PEMBUATAN MIE DARI CAMPURAN UMBI SINGKONG, MODIFIED CASSAVA FLUOR (MOCAF) DAN TERIGU

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut

SUBSTITUSI TEPUNG COCOCAF PADA PEMBUATAN BROWNIES KUKUS SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TERIGU

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB II LANDASAN TEORI

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

FLOUR TREATMENT OF OYSTER MUSHROOM (Pleurotus Ostreatus) AND OLD DRIED NOODLES DRYING ON QUALITY OF WHEAT MOCAF (Modified Cassava Flour)

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PENGEMBANGAN PENGOLAHAN TEPUNG CASSAVA UNTUK WIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. nugget yang relatif mahal. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif nugget yang

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

III. BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 2012

I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh kandungan racun yang disebut juga linamarin (senyawa sianoglukosida

BAB III METODE PENELITIAN

Karakteristik Fisik dan Organoleptik Produk Mocatilla Chips dari Tepung Mocaf dan Jagung

Transkripsi:

PEMBUATAN MIE DARI CAMPURAN UMBI SINGKONG, MODIFIED CASSAVA FLUOR (MOCAF) DAN TERIGU Endah Sulistiawati 1* 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Soepomo, SH., Janturan, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta. * Email: endahsulistiawati@che.uad.ac.id Abstrak Mie merupakan salah satu produk makanan yang digemari di kalangan masyarakat karena harganya relatif murah dan mudah diperoleh. Indonesia merupakan negara pengimpor gandum (terigu). Mie yang beredar sekarang sebagian besar dibuat dari bahan baku terigu (gandum). Impor gandum Indonesia hampir 6 juta ton/tahun. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap gandum perlu dicarikan alternatif, untuk keperluan bahan baku industri mie. Umbi singkong dan mocaf (Modified Cassava Flour) merupakan potensi yang baik karena banyak mengandung karbohidrat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari komposisi campuran bahan (umbi singkong, mocaf, dan terigu) untuk menghasilkan produk mie yang relatif disukai oleh responden. Metode pembuatan mie cukup mudah, yaitu umbi singkong dibersihkan, dikupas, dikukus. Adonan yang terdiri dari campuran umbi singkong yang telah dikukus dan mocaf, ditambah terigu dengan perbandingan tertentu (sesuai variabel). Kemudian digiling agar membentuk mie dan dipotong-potong. Hasil yang telah dipotong lalu disimpan dalam lemari pendingin. Tahap terakhir adalah memasak mie dan dilakukan pengujian preferensi yaitu menguji tingkat kesukaan produk kepada 30 relawan, yang meliputi tekstur, warna, kekenyalan, rasa, dan aroma. Dari penelitian ini diperoleh hasil yang relatif paling baik untuk dikaji lebih lanjut adalah mie C2 dengan komposisi terigu=50%, singkong=25%, mocaf=25%. Mie tersebut mempunyai skor antara cukup suka dan suka dengan angka 3,6-3,9. Kata kunci: mie,mocaf, singkong, terigu 1. PENDAHULUAN Singkong merupakan bahan makanan dengan kandungan karbohidrat yang lebih rendah dari nasi dan roti, dengan kandungan serat yang tinggi. Tepung mocaf (Modified Cassava Flour) merupakan tepung yang berasal dari singkong, yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri asam laktat (Salim, 2011). Rahmat dan Mujaddid (2014) membuat mocaf menggunakan bakteri lactobacillus casei dan aspergillus niger serta konsorsium dari kedua bakteri tersebut. Proses pembuatan produk tepung mocaf melalui beberapa tahap yaitu mengupas dan mencuci ketela pohon dengan air, kemudian mengiris menjadi sebuah chip yang berukuran 0,2-0,3 cm. Chip lalu difermentasi dalam keadaan anaerob selama 24 jam dengan menggunakan mikroba tersebut. Setelah fermentasi, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan sinar matahari selama 20 jam, lalu digiling dan diayak dengan ukuran 140 mesh. Kualitas produk tepung mocaf dapat diketahui dengan mengukur kadar air, kadar abu, kadar pati, kadar serat kasar dan kelarutan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tepung yang dihasilkan berwarna putih dan tidak berbau khas singkong. Pengaruh penambahan bakteri yang menghasilkan penurunan kadar pati terbesar diberikan oleh konsorsium Lactobacillus Casie dan Aspergillus Niger pada variabel masing-masing bakteri 1 ml dan 1 gr. Tepung yang dihasilkan tersebut mempunyai kelarutan sebesar 47,2 % (Rahmat dan Mujaddid, 2014). Tepung mocaf telah diteliti untuk digunakan sebagai filler pada nugget ampela ayam. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 5 level filler tepung mocaf dan ampela dengan perbandingan 0 : 100; 5 : 95; 10 : 90; 15 : 85; dan 20 : 80. Data yang diambil adalah kualitas fisik (ph, keempukan, daya ikat air), kualitas sensoris (warna, rasa, tekstur, daya terima) dan kadar kolesterol. Semakin tinggi level filler tepung mocaf yang ditambahkan pada nugget ampela akan meningkatkan daya ikat air dan tekstur serta menurunkan keempukan, tetapi tidak merubah daya terima dan kadar kolesterol dari nugget ampela (Kusumanegara dkk., 2012). Peneliti lainnya yaitu K-11

Hardiyanti dkk. (2013) telah membuat mie dari campuran tepung kentang yang dimodifikasi, tepung mocaf, tepung terigu dengan penambahan garam fosfat. Komposisi yang terbaik dari campuran adalah 15%:40%:45%. Gandum (Triticum aestivum L.) berasal dari daerah subtropik dan salah satu serealia dari family Gramineae (Poaceae). Gandum merupakan bahan baku tepung terigu yang banyak digunakan untuk pembuatan berbagai produk makanan seperti: mie instan, roti, kue biskuit, serta makanan lainnya. Gluten pada tepung terigu tidak dimiliki oleh tepung lainnya. Ini merupakan keunggulan, karena menyebabkan daya kembang pada tepung tersebut. Rata-rata tinggi tanaman 72,4 cm, umur berbunga 61,0 hari, umur masak 103,0 hari, jumlah anakan produktif 9,8, bobot biji per rumpun 12,0, dan hasil biji 782,0 g/petak (Budiarti, 2005). Kebutuhan tepung terigu di Indonesia meningkat setiap tahun sejalan dengan perkembangan ekonomi dan jumlah penduduk. Realisasi impor gandum Indonesia di tahun 2010 menembus 5,85 juta ton atau setara dengan konsumsi terigu 4,3 juta ton (Suhendra, 2011). Lala dkk. (2013) telah melakukan penelitian untuk mengetahui substitusi mocaf pada mie instan, mengetahui keseimbangan massa terbaik yang terjadi selama proses pembuatan mie instan bersubstitusi mocaf, dan mendapatkan pemilihan produk yang disukai panelis dalam uji organoleptik. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah model aditif dan analisis empirikal. Metode ini bertujuan untuk memperoleh campuran yang terpilih sifat-sifat baiknya. Kombinasi perlakuan tersebut, terdiri dari formulasi tepung terigu dan tepung mocaf yang terdiri dari 3 level, yaitu : tepung terigu: tepung mocaf adalah (75:25)%; (65;35)%; dan (55:45)% dengan penambahan CMC 0,5 % dan 1%. Uji karakteristik yang dilakukan antara lain: sifat fisik (koefisien ekspansi volume, pemuaian volume, daya serap air, rendemen, panas spesifik dan keseimbangan massa), sifat kimia (kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar karbohidrat) dan organoleptik (rasa, aroma, tekstur dan warna). Keseimbangan massa yang terjadi selama proses pembuatan mie instan menghasilkan angka rendemen tertinggi 74,078 % dengan input bahan sebesar 375,8 gram campuran bahan dan output sebesar 278.9 gram mie instan (terigu : mocaf : CMC = 187,5 : 62,5 : 2,5 gram). Produk yang disukai panelis dalam uji organoleptik, yaitu pada perlakuan dengan substitusi mocaf 25 % dengan perbandingan terigu : mocaf : CMC = 75 : 25 : 1 (Lala dkk., 2013). Pembuatan mie dari campuran tepung gadung, mocaf, dan terigu telah dilakukan oleh Rosmeri dkk. (2013). Sebanyak 120 gram campuran tepung gadung/mocaf dan tepung terigu disiapkan menurut perbandingan yang diinginkan. Campuran yang terdiri dari 12 g tepung dan kuning telur ditempatkan dalam baskom, ditambah 10 ml air hangat (55 o C). Setelah ditambahkan dengan air mendidih sebanyak 24 ml, campuran segera diaduk dengan pengaduk mekanik. Sisa tepung (108 gram) dimasukkan ke dalam adonan bersama dengan 52 ml air hangat, soda dan garam sambil terus diaduk selama 30 menit pada suhu 60 o C. Setelah itu, adonan didinginkan, dimasukkan ke dalam alat pengepresan untuk membentuk lembaran-lembaran dengan ketebalan tertentu. Setelah itu, lembaran yang sudah terbentuk dimasukkan ke dalam alat pencetak mie untuk membentuk mie dengan ukuran panjang kira-kira 30 cm. Potongan-potongan mie tersebut ditaburi dengan minyak goreng, lalu dikukus selama 5 menit. Selanjutnya, mie ditiriskan dan dikeringkan, mie dibiarkan sampai dingin dan siap untuk dikonsumsi. Mie basah dan mie instan kualitas terbaik diperoleh dari kombinasi 40% tepung gadung dan 60% tepung gandum, sedangkan mie basah dari tepung mocaf tepung gandum terbaik diperoleh dari kombinasi 20% :80%. Mie kering dengan hasil terbaik adalah mie dengan perbandingan 20% tepung gadung dan 80% tepung gandum, sedangkan mie kering dari tepung mocaf tepung gandum terbaik diperoleh dari kombinasi 20%:80% (Rosmeri dkk., 2013). Penelitian ini merupakan pembuatan mie menggunakan bahan baku dari campuran umbi singkong, mocaf dan tepung terigu. Tujuannya adalah mencari komposisi campuran bahan (umbi singkong, mocaf, dan terigu) untuk menghasilkan produk mie yang relatif disukai oleh responden. 2. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan secara eksperimental pada Laboratorium Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Bahan yang digunakan yaitu: umbi singkong (kadar air 47,708%, kadar abu 1,241%), tepung mocaf (kadar air 11,527%, kadar abu 1,305%), tepung terigu (kadar air K-12

12,249%, kadar abu 0,515%), air, minyak goreng, telur, gula, dan garam. Alat yang digunakan meliputi: pencetak mie, pemotong mie, baskom, dandang, kompor, timbangan, ember, centong, nampan, sarung tangan, saringan tepung, blender, dan pisau. Umbi singkong dibersihkan, dikupas, lalu dikukus. Adonan yang dihasilkan, ditambahkan tepung mocaf dan terigu dengan perbandingan tertentu, yaitu perbandingan campuran singkongmocaf dengan terigu adalah: (10:90), (25:75), (50:50), dan (75:25).Kemudian digiling agar membentuk mie dan dipotong-potong.hasil yang telah dipotong, lalu dikukus, dioven pada suhu 40ºC untuk mengurangi kadar airnya, lalu dipindahkan ke lemari pendingin (untuk disimpan, paling lama 1 minggu).tahap terakhir adalah pengujian preferensi yaitu, memasak mie dan menguji tingkat kesukaan produk kepada minimal 30 responden. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Uji Tingkat Kesukaan (Preferensi) Komposisi tepung pada pembuatan mie dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Komposisi bahan pada pembuatan mie Kode Singkong, % Mocaf, % Terigu, % A1 1 9 90 A2 5 5 90 A3 9 1 90 B1 5 20 75 B2 12,15 12,5 75 B3 20 5 75 C1 5 45 50 C2 25 25 50 C3 45 5 50 D1 7,5 67,5 25 D2 37,5 37,5 25 D3 67,5 7,5 25 Setelah mendapatkan data dari responden sebanyak 30 orang, semua data diolah menggunakan MS-Excel dan disajikan pada tabel 2 (nilai rata-rata) dan tabel 3 (simpangan baku). Tabel 2. Nilai Rata-rata Hasil Uji Preferensi Terhadap Mie Parameter A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 Tekstur 1,47 2,53 3,57 3,43 3,53 3,47 3,30 3,63 3,50 3,43 2,80 3,07 Warna 2,27 3,20 3,53 3,37 3,37 3,53 3,37 3,67 3,50 3,53 2,97 3,13 Kekenyalan 1,60 3,10 3,90 2,97 3,50 3,47 3,53 3,93 3,30 2,97 2,80 2,90 Rasa 1,67 2,93 3,17 3,37 3,20 3,70 3,47 3,63 3,47 3,60 2,70 2,73 Aroma 1,63 2,83 3,60 3,20 3,50 3,47 3,50 3,90 3,70 2,97 2,60 2,97 Tabel 3. Nilai Simpangan Baku Hasil Uji Preferensi Terhadap Mie Parameter A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 Tekstur 0,57 0,57 0,94 0,63 0,57 0,51 0,60 0,61 0,51 0,63 0,85 0,78 Warna 0,64 0,66 0,51 0,56 0,67 0,63 0,72 0,61 0,68 0,68 0,67 0,82 Kekenyalan 0,50 0,55 0,92 0,72 0,51 0,51 0,73 0,83 0,92 0,93 0,66 0,80 Rasa 0,66 0,74 0,70 0,76 0,66 0,70 0,63 0,61 0,68 0,62 0,60 0,69 Aroma 0,49 0,79 0,81 0,71 0,57 0,73 0,82 0,71 0,65 0,89 0,56 0,72 K-13

Gambaran (profil) hasil uji terhadap tektur mie dapat dilihat pada gambar 1. Tekstur dengan nilai tertinggi yaitu pada mie C2, dengan angka 3,63±0,61. Gambar 1. Hasil uji responden terhadap tekstur mie. Hasil uji responden terhadap warna mie dapat dilihat pada gambar 2. Warna dengan nilai tertinggi yaitu pada mie C2, dengan angka 3,67±0,61. Gambar 2. Hasil uji responden terhadap warna mie Uji responden terhadap kekenyalan mie dapat dilihat pada gambar 3. Kekenyalan dengan nilai tertinggi yaitu pada mie A3, dengan angka 3,9±0,92, dan C2, dengan angka 3,9±0,8. Gambar 3. Hasil uji responden terhadap kekenyalan mie Hasil uji responden terhadap rasa mie dapat dilihat pada tabel 4. Rasa dengan nilai tertinggi yaitu pada mie B3, dengan angka 3,7±0,7, sedangkan mie C2 mempunyai skor 3,63±0,61. K-14

Gambar 4. Hasil uji responden terhadap rasa mie Hasil uji responden terhadap aroma mie dapat dilihat pada gambar 5. Aroma dengan nilai tertinggi yaitu pada mie C2, dengan angka 3,9±0,712. Gambar 5. Hasil uji responden terhadap aroma mie 3.2. Pembahasan Semua parameter hasil uji responden yang terbaik dirangkum dalam tabel 3. Tabel 3. Rangkuman hasil terbaik dari tiap parameter Parameter Hasil terbaik Angka Tekstur C2 3,63±0,61 Warna C2 3,67±0,61 Kekenyalan A3 dan C2 3,9±0,92 dan 3,9±0,8 Rasa B3 dan C2 3,7±0,7 dan 3,63±0,61 Aroma C2 3,9±0,712 Dari tabel 3 dapat diambil kesimpulan hasil yang relatif paling baik (antara cukup suka dan suka, skor 3,6-3,9) untuk diproduksi dengan skala yang lebih besar adalah mie C2 dengan komposisi (singkong=25%;mocaf=25%; terigu=50%). Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Lala dkk. (2013), produk yang disukai panelis dalam uji organoleptik, yaitu pada perlakuan dengan substitusi mocaf 25 % dengan perbandingan K-15

terigu : mocaf : CMC = 75 : 25 : 1. Pada penelitian Rosmeri dkk. (2013) mie basah dan mie instan kualitas terbaik diperoleh dari kombinasi 40% tepung gadung dan 60% tepung gandum, sedangkan mie basah dari tepung mocaf tepung gandum terbaik diperoleh dari kombinasi 20%:80%. Pada penelitian Lala dkk. bisa mengurangi terigu sebanyak 25%, dan Rosmeri dkk. bisa mengurangi terigu hingga 40%. Penelitian ini merupakan langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengurangi impor terigu sebanyak 50%. 4. KESIMPULAN Dari data yang diperoleh dari responden yang telah dianalisis, dapat diambil kesimpulan hasil yang relatif paling baik (skor antara cukup suka dan suka dengan angka 3,6-3,9) untuk diproduksi dengan skala yang lebih besar adalah mie C2 dengan komposisi singkong=25%, mocaf=25%, terigu=50%. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap Pimpinan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah memberikan dana melalui Lembaga Penelitian dan Pemgembangan (LPP) UAD. Penulis juga berterima kasih kepada Unggul Prakoso, Anggi Kresnha Prasetya, dan M. Tamrin yang telah membantu dalam pengambilan data di laboratorium. DAFTAR PUSTAKA Budijarti, S.G., 2005, Karakterisasi Beberapa Sifat Kuantitatif Plasma Nutfah Gandum (Triticum aestivum. L), Buletin Plasma Nutfah, Vol. 11, No. 2, hal. 49-54. Hardiyanti, R., Rusmarilin, H., dan Karo-Karo, T., 2013, Quality Characteristics of Instant Noodles Made from Flour Composites of Modified Potato Starch, Mocaf Flour and Wheat Flour with the Addition of Phospate Salt, Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian, Vol. 1, No. 3, hal. 25-40. Kusumanegara, A.I., Jamhari, dan Erwanto, Y., 2012, Kualitas Fisik, Sensoris dan Kadar Kolesterol Nugget Ampela dengan Imbangan Filler Tepung Mocaf yang Berbeda, Buletin Peternakan, Vol. 36, No.1, hal. 19-24. Lala, F.H., Susilo, B., dan Komar, N., 2013, Uji Karakteristik Mie Instan Berbahan-Baku Tepung Terigu dengan Substitusi Mocaf, Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, Vol.1, No.2, hal. 11-20. Rahmat, E., dan Mujaddid, F., 2014, Pembuatan Tepung Mocaf (Mofified Cassava Flour) dari Ketela Pohon dengan Metode Fermentasi, http://digilib.its.ac.id, diakses tanggal 26 Maret 2014. Rosmeri, V.I., Monica, B.N., dan Budiyati, C.S., 2013, Pemanfaatan Tepung Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Dennst) dan Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) Sebagai Bahan Substitusi dalam Pembuatan Mie Basah, Mie Kering, dan Mie Instan, Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol.2, No.2, hal. 246-256. Salim, E. 2011, Mengolah Tepung Mocaf Bisnis Produk Alternatif Pengganti Terigu, hal. 9, Lily Publisher, Yogyakarta. Suhendra, 2011, Impor Gandum RI Hampir 6 Juta Ton, http://www.detik.com, diakses tanggal 26 April 2011. K-16