Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Pendugaan Area Kecil

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDUGAAN PARAMETER PROPORSI AREA KECIL BERDASARKAN GENERALIZED LINEAR MIXED MODEL. (Skripsi) Oleh NINA DAMAYANTI

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER

TINJAUAN PUSTAKA. Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala,

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN METODE EMPIRICAL BAYES BERBASIS MODEL BETA-BINOMIAL

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

METODE PARTIAL LEAST SQUARES UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

BAB III. Model Regresi Linear 2-Level. Sebuah model regresi dikatakan linear jika parameter-parameternya bersifat

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Usman dan Warsono (2000) bentuk model linear umum adalah :

PENGKAJIAN HIPOTESIS MODEL LINEAR DENGAN METODE SEEMINGLY UNRELATED REGRESSIONS (SUR) BERDASARKAN KAJIAN SIMULASI. (Skripsi) Oleh RENY CANDRA

ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI

Analisis Model Regresi Data Panel Tidak Lengkap Komponen Galat Dua Arah dengan Penduga Feasible Generalized Least Square (FGLS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Kebutuhan Rumah Sederhana di Kabupaten Jember dengan Robust Small Area Estimation. Simple House Needs in Jember with Robust Small Area Estimation

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

LANDASAN TEORI. linear (intrisnsically linear) dan nonlinear secara intrinsik nonliear (intrinsically

TINJAUAN PUSTAKA Profil Kabupaten Jember Pengeluaran Per kapita

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan

SKRIPSI SKRIPSI PENDEKATAN EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION (EBLUP) DALAM SMALL AREA ESTIMATION IIN AYUDHINA FAJRIN H

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

3.7 Further Results and Technical Notes. Yenni Angraini-G

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS

BAB III PEMBAHASAN. Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen


BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)

Bab 2 LANDASAN TEORI

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Terboboti (Weighted Least Square) Untuk Data Ordinal

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

PENAKSIRAN RATAAN DAN VARIANSPOPULASI PADA SAMPEL ACAK TERSTRATIFIKA DENGAN AUXILIARY VARIABLE

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menentukan penduga parameter dari distribusi G3F dan karakteristik dari

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER

BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST. Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis

(R.14) METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN KASUS PENCILAN

Penggunaan Dekomposisi QR Dalam Estimabilitas Parameter-Parameter Model Linier

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat

PROSIDING Seminar Nasional TEKNOKA (Teknologi, Kualitas dan Aplikasi) ke

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDUGAAN PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BREBES

PERMASALAHAN AUTOKORELASI PADA ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER DENGAN BOOTSTRAP. Tarno. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Subanar Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta

PENERAPAN METODE LEAST MEDIAN SQUARE-MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (LMS-MCD) DALAM REGRESI KOMPONEN UTAMA

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PEMETAAN ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN REMBANG. Program Studi Statistika, UNIMUS

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan

mengsumsikan tidak ada kesalahan pengukuran, validitas dapat dievaluasi dengan mengamati nilai bias dari penduganya. Bias, B ( ) dari populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI

(R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG)

Penerapan Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) pada Model Fay-Herriot Small Area Estimation (SAE)

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah

KARAKTERISTIK PENDUGA EMPIRICAL BAYES PADA PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN MODEL BETA BINOMIAL. (Skripsi) Oleh DWI MAYASARI

II. LANDASAN TEORI. sementara grafik distribusi F tidak simetrik dan umumnya sedikit positif seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar, definisi-definisi serta teorema

REGRESI KUANTIL (STUDI KASUS PADA DATA SUHU HARIAN) Abstrak

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE

BAB 2 LANDASAN TEORI

Estimasi Model Seemingly Unrelated Regression (SUR) dengan Metode Generalized Least Square (GLS)

PROSEDUR PENAKSIRAN PARAMETER MODEL MULTILEVEL MENGGUNAKAN TWO STAGE LEAST SQUARE DAN ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar yang akan

LANDASAN TEORI. Dalam proses penelitian pendugaan parameter dari suatu distribusi diperlukan

(DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER

BAB IV KAJIAN SIMULASI: PENDEKATAN BAYES PADA DATA n<<p DAN TERDAPAT KEKOLINEARAN-GANDA

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Tingkat Efisiensi Metode Regresi Robust dalam Menaksir Koefisien Garis Regresi Jika Ragam Galat Tidak Homogen

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

KARAKTERISTIK PENDUGA EMPIRICAL BAYES PADA PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN MODEL POISSON-GAMMA. (Skripsi) Oleh DYTA OMPUMONA

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan atau berpengaruh satu sama lain. Ilmu statistika

PENGARUH PENDUGAAN RAGAM PENARIKAN CONTOH PADA SMALL AREA ESTIMATION

Transkripsi:

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased M. Adi Sidauruk, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Lampung E-mail: adisidauruk@yahoo.com Abstrak. Pendugaan langsung pada parameter area kecil yang heterogen akan menghasilkan pendugaan yang tidak bias namun keragamannya sangat besar sehingga mengakibatkan pendugaan ini kurang valid. Untuk mengatasi masalah ini, Pendugaan pada area kecil dapat diduga dengan menggunakan pendugaan tidak langsung. ujuannya adalah untuk menekan keragaman yang besar pada area kecil. Pendugaan tidak langsung pada area kecil memanfaatkan informasi dari area sekitarnya yang berhubungan dengan parameter yang menjadi perhatian. Ada beberapa metode pada pendugaan tidak langsung yaitu Empirical Bayes (EB), Empirical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP), dan Hierarchical Bayes (HB). Penelitian ini dilakukan pada data kontinu dengan metode EBLUP yang mengaplikasikan metode GLS sebagai metode penduga parameternya. Kajian secara teori menunjukkan bahwa penduga parameter yang dihasilkan oleh metode GLS merupakan penduga tak bias dengan varians minimum. Hasil yang sama juga diperoleh secara empiris melalui simulasi dengan software R.2.10.1. Kata Kunci: Pendugaan Area Kecil, EBLUP, ak-bias, Varians minim. PENDAHULUAN Pendugaan pada area kecil (small area estimation) merupakan salah satu upaya untuk menekan ragam yang besar pada area kecil yaitu dengan menggunakan pendugaan tidak langsung (indirect estimation) dengan memanfaatkan informasi dari area sekitarnya. Informasi yang diperoleh adalah informasi yang berhubungan dengan parameter. Pendugaan menggunakan metode EBLUP pada data kontinu perlu dievaluasi karena penduga yang diperoleh pada area kecil merupakan penduga yang berbias namun memiliki ragam minimum. ujuannya adalah untuk mendapatkan pendugaan yang efisien. Keakuratan penduga dapat diperoleh dengan cara mengukur mean square error-nya. Semakin kecil mean square error (MSE) suatu penduga maka penduga semakin akurat. Rao (2003) mengemukakan bahwa suatu area disebut kecil apabila contoh yang diambil pada area tersebut tidak mencukupi untuk melakukan pendugaan langsung dengan hasil dugaan yang akurat. [3] Pendugaan area kecil bertujuan untuk meningkatkan keakuratan penduga suatu parameter, yaitu dengan menggunakan pendugaan tidak langsung. Pendugaan tidak langsung dapat dilakukan dengan meminjam kekuatan atau memanfaatkan peubah-peubah tambahan dalam menduga parameter. Peubah pendukung ini berupa informasi tambahan yang didapatkan pada area lain dari survei yang sama, dari area yang sama pada survei yang terdahulu, atau peubah lain yang berhubungan dengan peubah yang menjadi perhatian pada area kecil. Model area kecil merupakan model dasar dalam pendugaan area kecil. Dalam pendugaan area kecil terdapat dua jenis model dasar yang digunakan, yaitu basic area level (ype A) model dan basic unit level (ype B) model. [3] Basic Area Level Model atau dapat disebut sebagai model berbasis area merupakan model yang didasarkan pada Semirata 2013 FMIPA Unila 339

M. Adi Sidauruk dkk: Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased ketersediaan data pendukung yang hanya ada untuk level area tertentu, misalkan x i (x 1i, x 2i, x 3i,, x pi ) dengan parameter yang akan diduga adalah yang merupakan fungsi dari rata-rata peubah respon dan diasumsikan mempunyai keterkaitan dengan x i. Data pendukung tersebut digunakan untuk membangun model + b i v i, (1) dengan i 1, 2,, m dan v i N(0, 2 v ) Basic Area Level Model merupakan suatu model dimana data-data pendukung yang tersedia bersesuaian secara individu dengan data respon, misal x ij (x ij1, x ij2, x ij3,, x ijp ) artinya untuk masing-masing anggota populasi j dalam masing-masing area kecil i, namun terkadang cukup dengan rata-rata populasi i diketahui saja. sehingga didapatkan suatu model regresi tersarang sebagai berikut : y ii + v i + e ij, (2) dengan i 1, 2,, m; j 1, 2,, N i, dengan asumsi vi merupakan peubah acak yang berdistribusi vi N(0, 2 v ) dan e ij dimana konstanta k diketahui dan merupakan peubah acak saling bebas dari vi sehingga distribusi dari adalah N(0, 2 e ). Model dasar dalam pengembangan pendugaan area kecil didasarkan pada bentuk model linier campuran sebagai berikut : y i + b i v i + e i (3) Penduga terbaik (best predictor, BP) bagi + v i jika dan A diketahui adalah +(1- )( ) (4) dengan untuk i 1, 2, 3,, m. Jika A diketahui, dapat diduga dengan metode kuadrat terkecil terboboti yaitu dan dengan mensubstitusi oleh pada, maka diperoleh + (1 - )( ) (1 - ) Penduga BLUP yang diperoleh dengan cara terlebih dahulu menduga komponen ragamnya. Kemudian mensubstitusi oleh dan A oleh sehingga disebut sebagai prediksi tak-bias linear terbaik empirik (Empirical Best Linear Unbiased Prediction/EBLUP). Generalisasi Kuadrat erkecil Perhatikan model linear (5) diasumsikan matriks kovariansnya dengan adalah parameter yang tidak diketahui nilainya dan adalah matriks definit positif nxn dengan trase matriks sama dengan n. Jika suatu matriks Q adalah simetrik definit positif maka Q nonsingular atau ada, dan karena itu ada matriks nxn nonsingular (misal P) sedemikian rupa sehingga Matriks adalah simetriks dan definit positif sehingga non-singular, karena itu ada suatu matriks nxn nonsingular P sehingga. Pada model linear kalikan kedua ruas dengan matriks P ini : P (6) Penerapan metode kuadrat terkecil pada model di atas akan menghasilkan persamaan normal sebagai berikut : dengan B adalah penduga kuadrat terkecil untuk berdasarkan model di atas. Karena adalah matriks definit positif jika X mempunyai peringkat kolom penuh (full column rank) sehingga adalah nonsingular dan maka solusi persamaannya adalah Atau persamaan terakhir ini dinamakan penduga kuadrat terkecil umum (Generalized Least Squares) untuk selanjutnya disingkat dengan GLS. [4] Pendugaan Parameter Pendugaan parameter adalah proses untuk menduga atau menaksir parameter populasi yang tidak diketahui berdasarkan informasi dari sampel. Menurut Hoog dan 340 Semirata 2013 FMIPA Unila

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Craig (1995), kriteria penduga yang baik adalah takbias, varians minimum, konsisten, statistik cukup dan kelengkapan. [1] Berikut ini hanya akan dibahas dua kriteria penduga yang baik, yaitu takbias dan varians minimum karena dianggap sudah cukup untuk melihat suatu penduga yang baik. 1. akbias. Suatu statistik dikatakan penduga tidak bias dari parameter apabila nilai harapan penduga sama dengan parameter, sebaliknya jika nilai harapan statistik tersebut tidak sama dengan parameter maka disebut penduga yang berbias. 2. Varians Minimum. Suatu penduga dikatakan mempunyai varians minimum apabila penduga tersebut memiliki varians yang kecil. Apabila terdapat lebih dari satu penduga, penduga yang efisiens adalah penduga yang memiliki varians terkecil. Keakuratan suatu penduga menunjukkan tentang seberapa jauh penyimpangan nilai dugaan dari nilai parameter sebenarnya. Keakuratan suatu penduga umumnya dievaluasi berdasarkan nilai kuadrat galat / KG (mean square error / MSE), yaitu MSE( ) E( - ) atau berdasarkan nilai akar kuadrat tengah galat / AKG ( root mean square error / RMSE), yaitu sebagai berikut RMSE( ) MSE ( BLUP ) g 1i (A) + g 2i (A) AD i /(A+D i ) + (D i ) 2 /(A+D i )[X t i (X t V -1 X) -1 X i ] MEODE PENELIIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang dibangkitkan dari simulasi dengan menggunakan software R.2.10.1 dan sebaran datanya berdistribusi normal. Adapun langkah- langkah yang dilakukan pada penelitian ini dalam mengkaji karakteristik penduga EBLUP pada penduga area kecil adalah sebagai berikut: a. Menentukan nilai duga dari EBLUP dengan menggunakan metode GLS b. Menentukan MSE dari nilai duga EBLUP c. Mendapatkan karakteristik penduga EBLUP. Langkah-langkah dalam menduga karakteristik penduga EBLUP dengan menggunakan simulasi, yaitu: 1. Membangkitkan peubah acak x i (x 1, x 2,,x 10 ) sebagai variabel peubah penyerta bagi variabel respon y i dimana 2. Membangkitkan data e i (e 1, e 2,, e 10 ) sebagai sampling error dengan distribusi menyebar normal dimana nilai tengah dan varians bagi e i yaitu 0 dan 0.5 3. Menetapkan nilai 4. Membangkitkan data dengan iterasi 1000 5. Membangkitkan data dengan iterasi 1000 6. Mendapatkan nilai dengan iterasi 1000 7. Mendapatkan 8. Mengestimasi sehingga memperoleh MSE dari. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan software R 2.10.1 yang didesain untuk memperoleh penduga parameter dan mean square error dari dengan metode Emperical Best Linear Unbiased Predictions (EBLUP). Simulasi ini menetapkan parameter yang berbeda yaitu antara dengan increase 0.25 yang bertujuan untuk melihat konsintensi mean square error Semirata 2013 FMIPA Unila 341

M. Adi Sidauruk dkk: Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased (MSE/kuadrat tengah galat ) parameter dari. Karakteristik Penduga Generalized Least Squares Misalkan adalah matriks simetris definit positif. Faktor dari matriks ini dituliskan sebagai berikut C adalah karakteristik vektor dan karakteristik akarnya adalah array dalam diagonal matriks. Misalkan adalah matriks diagonal dengan elemen diagonal ke- i yaitu dan sehingga. Misalkan maka. P dikalikan pada kedua ruas model linear sedemikian sehingga diperoleh atau Varians dari adalah dimana diketahui, dan adalah data observasi. Pada model klasik, kuadrat tengah kecil (ordinary least squares) sangat effisien, oleh karena itu ini adalah penduga efisien dari yang merupakan penduga generalized least squares (GLS). Adapun karakteristik penduga generalized least squares (GLS) adalah sebagai berikut ak-bias Jika, sehingga Pada penelitian ini, y dan diasumsikan menyebar normal. Karena y dan memiliki model masing-masing. Sehingga distribusi penduga parameter EBLUP dapat diketahui berdasarkan kedua model tersebut. Berikut ini adalah cara mengetahui distribusi pada penduga parameter EBLUP: Karakteristik Penduga bagi Ketakbiasan - - - 0 terbukti Ragam minimum Var Var Karena merupakan fungsi linear bagi e i dan v i dengan distribusi masing- masing menyebar normal maka diperoleh distribusi parameter sebagai berikut Sebelumnya telah ditunjukkan bahwa adalah penduga tak-bias bagi. Oleh karena itu, akan ditunjukkan bahwa keragaman dari penduga merupakan ragam minimum dengan menggunakan teorema Cramer- Rao berikut ini: Pertama terlebih dahulu menghitung HB parameter penduga Mendekati distribusi normal dengan mean dan varians Varians minimum [2] Penduga parameter EBLUP adalah dan EBLUP. Selanjutnya akan dibahas mengenai karakteristik penduga EBLUP yaitu ketakbiasan dan ragam minimum. 342 Semirata 2013 FMIPA Unila

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Sehingga diperoleh HB parameter adalah atau sama dengan. Karena HB maka merupakan penduga tak-bias linear dengan varians minimum. Hasil Simulasi Untuk Penduga Parameter Simulasi pendugaan parameter dengan metode EBLUP untuk iterasi 1000 dengan parameter set {0, 0.25, 0.5, 0.75, 1, 1.25, 1.75, 2} dan banyaknya pengamatan m 10 menghasilkan 1000 penduga parameter. Selanjutnya, akan dilakukan pembuktian ketakbiasan secara empirik dengan cara mencari rata-rata dari 1000 penduga yang diperoleh berdasarkan: abel 4.1: Hasil Pendugaan Parameter pada beberapa nilai 0.00 0.03579911 0.25 0.2141868 0.50 0.5214076 0.75 0.7444331 1.00 0.9869544 1.25 1.235045 1.50 1.498268 1.75 1.765455 2.00 2.066544 Berdasarkan abel 4.1 dapat dilihat bahwa parameter yang dihasilkan untuk masing-masing data set parameter semakin mendekati nilai sebenarnya artinya berdasarkan pemeriksaan ketakbiasan diperoleh nilai mendekati nilai parameter atau dapat disimpulkan bahwa bias parameter terhadap data set parameter sangat kecil dengan ragam minimum untuk setiap parameter sama yaitu 0.001907544. Hasil Simulasi Untuk Penduga Parameter Mean Square Error dari setiap penduga parameter dapat diperoleh berdasarkan : MSE( EBLUP ) E( EBLUP - ) 2 var( EBLUP ) +[Bias( EBLUP )] 2 MSE( EBLUP ) + E( EBLUP - BLUP ) 2 Prasad dan Rao dalam Rao (2003) menggunakan ekspansi deret taylor untuk menduga MSE ( ) sehingga diperoleh : MSE( ) g 1i ( ) + g 2i ( ) + g 3i ( ) dengan g 3i ( ) Setelah penduga parameter disubstitusi ke dalam model t maka diperoleh MSE( EBLUP ) yaitu 0.8503704. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: a. Karakteristik parameter yang diperoleh pada pendugaan area kecil merupakan penduga yang berbias namun bias yang ditimbulkan sangat kecil dengan varians minimum. b. Mean square error (MSE) dari EBLUP parameter yang dihasilkan cukup kecil dengan menggunakan metode EBLUP pada pendugaan area kecil artinya nilai duga parameter Semirata 2013 FMIPA Unila 343

M. Adi Sidauruk dkk: Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased EBLUP cukup mendekati nilai parameter yang sebenarnya. DAFAR PUSAKA Hoog, R.V. dan Allen. Craig. 1995. Introduction to Mathematical Statistics. Fifth edition. Princtice-Hall Internasional Inc, New Jersey. Greene, W. 1997. Econometric Analysis. hird edition. Prentice Hall, New Jersey Rao, J. N. K. 2003. Small Area Estimation. New Jersey: John Willey & Sons, Inc. Usman, M. dan Warsono. 2009. eori Model Linear dan Aplikasinya. Sinar Baru Algensindo, Bandung. 344 Semirata 2013 FMIPA Unila