BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada, maupun timbulnya perubahan karena unsur-unsur yang baru. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). SDM yang baik dapat diperoleh dengan mengoptimalkan. <3 tahun atau 0-35 bulan atau belum mengalami ulang tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau Attention

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

BAB I PENDAHULUAN. kejadian anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk anak-anak dan remaja

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. pada batita merupakan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal yang seharusnya

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi anak-anak Indonesia adalah diharapkan tingkat kemandirian anak usia prasekolah dapat berkembang sesuai dengan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. struktur dimana individu mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah salah satu ciri khas pada. anak yang pasti terjadi, dimulai dari masa konsepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami gangguan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan tidur dijumpai 25% pada populasi anak yang sehat, 1-5%

BAB 1 PENDAHULUAN. Down, gangguan mental dan lain-lain. Oleh karena itu penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB 1. PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN TIDUR DENGAN PERKEMBANGAN PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR, RIWAYAT PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 3-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT tidak membiarkan seseorang untuk tidak tidur dan akan. hilang di waktu tidurnya ( As-Aya rawi, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

PREVALENSI GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA USIA TAHUN : Studi pada Siswa SMP N 5 Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. 1. sering ditunjukkan ialah inatensi, hiperaktif, dan impulsif. 2 Analisis meta-regresi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mencapai tugas perkembangannya. Menerangkan gambar dan tulisan

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. reaksi fisik maupun psikologis yang mengganggu kehidupan sehari-hari (Priyoto,

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN TIDUR DENGAN PERKEMBANGAN BATITA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekurangan stimulasi pada usia ini akan membawa dampak negatif yang menetap

Eva Devita Harmoniati, Rini Sekartini, Hartono Gunardi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA KARANGTENGAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. menurunnya harga komputer dan software di pasaran, jumlah kepemilikan komputer

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Mardiyono, 2010). Autisme adalah

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

METODE COOPERATIVE PLAY MENSTIMULASI PERKEMBANGAN ANAK. Retnoningsih*, Ihda Mauliyah** Program Studi D3 Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terjadi pada 2-3% anak di seluruh dunia. 4 Angka kejadian ASS di. mengenai topik ini belum begitu banyak dilakukan.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

Gangguan Tidur pada Anak Usia Bawah Tiga Tahun di Lima Kota di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM...ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii


2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROGRAM SON-RISE PADA KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU OFF-TASK PADA ANAK AUTIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dengan cara orang tua mendidik anak dalam keluarganya. Maka

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. muda dan mulai muncul pada usia anak-anak. Satu dari sepuluh anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ringan sampai efek yang berat (Dickinson et al., 2007).

PERAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI DESA JATIWATES KECAMATAN TEMBELANG KABUPATENG JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan adalah suatu proses yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, maupun timbulnya perubahan karena unsur-unsur yang baru. 1 Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu tumbuh dan berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. 2-6 Berbagai masalah perkembangan anak, seperti keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme dan hiperaktif dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat, angka kejadian di Amerika Serikat berkisar 12-16% 7, Thailand 24%, Argentina 22% 8, dan di Indonesia antara 13%-18%. 9 Melihat angka epidemiologi tersebut, maka diperlukan adanya deteksi dini pada anak dengan gangguan perkembangan untuk mencegah terjadinya keterlambatan penanganan. Apabila tidak ditangani dengan tepat, maka gangguan ini dapat berlanjut hingga remaja atau dewasa. 1 Lima tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan masa kritis perkembangan karena pada masa ini terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan pengindraan, berpikir, ketrampilan berbahasa, berbicara, bertingkah laku sosial, dan sebagainya. 2-6 Dalam proses perkembangan anak usia prasekolah ada hal yang melekat pada ciri-ciri anak tersebut. Pertama pada ciri fisik, anak usia prasekolah terlihat lebih aktif sehingga memerlukan kontrol pada tubuhnya untuk istirahat yang cukup. Kedua pada ciri sosial, pada tahap ini anak 1

2 usia prasekolah lebih cepat bersosialisasi dengan teman-temannya. Ketiga pada ciri emosi, anak usia prasekolah cenderung untuk mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka, sedangkan pada ciri perkembangan kognitif anak usia prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. 1 Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. 10 Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang dicirikan dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur pada seorang individu. 11 Gangguan tidur dapat mengganggu pertumbuhan fisik, emosional, kognitif dan sosial seorang anak. 12 Prevalensi gangguan tidur pada anak sekitar 30%-35%. Di Beijing, China prevalensi gangguan tidur pada anak usia 2-6 tahun sebesar 23,5%. 13 Seringkali gangguan tidur pada anak tidak terdeteksi oleh orang tua dan tidak ditangani dengan benar. 14,15 Beberapa ahli menyebutkan bahwa gangguan tidur pada masa bayi dapat berlanjut pada masa balita dan masa usia sekolah. Kemudian, hal tersebut dapat memprediksi terjadinya masalah tidur dan perilaku nantinya. 16 Anak usia prasekolah (3 6 tahun) membutuhkan tidur kurang lebih 11 jam sehari. 17 Namun tidak semua anak usia prasekolah (3-6 tahun) mampu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur tersebut. Gangguan pola tidur dapat disebabkan karena ansietas yang dialami klien, lingkungan yang kurang kondusif untuk tidur (misalnya lingkungan yang bising), ketidakmampuan mengatasi stres yang dialami, dan lain-lain. 10

3 Gangguan tidur pada anak dapat mempengaruhi perilaku dan emosi anak, menyebabkan mengantuk pada siang hari, mengurangi perhatian anak pada sekolah, mudah lelah, mengurangi aktivitas fisik, anak menjadi iritabel, impulsif, sering mengganggu, dapat mengurangi daya ingat anak. 17,18 Gangguan tidur yang sering dijumpai adalah kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan untuk jatuh tertidur, dan bangun pada malam hari tetapi tidak dapat tidur kembali. Hal tersebut selain mengganggu anak juga menyebabkan masalah bagi orang tua nya. 19 Masalah gangguan tidur perlu mendapat penanganan secara tepat, dan strategi yang paling efektif adalah melakukan edukasi mengenai cara mencapai tidur yang baik sejak awal kehidupan. Di Indonesia, pernah dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan durasi gangguan tidur. 18 Pada penelitian tersebut ditemukan hubungan bermakna antara jumlah waktu tidur siang dan waktu mulai tidur malam dengan gangguan tidur, namun faktor sosiodemografi tidak berhubungan bermakna dengan gangguan tidur. 18 Dari masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan gangguan tidur dengan perkembangan pada anak usia 3-6 tahun di Indonesia. 1.2 Permasalahan penelitian Apakah terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan pada anak usia 3-6 tahun?

4 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan pada anak usia 3-6 tahun. 1.3.2 Tujuan khusus 1) Membuktikan hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan aspek motorik kasar pada anak usia 3-6 tahun 2) Membuktikan hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan aspek motorik halus pada anak usia 3-6 tahun 3) Membuktikan hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan aspek bahasa dan bicara pada anak usia 3-6 tahun 4) Membuktikan hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan aspek sosialisasi dan kemandirian pada anak usia 3-6 tahun 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan Sebagai sumbangan teoritis, metodologis, maupun praktis untuk pengetahuan mengenai perkembangan pada anak 1.4.2 Manfaat untuk penelitian Sebagai bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh gangguan tidur

5 1.4.3 Manfaat untuk masyarakat Memberikan edukasi kepada sekolah dan masyarakat mengenai penggunaan kueioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sebagai alat deteksi dini penyimpangan perkembangan pada anak. 1.4.4 Manfaat untuk orang tua Memberikan saran kepada orang tua untuk menindaklanjuti ataupun memberikan pendampingan kepada anak yang diduga mengalami gangguan perkembangan 1.5 Keaslian penelitian Sejauh pengetahuan peneliti hingga saat ini belum ada penelitian mengenai hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan pada anak usia 3-6 tahun, hanya terdapat penelitian yang menjadi acuan peneliti, yaitu:

6 Tabel 1. Keaslian penelitian No Peneliti/Judul Metode Hasil 1 Rini Sekartini, dkk. Gangguan tidur pada anak usia bawah tiga tahun pada lima kota di Indonesia. Sari Pediatri. 2006; 7(4): 188-193. 18 2 Sylvia Doo, dkk. Sleep problems of children with pervasive developmental disorders: correlation with parental stress.developme ntal Medicine & Child Neurology. 2006; 48: 650-655. 20 Metode yang digunakan: cross sectional study. Subjek penelitian: 385 anak usia 3 tahun di lima kota di Indonesia. Instrumen: Brief Infant Sleep Questionnare (BISQ) Metode yang digunakan: cross sectional survey. Subjek penelitian: Anak berusia 2-8 tahun di enam klinik perkembangan anak di Hongkong. Instrumen: Chidren s Sleep Habit Questionnare (CSHQ), Parental Stress Index Short Form ( PSI SF) Ditemukan hubungan bermakna antara jumlah waktu tidur siang dan waktu mulai tidur malam dengan gangguan tidur, sedangkan faktor sosiodemografi tidak berhubungan bermakna dengan gangguan tidur. Semakin tinggi nilai Children s Sleep Habit Questionnare (CSHQ) dan semakin rendah tingkat kognitif anak berhubungan dengan tingkat stres pada orang tua yang lebih tinggi.

7 Tabel 1. Keaslian penelitian (lanjutan) No Peneliti/Judul Metode Hasil 3 Paula Krakowiak, dkk. Sleep problems in children with autism spectrum disorders, developmental delays, and typical development: a population-based study. J. Sleep Res. 2008; 17: Metode yang digunakan: case control study. Subjek penelitian: 529 anak yang terdapat di CHARGE (Childhood Austim Risks from Genetics nd the Environtment) study. Instrumen: the Autism Diagnostic Interview-Revised (ADI R), the Autism Diagnostic Observation Schedules ( ADOS ), the Mulen Scales of Early Learning (MSEL), the Vineland 53% dari anakanak dengan ASD dan 46% dari DD anak-anak memiliki setidaknya satu masalah tidur yang dilaporkan terjadi lebih sering atau selalu dibandingkan dengan 32% dari anak dengan TD. 197-206. 21 Adaptive Behavior Scales (VABS). 4 Ryan D Honomichl, dkk. Sleep Patterns of Children with Pervasive Developmental Disorders. Journal of Autism and Developmental Disorders. 2002; 32: 553-560. 22 Metode yang digunakan : case control study Subjek penelitian: 100 anak dengan pervasive developmental disorders (PDD) yang berusia 2 11 tahun. Instrumen: Sleep diary, Children s Sleep Habit Questionnare ( CSHQ ), Parenting Events Questionnare. Gangguan tidur lebih umum terdapat pada anak dengan Pervasive Developmental Disorders ( PDD ) dengan usia yang lebih muda daripada anak dengan usia yang lebih tua.

8 Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka penelititan ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada sampel, waktu, tempat, desain, variabel, dan instrumen penelitian. Sampel yang digunakan adalah anak usia 3-6 tahun di Semarang pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional dengan metode kuesioner pada sampel. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi gangguan tidur dan perkembangan pada anak usia 3-6 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC) untuk menilai gangguan tidur dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk menilai perkembangan.