II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada abad ke-19, minuman kopi sangat populer di seluruh dunia dan mulai

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 sampai Agustus 2015 bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian beririgasi memberikan kontribusi yang besar terhadap ketahanan

Evapotranspirasi. 1. Batasan Evapotranspirasi 2. Konsep Evapotranspirasi Potensial 3. Perhitungan atau Pendugaan Evapotranspirasi

JURUSAN TEKNIK & MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi. (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. jagung adalah kedelai. Kedelai juga merupakan tanaman palawija yang memiliki

GUTASI, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI

Perbedaan Transpirasi dengan. Evaporasi

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

STAF LAB. ILMU TANAMAN

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial

Jurusan Geofisika dan Meteorologi, FMlPA IPB

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi Indonesia. Potensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman 1. Topografi 2. Hidrologi 3. Klimatologi 4. Tekstur Tanah

SUHU UDARA, SUHU TANAH Dan permukaan laut

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

PENDUGAAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAN NILAI KOEFISIEN TANAMAN (K c. ) KEDELAI (Glycine max (L) Merril ) VARIETAS TANGGAMUS DENGAN METODE LYSIMETER

I. PENDAHULUAN. metabolisme, dan tubuh tanaman itu sendiri. Menurut Foth (1998), untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara produsen kopi ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005 Versi : 1. Pertemuan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Evapotranspirasi Potensial Standard (ETo)

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas

Pengelolaan Air Tanaman Jagung

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Januari 2015 di Jurusan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet

TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanaman Cabai

KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYERAPAN AIR OLEH AKAR TANAMAN

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

tanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Magelang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menghasilkan kopi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 17. Tampilan Web Field Server

I. PENDAHULUAN. Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah buah tropis ketiga yang paling penting

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Hasil Pengolahan Band VNIR dan SWIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

Evapotranspirasi Rekayasa Hidrologi Universitas Indo Global Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. rokok.penemuan olahan tembakau sebagai bahan rokok berawal dari bangsa Eropa. banyak dikenal sebagai bahan pembuatan rokok.

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi (Kurkura, 2011)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

IV. PENGUAPAN (EVAPORATION)

AIR DAN PENGARUHNYA THD PER TUMBUHAN TANAMAN

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Tanaman Kopi Pada abad ke-19, minuman kopi sangat populer di seluruh dunia dan mulai menjadi gaya hidup masyarakat. Bahkan di Amerika, kopi menjadi minuman tradisional yang tepat untuk berbincang-bincang di pagi hari, siang hari, dan malam hari. Pada tahun 1700-an, tanaman kopi mulai dibudidayakan di Indonesia. Tanaman kopi jenis arabika merupakan tanaman kopi yang pertama kali dibudidayakan di Indonesia, khususnya pulau jawa. Namun pada tahun 1896, penyakit karat daun (coffee leaf rust) yang ditemukan di Srilangka menyerang dan mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman kopi. Penyakit karat daun tersebut disebabkan oleh cendawan Hemileia Vastatrik. Setelah itu, tanaman kopi jenis liberika didatangkan untuk menggantikan tanaman kopi jenis arabika (Panggabean, 2011). Menurut AAK (1988), tanaman kopi jenis liberika tidak resisten terhadap Hemileia Vastatrik sehingga memiliki produktivitas yang lebih rendah dari tanaman kopi jenis arabika. Bahkan produksi tanaman kopi jenis liberika yang diperdagangkan secara internasional tidak mencapai 1 % dari jumlah kopi seluruhnya. Pada tahun 1900-an, kopi jenis Robusta mulai dibudidayakan untuk menggantikan jenis tanaman kopi sebelumnya. Di Pulau Jawa, tanaman kopi jenis Robusta dapat tumbuh dengan baik dan lebih resisten terhadap serangan Hemileia Vastatrik.

5 2.2 Kopi Robusta Kopi Robusta dan kopi Arabika merupakan jenis tanaman kopi yang ditanam di Indonesia. Di Indonesia, kopi Robusta dan kopi Arabika ditanam di perkebunan rakyat. Kopi Robusta mempunyai persyaratan tumbuh yang berbeda dengan kopi Arabika. Kopi Robusta sangat cocok ditanam pada dataran rendah dengan ketinggian 300 600 dpl, sedangkan kopi Arabika cocok ditanam pada dataran yang lebih tinggi. Penanaman kopi Robusta pada dataran yang lebih tinggi dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan menyebabkan penurunan produktifitas hasil pertanian (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008). Tabel 1. Persyaratan Kondisi Iklim dan Tanah yang Optimum untuk Kopi Robusta dan Kopi Arabika Syarat Tumbuh Kopi Robusta Kopi arabika Iklim Tinggi tempat 300-600 m dpl (diatas permukaan laut) 700-1.400 m dpl (diatas permukaan laut) Suhu udara harian 24-30 o C 15-24 o C Curah hujan rata-rata 1.500-3.000 mm/tahun 2.000-4.000 mm/tahun Jumlah bulan kering 1-3 bulan/tahun 1-3 bulan/tahun Tanah ph tanah 5,5-6,5 5,3-6,0 Kandungan bahan organik minimal 2% minimal 2% Kedalaman tanah efektif > 100 cm >100 cm Kemiringan tanah 40% 40% Sumber: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (2008) 2.3 Kebutuhan Air Tanaman Air dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan proses pencernaan, fotosintesis, transportasi mineral, dukungan struktural, pertumbuhan, dan transpirasi.

6 Transpirasi merupakan salah satu proses pemindahan air dari dalam tanah menuju atmosfir melalui stomata tanaman. Selain transpirasi, proses penguapan langsung dari permukaan tanah dan permukaan air bebas dinamakan evaporasi. Kedua proses tersebut sulit dipisahkan sehingga dikombinasikan menjadi proses yang dinamakan evapotranspirasi. Kebutuhan air tanaman digunakan untuk melakukan 1% proses pencernaan, fotosintesis, transportasi mineral, dukungan struktural, pertumbuhan, dan 99% proses evapotranspirasi. Sehingga kebutuhan air tanaman dapat diasumsikan sebagai proses evapotranspirasi (James, 1998). 1. Evaporasi Evaporasi dipengaruhi oleh faktor lamanya penyinaran matahari, udara yang bertiup (angin), kelembaban udara, dan lain-lain. Terdapat beberapa metode untuk menghitung besarnya evaporasi, di antaranya adalah metode panci evaporasi. Panci evaporasi dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap pengaruh angin, radiasi, suhu, dan kelembaban udara. 2. Transpirasi Transpirasi merupakan suatu proses pada peristiwa uap air meninggalkan tubuh tanaman dan memasuki atmosfir. Penurunan kandungan air tanah mengakibatkan laju transpirasi aktual menurun dan menutupnya stomata tanaman. Penurunan transpirasi aktual antara kapasitas lapang (FC) dan kandungan air tanah kritis ( c ) menunjukkan bahwa air lebih tersedia

7 dibandingkan dengan penurunan transpirasi aktual antara kandungan air tanah kritis ( c ) dengan titik layu permanen (PWP) (Rosadi, 2012). 3. Evapotranspirasi Evapotranspirasi (ET) merupakan gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi karena kedua proses tersebut berlangsung sekaligus. Evapotranspirasi sering dianggap sama dengan kebutuhan air tanaman karena kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan evapotranspirasi lebih dari 99%. Evapotranspirasi dapat dibedakan menjadi evapotraspirasi potensial (ET p ) dan evapotranspirasi aktual (ET a ). Evapotranspirasi potensial (ET p ) merupakan evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air tersedia berlebihan. Evapotranspirasi potensial (ET p ) menggambarkan laju maksimum kehilangan air suatu pertanaman yang ditentukan oleh faktor iklim (meteorologi). Sedangkan evapotranspirasi aktual (ET a ) merupakan evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air tersedia terbatas. Evapotranspirasi aktual (ET a ) ditentukan oleh faktor iklim, kondisi tanah, dan sifat tanaman. Evapotranspirasi aktual (ET a ) dikenal juga sebagai evapotranspirasi tanaman (ET c ). Evapotranspirasi tanaman (ET c ) merupakan kebutuhan air oleh tanaman. Evapotranspirasi tanaman (ET c ) dapat diprediksi dengan menghitung evapotranspirasi tanaman acuan (ET o ) dikalikan dengan koefisien pertumbuhan tanaman (K c ) (James, 1998).

8 2.4 Air Tanah Tersedia (AW) dan Air Tanah Segera Tersedia (RAW) Air tanah tersedia adalah kadar air tanah yang berada antara kapasitas lapang (FC) dan titik layu permanen (PWP). Sedangkan air tanah segera tersedia (RAW) adalah air tanah tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan airnya tanpa mengalami gangguan secara fisiologis. Kandungan air tanah segera tersedia berada antara kapasitas lapang (FC) dan kandungan air tanah kritis ( ). Tanaman menunjukkan hasil dan kualitas yang tinggi apabila kandungan air tanah berada antara FC dan dari pada antara dan PWP. Air tanah tersedia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 1: AW = FC PWP...(1) Keterangan AW : Air tanah tersedia (%) FC : Kapasitas lapang (%) PWP : Titik layu permanen (%) Air tanah segera tersedia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2: RAW = FC C...(2) Keterangan RAW : Air tanah segera tersedia (%) FC : Kapasitas lapang (%) C : Kandungan air tanah kritis (%) (James, 1988)

9 2.5 Fraksi Penipisan (p) dan Defisiensi Maksimum yang Dibolehkan (MAD) Fraksi penipisan adalah persentase jumlah air yang hilang karena proses evapotranspirasi. Fraksi penipisan (p) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3: p = (FC ) / AW...(3) Keterangan p : Fraksi penipisan FC : Kapasitas lapang (%) AW : Air tanah tersedia (%) : Kandungan air tanah fraksi penipisan (%) James (1988) menyatakan bahwa, untuk menduga jumlah air yang dapat digunakan tanpa pengaruh yang merugikan tanaman dapat menggunakan konsep defisiensi maksimum yang dibolehkan (MAD). MAD dapat dihitung menggunakan persamaan 4: MAD = RAW / AW...(4) Keterangan MAD : Defisiensi maksimum yang dibolehkan RAW : Air tanah segera tersedia (%) AW : Air tanah tersedia (%)

10 2.6 Tensiometer Tensiometer merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan penjadwalan irigasi. Tensiometer digunakan untuk mengetahui kadar air tanah dengan mengukur ketegangan air tanah. Pembacaan pressure gauge pada tensiometer dapat digunakan untuk memastikan jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman. Ketegangan air tanah diukur dalam satuan centibars pada pembacaan pressure gauge. Tanah dalam kondisi basah pada saat pressure gauge menunjukan pembacaan 0 centibars dan tanah menunjukan kondisi semakin kering hingga pressure gauge menunjukan pembacaan 100 centibars (Ministry of Agriculture and Lands, 2006). Gambar 1. Tensiometer (Anonim 2, 2015)

11 Gambar 2. Interpretasi Pembacaan Tensiometer (Alam dan Rogers, 1997) 2.7 Relative Water Content (RWC) daun Relative water content (RWC) daun atau kadar air relatif daun merupakan ukuran yang digunakan untuk menunjukan status air tanaman akibat konsekuensi dari terjadinya kekurangan air. Kadar air relatif didapatkan dari hasil pengukuran kadar air yang terdapat pada jaringan daun. Kadar air daun telah banyak digunakan untuk mengukur kekurangan air pada jaringan daun. Menurut Hayatu dkk. (2014), untuk mengetahui nilai dari kadar air relatif daun dapat dilakukan dengan menggunakan metode penimbangan berat daun. Dalam keadaan segar, daun yang telah dipotong dari tangkainya ditimbang untuk mendapatkan berat daun segar. Setelah itu daun direndam di dalam kotak es (10 ) selama 4 jam untuk mendapatkan berat turgid. Daun dalam keadaaan berat turgid dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 80 selama 24 jam untuk mendapatkan

12 berat daun kering. Dalam hal ini, untuk mendapatkan nilai kadar air daun relatif dapat digunakan menggunakan persamaan 5:...(5) Keterangan: FW : Berat basah daun (g) TW : Berat turgid daun (g) DW : Berat kering daun (g) 2.8 Leaf Water Potential (LWP) Leaf water potential (LWP) atau potensial air daun dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan air tanaman akibat adanya interaksi tanaman dengan lingkungan. Besarnya potensial air daun sangat berpengaruh terhadap kondisi fisiologis tanaman seperti memperlambat atau berhentinya proses fotosintesis. Semakin tinggi nilai potensial air tanaman maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman (PMS Instrumen Company, 2015). LWP menurut Boyer (1967) dalam Suhandy dkk. (2006), dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 6: Ψ L = Ψ S P...(6) Keterangan: Ψ L : Leaf water potential (MPa) Ψ S : Potensial osmotik getah xilem (MPa)

13 P : Tekanan hidrostatik xilem (MPa) Menurut Stone (1975), nilai potensial air daun di pengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti faktor kelembaban udara, kecepatan angin, ketersediaan air tanah, suhu udara, dan suhu tanah. Ketersediaan air tanah merupakan faktor utama terhadap besarnya nilai potensial air daun. 2.9 Infrared Thermometer Infrared thermometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu suatu objek tanpa menyetuh objek tersebut. Prinsip kerja infrared thermometer yaitu mengukur pantulan cahaya inframerah dari benda apapun yang memiliki suhu di atas nol mutlak (-273,15 ). Benda yang dapat diukur menggunakan infrared thermometer di antaranya yaitu es batu, salju, daun, pohon, dan rumput. Prinsip kerja infrared thermometer yaitu, mengumpulkan energi dalam jumlah rendah (biasanya 0,0001 watt) dari target yang akan diukur suhunya, lalu dikonversi ke dalam output tegangan. Setelah itu, CPU pada infrared thermometer menampilkan data tersebut ke dalam pembacaan suhu digital (Scigiene Corporation, 2015). Gambar 3. Infrared Thermometer

14 2.10 Pressure Chamber Presure chamber merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui potensial air daun. Presure chamber tipe Pump-Up Chamber adalah salah satu jenis Presure chamber yang tidak memerlukan sumber gas terkompresi di dalam ruang bertekannya. Tekanan udara yang ada pada Presure chamber tipe Pump-Up Chamber dihasilkan dari instrument yang dipompa secara manual. Presure chamber tipe Pump-Up Chamber dapat digunakan untuk penjadwalan irigasi, terutama untuk mengelola irigasi defisit. Presure chamber tipe Pump-Up Chamber dapat menghitung tekanan hingga 20 bar (1 bar = 14,5 Psi = 0,1 MPa). www.pmsinstrument.com Gambar 4. Pressure Chamber

15 www.pmsinstrument.com Gambar 5. Konsep Kerja Pressure Chamber (PMS Instrumen Company, 2015)