PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

Transkripsi

1 PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR Khairatun Napisah dan Muhammad Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan khairatun.napisah@yahoo.co.id ABSTRAK Pengkajian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil beberapa galur padi tahan tungro di Kabupaten Banjar. Pengkajian ini dilaksanakan di lahan irigasi Desa Sungai Rangas, Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 (MK. 2013). Pengkajian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan galur-galur dan varietas tahan tungro sebagai perlakuan. Perlakuan terdiri atas 6 galur (B1055IE-KN-39-1-LR-B , B12006-RS* , BH8B-MR-6-KN-0-LR-B , B11071D-KN-14-3-LR-B , B12006-RS* , B12721-MR-2-8-1) dan 4 varietas pembanding (Inpari 9, Tukad Unda, Ciherang, IR 64). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap galur ditanam pada petakan berukuran 3 m x 4 m. Bibit padi ditanam pada saat umur semai 21 hari sebanyak 1-2 bibit per rumpun, dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Dosis pupuk yang digunakan 300 kg/ha Urea, 100 kg/ha SP-36 dan 100 kg/ha KCl. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari enam galur dan empat varietas pembanding yang diuji memberikan hasil berkisar antara 4,72 7,89 t/ha. Hasil tertinggi diperoleh pada galur B12721-MR yaitu sebesar 7,89 t/ha, sedangkan varietas pembanding Ciherang memiliki hasil terendah, yaitu sebesar 4,72 t/ha. Semua galur atau varietas yang diuji tidak ditemukan adanya serangan hama dan penyakit, khususnya penyakit tungro. Kata kunci :Galur padi, hasil padi, tahan penyakit tungro Pendahuluan Pemerintah masih mengandalkan sawah sebagai tulang punggung penyediaan beras daripada lahan kering. Hal ini mengingat lahan sawah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produktivitas lebih tinggi, selain ketersediaan teknologi yang lebih banyak (Utomo dan Nazaruddin, 2003). Varietas unggul baru merupakan salah satu komponen teknologi yang memiliki peran nyata dalam meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian (Daradjat, 2001). Dalam hal ini keunggulan varietas baru semakin seragam dan atau semakin spesifik, sesuai dengan agroekosisten, permasalahan di lapangan, lokasi spesifik dan preferensi konsumen atau pengguna. Berkaitan dengan hal ini, ada varietas yang dilepas berdasarkan keunggulan spesifik dalam mengantisipasi permasalahan lingkungan tumbuh seperti tahan kekeringan, tahan naungan, tahan suhu rendah, tahan hama wereng coklat, tahan penyakit blas dan tahan hama penyakit lainnya (Suharyanto et al. 2006). Jadi ketahanan terhadap Banjarbaru 6-7 Agustus

2 penyakit, mutu beras, dan rasa nasi menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih varietas. Kalimantan Selatan selain merupakan daerah sentra produksi padi juga merupakan daerah yang menghadapi masalah serangan tungro. Luas serangan tungro di Kalimantan Selatan rata-rata 410,0 ha per tahun (Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan, 2012). Penyakit tungro merupakan salah satu kendala dalam upaya peningkatan stabilitas produksi padi Nasional, bahkan menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan yang berkelanjutan (Widiartaet al,. 2004). Penyakit ini telah menyebar hampir keseluruh Indonesia, serangannya sering meluas (ledakan serangan/outbreak) di daerah sentra produksi beras nasional seperti pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan. Penanaman varietas padi yang peka, dan pertanaman yang tidak serentak serta faktor lingkungan terutama musim hujan dan kelembaban yang tinggi juga menguntungkan bagi perkembangan wereng hijau. Penggunaan varietas yang memiliki ketahanan tinggi terhadap tungro merupakan salah satu cara yang cepat dan mudah diterapkan petani. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil beberapa galur padi tahan tungro di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Metodologi Kegiatan pengkajian dilaksanakan di lahan irigasi Desa Sungai Rangas, Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2013 (MK. 2013). Pengkajian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan galur-galur /varietas tahan tungro sebagai perlakuan. Perlakuan terdiri atas 6 galur (B1055IE-KN-39-1-LR-B , B12006-RS* , BH8B-MR- 6-KN-0-LR-B , B11071D-KN-14-3-LR-B , B12006-RS* , B12721-MR-2-8-1) dan 4 varietas pembanding (Inpari 9, Tukad Unda, Ciherang, IR 64). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap galur ditanam pada petakan berukuran 3 m x 4 m. Bibit padi ditanam pada saat umur 21 hari sebanyak 1-2 bibit per rumpun, dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm.dosis pupuk yang digunakan 300 kg/ha Urea, 100 kg/ha SP-36 dan 100 kg/ha KCl. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam dan sepertiga bagian urea diberikan satu minggu setelah tanam, selebihnya pada 45 hari setelah tanam. Pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT. Panen dilaksanakan setelah masak fisiologis 90% malai pada petakan telah berwarna kuning. Panen dengan cara diarit menggunakan sabit bergerigi. Gabah segera dirontok dan dijemur dengan panas matahari hingga kadar air gabah mencapai 14%. Parameter tanaman padi yang diamatiadalah tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah gabah isi, persentase gabah hampa, bobot 1000 biji dan hasil. Data yangdiperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam, dan dilanjutkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk melihat perbedaan masing-masing galur/varietas terhadap parameter yang diamati. Khairatun Napisah : Pertumbuhan dan hasil beberapa galur padi tahan tungro 154

3 Hasil dan Pembahasan Karakteristik Lahan Lokasi pengkajian merupakan lahan irigasi di Desa Sungai Rangas, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil analisis tanah diperoleh bahwa tingkat kesuburan tanah di lokasi pengkajian tergolong rendah, yang ditunjukkan dengan ph tanah tergolong sangat masam, kandungan C organik sedang, N total rendah, dan Al-dd sangat rendah.tekstur tanah dilokasi pengkajian adalah lempung liat Berdebu. Hasil analisa tanah disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil analisa tanah di Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, MK 2013 Sifat Tanah ph H 2 O C Organik (%) N-Total (%) P 2 O 5 Bray-1 (ppm) Kdd Nadd Mgdd Hasil Analisa 3,61 (SR) 2,99 (S) 0,154 (R) 20,87 (S) 0,13 (R) 0,25 (R) 0,21 (SR) Al-dd 3,02 H-dd 3,67 % pasir; debu; liat 1,01; 66,43; 32,56 Keterangan : SR = sangat rendah; R = rendah; S = sedang; T = tinggi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Hasil pengamatan terhadap bentuk rumpun tanaman memperlihatkan bahwa semua galur dan varietas mempunyai bentuk rumpun yang tegak. Hasil pengamatan vigor tanaman menunjukkan bahwa seluruh galur yang diuji memiliki skor sedang sampai baik (skor 3), tidak berbeda dengan 4 (empat) varietas pembandingnya (Tabel 2). Bentuk rumpun dan vigor merupakan salah satu tampilan agronomis yang penting diamati untuk mengidentifikasi galur-galur yang baik secara fenotipe. Banjarbaru 6-7 Agustus

4 Tabel 2. Bentuk rumpun dan vigor tanaman beberapa galur-galur tahan tungro di Kecamatan Martapura Barat, Kab. Banjar, MK 2013 Bentuk Rumpun vigor 1. B1055IE-KN-39-1-LR-B B12006-RS* BH8B-MR-6-KN-0-LR-B B11071D-KN-14-3-LR-B B12006-RS* B12721-MR INPARI TUKAD UNDA CIHERANG IR Keterangan : Bentuk rumpun : 1.Tegak, 2. Agak tegak, 3. Terbuka, 4. Berserak, 5. Menjalar. Vigor : 1-3 baik, 3-5 sedang, dan 5-7 kurang baik. Tanaman tertinggi diperoleh pada varietas pembanding tahan tungro (Tukad Unda) sebesar 102,53 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan galur B1055IE-KN-39-1-LR-B yang mencapai sekitar 100,03 cm (Tabel 3). Sedangkan tanaman yang terendah adalah pada varietas Inpari 9, yaitu sebesar 78,57 cm. Tabel 3. Tinggi tanaman dan jumlah anakan/rumpun beberapa galur-galur tahan tungro Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, MK Tinggi Tanaman Jumlah anakan /rumpun 1. B1055IE-KN-39-1-LR-B ,03ab 10,53b 2. B12006-RS* ,53abc 11,07b 3. BH8B-MR-6-KN-0-LR-B ,53ab 11,47b 4. B11071D-KN-14-3-LR-B ,13ab 11,63b 5. B12006-RS* ,10bcd 10,17b 6. B12721-MR ,93cde 12,53ab 7. INPARI 9 78,57f 11,37b 8. TUKAD UNDA 102,53a 11,27b 9. CIHERANG 88,13de 12,53ab 10. IR-64 84,60ef 14,47a KK % 4, Keterangan : angka sekolom yang diikuti huruf sama dibelakangnya tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT. Jumlah anakan per rumpun tertinggi terlihat pada varietas IR-64 yaitu sebesar 14,47 batang/rumpun. Pada galur tahan tungro jumlah anakan tertinggi adalah pada galur B MR yaitu 12,53 batang/rumpun (Tabel 3). Tinggi tanaman dan jumlah anakan suatu galur atau varietas dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tumbuhnya. Djafar et al. Khairatun Napisah : Pertumbuhan dan hasil beberapa galur padi tahan tungro 156

5 (1990) menyatakan bahwa adanya bentuk-bentuk yang berbeda dari suatu jenis tanaman terjadi akibat tanggapan tanaman tersebut terhadap lingkungan tempat tumbuhnya. Jumlah gabah isi per rumpun dan persentase gabah isi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar galur atau varietas (Tabel 4). Jumlah gabah isi per rumpun dari galur yang diuji bervariasi antara 902,7-1136,0 butir/rumpun. Galur B12006-RS* mempunyai jumlah gabah isi terbanyak yaitu 1136 butir/rumpun, sedangkan yang terendah adalah pada varietas pembanding IR-64 sebanyak 759 butir/rumpun. Jumlah gabah hampa terbanyak adalah pada varietas Inpari 9, yaitu sebesar 426 butir/rumpun (Tabel 4). Sedangkan pada galur tahan tungro jumlah gabah hampa terendah terlihat pada galur B12721-MR yaitu sebesar 185 butir /rumpun. Tabel 4. Jumlah gabah isi/rumpun, gabah hampa dan persentase gabahisi beberapa galurgalur tahan tungro Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, MK B1055IE-KN-39-1-LR-B Jumlah Gabah Isi /rumpun Jumlah Gabah Hampa /rumpun Persentase Gabah Isi (%) 977,0 385,67ab 71,68 2. B12006-RS* ,0 258,67abc 80,18 3. BH8B-MR-6-KN-0-LR-B ,3 236,67bc 79,49 4. B11071D-KN-14-3-LR-B ,3 200,00bc 80,23 5. B12006-RS* ,0 222,33bc 83,34 6. B12721-MR ,7 185,00c 63,24 7. INPARI ,7 426,00a 71,46 8. TUKAD UNDA 877,0 304,33abc 74,19 9. CIHERANG 770,3 170,67c 82, IR ,0 183,33c 81,33 KK % 22,98 37,29 17,44 Keterangan : angka sekolom yang diikuti huruf sama dibelakangnya tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT Berat gabah 1000 butir dari galur yang diuji bervariasi antara 22,29 29,52 gram. Galur B12006-RS* mempunyai berat 1000 butir yang terberat yaitu 29,52 gram tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Ciherang dan IR-64, sedangkan yang terendah adalah galur B12006-RS* sebesar 22,29 gram. Komponen gabah 1000 butir merupakan salah satu faktor penting untuk memprediksi potensi tanaman. Semakin tinggi berat gabah menunjukkan semakin bernas gabah tersebut. Varietas yang mempunyai berat gabah yang tinggi berarti varietas menunjukkan berkualitas. Menurut Yoshida (1981) Dalam Zen (2007), bahwa hasil tanaman ditentukan oleh komponen hasil seperti gabah per malai, prosentase gabah bernas dan berat 1000 butir. Banjarbaru 6-7 Agustus

6 Pengamatan ketahanan terhadap hama dan penyakit utama dilakukan sejak dipersemaian. Dari hasil pengamatan tidak ditemukan serangan hama dan penyakit yang parah, khususnya penyakit tungro. Tabel 5. Berat seribu butir dan hasil beberapa galur-galur tahan tungro Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, MK Berat 1000 Butir 26,53abc Hasil t/ha GKG 6,24ab 1. B1055IE-KN-39-1-LR-B B12006-RS* ,29c 6,74ab 3. BH8B-MR-6-KN-0-LR-B ,59bc 6,47ab 4. B11071D-KN-14-3-LR-B ,09bc 5,82ab 5. B12006-RS* ,52a 7,38a 6. B12721-MR ,23a 7,89a 7. INPARI 9 27,59ab 6,60ab 8. TUKAD UNDA 24,24bc 5,78ab 9. CIHERANG 29,25a 4,72b 10. IR-64 29,19a 6,38ab KK % 9,88 19,63 Keterangan : angka sekolom yang diikuti huruf sama dibelakangnya tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT Dari enam galur dan empat varietas pembanding yang diuji memberikan hasil berkisar antara 4,72 7,89 t/ha. Hasil tertinggi diperoleh pada galur B12721-MR sebesar 7,89 t/ha, tetapi tidak berbeda nyata dengan galur B12721-MR-2-8-1(Tabel 5). Varietas pembanding Ciherang memilikihasil terendah, yaitu sebesar 4,72 t/ha. Berat 1000 butir mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap hasil gabah. Kesimpulan 1. Dari enam galur dan empat varietas pembanding yang diuji memberikan hasil berkisar antara 4,72 7,89 t/ha. Hasil tertinggi diperoleh pada galur B12721-MR yaitu sebesar 7,89 t/ha, sedangkan varietas pembanding Ciherang memiliki hasil terendah, yaitu sebesar 4,72 t/ha. 2. Semua galur atau varietas yang diuji tidak ditemukan adanya serangan hama dan penyakit, khususnya penyakit tungro. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarmasin. Daradjat,. A.A Program Pemuliaan Partisipatif (Shuttle dan Uji Multilokasi) pada Tanaman Padi. Konsep dan Realisasi. Makalah disampaikan pada Lokakarya dan Penyelarasan Perakitan Varietas Unggul Komoditas Hortikultura melalui Penerapan Program Shuttle Breeding, Jakarta, April Khairatun Napisah : Pertumbuhan dan hasil beberapa galur padi tahan tungro 158

7 Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, Pemetaan Daerah Serangan Organisme Pengganggu pada Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Djafar ZR, Dartius, Dokti S Dasar Dasar Agronomi. Palembang. Suharyanto, Rubiyo, Daradjat AA Uji Daya Hasil Beberapa Galur Harapan Padi sawah di Gianyar Bali. Prosiding Inovasi Teknologi Padi Menuju Swasembada Beras berkelanjutan. Buku II. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian p Utomo, M dan Nazaruddin Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. Widiarta, I.N. Burhanuddin, A. A. Daradjat dan A. Hasanuddin Status dan Program Penelitian Pengendalian Terpadu Penyakit Tungro. Prosiding Seminar Nasional Status Program Penelitian Tungro Mendukung Keberlanjutan Produksi Padi Nasional. Makassar : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Zen, S Stabilitas Hasil Galur Baru Padi Sawah Preferensi Konsumen Sumatera Barat. Agritrop 26(1):1-5. Banjarbaru 6-7 Agustus