Manifestasi Infeksi HIV-AIDS Di Mulut. goeno subagyo

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari kasus Acquired

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. saluran cerna, dan saluran genitourinarius. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

LAPORAN PRAKTIKUM. Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J Dosen Pembimbing : Drg. Nilasary Rochmanita FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Sari Pediatri, Vol. 8, No. 3, Desember 2006 Sari Pediatri, Vol. 8, No. 3, Desember 2006:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sebuah retrovirus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI

PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI / PENYEBAB

bahan yang diperoleh adalah tetap dalam isopropil alkohol dan udara kering menengah diikuti oleh budidaya pada Sabouraud agar.

PROFIL KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN BERDASARKAN STANDAR PENILAIAN DARI WORLD HEALTH ORGANIZATION

BAB I PENDAHULUAN. tipe Herpes Virus yang telah teridentifikasi. Human Herpes Virus antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. trisomi kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANIFESTASI ORAL HUMAN IMMUNE DEFICIENCY VIRUS (HIV)/ AQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. dan penelanan. Kehilangan gigi merupakan tanggalnya gigi dari soketnya yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV. 15 Virus ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat

BAB I PENDAHULUAN. memeliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu mastikasi atau pengunyahan, estetik,

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

BAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pada anak anak yang menggunakan dot, menghisap ibu jari atau yang menggunakan dot mainan, keadaan semua ini juga bisa menimbulkan angular cheilitis.

BAB 4 METODE PENELITIAN

PERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi

mendiagnosis penyakit meramalkan prognosis merencanakan perawatan Klasifikasi mengalami perubahan sejalan dgn bertambahnya pemahaman ttg etiologi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tembakau telah lama diketahui merupakan faktor yang merugikan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Sistem pakar yang akan di rancang merupakan Sistem pakar untuk deteksi dini

BAB I PENDAHULUAN. melalui mulut, dan pada kalangan usia lanjut. 2 Dry mouth berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat. Mendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran Gigi YULI WAHYU NINGRUM J

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

ORAL MANIFESTATIONS RELATED TO IMMUNOSUPPRESSION DEGREE IN HIV-POSITIVE CHILDREN AND MANAGEMENT (A Literature Review)

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BUKU PANDUAN PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI ILMU PENYAKIT MULUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang mana tidak hanya terkait dengan persoalan estetika, tetapi juga

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau berkurangnya respon terhadap reseptor insulin pada organ target. Penyakit ini dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut merupakan gambaran dari kesehatan seluruh tubuh, karena

ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau

Pengelolaan Pasien Dengan Angular cheilitis

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh yang penting. Rongga mulut mencerminkan kesehatan tubuh seseorang karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal akan mempengaruhi hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

"KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI"

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

HEMANGIOMA KAVERNOSA PADA BIBIR DAN MUKOSA BUKAL PASIEN BERUSIA 40 TAHUN (LAPORAN KASUS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 November sampai. 4 Desember 2008 di Yayasan Lupus Indonesia (YLI).

BAB I PENDAHULUAN. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, didukung oleh gusi yang kuat dan

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

Transkripsi:

Manifestasi Infeksi HIV-AIDS Di Mulut goeno subagyo

Jejak-jejak HIV-AIDS di mulut Mulut adalah organ yang unik Mikroorganisme penghuni nya banyak; flora normal dan patogen Lesi mulut dijumpai pada hampir 50 % orang terinfeksi HIV dan 80% pada AIDS.

Jejak-jejak HIV-AIDS di mulut Orang dengan HIV (penurunan jumlah CD4) rentan menderita infeksi oral dan lesi oral sebagai manifestasi dari infeksi HIV 70-90% dari orang HIV memiliki lesi mulut EC Clearinghouse-WHO - Klasifikasi lesi oral berdasarkan tingkat hubungannya dengan infeksi HIV-AIDS

HAART Lesi mulut Prevalensi infeksi oportunistik dan morbiditas HIV-AIDS menurun Menekan replikasi virus HIV Restorasi dan pemulihan kekebalan CD4 Prevalensi infeksi oportunistik, pola dan keparahan manifestasi HIV di mulut dapat berubah.

Klasifikasi lesi mulut terkait infeksi HIV-AIDS GROUP I : lesions that are strongly associated with HIV infection. GROUP II: lesions less commonly associated with HIV infection GROUP III: lesion rarer than those on groups I and II

Oral lesions that are strongly associated with HIV infection Oral Candidiasis Hairy Leukoplakia Kaposi s Sarcoma Non-Hodgkin s Lymphoma Linear Gingival Erythema Necrotizing Ulcerative Gingivitis Necrotizing Ulcerative Periodontitis

Oral Candidiasis Pseudomembraneous candidiasis (55.8 to 69.7%), Erythematous candidiasis (EC) (25.7 50%), Angular cheilitis (13.7 27.1%), and hyperplastic candidiasis (0 1.7%).. Frekuensi candidiasis mulut mempunyai korelasi dengan penurunan jumlah CD4 limfosit dan viral load HIV yang meningkat.

Pseudo-membranous Candidiasis Bercak atau plak putih atau krem terletak di setiap bagian rongga mulut dan hilang saat diusap dan permukaan di bawahnya tampak eritematosa dan mudah berdarah. Burning sensation

Pseudo-membranous Candidiasis prevalensinya secara signifikan meningkat pada individu dengan jumlah CD4 + <200 sel/mm3 dan viral load-hiv>3000 copies/ml.

Erythematous Candidiasis area merah (atrofik) di palatum dan dorsum lidah, kadang-kadang pada mukosa labial dan bukal.

Candidiasis Anguler cheilitis Denture stomatitis

Oral Hairy Leukoplakia Infeksi Epstein-Barr virus Lesi paling umum pada orang terinfeksi HIV,(15-20% ) Indikator penurunan kekebalan, jumlah CD4 < 235 cell/mm 3

Oral Hairy Leukoplakia Asimptomatic, Prevalensi 0.42 to 38% Mempunyai nilai prognostik perkembangan menjadi AIDS.

Kaposi s Sarcoma Keganasan berasal dari endhotelium vaskuler Penyebab human herpes virus 8 (HHV-8). Asimptomatik Menifestasi oral terjadi hampir 7.5-10 % dari penderita AIDS. Biasa muncul bila jumlah CD4+ < 200.

Kaposi s Sarcoma Pasien HIV-positif dengan lesi intraoral Kaposi sarkoma disertai dengan kandidiasis

Kaposi s Sarcoma Sepertiga KS melibatkan orofaring dan paling sering di palatum. KS di rongga mulut dapat mengalami ulserasi, nyeri perdarahan, atau fungsi oral dan dental prosthesis terganggu, yang dapat berpengaruh pada status gizi, kepatuhan terhadap terapi medis, dan kualitas hidup.

Non-Hodgkin s Lymphoma Orang HIV-positif memiliki lebih dari dua kali lipat risiko keganasan. NHL merupakan tumor ganas kedua yang menyertai HIV AIDS setelah KS 3 % penderita HIV menderita NHL.

Non-Hodgkin s Lymphoma Pembengkakan padat, elastis, agak kemerahan atau keunguan, dengan atau tanpa ulserasi. Cepat tumbuh Status imunitas menurun Gingiva, vestibulum bukal area retromolar Nekrosis gingiva gigi yang terlibat goyah.

Linear gingival erythema Lesi eritematous seperti pita sepanjang tepi gingiva Tidak memberi respon terhadap perawatan profilaksis rutin. Nyeri atau berdarah. Mungkin melibatkan Candida.

Necrotizing Ulcerative Gingivitis Nekrosis satu atau lebih papila interdental. Attachment loss: nekrosis dan ulserasi gingiva. Mudah berdarah Nyeri Halitosis.

Necrotizing Ulcerative Periodontitis Periodontitis dengan ulserasi atau nekrosis jaringan periodontal dan tulang alveolar. Kerusakan lokal Pocket minimal Tidak respon terhadap terapi konvensional Halitosis Gigi goyah

Lesi mulut sebagai indikator infeksi HIV Lesi-lesi mulut dijumpai pada hampir 50 % orang terinfeksi HIV dan 80% pada individu yang terdiagnose AIDS Indikator awal adanya penurunan imunitas Prediksi perkembangan HIV ke AIDS Menentukan waktu untuk terapi infeksi oportunistik dan terapi anti HIV (ARV) Membantu evaluasi perkembangan penyakit

Makna klinis lesi mulut terkait infeksi HIV Dalam kasus status HIV invidu tidak atau belum diketahui; maka adanya lesi mulut memberikan indikasi kuat adanya infeksi HIV. Untuk seseorang yang hidup dengan HIV+ tetapi belum mendapat terapi; adanya lesi mulut dapat menandakan perkembangan penyakitnya. Sedang bagi mereka yang hidup dengan HIV+ dan mendapatkan HAART; adanya lesi di mulut dapat menandakan adanya kegagalan /efek samping terapi.

Faktor Risiko - Lesi Mulut Gaya hidup Merokok Minum alkohol Kebersihan mulut Xerostomia Latar belakang penyakit sistemik Pemakaian obat, dll. perangai klinis lesi mulut Anamnesis, pemeriksaan klinis

Penutup Deteksi dini HIV-AIDS dapat dilakukan melalui lesi mulut. Dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis komprehensif; identifikasi, diagnosis, lesi mulut terkait HIV dapat dilakukan. Diagnosis dini HIV-AIDS akan memungkinkan terapi profilaksis untuk infeksi oportunistik maupun HAART dapat segera dilakukan.

TERIMA KASIH