LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR ABU DALAM BISKUIT

PENENTUAN KADAR KLORIDA. Abstak

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI Selasa, 01 April 2014

Ummu Kalsum Andi Lajeng 31 Maret, 2014 PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR ABU DALAM BISKUIT

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Laporan Tetap Praktikum Penetapan Kadar Abu

Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH :

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

snl %ts Gara uii kadar abu, silika dan silikat dalam kayu dan PulP kayu snl Standar Nasional Indonesia rcs

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

PERCOBAAN 2 PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN. Shift/Kelompok : D/1. Novia Lolita Fuyadi ( ) Siti Sarah ( ) Alip Solehudin ( )

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

Analisis kadar abu contoh batubara

Jurnal Kimia Anorganik 2 26 Maret 2014 PEMBUATAN TAWAS. Eka Yulli Kartika. Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Analisa Kadar Air (Moisture Determination) Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ANALISIS KIMIA PROKSIMAT BATUBARA

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENGERINGAN BAHAN PANGAN (KER)

UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn)

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. MOISTURE BATUBARA

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU

BAB III METODE PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

Standardisasi Obat Bahan Alam. Indah Solihah

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

UJI PRIKSIMAT ABON IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KECAMATAN RIMBO ULU KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

Penetapan Kadar Sari

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan angka-angka data analisis menggunakan statistik. Hijau Tridharma Andounohu Kendari, Sulawesi Tenggara.

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara uji kadar sari (ekstrak alcohol - benzena) dalam kayu dan pulp

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

Cara uji kelarutan aspal

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT Selasa, 25 Maret 2014 Eka Yulli Kartika 1112016200031 Kelompok 3 : Eka Noviana Nindi Astuty (1112016200016) Masfufatul Ilma (1112016200027) Nina Afria Damayanti (1112016200034) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Abstract Biskuit adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung terigu dengan penambahan bahan makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan. Dalam pembuatan biskuit terdapat standar mutu yang baik sehingga baik untuk dikonsumsi. Perlu kita ketahui kualitas mutu yang baik pada berbagai macam biskuit yang sering sekali kita konsumsi sehari hari. Dalam praktikum ini kami sebagai mahasiswi melakukan pengujian kadar air dan abu pada biskuit. Metode yang digunakan untuk penentuan kadar air yaitu dengan metode pengeringan. Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari bahan pangan sehingga daya simpan menjadi panjang. Perpanjangan daya simpan terjadi karena air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak cukup. Pengeringan selain bertujuan mengawetkan juga bertujuan mengurangi volume dan berat produk. Tingginya kadar air pada biskuit akan memudahkan bakteri berkembang biak pada biskuit sehingga memungkinkan biskuit tidak akan awet(exp). Adapun kadar abu kami menggunakan metode pengabuan kering. Kadar abu dapat menunjukkan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak. Air yang digunakan harus memenuhi syarat jika tidak memenuhi persyaratan maka dapat meningkatkan kadar abu. Kadar abu ini bertujuan untuk mengetahui baik atau tidaknya pengelolaan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, penentuan parameter nilai gizi suatu makanan dan memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan. Pengujian kadar air dan abu dari hasil praktikum didapat sebesar 5,8% dan 13,5%. Seharusnya untuk standar kualitas biskuit yang baik yaitu mempunyai kadar air dibawah 5% dan kadar abu di bawah 1,6%. Sehingga kita harus lebih bisa memilah dan memilih dalam membeli dan memakan biskuit. Introduction Analisis gravimetrik adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti : metode pengendapan, metode penguapan, metode elektrolis, atau berbagai macam metode lainnya. Metode gravimetrik memakan waktu cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan (Khopkar; 25). Analisis gravimetrik merupakan salah satu divisi dari kimia analitik. Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. (Underwood; 67) Adapun persyaratan yang harus dipenuhi agar metode gravimetrik berhasil, yaitu : 1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak terendapkan secara analitis tak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang, dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro)

2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni, atau sangat hampir murni (Underwood; 68) Dalam berbagai prosedur gravimetrik yang melibatkan pengendapan,seorang analis akhirnya harus mengubah zat yang dipisahkan menjadi suatu bentuk yang cocok untuk penimbangan. Zat yang ditimbang tersebut harus murni, stabil, dan berkomposisi tertentu agar hasil analisisnya akurat (Underwood; 78). Faktor yang mempengaruhi proses pengeringan yaitu luas permukaan, suhu, kecepatan pergerakan udara, kelembaban udara, tekanan atmosfer, penguapan air, dan lama pengeringan ( Teti : 101). Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari bahan pangan sehingga daya simpan menjadi panjang. Perpanjangan daya simpan terjadi karena air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak cukup. Pengeringan selain bertujuan mengawetkan juga bertujuan mengurangi volume dan berat produk ( Teti, 106). Abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550 o C. Untuk perhitungannya : % = Berat abu (g) Berat sampel (g) x 100 Untuk menentukan kandungan mineral bahan makanan, bahan harus dihancurkan/didestruksikan dulu. Cara yang biasa dilakukan yaitu pengabuan kering (dry ashing) dan pengabuan basah (wet digestion). Pemilihan cara tersebut tergantung pada sifat zat anorganik yang ada dalam bahan. Mineral yang ada dalam bahan akan dianalisa serta sensitifitas cara yang digunakan. Pengabuan kering membutuhkan sedikit ketelitian dan mampu menganalisa bahan lebih banyak daripada pengabuan basah. Pengabuan kering dapat dapat dilakukan untuk menganalisa kandungan Ca, P, dan Fe, akan tetapi kehilangan K dapat terjadi apabila suhu yang digunakan terlalu tinggi (Anton dkk, 15-16) Material : Material and Methods Biskuit Krus porselen 2 gram 1 buah Lumpang dan Mortar 1 set Spatula Tang crush 1 buah 1 buah

Cawan crush 1 buah Oven Furnes Neraca digital Methods : 1. Haluskan biskuit dengan menggunakan lumpang dan alu 2. Panaskan krus porselen di dalam oven temperature 105 o C selama 5 menit dan dinginkan dalam desikator selama 15 menit 3. Timbang berat kosong krus porselen 4. Timbang sebanyak 2 gram biskuit kedalam porselen 5. Panaskan porselen yang sudah berisi sampel selama 1,5 jam pada temperature 105 o 6. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan timbang 7. Panaskan kembali porselen selama 10 menit pada temperatur 105 o dan dinginkan selama 5 menit dalam desikator, kemudian timbang dan lakukan pencatatan 8. Ulangi langkah ke delapan sampai beratnya konstan atau sekurang-kurangnya 3x 9. Cuci cawan crush menggunakan alcohol 10. Masukkan cawan crush kedalam oven selama 10 menit dan dinginkan di desikator selama 5 menit 11. Timbang berat kosong cawan crush menggunakan neraca digital 12. Masukkan biskuit (yang telah di oven) tadi kedalam cawan crush 13. Masukkan kedalam furnes selama 20 menit dengan suhu 500 o -600 o C dan dinginkan dalam desikator selama 10 menit. 14. Timbang berat cawan dan biskuit yang telah di furnes menggunakan neraca digital untuk mengetahui berat abu pada biskuit. Perhitungan Kadar air = Result and Discussion (!"#$# %& ) '$()' x 100% = *+,-./0*1,+0 0 %,+/-0 = 5,8% x 100% Kadar abu = 0,%2//,+%%. %,+/-0 x 100% = 13,5%

Table 1 Berat Porselen Kosong 57,0860 gr Berat Porselen + sampel 59,0463 gr Berat Pemenasan 1 58,9330 gr Berat Pemanasan 2 58,9317 gr Table 2 Berat Cawan Crush 22,9114 gr Berat Cawan Crush + Biskuit 24, 8020 gr Berat Pemanasan di Furnes 23,1766 Pada praktikum kali ini yaitu tentang penentuan kadar air dan biskuit pada abu. Untuk penentuan kadar air yaitu menerapkan prinsip gravimetrik. Gravimetrik adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya ( Khopkar; 25). Prinsip penetapan kadar air dengan metode pemanasan biasa (gravimetri) adalah menguapkan air yang terkandung dalam bahan dengan cara pemanasan. Bahan tersebut dipanaskan sampai memiliki berat yang konstan. Berat yang konstan menunjukkan bahwa keadaan air pada bahan telah menguap seluruhnya,dan hanya tersisa berat kering bahan itu sendiri. Perhitungan hasil praktikum penentuan kadar air di dapat 5,8%, seharusnya syarat mutu biskuit yang baik memiliki kadar air dibawah 5% (SNI : 1992). Semakin tinggi persen air pada biskuit maka semakin jelek kualitas biskuit tersebut, karena tingginya kadar air pada biskuit akan memudahkan bakteri berkembang biak pada biskuit sehingga memungkinkan biskuit tidak akan awet(exp). Kemudian untuk menentukan kadar abu pada biskuit yaitu menggunakan metode pengabuan kering. Abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 545 o C. Mineral yang ada dalam bahan, akan dianalisa. Pengabuan kering membutuhkan sedikit ketelitian dan mampu menganalisa bahan lebih banyak (Anton dkk, 15-16). Perhitungan hasil praktikum kadar abu yaitu 13,5%. Seharusnya syarat mutu biskuit yang baik memiliki kadar abu di bawah 1,6% (SNI : 1992). Kadar abu ini dapat menunjukkan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak. Air yang digunakan dalam industri makanan pada umumnya harus memenuhi persyaratan tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa, dan tidak mengganggu kesehatan. Apabila air yang digunakan tidak memenuhi persyaratan dalam pembentukkan pati atau tepung maka dapat meningkatkan kadar abu. Kadar abu ini bertujuan untuk mengetahui baik atau tidaknya pengelolaan, mengetahui jenis bahan yang

digunakan, penentuan parameter nilai gizi suatu makanan dan memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan. Figure Terlampir Conclusion Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa : Analisis gravimetrik adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Untuk menentukan kadar abu yaitu digunakan dengan cara pengabuan kering,yang berguna untuk menentukan kandungan mineral pada bahan makanan Syarat mutu kadar air yang baik maksimum 5%. Syarat mutu kadar abu yang baik maksimum yaiyu 1,6%. Kadar air pada biscuit dari hasil praktikum yaitu 5,8% Kadar abu pada biskuit dari hasil praktikum yaitu 13,5% Reference List Anton dkk. 1989. Analisis Pangan. Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi pusat antar universitas pangan dan gizi: IPB Estiasih, Teti dan Kgs Ahmadi. 2009. Teknologi Pengelolaan Pangan. PT Bumi Aksara. : Jakarta Khopkar.1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press: Jakarta Underwood dan R.A. Day. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif.Erlangga: Jakarta SNI 01-2973-1992.doc SNI 01-2973

Lampiran