Passion dalam Segulung Sushi

dokumen-dokumen yang mirip
PUNTIRAN. A. pengertian

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan makan masyarakat Jepang terkait erat dengan kondisi alam tempat

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating

Bab 3. Metodologi. Sebelum membahas lebih lanjut penggunaan single tube dalam aplikasi

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Gelombang laut merupakan fenomena menarik dan merupakan salah satu

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

Colour Blending Process: Sebuah Eksplorasi berdasarkan Gaga-

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Data input simulasi. Shear friction factor 0.2. Coeficient Convection Coulomb 0.2

2 rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran Peta Tematik. Peta Tematik menjadi bahan analisis dan proses síntesis penuangan rencana

APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO PADA PERHITUNGAN MOMEN MAKSIMUM STRUKTUR PORTAL

PS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Proses Lengkung (Bend Process)


Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

BAB I PENDAHULUAN. sistematis dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari atau dalam

MENGGAMBAR POTONGAN BENDA KERJA

ANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR. Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

Potongan Pengertian Dalam bidang teknik, seringkali isi (interior) suatu objek sangat kompleks sehingga sangat tidak mungkin untuk menunjukan interior

Penerapan Transformasi Geometri pada Karya Seni Indonesia

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNADAKSA

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNARUNGU

BAB 3: TINJAUAN TEMA

KISI KISI PROFESIONAL dan PEDAGOGIK UKG 2015 PPPPTK BBL MEDAN GEOMATIKA

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

BAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

Transformasi Datum dan Koordinat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT

Strain, Stress, dan Diagram Mohr

Memahami Gagasan Primitive Future

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya,

BENTUK-BENTUK IRISAN BIDANG DATAR DENGAN TABUNG DALAM SISTEM KOORDINAT DIMENSI TIGA

FLUIDA STATIS. Seekor serangga hinggap di atas permukaan air tanpa basah. Penjepit kertas

Bermain Jari. Austronaldo F.S.

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

Indra. Seni Ebru: Melukis Di Atas Air

Keseimbangan, Momen Gaya, Pusat Massa, dan Titik Berat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sambungan diperlukan jika

ELEMEN SITE : MASSA DAN RUANG LUAR

Origami, Folding, Topologi

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

PERTEMUAN 5. Gambar potongan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

POLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU

SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA PEMULA (DASAR)

BAB V KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

STRUKTUR CANGKANG I. PENDAHULULUAN

Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

BAB IV DATA, HASIL, DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal

BAB I PENDAHULUAN. Sudirman Thamrin, dan kini sudah menyebar pertumbuhan bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Silabus NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika

Manusia menciptakan alat-alat tersebut karena menyadari

FIsika DINAMIKA ROTASI

RESUME PROYEKSI STEREOGRAFI

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

Sistem Menggambar Dengan CAD SUMBER: TRAINING CAD-CAM MIDC MODELING & MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

Elemen Elemen Desain Grafis

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

FISIKA XI SMA 3

PERSEPSI BENTUK. Bentuk Modul 3. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB III METODE PENELITIAN

Viewing 3D. Tujuan: memberi kesan pada viewer bahwa ia melihat foto 3D dengan cara yg sama saat kita memotret obyek 3D ke film 2D.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LINGKARAN DALAM LINGKARAN LUAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction

EFEKTIVITAS MEDIA KARTU VARIABEL DAN MEDIA FLIP CHART TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KENDARI

RANCANG BANGUN VOLTMETER ELEKTROSTATIK UNTUK PENGUKURAN NILAI EFEKTIF TEGANGAN TINGGI AC 100 KV

Pengantar Oseanografi V

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR

BAB II RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING SLIDING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Passion dalam Segulung Sushi Mikhael Johanes Ketika mendengar kata sushi orang akan berpikiran mengenai jenis makanan yang menggunakan ikan mentah sebagai bahan dasarnya. Sushi merupakan kuliner Jepang yang cukup menarik untuk disimak karena presentasi dan rasanya yang unik. Sushi memiiki banyak kategori, yang paling sering dijumpai di sushi Maki, FutoMaki dan Uramaki. Gambar 1. Berbagai macam Sushi Dari beberapa jenis sushi tersebut, salah satunya yang menarik adalah Sushi Maki (Sushi Roll). Teknik pembuatan Sushi Maki untuk mencapai presentasi dari sushi tersebut sangat unik. Inti dari Sushi Maki adalah menggulung lembaran nasi dan nori (lembaran rumput laut) menjadi sebuah bentukan roll. Terdapat dua jenis roll yang dikenal. Outside in adalah jenis roll dengan meletakkan nori di bagian luar, sedangkan inside out adalah sebaliknya. Jenis roll dengan teknik inside out ini sangat terkenal di belahan negara bagian Barat. Ketertarikan saya terhadap seni menggulung sushi terletak pada cara penyusunan bahan bakunya. Bahan baku tersebut diletakkan pada sebuah permukaan datar (terbuat dari nasi) dengan susunan tertentu sehingga mencapai presentasi sushi yang tepat dan menarik ketika tergulung. Pada proses ini terdapat transformasi geometris dari bidang datar menjadi sebuah tabung. Dalam hal ini, ruang yang terjadi terproyeksi pada potongan sushi. Gambar 2. Contoh teknik menggulung Sushi Seni pembuatan sushi ini berkembang menjadi sebuah seni kontemporer, sehingga terdapat variasi dalam mempresentasikan Sushi Maki menjadi jauh lebih menarik. Pada tulisan ini saya membahas bagaimana proses meggulung sushi dapat mempengaruhi pola susunan dari isi (bahan baku) didalamnya. Pembahasan juga terkait pada bagaimana kombinasi tekstur dan warna dari sushi juga menjadi fokus dari presentasi sebuah sushi. The art of sushi is keeping the ingredients as unprocessed as possible. Rice consists of individual grains and should be kept that way (http://www.sushinow.com, diakses 15 September 2011) 18

Dalam proses pembuatan sushi, terdapat perubahan yang melibatkan selimut (nasi dan nori) dengan isinya. Pada saat selimut digulung maka isinya akan ikut tergulung dan saling bertemu, yang merupakan suatu bentuk transformasi ruang. Dalam proses penggulungan terdapat perubahan hubungan antar komponen, ketika komponen isi berada di atas selimut (sebelum digulung) dan di dalam selimut (setelah digulung). Menurut kamus Oxford, transformasi merupakan: Mathematics & Logica process 15 September 2011). Terdapat unsur proses yang melibatkan semua komponen didalamnya yang terlihat pada proses menggulung. Proses ini menghadirkan ukuran dan bentuk-bentuk ruang yang ada tidak berubah. Transformasi yang terjadi merupakan transformasi posisi, yaitu pergeseran posisi secara bersamasama dengan aturan tertentu. Untuk mengetahui bagaimana transformasi yang terjadi, maka perlu dipelajari proses pembuatan sushi yang sesungguhnya. Dalam kasus ini, saya mempelajari cara membuat Tiger Roll yang merupakan sushi ukuran besar yang melibatkan lima komponen isi dan tiga komponen selimut. Tiga tahap pertama merupakan persiapan selimut. Pada lapisan ini terdapat tiga lapisan, lapisan terluar merupakan nori yang elastis dan kuat, lapisan kedua merupakan nasi yang mudah untuk dibentuk, lapisan terdalam merupakan telur ikan yang dibuat tipis untuk memberi warna dan menambah rasa pada sushi. Gambar 3. Langkah awal pembuatan selimut Sushi Gambar 4. Penataan komponen isi Sushi Tahap selanjutnya adalah menata komponen isi di atas selimut. Penataan tidak dilakukan secara acak karena akan mempengaruhi sususan isi didalamnya ketika sudah tergulung. Karakteristik setiap komponen isi berbeda-beda satu sama lain. Pertama adalah irisan mentimun yang memiliki karakteristik keras tetapi susunannya bisa berubah karena mentimun tersebut diiris kecil-kecil. Irisan alpukat bersifat massive tetapi permukaannya mudah terdistorsi karena teksturnya yang lembut. Daun selada bersifat tipis dan elastis sehingga bersifat sebagai pembatas. Mayonaise bersifat liquid, sehingga mampu mengisi kekosongan ruang yang terbentuk. Tempura udang bersifat massive dan elastis, sehingga memiliki kecenderungan untuk mempertahankan bentuk aslinya. Setelah proses penggulungan, kedua ujung komponen nasi menyatu dan diperkuat oleh nori, sehingga terbentuklah sushi. Sushi terbentuk dengan susunan 19

isi yang kompak dan nyaris tidak memiliki ruang yang terbuang. Elastisitas dari komponen selimut mampu menyesuaikan diri dengan bagian pinggir komponen isi. Mentimun mampu mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh alpukat dan tempura. Sedangkan mayonaise berfungsi untuk mengisi ruang terkecil yang ditinggalkan oleh keduanya. Gambar 6. Penggulungan Sushi Gambar 7. Hasil penggulungan Sushi Dari proses ini, saya melihat adanya empat karakter dari komponen isi agar masing-masing komponen dapat bertransformasi dengan baik menjadi satu kesatuan gulungan ruang yang kompak. Pertama adalah komponen isi yang massive, memiliki volume yang tetap dan elastis, namun cenderung lebih mempertahankan bentuknya. Kedua, komponen isi bersifat massive, tetapi mudah terkikis karena permukaannya keci ini tetap dapat mempertahankan volume-nya. Karakter yang keempat, komponen isi bersifat cair sehingga mampu mengisi kekosongan hingga bagian yang terkecil. Karakter selimut yang adaptif (elastis) juga sangat berperan dalam pembuatan sushi, karena berfungsi sebagai pengikat dari isi agar tetap berada pada posisinya. Pengamatan terhadap keempat jenis karakter komponen isi dan selimut ini kemudian dihubungkan dengan sifat-sifat keruangan di dunia arsitektur dan bagaimana menerapkannya dalam proses desain. Berdasarkan pembahasan mengenai metode pembuatan sushi, terdapat beberapa kata kunci yang penting, yaitu rotasi, rigid, fragmen, dan liquid. Transformasi yang terjadi dalam metode ini adalah rotasi atau gerakan mengitari sumbu tertentu. Dalam pembuatan sushi, tentu saja yang terjadi bukan hanya rotasi namun terdapat juga translasi dari poros sushi tersebut. Secara umum, gerakan menggulung sushi memiliki kemiripan dengan gerakan sebuah roda yang sedang menggelinding. rotation is a transformation in a plane or in space that describes the org/wiki/rotation_(mathematics),diakses 15 September 2011) Rigid, fragmen dan liquid merupakan sifat dari benda yang akan ditransformasi. Rigid berarti getas, bentuknya, tidak mudah untuk berubah dan memiliki volume tetap. Fragmen berarti benda yang terdiri dari pecahan-pecahan kecil. Setiap fragmen mampu bergerak bebas dan bentuknya dapat berdeformasi. Liquid merupakan sifat benda paling bebas, mampu mengisi ruang yang kosong, tetapi volume-nya tetap. Dari ketiga sifat benda tersebut, terdapat kesamaan dalam hal mempertahankan volume. Ketiga benda ini memiliki volume tetap meskipun mengalami perubahan bentuk dan susunan. Metode menggulung ini kemudian diaplikasikan menjadi sebuah metode 20

pembentuk ruang. Untuk mempelajari pembentukan ruang yang terjadi dengan menggunakan metode menggulung ini, saya melakukannya dengan mengganti material yang digunakan. Saya juga menelaah bagaimana pengaruh material terhadap pembentukan pola irisan gulungan yang terjadi. Gambar 8. Material clay Gambar 9. Contoh hasil potongan clay (sumber: http://www.alibaba.com/product-gs) Material utama yang akan saya gunakan adalah clay. Teksturnya yang elastis dan mudah dibentuk menjadi alasan saya untuk menggunakannya. Material lain yang akan digunakan sebagai komponen isi akan menjadi bahan-bahan eksperimental yang belum ditentukan. Karena yang dicari adalah sebuah pola irisan, maka material yang akan saya pakai adalah yang dapat dipotong dengan mudah. Selain itu, jenis material yang tidak saya gunakan dalam pembuatan clay art ini adalah liquid, karena sifatnya sulit untuk dikendalikan dan menurut saya tidak terlalu menentukan dalam pembentukan pola yang akan terjadi. Gambar di atas merupakan salah satu contoh bagaimana irisan dari sebuah clay. Dalam percobaan ini, tujuan saya adalah bagaimana menciptakan sebuah pola clay art dengan metode dari metode ini adalah hasilnya dapat bervariasi berdasarkan transformasi yang terjadi. Pada saat material yang digunakan diberikan gaya tertentu, ruang berubah bentuknya saja yang berubah, tetapi terdapat perubahan topologi (hubungan) dari ruang-ruang tersebut. Ruang yang terbentuk di dalam gulungan clay hanya akan terlihat bila kita membuat potongan-potongan dari clay tersebut dengan membuat irisan-irisan di setiap susunan clay secara bertahap. Kemudian irisan-irisan tersebut disusun ke dalam model tiga dimensi digital berdasarkan hasil potongan tersebut. Dengan cara demikian saya dapat mendapatkan gambaran mengenai transformasi yang terjadi. Dalam prosesnya, saya menggunakan empat warna clay yang berbeda untuk digulung. Diawali dengan mengatur pola yang sederhana hingga pola yang cukup rumit. Pola tesebut kemudian digulung, lalu dipotong untuk dianalisis lebih dua dan tiga warna clay yang digunakan. Clay yang berwarna oranye dianggap sebagai selimut, sehingga tidak disertakan dalam analisis pola ruang yang saya lakukan secara topologi. Gambar 10. Simulasi susunan clay 21

Analisis secara eksperimental ini lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan menganalisis secara matematis. Hal ini dikarenakan bahwa dengan bereksperimen, terdapat hal-hal baru yang akan kita temukan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. sehingga, diperlukan analisis lebih lanjut. physical experiment often reproduce the mean which Nature exhibits, and which we are striving to prehend. (Thompson, 1942: 556) Dari hasil eksperimen, didapatkan berbagai pola sekaligus perubahan hubungan keruangannya. Garis berwarna biru menunjukkan hubungan ruang di awal, sedangkan yang berwarna merah menunjukkan hubungan baru yang terjadi akibat proses penggulungan. Gambar 11. Pola dan perubahan hubungan ruang dari susunan clay yang berbeda-beda. Gambar 12. Hubungan ruang pada pola yang dibuat Dari percobaan ini, saya melihat adanya hubungan antara jumlah ruang dengan perubahan pola yang ada. Semakin banyak ruang yang membentuk sebuah pola, maka peluang untuk bertemu dengan ruang lain semakin terbuka. Transformasi dengan cara menggulung ini dapat menciptakan hubungan baru antar ruang yang pada awalnya tidak memiliki hubungan secara spasial. Teknik menggulung ini memiliki kesamaan dengan melipat, hanya saja pada teknik menggulung tidak terdapat sudut yang jelas seperti lipatan. Oleh karena itu hasil transformasinyapun tidak tegas sehingga menciptakan kebingunan dalam ruang. Hal ini dapat dirasakan bila dilihat dari model ruang digital yang diambil dari pola potongan beberapa gulungan clay yang telah dibuat sebelumnya. Hal yang menarik dari transformasi ini adalah hubungan baru antar ruang yang banyak terjadi pada saat ruang disusun secara linear horizontal. Sedangkan, pada pola ruang akan sedikit mengalami perubahan topologi bila kita menyusunnya sebagai layer atau lapisan-lapisan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut. 22

Gambar 13. Contoh simulasi dengan pola penyusunan layer Dapat dilihat bahwa meskipun bentuknya berubah, namun hubungan ruangnya tetap memiliki kesamaan. Dengan menyusun ruang secara berlapis-lapis maka perubahan pola ruang dapat dihindari apabila ditransformasikan secara menggulung. Meskipun begitu, dalam hal pembentukan kualitas ruang, kedua bentuk ini memiliki karakter yang sangat berbeda. Gambar 14. Hubungan ruang yang terjadi pada pola penyusunan layer Berdasarkan eksperimen sederhana ini, saya membuat beberapa kesimpulan mengenai perubahan hubungan antar ruang ketika mengalami proses penggulungan. Proses ini tidak hanya mengubah bentuk dari ruang yang sudah ada, tetapi juga menciptakan koneksi baru sehingga menghasilkan topologi yang berbeda. Perubahan topologi ini dapat dibuat menjadi minimal bila ruangnya disusun menjadi berlapis-lapis. Cara ini dapat digunakan untuk membuat pola ruang yang sama namun dengan bentuk yang sangat berbeda dan tetap memiliki topologi (hubungan) yang sama. Referensi Monkeyseevideos. (2008). How to Make a Tiger Roll, (Online), (http://www. youtube.com/watch?v=xfcoqw0vqfm, diakses 18 September 2011) transformation, diakses 15 September 2011) Sushinow: Sushi Rolling Supplies and Sushi Rolling Guide, (Online), (http:// www.sushinow.com, diakses 15 September 2011) Thompson, D Arcy. (1942). On Growth of Form. Cambridge. Wikipedia. (1999). Rotation (mathematics), (Online), (http://en.wikipedia.org/ wiki/rotation_(mathematics, diakses 15 September 2011) 23