FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI PADI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PERMODALAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

dokumen-dokumen yang mirip
BULETIN IKATAN VOL.3 NO. 1 TAHUN

AKSESIBILITAS PETANI PADI SAWAH TERHADAP SUMBER PERMODALAN DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI PROVINSI BANTEN. Tian Mulyaqin dan Dewi Haryani

I. PENDAHULUAN. produksi hanya diterima petani setiap musim sedangkan pengeluaran harus

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu di ragukan lagi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP

BAB I PENDAHULUAN. Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH

III KERANGKA PEMIKIRAN

VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya)

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRATEGI PENINGKATAN PEMANFAATAN FASILITAS KREDIT PERBANKAN PADA USAHA TANI PADI SAWAH

IV METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADA BERBAGAI TIPE DESA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

KEMITRAAN PEMASARAN BENIH PADI DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA PEMIKIRAN. diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepemilikan modal petani untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

KINERJA PENGELOLAAN DANA GAPOKTAN MENUJU LKMA DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN PROGRAM SWASEMBADA PADI

IV. METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

BAB IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten

Sisvaberti Afriyatna Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

X. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK

VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan. 29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI POLA TANAM PADI

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUS PADI

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

Transkripsi:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI PADI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PERMODALAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Tian Mulyaqin, Yati Astuti, dan Dewi Haryani Peneliti, Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Banten Jln. Ciptayasa KM 01 Ciruas Serang Banten e-mail : tian.mulyaqin@yahoo.com ABSTRAK Aksesibilitas petani terhadap sumber permodalan masih sangat terbatas. Permodalan usahatani yang terbatas akan membatasi juga jumlah input teknologi yang digunakan, sehingga produksi padi yang dihasilkan tidak maksimal. Kajian ini bertujuan mengetahui faktor yang mempengaruhi petani padi dalam memanfaatkan sumber permodalan yang tersedia di sentra produksi padi di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah survey kepada 103 petani padi. Kajian dilakukan di empat kecamatan (Ciruas, Lebak Wangi, Pontang, Tirtayasa) di Kabupaten Serang Provinsi Banten pada musim tanam pertama tahun 2014/2015. Data dianalisis menggunakan regresi probit. Hasil kajian menunjukkan bahwa Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sumber permodalan usahatani padi secara signifikan adalah luas lahan garapan dan status lahan. Semakin luas lahan yang digarap oleh petani, maka semakin besar upaya petani untuk memanfaatkan sumber permodalan yang tersedia. Namun petani dengan status lahan sebagai pemilik penggarap lebih berpeluang untuk memanfaatkan modal sendiri saja. Kata kunci: akses permodalan, padi, regresi probit PENDAHULUAN Kendala yang dihadapi para petani dan pelaku agribisnis skala kecil untuk mengembangkan usahanya salah satunya adalah kurang aksesnya ke sumber-sumber permodalan. Ketersediaan sumber permodalan yang dapat diakses oleh petani masih sangat terbatas, sehingga pembelian input usahatani padi terkadang disesuaikan dengan modal sendiri yang tersedia. Hal ini berakibat kepada pencapaian produksi usahatani padi yang kurang maksimal. Kesulitan akses yang cukup pada lembaga keuangan (mikro), hampir seluruh rumah tangga miskin akan bergantung pada kemampuan pembiayaannya sendiri yang sangat terbatas atau pada kelembagaan keuangan informal seperti rentenir, tengkulak ataupun pelepas uang. Kondisi ini akan membatasi kemampuan kelompok miskin berpartisipasi dan mendapat manfaat dari peluang pembangunan. Kelompok miskin yang umumnya tinggal di pedesaan dan berusaha di sektor pertanian justru seharusnya lebih diberdayakan agar mereka bisa keluar dari lingkaran kemiskinan. Sektor pertanian tentu saja akan tetap menjadi sektor kunci dalam upaya pengentasan kemiskinan serta memperkokoh perekonomian pedesaan (Krinamurti, 2003). Menurut Mudlak (1988), perkembangan sektor pertanian tidak mungkin terjadi tanpa akumulasi modal. Perubahan teknologi pertanian sebagai pemacu pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas akan diikuti oleh perkembangan kebutuhan modal. Pada umumnya masalah yang dihadapi sebagian besar petani (terutama petani kecil) adalah tidak sanggup membiayai usahataninya dengan biaya sendiri. Sehingga diperlukan sumber modal lain diluar dana pribadi berupa pinjaman atau kredit. Menurut Mubyarto (1977), modal adalah faktor produksi yang penting setelah tanah dalam produksi pertanian dalam arti sumbangannya pada nilai produksi. Sumber modal petani sangat beragam baik yang berasal dari lembaga kredit formal maupun informal. Petani sebagai pelaku agribisnis yang bergerak pada subsistem A-1

budidaya relatif diharapkan pada risiko usaha yang sangat besar. Risiko ini terutama berkaitan dengan sifat kegiatan pertanian yang tergantung pada musim. Berbicara mengenai masalah permodalan dalam pertanian tidak bisa lepas dari masalah kredit, karena kredit tidak lain adalah modal pertanian yang diperoleh dari pinjaman (Mubyarto, 1977). Kredit adalah alat untuk membantu pembentukan modal. Memang ada petani yang dapat memenuhi semua kebutuhan modalnya dari kekayaan yang dimilikinya, bahkan petani kaya dapat meminjamkan modal kepada petani lain yang membutuhkan. Secara ekonomi, modal pertanian dapat berasal dari milik sendiri atau pinjaman dari luar. Modal yang berasal dari luar usahatani biasanya merupakan kredit. Kredit pertanian diharapkan memiliki kontribusi terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani dengan memanfaatkan kredit tersebut dengan efektif. Petani dalam menyelenggarakan kegiatan usahatani berusaha supaya produksinya tinggi, yaitu dengan cara memadukan faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen yang baik. Produksi tersebut merupakan proses penggunaan sumber daya, jasa atau kedua-duanya (Malcham, 1991). Penerapan teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas usahatani bukan hanya membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga modal untuk membeli input yang dibutuhkan. Faktor modal memegang peranan penting yang dipertimbangkan petani sebelum melakukan usahatani (Hermanto, 1992). Modal diperlukan terutama untuk pengadaan sarana produksi (benih/bibit, pupuk dan pestisida) yang dirasakan petani semakin mahal harganya. Sumber dana yang berasal dari rumah tangga petani sering dipandang tidak cukup untuk membiayai peningkatan usahataninya, karena pada umumnya rumah tangga petani di Indonesia adalah petani kecil dan bermodal lemah. Keputusan untuk mengakses sumber permodalan sangat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal petani. Pemerintah sudah berupaya meningkatkan aksesibilitas petani dan ketersediaan sumber permodalan melalui berbagai program seperti pengembangan lembaga keuangan mikro pertanian melalu Pengembangan Usaha Pertanian Perdesaan (PUAP), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), dan berbagai program lainnya. Namun masih banyak petani yang hanya menggunakan modal sendiri saja untuk usahataninya. Mulyaqin dan Astuti (2013) menyatakan terdapat beberapa alasan petani hanya menggunakan modal sendiri diantaranya 1) Modal sendiri sudah mencukupi untuk melakukan usahatani padi; 2) Tidak mengetahui prosedur pinjaman kredit; 3) Prosedur pinjaman sulit; 4) Tidak mempunyai agunan. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk memanfaatkan sumber permodalan selain dari modal sendiri atau modal yang dimiliki oleh petani untuk melakukan usahatani padi sawah. METODE PENELITIAN Kajian dilaksanakan di empat kecamatan di Kabupaten Serang Provinsi Banten (Kecamatan Ciruas, Kecamatan Lebak Wangi, Kecamatan Pontang, dan Kecamatan Tirtayasa) pada musim tanam pertama tahun 2014/2015. Pengambilan lokasi tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan sentra produksi padi di Kabupaten Serang (BPS Serang, 2014) Data yang digunakan dalam kajian ini dikumpulkan menggunakan metode survey menggunakan kuesioner terstruktur kepada 103 petani padi. Data tambahan berasal dari dokumen resmi dan artikel lain yang berhubungan dengan kajian ini. Data dianalisis menggunakan regresi probit menggunakan aplikasi R. Model probit sering digunakan dalam situasi dimana individu memilih dua alternatif pilihan. Dalam hal ini, keputusan untuk memanfaatkan sumber permodalan lain selain modal A-2

sendiri atau hanya menggunakan modal sendiri saja untuk melakukan usahatani padi sawah. Wulandari, dkk. (2013) Model regresi probit dapat dituliskan sebagai berikut: Y = β 0 β i X i ε Dimana Y adalah variable terikat berdistribusi normal, β 0 adalah parameter intersep yang tidak diketahui, β i = (β 1, β 2, β i ) adalah parameter koefisien, X i =(X 1, X 2, X i ) adalah variabel bebas dan ε adalah error yang diasumsikan berdistribusi normal dengan mean dan varians δ 2. Variabel terikat (Y) merupakan peluang keputusan petani untuk memanfaatkan sumber pembiayaan atau permodalan yang tersedia. Sementara variabel bebasnya terdiri dari umur petani, pendidikan, pekerjaan utama, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, pendapatan petani, status lahan, dan luas lahan yang digarap oleh petani responden. Y Tabel 1. Variabel Terikat dan Bebas Variabel Unit Deskripsi Variabel Pemanfaatan Sumber Permodalan Dummy D = 1 Jika memanfaatkan sumber pembiayaan lain; 0 hanya memanfaatkan modal sendiri Respon Yang Diharapkan X 1 Umur Tahun Umur responden X 2 Pendidikan Tahun Tingkat pendidikan formal responden X 3 Pekerjaan Utama Dummy D = 1 Jika pekerjaan utamanya petani; 0 lainnya X 4 Tanggungan Keluarga Orang Tanggungan keluarga responden X 5 Pengalaman Usahatani Tahun Pengalaman usahatani padi petani responden X 6 Pendapatan Petani Rp Pendapatan petani responden per bulan X 7 Status Lahan Dummy D = 1 Jika status lahan milik sendiri, 0 lainnya X 8 Luas Lahan Hektar Luas kepemilikan dan garapan petani responden - HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Kajian ini menyurvey 103 petani responden yang melakukan usahatani padi pada musim tanam pertama Tahun 2014/2015. Karakteristik responden yang diamati dalam kajian merupakan variabel bebas yang akan diukur pengaruhnya terhadap keputusan petani untuk menggunakan modal lain yang tersedia selain modal sendiri yang terdiri dari umur petani, pendidikan, pekerjaan utama, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, pendapatan petani, status lahan, dan luas lahan yang digarap oleh petani responden.(tabel 2.) A-3

Tabel 2. Karakteristik Petani Responden Karakteristik Responden Min Maks Median Rata Umur (tahun) 21 67 45 45.3 Pendidikan (tahun) 0 12 6 7.252 Pekerjaan Utama (Petani :1, lainnya: 0) 0 1 0 0.1262 Tanggungan Keluarga (orang) 2 10 4 4.738 Pengalaman Usahatani (tahun) 1 45 10 14.46 Pendapatan Petani (Rp/bulan) 500,000 10,000,000 2,000,000 2,080,248 Status Lahan (Milik:1, lainnya:0) 0 1 1 0.5243 Luas Lahan (hektar) 0.25 4 1 0.9293 Sumber: data primer, 2015 Petani responden pada saat pengkajian memiliki umur berkisar antara umur 21 tahun 67 tahun dengan rata-rata umur sekitar 45 tahun. Proporsi rataan umur responden berada pada posisi umur produktif, tentunya akan mempengaruhi kepada produktivitas kerjanya dalam melakukan usahatani padi. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang mengatur kebutuhan ilmu pengetahuan, dan kecakapan atau keterampilan. Selain itu pendidikan juga merupakan salah satu faktor penentu sikap seseorang dalam pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pola dan cara berpikir seseorang, kecenderungan semakin tinggi pendidikan seseorang, biasanya semakin baik pola berpikirnya, kemampuan seseorang dalam kecepatan untuk mengadopsi suatu informasi dipengaruhi salah satunya dengan tingkat pendidikan yang ditempuhnya. Pendidikan petani responden sebagaian besar baru mencapai pendidikan dasar dengan nilai rataan pendidikan formal sebesar 7, 252 tahun, dimana masih terdapat petani yang tidak merasakan pendidikan formal sama sekali, namun terdapat petani juga yang sudah mendapatkan pendidikan formal sampai menengah atas (12 tahun). Jumlah tanggungan keluarga erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan keluarganya. Tanggungan keluarga petani terdiri dari istri, anak dan orang yang hidupnya dibiayai oleh petani tersebut. Jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi terhadap pengeluaran responden. Rata-rata petani responden memiliki tanggungan sebanyak 5 orang dengan kisaran tanggungan sebesar 2 orang 10 orang. Pekerjaan utama petani responden sebagian besar hanya berprofesi sebagai petani, pekerjaan utama lainnya yaitu sebagai pedagang input, pedagang beras, tukang bangunan, supir, dan PNS. Pengalaman berusaha sangat diperlukan untuk mengembangkan kegiatan, dikarenakan semakin lama usahatani yang dikelolanya maka semakin matang dalam pengembangan usahataninya, petani responden memiliki pengalaman usahatani padi berkisar antara 1 tahun - 45 tahun, tetapi rata-rata petani responden memiliki pengalaman usahatani padi selama 14 tahun. Semakin berpengalaman tentunya dapat semakin memahami upaya peningkatan produktivitas dalam usahatani padi. Pendapatan petani perbulan bervariasi tergantung dari pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan lainnya. Rata-rata perbulan petani responden memperoleh pendapatan sekitar Rp 2.000.000,- dengan kisaran pendapatan sebesar Rp 500.000 Rp 10.000.000,- Status kepemilikan lahan petani responden bervariasi, terdapat petani responden yang berstatus pemilik penggap dan hanya penggarap saja dengan sistem bagi hasil ataupun sewa. Sementara luas garapan petani responden berkisar antara 0,25 hektar 4 hektar dengan ratarata responden memiliki luas garapan sebesar 0,91 hektar. Status kepemilikan dan luas lahan garapan sangat mempengaruhi terhadap keputusan dan proses produksi yang akan dihasilkan. Semakin luas penguasaan lahan maka semakin tinggi nilai yang diperoleh dan secara A-4

aksesibilitas permodalan akan semakin mudah. Hal ini karena petani mempunyai agunan berupa sawah. Petani responden merupakan petani pemilik penggarap dengan asumsi petani Ketersediaan Sumber Permodalan Usahatani Padi Perbankan dan Sumber Pembiayaan Formal Bank dan lembaga perkreditan merupakan sumber pembiayaan yang sudah banyak tersedia, namun bagi petani responden sumber pembiayaan dari lembaga ini sangat sulit untuk diakses. Petani responden banyak mengakses pembiayaan dari kredit program seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dikelola oleh Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) yang ada di daerahnya. Kios Sarana Produksi Pertanian Kios sarana produksi pertanian merupakan usaha perorangan yang menyediakan keperluan sarana produksi bagi petani. Namun dikarenakan sering membantu petani dalam memberikan pinjaman atau bantuan modal berupa sarana produksi, sehingga dimasukan kedalam lembaga keuangan informal. Kios sarana produksi pertanian memberikan bantuan kepada petani dalam bentuk barang atau sarana produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida. Prosedur pemberian pinjaman kios sarana produksi pertanian ini terbatas kepada petani yang memiliki hubungan baik atau dikenal oleh pemilik dan dianggap memiliki tanggung jawab dalam pengembaliannya. Keberadaan kios sarana produksi pertanian sangat membantu petani dalam penambahan modal untuk pengadaan sarana produksi pertanian. Prosedurnya sangat sederhana yaitu berupa kesepakatan secara langsung antara pemilik kios dengan petani, petani dapat memperoleh bantuan sarana produksi yang dibutuhkan. Biasanya akses ke lembaga ini bersifat insidensial atau mendadak ketika benar-benar membutuhkan sarana produksi tersebut. Kelebihan dari kios sarana produksi yaitu petani dapat memanfaatkan pinjaman dengan efektif untuk usahatani padi sawah karena biasanya berupa sarana produksi dan prosedurnya sangat mudah hanya dengan modal kepercayaan saja. Pedagang Hasil Pertanian Pedagang hasil pertanian adalah orang atau perusahaan yang membeli hasil dari petani secara langsung atau sering dikenal dengan tengkulak. Tetapi keberadaan tengkulak sangat membantu petani dalam permodalan usaha karena memberikan bantuan kepada petani dalam bentuk uang atau barang yang berupa sarana produksi pertanian dengan jaminan barang hasil pertaniannya harus dijual kepada yang member bantuan modal. Prosedurnya sangat mudah, hanya kepercayaan dan kesepakatan antara pemberi modal dengan petani. Bunga yang ditanggung petani bervariasi antara 2-3 persen per bulan. Ada juga yang tidak dikenakan bunga pinjaman, namun petani diharuskan menjual seluruh hasil produksinya dengan harga di bawah harga pasar (umumnya Rp 100/kg dibawah harga pasar), sedangkan jangka waktu pembayaran umumnya satu musim (4 bulan). Pelepas Uang Pelepas uang adalah orang yang memiliki modal lebih, sehingga dapat memberikan bantuan modal kepada orang lain dengan menerapkan tingkat bunga tertentu. Petani kebanyakan terpaksa meminjam kepada pelepas uang, karena tidak dapat mengakses sumber permodalan lain dan prosedurnya mudah walau dengan bunga yang cukup tinggi. Sumber Keuangan Informal Lainnya (Saudara, Teman, dan Tetangga) Sumber keuangan informal ini merupakan orang-orang yang memiliki hubungan sebagai saudara, teman, atau tetangga yang memberikan bantuan modal kepada petani dengan A-5

atau tanpa balas jasa di kemudian hari. Petani banyak mengakses lembaga ini dikarenakan kedekatan dan tanpa prosedur yang rumit hanya sebatas perjanjian dan kesepakatan pengembaliaanya. Pemanfaatan Sumber Permodalan Sifat kegiatan pertanian yang tergantung musim berarti menghadapi banyak ketidakpastian, sehingga dalam rangka mendukung usahatani diperlukan sumber modal yang lebih fleksibel. Untuk memproduksi lebih banyak, petani harus mengeluarkan uang untuk benih/bibit unggul, pestisida, pupuk dan alat-alat. Pengeluaran-pengeluaran seperti itu harus dibiayai dari tabungan atau dengan meminjam (Mosher, 1966). Sumber permodalan petani responden di lokasi pengkajian dalam berusahatani padi sawah berasal dari modal sendiri, kombinasi antara modal sendiri sebagai modal utama dan modal dari luar berupa pinjaman kredit, bantuan pemerintah berupa saprotan (pupuk, benih,) dan lainnya seperti modal pemilik dengan penggarap sebagai modal tambahan. Berdasarkan Tabel 3. sebagian besar modal yang digunakan petani untuk usahatani padi sawah berasal dari kombinasi modal sendiri sebagai modal utama dan sisanya berasal dari modal luar berupa bantuan pemerintah atau pinjaman kredit (63,11%). Petani responden lainnya hanya menggunakan modal sendiri (29,13%), dan pinjaman (7,77%). Tabel 3. Sumber Pembiayaan Usahatani Padi n Persentasi (%) Sumber Pembiayaan Usahatani Modal Sendiri 30 29,13 Pinjaman 8 7,77 Modal Sendiri Pinjaman 65 63,11 Total 103 100,00 Sumber: data primer, 2015 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Responden Dalam Pemanfaantan Sumber Permodalan Hasil analisis regresi probit yang disajikan pada Tabel 4. Menunjukkan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi keputusan petani untuk memanfaatkan sumber permodalan yaitu status lahan dan luas lahan garapan. Status lahan berupa dummy jika merupakan pemilik maka bernilai 1 lainnya 0 menunjukkan nilai negatif sebesar -0,53 namun signifikan pada taraf signifikansi 10%. hal ini menunjukkan bahwa jika status lahan sebagai milik petani, maka kemungkinan untuk memanfaatkan sumber pembiayaan selain modal sendiri semakin kecil. Petani pemilik memiliki kecenderungan sudah dapat mencukupi kebutuhan usahatani padinya dengan hanya menggunakan modal sendiri. Faktor lainnya yang signifikan mempengaruhi keputusan petani untuk memanfaatkan sumber permodalan lainnya selain permodalan sendiri yaitu luas lahan garapan. Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien untuk luas lahan garapan yaitu sebesar 1.25 signifikan pada level 5%. Hal ini menunjukkan bahwa jika luas lahan garapan semakin luas, maka kemungkinan untuk memanfaatkan sumber pembiayaan selain biaya sendiri semakin tinggi. Faktor umur, pendidikan, pekerjaan utama, tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, dan pendapatan petani responden tidak signifikan mempengaruhi keputusan petani untuk memanfaatkan sumber pembiayaan selain biaya sendiri. A-6

Tabel 4. Hasil analisis regresi probit menggunakan R Coefficients: Estimasi Std. Error z value Pr(> z ) Signifikansi (Intercept) -0.237 0.957-0.248 0.80442 Umur 0.0154 0.01837 0.838 0.40183 Pendidikan -0.02425 0.06347-0.382 0.70243 Pekerjaan Utama -0.4177 0.4285-0.975 0.32975 Tanggungan Keluarga -0.03516 0.0854-0.412 0.68056 Pengalaman Usahatani -0.01847 0.01922-0.961 0.33658 Pendapatan Petani 3.476E-08 6.67E-08 0.521 0.60206 Status Lahan -0.5317 0.307-1.732 0.08332. Luas Lahan 1.252 0.4211 2.974 0.00294 ** --- Kode Signifikansi: 0 *** 0.001 ** 0.01 * 0.05. 0.1 1 Null deviance: 124.28 on 102 degrees of freedom Residual deviance: 104.14 on 94 degrees of freedom AIC: 122.14 KESIMPULAN Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sumber permodalan usahatani padi secara signifikan adalah luas lahan garapan dan status lahan. Semakin luas lahan yang digarap oleh petani, maka semakin besar upaya petani untuk memanfaatkan sumber permodalan yang tersedia. Namun petani dengan status lahan sebagai pemilik penggarap lebih berpeluang untuk memanfaatkan modal sendiri saja. Terdapat beberapa dengan alasan petani hanya menggunakan modal sendiri: 1) Modal sendiri sudah cukup untuk membiayai usahatani padinya; 2) Tidak mengetahui prosedur melakukan pinjaman ke sumber pembiayaan lain. 3) Sumber pembiayaan yang ada sangat terbatas.. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian yang sudah mendanai pengkajian ini. Penyuluh Pertanian Kecamatan Ciruas, Kecamatan Lebak wangi, Kecamatan Tirtayasa, dan Kecamatan Pontang yang telah membantu dalam pelaksanaan survey. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan pengkajian ini. A-7

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. 2014. Kabupaten Serang Dalam Angka. Kabupaten Serang Provinsi Banten Hermanto. 1992. Keragaan Penyaluran Kredit Pertanian : Suatu Analisis Data Makro.Monograph Series No.3. Perkembangan Kredit Pertanian di Indonesia (Andin H.Taryoto. Abunawan Mintoro. Soentoro. Hermanto (Editor). Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Hal.63-85. Malcham. 1991. Manajemen Usahatani Daerah Tropis.LP3S. Bogor Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Sosial Ekonomi (LP3ES). Jakarta. Mudlak, Y. 1988. Capital Accumulation: The Choice of Techniques and Agriculture Output, in Mellor and Achmad (Ed). Agriculture Price Policies for Development Countries. John Hopkins, London. Mulyaqin, Tian dan Astuti, Yati. 2013. Ketersediaan Dan Pemanfaatan Sumber Pembiayaan Usahatani Padi Sawah Di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Bulletin Ikatan BPTP Banten Volume 3 No. 1 Wulandari, Evy. Dan Sutanto, Herry Tri. 2013. Model Regresi Probit Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi Jumlah Penderita Diare di Jawa Timur. E-Journal UNESA Vol 2 No. 1. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/mathunesa/article/view/1358 Diakses tanggal 5 April 2016. A-8