MEKANIKA TANAH (CIV -205)
OUTLINE Klasifikasi tanah metode USDA Klasifikasi tanah metode AASHTO Klasifikasi tanah metode USCS
Siklus HIDROLOGI
AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat di bawah permukaan bumi Sumber utama adalah air hujan yang melewati pori tanah Sangat berpengaruh terhadap sifat tanah khususnya tanah berbutir halus Terdapat tiga zona penting dalam lapisan tanah
PRINSIP ALIRAN AIR DALAM TANAH Tanah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan satu sama lain PRINSIP ENERGI AIR DAPAT MENGALIR MELALUI PORI-PORI Steady /unsteady Aliran air Laminar/turbulensi 1/2/3 dimensi
Aliran sebenarnya Garis Aliran anggapan Ketinggian air di dalam pipa piezometer menunjukkan tekanan air pada titik tersebut. Tekanan air pada ketinggian tertentu dinyatakan oleh persamaan : p = γ w h Maka tinggi energi tekanan (pressure head) pada titik A dan B adalah h A = p A γ w h B = p B γ w
Gradien hidrolik (i) merupakan energi atau kehilangan energi (head loss) per satuan panjang l, yaitu : h i l Energi atau head loss alan meningkat secara linear dengan meningkatnya kecepatan apabila aliran tersebut adalah laminar. Aliran air dalam tanah pada umumnya lambat sehingga dapat dipertimbangkan sebagai aliran laminar Berlaku Hukum darcy v k. i Konsep yang penting lainnya dalam mekanika fluida adalah hukum kekekalan massa (law of conservation massa). Untuk aliran tak termampatkan tunak (impressible steady flow) berdasarkan persamaan kontinuitas, di dua titik pada suatu pola aliran adalah q v1 A1 v2a2 kons tan
Persamaan lain yang penting dalam mekanika fluida yang digunakan untuk persamaan energi satu dimensi (dikenal dengan Hukum Bernoulli) untuk aliran tak termampatkan tunak adalah 2 2 v p v p 1 1 2 2 gz1 gz2 2 2 w Dimana : v 1,v 2 = kecepatan aliran di titik 1 dan 2 w = berat volume air g = gravitasi w konstanenergi p 1,p 2 = tekanan di titik 1 dan 2 z 1,z 2 = jarak dari datum/elevasi Persamaan tersebut adalah persamaan energi untuk aliran tunak/tetap dalam bentuk energi per satuan massa fluida (J/kg). Dalam hidrolika, lebih umum menyatakan persamaan di atas dengan membagi persamaan tersebut dengan g(gravitasinya) sehingga menjadi :
2 2 v p v p 1 1 2 2 z1 z2 2g g 2g g w w kons tan energi Dari persamaan di atas menjelaskan bahwa tinggi energi total adalah penjumlahan dari tinggi kecepatan v 2 /2g, tinggi tekanan p 1 /ρ w g (P 1 / w ) dan tinggi elevasi z untuk air yang mengalir melalui pori-pori tanah, bagian dari persamaan yang mengandung tinggi kecepatan dapat diabaikan. Hal ini disebabkan karena kecepatan rembesan air di dalam tanah sangat kecil, maka tinggi energi total dapat dinyatakan sebagai berikut : P h z w
Bila tabung piezometer diletakkan di titik A dan titik B. Ketinggian air di dalam tabung pizometer A dan B disebut muka pizometer (piezometer level). Kehilangan energi (h) antara dua titik A dan B dapat ditulis dengan persamaan : hubungan antara tekanan, elevasi dan tinggi energi total dari suatu aliran dalam tanah. B w B A w A B A z p z p h h h L h i
PERMEABILITAS Kemampuan fluida untuk mengalirkan air melalui medium yang berpori adalah suatu sifat teknis yang disebut permeabilitas Permeabilitas suatu tanah penting untuk : Analisis jumlah rembesan (seepage) via bendungan & tanggul Evaluasi gaya angkat atau gaya rembesan di bawah struktur hidrolik Kontrol terhadap kecepatan rembesan sehingga partikel tanah berbutir halus tidak tererosi dari massa tanah Studi mengenai laju penurunan (konsolidasi) di mana perubahan volume tanah terjadi pada saat air tersingkir dari rongga tanah pada saat proses terjadi pada suatu gradien energi tertentu. Mengendalikan rembesan dari tempat penimbunan bahan limbah dan cairan sisa yang mungkin berbahaya bagi manusia.
HUKUM DARCY kasus aliran air melalui pori tanah dianggap aliran laminar dimana kecepatan alirannya proporsional terhadap gradien hidrolik atau v = k.i q va k. i. A k A v a = v h L A v s h v d = v Dimana q adalah jumlah air yang mengalir melalui penampang dengan luas A dan berbanding lurus dengan konstanta k yang disebut Darcy coefficient of permeability atau umumnya disebut coefficient of permeability L fungsi dari kerapatan (density) dan angka pori (void ratio).
q va A. v v s A A v A Sedangkan menurut gambar : s
Koefisien rembesan (k) kecepatan aliran rata-rata dari air yang mengalir melalui tanah sebagai akibat dari gradien hidroliknya Koefisien rembesan tanah adalah tergantung pada beberapa faktor, yaitu: kekentalan cairan, distribusi ukuran pori, distribusi ukuran butir, angka pori, kekasaran permukaan butiran tanah, dan derajat kejenuhan tanah
Koefisien rembesan (k) Koefisien rembesan untuk tanah yang tidak jenuh air adalah rendah, harga tersebut dapat bertambah secara cepat dengan meningkatnya derajat kejenuhan tanah yang bersangkutan Koefisien rembesan juga dapat dihubungkan dengan sifat-sifat dari cairan yang mengalir melalui tanah dengan persamaan : Dimana : w = berat volume air = kekentalan air K = rembesan absolut k w K
MENENTUKAN KOEFISIEN REMBESAN DI LABORATORIUM Permeabilitas suatu tanah adalah suatu ukuran dari kemampuan untuk mengijinkan aliran fluida melaluinya Prosedur untuk melakukan pengukuran langsung dari permeabilitas di laboratorium dilakukan dengan menggunakan alat permeameter dengan menggunakan metode constant head test dan falling head test. Derajat permeabilitas ditentukan dengan memberikan tekanan hidrolik yang berbeda pada penampang contoh tanah yang jenuh (saturated) dan mengukur besaran aliran air tersebut
Uji tinggi Konstan (Constant head test) Pengujian ini diperuntukkan pada tanah yang memiliki permebialitas tinggi dan tanah berbutir seperti pasir. Untuk test dengan cara constant head test banyaknya air yang mengalir lewat contoh tanah ditampung dalam gelas ukur Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan air tersebut di catat. Perlu diingat bahwa pada constant head test, tinggi muka air diatas contoh tanah diusahakan tetap (constant). Setelah kecepatan aliran di dalam pipa konstan maka air dikumpulkan dalam gelas ukur selama waktu yang diketahui. Volume total air yang terkumpul dapat h QL Q A k t k dinyatakan sebagai : Q = Avt = A k i t L hat
Uji tinggi jatuh (Falling head test) Pengujian ini diperuntukkan untuk tanah dengan koefisien rembesan kecil atau tanah berbutir halus dimana apabila menggunakan metode tinggi konstan akan menghasilkan pengukuran yag tidak akurat Dengan menggunakan persamaan kontinuitas (q in = q out ), volume air yang mengalir melalui contoh tanah pada suatu waktu t dapat dinyatakan sebagai berikut : Dimana : q A a q k h L A a dh dt = volume air yang mengalir melalui contoh tanah per satuan waktu = luas penampang melintang sampel tanah = luas penampang melintang pipa tegak (pipa inlet)
Uji tinggi jatuh (Falling head test) Integrasikan sisi kiri persamaan di atas dengan batas nilai t = 0 dan t = t, kemudian sisi kanan dari persamaan di atas dengan batas nilai h = h 1 dan h = h 2, hasilnya adalah sebagai berikut : t al Ak log h h 1 e 2 ATAU k 2.303 al At log 10 h h 1 2
Pengaruh temperature pada nilai k Temperatur (⁰C) Viskositas Dinamik, Kerapatan (Density) (Mg/m 3 ) (mpa-s) 0 1.7865 0.99984 5 1.5138 0.99995 10 1.3037 0.99970 15 1.1369 0.99909 20 1.0019 0.99820 25 0.8909 0.99704 30 0.7982 0.99565 koefisien rembesan merupakan fungsi dari berat volume dan kekentalan(viskositas) air, yang artinya merupakan fungsi dari temperatur selama percobaan dilakukan k k T T 1 2 T 2 T 1 w T 1 w T k T1,k T2 = koefisien rembesan pada suhu T 1 dan T 2. T1, T2 = kekentalan air pada suhu T 1 dan T 2. w(t1), w(t2) = berat volume air pada suhu T 1 dan T 2. 2 40 0.6540 0.99222
Pengaruh temperature pada nilai k Untuk memudahkan, harga k biasanya dinyatakan pada temperatur standar 20⁰C dan berat volume air selama percobaan dianggap tetap ( w(t1) w(t2) ). Sehingga persamaannya menjadi : k o k T C 0 20 C o T C T 0 C
Rembesan ekivalen pada tanah berlapis Koefisien rembesan suatu tanah dapat bervariasi menurut arah aliran, misalnya pada tanah berlapis dimana harga koefisien rembesan alirannya dalam suatu arah tertentu berubah dari berlapis-lapis perlu ditentukan harga rembesan ekivalen untuk mempermudah perhitungan. kondisi tanah yang berlapis-lapis sebanyak n dengan aliran horisontal dengan lebar satu satuan. q = v. i. H Dimana : v v 1,v 2,v 3,...v n = v 1. 1. H 1 + v 2. 1. H 2 + v 3. 1. H 3 +.. +v n. 1. H n = kecepatan aliran rata-rata = kecepatan aliran pada lapisan 1, lapisan 2, lapisan 3...lapisan n
Rembesan ekivalen pada tanah berlapis Apabila k H1, k H2, k H3,...k Hn adalah koefisien rembesan untuk masingmasing lapisan dan k H(eq) adalah koefisien rembesan dalam arah horisontal, maka dari hukum Darcy didapat hubungan : v = k H eq. i eq ; v 1 = k H1. i 1 ; v 2 = k H2. i 2 ; v 3 = k H3. i 3.. ; v n = k Hn. i n k H eq = 1 H k H 1 H 1 + k H2 H 2 + k H3 H 3 + + k Hn H n
Rembesan ekivalen pada tanah berlapis Untuk keadaan ini, kecepatan aliran yang melalui semua lapisan adalah sama. Tetapi kehilangan energi total, h merupakan penjumlahan dari kehilangan enenrgi untuk tiap-tiap lapisan. Jadi :
Rembesan ekivalen pada tanah berlapis v = v 1 = v 2 = v 3 = = v n dan h = h 1 + h 2 + h 3 + + h n Dengan hukum Darcy k V eq h H = k V 1. i 1 = k 2. i 2 = k V3. i 3 =. = k Vn. i n h = H 1. i 1 + H 2. i 2 + H 3. i 3 +.. + H n. i n substitusi k V ( eq) H kv 1 1 H kv 2 2 H H3 H... kv3 k n n
TEORI JARINGAN (FLOW NET)
PENDAHULUAN Konsep pemakaian koefisien permeabilitas k untuk menjelaskan keadaan aliran fluida yang melalui medium berpori telah dibahas sebelumnya. Sekarang pembahasan lebih lanjut adalah menentukan seberapa besar jumlah rembesan yang melalui suatu massa tanah..
PENDAHULUAN Dua tipe kondisi aliran, confined dan unconfined Lapisan A adalah lapisan confined lapisan B adalah lapisan unconfined Dibatasi oleh lapisan dengan permeabilitas rendah
PENDAHULUAN Perkiraan jumlah rembesan sangat penting apabila akan digunakan dinding penghalang untuk membatasi masuknya air ke dalam suatu galian. Bahan-bahan yang dipakai dapat berupa dinding beton pracetak, turap baja atau kombinasi dari material-material lainnya.
PENDAHULUAN Suatu bendungan dengan pizometer pada gambar di atas. Total kehilangan energi/tekanan adalah 19 m ( h L ). a) Hitung tinggi tekanan hp dan total head h untuk pizometer A sampai E b) Tentukan tekanan ke atas pada dasar bendungan di titik C
Tekanan ke atas (uplift pressure) p p C C W gh p W g h z gh h z C 3 2 1000 kg / m 9.81m / s 20 196kPa C W L LC C
SEEPAGE DEFINISI PROSES MENGALIRNYA AIR MELALUI TANAH 2 DIMENTIONAL SEEPAGE KEADAAN STEADY (tidak tergantung waktu) SYARAT ALIRAN STEADY Tercapai bila tanah jenuh Perbedaan tegangan Massa tanah Kecepatan aliran TETAP
PERSAMAAN KONTINUITAS ALIRAN AIR TANAH Dalam keadaan yang sebenarnya, air mengalir dalam tanah tidak hanya dalam satu arah saja dan tidak juga seragam untuk seluruh luasan yang tegak lurus arah aliran. jaringan aliran (flow net) Hukum kontinuitas Persamaan Laplace (keadaan aliran tunak di suatu titik pada massa tanah. ) apabila tanah jenuh penuh, gradien hidrolik tidak berubah, massa tanah yang ditinjau konstan dan tingkat aliran itu sendiri juga konstan
Pers. Laplace : Garis aliran : garis sepanjang aliran air yang mengalir dari hulu ke hilir melaluitanah tembus air ( F G H) Garis ekipotensial : garis yang memiliki tinggi tekanan (pressure head ) sama (JK atau LM)
(a) Satu turap yang dipasang ke dalam lapisan tembus air RATE OF IN FLOW = RATE OF OUT FLOW (b) aliran pada elemen massa tanah A v x + v x x d x d z. d y + v z + v z z d x d x. d y v x. d z. d y + v z. d x. d y = 0 v x x d x d z. d y + v z z d x d x. d y = 0 v x x + v z z = 0
HUKUM DARCY x h k i k v x x x x z h k i k v z z z z DAN v x x + v z z = 0 MAKA : 0 2 2 2 2 z h k x h k z x Bila medium tanah isotropik, maka kx = kz Persamaan kontinuitas menjadi : 0 2 2 2 2 z h x h
Persamaan di atas tersebut menghasilkan sekelompok kurva yang memotong bidang XY Salah satu kurva merupakan jalur aliran dari sebuah partikel air dari A menuju B, dan kurva lainnya merupakan garis tinggi tekan h yang konstan disebut garis ekipotensial Pada titik C, kemiringan kurva AB adalah α yang dihitung sebagai berikut :
v x k x h x dan v y k y h y dari gambar tan v v y x k k y x h y h x Dengan ketentuan bahwa di setiap garis tekanan konstan, misal dari titik C ke D, h = konstan dan karena turunan dh = 0, tetapi turunan dh adalah : k x 2 h dx k 2 x y 2 h dy dh 0 2 y Membaginya dengan dx akan diperoleh: dy dx maka kelompok kurva yang didefinisikan oleh persamaan Laplace selalu saling berpotongan tegak lurus k k x y h x h y Garis dimana vektor kecepatan ( dari hulu ke hilir) ditinjau sebagai garis aliran (flow line). Garis dimana energi atau tinggi tekan total = konstan disebut garis ekipotensial Kebalikan dari tan α: Kombinasinya FLOW NET
FLOW NET Garis aliran merupakan garis sepanjang mana butir butir air akan bergerak dari bagian hulu ke bagian hilir sungai melalui media tanah yang tembus air (permeable) Flow net digunakan untuk perhitungan aliran air di dalam tanah dan elevasi dari tinggi tekan di dalam medium tanah (A) (B)
PERSYARATAN MEMBUAT FLOW NET Perpotongan garis ekipotensial dengan garis alir membentuk sudut siku-siku Elemen flow net mendekati bujur sangkar Penggambaran dilakukan dengan cara coba-coba dengan mengingat syarat batas SYARAT BATAS Permukaan di hulu dan hilir dari lapisan permeabel (AB dan EF) terdapat garis ekipotensial Karena AB dan EF garis ekipotensial, maka semua garis alir yang memotongnya harus membentuk sudut siku-siku Kondisi batas pada lapisan kedap air, GH adalah garis alir dan juga permukaan sheet pile yang kedap air BCDE adalah garis alir Garis garis ekipotensial yang memotong BCDE dan GH membentuk sudut siku-siku
PERHITUNGAN SEEPAGE Debit air yang melalui saluran alir (flow chanel) per satuan panjang ( bidang tegak lurus arah alir), masing-masing ada sebagai berikut : q 1 = q 2 =...= q Karena elemen2 flow net Dari hukum Darcy : berbentuk bujur sangkar, maka penurunan tinggi tekan dari garis ekipotensial yang berdampingan adalah sama dan disebut potential drop q = k h 1 h 2 l 1 l 1 = k h 2 h 3 l 2 l 2 = Jadi h 1 h 2 = h 2 h 3 = = H n d
PERHITUNGAN SEEPAGE q = k H n d Dimana : H = beda tinggi tekan di hulu dan di hilir Nd = number of drop Jika jumlah saluran air (number of flow chanel) pada suatu flow net adalah nf, maka : q = q q = k H n d n f
UPLIFT PRESSURE Air dalam keadaan statis di dalam tanah akan mengakibatkan tekanan hidrostatis yang arahnya ke atas (uplift ) Beda tinggi tekan hulu dan hilir = 7 m Nd = 7 Jadi kehilangan tinggi tekan tiap drop = H/nd = 7/7 = 1 m
PRESSURE HEAD Titik A : h A = [ (7 +2) (7/7)] = 8 m Titik B : h B Titik C : h C Titik D : h D Titik E : h E = [ (7 +2) 2 (7/7)] = 7 m = [ (7 +2) 3 (7/7)] = 6 m = [ (7 +2) 4 (7/7)] = 5 m = [ (7 +2) 5 (7/7)] = 4 m Titik F : h F = [ (7 +2) 6 (7/7)] = 3 m UPLIFT PRESSURE Titik A : h A. w = 8 x 1 t/m 3 = 8 t/m 3 Titik B : h B. w = 7 x 1 t/m 3 = 7 t/m 3 dst
Pertanyaan : 1) Kehilangan energi total 2) Vol total aliran 3) Tinggi energi total P