BAB I PENDAHULUAN. imam dan mempunyai hak memberi sakramen penguatan dan menahbiskan imam,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. berjudul Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan Louis XV

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang banyak dijalankan oleh negara Eropa bagian barat dan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai Vatikan, tentu saja kita akan mengenal negara itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

2015 AGAMA DAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Masa pemerintahan Ratu Elizabeth I di Inggris merupakan masa-masa yang

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

Latar Belakang Gereja Waldensis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

Pendidikan Agama Katolik

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan Agama Kristen Protestan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

2016 PERANG ENAM HARI

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

Laporan Kongregasi. Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND

BAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB1 PENDAHULUAN. Sebuah entitas organisasi dibentuk bukan untuk mencapai tujuan pribadi individuindividu

2013, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Peratura

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB IV HIERARKI DAN AWAM

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

Teori Kedaulatan. Makna Kedaulatan MACAM MACAM TEORI KEDAULATAN. Secara Sempit. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi suatu Negara.

LOGIKA.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB III GEREJA DAN SAINS

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lesson 10 for June 9, 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

Revitalisasi. Konferensi Umum, Oktober 2014, Canoas, Brazil Suster Mary Kristin Battles, SND

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tanggung jawab mereka sebagai bagian dari warga negara. berguna untuk pekerjaan dalam jangka panjang.

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEMOCRACY DAN CIVIL SOCIETY

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi


PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

Latar Belakang Gereja Waldensis

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

SEJARAH PUNCAK KEDATANGANNYA DANIEL 12

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mengkaji peran kardinal dalam bidang pemerintahan dan bentuk dari pemerintahannya kita lihat dahulu apa itu kardinal dan tugasnya. Uskup atau kardinal merupakan seorang rohaniawan Katolik, yg kedudukannya lebih tinggi daripada imam dan mempunyai hak memberi sakramen penguatan dan menahbiskan imam, dan tugasnya adalah mengorganisasi pekerjaan dan tugas gereja di wilayah (keuskupan) tertentu. Menurut Wellem (2006: 204) bahwa kardinal berada langsung di bawah paus dan bertindak sebagai penasihat paus. Dewan kardinal menjalankan pemerintahan gereja selama Takhta Suci kosong. Wellem (2006: 204) juga mengungkapkan tiga tingkatan kardinal yang mempunyai tugas yang berbeda-beda. Pertama, Kardinal Imam adalah imam jemaat dari berbagai gereja katolik Roma. Kedua, Kardinal Diakon yang bertugas untuk memelihara orang miskin dalam tujuh wilayah Roma. Ketiga, Kardinal Uskup yang bertugas untuk membantu paus karena banyaknya kepausan. Tetapi fungsi terpenting mereka adalah memilih paus baru, jika jabatan paus kosong mereka akan bersidang secara rahasia untuk memilih paus pengganti atau paus baru. Pada masa pemerintahan Louis XV, beliau mengangkat seorang kardinal, yaitu Kardinal Fleury sebagai perdana menteri. Fleury memerintah Prancis dari tahun

2 1726-1743. Hal serupa pun diungkapkan oleh Craig (1986: 664), by 1726, the chief minister of the French court was Cardinal Fleury (1653-1743). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya pembagian kekuasaan dalam bidang pemerintahan di Prancis pada masa pemerintahan Kardinal Fleury. Prancis merupakan suatu Negara yang berbentuk monarki absolut. Monarki absolut adalah negara yang berbentuk kerajaan yang berprinsip seorang raja mempunyai kuasa penuh untuk memerintah negaranya. Dalam monarki absolut, raja adalah satu-satunya penguasa berdaulat di kerajaan dan tidak wajib mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di depan rakyatnya. Namun, konsep kekuasaan absolut ini tetap memiliki keterbatasan, baik ditinjau secara hukum maupun secara fakta di lapangan. Secara hukum, raja memiliki kewajiban yang harus dipenuhi, baik kepada rakyatnya maupun kepada Tuhan. Raja pun harus mematuhi ketentuan adat yang disebut hukum dasar kerajaan, seperti pewarisan tahta berdasarkan urutan kelahiran dengan meyisihkan anak perempuan. Kekuasaan absolut ini juga dibatasi oleh situasi di lapangan, luasnya kerajaan yang relatif besar. (Suhelmi, 2007: 232; [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/monarki). Kardinal Fleury diangkat menjadi perdana menteri pada masa pemerintahan Louis XV. Seperti yang diungkapkan di atas, kardinal merupakan pemimpin dalam gereja katolik. Fleury sendiri merupakan seorang gerejawan di keuskupan Frejus. Sebelum diangkat menjadi uskup, beliau sempat belajar teologi di Universitas Sorbonne. ([Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/kardinal).

3 Carpentier (2011: 253) menyatakan bahwa masa pemerintahannya [Fleury] ini dikenal dengan masa perdamaian dan kemakmuran bagi Negara Prancis. Beliau berhasil menyeimbangkan anggaran belanja dan pendapatan serta mendorong kegiatan ekonomi yang tengah berkembang pesat. Selain itu ia juga berhasil mengurangi ketegangan antara Inggris dan Spanyol. Tahun 1727, usahanya ini berhasil meredam permusuhan antara Inggris dan Spanyol sehingga tidak berkembang menjadi konflik Eropa, meskipun demikian ia tidak dapat menghindari peperangan di akhir pemerintahannya, yaitu perang suksesi tahta Austria. (Carpentier, 2007: 253) Adapun alasan yang menjadi landasan peneliti untuk mengkaji hal tersebut adalah: pertama, sebagai sebuah kajian dalam sejarah kawasan yang berhubungan dengan bidang politik; kedua, Tahun 1726-1743 merupakan periode pemerintahan Kardinal di Prancis pada masa Louis XV. Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji masalah ini dengan judul Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis Pada Masa Pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743.

4 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan beberapa pokok pemikiran yang dipaparkan di atas, terdapat permasalahan utama yang akan dikaji yaitu, Bagaimana peran kardinal di Kerajaan Perancis pada masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743? Agar permasalahan yang dikaji menjadi lebih jelas, peneliti akan memberikan batasan masalah tersebut kedalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan pemerintahan Prancis sebelum pemerintahan Kardinal Fleury? 2. Mengapa Louis XV memberikan kekuasaan kepada Kardinal Fleury di bidang pemerintahan? 3. Bagaimana Bentuk pemerintahan Kardinal Fleury pada Masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743? 4. Bagaimana pengaruh Pemerintahan Kardinal Fleury dalam bidang pemerintahan dan ekonomi Prancis pada masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743? 1.3 Tujuan Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai tujuan penelitian, yaitu: 1. Mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi dan pemerintahan Prancis sebelum pemerintahan Kardinal Fleury. 2. Mendeskripsikan latar belakang pemberian kekuasaan oleh Louis XV kepada Kardinal Fleury.

5 3. Menjelaskan bentuk dari pemerintahan Kardinal Fleury pada masa Pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743. 4. Mendeskripsikan pengaruh pemerintahan Kardinal Fleury dalam bidang pemerintahan dan ekonomi pada masa Louis XV tahun 1726-1743. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan mengkaji pembahasan mengenai peranan kardinal di Kerajaan Prancis pada masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743 terdapat beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh penulis, diantaranya: 1. Memperkaya penulisan sejarah mengenai sejarah Eropa terutama tentang sejarah Prancis. 2. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian sejarah mengenai peranan kardinal di bidang pemerintahan terutama pada masa Louis XV. 3. Khususnya bagi penulis sendiri, selain mendapatkan pengetahuan mengenai Katolik, penulis juga dapat mengetahui sistem pemerintahan yang di jalankan oleh kardinal di kerajaan Prancis.

6 1.5 Struktur Organisasi Untuk lebih memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka peneliti menggunakan struktur organisasi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan menguraikan beberapa pokok pikiran yang berkaitan dengan latar belakang masalah mengenai peranan kardinal di Kerajaan Prancis pada masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan teoritis dalam berpikir yang berisi konsep-kosep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah monarki Absolut, Kardinal Fleury. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori kekuasaan, teori kekuasaan negara, teori konflik, dan teori ekonomi. BAB III METODOLOGI DAN TEKNIK PENELITIAN Bab ini membahas langkah-langkah metode dan teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber, serta analisis dan cara penulisan. Metode yang digunakan terutama adalah metode historis. Penelitian historis (historical research) adalah suatu usaha untuk menggali faktafakta dan menyusun kesimpulan dari peristiwa-peristiwa masa lampau. Didukung oleh langkah-langkah penelitian yang mengacu pada proses metodologi penelitian dalam penelitian sejarah. Selain itu juga menggunakan teknik studi literatur.

7 BAB IV PERANAN KARDINAL FLEURY PADA MASA PEMERINTAHAN LOUIS XV TAHUN 1726-1743 Bab ini merupakan isi utama dari tulisan sebagai jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa sub bab yaitu, pertama Prancis sebelum pemerintahan Kardinal Fleury, kedua Prancis pada masa pemerintahan Kardinal Fleury, ketiga Pengaruh kekuasaan Kardinal Fleury terhadap kondisi pemerintahan dan ekonomi Prancis pada masa pemerintahan Louis XV. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini mengemukakan kesimpulan yang merupakan jawaban dan analisis penelitian terhadap masalah-masalah secara keseluruhan. Hasil temuan akhir ini merupakan pandangan dan interpretasi peneliti tentang inti pembahasan penulisan.