DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C29 BKM. Manajemen KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C29 BKM. Manajemen KSM. PNPM Mandiri Perkotaan"

Transkripsi

1 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS BKM C29 Manajemen KSM PNPM Mandiri Perkotaan

2 Modul 1 KSM sebagai Media Pembelajaran Masyarakat 1 Kegiatan 1 Permainan, Mengapa Harus Berkelompok (KSM) 2 Kegiatan 2 Review Tujuan Pembentukan KSM dalam PNPM MP 3 Modul 2 Mengenali Tahapan Perkembangan Kelompok 13 Kegiatan 1 Permainan Lempar Bola, Tahap Perkembangan Kelompok 14 Kegiatan 4 Diskusi Pleno Hikmah Permainan 15 Modul 3 Mengelola Sebuah KSM 21 Kegiatan 1 Analisis Bahan Bacaan, Membidik Mitra Strategis 22 Kegiatan 2 Simulasi Pengelolaan (Manajemen) Sumberdaya 22 Modul 4 Peran BKM/LKM dalam Mendampingi KSM 29 Kegiatan 1 Analisis Bahan Bacaan 30 Kegiatan 2 Diskusi Peran BKM/LKM dalam Mendampingi KSM 30

3 Modul 1 Topik: KSM Sebagai Media Pembelajaran Masyarakat 1. Peserta memahami pentingnya berkelompok 2. Peserta memahami Konsep KSM sebagai media pembelajaran masyarakat 3. Peserta memahami konsep KSM yang ideal (Mandiri) Kegiatan 1: Permainan Mengapa Harus Berkelompok (KSM) Kegiatan 2 : Review Tujuan Pembentukan KSM dalam PNPM MP 2 Jpl ( 90 ) Bahan bacaan Apakah arti sebuah kelompok? Bahan bacaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 1

4 Permainan, Mengapa Harus Berkelompok (KSM) 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan bahwa sebagai BKM, penting bagi peserta untuk betul-betul memahami apa itu KSM, mengapa harus memfungsikan KSM, serta bagaimana cara membina KSM. Sebuah KSM adalah sebuah kelompok masyarakat, sehingga ilmu mengenai berkelompok pun harus dipahami oleh peserta. 2) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan pertama yaitu pentingnya membangun kelompok. 3) Bagilah peserta ke dalam beberapa kelompok yang masing masing terdiri dari 6 orang, tiap kelompok akan diberikan 40 batang lidi kemudian taburkan potongan kertas kecil ke lantai di depan ruang belajar. Ajaklah setiap kelompok satu persatu : a. kelompok 1 membersihkan kertas yang berserakan dengan sati orang satu batang lidi. b. kelompok 2 mengikat setiap 10 buah lidi menjadi 1 kemudian digunakan untuk membersikah kertas. c. Kelompok 3 mengikat setiap 20 batang lidi menjadi satu kemudian digunakan untuk membersihkan kertas. d. Kelompok 4 mengikat ke 40 batang lidi menjadi satu kemudian digunakan untuk membersihkan kertas. 4) Kemudian akhiri permainan dengan meminta peserta untuk mengambil pelajaran yang didapat dari permainan tersebut. Tetapi tidak meminta peserta untuk berbagi pemikiran kepada yang lain, cukup didalam hatinya masing-masing. Lanjutkan ke permainan berikutnya. 5) Mintalah 18 relawan dari peserta. bentuklah ke dalam 3 kelompok dengan komposisi sebagai berikut : a. kelompok 1 beranggotakan 3 orang b. kelompok 2 beranggotakan 5 orang c. kelompok 3 beranggotakan 10 orang 6) Berikan pada masing-masing peserta satu sendok beras yang telah diberikan ke dalam amplop. 7) Sediakan 3 mangkok plastik di meja tandai dengan nomor 1,2,3. ajaklah setiap kelompok untuk menaruh beras tersebut, dengan dimulai dari kelompok 1, dan diikuti oleh kelompok lainnya secara bergantian. a. kelompok 1 menaruh beras pada mangkok 1 b. kelompok 2 menaruh beras pada mangkok 2 c. kelompok 3 menaruh beras pada mangkok 3 8) Setelah kedua permainan selesai fasilitator meminta peserta untuk melakukan diskusi kelompok selama beberapa saat, ajaklah mereka untuk mendiskusikan : a. Pelajaran apa yang dapat diambil dari permainan batang lidi? 2

5 b. Pelajaran apa yang dapat diambil dari permainan mangkok beras? c. Bagaimana hal tersebut apabila diterapkan pada pentingnya berkelompok? 9) Berilah kesempatan kepada wakil setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. 10) Simpulkan bersama hasil diskusi kelompok, berilah penguatan berdasarkan bahan bacaan Apakah Arti Sebuah kelompok? Makna dari permainan batang lidi dan mangkok beras, diantaranya : (a) Batang lidi Sangat susah untuk membersihkan kertas dengan menggunakan batang lidi satu persatu, semakin banyak kita mengikat lidi dalam satu kesatuan maka akan semakin mudah untuk membersihkan kertas yang berserakan, Jika kita berkelompok maka akan sangat mudah untuk menyelesaikan permasalahn yang ada secara bersama-sama. Semakin banyak anggota kelompok yang mempunyai kepercayaan yang sama, maka semakin kuat kelompok itu. (b) Mangkok beras. Semakin banyak anggota kelompok, maka akan semakin banyak beras yang didapat dalam mangkok, ketika kita berkelompok, semakin banyak orang yang mempunyai kepercayaan yang sama, semakin kuat, seberapapun kecilnya sumber daya yang kita punyai. Walaupun hanya dengan satu sendok beras namun apabila dikumpulkan oleh 10 orang akan lebih banyak daripada 2 atau 3 orang. Beras adalah contoh sumberdaya, masih banyak sumberdaya yang lain, baik sumberdaya ekonomi maupun sosial. Anggota kelompok bisa saling belajar satu sama lain. Akan sangat kaya ide dan pengalaman yang dimiliki. BKM sebaiknya memberikan penekanan kepada warga, ketika mereka memutuskan untuk berkelompok, bahwa hal itu harus didasari dengan keputusan yang sadar dan sukarela. Bukan karena orang lain memaksa atau meminta bahkan karena untuk mendapatkan bantuan. Kita berkelompok karena kita tahu bahwa hal itu penting bagi kita, karena sifatnya yang sukarela, semua orang dalam kelompok adalah setara, baik mereka kaya ataupun miskin, tua atau muda, berpendidikan atau tidak. Review Tujuan Pembentukkan KSM dalam PNPMMP 1) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan 2, yaitu mereview pemahaman peserta mengenai tujuan dari pembentukkan KSM menurut PNPMMP. 2) Sampaikan kepada peserta bahwa pemahaman mengenai KSM telah dibahas pada kegiatan OJT pembangunan KSM, tanyakan kepada peserta apa yang mereka ketahui mengenai KSM? Apa saja tujuan dibangunnya KSM? 3) Tulislah seluruh jawaban peserta di dalam kertas plano. 4) Lakukan kembali curah pendapat mengenai : Apa peran dan fungsi KSM? 3

6 5) Simpulkan bersama hasil dari curah pendapat. Berilah penguatan sebagai berikut. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri perkotaan adalah mendorong terbangunnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai komponen dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan baik meningkatkan keberdayaan kelompok yang sudah ada atau membangun kelompok baru. Peningkatan pendapatan masyarakat dapat menjadi entry point pengembangan KSM. Namun KSM bukanlah semata-mata kelompok peminjam (sekedar berorientasi ekonomi) dengan memanfaatkan dana BLM. Lebih dari itu KSM merupakan kelompok pemberdayaan. Bisa dikatakan KSM menjadi wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain. KSM merupakan kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Tujuan pembentukan KSM Tumbuh dan berkembangnya kapital sosial di masyarakat. Masyarakat yang makin dinamis dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan. Terjadinya proses pembelajaran, tumbuh rasa saling asih, asah dan asuh antar sesama anggota Anggota melakukan konsolidasi untuk menggalang kekuatan bersama Berfungsinya pelembagaan tanggung renteng, gerakan keswadayaan modal, kepercayaan bersama. Prinsip/nilai yang dianut KSM Kesetaraan Saling mempercayai dan saling mendukung / memperhatikan Bebas dalam membuat keputusan Bebas dalam menetapkan kebutuhan Mempunyai kewenangan / kebijakan sendiri Berpartisipasi secara nyata Peran dan fungsi KSM Sarana mendorong proses perubahan sosial Wadah pembahasan dan penyelesaian masalah Wadah untuk menyalurkan aspirasi Wadah menggalang tumbuhnya saling percaya 4

7 Dalam program penanggulangan kemiskinan, posisi KSM adalah independen. Artinya, KSM bukan bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan BKM/LKM dan UP merupakan hubungan kemitraan. Karena itu, pengembangan KSM tidak boleh berorientasi semata-mata sebagai kelompok peminjam (uang) dari BKM/LKM. KSM haruslah mengembangkan kegiatan mandiri atau mengembangkan akses sumber daya sendiri. Semua ini dilakukan agar KSM dapat menjadi kelompok pemberdayaan baik bagi anggota KSM maupun masyarakat umum. Pemberdayaan ini dilakukan melalui proses berbagi pengalaman, bertukar informasi, dan mendiskusikan berbagai persoalan kemasyarakatan. Dalam program penanggulangan kemiskinan, KSM harus mampu berperan memonitoring dan mengevaluasi (monev) kinerja BKM/LKM dan UP-BKM. KSM berhak melakukan monev terhadap BKM karena sesungguhnya alas keberadaan (mandat) BKM bersumber dari warga miskin (KSM). Siapa yang dapat menjadi anggota KSM? Siapapun bisa menjadi anggota KSM, baik itu orang kaya, orang miskin, tokoh masyarakat, aparat pemerintahan, perempuan, laki-laki, anak-anak, tunanetra, dsb. Bahkan faskel dan pelaku program penanggulangan kemiskinan lainnya (korkot, team leader, tenaga ahli, dsb) boleh menjadi anggota KSM. Siapa yang bisa mengorganisir pembentukan dan pengelolaan KSM? Siapapun bisa mengambil peran ini. Satu KSM yang beranggotakan orang miskin, misalnya, dapat terus difasilitasi pengembangan KSM-nya oleh seorang profesor yang memiliki kepedulian terhadap orang miskin. Siapa yang menjadi penerima manfaat program/kegiatan KSM? Satu-satunya kategori penerima manfaat program/kegiatan KSM adalah orang miskin. Jadi, anggota KSM boleh siapa saja, boleh diorganisir oleh siapa saja, tetapi harus dijamin penerima manfaat program harus benar-benar orang miskin. 6) Kemudian sampaikan penjelasan bahwa, dicita-citakan KSM akan menjadi KSM yang mandiri. Sampaikan penjelasan mengenai KSM yang mandiri berdasarkan bahan bacaan 2. 7) Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 8) Tutup sesi dengan menyampaikan point-point kesimpulan mengenai tujuan pembentukkan KSM dalam PNPMMP, idealnya, yaitu mendorong peningkatan kemampuan/kapasitas masyarakat melalui: Tumbuh dan berkembangnya kapital sosial di masyarakat. Terciptanya masyarakat yang makin dinamis dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan. Berjalannya proses pembelajaran, tumbuh rasa saling asih, asah dan asuh antar sesama anggota Anggota melakukan konsolidasi untuk menggalang kekuatan bersama Berfungsinya pelembagaan tanggung renteng, gerakan keswadayaan modal, kepercayaan bersama. 5

8 Apakah Arti Sebuah Kelompok Kelompok merupakan medium strategis yang dapat dipilih Fasiltator sebagai tempat untuk menggerakkan usaha masyarakat. Pilihan ini jauh lebih strategis daripada membangun komunitas secara umum atau menangani individu satu demi satu secara langsung. Kelompok memiliki karakteristik dan dinamika yang khusus. Penampilan kelompok akan jauh lebih besar daripada sekedar penjumlahan dari individu-individu anggotanya. Sebagaimana pepatah dari Afrika mengatakan: Menyeberanglah sungai secara beramai-ramai dan buayanya tidak akan memangsamu. Apa Itu Kelompok? Pelbagai pengembangan tentang kelompok, pada umumnya mengandung paling tidak satu dari 4 ciri berikut: Persepsi Tujuan Motivasi dan Pemuasan kebutuhan Interaksi dan interdependensi antar anggota kelompok Secara sederhana dapat diajukan pengertian suatu kelompok adalah suatu kumpulan dua orang atau lebih yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam rangka mencapai suatu tujuan bersama. Kelompok memainkan fungsi yang penting paling tidak; karena 3 alasan: Pertama, kelompok sebagai agen kebudayaan. Dalam kelompok, seorang individu mendapat arahan tingkah laku berdasar pada nilai dan norma komunitas yang berlaku; dipihak lain, perubahan nilai dan norma komunitas selalu dimulai dari suatu kelompok. Kedua, kelompok menghubungkan kelompok individu dengan komunitasnya. Individu mampu memenuhi kebutuhan-kebuituhan sosialnya melalui keanggotaanya dalam suatu komunitas tertentu. Ketiga, kelompok lebih mudah dipelajari sehingga perubahan tingkah laku para anggotanya lebih mudah untuk diarahkan, lebih mudah dibanding dengan mempelajari dan merubah tingkah laku komunitas secara makro. Dalam kaitannya dengan komunitas kelompok merupakan pintu masuk menuju komunitas. Melalui pintu ini upaya pengembangan komunitas dimungkinkan. Lima hal berikut: menjelaskan kedudukan penting dari kelompok. Kelompok tidak bisa dan tidak akan berhadapan dengan masalah praktis yang sehari-hari ditemui anggotanya. Permasalahan-permasalahan anggota kelompok adakalanya mendorong timbulnya perubahan, namun kelompok senantiasa memberikan pengaruh sosio-psikologis terhadap anggotanya. Kehadiran kelompok adalah tidak terelakkan. Kodrat biologis manusia, kapasitasnya menggunakan bahasa dan kodrat lingkungannya terolah sedemikian rupa sehingga telah terbukti sejak ribuan tahun yang lalu, manusia hidup dalam kelompok. Walaupun perlu pula diberikan catatan bahwa mungkin saja manusia secara bersama hadir dalam kedekatan secara fisik tapi tidak berada dalam kelompok. Kelompok memiliki suatu daya rekat tertentu terhadap anggotanya. Berbagai penelitian mengenai kekompakkan kelompok (group cohessiveness) menunjukkan pengaruh tersebut. Penelitian klasik dan Seashore menunjukkan bahwa semakin kompok suatu kelompok semakin 6

9 rendah kadar kecemasan anggotanya. Secara umum, dapat disimpulkan, proses-proses dan kejadian-kejadian pada tingkat kelompok memberi pewarnaan pada kepribadian para anggotanya. Kelompok dapat mengahasilkan konsekuensi yang baik dan juga yang buruk. Dengan mempertimbangkan kedua sisi itu, akan didapat pemahaman yang lebih jelas mengenai kelompok dan upaya mengendalikan kelompok akan lebih terarah. Pemahaman yang tepat terhadap dinamika kelompok memberikan manfaat yang berarti dalam menangani dan mendorong kelompok ke arah yang dirugikan. Mengapa Individu Bergabung dengan Suatu Kelompok? Tidak ada orang yang hidup tanpa pernah berkelompok. Keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok tampaknya terjadi begitu saja secara alamiah. Meskipun begitu, secara umum ada tiga alasan pokok yang menarik seseorang untuk bergabung dalam kelompok: Tertarik pada kegiatan kelompok Semakin besar minat seseorang pada kegiatan kelompok, maka semakin besar pula potensinya untuk berpartisipasi. Menyukai orang-orang di dalam kelompok tersebut Faktor ini selain merupakan faktor utama, juga membuat kelompok menjadi tempat seseorang menemukan pengalaman positif terhadap kelompok, yang pada gilirannya akan membuat orang tersebut memberikan andil bagi keberhasilan kelompok. Sebagai alat dan sarana untuk memenuhi kebutuhan. Meskipun kelompok tidak memenuhi kebutuhan secara langsung, namun seseorang dapat saja menganggap kelompok sebagai alat atau sarana untuk mencapai pemenuhan kebutuhannya. Daya tarik kelompok yang baru dikemukakan di atas tentu dapat ditemui pada kelompok yang berupaya menanggulangi kemiskinannya. Namun rupanya banyak kelompok mengabaikan dua aspek pertama dan hanya menekankan alasan ketiga saja, yakni kelompok sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan ( Marilah kita membentuk kelompok, supaya mudah mendapatkan kredit atau dana pemerintah ). Lalu hal apa saja yang mengikat anggota adalah untuk tetap berada di kelompoknya? Kelompok yang mampu mengikat anggotanya adalah kelompok yang dapat memenuhi kebutuhan sosiopsikologis anggotanya. Kelompok yang demikian memiliki sifat-sifat tertentu: 1. Daya tarik kelompok bagi anggota Ikatan seseorang pada kelompok semakin kuat, semakin ia menyukai anggota lainnya. Hal ini terutama berlaku pada kelompok dengan tingkat interaksi yang meninggi. 2. Kesamaan antar anggota Dua orang atau lebih akan tertarik satu sama lain apabila penilaian mereka tentang lingkungannya kurang lebih serupa. Dengan demikian daya tarik kelompok meningkat sejalan meningkatnya kesamaan antar anggota. 3. Tujuan kelompok Seseorang bergabung dengan suatu kelompok setelah mempertimbangkan tujuan kelompok (baik dalam hal isi, perumusan maupun cara untuk mencapai tujuan). Orang tertarik pada kelompok yang memiliki tujuan yang jelas dan sesuai dengan sikapnya. 4. Saling ketergantungan antar anggota kelompok Ada pendapat mengatakan bahwa orang akan saling tertarik satu sama lain apabila mereka bekerja sama. 5. Aktivitas kelompok Penilaian tentang aktivitas kelompok mempengaruhi minat anggotanya. Apabila aktivitasnya tidak menarik daya tarik kelompok akan melemah. 6. Pola kepemimpinan kelompok Daya tarik kelompok dipengaruhi oleh pola kepemimpinan kelompok. Kepemimpinan yang membuka lebar partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan akan lebih menarik bagi 7

10 anggotanya. 7. Struktur kelompok Struktur kelompok terlihat dari pola hubungan yang berlaku tetap antar anggota kelompok. Pola hubungan yang terbangun akan menciptakan tempat (posisi) bagi anggota kelompok. Jika seseorang merasa puas dengan posisi yang ia tempati, ia akan tetap tinggal dalam kelompoknya. 8. Iklim kelompok Iklim yang sesuai dengan ciri kepribadian anggotanya akan memberikan pengalaman yang positif dan menyenangkan. Demikian pula sebaliknya. 9. Ukuran kelompok Ketika ukuran kelompok makin membesar, semakin besar pula kemungkinan munculnya masalah, seperti tingkat drop-out yang tinggi dan konflik antar anggota. Berbagai masalah bermunculan manakala komunikasi tidak lagi lancar. Semakin besar kelompok semakin sulit pula membangun komunikasi antar pribadi yang lancar. Gejala drop-out pada kelompok akan ditentukan dalam pengalaman praktis kerja fasilitator nanti. Beberapa penyebab drop-out tentu dapat ditemukan pada sembilan ciri kelompok yang dikemukakan di atas. Memelihara keutuhan kelompok merupakan pekerjaan tersendiri bagi Fasilitator kelurahan. Berikut ini adalah tinjauan mengenai satu aspek penting dalam pemeliharaan kelompok : kekompakan kelompok (group cohesiveness). Kekompakan Kelompok Kekompakan kelompok merupakan aspek menarik yang menempati tempat penting dalam teori tentang kelompok. Aspek ini banyak dibicarakan karena menentukan keutuhan suatu kelompok. Rumusan umum tentang kekompakan kelompok adalah perpaduan atau tarik menarik perlbagai kekuatan yang membuat seseorang tetap bertahan di dalam kelompok. Kekuatan-kekuatan yang dimaksud ditentukan bersama oleh sifat-sifat tertentu dari kelompok tersebut dan karakteristikkarakteristik tertentu para anggotanya. Secara sederhana terdapat dua kekuatan utama. Kekuatan pertama menahan seseorang untuk berada di kelompoknya dan yang kedua adalah membuat seseorang tertarik untuk bergabung dengan kelompok lain. Kekompakan kelompok berpengaruh kuat terhadap anggota-anggotanya untuk bertindak sesuai dengan harapan-harapan kelompok. Bila derajat kekompakan tinggi, anggota kelompok cenderung memberikan respon positif terhadap anggota lain dalam kelompoknya dan akan berusaha keras mencapai tujuan kelompok. Demikian pula sebaliknya. Jadi, kekompakan kelompok niscaya berkait erat secara positif dengan produktivitas kelompok dan kepuasan anggota. Kekompakan kelompok ditentukan oleh : 1. Berbagai perangkat kelompok, seperti tujuan, program, karakteristik anggota, cara menjalankan program, prestise, dan perangkat-perangkat lain yang mengikat dan memenuhi kebutuhan/motif anggota kelompok. 2. Kemampuan kelompok untuk memenuhi motif anggota kelompok, yang berupa kebutuhan berteman : rasa ingin tahu, rasa aman, uang, dan nilai-nilai lain yang bisa diperoleh dari kelompok. 3. Harapan anggota akan hasil-hasil yang akan diperoleh, yakni perkiraan subyektif anggota terhadap keuntungan atau kerugian berkelompok. 4. Daya tarik suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lain, baik dalam hal proses yang dialami maupun hasil yang diperoleh anggota. Kelompok yang kompak mudah dibedakan dari yang tidak. Karena kekompakan kelompok akan memberikan dampak berikut terhadap kelompok: 1. Kemampuan kelompok untuk mempertahankan anggotanya Aspek terpenting dari kekompakkan kelompok adalah kekuatan kelompok untuk 8

11 mempertahankan anggotanya. Selama kekompakkan terpelihara selama itu pula anggota akan setia pada kelompok. 2. Pengaruh kelompok terhadap anggotanya Pada kelompok yang derajat kekompakannya tinggi anggotanya akan lebih mudah menerima keputusan, tujuan, dan tugas-tugas yang dibebankan kelompok. Semakin tringgi derajat kekompakan kelompok, semakin besar pula kecenderungan saling mempengaruhi di antara anggotanya, mengingat setiap anggota bersedia membuka driri untuk dipengaruhi yang lain. 3. Derajat partisipasi dan kesetiaan anggota kelompok Semakin tingi kekompakan, semakin besar kecenderungan anggota untuk berpartisipasi dalam setiap aktivitas kelompok. Seseorang yang merasa diterima di kelompok, lebih mungkin untuk berpartisipasi lebih banyak. 4. Hasil pada tingkat pribadi anggotanya Pada kelompok dengan kekompakan yang tinggi, terbangun pula hubungan inter-personal di antara anggotanya dan akan menumbuhkan pula rasa saling percaya, saling menerima, memberikan rasa aman, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rasa percaya diri. Bagan berikut ini memperlihatkan kaitan antar kelompok, penentu-penentu dan akibat-akibatnya. Kekompakkan Kelompok Perpaduan dari pelbagai kekuatan yang membuat seseorang tetap bertahan di dalam kelompok. Komponennya adalah ketertarikan terhadap kelompok dimana ia menjadi anggotanya dan ketertarikan untuk menjadi anggota kelompok lain Penentu kekompakkan kelompok: Perangkat kelompok Motif untuk menjadi anggota Harapan akan perolehan hasil Perbandingan dengan kelompok lain Hasil kekompakkan kelompok: Terpeliharanya keanggotaan Pengaruh kelompok terhadap anggota Kesetiaan dan partisipasi Rasa aman dan penghargaan diri Pengalaman lapangan memperlihatkan bahwa kekompakan kelompok ada pasang surutnya. Mengendurnya kekompakan kelompok ditujukan oleh berbagai gejala, seperti keengganan anggota kelompok menghadiri pertemuan, kelompok sulit mencapai kesepakatan kelompok, yakni : Ketidaksetujuan mengenai tujuan dan orientasi kegiatan. Perbedaan ini dapat menimbulkan konflik antar anggota. Menurunnya interaksi antar anggota. Menurunnya interaksi antar anggota dapat disebabkan besarnya ukuran kelompok. Dengan interaksimennurun, menrun pula kedekatan anggota satu sama lain. Pengalaman berkelompok yang tidak menyenangkan. Dalam aktivitas berkelompok tentu ada pengalaman bersama. Pegalaman yang tidak menyenangkan akan melemahkan kekompakan kelompok. Persaingan antar kelompok kecil. Persaingan yang berlangsung terus-menerus antar kelompokkelompok kecil akan menimbulkan frustasi. Keadaan yang demikian potensial memicu konflik sesama anggota kelompok. Dominasi satu atau sebagaian anggota. Ada dominasi satu atau beberapa anggota kelompok biasanya pimpinan yang otoriter menghambat partisipasi anggota kelompok. Pada gilirannya hambatan untuk berpartisipasi akan menurunkan kekompakan kelompok. 9

12 KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat akan menghadapi berbagai persoalan dimana persoalan tersebut bisa diselesaikan secara individu namun juga perlu diselesaikan secara bersama-sama. Ketika persoalan diselesaikan dengan banyak orang akan memunculkan banyak gagasan sehingga akan banyak alternatif pemecahan. Sebab pada dasarnya warga masyarakat mempunyai niat baik untuk membantu sesama, sehingga masalah yang dihadapi oleh orang-perorang akan dirasakan sebagai persoalan bersama jika dalam kelompok. Selain itu setiap orang mempunyai motivasi, pengalaman, serta potensi-potensi yang lain yang pada umumnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Jika dihimpun dalam kelompok maka potensi tersebut akan menjadi kekuatan besar yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Ibarat seikat sapu lidi maka jika satu lidi potensi dan manfaatnya sangat kecil serta gampang dipatahkan. Namun ketika diikat menjadi sapu lidi maka menjadi lebih kuat serta lebih bermanfaat. Oleh karena itu ketika dalam bermasyarakat orang-perorang perlu menghimpun diri dalam kelompok ketika menghadapi masalah ataupun dalam mengembangkan potensi. Kelompok-kelompok yang tumbuh di masyarakat dikarenakan kebutuhan tersebut, sering disebut dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yaitu kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu adanya Visi, kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Dalam penanggulangan kemiskinan, visi yang menjadi ikatan pemersatu. Kelompok swadaya masyarakat (KSM) berorientasi pada penanggulangan kemiskinan sehingga harus dipastikan warga miskin terdaftar dan terlibat dalam kegiatan kelompok dan merupakan penerima manfaat primer sebagai kelompok sasaran dari program-program yang sudah dikembangkan dalam PJM Pronangkis. Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, pemukiman dan lainnya. Posisi KSM adalah independen, artinya KSM bukan bawahan BKM/LKM atau unit pengelola (UP). Hubungan KSM dan BKM/LKM dan UP merupakan hubungan kemitraan, karena itu pengembangan KSM tidak boleh berorientasi semata-mata mengakses dana yang ada di BKM/LKM, KSM harus mengembangkan kegiatan mandiri atau mengembangkan akses sumber daya sendiri. Semua ini dilakukan agar KSM dapat menjadi kelompok pemberdaya, baik bagi anggota KSM maupun masyarakat umum. Pemberdayaan ini dilakukan melalui proses berbagi pengalaman, bertukar informasi dan mendiskusikan berbagai persoalan kemasyarakatan. Karena BKM/LKM menjalankan tugas dan fungsinya merupakan amanah (mandat) dari masyarakat untuk menjamin tercapainya kualitas kehidupan warga, khususnya warga miskin, maka KSM harus mampu berperan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja BKM/LKM, KSM juga mempunyai tanggung jawab untuk terlibat dalam keseluruhan siklus yang harus berlanjut dan difasilitasi oleh BKM/LKM sehingga dapat dijamin anggota KSM ikut dalam proses-proses pengambilan keputusan dalam setiap tahapan siklus. Keberadaan KSM Di masyarakat pada umumnya telah ada banyak Kelompok Masyarakat, baik yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat sendiri, maupun oleh pihak-pihak tertentu yang punya kepedulian. Ketika PNPM Mandiri Perkotaan juga menggunakan pendekatan kelompok, maka PNPM Mandiri Perkotaan 10

13 akan banyak membentuk KSM, meskipun tidak menutup kemungkinan memaksimalkan kelompok-kelompok yang sudah ada, sebab ada kemungkinan kelompok PNPM Mandiri Perkotaan agak berbeda dengan kelompok lain yang sudah ada, karena KSM di PNPM Mandiri Perkotaan adalah KSM yang terdiri dari warga miskin dan manfaatnya langsung dirasakan oleh warga miskin. Terbentuknya KSM-KSM yang dibentuk PNPM Mandiri Perkotaan akan muncul di antara kelompokkelompok yang sudah eksis. Hal itu akan menambah dinamika di masyarakat karena antar kelompok akan bisa saling berinteraksi dan saling belajar. Bahkan sangat memungkinkan kelompok yang telah lama eksis dan mempunyai banyak pengalaman bisa memberikan banyak masukan, bimbingan dan dorongan kepada kelompok baru. Sebaliknya, kelompok yang sudah eksis juga bisa belajar dari kelompok PNPM Mandiri Perkotaan. Dengan demikian masing-masing kelompok bisa menggalang persatuan dan kekuatan untuk menanggulangi masalah kemiskinan. Prinsip-prinsip KSM Agar KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan benar-benar menjadi wadah bagi pemberdayaan anggota maka ada beberapa prinsip yang perlu disepakati, yang bisa dijadikan pedoman di internal KSM, antara lain : Saling mempercayai dan saling mendukung. Sikap tersebut bisa membuat anggota mampu mengekspresikan gagasan, perasaan dan kekhawatirannya dengan nyaman. Setiap anggota KSM bebas mengungkapkan pemikiran dan pendapat serta mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya. a. Bebas dalam membuat keputusan. Kelompok bebas menentukan dan memutuskan menurut kesepakatan yang diambil oleh kelompok sendiri. Keputusan kelompok harus merupakan hasil dari permusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari perorangan atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi dari pihak manapun dan dalam bentuk apapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur rumah tangga sendiri sesuai dengan keputusan bersama b. Bebas dalam menetapkan kebutuhan. Dalam rangka peningkatan dan penguatan kapasitasnya, KSM meningkatkan dan menguatkan tingkat kemampuan para anggotanya seperti: peningkatan kesejahteraan, peningkatan wawasan dan pengetahuan serta ketrampilan baik bersifat individu maupun kelompok c. Berpartisipasi nyata. Setiap anggota wajib berkontribusi kepada kelompok sebagai wujud komitmen dalam rangka keswadayaan serta ikatan kelompok. Peran dan fungsi KSM Dengan berkelompok, masyarakat bisa mengambil banyak manfaat darinya, karena KSM bisa memenuhi kebutuhan materil maupun psikologis. Oleh karena itu, KSM bisa berperan dan berfungsi dalam banyak hal antara lain: a. Sebagai sarana proses perubahan sosial. Proses pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara kerja baru, serta melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari b. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang dilaksanakan KSM haruslah mengambarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, dan penyelesaiannya disepakati bersama c. Sebagai wadah aspirasi. Jika ada masalah, kepentingan, atau harapan yang berkembang di masyarakat; maka kelompok bisa berfungsi untuk menerima, membahas dan menyalurkan, kepada pihak-pihak yang relevan, dengan berpijak pada hak-hak warga d. Sebagai wadah menggalang tumbuhnya saling kepercayaan (menggalang social trust). Dalam kelompok anggota bisa saling terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab. Saling kepercayaan sosial ini dibangun melalui cara penjaminan 11

14 dan rekomendasi kelompok. Ketika kelompok membangun hubungan dengan pihak lain, kepercayaan tersebut sebagai modalnya. e. Sebagai sumber ekonomi. Jika masyarakat membutuhkan dana, maka KSM bisa berfungsi sebagai sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar, maupun juga dari internal anggota sendiri. dengan cara iuran bersama. Iuran tersebut bisa menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu bentuk ikatan/ pemersatu dan membangun kekuatan sendiri. KSM Mandiri Dalam perjalanannya, tidak sedikit KSM mengalami kegagalan dalam membangun kelompok, sehingga tidak mampu bertahan lama. Adapun faktor faktor yang menjadikan KSM mandiri, diantaranya sebagai berikut: a. Keorganisasian : KSM memiliki tujuan dan program kerja yang jelas Semua pengurus KSM mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional KSM memiliki AD/ART (tertulis) Semua anggota melaksanakan kewajiban dan haknya dengan baik Solidaritas antar anggota semakin kuat KSM mampu mengambil keputusan secara mandiri dan demokratis b. Administrasi KSM memiliki perangkat pembukuan (organisasi dan keuangan) yang lengkap Pengurus KSM memiliki kemampuan dan trampil mengelola pembukuan KSM memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dilaporkan secara rutin ke anggota KSM memiliki sistem informasi manajemen c. Permodalan Tabungan KSM beragam dan terus meningkat ksm mampu mengelola dana dari luar Dana kelompok mampu memenuhi kebutuhan pinjaman anggotanya Pengembalian pinjaman anggota lancar (95%) d. Usaha Usaha produktif anggota terus berkembang dan menguntungkan Sarana kerja dan pelayanan semakin lengkap KSM mampu membiayai operasional secara layak e. Akseptasi Keanggotaan KSM terus meningkat baik jumlah maupun mutunya Pengetahuan dan keterampilan anggota semakin berkembang Kehadiran KSM semakin dikenal dan diterima masyarakat KSM ikut menentukan dalam pengambilan keputusan tingkat desa/kelurahan. 12

15 Modul 2 Topik: Mengenali Tahapan Perkembangan Kelompok Peserta memahami tahapan perkembangan kelompok, agar BKM bisa berfungsi untuk mengawal KSM-KSM Kegiatan 1 Permainan Lempar Bola, Tahap Perkembangan Kelompok Kegiatan 2 - Diskusi Pleno 2 Jpl ( 90 ) Bahan bacaan : Tahapan Perjalanan Kelompok Bahan bacaan : Arah Pengembangan Kelompok Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 13

16 Permainan Lempar Bola, Tahap Perkembangan Kelompok 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan bahwa kita akan memulai tema mengenali tahapan pengembangan kelompok kemudian uraikan apa yang ingin dicapai pada modul ini, yaitu agar para pengurus BKM memahami tahapan perkembangan Kelompok (KSM KSM), sehingga bisa memberikan bimbingan pada KSM-KSM tersebut sesuai dengan perkembangan dalam kelompok. 2) Awali sesi ini dengan menjelaskan bahwa selanjutnya peserta akan mempelajari bagaimana tahap-tahap yang biasanya dilalui oleh sebuah kelompok yang dibentuk. 3) Mintalah peserta untuk membentuk 4 kelompok. Ajak setiap kelompok untuk membentuk lingkaran Bagikan satu buah bola (seukuran bola tenis. Jika tidak ada, bisa dibuat dari gulungan kertas yang diisolasi) kepada setiap kelompok. 4) Sampaikan tugas kelompok sebagai berikut. Kita akan memindahkan bola ini dari satu orang ke orang lain, dengan aturan sebagai berikut: Setiap orang harus kebagian satu kali memindahkan bola ke orang lain, dan satu kali menerima Harus jelas dan tegas, dari siapa kepada siapa. Misalnya (peragakan:) dari fulan kepada wulan Kemudian, setiap yang menerima bola, harus mengekspresikan rasa terimakasihnya kepada yang memberi. Misalnya (peragakan) terimakasih, fulan Kemudian mintalah setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menghitung waktu, berapa waktu yang dibutuhkan bagi kelompok, untuk menyelesaikan satu putaran. 5) Persilakan kelompok untuk melakukan tugas tersebut. Catat waktu yang dicapai oleh masingmasing kelompok pada kertas plano. 6) Kemudian tanyakan kepada peserta: apakah mereka sudah puas dengan capaian tersebut? Jika belum puas, persilakan kelompok untuk mencoba satu atau dua kali lagi. Catatan: tegaskan selalu: aturan tidak boleh dilanggar. Catat perkembangan waktu yang diperoleh. 7) Tanyakan lagi, apakah kelompok sudah puas. Jika sudah, tantanglah mereka, bahwa rekor Indonesia untuk permainan ini adalah 3 detik (untuk kelompok yang anggotanya 12 orang) tanpa melanggar aturan yang sama. Tantanglah peserta untuk memecahkan rekor tersebut. Beri waktu kepada mereka untuk menyusun strategi dan mencoba. 14

17 Diskusi Pleno Hikmah Permainan 1) Setelah selesai, mintalah perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan gambaran proses yang terjadi di kelompok. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memperdalam pembahasan: Apakah ada yang muncul sebagai pemimpin di dalam kelompok? Bagaimana prosesnya? Apakah ada perdebatan dalam kelompok? Apakah terjadi perpecahan pendapat dalam kelompok? Bagaimana cara kelompok mengatasi perbedaan pendapat? 2) Sampaikan penjelasan bahwa hal-hal tadi adalah gambaran dari teori tahapan perkembangan kelompok. Berikan masukan mengenai tahapan perjalanan kelompok. Berikan contoh tahapan seperti storming (terjadi perdebatan/perbedaan pendapat) berdasarkan contoh-contoh nyata yang terjadi dalam permainan tadi. 3) Lanjutkan dengan penjelasan arah perkembangan kelompok berdasarkan bahan bacaan. 4) Tutuplah sesi dengan menyampaikan point-point penting mengenai tahapan perkembangan kelompok dan arah pengembangan kelompok. 15

18 Tahapan Perjalanan Kelompok Dalam kerja fasilitator akan banyak ditemukan masalah yang menyangkut keutuhan kelompok. Beberapa penyebabnya memang berkait dengan sifat dasar dari pembangunan perumahan yang berjangka wakatu lama, dan harus menempuh satu demi satu periode kritis untuk mendapatkan pendanaan, pengadaan tanah, dan lain-lain. Faktor lain yang mengganggu keutuhan kelompok adalah diabaikannya segi pemeliharaan kelompok, Padahal berbagai masalah dapat mengganggu keutuhan kelompok, baik ketika kelompok baru dibentuk hingga kelompok mencapai tahap perkembangan yang lebih lanjut. Ketika sejumlah orang bersama-sama bekerja untuk sebuah proyek atau aktivitas yang sama, mereka belum tentu merupakan sebuah tim yang produktif. Sebelum sebuah kelompok dapat berfungsi dengan baik, mereka harus melewati serangkaian tahapan. Tahapan tersebut meliputi : 1. Masa Pembentukan (Forming) 2. Masa Krisis atau Badai (Stroming) 3. Masa Normalisasi (Norming) 4. Masa Prestasi (Performing) Masa Pembentukan (Forming) Kelompok masih belum berupa kelompok, namun kumpulan individu-individu Individu ingin menetapkan identitas pribadi di dalam kelompok dan membuat kesan Partisipasi sebatas idividu-individu yang telah akrab dengan suasana, fasilitator dan individu lainnya. Individu mulai memusatkan pada tugas-tugas yang ada dan mendiskusikan tujuan Kelompok mulai membicarakan aturan-aturan dimana keputusan dan tindakan yang akan datang ditetapkan. Masa Krisis atau Badai (Storming) Dicirikan oleh konflik di dalam kelompok dan tidak adanya persatuan Aturan-aturan dasar awal tentang tujuan, kepemimpinan dan perilaku dilanggar Individu bisa saling bermusuhan satu sama lain dan mengekpresikan individualitasnya dengan mengajukan atau menonjolkan agenda pribadi Perselisihan makin meningkat, aturan dilanggar, perbantahan terjadi Namun, bila berhasil diatasi, tahap ini akan mengarah pada suasana yang baru dan lebih realistik tentang sasaran, prosedur, dan norma. Masa Normalisasi (Norming) Dicirikan oleh konflik di dalam kelompok dan tidak adanya persatuan Anggota kelompok menerima kelompok dan menerima masing-masing kekurangan anggota lain Persatuan kelompok berkembang dan kelompok terdorong untuk mempertahankannya Berkembang semangat kelompok keselarasan menjadi hal penting Masa Prestasi (Performing) Dicirikan oleh kematangan dan produktivitas maksimum Hanya dapat dicapai bilamana tiga tahap sebelumnya bisa dilampaui dengan berhasil Anggota-anggota mengambil peran untuk memenuhi aktivitas kelompok 16

19 Energi kelompok disalurkan ke dalam tugas-tugas yang telah diidentifikasi Pemahaman, wawasan, dan solusi mulai muncul Dipandang dari dinamikanya, suatu kelompok lahir dan berkembang hingga mencapai keadaan puncak melalui empat tahapan. Bagan berikut ini menjelaskan tahapan tersebut beserta persoalanpersoalan yang dapat terjadi pada setiap tahap. SITUASI KELOMPOK Pembentukan PERSOALAN DALAM STRUKTUR KELOMPOK Kekhawatiran muncul bersumber dari situasi apa yang sedang dihadapi, apa yang bisa dilakukan pemimpin kelompok, dan tingkah laku apa yang tepat dan tidak tepat. Krisis Konflik muncul antar sub-kelompok atau antar otoritas di dalam kelompok. Kemampuan pemimpin sedang diuji. Pendapat anggota terpecah. Anggota bereaksi menentang keputusan kelompok atau pemimpin yang berusaha mengendalikannya. Normalisasi Kelompok mulai menemukan keharmonisan, pengalamn berkelompok sudah menjadi modal kekompokan untuk pertama kalinya. Pegangan apa yang telah dilakukan sudah ditemukan mayoritas anggota. Konflik telah ditemukan pemecahannya. Telah muncul saling mendukung dalam kerja satu sama lain. Prestasi Karateristik kelompok telah diterima secara sukarela dan tidak dipersoalkan lagi. Struktur kelompok sudah menjadi dasar pengerjaan tugas-tugas. Peran anggota satu sama lainnya dilihat sebagai cara mencapai tujuan. Dan, adanya toleransi terhadap perbedaan. PERSOALAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK Belum jelasnya tugas kelompok, dimana anggota masih mencari jawaban dan pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut, bersamaan dengan adanya pencarian tentang aturan dan metode apa yang akan digunakan. Penting nya suatu tugas dan kelayakan pelaksanaannya dipertanyakan oleh anggota. Anggota bereaksi secara emosional terhadap tuntutan tugas yang diberikan padanya. Kerjasama dalam bertugas mulai terbangun. Perencanaan dibuat dan kerja telah dijalankan berdasarkan standar yang disepakati komunikasi berbagai pandangan tercipta. Dan, sudah ada pengalaman berbagai emosi, baik dalam pekerjaan atau lainnya. Kerja kelompok sudah terlihat hasilnya. Kemajuan sudah dirasakan sebagai pengalaman bersama. Energi individu sudah dianggap sebagai energi kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pengelolaan KSM, hal-hal yang terjadi dalam setiap tahapan perkembangan kelompok dapat digambarkan sebagai berikut: SITUASI KELOMPOK Pembentukan PERSOALAN DALAM STRUKTUR KELOMPOK Kekhawatiran muncul bersumber dari situasi apa yang sedang dihadapi, apa yang bisa dilakukan pemimpin kelompok, dan tingkah laku apa yang tepat dan tidak tepat. PERSOALAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK Belum jelasnya tugas kelompok, dimana anggota masih mencari jawaban dan pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut, bersamaan dengan adanya pencarian tentang aturan dan metode apa yang akan digunakan. 17

20 SITUASI KELOMPOK Krisis PERSOALAN DALAM STRUKTUR KELOMPOK Konflik muncul antar sub-kelompok atau antar otoritas di dalam kelompok. Kemampuan pemimpin sedang diuji. Pendapat anggota terpecah. Anggota bereaksi menentang keputusan kelompok atau pemimpin yang berusaha mengendalikannya. Normalisasi Kelompok mulai menemukan keharmonisan, pengalamn berkelompok sudah menjadi modal kekompokan untuk pertama kalinya. Pegangan apa yang telah dilakukan sudah ditemukan mayoritas anggota. Konflik telah ditemukan pemecahannya. Telah muncul saling mendukung dalam kerja satu sama lain. Prestasi Karateristik kelompok telah diterima secara sukarela dan tidak dipersoalkan lagi. Struktur kelompok sudah menjadi dasar pengerjaan tugas-tugas. Peran anggota satu sama lainnya dilihat sebagai cara mencapai tujuan. Dan, adanya toleransi terhadap perbedaan. PERSOALAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK Penting nya suatu tugas dan kelayakan pelaksanaannya dipertanyakan oleh anggota. Anggota bereaksi secara emosional terhadap tuntutan tugas yang diberikan padanya. Kerjasama dalam bertugas mulai terbangun. Perencanaan dibuat dan kerja telah dijalankan berdasarkan standar yang disepakati komunikasi berbagai pandangan tercipta. Dan, sudah ada pengalaman berbagai emosi, baik dalam pekerjaan atau lainnya. Kerja kelompok sudah terlihat hasilnya. Kemajuan sudah dirasakan sebagai pengalaman bersama. Energi individu sudah dianggap sebagai energi kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Komposisi dan Peran-Peran dalam kelompok Pada saat kelompok bekerja sama, maka ia dapat mencapai tujuan bersamanya. Untuk melakukan hal tersebut kelompok harus memiliki anggota-anggota dengan cakupan keterampilan dan kemampuan. Semakin besar ukuran kelompok, tampak semakin luas beragam bakat. Keterampilan dan pengetahuan yang bisa ditampilkan. Kelompok yang terlalu kecil bisa jadi kurang efektif karena keterbatasan cakupan pengetahuan kolektifnya. Namun demikian bila kelompok terlalu besar, maka hambatan-hambatan proses belajar juga bisa akan bermunculan. Individu-individu makin sedikit yang berbicara dalam diskusi dan anggota yang lebih aktiflah yang akan mendominasi kelompok. Kelompok yang terdiri dari 5-7 orang lah yang umumnya bisa bekerja paling baik untuk mencapai partisipasi dan produktivitas optimun. Ukuran Kelompok dan Partisipasi Pengetahuan ilmiah tentang Dinamika Kelompok membuka pemahaman mengenai hubungan antara ukuran kelompok dan kualitas partisipasi. Ukuran Kelompok Kualitas Partisipasi 3 6 orang Setiap orang berbicara 7 10 orang Hampir tiap orang berbicara. Orang yang sangat pendiam berbicara sedikit, satu atau dua orang mungkin tidak berbicara sama sekali orang 5 6 orang akan berbicara banyak 3 atau 4 orang akan bergabung kadang-kadang saja orang 3 atau orang mendominasi > 30 orang Kemungkinan partisipasi kecil 18

21 Kapasitas individu-individu anggota kelompok tidak selalu menentukan penampilan baik dari kelompok tersebut. Kelompok yang terdiri dari individu-individu yang sangat cemerlang tidak selalu menghasilkan produktivitas terbaiknya. Fasilitator hendaknya bisa mengenali cakupan atau ruang lingkup yang diperlukan untuk menjadikan penampilan kelompok cukup bagus untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dalam hal ini, melalui metode partisipasi. Adalah penting untuk memperhitungkan peran-peran pekerjaan atau tugas, yakni mereka yang membantu mencapai tujuan-tujuan kelompok dan peran-peran mempertahankan, mereka yang membantu dalam proses mencapai tugas-tugas tersebut. Tidak ada seorang pun yang sempurna dan karena itu setiap peran dan fungsi selalu ada sisi kelemahan atau kekurangan yang bisa diterima. Menghargai kekurangan yang bisa diterima tersebut menciptakan suasana keterbukaan di dalam kelompok. Individu anggota kelompok merasa lebih nyaman dan bisa menerima ketidaksempurnaan dan merasa dapat berkonsentrasi pada kekuatannya. Kelompok yang bagus adalah kelompok yang bisa menampung persenyawaan berbagai peran dan fungsi. Kelompok yang hanya terdiri dari satu jenis orang, betapapun hebatnya individu-individunya bisa menjadi sangat tidak efektif. 19

22 Bagaimana Arah Pengembangan Kelompok? Upaya-upaya pendampingan yang diarahkan kepada pembangunan kelompok mandiri sekurangkurangnya terfokus kepada 2 hal penting. Penguatan ke dalam Kelompok Pertama, berorientasi kepada peningkatan pendapatan anggota dan kelompok. Dalam rangka ini perlu diupayakan terus-menerus pemahaman dan peningkatan kapasitas pengelolaan anggaran kelompok dan anggaran rumah tangga bagi anggota. Kapasitas ini terutama dalam hal pembentukan cadangan atau tabungan yang efektif, pemupukan modal swadaya dan pengembangan usaha-usaha produksi dan pemasaran. Kedua, penguatan organisasi kelompok. Hal ini ditandai oleh pertemuan yang teratur, rutin dan berkelanjutan. Sistem administrasi keuangan tertib dan transparan. Pemilihan pengurus dipilih dari dan oleh anggota, secara teratur melakukan program pendidikan anggota. Perencanaan program kelompok, pelaksanaan, dan evaluasinya dilakukan secara partisipatif. Ketiga, penguatan nilai-nilai dalam kelompok. Terutama menanamkan sikap keterbukaan di kalangan anggota terhadap hal-hal seperti peluang kerjasama dan teknologi-teknologi baru untuk mencapai skala usaha yang lebih besar. Selain itu juga menanamkan prinsip demokrasi dan partisipasi dalam kelompok, serta kesetaraan jender (laki-laki dan perempuan). Penguatan ke tingkat Komunitas Pertama, penguatan kepemimpinan alternatif. Selama proses pendampingan kelompok diharapkan muncul personil-personil yang mampu menjadi alternatif kepemimpinan lokal (kepemimpinan informal). Mengapa disebut kepemimpinan alternatif? Karena di desa telah ada kepemimpinan formal (pemerintah desa) dan informal (tokoh agama, adat, ketokohan). Kepemimpinan alternatif ini diharapkan bisa muncul karena kualitas dan kemampuannya, serta kepeduliannya kepada persoalan dan masa depan masyarakat. Kedua, pengembangan kader-kader dan agen perubahan masyarakat. Kelompok, kepemimpinan kelompok, dan kader-kadernya yang kuat diharapkan menjadi agen perubahan di komunitasnya. Mereka menjadi kelompok dan personil-personil yang aktif, kritis, dan berpengaruh di komunitasnya sehingga berkembang dinamika baru. Kelompok-kelompok ini termasuk individu-individu yang menjadi anggotanya menjadi simpul komunikasi di dalam dan keluar komunitasnya. Pengaruh yang diharapkan dari kelompok dan anggota-anggota kelompok adalah suatu penguatan kerjasama, jaringan komunikasi dan pembelajaran yang lebih terbuka dan partisipatif. Ketiga, mendorong transformasi sosial dengan adanya penguatan organisasi, kepemimpinan lokal alternatif dan berkembangnya dinamika di masyarakat. Ini diharapkan terjadi karena kepemimpinan alternatif (demokratis, partisipatif, terbuka) menjadi pilihan baru ketimbang kepemimpinan tradisional (paternalistik, feodal). Model komunikasi pembangunan konvensional (penyuluhan, penerangan) diperkaya/ digantikan dengan model komunikasi dialogis (seperti misalnya kegiatankegiatan musyawarah, lokakarya desa, forum warga, diskusi, dan sebagainya). 20

23 Modul 3 Topik: Mengelola Sebuah KSM 1. Peserta memahami pentingnya mengelola KSM dengan baik 2. Peserta mengetahui bagaimana cara mengelola KSM dengan baik 3. Peserta memahami hal-hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan KSM Kegiatan 1 : Analisis Bahan Bacaan 1: Membidik Mitra Strategis Kegiatan 2 : Simulasi, Pengelolaan Sumberdaya 3 Jpl ( 135 ) Lembar kerja format isian Bahan Bacaan 1: Membidik mitra strategis Bahan Bacaan 2: KSM peminjam Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 21

24 Analisis Bahan Bacaan, Membidik Mitra Strategis 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta tujuan dari pembahasan ini adalah: Peserta memahami pentingnya mengelola KSM Peserta mengetahui bagaimana cara mengelola KSM dengan baik Peserta memahami hal-hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan KSM 2) Bagi peserta menjadi 4-6 kelompok. Kemudian bagikan bahan bacaan 1: membidik mitra strategis. Mintalah setiap kelompok untuk membaca dan mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Apakah faktor kunci keberhasilan dari BKM-BKM di Jawa Tengah? Siapa saja pihak yang berperan penting dalam membangun kemitraan- kemitraan tersebut? Mengapa beberapa mitra mau mendukung KSM-KSM tersebut? 3) Persilakan kelompok untuk berdiskusi selama sekitar menit. Mintalah setiap kelompok untuk menuliskan jawabannya pada kertas plano/flipchart. 4) Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, persilakan perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. 5) Fasilitasi proses tanya jawab, dan simpulkan kesepakatan seluruh kelompok. Tambahkan dengan penekanan: Salah satu faktor yang membuat mitra luar tertarik untuk bekerjasama adalah kepercayaan mitra luar akan kemampuan BKM dan KSM-KSM-nya dalam mengelola organisasinya. Oleh karena itu, tugas BKM dan UP-UP-nya untuk membantu pengurus KSM untuk mengembangkan sistem pengelolaan organisasi yang baik. Simulasi Pengelolaan (Manajemen) Sumberdaya 1) Jelaskan kepada peserta, bahwa sebagai pengantar penjelasan mengenai cara mengelola (istilah lainnya adalah manajemen) KSM, kita akan melakukan sebuah simulasi. 2) Bagikan format pada lembar bantu kepada setiap peserta. Kemudian jelaskan aturan simulasi sebagai berikut: 22

25 Aturan Simulasi: 1. Tuliskan angka 1 pada sudut kanan atas. 2. Isilah pada kolom pertama, daftar berbagai permasalahan yang anda hadapi dalam kehidupan ini (baik yang berskala besar seperti: di-phk, maupun yang kecil seperti: tidak bisa membelikan mainan untuk anak) 3. Pada kolom kedua, disamping masing-masing masalah-masalah tersebut, cantumkan alokasi waktu yang selama ini telah anda curahkan untuk mengatasinya. 4. Setelah semua peserta selesai membuat daftar permasalahan dan alokasi waktu yang selama ini tercurah, jelaskan bahwa seandainya, ada yang memberikan dana sebesar Rp. 1 juta untuk membayar waktu yang dikeluarkan oleh anda dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, berapa besar dana yang anda keluarkan untuk alokasi waktu tersebut? Tuliskan dikolom 3, di samping curahan waktu masing-masing masalah. 3) Setelah peserta selesai mengisi format tersebut, Jelaskan bahwa itulah cara masing-masing peserta mengatur sumberdaya. Mintalah peserta untuk merenung sejenak, jika perlu persilakan beberapa peserta untuk mengungkapkan refleksinya terhadap alokasi yang telah dilakukannya selama ini. 4) Kemudian, bagikan kembali format seperti pada media bantu (yang masih kosong) kepada setiap peserta. Mintalah mereka untuk menuliskan angka 2 pada ujung kanan atas format tersebut. Kemudian persilakan mereka untuk menyalin kembali daftar masalah mereka ke format 2. hanya saja, kali ini pada kolom 2 dan 3, persilakan peserta untuk mengalokasikan kembali waktu dan biaya yang paling logis/ideal. 5) Setelah peserta selesai mengisi, ajukan pertanyaan-pertanyaan ini dalam diskusi pleno/kelas: Seberapa berbeda-kah jawaban anda pada format 1 dengan 2? Apa yang menyebabkan anda mengubah prioritas? Perbedaan antara format 1 dan 2 menunjukkan bahwa anda belum mengelola hidup anda dengan optimal. Mengapa ini terjadi? Apakah kondisi macam ini juga terjadi dalam kehidupan organisasi KSM-KSM kita? Apa buktinya? Rencana tindak lanjut apa yang harus kita buat untuk KSM-KSM kita? 6) Tuliskan pendapat-pendapat peserta pada kertas plano/papan tulis. Kesimpulan utama adalah: dalam mengelola sebuah organisasi, penentuan prioritas menjadi sangat penting, agar kita bisa membuat rencana, mengurutkan tahap-tahap pekerjaan, serta alokasi waktu dan dana yang tersedia. 7) Untuk memperkuat, sampaikan contoh cara mengelola KSM peminjam dalam bahan bacaan 2. 8) Persilakan peserta untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. 9) Simpulkan hasil diskusi dan tutup pembahasan dengan penjelasan sebagai berikut: 23

26 Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Istilah manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Manajemen merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai suatu seni, manajemen akan menggerakkan orang bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai visi/misi lembaganya. Artinya disini, ada aspek seni memimpin, dan memotivasi orang. apalagi jika dikaitkan dengan manajemen KSM sebagai suatu lembaga yang bersifat sukarela, tentunya BKM harus mencari sumber motivasi/penggerak selain upah atau uang atau materi lainnya. Sebagai suatu ilmu pengetahuan, manajemen berhubungan dengan cara-cara untuk melakukan berbagai hal dalam mencapai visi/misi lembaganya. Faskel akan memberikan banyak masukan mengenai ilmu pengetahuan pengelolaan organisasi. Tapi, kemungkinan akan banyak juga yang bersifat teori. Untuk menerapkannya, BKM bisa memasukkan unsurunsur pengetahuan lokal. Namun, istilah manajemen seringkali juga menimbulkan tanggapan yang campur-aduk. Tidak jarang istilah manajemen diartikan sebagai sekelompok orang yang menjadi pimpinan dan memiliki kewenangan yang demikian besar. Kita sering mendengar pada berbagai kasus PHK, misalnya, seseorang mengatakan, pihak manajemen sudah memutuskan. Sumber: Manajemen Organisasi Nirlaba, P3M 24

27 Format Isian Masalah (1) Alokasi waktu (2) Alokasi dana (3) 25

28 Semarang, 25 Juli 2006 Membidik Mitra Strategis Banyak jalan menuju Roma, mungkin itu istilah yang tepat untuk menangkap peluang kemitraan. Kesempatan untuk melakukan kemitraan dengan berbagai pihak terbuka luas bagi BKM. Bahkan, pemerintah telah mendorong proses berjalannya kemitraan itu sendiri dengan mengeluarkan berbagai regulasi yang mengoptimalkan lembaga perbankan nasional maupun BUMN untuk berperan serta memberikan wadah bagi berjalannya kemitraan. Selama ini pemerintah menilai bahwa BUMN maupun perbankan dipandang memiliki peran strategis dalam membantu pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang dampaknya adalah mengatasi kemiskinan di masyarakat. Pihak BUMN dan perbankan sendiri ternyata menyambut baik adanya regulasi pemerintah, seperti Program Kredit Usaha Mikro Kecil yang menggunakan dana SUP 005 dan Keputusan Menteri BUMN No. 236 tahun 2003 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Karena, misi mereka selain membantu usaha kecil yang ada di wilayah kerjanya, juga untuk meningkatkan citra perusahaan yang mampu mengembangkan mitra binaan di sektor usaha inti maupun non-inti. Sekarang permasalahannya, sejauh mana BKM peka terhadap iklim kondusif yang diciptakan pemerintah dengan adanya program kemitraan yang terbuka luas ini. Hal tersebut memerlukan suatu strategi yang harus dimiliki BKM guna menangkap peluang tersebut. Keberadaan sebuah program kemitraan sebenarnya oleh BKM sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dielakkan. Karena, dalam perkembangannya BKM dituntut untuk mandiri. Sedangkan di sisi lain, perkembangan jumlah KSM menuntut BKM untuk mencari solusi dalam penambahan modal. Menggali Potensi dan Menjajaki Kemitraan Bagaimana kita bisa melakukan kemitraan tanpa mengenal terlebih dulu apa yang kita miliki dan siapa yang akan kita ajak bermitra, jawabnya tidak akan mungkin. Menggali potensi masyarakat dan mengenal lebih dulu siapa yang akan kita ajak bermitra adalah penting. Menggali potensi masyarakat ini dimaksudkan supaya kemitraan tersebut benar-benar tepat sasaran dan dibutuhkan oleh masyarakat. Jangan sampai terjadi, BKM sudah banyak melakukan kemitraan dengan pihak luar tetapi tidak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat karena kurang diminati dan kurangnya informasi. Sehingga, tidak bisa sesuai dengan tujuan untuk keberlanjutan penanggulangan kemiskinan. Tidak serta merta BKM akan memperoleh mitra yang strategis seperti yang diharapkan. Khususnya dalam penambahan modal untuk program penanggulangan kemiskinan atau pengembangan KSM. BKM perlu dikenal terlebih dulu, bukan hanya oleh masyarakat tetapi juga oleh pihak yang akan bermitra. Dari berbagai pengalaman yang telah dilakukan oleh BKM-BKM yang berhasil melakukan kemitraan dengan dinas pemerintah, perbankan maupun BUMN, kemitraan diperoleh dari adanya kesadaran dan semangat pengurus BKM untuk melanjutkan program penanggulangan kemiskinan. Seperti yang dilakukan BKM Podosugih, Kota Pekalongan. Menurut Bapak Anton (pengurus BKM Podosugih), hasil kemitraan yang ada selama ini berawal dari sosialisasi terprogram yang dilakukan BKM. Bahkan, BKM sendiri mempunyai unit khusus yang bertugas untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan selalu hadir di forum RT atau RW sambil mengenalkan BKM dan programprogramnya. Maksud sosialisasi tersebut, agar masyarakat lebih merasa memiliki dan 26

29 menumbuhkembangkan BKM. Sehingga, dengan ikatan yang erat antara BKM dan masyarakat, pihak luar yang ingin mengembangkan potensi di kelurahan akan dapat memanfaatkan BKM sebagai mitra untuk mengembangkan masyarakat. Begitu juga yang terjadi di BKM Sari Asih, Kelurahan Padang Sari, Semarang. Walaupun tidak ada unit khusus untuk melakukan sosialisasi seperti di Podosugih, strategi yang dilakukan BKM ini sama, yaitu mengenalkan KSM-KSM yang potensial. Cara tersebut lebih efektif, dengan mengadakan pasar rakyat secara rutin, bekerjasama dengan aparat kelurahan untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Hasilnya sangat memuaskan. Pasar rakyat tersebut ternyata mampu mencuri perhatian Pertamina dan BTN yang pada waktu itu memang sedang fokus mencari mitra binaan guna membantu perbankan dan BUMN menyalurkan pinjaman kepada pengusaha kecil. Langkah yang ditempuh oleh kedua BKM di atas setidaknya telah memberikan gambaran bahwa sebenarnya sosialisasi adalah kunci awal untuk meraih kemitraan. Menurut Pertamina UPMS Jateng dan DIY sebagai salah satu BUMN yang ikut serta mengembangkan mitra binaan, pihak Pertamina akan menyalurkan pinjaman ke usaha mikro kepada lembaga yang kegiatannya jelas dan dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga, pihak Pertamina percaya akan kemampuan dari lembaga tersebut untuk mengelola dan mengembangkan usaha mikro sesuai dengan tujuan bersama, yaitu penanggulangan kemiskinan dan kemanfaatan bersama. Selain sosialisasi yang baik, hal lain yang perlu ditindaklanjuti dari kemitraan adalah menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pihak lain. Mungkin ini diperlukan konsistensi dari berbagai pihak. Baik pengurus maupun masyarakat sebagai pengguna hasil kemitraan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan juga harus tepat sasaran sesuai dengan keinginan masyarakat, dan sesuai dengan prosedur dari pihak pemberi mitra. Kemudian juga perlu dilakukan monitoring dan pembinaan KSM. Dengan adanya monitoring dan pembinaan KSM, resiko dari pemanfaatan dana kemitraan tidak tepat sasaran akan bisa diminimalisir. Monitoring dan pembinaan ini tidak saja dilakukan oleh BKM. Sebagian BUMN biasanya memiliki program-program monitoring dan pembinaan yang dilakukan secara rutin, karena mereka juga bertanggungjawab terhadap dana yang disalurkan tersebut. Dari kiat-kiat yang ada dalam menangkap peluang kemitraan, sekarang tergantung BKM untuk mengoptimalkan implementasinya. Mungkin masih banyak cara yang lebih kreatif untuk bisa memanfaatkan kemitraan dengan pemerintah, perbankan, BUMN atau dengan masyarakat sendiri. (Haz, Tabloid Swara Mandiri, Edisi 03 Februari Maret 2006, KMW Propinsi Jawa Tengah; nina). 27

30 KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PEMINJAM Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Peminjam adalah KSM yang dibentuk oleh warga masyarakat dalam kepentingannya untuk memanfaatkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perkotaan untuk kegiatan Pinjaman Bergulir. Disebut KSM Peminjam, karena KSM ini dibentuk hanya untuk kepentingan memperoleh pinjaman bergulir sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan mereka yang pada umumnya adalah warga masyarakat miskin. PENGELOLAAN KSM PEMINJAM : Agar KSM berfungsi sesuai dengan tujuan dibentuknya, maka KSM perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan KSM dilakukan secara partisipatif oleh seluruh anggota KSM dipimpin oleh Pengurus KSM. Langkah-langkah pengelolaan KSM yang baik antara lain : 1. Pengurus KSM membuat pembagian tugas antara Ketua dan Sekretaris. Ketua memimpin KSM dalam setiap pertemuan, melakukan pencatatan / pembukuan KSM dan mengarahkan anggota-angotanya sesuai tujuan dibentuknya KSM. Tugas sekretaris adalah mencatat hasil kesepakatan pertemuan anggota KSM, membantu Ketua dalam mengelola kelompok dan membuat aturan main kelompok. 2. Pengurus membuat aturan main KSM antara lain : a. Jadwal pertemuan rutin dan insidentil untuk membahas masalah usaha, pinjaman, tabungan dan tunggakan, b. Kesepakatan tanggung renteng dan bentuk pelaksanaannya, c. Peningkatan kemampuan dan ketrampilan usaha anggota, dll. 3. Seluruh anggota diusahakan memahami seluruh aturan main yang ditetapkan KSM dengan melakukan tanya jawab untuk pemahaman dan pemberian penjelasan terhadap hal-hal yang masih belum dipahami. Apabila diperlukan dapat meminta BKM/LKM atau UPK untuk memfasilitasi dan memberikan penjelasan atas hal-hal yang belum dipahami tersebut. 4. Apabila seluruh anggota KSM sudah memahami aturan main KSM, diminta mereka mewujudkannya dengan mematuhi semua aturan main tersebut dalam bentuk : a. Menghadiri setiap pertemuan yang diadakan KSM baik yang rutin maupun yang insidentil b. Menandatangani pernyataan sepakat menanggung bersama (tang gung renteng) dan merealisasikan dalam bentuk saling mengingat kan kepada sesama anggota KSM tentang kewajian-2 yang harus dipenuhi dan menanggung bersama apabila terdapat anggota KSM yang menungak. c. Senantiasa mengikuti kegiatan pelatihan maupun coaching yang diadakan oleh BKM/LKM/UPK/Fasilitator dalam rangka peningkatan kemampuan dan ketrapilan usaha mereka. 28

31 Modul 4 Peran BKM/LKM Dalam Mendampingi KSM 1. Peserta mampu mereview tugas dan kewajibannya 2. Peserta memahami perannya dalam mendampingi KSM Kegiatan 1: Analisis bahan bacaan Kegiatan 2: Diskusi pleno tentang peran BKM 2 Jpl ( 90 ) Media Bantu: Gambar karikatur Bahan Bacaan 1:BKM kembangkan lembaga pengelola infaq Bahan Bacaan 2: Peran dan tugas BKM dalam mendampingi KSM Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 29

32 Analisis Bahan Bacaan 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan bahwa kita akan memulai tema Diskusi Peran BKM dalam Mendampingi KSM kemudian uraikan apa yang ingin dicapai pada modul ini, yakni : Peserta mampu mereview tugas dan kewajibannya Peserta memahami perannya dalam mendampingi KSM 2) Sampaikan kepada peserta bahwa pada tema sebelumnya telah diuraikan mengenai konsep KSM, sekarang perlu didiskusikan bagaimana peran BKM dalam mendampingi KSM di wilayahnya. 3) Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok berdasarkan tugasnya masing masing, ajaklah mereka untuk membaca sejenak cerita BKM Kembangkan Lembaga Pengelola Infaq. 4) Ajaklah setiap kelompok untuk mendiskusikan : a. apa kesuksesan yang telah diraih oleh BKM/LKM ngawonggo? b. peran apa saja yang telah dilakukan oleh BKM/LKM dalam menjalankan programnya? c. pembelajaran apa yang bisa dipetik dari cerita tersebut? 5) Berilah kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. Serta beri pula kesempatan kepada peserta lain untuk menambahkan dan menanggapi. Diskusi Peran BKM/LKM dalam Mendampingi KSM 1) Pada sesi ini, jelaskan kepada peserta bahwa pembahasan akan lebih ditekankan pada peran BKM dalam mendampingi KSM. 2) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok. Kemudian tampilkan gambar pada media bantu. Ajukan pertanyaan kepada semua kelompok: Menurut kelompok, apa makna dari gambar 1? Dan apa makna dari gambar 2? Persilakan kelompok untuk menuliskan jawabannya pada kertas plano. Beri waktu sekitar 5 menit untuk berdiskusi. 3) Persilakan perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. 4) Ajak peserta untuk mendiskusikan dalam kelas: jadi, peran apa yang seharusnya dilakukan oleh BKM agar UP UP bisa berfungsi mendampingi KSM KSM yang ada diwilayahnya, hingga bisa berjalan sampai mandiri? 30

33 5) Tulislah setiap jawaban peserta di dalam kertas plano 6) Simpulkan bersama, dan berilah penguatan berdasarkan Bahan Bacaan 2: Peran BKM dalam mengembangkan KSM. Dalam melakukan pendampingan kepada KSM KSM, maka BKM sebaiknya memiliki peran diantaranya : a. Memfasilitasi terbangunnya KSM yang benar benar merupakan kebutuhan masyarakat yang didasari dengan kesadaran dan sukarela. b. Melakukan inovasi dan kreatifitas yang dapat mengembangkan KSM ke arah kemandirian c. Memfasilitasi terjadinya pengembangan kapasitas di KSM-KSM d. Memfasilitasi terjadinya kemitraan antara kelompok peduli atau pihak terkait dengan KSM-KSM. e. Mengkoordinasi UP UP dalam mendampingi KSM-KSM 31

34 Gambar 1 Gambar 2 32

35 Klaten, 7 November 2007 BKM Kembangkan Lembaga Pengelola Infak Upaya membangun kemandirian yang dilakukan oleh Korkot Klaten terhadap BKM-BKM ternyata mulai membuahkan hasil. Salah satunya adalah BKM Amanah Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, yang mampu menggalang kekuatan masyarakat dengan membentuk sebuah Lembaga Pengelola Infak (LPI), sebagai salah satu divisi dari Unit Pengelola Sosial. Desa Ngawonggo yang mencakup delapan dusun dan terdiri dari 17 RW dan 41 RT ini memiliki penduduknya sekitar jiwa (1.117 KK), terdiri dari penduduk dewasa dan 501 KK. Lahirnya LPI tersebut didasarkan pada masih banyaknya permasalahan sosial yang cukup memprihatinkan di Desa Ngawonggo. Antara lain, masih banyaknya anak putus sekolah, penduduk tidak mampu berobat karena tidak punya uang, kondisi rumah tidak layak huni, bahkan ada rumah yang hanya memiliki satu buah meja saja. Selain itu, terinspirasi sebuah media cetak yang menceritakan tentang seseorang yang tersayat hatinya karena kerawanan masalah sosial, kemudian orang tersebut menggalang kekuatan dengan membentuk lembaga sosial infak, yang lambat laun ternyata dapat menjadi sebuah lembaga infak besar. Dari realitas sosial, lalu terinspirasi pengalaman orang sukses, akhirnya para anggota BKM Ngawonggo melakukan serangkaian pertemuan guna membahas hal tersebut. Para anggota juga kerap diperdalam dengan bacaan-bacaan atau literatur tentang manajemen bebas dhuafa. Sebenarnya, ide ini sudah sejak setahun lalu, tapi baru pada Bulan September 2007 ini bisa terwujud, kata Koordinator BKM Amanah Ngawonggo Drs. Ismail Fahmi Islamika, yang saat itu didampingi anggota BKM lainnya H.M. Farochan, di Sekretariat BKM. Menurut Fahmi, dibentuknya LPI bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kesadaran sosial antarsesama. Dengan visi terwujudnya lembaga yang amanah, profesional dan rahmatan lil alamin, serta misi menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana umat demi kepentingan dan kesejahteraan umat; membantu mengantarkan kemandirian umat; memberikan pelayanan yang prima kepada donatur dengan manajemen yang rapi dan SDM yang amanah; serta melakukan kegiatan pendayagunan dana yang terbaik dengan mengutamakan kegiatan pada sektor pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan. Infak yang terkumpul, akan didistribusikan kembali dengan skala prioritas orang mustahiq (orang yang berhak menerima zakat Red), melalui 10 program LPI. Program pertama: Peduli Anak Yatim, yaitu pemberian bantuan kepada anak-anak yatim dari kalangan dhuafa. Program kedua: Peduli Anak Sekolah, yaitu subsidi beasiswa SPP dan atau alat tulis sekolah yang ditujukan kepada kaum dhuafa, diutamakan yang berprestasi. Program ketiga: Santunan Lansia Jompo, yaitu santunan yang diberikan kepada lansia dan jompo dari kalangan dhuafa. 33

36 Program keempat: Paket Sembako Dhuafa, yaitu bentuk pemberian cuma-cuma kepada kaum sangat dhuafa. Program kelima: Paket Sembako Murah, yaitu pemberian bantuan dalam bentuk subsidi separuh harga pasar atau umum. Program keenam: Pelayanan Kesehatan, yaitu pelayanan cuma-cuma dan dilaksanakan secara temporal dan dalam bentuk yang berbeda-beda, ditujukan melayani atau membantu meringankan biaya kesehatan. Program ketujuh: Santunan Da i, yaitu pemberian santunan kepada para pembina TPA, MD, Marbot Masjid/Mushola, guru ngaji keliling dan sejenisnya dari kalangan dhuafa. Program kedelapan: Pemberdayaan, yakni pembiayaan pelatihan-pelatihan bagi kaum dhuafa dalam rangka mengembangkan skill atau usaha. Program kesembilan: Peduli Rumah Layak, yaitu pemberian bantuan material bagi rumah yang kurang layak huni baik dari aspek keamanan maupun kesehatan. Program kesepuluh: Peduli Balita, yakni pemberian makanan tambahan dan subsidi kesehatan. Gerakan Seribu Rupiah Penggalangan dana yang kini mulai dilakukan oleh BKM melalui LPI ini adalah menggandeng serta channeling dengan beberapa tokoh serta lembaga yang ada di Desa Ngawonggo. Seperti, RT/RW, BPD, LPMD, PKK, tokoh masyarakat, Posyandu, Lembaga Pendidikan, Ta mir Masjid, Majlis Ta lim dan pengusaha. Upaya penggalangan dana yang dilakukan melalui program Gerakan Seribu Rupiah ini ternyata cukup efektif dan ampuh. Dalam jangka waktu kurang dari dua bulan telah terkumpul dana sebesar Rp 1 juta. Kenapa Gerakan Seribu Rupiah? Karena masyarakat tidak merasa keberatan mengeluarkan uang sebesar Rp dari kantong sakunya, jelas Farochan. Dan, tidak menutup kemungkinan ada donatur yang ingin memberikan infak lebih dari Rp Farochan menceritakan efektifitas dari Gerakan Seribu Rupiah ini, pada pertemuan PKK, misalnya. Di sela-sela kegiatannya, anggota PKK yang juga bertugas sebagai pengurus LPI akan mensosialisasikan Gerakan Seribu Rupiah kepada ibu-ibu PKK lainnya. Walhasil, terkumpul dana seribuan dari anggota PKK. Bahkan, mereka bertekad akan menjaring infak dalam setiap pertemuan rutin, yang untuk selanjutnya diserahkan kepada pengurus LPI. Selain Gerakan Seribu Rupiah, pengurus sudah mencoba menjaring dan mendata para donatur tetap, dengan besaran tergantung kesangggupan dan keikhlasannya. Sejauh ini, donatur yang sudah terdaftar adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk anggota BKM sendiri. Kini LPI sudah membuka rekening sendiri, yakni No. Rekening: , BRI Unit Ceper a/n LPI BKM Amanah. Profesional dan Transparan Keberhasilan dan keberlanjutan LPI ini tentu dibarengi dengan upaya pengelolaan secara profesional dalam pelaksanaan kegiatan, dan transparan dalam penggunaannya. Dalam rangka mewujudkan itu, pengurus merancang beberapa program kerja, meliputi: Pertama, konsolidasi organisasi. Kedua, konsolidasi teknis, meliputi bagaimana sistem pengumpulan infak, bagaimana menginventarisir atau mendata calon donatur, serta mencari channeling baik person, lembaga pemerintah maupun swasta. Ketiga, peningkatan SDM pengurus 34

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C29. Manajemen KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C29. Manajemen KSM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C29 Manajemen KSM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 KSM sebagai Media Pembelajaran Masyarakat 1 Kegiatan 1 Mengapa harus Berkelompok

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

Memelihara dan Mengembangkan KSM

Memelihara dan Mengembangkan KSM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Madya 1 F29 Memelihara dan Mengembangkan KSM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memetakan Kondisi KSM 1 Kegiatan

Lebih terperinci

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL PP MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL Topik Tujuan Kegiatan belajar Waktu Acuan Penguatan Pendampingan KSM dalam Kegiatan Sosial 1. Peserta memahami tentang pentingnya penguatan modal sosial di dalam KSM 2. PANCASUTRA,tanggung

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F14 Pengembangan KSM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Kaji Ulang Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Identifikasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.03 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 4 Modul

Lebih terperinci

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) BUKU 5 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)

PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) REPUBIK INDONESIA PE T UN J U K TE K N I S PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA

Lebih terperinci

Review Pelaksanaan Siklus

Review Pelaksanaan Siklus DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan dan BKM C48 Review Pelaksanaan Siklus Identifikasi Masalah 2 Pemetaan Swadaya 3 Membangun BKM KSM Tahap Perencanaan

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Peserta memahami dan menyadari berbagai tantangan dalam membangun KSM untuk mengembangkan penghidupan Kegiatan 1 : Curah pendapat mengenai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C06. Relawan. Pembangunan BKM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C06. Relawan. Pembangunan BKM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C06 Pembangunan BKM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT Membangun BKM/LKM 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.02 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 3 Modul

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BANJAR Menimbang : a. Pasal

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS)

Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS) Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS) 1. Peserta mampu mereview pelaksanaan kegiatan sosial (persiapan & pelaksanaan kegiatan) 2. Peserta mampu mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan

Lebih terperinci

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan PEMBAHASAN Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan pemimpin kelompok sangat dirasakan manfaatnya terutama dalam memotivasi

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut para ahli, kemiskinan masih menjadi permasalahan penting yang harus segera dituntaskan, karena kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok merupakan kesatuan unit yang terkecil dalam masyarakat. Individu merupakan kesatuan dari kelompok tersebut. Anggota kelompok tersebut merupakan individu-individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah

Lebih terperinci

Mengembangkan Memelihara KSM

Mengembangkan Memelihara KSM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan/BKM/Lurah/UP C34 Mengembangkan Memelihara KSM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memetakan Kondisi KSM 1 Kegiatan 1:

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN Modul 1 Orientasi Belajar 1 Kegiatan 1 Perkenalan 3 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 3 Modul 2 Perencanaan Partisipatif Review PS dan PJM Pronangkis 7 Kegiatan 1 Diskusi Kelompok Analisa

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan BUKU 4f SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN

Lebih terperinci

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Modul 10 POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Peserta memahami dan menyadari: 1. Semua warga belajar adalah narasumber 2. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi 3. Metode-metode

Lebih terperinci

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE Analisis Masalah Pendekatan kelompok melalui pengembangan KUBE mempunyai makna strategis dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Melalui KUBE,

Lebih terperinci

Tahapan Pemetaan Swadaya

Tahapan Pemetaan Swadaya Langkah Satu : Persiapan Agar proses Pemetaan Swadaya memperoleh hasil yang optimal, dan memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka perlu persiapan yang baik. Di bawah

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C07. Relawan. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C07. Relawan. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C07 Pengembangan KSM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Kaji Ulang Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Identifikasi Kelompok

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F24. Pelatihan Madya 1. Review Partisipatif. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F24. Pelatihan Madya 1. Review Partisipatif. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Madya 1 F24 Review Partisipatif PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Gambaran Umum Review Partisipatif BKM/LKM 1

Lebih terperinci

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR

BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR Dalam pengelolaan sebuah koperasi pegawai seperti KOWAR, sangat dibutuhkan pelaku-pelaku yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab yang besar dalam mengelola koperasi

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 1 P a g e Periode tahun 2011 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia masalah kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pengentasan kemiskinan pada masa sekarang lebih berorientasi kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak program pengentasan

Lebih terperinci

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional I. LATAR BELAKANG Wacana kemiskinan di Indonesia tetap menjadi wacana yang menarik untuk didiskusikan dan dicarikan solusi pemecahannya.

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

PB 1. Visi Undang-undang Desa

PB 1. Visi Undang-undang Desa PB 1 Visi Undang-undang Desa SPB 1.1. Visi Perubahan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan visi UU Desa tentang perubahan desa yang maju, kuat, mandiri, berkeadilan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni

BAB V PENUTUP. kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan BKM Mandiri muncul sebagai tangan panjang pemerintah dalam mengatasi kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni dari ide masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Februari 2011 1 P a g e LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan

Lebih terperinci

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS)

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator

Lebih terperinci

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Januari 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) April 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) BUKU 3 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS UP C14 Tugas dan Fungsi UP PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Perangkat Organisasi BKM/LKM 1 Kegiatan 1: Diskusi Perangkat Organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Masalah Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama di negara sedang berkembang. Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi kehilangan terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Maret 2011 1 P a g e 1. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah Rembug/Rapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 April 2014 A. Pendahuluan

Lebih terperinci