LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

LAPORAN VERIFIKASI INSIDEN DI WILAYAH DISTRIK 8 DI AREA KONSESI PT WIRAKARYA SAKTI - JAMBI TIM VERIFIKASI

LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PRESS RELEASE GREENOMICS MENGENAI PELANGGARAN MORATORIUM DI AREAL PT. BUMI MEKAR HIJAU DI KALIMANTAN BARAT TIM VERIFIKASI

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau

LAPORAN VERIFIKASI KELUHAN TERKAIT TUDUHAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. DAYA TANI KALBAR TIM VERIFIKASI

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

"Pada 8 April 2013 EoF menemukan bahwa terdapat sekitar 7 alat berat yang menebang hutan alam... di dalam areal konsesi PT. RIA"

Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

HIGH CARBON STOCK (HCS) Sejarah, Kebijakan dan Identifikasi

Tim Penulis Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Riau Dalam Angka 2016.

Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA)

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015

Forest Stewardship Council

APP Melawan Perintah Presiden Jokowi dan Melanggar FCP APP

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di areal perkebunan PT Panca Surya Agrindo Oktober 2015

Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Perkembangan Insiden di Wirakarya Sakti (WKS) di Jambi, posting pada 23 Mei 2015:

APRIL menebangi hutan bernilai konservasi tinggi di Semenanjung Kampar, melanggar komitmennya sendiri

Pengabaian Kelestarian Hutan Alam dan Gambut, serta Faktor Pemicu Konflik Lahan yang Berkelanjutan 1

PT. Sekato Pratama Makmur (SPM) dan PT. Bina Duta Laksana (BDL), Riau

ULASAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru

PEMBELIAN TBS (TANDAN BUAH SEGAR)/PENERIMAAN SUPPLIER BARU

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca

ber Laporan investigatif dan analisa pengindraan jarak jauh di 29 konsesi HTI Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan April 2018

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

HASIL VERIFIKASI TERKAIT LAPORAN PELANGGARAN MORATORIUM HUTAN ALAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Bertuah Aneka Yasa Oktober 2015

Persyaratan ISPO Untuk Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergi)

Sustainability Policy

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

Studi Hutan SKT. dipresentasikan di. Seminar REDD+ Task Force. Arief Muria Perkasa Program Manager TFT

PELAYANAN PUBLIK DAN SYARAT-SYARAT PENGAJUAN KEGIATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.

24 Oktober 2015, desa Sei Ahass, Kapuas, Kalimantan Tengah: Anak sekolah dalam kabut asap. Rante/Greenpeace

Legalisasi perusahaan sawit melalui Holding Zone dalam Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau (RTRWP)

(sop - LEGAL.GN-014) PROSEDUR PENYELESAIAN KONFLIKTANAH & LAHAN. #{ifq,fril{i. Halaman :{dari7. Disetuiui. Direlrtur Utama.

WG-Tenure. Laporan Evaluasi dan Pendalaman Hasil Assesment Land Tenure KPHP Seruyan Unit XXI Kalimantan Tengah Seruyan Februari 2014

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Diterbitkan Maret 2018

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)

APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

Lampiran 1. Daftar Amanat UU yang dijadikan acuan penilaian tingkat respon pemerintah daerah terhadap UU

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Investigasi 2010 Dipublikasikan Maret 2011

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT PADA IUPHHK-HTI. Oleh : Dr. Bambang Widyantoro ASOSIASI PENGUSAHA HUTAN INDONESIA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A

LAPORAN VERIFIKASI LAPANGAN ATAS LAPORAN Forest Peoples Programme (FPP) DI DESA RIDING, SUNGAI RASAU DAN JADIMULYA. Disusun oleh: Tim Verifikasi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA EKOLABEL INDONESIA Indonesian Ecolabelling Institute

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN AREAL STOK KARBON TINGGI UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Bekerja sama untuk konservasi hutan

Mengintip Peraturan tentang Perhutanan Sosial, Dimana Peran Penyuluh Kehutanan? oleh : Endang Dwi Hastuti*

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

HARAPAN RAINFOREST RESTORASI EKOSISTEM DI HARAPAN RAINFOREST SEBUAH MODEL DALAM UPAYA PENGURANGAN LAJU DEFORESTASI DI INDONESIA

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

HUTAN HUJAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA PENTING BAGI IKLIM, SATWA LIAR DAN MASYARAKAT HUTAN

Kebijakan konservasi hutan APP dan deforestasi

PERANAN BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN DALAM PEMBANGUNAN PLANOLOGI KEHUTANAN KATA PENGANTAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Catatan Konflik Sumberdaya Alam di Riau Sepanjang Tahun 2011 Oleh : Romes Ip

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 6 TAHUN 2000 T E N T A N G

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : SK.136/VI-BPHA/2009

Governance Brief. Bagaimana masyarakat dapat dilibatkan dalam perencanaan tata ruang kabupaten? Penglaman dari Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

Transkripsi:

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI OKTOBER 2014

1. Latar Belakang Pada tanggal 1 Februari 2013, APP, melalui Kebijakan Konservasi Hutannya (FCP), telah berkomitmen untuk menghentikan sementara konversi hutan alam di seluruh rantai pasoknya (moratorium hutan alam). Kegiatan pembangunan hutan tanaman baru hanya diperbolehkan pada area yang tidak berhutan yaitu area yang telah dinilai bukan merupakan area yang memiliki Stok Karbon Tinggi (High Carbon Stock/HCS) dan/atau Nilai Konservasi Tinggi (High Conservation Value/HCV). PT. Mutiara Sabuk Khatulistiwa (MSK) adalah salah satu pemasok APP yang berkomitmen untuk melaksanakan kebijakan APP tersebut. Pada tanggal 29 September 2014 Jikalahari melalui perwakilannya bapak Made Ali mengirimkan email kepada APP bahwa mereka mengeluarkan laporan yang berjudul Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan. Dua poin utama yang mereka laporkan tentang pelanggaran FCP yaitu: Penggunaan1 unit alat berat (CAT EX-02) untuk pembuatan kanal dan jalan di area community use PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa (MSK) pada tanggal 26 29 Agustus 2014. Area ini termasuk dalam kawasan moratorium PT MSK. Area community use tersebut berada di area tumpang tindih antara MSK dengan PT Setia Agro Lestari (SAL) dengan luas sekitar 2000 ha. Atas hal ini Jikalahari menyimpulkan bahwa area community use adalah modus bagi MSK, SMG/APP untuk dialihkan ke perkebunan sawit dan agar penebangan hutan alam dapat dilakukan dan merupakan proses yang telah dirancang jauh sebelum FCP APP diluncurkan. Kutipan dari laporan tersebut juga terdapat pada Siaran Pers Bersama (link http://fwi.or.id/wp-content/uploads/2014/09/press-release-16-sept_final.pdf) oleh kumpulan LSM (terdiri dari Forest Watch Indonesia, Jikalahari, Walhi Jambi, dan Wahana Bumi Hijau) per tanggal 17 September 2014 serta tulisan Mongabay per tanggal 21 September 2014 (link http://www.mongabay.co.id/2014/09/21/industri-kertas-lebih-sukamerusak-hutan-alam-daripada-menanam-pohon/). 2. Proses Verifikasi Sebelum laporan resmi dikirimkan oleh Jikalahari ke APP, APP melalui komite Grievance telah mengambil langkah langkah verifikasi berdasarkan tulisan dari Siaran Pers Bersama dan Mongabay. Langkah langkah tersebut adalah: Komite grievance menghubungi MSK untuk meminta klarifikasi atas laporan tulisan dari siaran pers tersebut. Pada tanggal 23 September 2014, MSK menghubungi personil JIKALAHARI yang berpartisipasi pada Ground Check IV pada tanggal 28 29 Agustus 2014 untuk mengklarifikasi perbedaan antara laporan grievance dengan hasil Ground Checking. MSK melakukan observasi lapangan dan dokumen terkait. MSK melaporkan hasil observasi kepada komite Grievance Komite Grievance membentuk tim verifikasi. Tim verifikasi melakukan observasi dan verifikasi.

A. Tim Verifikasi Tim verifikasi terdiri dari: 1. Alfredo Pane(MSK) 2. Zulkifli (MSK) 3. Juan Dharmadji (SMF) 4. Ejondri (SMF) 5. Jeffri N Halim (SMF) 6. Hari Cahyono (TFT) 7. Agung Wiyono (TFT) B. Waktu Pelaksanaan Verifikasi Verifikasi dilaksanakan dari tanggal 24 September 8 Oktober 2014. C. Lokasi Verifikasi Verifikasi dilaksanakan di kantor MSK dan Parit Cahaya Bulan yang merupakan lokasi yang ditunjukkan pada laporan Jikalahari di area MSK serta lokasi lain yang mendukung verifikasi ini. D. Metode Verifikasi Verifikasi dilaksanakan dengan mengumpulkan bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dokumen, foto, hasil wawancara dan observasi lapangan: 1. Pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen operasional dan legal, daftar lengkap dokumen dapat dilihat di lampiran. 2. Mengunjungi lokasi alat berat sesuai laporan Grievance Jikalahari dan laporan monitoring alat MSK, melaksanakan observasi lapangan dan mengambil foto-foto. 3. Melaksanakan wawancara dengan para pihak terkait. 4. Penyusunan rekomendasi merujuk pada kesimpulan yang telah ditetapkan dan FCP APP. 3. Kesimpulan Hasil verifikasi yang menjadi dasar pembuatan kesimpulan-kesimpulan ini dipaparkan dalam bagian Lampiran dan File Lampiran dari laporan ini. Kesimpulan kesimpulan berdasarkan kegiatan verifikasi dijelaskan di bawah ini: 1. Terhadap laporan yang menyatakan 1 (satu) unit alat berat sedang bekerja membuat kanal dan jalan pada konsesi PT. MSK area community use MSK Alat berat ini diduga milik perusahaan perkebunan PT Setia Agrindo Lestari (first resources group/surya Dumai Grup) ; tim verifikasi menyimpulkan bahwa: a. Dari hasil verifikasi lapangan, ditemukan adanya galian parit di dalam areal alokasi Tanaman Kehidupan MSK yang bukan dilakukan oleh PT MSK.

b. Dari hasil investigasi dengan staf MSK ditemukan bahwa alat berat tersebut bukan milik dan tidak disewa oleh MSK. c. Dari hasil investigasi di lapangan dan wawancara ditemukan bahwa alat tersebut disewa oleh masyarakat desa Teluk Kabung untuk kegiatan penggalian parit untuk rencana penanaman kebun kelapa hibrida masyarakat. Masyarakat desa Teluk Kabung mengklaim bahwa area tersebut adalah hak mereka. Berdasarkan diskusi MSK dengan Kepala Desa telah disepakati bahwa kegiatan penggalian dihentikan sampai proses resolusi konflik selesai. d. Dari temuan diatas disimpulkan bahwa SAL bukanlah yang menggali parit tersebut. e. Sebelum dan setelah penggalian kanal masuk ke dalam konsesi, MSK telah mengambil beberapa langkah pencegahan yaitu: 1. Memasang papan peringatan pada batas areal MSK. 2. Melakukan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan penggalian di dalam kawasan MSK. Hasil dari kegiatan ini adalah persetujuan dari masyarakat untuk menghentikan kegiatan penggalian parit sampai adanya resolusi. 3. Melaporkan kegiatan pembangunan kanal kepada Dinas Kehutanan terkait setelah penggalian kanal memasuki areal MSK. f. Walaupun MSK bukan yang melakukan penggalian kanal dan telah mengambil tindakan pencegahan dan penanggulangan, namun tim verifikasi berkesimpulan bahwa MSK lalai dengan tidak segera melaporkan kepada APP bahwa status konflik masyarakat di lokasinya telah meningkat sehingga beresiko dan kemudian berdampak terhadap penerapan FCP. 2. Terhadap laporan yang menyatakan areal PT Setia Agrindo Lestari tumpang tindih dengan PT MSK lebih kurang 2.000 hektar, hal ini sesuai dengan alokasi areal community use seluas sekitar 2.000 ha dan PT MSK, SMG/APP bekerjasama dengan PT Setia Agrindo Lestari untuk menjadikan areal tersebut menjadi perkebunan sawit dan Areal community use adalah modus bagi PT MSK, SMG/APP untuk dialihkan ke perkebunan sawit dan penebangan hutan alam dapat dilakukan, padahal ini suatu proses yang telah dirancang jauh sebelum FCP APP diluncurkan ; tim verifikasi menyimpulkan bahwa: a. Berdasarkan peta konsesi kedua perusahaan ditemukan adanya tumpang tindih antara konsesi MSK & SAL di bagian sebelah Timur dalam konsesi MSK. b. SAL tidak mempunyai keterlibatan apapun dalam hal pembukaan kanal. c. SAL tidak memiliki hubungan apapun dengan MSK dan SMG/APP. d. SAL belum beroperasi di area yang tumpang tindih dengan MSK 4. Rekomendasi - Memberikan surat peringatan kepada MSK, dan menegaskan kepada MSK prosedur pelaporan atas adanya resiko pelanggaran FCP. - Meminta MSK mengambil langkah yang lebih intensif untuk mengamankan kawasan hutan:

o Melakukan diskusi yang lebih intensif dengan masyarakat Teluk Kabung untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dalam kawasan konsesi MSK sampai ada penyelesaian tuntas. o Berkoordinasi lebih baik dengan pemerintahan terkait untuk membantu mengamankan kawasan hutan sebelum tercapainya penyelesaian dengan masyarakat maupun pihak lainnya. o Menerapkan langkah-langkah untuk meminimalisasikan dampak dari kegiatan penggalian parit/kanal tersebut terhadap lansekap hutan alam di dalam area konsesi MSK sampai status hak guna/milik terhadap area tersebut mendapat penyelesaian yang jelas. - Memberikan prioritas utama atas implementasi rencana kerja resolusi konflik MSK, seperti yang telah diidentikasi di peta konflik. - MSK harus secepatnya mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan status hukum dari lahan yang tumpang tindih dengan SAL, mengacu ke peraturan yang berlaku. - Selama proses konflik lahan dengan desa Teluk Kabung dan status hukum area tumpang tidih dalam konsesi MSK belum final, MSK harus tetap mempertahankan komitmen FCP di dalam areal tersebut, termasuk memastikan tidak adanya pembukaan hutan alam maupun pembangunan infrastruktur baru di areal bergambut.

LAMPIRAN 1. HASIL VERIFIKASI 1. Penggunaan alat berat untuk pembuatan kanal pada area community use MSK Pada tahun 2013 telah dilakukan kegiatan pemetaan konflik di wilayah konsesi MSK. Berdasarkan pemetaan konflik diketahui adanya klaim lahan oleh masyarakat desa Teluk Kabung yang didasarkan atas surat kepemilikan Tanah berupa SKT (surat keterangan tanah) serta kebun masyarakat yang sudah ada sebelum perusahaan beroperasi. Pada tanggal 21 Mei 2014, MSK melakukan patroli ke area perbatasan antara masyarakat dan perusahaan. Pada saat itu ditemukan kanal yang sudah digali sepanjang 700 Meter diluar area konsesi MSK (+/- 300 m diluar batas konsesi), penggalian tersebut mengarah ke dalam area konsesi MSK. Atas dasar penggalian tersebut, MSK membuat plang larangan masuk area konsesi MSK dengan nama Dilarang Memasuki Kawasan Hutan Negara Areal Kerja IUPHHK HA PT MSK. (Lampiran 2. BA pemasangan papan pengumuman) Pembuatan parit ini dilaporkan oleh MSK ke Dinas Kehutanan Kabupaten Inhil pada tanggal 13 Juni 2014 yang menyampaikan bahwa terdapat penggalian parit liar oleh excavator dengan kode EX-02 di dalam kawasan MSK sepanjang 900m. (Lampiran 3. Laporan ke Dinas Kehutanan). MSK melakukan pertemuan dengan masyarakat desa Teluk Kabung per tanggal 14 Juni 2014 dimana MSK meminta kepada masyarakat dan kepala desa Teluk Kabung untuk menghentikan penggalian pembuatan parit yang melewati batas konsesi MSK sebelum adanya penyelesaian klaim. Pertemuan ini dirangkum dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh kepala desa dan perwakilan masyarakat Teluk Kabung. (Lampiran 4. Berita Acara Pertemuan) Berita Acara tersebut juga menginformasikan keinginan masyarakat terhadap MSK untuk dapat memberikan informasi legal batas konsesi MSK dan meminta Dinas terkait untuk turut serta membantu penyelesaian. Ground check di area moratorium MSK dilakukan APP bersama dengan TFT dan LSM (salah satunya dengan Jikalahari) pada tanggal 28 29 Agustus 2014. Baik MSK maupun Jikalahari tidak menyampaikan adanya penggalian parit/kanal di dalam area moratorium MSK kepada tim ground check moratorium ketika ground check dilaksanakan. Oleh karena itu tim ground check secara bersama-sama menyetujui dalam laporan ground check moratorium bahwa tidak ditemukan adanya pelanggaran terhadap moratorium oleh MSK. MSK melakukan pengecekan di lapangan terkait dengan keberadaan parit tersebut pada tanggal 21 September 2014, diketahui bahwa parit tersebut sudah digali melewati tata batas areal konsesi MSK sejauh 3.1 Km. Areal ini adalah alokasi Tanaman Kehidupan seluas +/- 2.000 Ha pada tata ruang MSK, dipetakan sebagai areal konflik dengan masyarakat dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian konflik.

Berikut adalah foto parit yang digali: Di luar area konsesi MSK dan di samping area pembibitan kelapa hibrida masyarakat ditemukan Alat Berat dengan kode EX-02 yang disewa oleh kepala desa teluk Kabung untuk penggalian parit untuk pengembangan kebun kelapa hibrida. Masyarakat Desa Teluk Kabung telah menyiapkan bibit kelapa hibrida untuk ditanam di areal sekitar kanal yang dibangun.

Tepatnya, posisi alat berat EX-02 tersebut berada diluar konsesi MSK, di parit Cahaya Bulan (tepi Sungai Gaung). Pekerja/ helper untuk alat berat bernama Bp. Hamsani yang ditemukan di lokasi memberikan keterangan bahwa alat tersebut sudah 1 bulan dalam kondisi rusak dan alat tersebut bukan milik MSK (lampiran 5. Surat Pernyataan). Berikut adalah peta hasil verifikasi lapangan: Tim verifikasi tidak menemukan adanya aliran kayu hasil pembukaan kanal ke MSK maupun ke SMG/APP. (Lampiran 6. Foto hasil pemeriksaan lapangan) Pada tanggal 02 Oktober 2014, MSK bersama dengan dishut dan polhut melakukan pemeriksaan terhadap penggalian parit di dalam MSK. Pada tanggal 04 Oktober 2014, berdasarkan hasil diskusi dengan MSK, Kades Teluk Kabung dan Camat Gaung menyatakan akan menghentikan kegiatan penggalian parit tersebut sampai ada informasi selanjutnya (Lampiran 7. Surat pernyataan kades Teluk Kabung). 2. Area tumpang tindih antara MSK dan SAL Berdasarkan Izin Lokasi yang dikeluarkan Badan Perizinan, Penanaman Modal, dan Promosi Daerah Kabupaten Indragiri Hilir nomor 503/BP2MPD-IL/VIII/2012/05 dinyatakan bahwa terdapat overlap area antara SAL dengan MSK, namun dinyatakan

bahwa SAL harus mengajukan pelepasan kawasan hutan kepada Menteri Kehutanan terlebih dahulu sebelum beroperasi. (Lampiran 8. Ijin Lokasi SAL dan Lampiran 9. Peta Overlap Area MSK SAL) Sampai saat ini SAL belum beroperasi di lokasi yang overlap dengan area MSK. LAMPIRAN 2. BERITA ACARA PEMASANGAN PAPAN INFORMASI

LAMPIRAN 3. LAPORAN MSK KE DINAS KEHUTANAN KABUPATEN INHIL

LAMPIRAN 4. BERITA ACARA PERTEMUAN DENGAN KEPALA DESA DAN MASYARAKAT DESA TELUK KABUNG

LAMPIRAN 5. SURAT PERNYATAAN

LAMPIRAN 6. FOTO HASIL PEMERIKSAAN LAPANGAN

LAMPIRAN 7. SURAT PERNYATAAN KADES TELUK KABUNG

LAMPIRAN 8. SURAT IJIN LOKASI PT SAL

LAMPIRAN 9. PETA OVERLAP AREA MSK PT SAL