BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi Gereja lainnya menjadi sempurna di dalam perayaan Ekaristi. Di dalam Gereja terdapat berbagai kegiatan liturgi tetapi Ekaristi menempati posisi yang teratas karena Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup kristiani. 1 Gereja menampakkan dan menghadirkan Yesus Kristus dan karya penebusan-nya secara khusus dan nyata dalam dan melalui Ekaristi. Di dalam perayaan Ekaristi, seluruh misteri kehidupan bersama dengan Allah dan manusia yang mengalami kepenuhannya di dalam Kristus, dirayakan dan dihadirkan bagi umat beriman. 2 Dalam perayaan Ekaristi, semua kegiatan yang lain memperoleh sumber rahmat dan kekuatannya, dan sekaligus terarah atau mengalir kepadanya. Imam dan awam adalah orang-orang beriman. Mereka memiliki iman yang satu dan sama, tetapi mereka mewujudkan imannya di wilayah masing-masing. Para imam adalah anggota hirarki Gereja. Fungsi hirarki adalah untuk mempersatukan jemaat agar dapat menjadi suatu persekutuan seluruh umat beriman. Tugas pengutusan hirarki ini dilaksanakan dalam beberapa bidang: pewartaan Sabda Allah, pelayanan liturgi dan sakramen, dan pendampingan pastoral bagi umat beriman. Awam pun mengemban tugas pengutusan yang sama, namun wilayah kerja mereka biasa lebih luas, yakni menggarami kehidupan manusia 1 Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja, Lumen Gentium, (21 November 1964), dalam: R. Hardawiryana, SJ, (Penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II, (Jakarta: Obor, 1993), No. 11. Kutipan selanjutnya disingkat LG dan diikuti dengan nomornya. 2 E. Martasudjita, Pr, Sakramen-Sakramen Gereja; Tinjauan Teologis, Liturgis dan Pastoral, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hal. 266.

2 dan dunia dengan iman kristiani. Secara khusus awam dapat melibatkan diri dalam kegiatan gerejawi: liturgia, kerigma, koinonia, diakonia, dan martiria. Maka mereka yang ditahbiskan dan tidak ditahbiskan perlu berbagi tugas dan bekerja sama sesuai dengan kedudukan dan peranan masing-masing. 3 Dalam ensiklik Ecclesia De Eucharistia artikel 32 dikatakan bahwa paroki-paroki adalah jemaat orang terbaptis, yang mengungkapkan dan menegaskan identitas mereka terutama lewat perayaan kurban Ekaristi. Namun hal ini menuntut kehadiran seorang imam, satu-satunya yang dipilih mempersembahkan Ekaristi dalam pribadi (atas nama) Kristus. 4 Di sini jelaslah bahwa umat tidak dapat merayakan Ekaristi sekalipun mereka mempunyai kerinduan yang kuat akan Ekaristi. Ekaristi hanya dapat dirayakan dan dipersembahkan oleh imam karena imamlah yang memperoleh kewenangan untuk memimpin perayaan Ekaristi. Setiap imam, lebih dari umat beriman lainnya, membawa pribadi Kristus sendiri dalam diri, dalam hidup, dan dalam karya pelayanannya terhadap Tuhan dan sesama. Inilah pilar utama yang merupakan kelebihan dan keistimewaan jati diri seorang imam. Dengan tahbisan suci, ia dijadikan serupa dengan Kristus, Kepala dan Gembala Gereja dan menyesuaikan hidupnya dengan misi atau pelayanan khususnya sebagai imam. Pada prinsipnya, setiap orang beriman, baik imam maupun awam telah menyandang dalam dirinya sebuah jabatan imamat. Imamat umum yang disandangnya ini diperoleh melalui penerimaan Sakramen Permandian. Dengan menerima sakramen ini, semua umat beriman turut mengambil bagian dan berpartisipasi pada satu-satunya imamat Perjanjian Baru yaitu Imamat Yesus Kristus. Berkat imamat umum itu, seluruh orang kristen mengemban tugas perutusan Gereja untuk mengambil bagian dalam pelaksanaan tugas kepengantaraan 3 C. H. Suryanugraha, OSC, Awam Perlu Imam, Imam Perlu Awam, dalam Kerja Sama Imam- Awam, Pada Liturgi Vol. 21 No. 6 November-Desember, (Komlit KWI, 2010), hal Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia De Eucharistia, Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja-Gereja, dalam: Anicetus B. Sinaga, (Penerj.), (Jakarta: Dopken KWI, 2004). No.32. Kutipan selanjutnya disingkat EE dan diikuti dengan nomornya.

3 dan penyelamatan Yesus Kristus sebagai imam, nabi dan raja. 5 Akan tetapi, di tengah mereka ada sekelompok orang yang dipilih sebagai pemimpin dan gembala. Mereka itu mengambil alih sebagian dari tugas para rasul. Mereka terutama mempunyai tugas dan wewenang untuk mempertahankan warisan ajaran para rasul secara murni dan mempersatukan mereka yang dahulunya bukan umat menjadi umat Allah dan Tubuh Kristus, teristimewa dalam dan melalui Ekaristi. Mereka itu mengambil bagian dalam imamat Kristus dengan menjadi serupa dengan Kristus selaku kepala dan gembala umat-nya. 6 Dalam hubungannya dengan itu, Konsili Vatikan II menyebut kesamaan dan perbedaan antara imamat umum dan imamat khusus sebagai berikut: Adapun imamat umum kaum beriman dan imamat jabatan atau hirarkis, kendati berbeda hakikatnya dan bukan hanya tingkatnya, saling terarahkan. Sebab keduanya dengan cara khasnya masing-masing mengambil bagian dalam satu Imamat Kristus. Dengan kekuasaan kudus yang ada padanya, imam pejabat membentuk dan memimpin umat keimamam. Ia menyelenggarakan korban Ekaristi atas nama Kristus, dan mempersembahkannya kepada Allah atas nama segenap umat. Sedangkan umat beriman berkat imamat rajawi mereka ikut serta dalam persembahan Ekaristi. Imamat itu mereka laksanakan dalam menyambut sakramen-sakramen, dalam berdoa dan bersyukur, dengan memberi kesaksian hidup suci, dengan pengikraran diri serta cinta kasih yang aktif. 7 Hakekat panggilan imamat adalah mengikuti jejak hidup Kristus dan menjalankan tugas perutusan-nya. Karena itu, seorang imam ada bukan untuk dirinya sendiri sebab dia dipanggil dan diutus sehingga bukan dirinya sendiri yang penting, melainkan Kristus yang memanggil dan mengutusnya. Tanpa Kristus, seorang imam kehilangan jati diri dan makna panggilan serta perutusannya, Di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5). 8 Artinya, melalui tahbisan suci, imam disatukan dengan Kristus secara istimewa dan secara istimewa pula ia dimasukkan dalam misteri Tritunggal. Inilah jati dirinya sebagai imam. Karena itu ia harus mewartakan dan menghadirkan Kristus serta karya keselamatan-nya, bukan sebaliknya mewartakan dan menghadirkan dirinya sendiri. Dia (imam), tidak 5 E. Martasudjita, Pr, Pengantar Liturgi; Makna, Sejarah dan Teologi Liturgi, (Yogyakarta: Kanisius, 1999), hal Georg Kirchberger, Allah Menggugat; Sebuah Dogmatik Kristiani, (Maumere: Ledalero, 2007), hal LG. No Krispurwana Cahyadi, SJ, Benediktus XVI, (Yogyakarta: Kanisius, 2010), hal. 121.

4 membawa pesan dari dirinya sendiri sebab dirinya hanyalah utusan, hamba dan pelayan karya Kristus. Untuk hal ini rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasehati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu; berikanlah dirimu didamaikan dengan Allah (2 Kor 5:20). Seorang imam adalah pelayan Kristus, yang melayani sabda dan tindakan kasih penyelamatan Kristus. Berkat tahbisan suci yang diterimanya dari tangan Uskup, ia bertindak dalam nama Kristus. Karena itu, imam tidak mewartakan diri sendiri melainkan iman Gereja dan dalam iman itu, Tuhan Yesus sendiri. Imamat bukanlah sekadar suatu status atau profesi. Karena jika dipahami demikian maka ruang sakral dalam hidup dihilangkan dan pelayanan sabda dan kurban dalam liturgi diabaikan. 9 Ekaristi adalah sakramen Allah yang paling nyata dan mendasar bagi kehidupan Gereja. Tanpa imam, sakramen keselamatan ini tidak bisa dirayakan, bahkan tanda keselamatan tersebut tidak bisa dihadirkan di tengah dunia, sebagai karya Kristus yang masih berlangsung terus-menerus hingga saat ini. Karena itu, hanya imamlah yang dapat memimpin Ekaristi dan memimpinnya dalam (atas nama) pribadi Kristus. Melalui Sakramen Tahbisan, imam diberi kuasa suci dan wewenang untuk memimpin Ekaristi dalam (atas nama) pribadi Kristus (in persona Christi). Karena itulah Paus Pius XII dalam pengarahannya kepada para Uskup pada 2 November 1958 menegaskan bahwa pekerjaan khusus dan utama dari seorang imam adalah selalu merayakan Ekaristi. Menyadari hubungan yang tak terpisahkan antara Ekaristi, Imamat dan Gereja, maka Paus Yohanes Paulus II terdorong untuk mengeluarkan sebuah ensiklik pada tanggal 17 April 2003 dengan nama ensiklik Ecclesia De Eucharistia. Dasar refleksinya adalah Ekaristi lahir dari misteri Paskah dan diberikan kepada Gereja. Karena itu Ekaristi adalah jantung hidup 9 Ibid., hal. 123.

5 Gereja dan harta milik Gereja yang paling berharga 10 sehingga harus dijaga dari segala hal yang akan mengancam keberadaannya. Gereja harus menolak segala praktek dan ajaran yang akan melucuti makna Ekaristi yang sebenarnya. Dengan demikian, Ekaristi akan terus bersinar dalam seluruh misterinya yang cemerlang. 11 Salah satu hal penting yang diangkat Paus Yohanes Paulus II dalam ensiklik ini adalah Ekaristi hanya dapat dipersembahkan oleh imam tertahbis karena ia bertindak dalam pribadi Kristus saat mewujudkan Kurban Ekaristi. 12 Dalam hubungannya dengan tujuan dikeluarkannya ensiklik ini, maka jelaslah bahwa imam pun mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjaga dan menjauhkan Ekaristi dari segala praktek yang akan menghilangkan makna Ekaristi yang sebenarnya. Dikatakannya bahwa para imam memang terlibat dalam sangat banyak kegiatan pastoral yang bersentuhan langsung dengan keadaan sosial dan budaya dunia modern. Keadaan ini sangat nyata akan turut mempengaruhi kehidupan para imam sehingga mereka menghadapi resiko kehilangan pusat perhatian di tengah ragam begitu banyak tugas. Untuk itu, para imam harus menyadari bahwa kehidupan imamat mereka mengalir dari Kurban Ekaristi yang mereka rayakan. Dengan merayakan Ekaristi setiap hari, para imam akan menemukan pusat sejati hidup dan pelayanan mereka dalam mengolah pelbagai tanggung jawab pastoral yang mereka embani. 13 Dengan cara demikian, para imam akan sanggup mengatasi tegangan-tegangan harian, yang mungkin akan membuyarkan pemusatan perhatian mereka akan misteri Ekaristi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengangkat tema penting ini yang menjadi jati diri seorang imam di bawah judul, Kesejatian Imam Yang Bertindak In Persona Christi Melalui Pelayanan Sakramen Ekaristi dalam Terang Ensiklik Ecclesia De Eucharistia No. 29 (Sebuah Tinjauan Teologis). 10 EE. No EE. No EE. No EE. No. 31.

6 1.2 Perumusan Masalah Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis berusaha merumuskan beberapa pokok persoalan yang menjadi pokok pembahasan tulisan ini, yakni: 1. Siapa itu imam? 2. Di manakah letak kesejatian imam? 3. Apa itu Ekaristi? 4. Apa peran imam dalam Ekaristi? 5. Bagaimana ensiklik Ecclesia De Eucharistia nomor 29 meninjau kesejatian imam yang bertindak in persona Christi dalam pelayanan Sakramen Ekaristi? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah untuk membangun suatu pemahaman yang mendalam akan kesejatian imam yang bertindak in persona Christi melalui pelayanan Sakramen Ekaristi. Bagaimana seorang imam dapat bertindak in persona Christi dalam pelayanannya? Dengan ini, penulis mau menghadirkan kembali hal yang sangat mendasar bahwa dalam merayakan Ekaristi, imam bertindak in persona Christi. Sakramen Ekaristi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Imamat. Ekaristi adalah alasan yang prinsipial dan sentral dari adanya imamat. Sakramen Imamat atau Tahbisan ada dan diadakan demi Ekaristi. Seorang ditahbiskan terutama dan yang terpokok ialah untuk Ekaristi. Singkatnya, seorang ditahbiskan menjadi imam agar ia meminpin Ekaristi sehingga ia hidup dari dan untuk Ekaristi. Pelayan yang dapat bertindak selaku pribadi Kristus (in persona Christi) dalam melaksanakan Sakramen Ekaristi, hanyalah imam yang ditahbiskan secara sah.

7 1.4 Kegunaan Penulisan Bagi Seluruh Umat Katolik Melalui tulisan ini, sangat diharapkan agar umat Allah menyadari bahwa imam adalah abdi Allah. Allah memilihnya dari antara mereka untuk menyalurkan rahmat-nya kepada umat Allah dalam nama Kristus. Umat semakin memahami bahwa dalam pelayanan sakramen-sakramen Gereja terutama dalam Sakramen Ekaristi, imam tidak bertindak atas namanya sendiri tetapi bertindak dalam nama Kristus Bagi Para Imam Diharapkan agar melalui tulisan ini para imam sungguh-sungguh menyadari bahwa mereka adalah imam Allah yang selalu menyalurkan rahmat Allah kepada manusia dalam pribadi Kristus. Tahbisan suci yang telah diterimanya itu sungguh-sungguh mempersatukannya dengan Kristus sehingga Ekaristi yang dirayakannya adalah selalu dirayakannya dalam pribadi Kristus. Dengan demikian, segala kecenderungannya untuk bertindak di luar Kristus akan diatasi Bagi Para Seminaris Para seminaris adalah calon-calon imam yang sedang mempersiapkan diri mereka dengan berbagai hal demi pelayanan mereka di masa yang akan datang. Sangat diharapkan agar melalui tulisan ini para seminaris sungguh memahami jati diri seorang imam yang bertindak in persona Christi dalam karya pelayanan mereka terlebih dalam merayakan Ekaristi. Dengan demikian, para seminaris semakin teguh di jalan panggilannya dan semakin menjadikan Ekaristi sebagai jantung hidup mereka.

8 1.4.4 Bagi Penulis Penulis adalah calon imam. Semoga tulisan ini membantu dan mendorong penulis untuk memahami jati diri imam dalam merayakan Ekaristi. Penulis semakin memahami dan menyadari bahwa imam adalah utusan Allah yang telah diurapi dengan meterai suci untuk bertindak dalam pribadi Kristus (in persona Christi) dalam pelayanan Sakramen Ekaristi. 1.5 Metode Penulisan Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu dengan mencari informasi lewat dokumen-dokumen Gerejawi, buku-buku, majalah-majalah, dan materi-materi kuliah yang berhubungan dengan judul penulisan di atas dan menguraikannya dalam suatu pemikiran yang logis. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, penulis berusaha mengemukakan jati diri imam yang bertindak in persona Christi melalui pelayanan Sakramen Ekaristi. Tulisan ini dibagi dalam empat bagian pokok (IV Bab). Dalam Bab I, pendahuluan, penulis mengulas tentang latar belakang yang menjadi alasan bagi penulis dalam pemilihan judul. Penulis juga sedikit menguraikan tentang jati diri imam yang ideal. Bab II, penulis membahas khusus tentang Ekaristi. Bab III, penulis membahas tentang jati diri imam dalam hubungannya dengan Ekaristi. Selanjutnya dalam Bab IV, penulis menguraikan tentang jati diri imam yang bertindak in persona Christi melalui pelayanan Sakramen Ekaristi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dipanggil untuk mencapai kesempurnaan hidup seperti Kristus. Panggilan untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan

Lebih terperinci

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 (Sebuah Tinjauan Teologis) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang

BAB V PENUTUP. Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan orang beriman, mereka mengungkapkan imannya

Lebih terperinci

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma KAMIS DALAM PEKAN SUCI 1. Seturut tradisi Gereja yang sangat tua, pada hari ini dilarang merayakan misa tanpa umat. Misa Krisma 2. Pemberkatan minyak orang sakit dan minyak katekumen serta konsekrasi minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen dalam Gereja. Melalui sakramen-sakramen dalam Gereja Tuhan hendak mencurahkan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan,

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, seorang manusia tidak dapat berada. Manusia mengalami keberadaannya sebagai kerinduan

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB IV JATI DIRI IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI MENURUT ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

BAB IV JATI DIRI IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI MENURUT ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. BAB IV JATI DIRI IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI MENURUT ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 4.1 Gambaran Umum Ensiklik Ecclesia De Eucharistia 4.1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Panggilan hidup manusia merupakan anugerah Allah. Manusia dipanggil untuk hidup bersama Allah. Konsekuensi praktis dari pandangan demikian mau melegitimasi karunia Allah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HIERARKI DAN AWAM

BAB IV HIERARKI DAN AWAM 1 BAB IV HIERARKI DAN AWAM STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

Written by Tim carmelia.net Published Date

Written by Tim carmelia.net Published Date Pada masa akhir hidupnya, Paus Yohanes Paulus II menetapkan tahun Ekaristi yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2004 sampai bulan Oktober tahun 2005. Hal ini menunjukkan suatu kecintaan yang luar biasa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda

BAB V PENUTUP. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda BAB V PENUTUP Pada bagian ini, akan disampaikan simpulan dan saran pastoral dari penulis. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda Tujuh Kedukaan, Bandung (Paroki Pandu)

Lebih terperinci

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi BAB II Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Pengertian Ekaristi Istilah

Lebih terperinci

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu. TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus

Lebih terperinci

BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI

BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan 1 SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VIII Mata Pelajaran : Kompetensi Inti : KI 1:Menerima dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tangungjawab,

Lebih terperinci

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI KP hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Genap Tahun Akademik 2013-2014 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1)

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL GEREJA

BAB I MENGENAL GEREJA BAB I MENGENAL GEREJA 1 STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat

Lebih terperinci

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI Hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Ganjil 2016-2017 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1) F.X. Susilo Kantor:

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Olimpiade Pengetahuan Iman Bidang Pembinaan Iman Keuskupan Bogor

Kumpulan Soal Olimpiade Pengetahuan Iman Bidang Pembinaan Iman Keuskupan Bogor Kumpulan Soal Olimpiade Pengetahuan Iman 2014 Bidang Pembinaan Iman Keuskupan Bogor Dalam rangka merayakan syukur atas penyelenggaraan Ilahi kepada Keuskupan Bogor maka Bidang Pembinaan Iman Keuskupan

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : SMP Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 90 Menit Kurikulum acuan : KTSP No Standar

Lebih terperinci

BAB III GEREJA DAN SAINS

BAB III GEREJA DAN SAINS BAB III GEREJA DAN SAINS Modul ke: Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Gereja dan Sains GEREJA SAINS 2 B. Pengertian Gereja Kata 'ekklesia'

Lebih terperinci

LITURGI ALLAH TRITUNGGAL

LITURGI ALLAH TRITUNGGAL LITURGI ALLAH TRITUNGGAL Dr. Ignatius Eddy Putranto, OSC Kristianitas berpusat pada suatu peristiwa yang merupakan peristiwa keselamatan yang memuncak pada peristiwa Paskah. Peristiwa kehidupan Yesus yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Israel adalah bangsa yang mengimani Allah secara istimewa dan terbedakan dari bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan

Lebih terperinci

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab, yang dipandang juga sebagai bentuk kerasulan khusus, untuk mendidik anak-anak dan membantu anak-anak dapat mempersiapkan diri

Lebih terperinci

BAB II PROSES LITURGI SAKRAMEN REKONSILIASI DI GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA

BAB II PROSES LITURGI SAKRAMEN REKONSILIASI DI GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA BAB II PROSES LITURGI SAKRAMEN REKONSILIASI DI GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA Bab ini membahas konsep dan proses liturgi dalam sakramen rekonsiliasi. Tata cara sakramen rekonsiliasi telah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik?

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Nama : Phoa, Wily Angpujana NIM : 4101412151 Fak/Jur: MIPA/Matemaika Tugas Agama Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Dalam Sacrosanctum Concilium (SC) (Konsitusi Tentang Liturgi

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

2

2 Pk. 17.00 WIB 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN BAPTISAN KUDUS DEWASA, BAPTIS ANAK, PENGAKUAN PERCAYA (SIDI), PENERIMAAN ANGGOTA & PEMBARUAN PENGAKUAN PERCAYA PENGANTAR PF : Dalam kebaktian hari ini akan dilayankan

Lebih terperinci

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1 UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA Fabianus Selatang 1 Abstrak Konsep keselamatan dalam Katolik jelas berbeda dengan pengertian keselamatan dalam agama-agama

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

Tahun C Minggu Tri Tunggal Maha Kudus LITURGI SABDA

Tahun C Minggu Tri Tunggal Maha Kudus LITURGI SABDA 1 Tahun C Minggu Tri Tunggal Maha Kudus LTRG SABDA Bacaan Pertama Ams. 8 : 22-31 Sebelum bumi ada, kebijaksanaan sudah ada. Bacaan diambil dari Kitab Amsal: Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan

Lebih terperinci

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis BAHAN RENUNGAN (untuk kalangan sendiri) Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis semakin beriman, semakin bersaudara dan berbela rasa Kata Pengantar Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam

Lebih terperinci

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI *HATI YANG BERSYUKUR TERARAH PADA ALLAH *BERSYUKURLAH SENANTIASA SEBAB ALLAH PEDULI *ROH ALLAH MENGUDUSKAN KITA DALAM KEBENARAN *ROH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 !!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN

Lebih terperinci

PENGANTAR I. PRINSIP-PRINSIP DASAR

PENGANTAR I. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGANTAR Bersama dan atas nama Kristus, Sang Gembala utama, para imam dan para tokoh awam dipanggil dan diutus untuk mendampingi umat beriman, berdasarkan ajaran dan teladan Kristus, Sang Gembala itu.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. 1 Tahun C Minggu Paskah III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32. 40b-41 Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul: Setelah ditangkap oleh pengawal

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro, M.M Pendahuluan Dalam suatu adegan yang mengharukan

Lebih terperinci

Keuskupan Agung Jakarta APP K3S KAJ

Keuskupan Agung Jakarta APP K3S KAJ Keuskupan Agung Jakarta APP 1 Sub Tema: I. AKU DIBERI MAKA AKU MEMBERI. (Ul 26:1-15) II. BERBAGI DALAM KEKURANGAN. (1 Raj 17:7-16) III. EKARISTI SUMBER BERBAGI. (1 Kor 11 : 17-34) IV. KOMUNITAS KRISTIANI

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

Sakramen Tobat. Sebuah Refleksi Teologis

Sakramen Tobat. Sebuah Refleksi Teologis Sakramen Tobat Sebuah Refleksi Teologis 1. Pendahuluan Konsili Vatikan Kedua menyerukan revisi ritual dan formula Tobat agar menjadi lebih jelas mengungkapkan sifat dan efek dari sakramen tersebut (SC

Lebih terperinci

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri 1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Adven I

Th A Hari Minggu Adven I 1 Th A Hari Minggu Adven Antifon Pembuka Mzm. 25 : 1-3 Pengantar Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku; Allahku, kepada-mu aku percaya. Jangan kiranya aku mendapat malu. Janganlah musuh-musuhku beriang-ria

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 : 1 Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 40 : 1-5. 9-11 Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Beginilah

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

TAHUN B - Hari Minggu Paskah VI 10 Mei 2015 LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis 10: )

TAHUN B - Hari Minggu Paskah VI 10 Mei 2015 LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis 10: ) TAHN B - Hari Minggu Paskah V 10 Mei 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Kis 10:25-26. 34-35. 44-48) Karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul Sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Yos. 24 : 1 2a. 15-17. 18b) Kami akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita. Bacaan diambil dari Kitab Yosua:

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Yos. 24 : 1 2a. 15-17. 18b) Kami akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita. Bacaan diambil dari Kitab Yosua: Tahun B Minggu Biasa XX - 23 Agustus 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Yos. 24 : 1 2a. 15-17. 18b) Kami akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita. Bacaan diambil dari Kitab Yosua: Menjelang wafatnya,

Lebih terperinci

Editorial Merawat Iman

Editorial Merawat Iman Editorial Merawat Iman... kita percaya bahwa Allahlah Sang Penabur, yang menaburkan benih Injil dalam kehidupan kita. Melalui karya katekese, kita semua dipanggil untuk bersama Allah menumbuhkan dan memelihara

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1 A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritual yang masih terpelihara dalam tradisi gereja hingga saat ini. Sebuah ritual jamuan makan roti

Lebih terperinci

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA 1. PENGANTAR Keluarga Kristiani dipanggil untuk menjadi rasul kehidupan Setiap pasangan suami-istri dipanggil oleh Tuhan untuk bertumbuh dan berkembang dalam

Lebih terperinci

*MAKNA PERJAMUAN KUDUS. Pdm. Freddy Siagian,

*MAKNA PERJAMUAN KUDUS. Pdm. Freddy Siagian, *MAKNA PERJAMUAN KUDUS Pdm. Freddy Siagian, *AYAT FIRMAN TUHAN *1 Korintus 11 : 24-26 Dan sesudah itu IA mengucap syukur atasnya; IA memecahmecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-ku, yang diserahkan bagi

Lebih terperinci

Liturgi Anak yang Hidup

Liturgi Anak yang Hidup Liturgi Anak yang Hidup 50 Tahun Sacrosanctum Concilium Makasar, 16 Oktober 2013 RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Gereja yang Peduli kepada Anak Sejarah Gereja menunjukkan anak kerap menjadi subyek maupun obyek

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan adalah bahwa Gereja hadir sebagai tanda sekaligus sarana yang mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan adalah bahwa Gereja hadir sebagai tanda sekaligus sarana yang mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Konsili Vatikan II 1, Gereja mulai melihat adanya kemungkinan keselamatan dalam agama lain. Keselamatan ini tidak hanya merupakan kekecualian yang jarang terjadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : 1662-1965 SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN BAB I : ASAS-ASAS UMUM UNTUK MEMBAHARUI DAN MENGEMBANGKAN LITURGI

Lebih terperinci

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang 5 Bab Empat Penutup Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang merupakan uraian singkat dari bab pendahuluan dan ketiga bab di atas, guna membuktikan kebenaran hipotesis penelitian dan hal-hal

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL Sinode Gereja Kristen Immanuel BANDUNG 2017 DAFTAR ISI Halaman I. 1 PEMBUKAAN Pembukaan...

Lebih terperinci

Thn A Hari Minggu Biasa III - 22 Januari 2017

Thn A Hari Minggu Biasa III - 22 Januari 2017 1 Thn A Hari Minggu Biasa - 22 Januari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 96 : 1, 6 Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi. Keagungan dan semarak ada di hadapan-nya, kekuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 1. Lagu Pembukaan: HAI, ANGKATLAH KEPALAMU (PS 445 / MB 326) http://www.lagumisa.web.id/lagu.php?&f=ps-445 Pengantar Seruan Tobat Saudara-saudari, marilah mengakui

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II

INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Agama Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuskupan Surabaya. Menurut pernyataannya, jaman sekarang umat di

BAB I PENDAHULUAN. Keuskupan Surabaya. Menurut pernyataannya, jaman sekarang umat di BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu keprihatinan gereja pada jaman sekarang ini adalah pragmatisme. 1 Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono 2 pun juga beberapa kali menyatakan keprihatinan ini.

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya. Karena itu organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya

Lebih terperinci

001 Prolog (1-25) umumnya diberikan secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan kehidupan Kristen".

001 Prolog (1-25) umumnya diberikan secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan kehidupan Kristen. 001 I. KEHIDUPAN MANUSIA MENGENAL DAN MENCINTAI ALLAH 1 Allah dalam Dirinya sendiri sempurna dan bahagia tanpa batas. Berdasarkan keputusan-nya yang dibuat karena kebaikan semata-mata, Ia telah menciptakan

Lebih terperinci

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 Satu jemaat diorganisasi oleh seorang pendeta yang diurapi atas rekomendasi komite eksekutif konferens.

Lebih terperinci

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER 2 Pelajaran 12. Sakramen Bapis 1) Ada 7 sakramen yang diakui oleh Gereja, yaitu: a) Sakramen Bapis b) Sakramen Ekarisi c) Sakramen Krisma d) Sakramen

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Kerangka Teori. Gereja, dalam ekklesiologi, dipahami sebagai kumpulan orang percaya yang dipanggil untuk berpartisipasi dalam perutusan Kristus yaitu memberitakan

Lebih terperinci

Bagian Pertama: Mengenal Mgr. Ignatius Suharyo Lebih Dekat

Bagian Pertama: Mengenal Mgr. Ignatius Suharyo Lebih Dekat Pendahuluan... Daftar lsi........................ 3 9 Bagian Pertama: Mengenal Mgr. Ignatius Suharyo Lebih Dekat 1. Dari Penggembala Bebek Menjadi Penggembala Umat... 15 2. Jejak Perjalanan Panggilan Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pada umumnya dipahami bahwa warga gereja terdiri dari dua golongan, yaitu mereka yang dipanggil penuh waktu untuk melayani atau pejabat gereja dan anggota jemaat biasa.

Lebih terperinci