1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

STUDI PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN NIAS SABAR JAYA TELAUMBANUA

VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN. perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah alokasi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Analisis aspek biologi

EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU. Oleh. T Ersti Yulika Sari ABSTRAK

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TOTAL BIAYA. 1. Keuntungan bersih R/C 2, PP 1, ROI 0, BEP

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu 6.2 Analisis Faktor Teknis Produksi

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

C E =... 8 FPI =... 9 P

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

III. METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Produk Unggulan dan Kriteria Produk Unggulan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

I. PENDAHULUAN. budidaya perikanan, hasil tangkapan, hingga hasil tambaknya (Anonim, 2012).

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN : PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA DAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR DAN LAUTAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. RENCANA KEUANGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Pemanfaatan potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah belum optimal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

8 KEBIJAKAN STRATEGIS PENGEMBANGAN PERIKANAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penangkapan Ikan Dengan Jaring Insang (Gillnet) di Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil

ANALISIS EKONOMI PERIKANAN YANG TIDAK DILAPORKAN DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA I. PENDAHULUAN

EVALUASI POLA PENGELOLAAN TAMBAK INTI RAKYAT (TIR) YANG BERKELANJUTAN (KASUS TIR TRANSMIGRASI JAWAI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT)

II. KERANGKA PEMIKIRAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perikanan tangkap merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting di Kabupaten Nias dan kontribusinya cukup besar bagi produksi perikanan dan kelautan secara umum. Potensi sumberdaya perikanan yang terkandung di wilayah perairan laut Kabupaten Nias sebesar ± 162.436 ton/tahun, sementara tingkat pemanfaatannya baru mencapai 10.235,57 ton per tahun dari berbagai komoditi perikanan ekonomis yang ada sehingga tingkat pemanfaatannya belum optimal (DKP Nias 2008). Nikijuluw (2005), menyatakan bahwa Pulau Nias dan beberapa pulau kecil di sekitarnya adalah kawasan kaya ikan. Karena tingkat pasar yang jauh, teknologi yang sederhana, pengetahuan masyarakat yang terbatas membuat potensi sumberdaya ikan yang ada ini belum dimanfaatkan secara optimal. Masalah yang kompleks sehingga menyebabkan pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan di Kabupaten Nias belum dilakukan secara optimal adalah bahwa (1) hingga saat ini sebagian besar usaha perikanan merupakan usaha perikanan berskala kecil, sehingga jarak jangkau operasi penangkapan ikan terbatas. Umumnya masih menggunakan perahu tanpa motor sekitar 64,04 %, sedangkan persentase yang menggunakan motor tempel (0,5 GT) 32,01 %, persentase kapal motor 5 GT 3,34 %, dan persentase kapal motor 5-10 GT 0,56 % (DKP Nias 2006), (2) jumlah pangkalan pendaratan ikan (PPI)/pelabuhan yang sangat terbatas. Kondisi ini menyebabkan pemasaran ikan terbatas, harga ikan tidak bisa bersaing karena terbatasnya pembeli, (3) mutu ikan masih rendah, (4) keterbatasan modal Pemerintah Kabupaten Nias untuk menyediakan dana yang besar bagi investasi di bidang perikanan tangkap, (5) belum terjangkaunya fasilitas kredit, disebabkan kepercayaan lembaga keuangan kepada nelayan masih rendah, karena usaha penangkapan ikan beresiko tinggi, (6) kemampuan manajemen nelayan rendah, menyebabkan belum terarahnya pola pengelolaan usaha untuk pengembangan usaha, (7) faktor alam perairan Nias dengan gelombang yang besar, menjadikan kegiatan operasi penangkapan ikan memiliki ketergantungan yang tinggi pada kondisi alam, (8)

nelayan dalam melakukan operasi penangkapan ikan hanya berorientasi konsumtif bukan beorientasi kepada bisnis perikanan. Untuk itu di Kabupaten Nias perlu pengembangan sektor perikanan tangkap yang baik dan ideal. Pengembangan tersebut dilakukan dengan memperhatikan kemampuan daya dukung dan kebutuhan optimal dari setiap komponen atau subsistemnya, sehingga perlu dilakukan suatu studi pengembangan perikanan tangkap yang dapat menjadi acuan kebijakan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan secara optimal dengan memperhatikan aspek biologi, teknik, ekonomi, sosial, dan kebijakannya. Studi pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa potensi sumberdaya perikanan laut tersedia dan belum dikelola sepenuhnya. 1.2 Perumusan Masalah Eksploitasi terhadap sumberdaya ikan di Kabupaten Nias baru mencapai 6,30 % dari potensi (DKP Nias 2008). Kondisi ini menunjukkan bahwa pemanfaatan terhadap sumber daya ikan di perairan Kabupaten Nias belum optimum. Beberapa faktor permasalahan yang terkait dengan hal itu adalah (1) pemanfaatan sumber daya ikan masih berorientasi di sekitar pantai. Penyebab ini adalah ketidakterjangkaunya nelayan dalam penyediaan unit penangkapan yang berkapasitas di atas 10-30 GT untuk bisa menjangkau lokasi fishing ground yang jauh dari pantai. (2) Sumber daya manusia pada usaha penangkapan ikan di Kabupaten Nias masih rendah sehingga adopsi teknologi juga rendah, (3) aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan di perairan Kabupaten Nias baik nelayan dari luar Kabupaten terutama Sibolga maupun nelayan asing yang mengoperasikan alat tangkap secara tidak bertanggungjawab. Penggunaan pukat dan aktivitas pengemboman terhadap pemanfaatan ikan karang telah menyebabkan kondisi habitat yang semakin terancam, (4) Pulau Nias pada tahun 2005 mengalami bencana yang merusakkan sarana dan prasarana perikanan tangkap serta lingkungan perikanan. Proses rehabilitasi sektor ini tentu memerlukan perencanaan yang matang, (5) identifikasi terhadap komoditas unggulan perikanan di Kabupaten Nias yang belum jelas. Kondisi ini juga mempengaruhi status terhadap pemanfaatan sumber daya ikan di Kabupaten Nias yang masih rendah dan (6)

identifikasi strategi pengembangan perikanan tangkap yang diterapkan oleh pemerintah daerah yang masih belum jelas arahnya sehingga strategi yang ada selama ini dinilai kurang tepat dan hanya berjalan ditempat dengan demikian pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias tidak optimal. Berpijak dari permasalahan tersebut salah satu langkah awal agar pemanfaatan terhadap sumber daya ikan di perairan Kabupaten Nias bisa optimum perlu dilakukan studi pengembangan perikanan tangkap. Studi ini akan memberikan jawaban terhadap permasalahan yang ada sehingga diharapkan pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias bisa optimum. Pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias dapat didekati melalui pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut : 1 Bagaimana menentukan komoditas unggulan perikanan? Penentuan komoditas unggulan ini didasarkan pada kriteria dan indikatornya. 2 Bagaimana strategi yang dilakukan dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias. Studi terhadap aspek biologi, teknis, ekonomi, dan sosial komoditas perikanan unggulan akan menjawab terhadap evaluasi strategi yang akan diterapkan dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias sehingga pemanfaatan terhadap komoditas unggulan perikanan bisa optimum. Aspek biologi menyangkut tentang besarnya potensi sumberdaya ikan unggulan, aspek teknis menyangkut tentang unit penangkapan komoditas unggulan perikanan, aspek ekonomi menyangkut tentang kelayakan investasi dan pendapatan usaha, dan aspek sosial menyangkut tentang kelembagaan perikanan yang ada di Kabupaten Nias. Berdasarkan pendekatan di atas, maka di dalam penelitian ini akan menjawab jenis komoditas unggulan perikanan yang ada di Kabupaten Nias dan strategi apa yang diharapkan di dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias. Dengan demikian pemanfaatan sumberdaya ikan di Kabupaten Nias dapat menjadi optimum sehingga diharapkan akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan produksi perikanan di Kabupaten Nias yang berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan, penyerapan tenaga kerja, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan usaha penangkapan ikan yang berkelanjutan.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1 Menentukan komoditas unggulan perikanan di Kabupaten Nias. 2 Menentukan strategi pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias secara optimum. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1 Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan dan perencanaan pembangunan perikanan tangkap di Kabupaten Nias. Kebijakan dan perencanaan dalam hal ini adalah penyusunan strategi dalam upaya pemanfaatan sumberdaya ikan unggulan dengan unit penangkapan yang digunakan sehingga perikanan tangkap di Kabupaten Nias dapat dimanfaatkan secara optimum. 2 Sebagai bahan rujukan bagi para peneliti selanjutnya untuk penelitian dan pengembangan perikanan unggulan di Kabupaten Nias yang mencakup penentuan lokasi dan pemetaan secara detail fishing ground komoditas unggulan perikanan, efesiensi pengoperasian unit penangkapan, desain dan konstruksi yang produktif alat penangkapan ikan komoditas unggulan perikanan, dan identifikasi sistem terbaik dalam menjawab permasalahan sistem pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias. 1.5 Hipotesis Penelitian Di antara jenis berbagai sumber daya ikan yang dapat diakses nelayan Nias, salah satu diantaranya perlu dijadikan prioritas agar pengembangan perikanan tangkap menjadi optimum. Untuk mewujudkan perikanan yang optimum, sumber daya perikanan yang ada (diantaranya adalah armada penangkapan ikan) perlu ditentukan jumlahnya sesuai dengan faktor-faktor yang menjadi kendala seperti stok ikan, jumlah nelayan, teknologi alat penangkapan ikan, BBM, es, air tawar, dan sebagainya.

1.6 Kerangka Pemikiran Dengan permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, maka diperlukan suatu pemikiran teoritis dalam upaya memecahkan masalah tersebut. Kerangka pemikiran dimaksudkan untuk memberi solusi optimal terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan perikanan tangkap dalam rangka pemanfaatan sumberdaya perikanan laut secara optimal di Kabupaten Nias. Dengan demikian pengembangan perikanan tangkap tangkap di Kabupaten Nias harus berbasis sumberdaya ikan, dalam arti pemilihan jenis sumberdaya ikan (komoditas) ditentukan oleh tujuan pengelolaan perikanan demi keberlanjutan sumberdaya perikanan, usaha, maupun pendapatan yang diterima oleh nelayan. Pada umumnya pengelolaan sumberdaya perikanan tersebut dilakukan tidak langsung ditujukan pada ikannya, tetapi lebih cenderung pada usaha pengaturan aktivitas penangkapan dan perbaikan kondisi lingkungan (Suseno 2007). Selanjutnya Syafril (1993) dalam Yuliansyah (2002) menyatakan bahwa pembangunan perikanan berkaitan erat dengan proses pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya dana yang tersedia. Berdasarkan sifat sumberdaya alamnya, pengembangan usaha perikanan tangkap sangat tergantung pada ketersediaan sumberdaya perikanan di suatu perairan. Untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan disuatu perairan diperlukan informasi tentang potensi sumberdaya ikan yang ada. Dengan analisis trend maka diketahui nilai potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya yang ada di perairan Kabupaten Nias. Berdasarkan hal tersebut maka dalam wilayah perairan Kabupaten Nias, usaha perikanan tangkap dapat dilakukan pengembangannya sesuai dengan tujuan pembangunan perikanan tangkap itu sendiri di Kabupaten Nias. Alkadri et al. (2001) dalam Daryanto (2003), menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah suatu komoditas tergolong unggul atau tidak bagi suatu wilayah. Kriteria-kriteria tersebut, adalah (1) harus mampu menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan perekonomian, (2) mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang kuat baik sesama komoditas unggulan maupun komoditas lainnya, (3) mampu bersaing

dengan produk/komoditas sejenis dari wilayah lain di pasar nasional maupun internasional baik dalam hal harga produk, biaya produksi, maupun kualitas pelayanan, (4) memiliki keterkaitan dengan wilayah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku, (5) memiliki status teknologi yang terus meningkat, (6) mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya, (7) dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu, (8) tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal, (9) pengembangannya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan (keamanan, sosial, budaya, informasi dan peluang pasar, kelembagaan, fasilitas insentif/disinsentif, dan lainnya), dan (10) pengembangannya berorientasi pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Namun diantara kriteria-kriteria tersebut faktor yang paling penting dalam hal menentukan komoditas unggulan perikanan adalah sumber daya ikan (jenis dan stok sumber daya ikan) dan peluang pasar. Jenis alat tangkap yang digunakan untuk pemanfaatan sumberdaya ikan unggulan tersebut harus diketahui dan dideskripsikan secara jelas dengan tujuan untuk mengurangi dampak sosial ekonomi yang mungkin terjadi dengan persyaratan sesuai dengan kondisi perairan, tujuan ikan tangkapan, tidak menimbulkan dampak sosial, dapat dijangkau, mudah didapatkan, serta mempunyai efesiensi teknis maupun ekonomis yang tinggi atau boleh dikatakan deskripsi dari alat tangkap ini menyangkut tentang aspek biologi, teknik, ekonomi dan sosial. Dengan deskripsi alat tangkap yang digunakan tersebut, tentunya harus jelas seberapa besar kemampuan jenis alat tangkap yang digunakan dalam pemanfaatkan sumberdaya unggulan yang ada dan tidak menghabiskan ketersediaan potensi sumberdaya perikanan yang tersedia di perairan sehingga diharapkan tetap lestari. Dalam rangka menentukan ukuran yang menyeluruh baik secara finansial maupun ekonomi tentang biaya investasi dan kelayakan investasi yang ditanamkan pada usaha perikanan tangkap dan fasilitas lainnya yang dikembangkan di perairan Kabupaten Nias, maka diperlukan penilaian investasi yakni dengan cara membandingkan semua penerimaan yang diperoleh dari investasi dengan pengeluaran yang harus dikorbankan selama proses investasi dilaksanakan. Kemudiaan penerimaan dan pengeluaran dinyatakan dalam bentuk uang agar dapat dibandingkan dan harus diperhitungkan ke dalam waktu yang sama, yakni dengan

mengembalikannya ke dalam nilai sekarang. Penilaian kelayakan ekonomi kriteria investasi itu penting, tentunya dimaksudkan agar supaya alat tangkap yang dikembangkan tersebut dapat diserap oleh masyarakat nelayan. Sementara itu analisis pendapatan usaha (keuntungan = π) perlu dilakukan guna untuk mengukur apakah kegiatan yang dilakukan pada saat ini berhasil atau tidak. Kusumastanto (1984) menyatakan bahwa baik pengeluaran maupun penerimaan yang berjalan bertahap, maka terjadi arus pengeluaran maupun penerimaan yang berjalan bertahap, maka terjadi arus pengeluaran dan penerimaan yang dinyatakan dalam bentuk arus tunai. Metode penilaian dengan menggunakan nilai sekarang terhadap arus tunai dikenal sebagai Discounted Cash Flow Methods. Kemudian dalam menilai investasi tersebut digunakan berbagai kriteria, diantara beberapa kriteria yang sering digunakan adalah dengan analisis biaya manfaat (cost benefit analysis) yang meliputi kriteria-kriteria : net persent value (NPV), internal rate of return (IRR), benefit cost ratio (BC-Ratio). Dalam suatu proyek tertentu apabila persyaratan kriteria-kriteria tersebut dipenuhi, yakni NPV 0 : IRR interest rate dan BC ratio 1 maka dapat disimpulkan bahwa investasi pada pengembangan usaha perikanan tangkap di perairan Kabupaten Nias layak untuk dilaksanakan dan sebaliknya. Kombinasi dari alat tangkap yang digunakan perlu diidentifikasi variabel variabel yang berperan dalam mengoptimalisasi perikanan tangkap di Kabupaten Nias. Optimalisasi ini dilakukan dan dianalisis dengan menggunakan linear goal programming (LGP) kemudian dilakukan penyusunan strategi demi keberlanjutan kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Nias sehingga tujuan dari pembangunan perikanan tangkap di Kabupaten Nias tercapai. Dengan demikian pengembangan dan pemanfaatan terhadap komoditas unggulan perikanan dan strategi yang digunakan dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan produksi perikanan di Kabupaten Nias sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), dan usaha penangkapan ikan yang berkelanjutan.

Pengembangan perikanan tangkap berbasis sumberdaya ikan untuk tujuan pengelolaan Aspek Biologi Aspek Teknis Aspek ekonomi Aspek Sosial Masalah Potensi dan jenis komoditas unggulan belum jelas Kapasitas dan deskripsi unit penangkapan komoditas unggulan belum jelas Kelayakan investasi dan pendapatan usaha belum jelas Kelembagaan perikanan tangkap unggulan yang belum jelas Rendahnya produksi hasil tangkapan dan gagalnya usaha pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias Dampak - Analisis potensi sumberdaya ikan - Analisis komoditas unggulan - Deskripsi unit penangkapan komoditas unggulan - Analisis tujuan pembangunan perikanan tangkap - Optimalisasi alat penangkapan ikan - Strategi pengembangan perikanan tangkap Pendekatan/ analisis 1. Peningkatan ekonomi 2. Penyerapan tenaga kerja 3. Peningkatan PAD 4. Usaha Penangkapan berkelanjutan Hasil yang diharapkan nn Gambar 1 Kerangka pemikiran kajian pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias.