ANALISIS KEAKURATAN INDIKATOR BOLLINGER BANDS TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM: Studi Kasus pada Saham PT Astra Agro Lestari Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TEKNIKAL SAHAM PT. MITRA ADIPERKASA TBK. DAN SAHAM PT. MATAHARI PUTRA PRIMA TBK DENGAN METODE ANALISIS PARABOLIC SAR, BOLLINGER

BAB I PENDAHULUAN. merupakan resiko yang harus ditanggung setiap investor terutama investor jangka

ANALISIS POLA GRAFIK CANDLESTICK PADA PERGERAKAN EUR/USD

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI

ICHIMOKU KINKO HYO: KEUNIKAN DAN PENERAPANNYA DALAM STRATEGI PERDAGANGAN VALUTA ASING (STUDI KASUS PADA PERGERAKAN USD/JPY DAN EUR/USD)

: Retno Yuliyanti NPM : Pembimbing : Dr. Ambo Sakka Hadmar, SE., MSi

Hariyanto. Jl. Komplek Pendidikan Rt 07/Rw 09, Rangkasbitung. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal sebagai instrumen ekonomi menjadi pilar penting bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Teknikal Menggunakan Grafik Candlestick Untuk Menentukan Daerah Beli dan Jual Pada Treding Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk

Darma Hasudungan Siahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan penerapan indikator Bollinger Bands, RSI dan

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis

BAB I PENDAHULUAN. khususnya penduduk di Indonesia. Pemutusan Hubungan Kerja bahkan mulai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi dari mulai dengan memiliki emas, obligasi, property,

BAB I PENDAHULUAN. para pemodal atau investor untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Emas merupakan suatu barang yang sangat berharga karena mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

BAB I PENDAHULUAN. Serikat Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya yang terjadi karena krisis

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan mendatang. Karena

ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PTBA DENGAN INDIKATOR MOVING AVERAGE, BOLLINGER BAND, DAN RSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

ANALISIS TEKNIKAL SAHAM MENGGUNAKAN INDIKATOR BOLLINGER BANDS DAN RELATIVE STRENGTH INDEX UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

1) Petakan Trend dan Ikuti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan teknologi terus berjalan seiring dengan aktivitas manusia

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi


PENERAPAN ANALISIS TEKNIKAL DENGAN METODE BOLLINGER SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR DALAM TRANSAKSI SHORT TIME PERDAGANGAN SAHAM

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

Investasi Saham di Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak bisa dipisahkan dari pasar modal yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu. ekonomi dalam memandang manajemen keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan. sehingga penelitian ini menjadi layak dan perlu untuk diteliti dan dianalisa.

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Harga saham sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkait lainnya. (Tjiptono Darmadji dan Fakhruddin, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap informasi mengenai aktivitas perusahaan (emiten) dipasar Modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar 1. STEP 1 Cara Download dan Install Platform MT4 2. STEP 2 Login ke platform MT4 3

BAB 2 LANDASAN TEORI. sebuah perusahaan dan merepresentasikan klaim dari sebagian aset dan pendapatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Efek Indonesia Periode maka dapat disimpulkan : 1. Kondisi Likuiditas Saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat

TEKNIK ANALISA FOREX - 3

BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal

MATERI 11 ANALISIS TEKNIKAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal telah menyadari bahwa sebelum melakukan investasi

ANALISIS TEKNIKAL KLASIK DAN MODERN TERHADAP SAHAM PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA TBK DAN PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan hasil yang memuaskan menjadi penyebab utama penduduk

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS RETURN 3 INDIKATOR TEKNIKAL UNTUK PAIR USD-JPY TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012:

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Valas (Valuta Asing) atau yang lebih dikenal dengan Forex (Foreign

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

Bab I. Pendahuluan. saham selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu waktu ke

SKRIPSI ANALISIS PERAMALAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA OLEH FAUZIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Buletin Compiled by

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. mengetahui tingkat keakuratan analisis fundamental dan analisis teknikal,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Analisis teknis. Analisa Teknikal Analisa Tehnikal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

ANALISIS TEKNIKAL SAHAM PT ASTRA INTERNATIONAL TBK DENGAN MODIFIED CANDLESTICK PERIODE SEPTEMBER 2008 JUNI 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS KEAKURATAN INDIKATOR BOLLINGER BANDS TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM: Studi Kasus pada Saham PT Astra Agro Lestari Tbk Frankandinata; Yoyo Cahyadi Accounting and Finance Department, Faculty of Economic and Communication, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 yoyo.cahyadi@gmail.com ABSTRACT Technical analysis is an analytical tool to analyze price movement of an investment instrument like stock. Practically, there are a lot of indicators that can be used in technical analysis. One of them is Bolinger Bands. Bolinger Bands has 3 moving averages lines, which are Upper Band, Middle Band, and Lower Band. Study used library research and software review by analyzing the candlestick chart of stock price with ChartNexus software. The stock for this study was Astra Agro Lestari (AALI) and the period was 1 July 2010 until 31 May 2013. Results showed that Bolinger Bands gave 45 signals in the period with 75.56% accuracy. Keywords: Technical analysis, Bolinger Bands, AALI ABSTRAK Analisis teknikal merupakan salah satu teknik yang sering digunakan dalam melakukan analisis pergerakan harga sebuah instrumen investasi seperti saham. Dalam praktiknya, terdapat banyak indikator yang dapat digunakan dalam analisis teknikal. Salah satu indikator yang sering digunakan adalah Bolinger Bands. Indikator tersebut menggunakan 3 garis moving averages, yaitu Upper Band, Middle Band, dan Lower Band. Penelitian merupakan studi kepustakaan dan telaah software dengan menganalisis grafik harga saham menggunakan software ChartNexus. Penelitian saham yang menjadi studi kasus adalah Astra Agro Lestari (AALI) selama kurun waktu 1 Juli 2010 sampai dengan 31 Mei 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Bolinger Bands selama periode tersebut memberikan sinyal sebanyak 45 kali dengan persentase keakuratan sebesar 75,56%. Kata kunci: Analisis teknikal, Bollinger Bands, AALI 112 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 112-122

PENDAHULUAN Pergerakan harga saham di bursa saat ini telah menjadi sebuah indikator yang diamati oleh para pelaku ekonomi. Mereka bisa saja para investor, pengamat ekonomi ataupun para analis saham. Pergerakan harga saham dapat mencerminkan situasi perekonomian sebuah negara. Melalui pergerakan harga saham, para pelaku ekonomi dapat melihat bagaimana para investor bereaksi terhadap sebuah kejadian ekonomi. Dalam lingkup perusahaan, pergerakan harga saham sebuah perusahaan dapat mencerminkan persepsi pasar terhadap perusahaan tersebut. Tentunya dengan asumsi bahwa saham perusahaan tersebut merupakan saham yang aktif dan likuid di pasar. Naik turunnya harga saham perusahaan dapat menunjukkan bagaimana para investor mencerna dan menginterpretasikan informasi kondisi perusahaan dan situasi eksternal yang mungkin berpengaruh di perusahaan tersebut. Walaupun kejatuhan pasar saham atau pasar modal akibat reaksi investor yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap persepsi ketahanan ekonomi sebuah negara, banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pasar modal. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011), beberapa manfaat dari keberadaan pasar modal, yaitu: menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal; memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi; menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara; memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan hingga lapisan masyarakat menengah; memungkinkan penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme serta menciptakan iklim berusaha yang sehat; menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik; memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek; menjadi alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi; dan membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial; serta mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan dan pemanfaatan managemen profesional. Berbagai manfaat tersebut tentunya diharapkan di tengah perkembangan pasar modal di Indonesia. Namun dalam perkembangan tersebut, pasar saham Indonesia masih sangat rentan terhadap pergerakan dana asing yang sering kali keluar masuk bursa. Investor domestik tentunya juga sangat memerhatikan hal ini dan sering kali membuat keputusan mereka terpengaruh oleh situasi tersebut. Investor domestik tersebut, paling tidak, dapat terbagi menjadi dua, yaitu investor institusi dan investor individual. Ngoc (2014) dalam penelitiannya di Ho Chi Minh Stock Exchange, Vietnam, menemukan bahwa terdapat beberapa faktor perilaku pada investor individual. Salah satunya adalah faktor kawanan (herding factor). Faktor kawanan tersebut membuat orang cenderung untuk mengambil keputusan jual beli saham dengan mengikuti keputusan orang lain, baik itu jual atau beli, pilihan sahamnya maupun volume yang dibeli. Mengikuti keputusan orang lain dalam jual beli saham memang tidak selalu salah. Perilaku seperti ini sebenarnya dipakai dalam analisis teknikal. Pada umumnya di dunia pasar modal terdapat dua analisis, yakni analisis fundamental dan analisis teknikal. Namun dalam kenyataannya, baik itu analisis fundamental maupun teknikal sering sekali tidak dipahami dan dimengerti oleh para investor kecil. Mereka hanya melakukan transaksi sesuai dengan saran dari pialang ataupun rumor yang beredar. Analisis fundamental menitikberatkan pada rasio-rasio dari laporan keuangan perusahaan dan kejadian-kejadian yang secara langsung ataupun tidak langsung memengaruhi laporan keuangan perusahaan, baik laporan keuangan kuartal maupun akhir tahun. Meskipun demikian, analisis ini kurang diminati oleh para investor karena sulitnya mendapat data keuangan yang sebenarnya dari perusahaan dan juga sulitnya dalam mempelajari analisis ini. Sedangkan analisis teknikal merupakan suatu analisis dalam dunia keuangan yang digunakan untuk memprediksi suatu harga saham dengan cara menganalisis statistik yang dihasilan oleh aktivitas pasar pada masa lampau, untuk memprediksi Analisis Keakuratan Indikator (Frankandinata; Yoyo Cahyadi) 113

harga saham pada masa yang akan datang. Menurut Ong (2008), analisis teknikal adalah suatu metode pengevaluasian saham, komoditas, ataupun sekuritas lainnya dengan cara menganalisis statistik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar pada masa lampau guna memprediksi pergerakan harga saham pada masa mendatang. Banyak indikator yang dapat dipelajari di pasar modal. Contohnya adalah mempelajari indikator-indikator dalam membaca grafik yang timbul akibat adanya pergerakan harga saham. Beberapa contoh indikator tersebut adalah Average Directional Index, Bollinger Bands, Ichimoku Kinko Hyo, Parabolic SAR, Relative Strength Index (RSI), Stochatic, dll. Dengan adanya berbagai indikator tersbut, maka para investor dapat memperkirakan untuk ke depannya saham mana yang berkemungkinan akan naik dan yang berkemungkinan akan turun. Dengan demikian para investor memperoleh gambaran dari hasil perhitungan dengan menggunakan indikator tersebut. Penelitian dalam tulisan ini memfokuskan pada indikator Bollinger Bands. Bollinger Bands melibatkan perhitungan votalitas dari harga sebuah saham. Pada dasarnya indikator ini memberitahu apakah pasar sedang ramai atau tenang, sehingga strategi yang akan digunakan untuk pasar dapat ditentukan. Di dalam Bollinger Bands terdapat 3 garis Moving Averages yaitu Upper Band, Middle Band, dan Lower Band. Bollinger Bands sering kali dipakai untuk menunjukkan apakah pasar sedang bergerak sideways atau trending. Biasanya Upper Band dan Lower Band menjadi garis batas yang menujukkan bahwa harga saham berpeluang untuk berbalik arah. Saham yang dijadikan studi kasus dalam penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk. dengan kode di bursa adalah AALI. AALI merupakan perusahaan besar dan memiliki pergerakan saham yang cukup fluktuatif. AALI juga masuk pada indikator LQ 45 atau dengan kata lain termasuk pada 45 saham paling likuid. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah indikator Bollinger Bands adalah indikator yang cukup akurat dalam memprediksi kemungkinan pergerakan saham AALI pada masa depan. Sebagai salah satu saham yang likuid, AALI diharapkan dapat digunakan untuk back testing atas indikator Bollinger Bands. METODE Metode penelitian yang dilakukan dalam tulisan ini adalah studi pustaka dan penelaahan software. Periode penelitian adalah dari 1 Juli 2010 sampai dengan 31 Mei 2013. Grafik untuk penelitian ini diambil dari software ChartNexus. Bahan-bahan penelitian diperoleh dari buku atau sumber lain seputar topik dimaksud. Grafik yang digunakan atau ditampilkan dalam tulisan ini adalah candlestick chart. Grafik digunakan karena mudah dibaca dan sudah banyak dikenal oleh para pelaku transaksi saham. Penelitian dilakukan dengan cara mengamati pergerakan grafik harga saham AALI (berupa candlestick) dan sinyal yang dihasilkan dari indikator Bollinger Bands terhadap saham tersebut. Dalam hal ini pembandingan indikator tersebut dengan indikator yang lain-dengan tujuan untuk melihat apakah indikator tersebut mampu memberikan sinyal secara mandiri tanpa dihubungkan atau dikuatkan dengan indikator yang lain-tidak dilakukan. Sinyal yang diamati dari indikator Bollinger Bands terbagi menjadi 2 bagian yaitu sinyal beli dan sinyal jual. Sinyal beli dihasilkan jika candlestick menyentuh batas bawah grafik Bollinger Bands. Sedangkan sinyal jual dihasilkan jika candlestick menyentuh batas atas grafik Bollinger Bands. Kedua jenis sinyal tersebut diuji keakuratannya dalam memprediksi pergerakan harga saham AALI. 114 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 112-122

HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut adalah batasan-batasan yang digunakan dalam menganalisis keakuratan dari indikator Bollinger Bands. Pertama, analisis pergerakan harga saham ini menggunakan candlestick chart. Dengan menggunakan candlestick chart, pergerakan lebih mudah dibaca. Grafik yang dianggap menyentuh Bollinger Bands dapat saja merupakan body atau tail dari candlestick chart. Kedua, analisis dapat dinyatakan sukses apabila pada indikator Bollinger Bands, chart yang telah menyentuh garis batas atas mengalami penurunan hingga ke garis tengah ataupun garis batas bawah, begitupun sebaliknya. Ketiga, analisis dapat dinyatakan gagal jika pada indikator Bollinger Bands, chart yang telah menyentuh garis batas atas tidak mengalami penurunan ataupun mengalami penurunan tetapi hanya sedikit dan kembali naik, begitu pun sebaliknya. Analisis keakuratan ini dibagi menjadi beberapa periode. Setiap periode terdiri dari 180 hari transaksi (enam bulan). Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis saham dan juga memberikan rekomendasi tentang analisis indikator yang ada di dalamnya. Analisis Periode I Periode pertama dimulai dari 1 Juli 2010 31 Desember 2010. Analisis pada periode ini terjadi selama kurang lebih 180 hari transaksi. Berikut adalah gambar grafik pada periode pertama. Gambar 1 Grafik AALI Periode I dengan Indikator Bollinger Bands Pada Gambar 1 terlihat bahwa pada lingkaran pertama dan kesembilan, chart sedang berada di garis batas bawah, sehingga pada titik itu adalah saatnya untuk melakukan pembelian. Untuk selanjutnya harga seharusnya akan mengalami kenaikan hingga menyentuh garis batas atas. Lalu dapat dilihat pada lingkaran pertama walaupun pada sekitar 14 Juli 2010 sempat mengalami penurunan, pada tanggal 19 Juli 2010 mengalami kenaikan hingga mencapai garis batas atas pada 26 Juli 2010 sehingga analisis yang diuji pada lingkaran pertama sukses. Pada gambar, nomor dua, tiga, lima, enam, tujuh, delapan, dan sepuluh, chart terlihat sedang berada di garis batas atas, sehingga seharusnya harga akan mengalami penurunan sampai ke garis tengah ataupun garis batas bawah. Jadi pada saat tersebut seharusnya dilakukan penjualan. Hal tersebut terbukti pada hari selanjutnya harga saham tersebut mengalami penurunan hingga ke garis tengah, bahkan ada yang sampai ke garis batas bawah. Sehingga analisis dengan menggunakan indikator ini berjalan dengan sukses. Analisis Keakuratan Indikator (Frankandinata; Yoyo Cahyadi) 115

Sementara pada nomor empat terlihat bahwa chart telah berada di garis batas atas. Seharusnya untuk waktu selanjutnya harga akan mengalami penurunan hingga ke tengah ataupun sampai ke garis batas bawah. Akan tetapi yang terjadi harga justru mengalami kenaikan dari Rp 20.700 menjadi Rp 22.080. Berarti pada lingkaran nomor empat analisis yang dilakukan mengalami kegagalan karena kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan analisis. Tabel 1 Analisis Keakuratan Indikator Bollinger Bands pada Saham AALI Periode I 1 5 Juli 2010 Beli Sukses 2 23 Juli 2010 Jual Sukses 3 7 Agustus 2010 Jual Sukses 4 8 September 2010 Jual Gagal 5 23 September 2010 Jual Sukses 6 11 Oktober 2010 Jual Sukses 7 25 Oktober 2010 Jual Sukses 8 12 November 2010 Jual Sukses 9 18 November 2010 Beli Sukses 10 9 Desember 2010 Jual Sukses adalah 9 kali sukses dan 1 kali gagal. Analisis Periode II Periode kedua dimulai dari 2 Januari 2011 30 Juni 2011. Analisis pada periode ini terjadi selama kurang lebih 180 hari transaksi. Berikut ini adalah gambar grafik pada periode kedua. Gambar 2 Grafik AALI Periode II dengan Indikator Bollinger Bands Pada Gambar 2 terlihat pada lingkaran ketiga dan kelima chart telah berada di garis batas atas. Jadi menurut analisis, saat ini adalah waktu untuk melakukan penjualan. Karena untuk selanjutnya seharusnya harga akan mengalami penurunan sampai ke garis tengah, bahkan sampai ke garis batas bawah. Hal tersebut kemudian terbukti karena pada lingkaran pertama, keempat, dan keenam harga mengalami penurunan. Sehingga pada saat itu analisis yang dilakukan terbukti sukses. Pada lingkaran kedua pergerakan harga saham cukup fluktuatif. Hal ini terlihat dengan tidak stabilnya chart yang naik dan turun. Seharusnya menurut penelitian pada lingkaran nomor tiga harga 116 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 112-122

akan mengalami kenaikan hingga ke garis tengah bahkan ke garis batas atas. Namun pada kenyataannya, harga tidak mampu menembus garis tengah, bahkan belum sempat menembus garis tengah pun harga mengalami penurunan lagi hingga ke garis batas bawah. Sehingga pada saat itu analisis yang dilakukan dinyatakan gagal. Pada lingkaran pertama dan keempat analisis yang dilakukan pun gagal. Pada gambar terlihat lingkaran kedua bahwa chart telah menyentuh garis batas bawah dan seharusnya menurut analisis harga akan naik. Pada kenyataannya, untuk hari selanjutnya harga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Demikian juga pada lingkaran kelima dapat dilihat bahwa chart telah menyentuh garis batas atas dan seharusnya harga akan mengalami penurunan hingga ke garis tengah, bahkan ke garis batas bawah. Kenyataannya, chart bergerak ke atas hingga mampu melewati garis batas atas. Pada lingkaran keenam dan ketujuh pada gambar dapat terlihat bahwa chart telah menyentuh garis batas bawah. Menurut analisis seharusnya chart mengalami kenaikan hingga ke garis tengah, bahkan hingga ke garis batas atas. Hal tersebut terbukti dengan naiknya chart hingga menembus garis tengah. Sehingga analisis dapat dinyatakan sukses. Tabel 2 Analisis Keakuratan Indikator Bollinger Bands pada Saham AALI Periode II 1 20 Januari 2011 Beli Gagal 2 24 Januari 2011 Beli Gagal 3 9 Maret 2011 Jual Sukses 4 23 April 2011 Jual Gagal 5 3 Mei 2011 Jual Sukses 6 25 Mei 2011 Beli Sukses 7 12 Juni 2011 Beli Sukses adalah 4 kali sukses dan 3 kali gagal. Analisis Periode III Periode ketiga dimulai pada 1 Juli 2011 31 Desember 2011. Analisis pada periode ini terjadi selama kurang lebih 180 hari transaksi. Berikut ini adalah gambar grafik pada periode ketiga. Gambar 3 Grafik AALI Periode III dengan Indikator Bollinger Bands Analisis Keakuratan Indikator (Frankandinata; Yoyo Cahyadi) 117

Pada lingkaran petama, ketiga, dan ketujuh chart terlihat telah berada di garis batas atas. Pada saat itu seharusnya dilakukan penjualan karena pada hari selanjutnya harga akan mengalami penurunan hingga ke garis tengah ataupun ke garis batas bawah. Namun pada lingkaran keenam, chart tidak berhasil menembus garis tengah dan kemudian chart kembali naik ke menuju garis batas atas. Sehingga analisis yang dilakukan terbukti sukses. Pada lingkaran kedua dan kelima, chart terlihat berada di garis batas bawah. Hal itu menunjukkan bahwa harga saham sedang berada di titik rendah. Menurut analisis pada saat tersebut seharusnya dilakukan pembelian karena selanjutnya diperkirakan harga akan mengalami kenaikan. Pada lingkaran kedua terbukti harga memang mengalami kenaikan hingga batas garis atas, tetapi pada lingkaran kelima harga sedikit fluktuatif. Harga pada akhirnya dapat menembus garis tengah, bahkan menembus garis batas atas. Sehingga analisis yang dilakukan terbukti sukses. Pada lingkaran keempat dapat terlihat di gambar bahwa chart sedang berada di garis batas bawah. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham sedang mengalami penurunan. Seharusnya menurut analisis untuk selanjutnya harga diperkirakan akan mengalami kenaikan. Kenyataannya, harga terus mengalami penurunan yang signifikan. Sehingga analisis dapat dinyatakan gagal. Tabel 3 Analisis Keakuratan Indikator Bollinger Bands pada Saham AALI Periode III 1 28 Juli 2011 Jual Sukses 2 6 Agustus 2011 Beli Sukses 3 8 September 2011 Jual Sukses 4 23 September 2011 Beli Gagal 5 3 Oktober 2011 Beli Sukses 6 30 Oktober 2011 Jual Sukses 7 16 November 2011 Jual Sukses adalah 6 kali sukses dan 1 kali gagal. Analisis Periode IV Periode keempat dimulai pada 1 Januari 2012 30 Juni 2012. Analisis pada periode ini terjadi selama kurang lebih 180 hari transaksi. Berikut ini adalah gambar grafik pada periode keempat. Gambar 4 Grafik AALI Periode IV dengan Indikator Bollinger Bands 118 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 112-122

Pada lingkaran pertama, kelima, dan keenam, chart terlihat telah berada di garis batas atas. Hal ini menandakan bahwa harga telah mencapai batas maksimum dan tindakan yang harus dilakukan adalah penjualan. Pada hari selanjutnya harga seharusnya akan mengalami penurunan hingga ke garis tengah, bahkan ke garis batas bawah. Hal itu terbukti dengan menurunnya harga hingga ke garis tengah, bahkan sampai ke garis batas bawah. Sehingga analisis dapat dinyatakan sukses. Pada lingkaran kedua, ketujuh, dan kedelapan, bahwa chart terlihat telah berada di garis batas bawah. Menurut analisis harga akan mengalami kenaikan hingga ke garis tengah ataupun garis batas atas, tetapi pada kenyataannya, harga malah mengalami penurunan. Walaupun pada lingkaran ketujuh harga sempat mencoba untuk naik, harga gagal menembus garis tengah dan pada akhirnya kembali turun hingga ke garis batas bawah. Untuk itu pada analisis di lingkaran kedua, ketujuh, dan kedelapan mengalami kegagalan. Pada lingkaran ketiga, keempat, dan kesembilan dapat terlihat bahwa chart berada di garis batas bawah dan seharusnya untuk selanjutnya akan mengalami kenaikan hingga ke garis tengah ataupun garis batas atas. Hal tersebut terbukti karena pada hari selanjutnya harga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, bahkan hingga ke garis batas atas. Pada 12 Maret 2012 harga terlihat mengalami kenaikan yang sangat pesat dari sekitar Rp 18.500 hingga mencapai Rp 22.200. Oleh karena itu analisis dapat dianggap sukses. Tabel 4 Analisis Keakuratan Indikator Bollinger Bands pada Saham AALI Periode IV 1 19 Januari 2012 Jual Sukses 2 26 Januari 2012 Beli Gagal 3 2 Februari 2012 Beli Sukses 4 12 Maret 2012 Beli Sukses 5 16 Maret 2012 Jual Sukses 6 4 April 2012 Jual Sukses 7 26 April 2012 Beli Gagal 8 16 Mei 2012 Beli Gagal 9 23 Mei 2012 Beli Sukses adalah 6 kali sukses dan 3 kali gagal. Analisis Periode V Periode kelima dimulai pada 1 Juli 2012 31 Desember 2012. Analisis pada periode ini terjadi selama kurang lebih 180 hari transaksi. Berikut adalah gambar grafik pada periode kelima. Gambar 5 Grafik AALI Periode V dengan Indikator Bollinger Bands Analisis Keakuratan Indikator (Frankandinata; Yoyo Cahyadi) 119

Pada lingkaran pertama chart terlihat telah berada di garis batas atas dan seharusnya harga akan mengalami penurunan hingga ke garis tengah bahkan sampai ke garis batas bawah. Akan tetapi, hal tersebut tidak terjadi. Pada hari selanjutnya harga memang mengalami sedikit penurunan namun tidak mampu menembus garis tengah dan kemudian naik lagi hingga ke garis batas atas. Pada lingkaran keenam chart juga telah berada di garis batas bawah. Menurut analisis harga akan mengalami kenaikan. Namun pada kenyataannya, pada hari selanjutnya harga mengalami penurunan dari Rp 20.111 hingga ke Rp 18.000. Pada saat itu analisis yang dilakukan dinyatakan gagal. Pada lingkaran kedua dan keempat chart terlihat telah berada di garis batas atas. Hal tersebut menandakan bahwa harga telah mencapai kondisi yang cukup tinggi dan bersiap-siap untuk turun hingga ke garis tengah, bahkan ke garis batas bawah. Sehingga seharusnya dilakukan adalah penjualan. Hal tersebut terbukti dengan turunnya chart hingga ke garis batas bawah. Oleh sebab itu analisis dapat dinyatakan sukses. Pada lingkaran ketiga, kelima, dan ketujuh chart berada di garis batas bawah. Hal tersebut menandakan bahwa untuk selanjutnya harga akan naik hingga ke garis tengah, bahkan ke garis batas atas. Hal tersebut terbukti dengan naiknya chart hingga ke garis batas tengah dan juga ke garis batas atas. Walaupun pada lingkaran kelima pergerakan harga saham tidak besar, chart mampu menembus garis tengah. Sehingga analisis dapat dinyatakan sukses. Tabel 5 Analisis Keakuratan Indikator Bollinger Bands pada Saham AALI Periode V 1 6 Juli 2012 Jual Gagal 2 16 Juli 2012 Jual Sukses 3 5 September 2012 Beli Sukses 4 17 September 2012 Jual Sukses 5 11 Oktober 2012 Beli Sukses 6 19 November 2012 Beli Gagal 7 1 Desember 2012 Beli Sukses adalah 5 kali sukses dan 2 kali gagal. Analisis Periode VI Periode keenam dimulai pada 2 Januari 2013 31 Mei 2013. Analisis pada periode ini terjadi selama kurang lebih 150 hari transaksi. Berikut adalah gambar grafik pada periode keenam. Gambar 6 Grafik AALI Periode VI dengan Indikator Bollinger Bands 120 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 112-122

Pada Gambar 6 terlihat pada lingkaran pertama, chart telah berada di garis batas atas. Hal tersebut menandakan bahwa harga sedang berada di titik yang tinggi dan bersiap-siap untuk turun. Hal tersebut terbukti karena pada hari berikutnya harga mulai turun melewati garis tengah, bahkan hingga ke garis batas bawah. Sehingga analisis yang dilakukan dapat dinyatakan sukses. Pada lingkaran kedua terlihat bahwa chart yang telah menembus garis batas bawah pada 20 Februari 2013 terus menurun hingga 27 Februari 2013. Walaupun demikian, pada 1 Maret 2013 chart mulai mengalami kenaikan hingga menembus garis tengah. Pada lingkaran ketiga, chart yang telah menembus garis batas bawah dapat naik dan menembus garis tengah dan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Sedangkan pada lingkaran keempat, chart mengalami perjalanan yang cukup panjang untuk menembus garis tengah. Pada 6 Mei 2013 chart mencoba menembus garis batas tengah namun mengalami kegagalan. Hal tersebut mengakibatkan chart mengalami penurunan kembali hingga hampir menyentuh garis batas bawah walaupun kemudian mengalami kenaikan hingga menembus garis batas atas. Sehingga analisis dapat dinyatakan sukses. Pada lingkaran kelima chart terlihat telah menembus garis batas atas dan seharusnya untuk selanjutnya harga akan mengalami penurunan. Kenyataannya, harga tetap melesat naik dari sekitar Rp 18.200 hingga Rp 19.300. Dengan demikian analisis yang dilakukan dapat dinyatakan gagal. Tabel 6 Analisis Keakuratan Indikator Bollinger Bands pada Saham AALI Periode VI 1 7 Januari 2013 Jual Sukses 2 20 Februari 2013 Beli Sukses 3 14 Maret 2013 Beli Sukses 4 24 April 2013 Beli Sukses 5 23 Mei 2013 Jual Gagal adalah 4 kali sukses dan 1 kali gagal. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan terlihat bahwa analisis saham AALI dengan menggunakan indikator Bollinger Bands dari tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 31 Mei 2013 memiliki total 45 sinyal. Dari keseluruhan sinyal tersebut terdapat 34 sinyal, di antaranya merupakan sinyal yang akurat sedangkan sisanya tidak akurat. Sementara persentase keakuratan dengan menggunakan indikator Bollinger Bands dapat dihitung dengan rumus: (Total Sinyal Sukses) / (Total Keseluruhan Sinyal) x 100%. Dengan demikian persentase keakuratan untuk analisis Bollinger Bands dalam penelitian ini dengan menggunakan saham AALI sebagai studi kasus adalah 34 : 45 x 100% = 75,56%. Dengan banyaknya sinyal yang muncul dan tingkat keakuratan sebesar itu, Bolinger Bands merupakan salah satu indikator yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam menganalisis saham AALI. Akan tetapi, terdapat kemungkinan untuk meningkatkan tingkat keakuratan dengan cara menggabungkan indikator tersebut dengan indikator lain yang cocok. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan menggunakan saham lain atau instrumen perdagangan yang lain. Penelitian lanjutan dapat juga dilakukan dengan penggabungan indikator Bolinger Bands dengan indikator yang lain untuk mencari indikator yang sesuai atau dapat menguatkan. Analisis Keakuratan Indikator (Frankandinata; Yoyo Cahyadi) 121

DAFTAR PUSTAKA Darmadji, T. & Fakhruddin, H. M. (2011). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Ngoc, L. T. B. (2014). Behavior pattern of individual investors in stock market. International Journal of Business and Management, 9(1), 1-16. Ong, E. (2011). Technical Analysis for Mega Profit. Jakarta: MegaOptions. 122 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 112-122