Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif

dokumen-dokumen yang mirip
Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F03. Pelatihan Dasar 1. Teknik Fasilitasi. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

Modul 4 Gagasan KSM Ideal

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

PB 8. Pengembangan Desa

Modul 7 Membangun KSM Harapan

PB 9. Pemberdayaan Masyarakat Desa

Modul 6 Membangun Nilai Dan Aturan Dasar Kelompok

TEMA BAGAIMANA TATA CARA PEMBANGUNAN KSM

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

Review Pelaksanaan Siklus

MODUL GENDER UNTUK ANAK

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat

Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS)

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

Modul 1 Topik : Belajar Bersama 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 2

LPF 8. LANGKAH 8 KONSULTASI PUBLIK 120 menit

MODUL PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT MODUL KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DASAR

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan. (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF

PB 7. BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB VIII METODE DAN TEKNIK FASILITASI

PB 6. Demokratisasi Tata Kelola Desa dan Ruang Publik

Metode Pembelajaran. Gamaliel Septian Airlanda

PENDAHULUAN. Manjilala

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A

OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1

PB 1. Visi Undang-undang Desa

Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP

Mengelola Pelatihan Partisipatif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Botubilotahu,

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

INDIKATOR PERKULIAHAN YANG AKTIF

PELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F13. Pelatihan Dasar 2. Membangun BKM/LKM. PNPM Mandiri Perkotaan

ARTI PENTING DAN BENTUK-BENTUK SBM MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PELAKSANAAN KELAS ORANG TUA. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK

Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood)

KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

Pelatihan. Fasilitator Masyarakat. untuk. Tahun Oleh: Rianingsih Djohani. Ria Djohani. 1

TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA SAAT MEMFASILITASI PEMBELAJARAN

Komunitas Belajar Kelurahan/Desa

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran sejarah sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional

Pemahaman Dasar tentang Partisipasi dan Fasilitasi Partisipatif

Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 2

Lampiran VI. Modul METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN SARAPAN PAGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nilai Frekuensi % Keterangan Nilai Rata-rata < ,36 Belum Tuntas 59, ,64 Tuntas Jumlah

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C29 BKM. Manajemen KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL

LANDASAN ANDRAGOGIS PENDIDIKAN

Tata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

KEBIJAKAN TEKNIS. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

LOKAKARYA KESLING DESA

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jasmani dan rohani merupakan bagian terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA OLEH: TIM JURUSAN PLS

PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG =====================================================

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan tujuan pendidikan itu berisikan pengembangan aspek pribadi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

Transkripsi:

Modul 10 POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Peserta memahami dan menyadari: 1. Semua warga belajar adalah narasumber 2. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi 3. Metode-metode pelatihan Partisipatif Kegiatan 1: Diskusi Andragogi VS Pedagogi Kegiatan 2: Diskusi Metode pelatihan Partisipatis (3 JPL) Pengalaman berstruktur Metode Diskusi Metode Permainan Modul 1

Kertas plano Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar OHP (Overhead Projector)/Infokus Diskusi Andragogi vs Pedagogi Tujuan 1. Semua warga belajar adalah narasumber 2. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi Materi Peserta diajak untuk mendiskusikan ciri-ciri pendidikan orang dewasa Waktu 1 JPL (45 ) Perlengkapan Infocus, plano, flipcart, spidol 1) Bukalah pertemuan dengan memberi salam dan jelaskan kepada peserta bahwa kita akan membahas Tema : Teknik Fasilitasi dan dimulai dengan Modul Pendidikan Orang Dewasa dan uraikan apa yang akan dicapai melalui modul ini, yaitu peserta memahami dan menyadari : Semua warga belajar adalah narasumber Pendidikan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi 2 Modul

2) Uraikan kemudian bahwa Modul ini akan dimulai dengan kegiatan belajar 1, yaitu Diskusi Andragogi vs Pedagogi dan jelaskan apa yang akan dicapai melalui kegiatan ini, yaitu : Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri perbedaan mendasar antara fasilitasi dengan mengajar ( menggurui) 3) Ajaklah peserta untuk berbagi menjadi 3 kelompok diskusi Masing-masing kelompok akan mendiskusikan gambar/komik Tuan Guru dan Tukang Perahu yang akan dibagikan pada kelompok.dengan pertanyaan penggerak sebagai berikut: Apakah cerita ini mungkin terjadi?. Apa tanggapan anda tentang kedua tokoh tersebut? Apa yang bisa dipetik dari cerita tersebut?. 4) Setelah diskusi kelompok selesai mintalah masing masing wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan ajaklah peserta untuk mengkritisi masing-masing ide/gagasan yang disampaikan. Setiap orang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang harus dihargai dan mungkin tidak dimiliki oleh yang lainnya. Karena itu semua orang bisa menjadi sumber belajar bagi yang lain, dalam proses fasilitasi yang dilakukan adalah proses membelajarkan (membantu proses belajar) bukan mengajar, dimana semua peserta adalah subjek dari proses belajar sedangkan objeknya adalah relaitas kehidupan 5) Ajaklah peserta untuk membahas perbedaan mengajar dengan membelajarkan dengan mengisi tabel seperti yang sudah disediakan dalam LK 1 6) Bahas bersama, pakailah media bantu sebagai acuan pembahasan apabila diperlukan. Ciri ciri pendidikan orang dewasa Belajar dari realitas atau pengalaman : yang dipelajari bukan ajaran (teori, pendapat, kesimpulan, wejangan, nasehat dan sebagainya ) dari seseorang atau sekelompok orang yang terlibat dalam keadaan nyata tersebut. Akibatnya, tidak ada otoritas pengetahuan seseorang lebih tinggi dari yang lainnya. Keabsahan pengetahuan seseorang ditentukan oleh pembuktiannya dalam realitas tindakan atau pengalaman langsung, bukan pada retorika teoritik atau kepintaran omongannya. Tidak menggurui : karena itu, tak ada guru dan tak ada murid yang digurui. Semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan ini adalah guru sekaligus murid pada saat yang bersamaan. Dialogis : karena tidak ada lagi guru atau murid, maka proses yang berlangsung bukan lagi proses mengajar belajar yang bersifat satu arah, tetapi proses komunikasi dalam berbagai bentuk kegiatan (diskusi kelompok, bermain peran dan sebagainya) dan media (peraga, grafika, audio visual, dan sebagainya) yang lebih memungkinkan terjadinya dialog kritis antar semua orang yang terlibat di dalam proses pelatihan tersebut. Modul 3

7) Refleksikan bersama hasilnya sehingga ditemukan perbedaan yang hakiki antara andargogi dan pedagogi, dan beri penegasan oleh pemandu apabila diperlukan. Model pendekatan pendidikan menurut Knowles dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk pendekatan yang kontradiktif yakni antara pedagogi dan andragogi. Perbedaan antara kedua pendidikan tersebut, sesungguhnya tidak semata perbedaan obyek nya. Pedagogi sebagai seni mendidik anak mendapat pengertian lebih luas dimana suatu proses pendidikan yang menempatkan obyek pendidikannya sebagai anak anak walaupun secara biologis mereka sudah termasuk dewasa. Konsekuensi logis dari pendekatan ini adalah menempatkan peserta didik sebagai murid yang pasif. Murid sepenuhnya menjadi obyek suatu proses belajar seperti misalnya : guru menggurui, murid digurui, guru memilihkan apa yang harus dipelajari, murid tunduk pada pilihan tersebut, guru mengevaluasi, murid dievaluasi dan seterusnya. Kegiatan belajar mengajar model ini menempatkan guru sebagai inti terpenting, sementara murid menjadi bagian pinggiran. Sebaliknya, andragogi atau pendekatan pendidikan orang dewasa merupakan pendekatan yang menempatkan peserta belajar sebagai orang dewasa. Di balik pengertian ini Knowles ingin menempatkan murid sebagai subyek dari sistem pendidikan. Murid sebagai orang dewasa diasumsikan memiliki kemampuan aktif untuk merencanakan arah, memilih bahan dan materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan cara terbaik untuk belajar, menganalisis dan menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat pendidikan. Fungsi guru adalah sebagai fasilitator, dan bukan menggurui. Oleh karena itu relasi antara guru murid bersifat multicommunication dan seterusnya. Diskusi Kelompok dan Pleno Metode Pembelajaran Tujuan Peserta bisa menerangkan metode dan teknik teknik penyadaran kritis Peserta mampu memilih metode yang tepat untuk pelatihan pelatihan untuk Materi Waktu Peserta diajak melakukan diskusi mengenai metode-metode pelatihan partisipatif serta kekurangan dan kelebihannya 1 JPL (45 ) Perlengkapan Infocus, plano, flipcart, spidol 4 Modul

1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai kegiatan 2 dalam Modul ini, yaitu membahas metode pembelajaran yang cocok untuk pelatihan partisipatif. 2) Tanyakan kepada peserta, selama mengikuti pelatihan (semua peserta pasti pernah mengikuti pelatihan paling tidak menjadi peserta pelatihan dasar), metode (teknik ) apa yang pernah dikenal. Tuliskan jawaban peserta dalam kertas plano. 3) Bahas bersama bahwa, dalam pelatihan paling tidak metode yang biasa digunakan adalah : Tanya jawab Curah pendapat (Brainstorming) Ceramah Diskusi Kelompok Diskusi Kelompok Terfocus Penugasan/Praktek Permainan Bermain peran Simulasi Analisa Kasus 4) Bagi peserta ke dalam 3 kelompok, kemudian tugaskan setiap kelompok untuk membahas : Apa pengertian dari setiap metode? Untuk tujuan apa kegunaan setiap metode? Apa kelebihan dan keuntungan setiap metode? Bagaimana efektifitas metode tersebut untuk meningkatkan partisipasi peserta? Kelompok 1 : Membahas metode : Tanya jawab, curah pendapat, ceramah dan diskusi kelompok Kelompok 2 : Membahas metode diskusi kelompok terfocus, penugasan/praktek, permainan Kelompok 3: Membahas metode bermain peran, simulasi, dan analisa kasus. 5) Berikan kesempatan semua kelompok untuk presentasi Bahas hasil diskusi dalam pleno kelas, kemudian simpulkan bersama dan berikan pencerahan. (gunakan bahan bacaan sebagai acuan untuk pencerahan). Modul 5

Metode pembelajaran dipilih biasanya didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain : Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai, apakah pelatihan untuk meingkatkan pengetahuan, pemahaman, merubah sikap atau meningkatkan keterampilan peserta? Pemandu mampu memfasilitasi dengan menggunakan metode tersebut. Peserta belajar mampu melibatkan diri dalam metode tersebut. Murah, artinya tidak terlalu memakan alat bantu yang banyak Besarnya kelompok (jumlah peserta) yang difasilitasi Ketersediaan waktu Efektifitas partisipasi peserta. Penggunaan metode metode dalam satu proses belajar bisanya tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan gabungan dari beberapa metode. Misalnya Penjelasan atau ceramah selalu disertai dengan tanya jawab; analisa kasus bisa digabungkan dengan diskusi kelompok dan sebagainya. Untuk dapat memilih metode yang tepat Pemandu perlu mengetahui karakteristik dan ranah belajar dari setiap metode. Metode Ranah Belajar Efktifitas partisipasi peserta Pengetahuan Sikap Keterampilan Tinggi Rendah Tanya Jawab Curah pendapat Diskusi kelompok Ceramah FGD Penugasan/praktek Permainan Bermain peran Analisa kasus Simulasi Metode metode di atas memiliki karakter dasar yang cenderung merangsang partisipasi. Tetapi pemilihan metode belum tentu menjamin proses fasilitasi berlangsung secara partisipatif, karena yang paling penting adalah sikap dan perilaku Pemandu yang tidak menggurui dan menumbuhkan suasana dialogis di antara peserta dengan peserta dan peserta dengan Pemandu.Agar proses dialogis terjadi Pemandu harus mampu membangun kesetaraan, artinya harus menghilangkan sekat sekat sosial dia antara semua peserta dan di antara Pemandu dengan peserta. Pemandu harus mampu menghancurkan paham bahwa perannya sebagai Pemandu sarat dengan kekuasaan sehingga peserta dianggap tidak memiliki tanggung jawab sama sekali terhadap jalannya proses belajar. 6 Modul