BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah"

Yandi Sudjarwadi
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB IV PENUTUP Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah melalui bukti-bukti dari beberapa blue print, pidato dan peryataan-peryataan maupun penjelasan-penjelasan maka Penulis mencoba menyimpulkan dengan menjawab secara singkat rumusan masalah dalam penelitian ini. Perubahan rezim kekuasaan Libya terjadi karena adanya hasil kerjasama dan kesepakatan antara pihak internal Libya (NTC) dan Barat, yaitu dengan cara menggulingkan kekuasaan otoriter Qaddafi. Selain itu, kekuasaan otoriter Qaddafi juga terlalu kuat bagi kalangan oposisi Libya sehingga tidak mungkin bagi NTC untuk dapat menggulingkan kekuasaan Qaddafi sendirian tanpa bantuan dari pihak-pihak eksternal Libya. Qaddafi juga adalah seseorang yang unpredictable dan susah diatur oleh Barat sehingga sangat menyulitkan posisi Barat untuk bisa mengontrol Libya dalam percaturan politik internasional selama pemerintahan Libya masih dalam kekuasaan Qaddafi. Dengan adanya konflik Libya yang diawali dan disengaja oleh faktor konflik dari internal Libya terlebih dahulu, telah memberikan peluang yang sangat besar dan telah ditunggu-tunggu sekian lama sehingga sangat tepat situasinya bagi Barat untuk dapat ikut campur dalam konflik perang sipil Libya tersebut. Kemudian keinginan Barat agar bisa dapat lebih menguasai atau mendominasi kekayaan minyak atas Libya juga merupakan salah satu tujuan 85

2 utama yang terselubung dalam keterlibatan Barat atas konflik Libya. Jika Libya tidak mempunyai sumber kekayaan minyak yang melimpah ruah dan sangat dibutuhkan oleh Barat untuk kepentingan industri-industri perekonomian dan teknologi mereka, sudah pasti Barat tidak akan mau terlibat lebih dalam atas konflik yang terjadi pada Libya. Sebagai pembuktiannya Penulis menemukan bukti kuat dari blue print kontrak minyak rahasia antara NTC dan Perancis dalam keterlibatan kerjasama mereka dalam bentuk kontrak timbal balik bantuan militer dalam perang sipil Libya. Akibat dari hal tersebut diatas menyebabkan terjadinya sindrom ketergantungan bagi Libya terhadap Barat sampai sekarang ini. Meskipun alasan invasi NATO dalam mengintervensi Libya dengan dalih intervensi demi melindungi kemanusiaan dan dikarenakan situasi konflik Libya dalam kekuasaan Qaddafi bisa mengganggu perdamaian dan keamanan dunia, tetapi berdasarkan bukti bukti dari blue print yang telah diungkapkan oleh Penulis dalam analisis pada Bab III, tidak bisa dipungkiri lagi perubahan rezim kekuasaan yang terjadi pada Libya sangat didukung kuat oleh otoritas dan legitimasi DK PBB yang telah terpengaruh oleh kekuasaan Barat. Kekuasaan Barat yang didukung oleh para sekutunya dengan memapankan kebenaran mereka yang berlindung dalam naungan otorisasi dan legitimasi DK PBB berdasarkan Resolusi 1973 Bab VII Piagam PBB pasal 39, 41, dan 42 pada akhirnya telah memuluskan langkah NATO dalam mengintervensi Libya dengan penggunaan kekuatan militer untuk mencapai tujuan mereka. Otoritas dan legitimasi DK PBB tersebut telah dikendalikan oleh kekuasaan Barat untuk mencapai tujuan mereka. 86

3 Melihat kenyataan ini, setelah Penulis mengamati dan menganalisis faktafakta tersebut, Penulis berpendapat berdasarkan perspektif poskolonial bahwa Barat mempunyai sindrom kekuasaan kompleks. NATO dalam naungan otoritas dan legitimasi DK PBB menunjukkan sindrom kekuasaan kompleks yang menegaskan Barat sebagai pihak yang berdaulat dan didaulatkan kebenarannya. Operation Unified Protector adalah sebagai bukti yang kuat dari bentuk nyata bahwa Barat mempunyai sindrom kekuasaan kompleks (authority complex). Fakta lain yang terjadi dalam kaitan hal tersebut diatas justru karena kedatangan Barat memang sengaja diundang oleh Libya / NTC yang menginginkan perubahan rezim kekuasaan Libya tersebut. Akibatnya hal ini menciptakan sindrom ketergantungan bagi Libya sampai sekarang sehingga pada akhirnya membentuk hubungan kekuasaan yang timpang. Hal ini bisa dilihat dari kenyataan yang terjadi dalam pemerintahan Libya yang baru sekarang ini karena kebanyakan semua transaksi-transaksi birokrat baik secara ekonomi maupun politik masih dalam pengaruh atau dominasi kekuasaan dari Barat. Hubungan kekuasaan mereka ini telah menunjukkan hubungan yang sudah tidak sederajat lagi diantara mereka, karena kontrol atas kekuasaan Libya atau pihak-pihak internal pemerintahan Libya yang baru sekarang ini masih dalam kontrol atau kendali dari kekuasaan Barat /NATO. Libya telah kehilangan bentuk kekuasaannya karena pengaruh kekuasaan Barat yang mengendalikan kekuasaan NTC / pemerintahan Libya yang baru sekarang ini. Secara empiris, bukti-bukti dari blue print dan peryataan-peryataan yang telah dianalisis dalam penelitian tesis ini dalam perspektif poskolonial 87

4 membuktikan adanya kesepakatan dan kerjasama yang terselubung antara NTC dan Barat / NATO dalam melakukan perubahan rezim Libya dan telah melibatkan great power politics dalam intervensi NATO terhadap Libya. Keputusan DK PBB dalam menjatuhkan sanksi terhadap Libya melalui Resolusi 1970 dan diteruskan dengan Resolusi 1973 Bab VII Piagam PBB Pasal 39, 41 dan 42 dengan penggunaan kekuatan militer telah dipengaruhi oleh kekuasaan Barat dengan mendaulatkan kebenaran mereka terlebih dahulu. Otoritas dan legitimasi yang telah diberikan kepada NATO untuk mengintervensi Libya mutlak dalam kendali pengaruh kekuasaan Barat untuk mencapai tujuan mereka. Penelitian tesis ini secara teoritis, sehubungan untuk pengembangan pemikiran perspektif poskolonial berdasarkan analisis yang ada dalam Bab III dalam tesis ini, Penulis berpendapat bahwa dalam perpektif poskolonial mencari kemapanan untuk membuktikan kebenaran akan nilai-nilai itu sendiri dengan mengelompokan orang tentang baik buruknya. Kemapaman dalam perspektif poskolonial sangat penting sekali untuk bisa mengontrol kekuasaan itu sendiri. Siapa yang mengagendakannya dan bagaimana untuk mengontrol agendanya tersebut. Berdasarkan pemaparan-pemaparan tersebut diatas, Analisis intervensi NATO terhadap Libya dengan menggunakan perspektif poskolonial telah menunjukkan bukti-bukti yang nyata sebagai hasil dari penelitian tesis ini karena terbukti mampu membedah dan menarik benang merah dalam sebuah fenomena konflik kekuasaan yang kontroversial serta dapat ditertanggung jawabkan secara akademis. Melihat bukti dari hasil jawaban analisis yang ada dalam penelitian 88

5 tesis ini, Penulis berharap perspektif poskolonial bisa dipakai sebagai acuan sehingga dapat dikembangkan sebagai teori maupun perspektif untuk penelitianpenelian akademis selanjutnya. Sebagai penutup dalam analisis penelitian tesis ini, untuk bisa membedah fenomena intervensi NATO terhadap Libya secara mendalam, masih dibutuhkan tentang kajian-kajian pemikiran yang lebih lengkap dan mendalam lagi karena penelitian tesis ini masih sangat perlu disempurnakan lagi.terutama dengan menelisik dan menjangkau jauh lebih dalam lagi tentang dominasi kekuasaan Barat dan cara-cara Barat yang digunakan dalam back up otorisasi dan legitimasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa secara lebih terperinci dalam penelitian tesis ini. 89

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat