOTENSI HASIL TINGGI

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang Oktober 2015 ISBN:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

TEKNIK PEMUPUKAN N DENGAN MENGGUNAKAN BWD PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DAN JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

III. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH MELALUI UMUR BIBIT. Acceleration of Lowland Rice Yield through Seedling Age

Penampilan dan Produktivitas Padi Hibrida Sl-8-SHS di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGARUH PUPUK ORGANIK BERKADAR BESI TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

III. BAHAN DAN METODE

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK NITROGEN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Peningkatan Produksi Padi dan Pendapatan Petani di Kabupaten Bangka

HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN EFEKTIVITAS PUPUK MAJEMUK SRF NPK dan UNTUK PADI SAWAH DI KABUPATEN WAJO SULAWESI SELATAN

DAYA HASIL TIGA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KEBON AGUNG BANTUL THE POTENTIAL YIELD OF THREE NEW PADDY VARIETIES AT KEBON AGUNG BANTUL

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PENINGKATAN HASIL PADI GOGO VARIETAS SITU PATENGGANG

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PEMBENTUKAN BINTIL AKAR DAN HASIL KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

Transkripsi:

PERTUMBUHAN, KOMPONEN HASIL DAN HASIL PADI SAWAH VARIETAS INPARI 1 YANG DIBERI AGRISIMBA The Growth, Yield Components and Rice Yield to Inpari 1 Varieties is Advised of Agrisimba Oleh: Karsidi Permadi 1, Sunjaya Putra 1 dan I.N.P. Aryantha 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, Jl. Kayuambon No. 8 Lembang 2 Pusat Ilmu Hayati Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 1 Bandung Alamat korespondensi: Sunjaya Putra (putrasunjaya@yahoo.com) ABSTRAK Pupuk anorganik yang terus menerus diberikan pada setiap musim tanam padi dapat mencemari lingkungan selain produktivitas lahan menurun dan berpengaruh juga terhadap produktivitas padi menjadi rendah. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan produktivitas padi selain memberikan pupuk anorganik diperlukan penambahan mikroba probiotik lokal seperti Agri Simba yang mampu memperbaiki kesuburan tanah sehingga penggunaan pupuk kimia berkurang. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Agri Simba terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil padi sawah varietas Inpari 1. Pengkajian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Perlakuan Agri Simba disusun berdasarkan tingkat pemberian takaran 5; 1; 15; dan 2 l/ha. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pemberian Agri Simba berpengaruh baik pada pertumbuhan tinggi tanaman. Hasil gabah kering tertinggi dicapai pada tingkat pemberian 1 l/ha Agri Simba sebanyak 11,2 t/ha GKG, dan terendah diperoleh pada takaran 5 l/ha Agri Simba sekitar 1,5 t/ha GKG. Hasil gabah kering giling maksimum dicapai pada tingkat pemberian 12,81 l/ha Agri Simba. Komponen hasil yang mendukung terhadap hasil gabah adalah jumlah gabah per malai yang berkorelasi nyata. Kata kunci : Inpari 1, Agri Simba ABSTRACT In organic fertilizers are continuously given to each rice-planting season can pollute the environment other than declining land productivity and decrease the productivity of rice. Therefore, in an effort to increase rice productivity in addition to inorganic fertilizer required with local probiotic microbes such as Agri Simba is capable of improving soil fertility, so the use of chemical fertilizers is reduced. The aim of this experiment was the effect of the use of Agri Simba on growth, yield components and yield rice varieties Inpari 1. The experiment are using a randomized block design (RAK) with four replications. Agri Simba treatment based on the level of dose 5; 1; 15; and 2 l / ha. The results of the experiment indicates that administration of Agri Simba good effect on plant height growth. The highest dry grain yield achieved at the level of 1 l / ha Agri Simba as much as 11.2 t / ha paddy, and obtained at the lowest dose of 5 l / ha Agri Simba about 1.5 t / ha paddy. Maximum dry milled grain yield achieved at the level of 12.81 l / ha Agri Simba. Components that support the results of grain yield is the amount of grain per panicle were correlated real Keywords : Inpari 1, Agri Simba PENDAHULUAN Bahan makanan pokok penduduk Indonesia sebagian besar masih dari beras, termasuk komponen utama dalam ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, masalah padi atau perberasan akan tetap menjadi sektor pertanian yang sangat strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politis. Peningkatan produksi beras secara nasional telah tercapai swasembada pada tahun 1984 dengan melaksanakan program Intensifikasi 49

terutama di lahan-lahan sawah irigasi melalui revolusi hijau. Penciri dari revolusi hijau dengan munculnya varietas unggul baru (VUB) yang sangat reponsif terhadap pemupukan anorganik sebagai input eksternal. Padahal dengan penggunaan pupuk kimia yang terus menerus pada tanaman padi seperti pupuk N, P dan K dapat mempercepat pengurasan kadar hara lain di tanah seperti S, Zn dan Mg serta merusak keseimbangan biota tanah. Dengan kata lain lahan menjadi sakit, di samping menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan dan masyarakat. Ini dikarenakan penggunaan pupuk organik yang terabaikan hanya untuk mengejar hasil yang tinggi sehingga kadar bahan organik tanah menurun menyebabkan produktivitas lahan rendah (Las et al., 22 dan Hidayati, 23). Selain itu, untuk kebutuhan pupuk kimia pada tanaman padi sawah setiap tahun mengalami peningkatan, dan mahalnya harga pupuk akibat dicabutnya subsidi sehingga biaya produksi semakin bertambah. Kondisi tersebut terjadi penurunan produktivitas yang menyebabkan pendapatan petani semakin berkurang (Arafat et al., 24). Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas kandungan hara tanah dan mengurangi pemakaian pupuk kimia, tetapi produksi padi tetap meningkat dan pendapatan petani bertambah diperlukan adanya penambahan bahan organik baik berupa jerami padi insitu atau kompos maupun pupuk organik. Pemberian pupuk organik yang berupa kompos jerami padi mampu meningkatkan hasil gabah padi sebesar 48% dibanding kontrol (Anwar et al., 26). Untuk penyediaan kebutuhan pupuk organik yang mudah diperoleh petani dan terdapat disekitarnya adalah jerami padi insitu. Namun jerami padi umumnya oleh petani dibakar atau ditumpuk di pinggiran petakan jarang dibuat kompos. Dengan demikian untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan inovasi teknologi yang mengarah pada efisiensi usahatani dan mampu meningkatkan produktivitas padi di samping pelestarian lingkungan. Ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikroba probiatik lokal sebagai pupuk organik dan pembenah tanah yang dikemas dalam bentuk larutan cair seperti Agri Simba hasil penelitian Pusat Penelitian Antar Universitas Ilmu Hayati (PPAU/IH ITB), yang sangat sesuai dengan ekologis Indonesia dan tidak menimbulkan dampak ekologis pada ekosistem-ekosistem tropis di masa mendatang. Selain itu, mikroba-mikroba probiotik yang terdapat dalam kemasam Agri Simba dari kelompok bakteri fotosintetik, bakteri fiksatif, bakteri oksidatif dan ragi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. 5

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Agri Simba terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil padi varietas Inpari 1. METODE PENELITIAN Pengkajian ini dilaksanakan di daerah pengairan pedesaan di desa Tanjung Sari, Kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakata, Jawa Barat pada MK 29. Perlakuan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Perlakuan adalah penggunaan Agri Simba dengan takaran 5, 1, 15, dan 2 l/ha. Persiapan lahan menggunakan sistem olah tanah minimum (OTM), dimana jerami padi hasil panen dipotong-potong dan disebarkan secara merata terus digenangi air atau direndam pada ketinggian 1 cm kemudian disemprotkan Agri Simba yang berfungsi sebagai bahan pembusuk jerami diberikan sesuai dengan masing-masing takaran perlakuan. Volume penyemprotan sebanyak 2 l air per satu liter Agri Simba, dan ditambah,5 kg urea. Apabila jerami telah busuk dilakukan satu kali rotari kemudian diratakan sehingga tanah melumpur dengan baik. Varietas padi yang digunakan adalah Inpari 1 bersertifikat dengan kelas benih FS. Tanam pada umur bibit 15 hari setelah sebar (HSS), jumlah bibit 2 tanaman/lubang, dengan jarak tanam 22 cm x 22 cm. Ukuran petak perlakuan 5 m x 6 m. Pemupukan dasar pertama menggunakan pupuk NPK ponska dengan takaran 2 kg/ha yang diberikan pada umur 1 hari setelah tanam (HST), untuk pemupukan berikutnya menggunakan pupuk urea yang diberikan berdasarkan hasil pengamatan bagan warna daun (BWD), yang dimulai pada fase pertumbuhan anakan aktif sampai keluar malai dengan interval 1 hari sekali. Apabila hasil BWD <4 maka diberikan pupuk urea sebanyak 1 kg/ha. Pengendalian gulma dilakukan dua kali yaitu pada umur 2 dan 35 hari setelah tanam (HST). Untuk pencegahan hama dan penyakit secara pengendalian hama terpadu (PHT), walaupun menggunakan insektisida dengan takaran anjuran. Data yang dikumpulkan diantaranya pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah anakan pada umur 35 dan 55 hari setelah tanam (HST), komponen hasil ( jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase gabah isi, bobot 1 butir gabah isi pada k.a 14%), dan hasil gabah kering giling (GKG) pada k. a 14% (t/ha). Peubah-peubah tersebut di atas dianalisis secara rancangan acak kelompok yang dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Kemudian dilakukan analisis regresi kuadratik antara pemberian Agri Simba dengan hasil gabah kering giling untuk mengetahui takaran Agri Simba 51

yang mencapai hasil maksimum. Hubungan antara komponen hasil (jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase gabah isi, dan bobot 1 butir gabah isi) dengan hasil gabah kering giling dianalisis secara regresi berganda yang dilanjutkan dengan regresi bertatar (stepwise). HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Kondisi topografi lokasi pengkajian berlereng atau berteras yang memiliki ph tanah masam (5,36), Kadar N-total (,25%) termasuk sedang, C-Organik (2,3%) termasuk sedang, C/N ratio rendah (8,), dan kandungan P (65,5 mg/1 g tanah) termasuk sangat tinggi, sedangkan kandungan K (11,77 mg/1 g tanah) dikatagorikan rendah (Soepartini et al., 1995). Untuk kandungan Ca-dd (1,4 me/1 g tanah) termasuk sangat rendah, Mg-dd (2,52 me/1 g tanah) termasuk tinggi, K-dd (,5 me/1 g tanah) termasuk sangat rendah, sedangkan KTK (kapasitas tukar kation) termasuk sedang ( 23,48 me/1 g tanah). Sedangkan kadar Fe (16,11 mg/1 g tanah) dan Zn (1,6 mg/1 g tanah) masing-masing termasuk sedang dan cukup. Untuk kelas tektur tanah termasuk Liat ( 12 % pasir, 35% debu dan 53% liat) (Hardjowigeno, 1987). Oleh karena itu, di lokasi pengkajian perlu ditambahkan unsur hara terutama pupuk N dan K, serta diberikan Agri Simba sebagai pupuk organik yang mampu membusukan jerami in situ untuk mendapatkan hasil maksimum. Pertumbuhan Tanaman Berdasarkan analisis uji statistik pemberian Agri Simba mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman yang nyata baik pada umur 3 maupun pada umur 55 hari setelah tanam (HST). Oleh karena itu, pada pemberian Agri Simba dengan takaran 5 l/ha mampu memberikan pertumbuhan tinggi tanaman yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya baik pada umur 3 dan 55 HST. Pertumbuhan tinggi tanaman yang tertinggi dicapai oleh perlakuan Agri Simba dengan takaran 5 l/ha yaitu 58,25 cm dan 63,8 cm masing-masing pada umur 3 dan 55 HST. Sedangkan pertumbuhan tinggi tanaman terendah 45,52 cm dan 59,4 cm masingmasing diperoleh pada perlakuan 15 l/ha Agri Simba pada tanaman berumur 3 HST dan petak perlakuan dengan takaran 2 l/ha Agri Simba pada tanaman berumur 55 HST. Sedangkan untuk pertumbuhan jumlah anakan/rumpun baik pada tanaman berumur 3 HST maupun pada umur 55 HST tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (Tabel 1). Komponen Hasil Pemberian Agri Simba tidak berpengaruh nyata terhadap dua komponen hasil yaitu peubah jumlah malai/rumpun 52

Tabel 1. Tinggi tanaman dan jumlah anakan pada umur 3 dan 55 HST dari pengkajian padi sawah varietas Inpari 1 yang diberi Agri Simba di desa Tanjung Sari, kecamatan Pondok Salam, kabupaten Purwakarta, MK 29. Takaran Agri Simba Tinggi Tanaman (cm) Jumlah anakan (l/ha) 3 HST 55 HST 3 HST 55 HST 5, 58,25 a 63,8 a 2,38 a 32,58 a 1, 54,44 b 6,4 b 19,44 a 3, a 15, 45,52 c 6,8 b 25,13 a 3,67 a 2, 45,56 c 59,4 b 21,63 a 3,67 a Rerata 5,94 6,74 21,64 3,97 KK (%) 5,8 6,35 1,93 7,6 Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Tabel 2. Jumlah malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah isi, bobot 1 butir gabah isi dan hasil gabah kering ging kadar air 14% (t/ha) dari pengkajian padi sawah varietas Inpari 1 yang diberi Agri Simba di desa Tanjung Sari, kecamatan Pondok Salam, kabupaten Purwakarta, MK 29. Takaran Agri Simba (l/ha) Jumlah malai per rumpun Jumlah gabah per malai Persentase gabah isi (%) Bobot 1 butir gabah isi (g) Hasil gabah k.a 14% (t/ha) 5, 34,33 a 117,18 b 95,23 b 26,18 a 1,5 b 1, 32,9 a 135,28 a 97,24 a 26,42 a 11,2 a 15, 32, a 128,11 ab 97,21 a 26,65 a 1,42 b 2, 32,5 a 123,89 ab 97,25 a 25,79 a 1,25 b Rerata 32,73 126,12 96,73 26,26 1,48 KK (%) 7,76 5,19 4,39 2,15 6,86 Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. dan bobot 1 butir gabah isi. Sedangkan untuk komponen hasil lainnya seperti peubah jumlah gabah/malai dan persentase gabah isi dipengaruhi nyata oleh pemberian Agri Simba (Tabel 2). Walaupun demikian, untuk peubah bobot 1 butir gabah isi dari varietas ini termasuk salah satu ciri-ciri varietas yang baik apabila dapat menghasilkan bobot gabah kering 1 butir sekitar 25 g. Dikarenakan bobot gabah setiap biji yang terbentuk secara sempurna didukung oleh proses fisiologi yang baik. Di mana suplai unsur hara esensial terpenuhi selama proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta diduga juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur, kelembaban dan intensitas cahaya matahari yang berperan dalam menentukan besar kecilnya bentuk gabah bernas dan banyak sedikitnya baik jumlah gabah maupun persentase gabah isi yang terbentuk (Permadi et al., 23, dan Vergara, 1995 dalam Imran, 27). Pemberian Agri 53

Simba dengan takaran 1 l/ha memberikan jumlah gabah/malai terbanyak sekitar 135,28 butir/malai dan terendah dicapai pada pemberian Agri Simba dengan takaran 5 l/ha sekitar 117,18 butir/malai. Pada takaran ini (5 l/ha Agri Simba) juga mendapatkan persentase gabah isi terendah yaitu 95,23%. Menurut Toha dan Permadi (199) dalam Permadi et al. (26), rendahnya komponen hasil seperti variabel persentase gabah isi mengakibatkan hasil gabah yang dicapai menjadi rendah. Menurut Hastini dan Permadi (27), semakin banyak jumlah malai yang dihasilkan maka berpengaruh pada pembentukan jumlah gabah dan persentase gabah isi yang semakin menurun. Untuk itu, pemberian Agri Simba pada takaran 1 hingga 2 l/ha mendapatkan persentase gabah isi lebih tinggi dan berpengaruh nyata dibanding perlakuan 5 l/ha (Tabel 2). Hasil gabah kering kadar air 14% Pemberian Agri Simba memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap hasil gabah kering giling pada kadar air 14% (Tabel 2). Oleh karena itu, pemberian Agri Simba pada takaran 1 l/ha menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan lainnya. Untuk perlakuan Agri Simba pada takaran 5, 15 dan 2 l/ha tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap hasil gabah kering giling. Hasil gabah kering giling tertinggi dicapai oleh perlakuan pada penggunaan Agri Simba dengan takaran 1 l/ha sebesar 11,2 t/ha, dan hasil gabah kering giling terendah diperoleh perlakuan pada aplikasi Agri Simba dengan takaran 5 l/ha sekitar 1,5 t/ha (Tabel 2). Pada pengkajian ini tingkat produktivitas tanaman di atas 5 t/ha GKG dikarenakan mempunyai bobot 1 butir gabah isi lebih tinggi dari 25 g (Imran, 27). Kemudian hubungan antara hasil gabah kering giling dengan pemberian Agri Simba membentuk persamaan regresi kuadratik yang nyata. Model persamaan regresi kuadratik yang terbentuk sebagai berikut: Y = 8,852 +,333 X -,13 X 2 R 2 =,472* Untuk mendapatkan hasil maksimum maka dari persamaan regresi kuadratik di atas bila dx/dy =. Oleh karena itu, persamaannya adalah sebagai berikut : = +,333 2 (,13) X,26 X =,333 maka X =,333 :,26 = 12,81 dimana X adalah takaran Agri Simba (l/ha). Dengan demikian padi sawah varietas Inpari 1 dapat mencapai hasil maksimum pada pemberian Agri Simba sekitar 12,81 l/ha (Gambar 1). Tingginya hasil padi dipengaruhi oleh meningkatnya komponen-komponen hasil seperti jumlah malai/rumpun (X 1 ), jumlah gabah/malai (X 2 ), persentase 54

Hasil GKG (t/ha) 11.5 11. 1.5 1. 5. Y = 8,852 +,331 X,13 X 2 R 2 =,472 * 1. Takaran Agri Simba (l/ha) Gambar 1. Hubungan antara pemberian Agri Simba dengan hasil gabah kering giling varietas Inpari 1 pada kadar air 14%. Tabel 3. Korelasi antara peubah-peubah komponen hasil dan hasil gabah kering kadar air 14% dari pengkajian padi sawah varietas Inpari 1 yang diberi Agri Simba di Desa Tanjung Sari kecamatan Pondok Salam, kabupaten Purwakarta pada MK 29. z Peubah X 1 X 2 X 3 X 4 Y Jumlah malai/rumpun (X 1 ) 1 Jumlah gabah/malai (X 2 ),67 1 Persentase gabah isi (X 3 ) -,362,582* 1 Bobot 1 butir gabah isi (X 4 ),136,65 -,36 1 Hasil gabah kering k.a 14% t/ha (Y) -,234,748**,333,12 1 Keterangan : r tab 5% =,482 15. 2. isi (X 3 ), dan bobot 1 butir gabah isi (X 4 ). Berdasarkan analisis regresi linier berganda antara hasil gabah dengan komponen hasil memberikan persamaan dugaan sebagai berikut : * * Y = 27,493 15 X 1 +,64 X 2,224 X 3,3 X 4 R 2 =,74 ** Dari persamaan regresi linier berganda di atas dua variabel yang menunjukkan nyata yaitu jumlah malai/rumpun (X 1 ) dan jumlah gabah/malai (X 2 ). Persamaan ini mempunyai keeratan dengan hasil sebesar 74% dan hanya 26% kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diketahui. Kemudian untuk mengetahui keterandalan komponen hasil yang menunjang terhadap hasil digunakan analisis regresi bertatar (Stepwise). Hasil analisisnya memberikan persamaan model dugaan sebagai berikut : * Y = 6,711,63 X 1 +,46 X 2 R2 =,641* Dari persamaan regresi bertatar di atas hanya satu variabel yaitu jumlah gabah/malai (X 2 ) yang nyata. Oleh karena itu, komponen hasil yang menunjang terhadap hasil gabah padi sawah untuk varietas Inpari 1 adalah jumlah gabah/malai (X 2 ). Akan tetapi komponen 55

hasil ini juga memberikan korelasi nyata terhadap hasil (Tabel 3). Hasil ini sesuai dengan pendapat Sutaryo et al, (23 dan 25), peubah jumlah gabah/malai merupakan salah satu komonen hasil yang banyak mendukung terhadap tingginya hasil gabah per hektar. pengumpulan data maupun analisis data pengkajian tersebut. Kemudian kepada bapak Apud Sukayat sebagai kordinator penyuluh pertanian lapangan tingkat kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakarta yang memberi kemudahan pelaksanaan pengkajian dilapangan. KESIMPULAN 1. Penggunaan Agri Simba berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 3 dan 55 hari setelah tanam (HST). 2. Hasil gabah kering giling pada kadar air 14% (GKG) tertinggi dicapai pada tingkat pemberian Agri Simba 1 l/ha sebesar 11,2 t/ha. Sedangkan hasil gabah kering giling terendah diperoleh pada pemberian 5 l/ha sekitar 1,5 t/ha. 3. Pemberian Agri Simba dapat mencapai hasil maksimum GKG pada takaran 12,81 l/ha. 4. Sedangkan komponen hasil yang mendukung terhadap hasil gabah padi sawah untuk varietas Inpari 1 adalah jumlah gabah/malai yang berkorelasi nyata. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada sdri Dika Kadarwati, AMd, dan sdr Nur Fajar, AMd yang telah banyak membantu pelaksanaan dilapangan dan DAFTAR PUSTAKA Anwar, K., S. Sabiham, B. Sumawinata, A. Sapei, dan T. Alihamsyah. 26. Pengaruh kompos jerami terhadap kualitas tanah, kelarutan Fe2+ dan SO42- serta produksi padi pada tanah sulfat masam. Jurnal Tanah dan Iklim, 24:29-39. Arafat, Hasanuddin, dan Nasrudin. 24. Pengaruh pemupukan NPK dan jerami terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah. Jurnal Agrivigor, 3(3):22-226. Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Saran Perkasa. Jakarta, 22p Hastini, T., dan K. Permadi. 27. Pengujian beberapa varietas unggul baru padi di dataran tinggi berpengairan teknis. Jurnal Agrivigor, 7(1):26-31. Hidayati, U. 23. Menuju pertanian berwawasan lingkungan. Warta Litbang Pertanian, 25(4). Imran, A. 27. Potensi hasil enam varietas unggul baru padi. Jurnal Agrivigor, 7(1):69-77. Las, I., A. K. Makarim, H. M. Toha, dan A. Gani. 22. Panduan teknis pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu padi sawah irigasi. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta. 37 p. Permadi, K., H.M. Toha, dan K. Pirngadi. 23. Pemupukan majemuk NPK- 56

Badak (2-1-1) pada pertumbuhan dan hasil padi sawah varietas Way Apoburu. Jurnal Agrivigor, 3(2):113-127. Permadi, K., H.M. Toha, dan K. Pirngadi. 26. Pengaruh populasi tanaman terhadap hasil beberapa varietas unggul padi sawah pada dua musim tanam. Jurnal Agrivigor, 5(2):125-134. Soepartini, M., J. Sri Adiningsih, Moersidi, S., Nurjaya, dan Supardi, A. 1995. Status Hara P dan K serta Kebutuhan TSP dan KCl Padi Sawah di Lombok. Dalam. Risalah Seminar Perbaikan Teknologi Tanaman Pangan di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Balittan Malang. Edisi Khusus 5:72-17. Sutaryo, B., Aziz Purwanto, dan Nasrullah. 23. Heterosis standar hasil gabah dan analisis lintasan beberapa kombinasipersilangan padi pada tanah berpengairan teknis. Jurnal Ilmu Pertanian, 1(2):7-78. Sutaryo, B., Aziz Purwanto, dan Nasrullah. 25. Seleksi beberapa kombinasi persilangan padi untuk ketahanan terhadap keracunan aluminium. Jurnal Ilmu Pertanian, 12(1):2-31. 57