I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian dan semakin banyaknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. adanya pertumbuhan dan kemajuan ekonomi. Seiring dengan majunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia yang demikian pesat tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan terbagi menjadi dua tipe yaitu pedagang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. modern semakin meningkat. "Perkembangan itu sejalan dengan tumbuhnya Mall

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat

KATA PENGANTAR. Penulis. Irsyad Anshori

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. juga perlu mengkomunikasikan produk kepada para konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam melamar pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan serta memberikan konstribusi positif dalam

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB 1 PENDAHULUAN. hal itu, Ghanimata (2012) mengatakan para pemasar harus menerapkan. ujung tombak keberhasilan pemasaran.

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

PENGARUH TATA LETAK PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA MINIMARKET ALFAMART A. YANI WONOGIRI TAHUN 2009/2010

I. PENDAHULUAN. usaha-usaha yang baru yang menawarkan berbagai keunggulan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dasar bagi penyusunan strategi pemasaran pada perusahaan. dalam keputusan pembelian yang dilakukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan dari pada yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru. Perubahan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan bisnis ritel, pada saat ini bisnis ritel tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat beberapa tahun belakangan ini, dengan berbagai format dan jenisnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. dari adanya ritel-ritel modern seperti mini market (Indomart, Alfamart, Cer ia

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel dapat kita pahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. hiburan saat berbelanja (Parwanto, 2006:30). Masyarakat Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ketat di dalam industri ritel. Banyak pemain yang mencoba menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

Definisi Waralaba ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

mempertahankan ekststensinya. Pesaing-pesamg yang dihadap, oleh Batik

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANANTERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA ALFAMART CABANG DEPOK

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sektor industri manufaktur maupun jasa. Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

I. PENDAHULUAN. banyak sumber daya dengan meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian dan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang sejenis maka semakin tinggi juga tingkat persaingan yang terjadi dan setiap perusahaan mengharapkan usaha yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar, terjamin dan mengarah pada suatu perkembangan serta mampu bersaing. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan, terutama tujuan perusahaan yang bersifat ekonomis yaitu untuk mengembangkan usahanya agar memperoleh laba maksimum dan menjaga kelangsungan hidup bagi perusahaannya. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mencapai target penjualan yang telah ditentukan sehingga dapat memperoleh laba yang telah diinginkan. Salah satu usaha dalam mencapai laba yang maksimal adalah dengan meningkatkan penjualan dan usaha lainnya, semua itu akan terlaksana dengan baik apabila perusahaan melaksanakan aktivitas atau kegiatan penjualan secara efektif dan efisien. Sehingga dapat menarik konsumen sebanyak-banyaknya.

2 Bauran pemasaran ( Marketing mix ) yang terdiri dari 4P yaitu Product, Price, promotion dan place sangat diperlukan untuk mengembangkan suatu produk. Didalam bisnis eceran digunakan bauran ritel ( Retailing mix ) sebagai konsep pemasaran retail, lokasi, merchandise, price, periklanan dan promosi, atmosfer dalam gerai dan retail service. Hal-hal inilah memiliki peran dalam membentuk sikap dan perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Minimarket sebagai salah satu format gerai modern yang memliki segmen pasar yang berbeda dengan gerai modern lain dimanfaatkan tidak hanya oleh para pengelola perseorangan. Konsep minimarket dimanfaatkan oleh perusahaan ritel besar sebagai strategi pengembangan bisnisnya. Perusahaan yang memanfaatkan format ini yang berada di Tanjung karang salah satunya adalah PT Sumber Alfaria Trijaya,Tbk dengan menggunakan merek dagang Alfamart yang di waralabakan pada tahun 2010 Alfamart telah memiliki 3500 gerai (SWA 24/XX1/2010). Perusahaan tersebut memanfaatkan format ritel kecil (minimarket) dengan harga grosir ditambah dengan penampilan yang lebih modern dibanding toko atau warung tradisional. PT. Sumber Alfaria Trijaya,Tbk dengan merk dagang Alfamart adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang kebutuhan pokok. Alfamart Raya Wates Grand Opening tahun 2009. Alfamart Raya Wates bukan satu-satunya minimarket yang berada di Wates. Ada minimarket dan tokotoko/warung yang lebih dulu berkecimpung dalam bisnis yang sama didaerah wates antara lain Indomaret, Toko Sukimin, Toko Dasyo, dan Toko-toko lainnya. Jarak antara Minimarket Alfamart dengan minimarket dan toko-toko lain tidak

3 begitu jauh. Sehingga untuk menarik konsumen untuk berbelanja di minimarket Alfamart dibutuhkan strategi pemasaran yang baik dan tepat dalam mengetahui kebutuhan konsumen sehingga membuat konsumen merasa nyaman untuk berbelanja kembali di Alfamart. Perusahaan dalam melakukan penjualan dilaksanakan dengan cara tunai, penjualan yang dilakukan selama 5 ( lima ) tahun dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Data Pendapatan PT. Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung Tahun 2006-2010 No. Tahun Target Pendapatan (Rp) Realisasi Pendapatan (Rp) 1 2006 125,000,000,000 105,840,000,000 2 2007 127,300,000,000 112,125,000,000 3 2008 135,250,000,000 125,345,000,000 4 2009 141,230,000,000 130,123,000,000 5 2010 145,750,000,000 135,455,000,000 TOTAL 674,530,000,000 608,888,000,000 Rata-rata 134,906,000,000 121,777,600,000 Sumber : PT. Sumber Alfaria Trijaya Th. 2010 Tabel 1. Menunjukkan target pendapatan dan Realisasi dari tahun 2006 2010 yang tidak pernah tercapai. Tahun 2006 target yang diterapkan sebesar Rp 125.000.000.000,00 hanya tercapai Rp 105.840.000.000,00 atau hanya 81.90%. Selama lima tahun berjalan Realisasi pendatapan secara total dari tahun 2006-2010 sebesar Rp 608.888.000.000,00 atau sebesar 89.22 % dari target pendapatan sebesar Rp 674.530.000.000,00. Target pendapatan yang ditetapkan oleh perusahaan selama 5 tahun tidak pernah tercapai, maka menyebabkan laba yang ditetapkan perusahaan juga tidak pernah tercapai. Laba yang diperolah cenderung tetap secara persentase. Data laba dari tahun 2006-2010 dapat dilihat ditabel 2 sebagai berikut :

4 Tabel 2. Data laba PT. Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung Tahun 2006-2010 No. Tahun Target Realisasi Laba (Rp) Lama (Rp) 1 2006 16,250,000,000 12,700,800,000 2 2007 15,276,000,000 12,333,750,000 3 2008 14,877,500,000 12,534,500,000 4 2009 16,947,600,000 14,313,530,000 5 2010 16,032,500,000 13,545,500,000 TOTAL 79,383,600,000 65,428,080,000 Rata-rata 15,876,720,000 13,085,616,000 Sumber : PT. Sumber Alfaria Trijaya cabang Lampung, 2010 Tabel 2 menunjukan target laba selama tahun 2006-2010 tidak pernah tercapai. Secara persentase ada kenaikan di tahun 2007,sebesar 80.74 % dari tahun 2006 sebesar 78.16%. Tahun 2008-2010 secara persentase cenderung tetap diangka 84%, hanya ada kenaikan dibelakang koma, sehingga tidak berdampak secara siknifikan terhadap laba perusahaan. Rata-rata laba yang diperolah sebesar 82.42 % selama 5 tahun. Faktor penyebab keputusan pembelian konsumen diduga adalah harga dan retail service quality. Faktor yang paling mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah harga, dimana didalam suatu toko sangat bervariasi. Sekarang perang harga melihat toko lainnya. Menurut Stanton, William J (2002: 241) harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produksi dan pelayanan. Penetapan harga yang dilakukan perusahaan berpedoman pada komponen harga pokok, harga distribusi, atau harga jangkauan daerah pemasaran. Harga jual yang dipasarkan oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya untuk setiap produk yang ditawarkan pada konsumen adalah harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Adapun harga

5 jual yang dipasarkan oleh perusahaan beserta harga jual pesaing, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar Harga Jual Normal ( Diluar Promo ) Selama Tahun 2010 ( Alfamart,Indomaret dan Toko) NO DESC HARGA ALFAMART HARGA IDM 1 LANG KY.PTH N2/60ML 11,900 11,950 11,900 2 AQUA BOTOL 1500ML 2,850 2,800 2,900 3 AQUA BOTOL 600ML 1,350 1,350 1,400 4 BDR SKM PTH 385GR 8,100 8,150 8,050 5 BDR SKM COKLAT 385G 6,700 6,500 6,450 6 INDOMIE GORENG 80G 1,350 1,300 1,325 7 INDOMIE SOTO MIE 70G 1,200 1,250 1,200 8 POP MIE AYAM 2,700 2,700 2,750 9 SARIWANGI TB 25'S NW 3,500 3,550 3,600 10 PEPSODENT 75GR 2,900 2,950 2,800 11 PEPSODENT 120GR 4,600 4,650 4,550 12 PEPSODENT 190GR 6,650 6,700 6,600 13 GOAL II HBDC SINGLE 4,600 4,650 4,700 14 EKN SBN C.E-500K300G 1,900 1,950 2,000 15 WINGS SBN W500K 300G 1,900 1,950 2,000 16 BOOM DTR J.NPS 550G 4,850 4,850 4,800 17 SUNSILK SHP BLACK 18 11,500 11,400 11,450 18 SUNSILK SHP SOFT S18 11,500 11,400 11,450 19 SUNSILK SHP BLACK S9 6,300 6,250 6,300 20 SUNSILK SHP SOFT S90 6,300 6,250 6,300 Sumber : Marketing Alfamart Branch Lampung, 2010 HARGA Toko Tabel 3 memperlihatkan harga Alfamart Vs Indomaret terdapat 10 item lebih murah alfamart, 7 item lebih mahal dan 3 item sama. Sedangkan harga jual Alfamart Vs Toko terdapat 7 item lebih murah Alfamart, 9 item lebih mahal dan 4 item sama. Menurut Kotler setiap kegiatan bisnis, baik bisnis yang menjual barang maupun yang menjual jasa pada dasarnya adalah menyediakan jasa kepada konsumen. Dalam bisnis retail memang sangat tergantung pada pelayanan. Karena banyaknya pesaing yang semakin ketat, tuntutan pelanggan memang ikut memaksa perusahaan untuk memiliki perbedaan dalam aspek pelayanannya. Jika perusahaan hanya mementingkan tentang harga, unggul dalam lokasi, pesaing

6 juga bisa membuat toko ditempat yang sama. Begitu juga dengan bauran pemasaran lainnya, relatif mudah ditiru dan diikuti oleh pesaing. Oleh karena itu, pada aspek pelayananlah peritel memiliki kesempatan untuk memberikan sentuhan yang benar-benar berbeda daripada pesaing lainnya. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan kepada 20 orang pelanggan mengenai kualitas pelayanan yang di dalamnya terdiri dari tangible, emphaty, reliability, responsivenss, dan assurance dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Penelitian Pendahuluan Terhadap 20 Orang Pelanggan No Kualitas Pelayanan Tanggapan Sangat Baik Baik Cukup Kurang 1. Kelengkapan produk 3 5 12 2. Perhatian terhadap 2 8 10 keluhan dan kebutuhan konsumen 3. Pelayanan yang diberikan sesuai slogan perusahaan S3 (salam, senyum, sapa) 5 2 13 4. Kecakapan karyawan 5 13 2 dalam membantu konsumen 5. Ketepatan Jadwal 2 15 3 pelayanan 6. Pengetahuan karyawan untuk menjawab pertanyaan konsumen 2 4 11 3 Berdasarkan penelitian pendahuluan kepada 20 orang pelanggan minimarket Alfamart Raya Wates tentang kelengkapan produk sebanyak 15 % menyatakan kelengkapan produk sangat baik, sebanyak 25% menyatakan kelengkapan produk baik dan sebanyak 60% menyatakan kelengkapan produk cukup. Perhatian terhadap keluhan dan kebutuhan konsumen sebanyak 10% yang menyatakan sangat baik, sebanyak 40% menyatakan baik dan 50% menyatakan cukup. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan slogan perusahaan sebanyak 25%

7 menyatakan sangat baik, sebanyak 10% menyatakan baik dan 65% menyatakan cukup. Kecakapan karyawan dalam membantu konsumen sebanyak 25% menyatakan baik, 65% menyatakan cukup, dan 10% menyatakan kurang baik. Ketepatan jadwal pelayanan sebanyak 10% menyatakan baik, 75% menyatakan cukup dan 15% menyatakan kurang baik. Pengetahuan karyawan untuk menjawab pertanyaan konsumen 10% menyatakan sangat baik, 20% menyatakan baik, 55% menyatakan cukup dan 15% menyatakan kurang baik. Bisnis retail atau waralaba sangat berkembang pesat di negara-negara maju yang payung hukumnya sangat kuat dan jelas seperti Amerika dan Jepang. Di Indonesia tonggak kepastian hukum tentang format waralaba dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang waralaba. Selanjutnya ketentuanketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba yaitu Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba. Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba. Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek dan Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Saat ini kepastian hukum bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Ada juga beberapa asosiasi waralaba di

8 Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Berdasarkan masalah yang diuraikan dan kondisi yang ditunjukkan pada latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Harga Jual dan Retail Service Quality Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Minimarket Alfamart Raya Wates PT Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung Tahun 2010/ 2011. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Adanya minimarket independent dan toko/warung unggul dalam memahami selera konsumen karena lebih lama berkecimpung di bisnis tersebut. 2. Ada sebagian harga jual produk kurang terjangkau oleh konsumen. 3. Adanya minimarket independent dan toko/warung lainnya menawarkan harga yang lebih murah. 4. Adanya beberapa perbedaan harga produk antara label price dan mesin kasir. 5. Keadaan ekonomi masyarakat menengah keatas 6. Tidak adanya jaminan keamanan kendaraan bagi konsumen yang berbelanja. 7. Jadwal pelayanan/ jam buka minimarket yang terkadang tidak tepat waktu. 8. Ada sebagian produk yang tidak tertata rapi. 9. Kebersihan dan kenyamanan toko yang masih perlu ditingkatkan. 10.Berdasarkan penelitian pendahuluan kepada beberapa konsumen, pelayanan yang diberikan oleh karyawan belum sesuai dengan slogan perusahaan yaitu 3S (salam, senyum dan sapa).

9 11.Berdasarkan penelitian pendahuluan kepada beberapa konsumen, ada karyawan yang kurang teliti dan sigap dalam melayani keperluan konsumen. C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian ini, dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka ada pembatasan masalah yang jelas agar lebih terarah pada tujuan yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini, sehingga masalah penelitian ini dibatasi pada Harga Jual (X1) dan Retail Service Quality (X2) terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y) minimarket Alfamart Raya Wates PT. Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung. D. Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran permasalahan, identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh Harga Jual terhadap Keputusan Pembelian Konsumen minimarket Alfamart Raya Wates PT. Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung? 2. Apakah ada pengaruh Retail Service Quality terhadap Keputusan Pembelian Konsumen minimarket Alfamart Raya Wates PT. Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung? 3. Apakah ada pengaruh Harga Jual dan Retail Service Quality terhadap Keputusan Pembelian Konsumen minimarket Alfamart Raya Wates PT. Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung? E. Tujuan Penelitian

10 Berdasarkan uraian masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Harga Jual terhadap Keputusan Pembelian Konsumen minimarket Alfamart Raya Wates PT. Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung 2. Untuk mengetahui pengaruh Retail Service Quality terhadap Keputusan Pembelian Konsumen minimarket Alfamart Raya Wates PT. Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung 3. Untuk mengetahui pengaruh Harga Jual dan Retail Service Quality terhadap Keputusan Pembelian Konsumen minimarket Alfamart Raya Wates PT. Sumber Alfaria Trijaya Branch Lampung F. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Kegunaan secara teoritis, dapat berguna untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya memperkuat teori-teori tentang telaah Strategi Marketing (Strategi Pemasaran ), serta Marketing Mix ( Bauran Pemasaran ); dalam hal ini dibahas tentang price dan retail service. 2. Kegunaan penelitian secara praktis yang meliputi : a. Menambah referensi bagi peneliti lain, yang ingin meneliti tentang kemungkinan faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. b. Menambah sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu yang terkait, dalam hal ini manajemen pemasaran dan dapat memberikan informasi bagi para peneliti di bidang yang sama.

11 c. Menjadi masukan bagi perusahaan dalam menetapkan strategi bauran pemasaran khususnya kebijakan penetapan harga dan retail service pada masa yang akan datang. G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah konsumen minimarket Alfamart Raya Wates PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk Branch Lampung 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Harga Jual, Retail Service Quality dan Keputusan Pembelian Konsumen 3. Tempat/lokasi penelitian Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah minimarket Alfamart SAT Raya Wates 4. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2010/2011 5. Disiplin Ilmu Disiplin ilmu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen pemasaran.