KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN EKONOMI, MANAJEMEN KEUANGAN, DAN MEKANISME KOPING, DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH FIRDAUS

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

AKTIVITAS FISIK, STATUS GIZI, DAN PRODUKTIVITAS KEPALA KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PERKEBUNAN TEH MALABAR PTPN VIII BANDUNG, JAWA BARAT

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

DAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI MUTMAINNAH

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

ANALISIS DETERMINAN KERAGAMAN KONSUMSI PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN DEWI MEITASARI A

KUALITAS PENGASUHAN BALITA DARI IBU PEMETIK TEH DI KEBUN MALABAR PTPN VIII BANDUNG, JAWA BARAT NOVITA MELANDA

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN 1 N

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

AKTIVITAS FISIK, ASUPAN ENERGI, DAN PRODUKTIVITAS KERJA PRIA DEWASA: STUDI KASUS DI PERKEBUNAN TEH MALABAR PTPN VIII BANDUNG, JAWA BARAT

POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA.

ANALISIS PERILAKU SADAR GIZI IBU SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

POLA ASUH MAKAN DAN KESEHATAN ANAK BALITA PADA KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PANGALENGAN 1 Cica Yulia 2, Euis Sunarti 3, Katrin Roosita 4

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

KERAGAAN LINGKUNGAN MESO ANAK SIBUK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK SIBUK DI KOTA BOGOR ANICA PERDANA

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

STUDI TENTANG ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA SERTA KAITANNYA DENGAN MASALAH GIZI KURANG DI KABUPATEN MANGGARAI, NUSA TENGGARA TIMUR

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENERIMAAN KELUARGA PENDERITA HIV/AIDS TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN.

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

HUBUNGAN PERILAKU DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLONIA MEDAN TAHUN 2016 SKRIPSI.

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI

STUDI DUKUNGAN SOSIAL DAN FOOD COPING STRATEGY SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN KARTIKA HIDAYATI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERANAN AYAH TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF YULIA NOVIKA JUHERMAN

PENGARUH KEADAAN SOSIAL EKONOMI, GAYA HIDUP, STATUS GIZI, DAN TINGKAT STRES TERHADAP TEKANAN DARAH

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

PENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI ANALISIS SIKAP DAN KEBIASAAN IBU DALAM PENGATURAN MAKANAN KELUARGA

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor

HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT NYAMUK BAKAR KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PERUMAHAN LAWU INDAH NGAWI SKRIPSI

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN

STATUS GIZI DAN RIWAYAT KESEHATAN SEBAGAI DETERMINAN HIPERURISEMIA (Studi Kasus di PT. Chevron Pacific Indonesia, Distrik Duri, Riau) ALFINDA BUDIANTI

AKTIVITAS FISIK, ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII BANDUNG, JAWA BARAT

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI ZAT GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU-IBU TERHADAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DI KELURAHAN TEGAL GUNDIL KOTA BOGOR

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) Di Desa Demangan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN ZAT BESI (Fe), STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADAA BAGIAN PRODUKSI PT AIR MANCUR PALUR, KARANGANYAR

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA KARTU ASKESKIN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS TANJUNGSARI SUMEDANG KUSTIA

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS POLA AKTIVITAS, TINGKAT KELELAHAN DAN STATUS ANEMIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA WIWIK WIDAYATI

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMANGGIS KOTA DEPOK TAHUN 2007 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN INTERAKSI ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS BERTARAF INTERNASIONAL (Studi Kasus di SMAN 1 Bogor) DESTY PUJIANTI

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DERW ATI TAHUN 2002

Transkripsi:

KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT YULI FITRIYANI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

ABSTRACT YULI FITRIYANI. The Environmental Condition, Healthy Life Behavior, and Health Status of Women Tea Picker s Family in PTPN VIII, Pengalengan, Bandung, West Java. Guided by KATRIN ROOSITA. The aim of this research was to understanding environmental condition, healthy life behaviour, and health status of women tea picker s family in PTPN VIII Pengalengan, Bandung, East Java. This research was used cross sectional study design. The samples of this research were 92 women tea picker s families who live in purposively chosen cluster area of Malabar Plantation. The criteria of the sample were having children in 0-72 month age and willing to be interviewed. Malabar Plantation was chosen from the other five clusters base on its accessibility and the homogenous samples inter cluster. Primary data consists of family characteristics, environmental condition, healthy life behavior, and family s health status. Secondary data consists of general description of Malabar Plantation and Banjarsari Village. Data were processed and analyze with descriptive and inference statistics. The result revealed that condition of environment where family lives are in average category, only few families lives in good environmental condition. Family s health behavior is in good category. The symptoms/kind of disease that can be found were fever, acute respiratory infection (ARI), infection of gastrointestinal tract, skin disease, and hepatitis. Family member who is susceptible to disease is the children. The related factors to environmental condition of women tea picker s family are family s income and of family s size. Water which is one environmental condition is correlated with women tea picker s family s health status. ARI and hepatitis cases are correlated with the source of clean water for to bath or wash; and the usage of clean water for hand wash after defecation, the better of water source, the less cases of disease. Keywords: environmental condition, healthy life behavior, tea picker s family, health status.

RINGKASAN YULI FITRIYANI. Kondisi Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat, dan Status Kesehatan Keluarga Wanita Pemetik Teh di PTPN VIII Pengalengan, Bandung, Jawa Barat. Di bawah bimbingan KATRIN ROOSITA. Menurut Bapenas (2004), masyarakat yang tinggal di perkebunan teh di Jawa cenderung mengalami kesulitan memperoleh perumahan dan lingkungan pemukiman yang sehat dan layak. Kelompok masyarakat ini memiliki fasilitas sanitasi yang kurang memadai. Upah bekerja sebagai pemetik teh sangat rendah. Pendapatan yang rendah dapat menurunkan daya beli serta menurunkan kemampuannya dalam menciptakan kondisi lingkungan perumahan yang sehat dan layak serta sanitasi yang baik. Kondisi lingkungan yang baik dapat berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang baik, sebaliknya lingkungan yang buruk dapat memicu terjadinya berbagai penyakit terutama penyakit infeksi. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan, perilaku hidup sehat, dan status kesehatan keluarga wanita pemetik teh di PTPN VIII Pengalengan, Bandung, Jawa Barat. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga, (2) menilai kondisi lingkungan tempat tinggal dan perilaku hidup sehat keluarga, (3) menilai status kesehatan keluarga, (4) menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga dengan kondisi lingkungan tempat tinggal dan perilaku hidup sehat keluarga, (5) menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, kondisi lingkungan, dan perilaku hidup sehat dengan status kesehatan keluarga. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di PTPN VIII Pengalengan, Bandung, Jawa Barat pada bulan April sampai Juni 2008. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga wanita pemetik teh yang tinggal di Perkebunan Malabar, dengan kriteria mempunyai anak usia 0-72 bulan dan bersedia di wawancara. Jumlah seluruh contoh adalah 92 keluarga yang telah dipilih secara acak (random sampling) pada penelitian Sunarti, Roosita, dan Herawati (2007). Wilayah Perkebunan Malabar dipilih secara purposive sebagai cluster pemilihan dengan pertimbangan kemudahan akses dan karakteristik antar cluster cenderung homogen. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik keluarga (umur, pendidikan, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga), kondisi lingkungan (kondisi fisik rumah, sumber air, dan sarana pembuangan limbah RT), perilaku hidup sehat (termasuk konsumsi suplemen dan tanaman obat), dan status kesehatan keluarga. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner dan pengamatan langsung. Data sekunder meliputi gambaran umum Perkebunan Malabar dan Desa Banjarsari yang diperoleh dari pihak PTPN VIII Unit Perkebunan Malabar dan Kantor Kepala Desa Banjarsari. Umur orang tua dikelompokkan berdasarkan pengelompokkan usia dewasa menurut WNPG (2004), yaitu usia dewasa muda (19-29 tahun), dewasa madya (30-49 tahun), dan dewasa lanjut (50-64 tahun). Tingkat pendidikan akhir orang tua dikategorikan menjadi tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, dan tamat SMA. Pengkategorian keluarga miskin dan tidak miskin berdasarkan batas garis kemiskinan Kabupaten Bandung yaitu Rp 186 774.00/kap/bulan (BPS 2006). Keluarga dengan pendapatan perkapita/bulan kurang dari Rp 186 774.00 termasuk ke dalam kategori keluarga miskin, dan lebih dari atau sama dengan Rp 186 774.00 termasuk keluarga tidak

miskin. Besar keluarga dikategorikan menjadi kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar ( 8 orang) (Hurlock 1993). Data kondisi lingkungan yang meliputi kondisi fisik rumah, sumber air, dan sarana pembuangan limbah RT, serta perilaku hidup sehat diukur dengan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian dinilai (skoring). Hasil penilaian dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan baik. Data status kesehatan ditentukan dengan mancatat ada tidaknya anggota keluarga yang sakit dalam satu bulan terakhir, jenis penyakit, lama sakit, dan frekuensi sakit. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2003 dan Statistical Program for Social Sciences (SPSS) 13.0 for Windows. Hubungan antar variabel dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Sebagian besar ayah (77.4%) dan ibu (77.2%) memiliki usia pada rentang 30-39 tahun (dewasa madya). Lebih dari separuh jumlah ayah (64.3%) dan ibu (73.9%) memiliki tingkat pendidikan tamat SD. Sebesar 62% ayah bekerja di perkebunan. Rata-rata pendapatan keluarga sebesar Rp 752 470.65 dan lebih dari separuh keluarga (63%) termasuk ke dalam kategori keluarga miskin. Presentase terbesar (53.3%) keluarga merupakan keluarga berukuran sedang dengan jumlah anggota keluarga 5-7 orang. Seluruh rumah yang ditempati keluarga adalah milik perkebunan. Ratarata luas rumah yang ditempati sebesar 30.23 m 2. Lebih dari separuh keluarga (57.6%) memiliki luas ruangan per orang dengan kategori kurang yaitu <7 m 2 per orang). Lebih dari separuh keluarga (68.5%) memiliki kondisi fisik rumah dengan kategori sedang. Sumber air yang digunakan oleh sebagian besar keluarga (94.6%) termasuk dalam kategori sedang. Lebih dari separuh keluarga (69.6%) sarana pembuangan limbahnya termasuk kategori rendah. Persentase terbesar keluarga (73.9%) memiliki kondisi lingkungan tempat tinggal dengan kategori sedang. Sebesar 73.9% keluarga, perilaku hidup sehatnya termasuk kategori baik, bahkan tidak ada keluarga yang termasuk dalam kategori rendah. Keluarga yang mengkonsumsi suplemen sebesar 31.5 % dan yang mengkonsumsi tanaman obat sebesar 35.9%. Sebanyak lima keluarga mengkonsumsi tanaman obat yang diolah sendiri dengan tujuan kuratif. Sebanyak 28 keluarga contoh mengkonsumsi jamu untuk tujuan promotif dan kuratif. Sebagian besar keluarga (87%) termasuk dalam kategori tidak sehat karena terdapat anggota keluarga yang sakit dalam satu bulan terakhir. Gejala/tanda/jenis penyakit infeksi yang ditemukan dalam satu bulan terakhir yaitu demam dengan persentase 5.3%, ISPA dengan prevalensi sebesar 23.9%, infeksi saluran pencernaan sebesar 3.4%, penyakit kulit sebesar 0.7%, dan hepatitis sebesar 0.2%. Kejadian sakit anggota keluarga berhubungan dengan umur (r=-0.279, p<0.01). Kelompok usia yang paling rentan terhadap penyakit infeksi adalah balita. Jenis penyakit yang banyak diderita oleh balita yaitu ISPA dengan prevalensi 53.7%. Lama sakit lebih dari separuh (56.8%) jumlah anggota keluarga yang sakit adalah 4-7 hari dan 85.6% anggota keluarga yang sakit mengalami sakit sebanyak satu kali dalam sebulan. Pelayanan kesehatan yang banyak dimanfaatkan dalam tindakan pengobatan anggota keluarga ketika sakit adalah klinik kebun dan puskesmas. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi lingkungan berhubungan positif dengan pendapatan keluarga (r=0.369, p<0.01) dan berhubungan negatif dengan besar keluarga (r=-0.217, p<0.05). Perilaku hidup sehat keluarga tidak berhubungan dengan karakteristik keluarga. Lama sakit anggota keluarga berhubungan negatif dengan pendapatan keluarga (r=-0.232, p<0.05), tetapi tidak berhubungan dengan kondisi lingkungan dan perilaku hidup sehat. Sumber

air berhubungan negatif dengan prevalensi penyakit hepatitis (r=-0.260, p<0.05). Terdapat korelasi negatif antara sumber air bersih untuk mandi atau mencuci dengan prevalensi penyakit ISPA (r= -0.223, p<0.05) dan prevalensi penyakit hepatitis (r=-0.234, p<0.05). Perilaku hidup sehat dalam hal pemakaian air bersih untuk mencuci tangan setelah buang air besar berhubungan negatif dengan prevalensi penyakit ISPA (r=-0.274, p<0.01) dan prevalensi penyakit hepatitis (r=-0.271, p<0.01). Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor yang berhubungan dengan prevalensi penyakit infeksi yaitu sumber air.

RINGKASAN YULI FITRIYANI. Kondisi Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat, dan Status Kesehatan Keluarga Wanita Pemetik Teh di PTPN VIII Pengalengan, Bandung, Jawa Barat. Di bawah bimbingan KATRIN ROOSITA. Menurut Bapenas (2004), masyarakat yang tinggal di perkebunan teh di Jawa cenderung mengalami kesulitan memperoleh perumahan dan lingkungan pemukiman yang sehat dan layak. Kelompok masyarakat ini memiliki fasilitas sanitasi yang kurang memadai. Upah bekerja sebagai pemetik teh sangat rendah. Pendapatan yang rendah dapat menurunkan daya beli serta menurunkan kemampuannya dalam menciptakan kondisi lingkungan perumahan yang sehat dan layak serta sanitasi yang baik. Kondisi lingkungan yang baik dapat berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang baik, sebaliknya lingkungan yang buruk dapat memicu terjadinya berbagai penyakit terutama penyakit infeksi. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan, perilaku hidup sehat, dan status kesehatan keluarga wanita pemetik teh di PTPN VIII Pengalengan, Bandung, Jawa Barat. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga, (2) menilai kondisi lingkungan tempat tinggal dan perilaku hidup sehat keluarga, (3) menilai status kesehatan keluarga, (4) menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga dengan kondisi lingkungan tempat tinggal dan perilaku hidup sehat keluarga, (5) menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, kondisi lingkungan, dan perilaku hidup sehat dengan status kesehatan keluarga. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di PTPN VIII Pengalengan, Bandung, Jawa Barat pada bulan April sampai Juni 2008. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga wanita pemetik teh yang tinggal di Perkebunan Malabar, dengan kriteria mempunyai anak usia 0-72 bulan dan bersedia di wawancara. Jumlah seluruh contoh adalah 92 keluarga yang telah dipilih secara acak (random sampling) pada penelitian Sunarti, Roosita, dan Herawati (2007). Wilayah Perkebunan Malabar dipilih secara purposive sebagai cluster pemilihan dengan pertimbangan kemudahan akses dan karakteristik antar cluster cenderung homogen. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik keluarga (umur, pendidikan, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga), kondisi lingkungan (kondisi fisik rumah, sumber air, dan sarana pembuangan limbah RT), perilaku hidup sehat (termasuk konsumsi suplemen dan tanaman obat), dan status kesehatan keluarga. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner dan pengamatan langsung. Data sekunder meliputi gambaran umum Perkebunan Malabar dan Desa Banjarsari yang diperoleh dari pihak PTPN VIII Unit Perkebunan Malabar dan Kantor Kepala Desa Banjarsari. Umur orang tua dikelompokkan berdasarkan pengelompokkan usia dewasa menurut WNPG (2004), yaitu usia dewasa muda (19-29 tahun), dewasa madya (30-49 tahun), dan dewasa lanjut (50-64 tahun). Tingkat pendidikan akhir orang tua dikategorikan menjadi tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, dan tamat SMA. Pengkategorian keluarga miskin dan tidak miskin berdasarkan batas garis kemiskinan Kabupaten Bandung yaitu Rp 186 774.00/kap/bulan (BPS 2006). Keluarga dengan pendapatan perkapita/bulan kurang dari Rp 186 774.00 termasuk ke dalam kategori keluarga miskin, dan lebih dari atau sama dengan Rp 186 774.00 termasuk keluarga tidak

miskin. Besar keluarga dikategorikan menjadi kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar ( 8 orang) (Hurlock 1993). Data kondisi lingkungan yang meliputi kondisi fisik rumah, sumber air, dan sarana pembuangan limbah RT, serta perilaku hidup sehat diukur dengan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian dinilai (skoring). Hasil penilaian dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan baik. Data status kesehatan ditentukan dengan mancatat ada tidaknya anggota keluarga yang sakit dalam satu bulan terakhir, jenis penyakit, lama sakit, dan frekuensi sakit. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2003 dan Statistical Program for Social Sciences (SPSS) 13.0 for Windows. Hubungan antar variabel dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Sebagian besar ayah (77.4%) dan ibu (77.2%) memiliki usia pada rentang 30-39 tahun (dewasa madya). Lebih dari separuh jumlah ayah (64.3%) dan ibu (73.9%) memiliki tingkat pendidikan tamat SD. Sebesar 62% ayah bekerja di perkebunan. Rata-rata pendapatan keluarga sebesar Rp 752 470.65 dan lebih dari separuh keluarga (63%) termasuk ke dalam kategori keluarga miskin. Presentase terbesar (53.3%) keluarga merupakan keluarga berukuran sedang dengan jumlah anggota keluarga 5-7 orang. Seluruh rumah yang ditempati keluarga adalah milik perkebunan. Ratarata luas rumah yang ditempati sebesar 30.23 m 2. Lebih dari separuh keluarga (57.6%) memiliki luas ruangan per orang dengan kategori kurang yaitu <7 m 2 per orang). Lebih dari separuh keluarga (68.5%) memiliki kondisi fisik rumah dengan kategori sedang. Sumber air yang digunakan oleh sebagian besar keluarga (94.6%) termasuk dalam kategori sedang. Lebih dari separuh keluarga (69.6%) sarana pembuangan limbahnya termasuk kategori rendah. Persentase terbesar keluarga (73.9%) memiliki kondisi lingkungan tempat tinggal dengan kategori sedang. Sebesar 73.9% keluarga, perilaku hidup sehatnya termasuk kategori baik, bahkan tidak ada keluarga yang termasuk dalam kategori rendah. Keluarga yang mengkonsumsi suplemen sebesar 31.5 % dan yang mengkonsumsi tanaman obat sebesar 35.9%. Sebanyak lima keluarga mengkonsumsi tanaman obat yang diolah sendiri dengan tujuan kuratif. Sebanyak 28 keluarga contoh mengkonsumsi jamu untuk tujuan promotif dan kuratif. Sebagian besar keluarga (87%) termasuk dalam kategori tidak sehat karena terdapat anggota keluarga yang sakit dalam satu bulan terakhir. Gejala/tanda/jenis penyakit infeksi yang ditemukan dalam satu bulan terakhir yaitu demam dengan persentase 5.3%, ISPA dengan prevalensi sebesar 23.9%, infeksi saluran pencernaan sebesar 3.4%, penyakit kulit sebesar 0.7%, dan hepatitis sebesar 0.2%. Kejadian sakit anggota keluarga berhubungan dengan umur (r=-0.279, p<0.01). Kelompok usia yang paling rentan terhadap penyakit infeksi adalah balita. Jenis penyakit yang banyak diderita oleh balita yaitu ISPA dengan prevalensi 53.7%. Lama sakit lebih dari separuh (56.8%) jumlah anggota keluarga yang sakit adalah 4-7 hari dan 85.6% anggota keluarga yang sakit mengalami sakit sebanyak satu kali dalam sebulan. Pelayanan kesehatan yang banyak dimanfaatkan dalam tindakan pengobatan anggota keluarga ketika sakit adalah klinik kebun dan puskesmas. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi lingkungan berhubungan positif dengan pendapatan keluarga (r=0.369, p<0.01) dan berhubungan negatif dengan besar keluarga (r=-0.217, p<0.05). Perilaku hidup sehat keluarga tidak berhubungan dengan karakteristik keluarga. Lama sakit anggota keluarga berhubungan negatif dengan pendapatan keluarga (r=-0.232, p<0.05), tetapi tidak berhubungan dengan kondisi lingkungan dan perilaku hidup sehat. Sumber

air berhubungan negatif dengan prevalensi penyakit hepatitis (r=-0.260, p<0.05). Terdapat korelasi negatif antara sumber air bersih untuk mandi atau mencuci dengan prevalensi penyakit ISPA (r= -0.223, p<0.05) dan prevalensi penyakit hepatitis (r=-0.234, p<0.05). Perilaku hidup sehat dalam hal pemakaian air bersih untuk mencuci tangan setelah buang air besar berhubungan negatif dengan prevalensi penyakit ISPA (r=-0.274, p<0.01) dan prevalensi penyakit hepatitis (r=-0.271, p<0.01). Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor yang berhubungan dengan prevalensi penyakit infeksi yaitu sumber air.

KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT YULI FITRIYANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Judul Skripsi : Kondisi Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat, dan Status Kesehatan Keluarga Wanita Pemetik Teh di PTPN VIII Pengalengan, Bandung, Jawa Barat Nama : Yuli Fitriyani NIM : A54104026 Disetujui, Dosen Pembimbing Katrin Roosita, S.P, M.Si NIP. 132 232 457 Diketahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019 Tanggal Lulus :